Anda di halaman 1dari 5

IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT

DALAM PENGENDALIAN LINGKUNGAN


(Studi Kasus pada Desa Perning, Kecamatan Jatikalen, Kabupaten Nganjuk)

Aida Fitria Zahrina, Suryadi, Suwondo


Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
E-mail: fitriaaida29@yahoo.com

Abstract: Implementation of Villagers-Based Sanitation Movement Program In Environmental


Control (Study in Desa Perning, Kecamatan Jatikalen, Kabupaten Nganjuk). Villagers-Based
Sanitation Movement Program is Goverment of Perning village’s program. The movement of
community-based sanitation programs basically run by the village’s goverment, the “ Desa
Siaga” team and villagers. The results showed that the implementation of villagers-based
sanitation movement programs have been implemented to the maximum through the active role
and participation of the community and support from the village administration and program
implementation group. the factors that affect, among other contributing factors that include the
proffessinal human resources, and the existence of legal sanctions, participatory public
awareness, while inhibiting factors which include the financial resources and time resources for
the development of healthy latrines / sanitation.

Keywords: Implementation, Sanitation, Environmental.

Abstrak: Implementasi Program Gerakan Sanitasi Berbasis Masyarakat Dalam


Pengendalian Lingkungan (Studi Kasus di Desa Perning, Kecamatan Jatikalen, Kabupaten
Nganjuk). Program Gerakan Sanitasi Berbasis Masyarakat merupakan program dari pemerintah
Desa Perning. Program gerakan sanitasi berbasis masyarakat tersebut dijalankan oleh pemerintah
desa, tim desa siaga dan masyarakat Desa Perning. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa
implementasi program gerakan sanitasi berbasis masyarakat telah dilaksanakan secara maksimal
melalui peran aktif dan partisipasi masyarakat serta dukungan dari pemerintah desa dan kelompok
pelaksana program, hal tersebut ditunjukan melalui jumlah masyarakat yang melakukan buang air
besar sembarangan semakin berkurang. Faktor-faktor yang mempengaruhi, yaitu antara lain faktor
pendukung yang meliputi adanya sumber daya manusia yang profesional, dan adanya sanksi
hukum, kesadaran masyarakat yang partisipatif, sedangkan faktor penghambat yaitu meliputi
sumber daya finansial dan sumber daya waktu untuk pembangunan jamban sehat/sanitasi.

Kata kunci : Implementasai, Sanitasi, Lingkungan

Pendahuluan program tersebut salah satunya adalah program


Peradaban manusia sekarang telah gerakan sanitasi berbasis masyarakat.
mengalami banyak kemajuan. manusia menjalani Gerakan sanitasi ini diharapkan masyarakat
kehidupan dengan bergantung pada pertanian. dan pemerintah Desa Perning mampu
Melalui orientasi kehidupan tersebut, manusia bekerjasama dalam penyelesaian masalah
selalu berusaha menjaga kelestarian sanitasi khususnya jamban di setiap masing-
lingkungannya dengan sebaik-baiknya yang masing daerah karena menyangkut kepentingan
bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidup kesejahteraan masyarakat. Sementara itu, sanitasi
manusia. Adapun salah satu masalah yang sangat berkaitan erat dengan keadaan lingkungan
sampai saat ini belum tuntas yaitu masalah sekitar. Kebutuhan sanitasi diperlukan untuk
sanitasi, salah satunya di daerah pedesaan. menjaga kelestarian lingkungan sekitar yaitu
Sanitasi terkait erat dengan pelayanan air limbah, salah satu upaya nya dengan meningkatkan
kesehatan dan kebersihan. Karena itu, pengendalian lingkungan dengan mengelola
merupakan kebutuhan dasar makhluk hidup lingkungan nya yang dengan baik salah satunya
khususnya manusia, yang harus terpenuhi, dan dengan ditingkatkannya sanitasi dalam daerah
suatu tanggung jawab seluruh masyarakat.. hunian masyarakat.
Pemerintah desa membuat suatu program dimana

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 11, Hal. 1832-1836 | 1832
Kebijakan yang berkaitan dengan sanitasi di a. Tahap penyusunan agenda
Kabupaten Nganjuk ini telah dilaksanakan sejak b. Tahap Formulasi Kebijakan
tahun 2008. Sesuai Keputusan Menteri c. Tahap Adopsi Kebijakan
Kesehatan Nomer 852/Menkes/SK/IX/2008 d. Tahap Implementasi Kebijakan
tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis e. Tahap Evaluasi Kebijakan
Masyarakat (STBM) dan telah telah direvisi 3. Implementasi Kebijakan
menjadi Peraturan Menteri Kesehatan Nomer 3 Menurut Winarno (2007, h.148)
tahun 2014 Tentang Sanitasi Total Berbasis mengatakan implementasi kebijakan merupakan
Masyarakat, serta Surat Edaran Menkes RI salah satu variabel penting yang berpengaruh
Nomer 132 Tahun 2013 tentang pelaksan`aan terhadap keberhasilan suatu kebijakan dalam
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). memecahkan persoalan-persoalan publik.
Dengan berdasarkan peraturan atau keputusan Sementara itu, Agustino (2012, h.157-161)
sebelumnya maka program gerakan sanitasi akan memaparkan beberapa hal yang dapat
berbasis masyarakat dapat dikatakan sebagai memberikan pengaruh berjalan atau tidaknya
suatu kebijakan program. Sehingga penulis suatu kebijakan, antara lain:
merumuskan masalah yaitu bagaimana a. Berjalannya Suatu kebijakan,
implementasi program gerakan sanitasi berbasis 1) Masyarakat menghormati suatu
masyarakat dalam pengendalian lingkungan di keputusan pemerintah.
Desa Perning dan apa faktor pendukung dan 2) Masyarakat menyadari pentingnya
penghambat dari implementasi program gerakan suatu kebijakan.
sanitasi berbasis masyarakat dalam pengendalian 3) Penerapan sanksi hukum dalam
lingkungan di Desa Perning. pelaksanaan suatu kebijakan.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk 4) Suatu kebijakan merupakan
mendeskripsikan, mengetahui, menganalisis kepentingan umum.
implementasi program gerakan sanitasi berbasis 5) Adanya Kepentingan Pribadi.
masyarakat dalam pengendalian lingkungan dan 6) Tersedianya wakti dalam
faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan kebijakan
implementasi program gerakan sanitasi berbasis b. Penolakan Suatu Kebijakan
masyarakat dalam pengendalian lingkungan di 1) Suatu kebijakan bertentangan
Desa Perning. manfaat penelitian terbagi menjadi dengan sistem nilai yang ada di
dua yaitu teoritis yaitu dapat digunakan sebagai masyarakat.
informasi terhadap kegiatan yang berkaitan 2) Tidak ada kepastian hukum dalam
dengan sanitasi dan secara praktis yaitu dapat pelaksanaan kebijakan.
memberikan sumbangan pemikiran dalam 3) Ada keanggotaan beberapa orang
menuntaskan masalah lingkungan melalui atau seseorang di dalam organisasi.
implementasi program gerakan sanitasi berbasis 4) Masyarakat yang tidak mematuhi
masyarakat dalam pengendalian lingkungan. hukum yang ada.
4. Lingkungan Hidup
Tinjauan Pustaka Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang
1. Administrasi Publik yang di dalamnya meliputi benda, daya,
Menurut Thoha (2010, h.89) menyatakan keadaaan dan makhluk hidup, termasuk di
bahwa administrassi publik merupakan suatu dalamnya manusia dan perilakunya yang
sistem yang menjawab persoalan-persoalan yang memepengaruhi kelangsungan peri kehidupan
yang dinamis. dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
Menurut Thoha (2010, h. 70) mengatakan lainnya, hal ini dibahas oleh Manik (2004, h.31).
administrasi publik sangat perhatian terhadap Menurut Manik (2004, h.187) dengan
terwujudnya tata kepemerintahan yang pengendalian atau pengelolaan lingkungan yang
demokratis dan amanah. baik, maka peningkatan harkat dan kesejahteraan
2. Kebijakan Publik masyarakat dapat dicapai, serta kualitas
Kebijakan Publik adalah serangkaian lingkungan tetap terpelihara.
instruksi dari suatu kelompok pembuat Adapun Tujuan pengendalian atau
keputusan-keputusan yang disampaikan kepada pengelolaan lingkungan hidup menurut Manik
kelompok pelaksana suatu kebijakan untuk (2004, h.187) yaitu:
menjelaskan tujuan dan suatu maksud dari a. Tercapainya keselarasan, keserasian dan
kebijakan itu sendiri untuk mencapai sutu tujuan keseimbangan antara manusia dengan
tersebut, hal ini dibahas Winarno (2007, h.19). lingkungan sekitar.
Adapun tahap- tahap kebijakan publik b. Adanya manusi yang berperan sebagai
menurut Winarno (2007, h. 32-35), yaitu: insan lingkungan hidup, yang memiliki

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 11, Hal. 1832-1836 | 1833
tindakan dan sikap untuk membina dan berbasis masyarakat sebagai pengendalian
melindungi lingkungan. lingkungan, meliputi:
c. Adanya jaminan terhadap kepentingan a. Faktor pendukung
generasi masa depan dan generasi masa b. Faktor penghambat
kini. Lokasi penelitian di Kecamatan Jatikalen,
d. Dapat mencapai kelestarian lingkungan Kabupaten Nganjuk, dan yang menjadi situs
hidup yang tepat. penelitian ini adalah Desa Perning, Kecamatan
e. Mampu mengendalikan pemanfaatan Jatikalen, Kabupaten Nganjuk.
sumber daya alam secara tepat dan Jenis data yang diperlukan dalam penelitian
bijaksana ini adalah: Jenis Data Primer yaitu meliputi,
f. Dapat melindungi NKRI dari berbagai Pemerintah desa atau perangkat desa, selaku
dampak suatu usaha atau suatu kegiatan pembuat kebijakan program, Pengurus Program
di luar wilayah negara maupun di dalam Gerakan Sanitasi Berbasis Masyarakat sebagai
negara yang dapat menyebabkan pelaksana program dan masyarakat desa Perning
pencemaran atau perusakan lingkungan sebagai pendukung dan membantu pelaksanaan
hidup. program. Kemudian yang kedua yaitu jenis data
5. Pembangunan Berkelanjutan sekunder yang meliputi buku profil Desa
Menurut Asdak (2012, h.39) pembangunan Perning, peraturan daerah kabupaten nganjuk
berkelanjutan umumnya didefinisikan sebagai tentang sanitasi khususnya, laporan tentang
pembangunan yang mampi memenuhi kebutuhan jumlah sanitasi di desa serta data-data lainnya
masyarakat saat ini tanpa harus menghilangkan yang diberikan dalam betuk data file dan
kemampuan generasi yang akan datang untuk lembaran kertas.
memenuhi kebutuhan mereka. Teknik pengumpulan data yang
Menurut Theresia dkk (2014, h.28), dipergunakan dalam penelitian ini yaitu;
pembangunan berbasis masyarakat secara Interview (wawancara), Observasi, Dokumentasi.
sederhana dapat diartikan sebagai suatu Instrumen Penelitian meliputi peneliti sendiri,
pembangunan yang mementingkan kebutuhan pedoman wawancara dan perangkat penunjang.
masyarakatnya, telah direncanakan dan Analisis data yang digunakan penelitian yaitu
dilaksanakan oleh masyarakat dengan menggunakan model interaktif dari Miles,
memanfaatkan sebesar-besarnya sumber daya Huberman, dan Saldana (2014). Menurut Miles,
yang tersedia, sumber daya tersebut meliputi Huberman, dan Saldana (2014, h.33) analisis
alam, manuasia, kelembagaan, nilai-nilai sosial data terdiri dari empat alur yaitu meliputi
budaya, dll. Pengumpulan data, kondensasi data, penyajian
data dan penarikan kesimpulan / verifikasi.
Metode Penelitian
Penelitian yang digunakan oleh penulis Pembahasan
dalam penyusunan skripsi ini adalah penelitian 1. Implementasi program Gerakan sanitasi
diskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pasolog Berbasis Masyarakat Dalam Pengendalian
(2012, h.70 ) mengkaji penelitian kualitatif Lingkungan
berdasarkan jenis data adalah bahwa data Kondisi jamban masyarakat yang sebagian
kualitatif yaitu nilai dari perubahan-perubahan masih menunjukan keadaan jamban yang tidak
yang tidak dapat dinyatakan dalam angka-angka tepat. Letak jamban, dan pelindung atau penutup
statistik. Jadi data Kualitatif adalah data yang jamban yang dibuat dengan seadanya, serta
berupa kata dan atau kalimat, gambar, skema, kesan kumuh yang ada pada keadaan jamban
yang belum diangkakan. tersebut. Sehingga pengurus program melakukan
Adapun Fokus dari penelitian ini yaitu: penijauan terhadap keadaan jamban masyarakat.
1. Implementasi Program Gerakan Sanitasi Implementasi Program Gerakan Sanitasi
Berbasis Masyarakat dalam Pengendalian Berbasis Masyarakat dalam pengendalian
Lingkungan, yang di dalamnya menyangkut lingkungan berupaya untuk menanggulangi
tentang gambaran, yang meliputi: masalah sanitasi yang berdampak buruk terhadap
a. Aktor dan pelaku kebijakan lingkungan yang belum berjalan dengan baik,
b. Tujuan Kebijakan maupun permasalahan sanitasi yang kurang
c. Sumber daya tepat.
d. Proses Tahapan Implementasi Program Adanya program gerakan sanitasi berbasis
e. Pembangunan Berbasis masyarakat masyarakat di Desa Perning, Kecamatan
f. Pengendalian Lingkungan Jatikalen dapat dikatakan telah berjalan dengan
2. Faktor penghambat dan pendukung dari baik. Seiring berjalannya program gerakan
implementasi program gerakan sanitasi sanitasi berbasis masyarakat pada tahun 2009.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 11, Hal. 1832-1836 | 1834
8,51 % masyarakat atau sebayak 60 orang di ini diharapkan Pemerintah Desa dapat
desa perning masih sering melakukan aktivitas melibatkan masyarakat seutuhnya. Dimana
buang air besar sembarangan. Masyarakat yang masyarakat di dorong untuk menjadi aktor utama
memanfaatkan sharing (jamban bersama) dalam membangun sanitasi.
sebanyak 18,6% (128 orang). Serta pemilik e. Tahapan Proses Implementasi
jamban sehat permanen (JSP) sebanyak 129 Kebijakan
keluarga dan jamban sehat semi permanen Beberapa tahapan proses antara lain
sebanyak 388 keluarga. menjalin komunikasi dengan sesama anggota
a. Aktor dan pelaku dalam Implementasi pelaksana dan masyarakat umum. Tahapan
Program Gerakan Sanitasi Berbasis proses yang kedua yaitu ketersediaan sumber
Masyarakat daya dalam implementasi program. Serta tahapan
Aktor-aktor yang terlibat dalam yang terakhir yaitu mengenai dampak dari
implementasi program sanitasi di Desa Perning, implementasi program gerakan sanitasi
Kecamatan Jatikalen, yaitu: masyarakat, memberikan kontribusi terhadap
1) Kepala Desa Perning beserta lingkungan, masyarakat atau kesehatan.
perangkatnya dan team desa siaga f. Pengendalian Lingkungan
2) Bidan Pembina Desa Perning Peningkatan kemajuan akan kebutuhan
3) Sanitarian Kecamatan Jatikalen jamban sehat tersebut sangatlah mempengaruhi
4) Kepala puskesmas Jatikalen kualitas lingkungan hidup. Sehingga dapat
5) Kepala dinas kesehatan kabupaten dikatakan bahwa usaha melakukan
Nganjuk pengendaliaan lingkungan di desa perning
6) Tokoh-tokoh masyarakat (tokoh agama berlanjar dengan baik. sehingga dapat dikatakan
ataupun orang yang mempunyai nilai air sungai dan tanah tidak akan tercemar lagi
pengaruh yang tinggi) akibat keberadaan tinja.
b. Tujuan Program 2. Faktor Pendukung dan Faktor
Tujuan dari program gerakan sanitasi Penghambat dalam Implementasi
berbasis masyarakat ini merupakan usaha dari Program Gerakan Sanitasi Berbasis
pemerintah desa beserta kelompok pelaksana Masyarakat
program untuk memberikan kesadaran kepada Faktor pendukung dari impelementasi
masyarakat agar tidak melakukan buang air besar program gerakan sanitasi berbasis masyarakat
sembarangan serta mengajak bersama kepada sendiri yaitu adanya dukungan sumber daya
seluruh komponen masyarakat untuk melakukan manusia yang profesional sehingga dapat
pembuatan sanitasi atau jamban sehat guna untuk menentukan kesuksesan pencapaian dari tujuan
mengendalikan lingkungan yang semakin buruk program tersebut. Selanjutnya faktor pendukung
agar tidak melakukan buang air besar yang kedua adalah adanya sanksi hukum,
sembarangan di lingkungan sungai maupun impelementasi program gerakan sanitasi berbasis
perkebunan. masyarakat di Desa Perning tidak akan berjalan
c. Sumber Daya dengan lancar tanpa adanya sanksi hukum
1) Sumber Daya Manusia kepada masyarakat yang tidak memenuhi
Dimana ketersediaan sumber daya komitmen bersama. Kemudian faktor pendukung
manusia menjadi faktor penentu tepatnya lainnya adalah adanya kesadaran masyarakat
pembangunan sanitasi. Dalam pelaksanaan untuk berpartisipasi terhadap program ini. Bahwa
program sanitasi di desa ini, ada petugas sebenarnya kesadaran masyarakat sangatlah
sanitarian yang mendukung berjalannya diperlukan dalam pelaksanaan program, tanpa
program gerakan sanitasi berbasis masyarakat kesadaean masyarakat program tersebut tidak
sebagai sumber daya manusia. dapat berjalan.
2) Sumber daya Alam Faktor penghambat dari implementasi
Sumber daya alam diperlukan sebagai program gerakan sanitasi berbasis masyarakat di
faktor pendukung dalam pelaksanaan suatu Desa Perning ini salah satunya adalah
program, terutama yang berkaitan dengan keterbatasan sumber daya finansial. Ketidak
lingkungan. Dalam hal ini Desa Perning adaan sumber daya finansial atau dana seringkali
Kecamatan Jatikalen, memiliki beberapai dijadikan alasan oleh masyarakat dalam proses
sumber daya air yang mendukung pembangunan jamban. Selanjutnya ketiadaan
pelaksanaan program gerakan sanitasi. waktu yang seharusnya menjadi faktor
d. Pembangunan Berbasis Masyarakat pendukung dalam implementasi suatu program
Implementasi program gerakan sanitasi namun di Desa Perning. Namun dalam penelitian
berbasis masyarakat merupakan salah satu dari ini, ketiadaan waktu untuk melakukan
rencana kerja desa, dengan adanya program desa pembangunan sanitasi atau jamban sehat

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 11, Hal. 1832-1836 | 1835
seringkali dijadikan alasan masyarakat Desa sanitasi berbasis masyarakat tersebut.
Perning dalam pembangunan sanitasi di Berdasarkan data baseline 8,51 % menjadi 0 %,
lingkungan. dan akses jamban semi permanen dari 129
meningkat 318. Implementasi program gerakan
Kesimpulan sanitasi berbasis masyarakat tersebut tidak dapat
Berdasarkan hasil pembahasan dapat terlepas dari adanya faktor pendukung dan faktor
disimpulkan bahwa implementasi program penghambat. adapun faktor pendukungnya yaitu
gerakan sanitasi berbasis masyarakat di Desa tersedianya sumber daya manusia, sanksi hukum
Perning telah berjalan dengan baik. hal tersebut dan partisipasi masyarakat. Sedangkan faktor
dapat di lihat berdasarkan data yang ditemukan penghambatnya yaitu sumber daya finansial dan
oleh peneliti terjadi nya peningkatan yang sumber daya waktu.
signifikan berdasarkan adanya program gerakan

Daftar Pustaka
Agustino, Leo. (2012) Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung, Alfabeta.
Asdak, Chay. (2012) Kajian Lingkungan Hidup Startegis: Jalan Menuju Pembangunan
Berkelanjutan. Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.
Manik. K.E.S. (2004) Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta, Djambatan.
Miles, Mathew B, Michael Huberman, dan Johnny Saldana. (2014) Qualitative Data Analysis-Third
Edition. London, Sage Publication Ltd.
Pasolog, Harbani. (2012) Metode Penelitian Administrasi Publik. Bandung, Alfabeta.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomer 3 tahun 2014 Tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.
Jakarta, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Surat Edaran Menkes RI Nomer 132 Tahun 2013 Tentang Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM). Jakarta, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Theresia, Aprillia. Dkk. (2014) Pembangunan Berbasis Masyarakat. Bandung, Alfabeta.
Thoha, Miftah (2010) Ilmu Administrasi Publik Kontemporer. Jakarta, Kencana.
Winarno, Budi. (2007) Kebijakan Publik Teori & Proses. Yogyakarta, Media Pressindo.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 11, Hal. 1832-1836 | 1836

Anda mungkin juga menyukai