Anda di halaman 1dari 9

BESTERKUNDE : Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan p-ISSN: 2807 – 8950

Januari 2022

Implementasi Kebijakan Pemerintah Dalam Pengelolaan Sampah


Terhadap Dampak Kehidupan Sosial Masyarakat Kota Ambon (Studi Kasus
Pasar Mardika)
Moh. Daud Marasabessy*, Idris Rumodar

Universitas Darussalam Ambon, Ambon, Indonesia1,2

e-mail : aufarmarsy001@gmail.com,* idrisrumodar646@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi kebijakan pemerintah dalam pengelolaan
sampah terhadap dampak terhadap kehidupan sosial masyarakat kota Ambon. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah: 1). Wawancara mendalam 2). Observasi dan 3) Dokumentasi. Data yang
terkumpul diolah dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif, data diperoleh melalui instrumen
yang digunakan agar mudah dibaca dan dipahami. Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat
disimpulkan bahwa yang terindikasi belum optimal adalah aspek Sumberdaya yaitu sarana penunjang
yaitu kendaraan pengangkut sampah yang masih kurang memadai jika dibandingkan dengan besarnya
volume sampah yang dihasilkan setiap hari. Implementasi kebijakan pengelolaan sampah di Pasar
Mardika dilihat Dari efektivitas pelaksanaan sudah baik, namun kurang efisien karena dari segi waktu
penyelesaian masih belum sesuai harapan

Kata Kunci: Kebijakan, Pengelolaan Sampah, Dampak Sosial

Page| 16
BESTERKUNDE : Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan p-ISSN: 2807 – 8950
Januari 2022

PENDAHULUAN pembiayaan yang ditanggung oleh Pemerintah


Daerah dan masyarakat; dan e. rencana
Implementasi kebijakan dalam hal pengembangan dan pemanfaatan teknologi yang
pengelolaan sampah merupakan hal yan ramah lingkungan dalam memenuhi kebutuhan
penting untuk diperhatikan jika memang mengguna ulang, mendaur ulang, dan penanganan
kita tidak ingin wilayah kita menjadi lautan akhir sampah dan pasal 8. (1) Pengelolaan Sampah
sampah. Berbagai upaya pun dilakukan dalam peraturan daerah ini meliputi: a. pengurangan
pemerintah, seperti mencanangkan program sampah; dan b.penanganan sampah. (2) Pengelolaan
3R yakni Reduce, Reuse dan Recycle sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi
perwujudan program ini bergantung pada tanggung jawab bersama antara Pemerintah Daerah,
partisipasi masyarakat. Salah satu metode pelaku usaha dan masyarakat. Banyaknya sampah
yang digunakan untuk mengatasi masalah yang ada di Teluk Ambon karena warga dan para
sampah yakni mensosialisasikan pedagang di Pasar Mardika dan Batu Merah kerap
pengelompokan sampah, Namun entah membuang sampah ke laut khususnya para pedagang
kenapa cara ini tidak pernah berhasil di ini belum sadar. Mereka masih membuang sampah ke
indonesia. Kurangnya kesadaran dan laut meski sosialisasi terus dilakukan. Sampah-
partisipasi masyarakat dirasakan menjadi sampah yang dipungut para petugas kebersihan itu
persoalan utama. Masyarakat masih kemudian dibawa ke tempat pembuangan akhir di
menyepelekan masalah sampah ini terbukti kawasan Passo, Kecamatan Baguala. Banyaknya
dengan masih banyaknya orang yang sampah di Teluk Ambon membuat petugas
membuang sampah sembarangan. Akibatnya kebersihan kerap kewalahan.
lingkungan menjadi tercemar. Dalam
kehidupan masyarakat Kota Ambon, Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk
masalah sampah telah berada pada titik mengetahui dan menganalisis implementasi
krusial. Hampir semua sudut Kota Ambon kebijakan dalam hal pengelolaan sampah sehingga
dipenuhi oleh sampah sehingga dapat sampah di Pasar Mardika Desa Batu merah masih
dikatakan sampah telah menjadi kompetitor terlihat mengganggu aktifitas sosial masyarakat Kota
utama masyarakat dalam menempati ruang Ambon.
kota ini. Ditambah masalah lingkungan KAJIAN PUSTAKA
lainnya, dapat terjadi komplikasi masalah Kebijakan
lingkungan di Kota Ambon yang akan Kebijakan merupakan terjemahan dari kata policy
mengancam kehidupan di kota ini pada yang berasal dari bahasa Inggris. Kata policy
waktu mendatang. Ironisnya, di tengah diartikan sebagai sebuah rencana kegiatan atau
gencarnya upaya Pemerintah Kota Ambon pernyataan mengenai tujuan-tujuan, yang diajukan
dalam menanggulangi masalah sampah, atau diadopsi oleh suatu pemerintahan, partai politik,
frekuensinya justru semakin meningkat. dan lain-lain. Kebijakan juga diartikan sebagai
Perda no 11. Tahun 2015 Pasal 7. Yang pernyataan-pernyataan mengenai kontrak penjaminan
menjelaskan bahwa, (1) Pemerintah daerah atau pernyataan tertulis. Pengertian ini mengandung
menyusun rencana strategis dan rencana arti bahwa yang disebut kebijakan adalah mengenai
kerja tahunan yang memuat: a. rencana suatu rencana, pernyataan tujuan, kontrak penjaminan
pengurangan sampah; dan b. rencana dan pernyataan tertulis baik yang dikeluarkan oleh
Penanganan sampah. (2) Rencana pemerintah, partai politik, dan lain-lain. Dengan
pengurangan dan penanganan sampah demikian siapapun dapat terkait dalam suatu
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling kebijakan.
kurang memuat: a. target pengurangan Analisis kebijakan merupakan penelitian sosial
sampah; b.target penyediaan sarana dan terapan yang secara sistematis disusun dalam rangka
prasarana pengurangan dan penanganan mengetahui substansi dari kebijakan agar dapat
sampah mulai dari sumber sampah sampai diketahui secara jelas informasi mengenai masalah-
dengan TPA; c. pola pengembangan masalah yang dijawab oleh kebijakan dan masalah-
kerjasama daerah, kemitraan, dan partisipasi masalah yang mungkin timbul sebagai akibat dari
masyarakat; d.kebutuhan penyediaan penerapan kebijakan (George C. Edward III,

Page| 17
BESTERKUNDE : Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan p-ISSN: 2807 – 8950
Januari 2022

2011:96-110). Ruang lingkup dan metode perencanaan sudah dianggap sempurna. Secara
analisis kebijakan umumnya bersifat umum istilah implementasi dalam Kamus Besar
deskriptif dan faktual mengenai sebab-sebab Bahasa Indonesia memiliki arti pelaksanaan atau
dan akibat-akibat suatu kebijakan. Penelitian penerapan. Studi implementasi merupakan suatu
kebijakan sedapat mungkin melihat berbagai kajian mengenai studi kebijakan yang mengarah pada
aspek dari kebijakan agar dapat proses pelaksanaan dari suatu kebijakan. Dalam
menghasilkan informasi yang lengkap. praktiknya implementasi kebijakan merupakan suatu
Informasi mengenai masalah-masalah yang proses yang begitu kompleks bahkan tidak jarang
dijawab oleh kebijakan serta masalah- bermuatan politis dengan adanya intervensi berbagai
masalah yang ditimbulkan dari penerapan kepentingan.
kebijakan menjadi fokus dari analisis Menurut Nurdin Usman mengemukakan
kebijakan. “implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi,
Anderson, James E, (2003), tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem.
memberikan pengertian kebijakan sebagai Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi
serangkaian tindakan yang mempunyai kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan
tujuan tertentu yang diikuti dan kegiatan”(Usman. 2002:70). Pengertian implementasi
dilaksanakan oleh seorang pelaku atau yang dikemukan diatas, dapat dikatakan bahwa
sekelompok pelaku guna memecahkan suatu implementasi adalah bukan sekedar aktivitas,
masalah tertentu. Pengertian ini memberikan tetapi suatu kegiatan yang terencanadan dilakukan
pemahaman bahwa kebijakan dapat berasal secara bersungguh–sungguh berdasarkan acuan
dari seorang pelaku atau sekelompok pelaku norma tertentu untukmencapai tujuan kegiatan.
yang berisi serangkaian tindakan yang Oleh karena itu implementasi tidak berdiri sendiri
mempunyai tujuan tertentu. Kebijakan ini tetapi dipengaruhi oleh objek berikutnya. Menurut
diikuti dan dilaksanakan oleh seorang Guntur Setiawan, Implementasi adalah perluasan
pelaku atau sekelompok pelaku dalam aktivitas yang salingmenyesuaikan proses interaksi
rangka memecahkan suatu masalah tertentu. antara tujuan dan tidakan untuk mencapainya
Pengertian lain mengenai kebijakan serta memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang
dikemukakan oleh M. Irfan Islamy. Ia efektif. (Setiawan. 2004:34).
memberikan pengertian kebijakan sebagai
serangkaian tindakan yang ditetapkan dan
dilaksanakan atau tidak dilaksanakan oleh
pemerintah yang mempunyai tujuan atau
berorientasi pada tujuan tertentu demi
kepentingan seluruh masyarakat. Kebijakan
yang dikemukakan oleh Irfan Islamy ini
mencakup tindakan-tindakan yang
ditetapkan pemerintah. Kebijakan ini tidak
cukup hanya ditetapkan tetapi dilaksanakan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Implementasi
dalam bentuk nyata. Kebijakan yang Kebijakan
ditetapkan oleh pemerintah tersebut juga Keberhasilan suatu implementasi kebijakan juga
harus dilandasi dengan maksud dan tujuan dapat dilihat dari faktor yang mempengaruhinya.
tertentu. Terakhir, pengertian Irfan Islamy Menurut Merile S. Grindle faktor-faktor yang
meniscayakan adanya kepentingan bagi mempengaruhi implementasi kebijakan dapat
seluruh masyarakat yang harus dipenuhi dipengaruhi oleh dua variabel besar, yakni isi
oleh suatu kebijakan dari pemerintah. kebijakan (content of policy) dan lingkungan
implementasi (context of implementation). Variabel
Implementasi Kebijakan isi kebijakan ini mencangkup diantaranya, pertama,
Implementasi adalah suatu tindakan atau sejauh mana kepentingan kelompok sasaran termuat
pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah dalam isi kebijakan, kedua, jenis manfaat yang
disusun secara matang dan terperinci. diterima oleh target group, ketiga, sejauh mana
Implementasi biasanya dilakukan setelah perubahan yang diinginkan dari sebuah kebijakan,
Page| 18
BESTERKUNDE : Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan p-ISSN: 2807 – 8950
Januari 2022

dan yang keempat, apakah letak sebuah Adapun sumber pengumpulan data yang di
program sudah tepat. Sementara, Variabel gunakan dalam penelitian ini terdiri atas: data primer
lingkungan kebijakan diantaranya yaitu, yaitu sumber data yang langsung di dapatkan atau
seberapa besar kekuasaan, kepentingan, dan diperoleh dari responden atau sumber data tersebut
strategi yang dimiliki oleh para aktor yang pada lokasi penelitian dan Data sekunder yaitu data
terlibat dalam implementasi kebijakan, yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan
karakteristik institusi dan rejim yang sedang mengumpulkan. Data sekunder dapat kita peroleh
berkuasa dan tingkat kepatuhan dan lebih mudah dan cepat karena sudah tersedia,
responsivitas kelompok sasaran. Untuk misalnya kepustakaan internet, serta Untuk
mengakaji lebih jauh tentang Implementasi memperoleh data pada lokasi penelitian maka teknik
Kebijakan, maka saya lebih menggunakan pengumpulan yang digunakan adalah Observasi,
model implementasi kebijakan yang Observasi adalah cara pengumpulan data yang di
dikemukakan oleh George C. Edward III. lakukan melalui pengamatan secara langsung di
Karena ada beberapa faktor penting dalam lapangan di mana suatu keadaan,atau situasibenar-
teori Edwar ini yang sangat menjelaskan benar terjadi dan wawancara, Wawancara di lakukan
secara detail tentang faktor-faktor yang secara bebas oleh peneliti di lapangan terhadap objek
sangat mempengaruhi suatu proses serta Dokumentasi, yakni sebuah cara yang di
implementasi kebijakan. Terdapat banyak lakukan untuk menyediakan dokumen-dokumen
model yang dipakai untuk menganalisis dengan menggunakan bukti yang akurat dari
sebuah implementasi kebijakan. namun pengambilan sumber-sumber informasi, Data yang
yang saya katakan, saya lebih dikumpulkan diolah menggunakan analisis deskriptif
menggunakan Model Implementasi yang kualitatif, data-data yang diperoleh melalui instrumen
dikemukan oleh George C. Edward III (Leo yang digunakan sehingga mudah dibaca dan
Agustino, 2012:149). Edward melihat dipahami.
implementasi kebijakan sebagai suatu
proses yang dinamis, dimana terdapat HASIL DAN PEMBAHASAN
banyak faktor yang saling berinteraksi a. Letak Pasar Mardika
dan mempengaruhi implementasi Pasar Mardika ini sudah sejak dulu menjadi
kebijakan. bagian penting aktifitas ekonomi Kota Ambon dan
memberikan ruang bagi segenap warga Ambon untuk
melakukan perdagangan. Pasar Mardika adalah salah
METODE PENELITIAN satu pasar yang cukup tua di Kota Ambon, Pasar
Penelitian ini dilakukan dengan Mardika adalah tempat terlengkap bagi warga Ambon
menggunakan metode analisis deskripsi dan sekitarnya untuk melalukan proses transaksi
kualitatif. Metode deskripsi kualitatif adalah antara penjual dan pembeli. Pasar mardika juga
suatu usaha untuk mengumpulkan dan disebut sebagai salah satu pasar tradisional yang ada
penyusunan suatu data, kemudian di di Maluku dan juga sebagai pasar favorit bagi orang
usahakan adanya analisis dan penafsiran Maluku pada umumnya dan warga masyarakat Kota
data (J. Lexy Moleong 2013). Penelitian ini Ambon Pada Khusunya. Pasar ini sudah sejak dulu
dilakukan di Pasar Mardika Desa Batu menjadi bagian penting aktifitas ekonomi Kota
Merah Kecamatan Sirimau dikarenakan Ambon dan memberikan ruang bagi segenap warga
pengamatan peneliti mengenai masalah Ambon untuk melakukan perdagangan. Walaupun
sampah di Pasar Mardika yang terlihat pasar Mardika adalah pasar yang cukup tua di Kota
begitu banyak tumpukan yang membawa Ambon, namun Wilayah Pasar Mardika adalah
dampak baruk bagi lingkungan dan juga tak tempat terlengkap bagi warga Ambon untuk membeli
indah di pandang mata. Untuk memudahkan berbagai kebutuhan sehari-hari mulai dari bahan
peneliti menugumpulkan data, maka peneliti makanan hingga penunjang hidup seperti perkakas,
menggunakan informan kunci serta pakaian, bahkan jasa perbankan.
informan tambahan dengan mengambil Keberadaan Pasar Mardika tidak bisa dilepaskan
sampel dari beberapa populasi yang begitu saja dari kehidupan warga Ambon. Kondisi
dijadikan infoman dalam penelitian ini tradisional yang masih dipertahankan di pasar ini

Page| 19
BESTERKUNDE : Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan p-ISSN: 2807 – 8950
Januari 2022

justru menjadi kelebihan yang dimiliki membahas tentang implementasi kebijakan


tempat ini di tengah serbuan berbagai pusat pemerintah dalam hal pengelolaan sampah dan
perbelanjaan modern yang menjamur hampir dampaknya terhadap kehidupan sosial masyarakat
di banyak kota besar Indonesia. Bagi warga Kota Ambon. Penelitian ini dilakukan dengan
Ambon, Pasar Mardika seperti rumah nenek wawancara dan hasil observasi dilapangan secara
yang akan selalu membawa mereka kembali mendalam berdasarkan teori George Edward III.
sekalipun hal-hal yang berbau modern Teori George Edward III ini terdiri dari 4 faktor soal
tengah melanda generasi kekinian. Pasar Implementasi Kebijakan yaitu, Komunikasi, Sumber
Mardika terletak di bagian utara kota Daya, Disposisi dan Biokrasi atau Struktur.
Ambon, tepatnya dekat dengan berbagai
fasilitas kota seperti Pelabuhan, Alun-alun b. Komunikasi
dan kantor-kantor pemerintahan. Untuk Dalam implementasi kebijakan, diperlukan
lebih jelasnya lihat pada gambar di bawah peran yang sangat penting dari berbagai pihak yang
ini : terkait. Walaupun ada salah satu pihak yang menjadi
Peta Lokasi Pasar Mardika Kota tumpuan atau pelaksana utama, tapi tentu akan
Ambon membutuhkan pihak lain supaya tujuan yang telah
ditentukan bisa tercapai. Adanya pihak-pihak yang
saling membantu untuk mengimplementasikan
sebuah kebijakan tidaklah cukup apabila komunikasi
diantara pihak-pihak yang terlibat tidak maksimal.
Komunikasi harus terjalin dengan baik apabila suatu
kebijakan ingin terrealisasi dengan optimal. Aktivitas
yang dilakukan dalam mengimplementasikan suatu
kebijakan harus dilakukan secara bersama-sama agar
tingkat hambatan dan kesulitan saat proses
Kebijakan pengelolaan persampahan implementasi semakin kecil.
berdasarkan peraturan daerah No.11 Tahun Dalam hal ini, Dinas lingkungan Hidup dan
2015 tentang Pengelolaan Persampahan dan Persampahan Kota Ambon merupakan pelaksana
Perda No 5 Tahun 2013 tentang Retribusi utama untuk menerapkan kebijakan atau Peraturan
Persampahan atau Kebersihan merupakan Daerah tentang Pengelolaan sampah dengan baik.
kebijakan yang dibuat oleh pemerintah Tentunya Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan
daerah Kota Ambon dan berdasarkan harus menjalani hubungan komunikasi yang baik
peraturan Wali Kota Ambon. Guna dengan pihak-pihak yang ada.
menujang terwujudnya Kota Ambon sebagai Untuk mengetahui komunikasi yang baik antar
Ibu Kota Provinsi yang bersih, sehat, Dinas Ligkungan Hidup dan Persampahan dengan
nyaman, indah dan ramah lingkungan. pihak-pihak yang membantu dalam
Implementasi kebijakan merupakan suatu mengimplementasikan kebijakan pengelolan
proses yang dinamis, dimana pelaksana persampahan di Pasar Mardika, maka peneliti
melaksanakan aktivitas atau kegiatan, melakukan wawancara dengan bapak La Anto
sehingga pada akhirnya akan mendapatkan (masyarakat atau pedagang pasar mardika) yang
suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau mengatakan bahwa :
sasaran kebijakan itu sendiri. Bentuk ‘’kalau seingat beta, pemerintah dong pernah
kegiatan implementasi dari kebijakan yang lakukan komunikasi kepada masyarakat yang ada
pemerintah buat adalah tentang pelayanan dipasar mardika sini terkait Perda yang mengatur
persampahan yang diberikan pemerintah soal sampah dan dong himbaukan untuk masyarakat
kepada masyarakat, yang bertujuan untuk jang buang sampah sembarangan, dong sampaikan
melayani sampah yang dihasilkan komunikasi itu lewat cara sosialisasi dan dong
penduduknya, yang secara tidak langsung sebarkan beberapa selembaran kepada masyarakat
turut memelihara kesehatan masyarakat serta tentang larangan jangan membuang sampah
menciptakan suatu lingkungan yang bersih. sembarangan’’ . (wawancara, 10 Agustus 2021)
Pada penelitian ini, penulis akan Pernyataan ini diperkuat dengan pernyataan dari
Page| 20
BESTERKUNDE : Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan p-ISSN: 2807 – 8950
Januari 2022

bapak Andri (pegawai DLHP Kota Ambon) kebijakan tersebut tidak akan berjalan secara optimal.
yang mengatakan bahwa : Selain itu, sumber daya manusia juga harus memiliki
‘’katong dari dinas sudah pernah kompetensi dan kapabilitas untuk melaksanakan
melakukan komunikasi yang baik kepada suatu penerapan kebijakan secara maksimal.
masyarakat yang ada di pasar mardika soal Berikut hasil wawancara peneliti dengan Ibu
Perda yang mengatur tentang pengelolaan Dewi (pegawai DLHP Kota Ambon) mengenai
dan pendistribusian sampah dan juga jumlah sumber daya manusia dalam hal ini adalah
dikomunikasikan melalui beberapa media petugas pengangkut sampah di Kota Ambon sebagai
yang turut untuk membantu berikut :
menyebarluaskan Perda tentang sampah ‘’katong dari dinas Lingkungan Hidup dan
yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Persampahan Kota Ambon sudah melakukan
Ambon’’. pembagian tugas atau pembagian kerja untuk
Berdasarkan hasil wawancara diatas, kelompok pengangkut sampah, biasanya kalau satu
maka peneliti dapat mengambil kesimpulan kelompok itu terdiri dari 4-5 orang dan itu dilakukan
bahwa, soal komunikasi yang dilalukan oleh sesuai jadwal dan tugas masing-masing yang telah
Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan ditetapkan oleh dinas’’.
Kota Ambon kepada masyarakat dalam hal Pernyataan di atas, didukung pula oleh Bapak
mengimplementasikan kebijakan terkait Jon (petugas pengangkut sampah) mengatakan
Peraturan Daerah yang mengatur tentang sebagai berikut :
Pengelolaan Persampahan cukup baik, ‘’katong sudah diberikan tugas oleh dinas
karena tidak adanya berselisih pendapat untuk mengangkut sampah dan itu biasanya katong
antara Dinas Lingkungan Hidup dan terdiri dari 3-4 orang dalam satu oto pengangkut
Masyarakat yang ada di pasar mardika sampah dan katong hanya ditugaskan untuk
dalam hal penerapan kebijakan pengelolaan mengangkut sampah yang ada di pasar mardika’’.
dan pendistribusian sampah. Dari hasil wawancara diatas, penulis
menyimpulkan bahwa dalam hal penerapan kebijakan
c. Sumber Daya soal pengelolaan sampah dengan baik, jumlah sumber
Sumber daya merupakan hal yang daya manusia dalam hal pengangkut sampah sudah
sangat dibutuhkan dalam melaksanakan terpenuhi, karena adanya kerjasama yang baik antara
suatu tujuan yang telah ditetapkan. Sumber pegawai dan petugas pengangkut sampah.
daya berguna untuk menunjang
implementasi dari suatu kebijakan. Tanpa c.2 Finansial
adanya sumber daya yang memadai dan Finansial merupakan sumber daya yang tidak
cukup implementasi suatu kebijakan akan kala pentingnnya dengan manusia. Ketika sumber
terganggu dan akan menjadi sulit untuk daya manusia yang kompoten dan kapabelitas telah
dilaksanakan. Sumber daya yang ada pada tersedia sedangkan kuncuran dana melalui anggaran
pembuat dan pelaksanaan kebijakan tidak tersedia maka, memang menjadi persoalan
haruslah cukup dan memdai sesuai apa yang untuk merealisasikan apa yang hendak dituju oleh
tertera dalam peraturan. Selain itu, pihak kebijakan tersebut.
pembuat dan pelaksanaan kebijakan harus Berikut hasil wawancara peneliti dengan
menggunakan sumber daya yang secara pegawai Dinas Lingkungan Hidup dan
cermat dan sesuai dengan apa yang tertulis Permsampahan Kota Ambon, yaitu dengan bapak
dalam peraturan. Untuk lebih jelasnya akan Andri untuk memperdalam sumber daya finansial
dibahas mengenai sumber daya yang terbagi dari Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan Kota
menjadi tiga bagian, yaitu : Ambon soal pengelolaan dan pendistribusian
c.1. Manusia persampahan mengatakan sebagai berikut :
Manusia merupakan sumber daya ‘’kalau untuk petugas dan dana operasional
terpenting dalam menentukan suatu proses pengangkutan persampahan di lapangan, khususnya
implementasi. Apabila sumber daya manusia petugas yang punya tanggungjawab mengangkut
dalam hal mengelola suatu kebijakan masih sampah di pasar mardika dan beberapa pengangkut
kurang dalam jumlah, maka penerapan suatu sampah di titik yang lain sudah dianggarkan oleh
Page| 21
BESTERKUNDE : Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan p-ISSN: 2807 – 8950
Januari 2022

bidang keuangan DLHP Kota Ambon Selain itu waktu juga berbicara mengenai jam kerja
termasuk uang makan, minum dan bahan pegawai dan petugas serta masyarakat apakah sesuai
bakar’’ atau justru tidak sesuia dengan penerapan kebijakan
Namun pernyataan diatas tidak sesuai yang diterapkan.
dengan penerapan kebijakan pendistribusian Berikut hasil wawancara dengan bapak Tomi
dilapangan. Dalam hal ini didukung dengan (petugas pengangkut sampah) mengenai sumber
hasil wawancara peneliti dengan salah satu daya waktu setiap kali melakukan aktifitas
masyarakat/pedagang, yaitu dengan Ibu Tati pengangkutan sampah, menyatakan sebagai berikut :
yang mengatakan sebagai berikut : „‟katong biasanya angkut sampah itu mulai dari
‘’katong pedagang yang bajual di jam 05:00 sampai jam 09:00 Wit. dan nanti ada
pasar mardika ini, setiap hari katong bayar petugas lain yang punya tugas untuk angkut sampah
iuran perorang itu Rp. 1000,00 kepada mulai dari jam 09:00 sampai 14:00 Wit‟‟.
petugas pengangkut sampah dan kalau Namun peneliti juga melakukan wawancara
dikalikan satu bulan itu berarti perorang dengan bapak Jon yang juga salah satu petugas
atau pedagang itu sebesar Rp. 30.000,00 pengangkut sampah menyatakan bahwa :
dan dikalikan jumlah keseluruhan pedagang ‘’katong biasanya mengangkut sampah itu
yang bahkan sampai ratusan pedagang yang sesuai dengan jam kerja, namun yang menjadi
bajual di sini, kira-kira berapa besar pajak kendala dilapangan adalah masyarakat dong buang
atau iuran yang diterima oleh pemerintah sampah sembarangan atau tidak tepat jam
Kota Ambon ’’. pembuangan sampah sehingga membuat katong
kewalahan’’. (wawancara, 15 Agustus 2021).
Berdasarkan hasil wawancara diatas, Berdasarkan hasil wawancara diatas, maka
maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa peneliti mengambil kesimpulan bahwa waktu jam
sumber daya finansial yang kerja petugas pengangkut sampah sudah sesuai
dioperasionalkan oleh Dinas Lingkungan dengan jadwal yang telah ditetapkan, namun yang
Hidup dan Persampahan Kota Ambon menjadi kendala adalah kurangnya kesadaran dari
belumlah maksimal dalam hal pengelolaan masyarakat soal pembuangan sampah yang tidak
dan pendistribusian sampah di pasar tepat sasaran. Sehingga proses pengangkutan sampah
mardika. Faktanya, Pemerintah masih pun menjadi tumpang tindih. Hal yang sama kalau
memberikan beban kepada masyarakat kita perhatikan masyarakat atau pedagang yang ada di
untuk harus membayar iuran agar sampah pasar mardika memang pada umumnya mereka
setempat bisa dikelola oleh pemerintah. membuang sampah itu kadang-kadang tidak sesuai
Tentu hal ini sangat berpengaruh pada pada jamnya.
pelaksanaan implementasi kebijkan itu
sendiri. Inilah yang semestinya diperhatikan e. Disposisi atau Sikap
oleh pemerintah Kota Ambon, dalam hal ini Didalam mengelola suatu kebijakan tentu
Bidang Lingkungan Hidup dan masalah persoalan sikap sangat berpengaruh penting
Persampahan. dalam menentukan hasil suatu kebijkan itu dapat
terlealisasikan. Disposisi terdiri dari dua dimensi
d. Waktu yaitu dimensi pengangkatan birokrasi (staffing the
Waktu merupakan sumber daya waktu bureaucracy) yaitu pengangkatan birokrasi
terakhir yang sama pentingnya dengan menjelaskan tentang pengangkatan dan pemilihan
sumber daya yang sebelumnya. Waktu akan pegawai pelaksana kebijakan yang terdiri dari orang
mempengaruhi tingkat kesulitan orang yang memiliki dedikasi pada kebijakan yang
pelaksanaan kebijakan untuk melaksanakan telah ditetapkan dan insentif merupakan teknik yang
kebijaan tersebut secara maksimal. Saat digunakan untuk mengatasi permasalahan terhadap
sumber daya manusia giat bekerja dan sikap para pelaksana kebijakan yang dilakukan
kucuran dana berjalan baik, tetapi terbentur dengan memberikan penghargaan baik berupa uang
dengan persoalan waktu yang ketat, maka atau hal lain.
hal ini dapat menjadi penyebab ketidak Sesuia dengan hasil peneliti pada saat proses
berhasilannya implementasi kebijakan. wawancara dengan salah satu informan yaitu, dengan
Page| 22
BESTERKUNDE : Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan p-ISSN: 2807 – 8950
Januari 2022

bapak Dewi (Pegawai DLHP), menyatakan penting yang harus diperhatikan yaitu adanya
bahwa : standard operating procedures (SOP) yang menjadi
„’kalau persoalan pengelolaan pedoman bagi setiap implementator untuk bertindak.
persampahan merupakan kebijakan yang Selain itu, pada struktur birokrasi terdapat dimensi
dijadikan prioritas utama pemerintah fragmentation yang merupakan organisasi pelaksana
daerah, hanya saja dalam pelaksanaannya yang telah terpecah pecah menjadi distorsi dalam
sikap komitmen terhadap keberhasilan suatu pelaksanaan kebijakan.
pelaksana tidak semua memiliki komitmen Olehnya itu, struktur birokrasi sudah jelas
yang tinggi, untuk menunjang keberhasilan menunjukkan bahwa tugas dan tanggungjawab yang
pelaksanaan kebijakan ini harus ada telah diberikan sudah tertata dengan baik dan jelas.
kerjasama antara semua pihak, baik dari Dan dari hubungan seperti ini, saya menyimpulkan
dinas maupun dengan petugas pengelolaan bahwa Untuk standar operasional prosedur
sampah dan pengangkut sampah yang ada’’. dilapangan telah tersedia dan dipahami oleh petugas
Pernyataan diatas, dapat pula didukung pelaksana pengangkut sampah dan SOP telah
dengan pernyataan bapak Andri yang juga dijalankan oleh pegawai dan petugas pengangkut
merupakan pegawai Dinas Lingkungan sampah.
Hidup dan Persampahan Kota Ambon,
mengatakan bahwa :
‘’semua komponen baik pimpinan
pegawai/tenaga kerja mendukung
sepenuhnya terhadap implemantasi
kebijakan pengelolaan persampahan.
Namun, pada saat dilapangan kurangnya
kesadaran atau sikap yang baik dari setiap
pihak yang terlibat didalam menjalankan
kebijakan ini’’.
Berdasarkan hasil wawancara diatas,
maka peneliti dapat mengambil ksimpulan
bahwa, untuk keinginan merealisasikan
suatu kebijkan tentang pengelolaan sampah
semua pihak ingin mendukung. Namun pada
saat kebijakan itu diterapkan dilapangan Gambar 3. Alur TPA Sampah yang ada di Pasar
ternyata masih kurang kesadaran atau sikap Mardika Kota Ambon
yang baik dari semua pihak yang terlibat
dalam persoalan pengelolaan dan KESIMPULAN
pendistribusian persampahan. Sesuai dengan permasalahan penelitian yang
dilihat dari fokus penelitian
f. Struktur Birokrasi yaitu : 1) Proses implementasi kebijakan yang dilihat
Pada prinsipnya struktur birokrasi dari aspek komunikasi, sumber daya, disposisi, dan
adalah suatu organisasi yang bersifat struktur birokrasi. 2) Implementasi kebijakan
hierrarkhis yang ditetapkan secara rasional pengelolaan persampahann di Pasar Mardika Kota
untuk mengkoordinir pekerjaan orang-orang Ambon yang dilihat dari segi efektivitas dan efisiensi
untuk kepentingan pelaksanaan tugas-tugas pelaksanaannya. oleh sebab itu, dapat ditarik
yang telah ditetapkan. Didalam kesimpulan adalah sebagai berikut :
merealisasikan suatu bentuk implementasi 1) Proses implementasi kebijakan pengelolaan
kebijakan tentu diperlukan suatu kordinasi persampahan di Pasar Mardika dilihat dari empat
dan hubungan yang baik antara pihak-pihak aspek : komunikasi (antara penyelenggara
yang telah diberikan tugas dan kebijakan dengan kelompok sasaran), Sumber
tanggungjawab. Daya (ketersediaan dan ketercukupan SDM dan
Pada umumnya tiap-tiap organisasi Sumber Daya Finansial), Disposisi (kesediaan
atau lembaga pemerintahan, terdapat aspek dan komitmen pelaksana kebijakan), Struktur
Page| 23
BESTERKUNDE : Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan p-ISSN: 2807 – 8950
Januari 2022

Birokrasi (mekanisme dan struktur Madani 2021.


organisasi pelaksana/pembagian tugas Anderson, James E, 2003, Public Policy Making:
dan tanggung jawab). Dari empat aspek An Introduction Fifth Edition, Boston:
tersebut yang terindikasi belum optimal Houghton Mifflin Company
adalah aspek Sumber Daya yaitu Dodik Ridho Nurrohmat, Dudung Darusman, Meti
fasilitas pendukung yakni kendaraan Ekayani. Kebijakan Pembangunan Kehutanan
pengangkut sampah, yang dirasakan dan Lingkungan (Teori dan Implementasi).
masih kurang memadai jika IPB Press 2016/2017.
dibandingkan dengan banyaknya Dr. Riani Nugroho. 2018. Kebijakan Publik :
volume sampah yang dihasilkan setiap Implementasi dan Pengendalian Kebijakan.
harinya. PT Elix Media Komputindo, Jakarta 2018.
2) Implementasi kebijakan pengelolaan George III Edward 1980, Implemetig Publik Policy,
persampahan di Pasar Mardika yang Islamy, M. Irfan. 2000.Prinsip-prinsip Perumusan
dilihat dari keefektifan pelaksanaanya Kebijakan Negara.Jakarta. Sinar Grafika
sudah baik, namun belum cukup efisien Moleong, Lexy J. 2013. Metode Penelitian
karena dari segi waktu penyelesaiannya Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung : PT.
masih tidak sesuai dengan yang Remaja Rosdakarya.
diharapkan. Peraturan Daerah (Perda) Kota Ambon, Nomor 11
Tahun 2015, Tentang Pengelolaan Sampah.
Saran
Peraturan Daerah (Perda) Kota Ambon, Nomor 5
Berdasarkan hasil kesimpulan
Tahun 2013, Tentang Retribusi Pelayanan
diatas, ada beberapa saran yang perlu
Persampahan/Kebersihan.
dikemukakan dan direkomendasikan kepada
pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan Undang-undang Republik Indonesia No. 18 tahun
kebijakan pengelolaan persampahan, yaitu 2018 Tentang Pengelolaan Sampah. Jakarta.
sebagai berikut : Usman & Nurdin. (2002). Konteks Implementasi
1) Untuk meningkatkan keberhasilan Berbasis Kurikulum. Jakarta : PT. Raja
implementasi kebijakan pengelolaan Grafindo Persa
persampahan, maka Dinas Lingkungan Setiawan, Guntur. (2004). Implementasi Dalam
Hidup dan Persampahan Kota Ambon Birokrasi Pembangunan. Bandung:Remaja
melakukan pengusulan anggaran untuk Rosdakarya Offse
penambahan fasilitas pendukung berupa Wardhana, Wisnu Arya. 2001. Dampak Pencemaran
kendaraan pengangkut sampah di Pasar Lingkungan. Yogyakarta. Andi Offset.
Mardika Kota Ambon untuk
dianggarkan dalam APBD.
2) Untuk meningkatkan keberhasilan
implementasi kebijakan pengelolaan
persampahan, maka pemerintah kota
khususnya Dinas Lingkungan Hidup
dan Persampahan Kota Ambon untuk
meninjau kembali letak TPS di Pasar
Mardika agar mudah dijangkau oleh
masyarakat, dan disarankan perlu
dilakukan penambahan TPS.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Riduan. 2021. Penanganan dan
Pengelolaan Sampah (Studi
Implementasi Kebijakan Pengelolaan
Sampah di Kabupaten Banjar,
Kalimantan Selatan), Bintang

Page| 24

Anda mungkin juga menyukai