Anda di halaman 1dari 7

BAGIAN 4

PERMASALAHAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN


UPAYA SOLUSINYA SECARA KOMPREHENSIF

A. PERMASALAHAN
Sebagaimana telah diuraikan terdahulu bahwa status kesehatan menurut Blum
dipengaruhi 4 faktor yang salah satu faktornya yang cukup dominan adalah
Perilaku Manusia. Permasalahan Kesehatan Lingkungan sebagian besar
dipengaruhi oleh faktor perilaku manusia. Berkaitan dengan prinsip Ekologi,
permasalahan terjadi karena terganggunya keseimbangan (out of balance)
lingkungan hidup alami dan lingkungan buatannya, secara fundamental mengalami
konflik (potentially in deep conflict) yang mengawali krisis lingkungan karena
manusia sebagai pelakunya sekaligus menjadi korbannya (M.Daud Silalahi).
Permasalahan perilaku manusia adalah terhadap cara pandang yang berbeda
dalam suatu keinginan. Disuatu pihak menginginkan adanya lingkungan yang
lestari dengan tidak mengganggu system yang ada, namun dilain pihak
menginginkan adanya pembaharuan sesuai kemajuan teknologi. Sebagai contoh
untuk meningkatkan produksi sektor pertanian perlu diciptakan alat atau bahan
yang dapat meningkatkan hasil pertanian tersebut. Maka dibuatlah berbagai jenis
pupuk kimia dengan jumlah yang besar kemudian digunakan seluasluasnya tanpa
menyadari dampak buruknya terhadap tingkat kesuburan tanah dan kehidupan
akuatik yang ada.
Selain itu untuk mencegah dan memberantas serangga pengganggu produksi
pertanian tersebut dibuat pula berbagai jenis pestisida yang cukup ampuh
mengatasi gangguan serangga tersebut, namun dampaknya sangat merugikan
masyarakat karena terjadinya pencemaran terhadap makanan (buah-buahan, sayur
sayuran) hasil produksi pertanian tersebut.
Masalah lainnya adalah faktor lingkungan sosial yang menyangkut
kependudukan (demografi), pendidikan serta sosial budaya (adat kebiasaan,
kepercayaan) juga berperan sangat penting terhadap terjadinya masalah kesehatan
lingkungan.
Diktat “Pengantar Kesehatan Lingkungan”. Disusun Oleh : Syahrum 37
Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali mengakibatkan gangguan
terhadap keseimbangan lingkungannya yaitu kurangnya lahan tempat tinggal yang
memenuhi syarat kesehatan, kemiskinan karena tidak tertampungnya tenaga
produktif sebagai tenaga kerja aktif mengakibatkan pengangguran dan
meningkatnya jumlah anak putus sekolah atau tidak sekolah sama sekali. Daya beli
rendah sehingga untuk mendapatkan pakaian dan makanan yang layak menjadi
tidak terjangkau sehingga untuk berpakaian dan makan dengan apa adanya tanpa
nilai gizi yang memadai.. Selain itu pertumbuhan pertumbuhan penduduk yang
besar akan meningkatkan penggunaan sumber daya alam yang jumlahnya memang
sudah terbatas serta meningkatkan jumlah bahan buang / sampah dan limbah.
Pembuangan sampah yang tidak terkendali menghasilkan sumber pencemaran
tanah, air dan udara. Selain itu sampah menjadi tempat yang paling baik bagi
berkembangnya serangga dan tikus serta gangguan kesehatan lainnya. Faktor sosial
budaya menyangkut kebiasaan buruk yang dilakukan dalam kehidupan seharihari
diantaranya membuang sampah sembarangan, rumah tanpa ventilasi yang
memadai, minum air tanpa dimasak dll.

B. SOLUSI
1. PENGGALANGAN DUKUNGAN
a. Sosial Budaya
Aspek sosial budaya yang mendukung cukup banyak, diantaranya budaya
kerja gotong royong, kegiatan ritual (tabligh akbar, pengajian, ceramah agama,
peringatan hari besar keagamaan dll.) arisan, kelompok pewayangan/pedalangan
dan kegiatan kemasyarakatan lainnya.
Aspek ini dapat dimanfaatkan untuk memasukkan misi kesehatan
lingkungan ke dalamkegiatan tersebut. Tentu hal ini memerlukan koordinasi yang
baik dan merupakan seni bagaimana kemampuan pendekatan petugas kesehatan
terhadap tokoh masyarakat yang bersangkutan.
Pada zaman dahulu salah seorang Walisongo menyebarkan agama Islam
melalui media pewayangan.

Diktat “Pengantar Kesehatan Lingkungan”. Disusun Oleh : Syahrum 38


Kegagalan Program Kesehatan Lingkungan dimasa lalu karena tidak
mengikut sertakan masyarakat dalam melaksanakan program tersebut mulai dari
perencanaan sampai dengan pelaksanaannya.
Apabila kita telah mempelajari Ilmu Administrasi dan Manajemen akan
lebih dapat mengimplementasikan kegiatan tersebut sesuai teori yang didapat.
Sebelum proyek itu dibuat, terlebih dahulu harus dibahas dulu dengan masyarakat
yang ada di lokasi proyek tersebut apakah masyarakat mengerti dan mau
menerimanya. Contoh yang tidak baik adalah pembangunan TPA Bojong di Bogor,
bangunan sudah siap dijalankan,terjadi demo penolakan masyarakat sekitar lokasi
TPA tersebut sehingga mubazir.
Hal yang paling mendasar adalah apabila kita membuat program untuk
kesejahteraan masyarakat, maka mulai dari idea, penetapan tujuan dan sasaran,
dituangkan dalam konsep, lalu dibuat perencanaan, dihitung biayanya, siapa-siapa
yang terlibat (termasuk masyarakat), berapa jangka waktunya, berapa luas cakupan
wilayahnya dan kemudian dibuat proposalnya, diajukan kepada pimpinan.

b. Lintas Sektoral
Kerjasama lintas sektoral sangat perlu untuk mensukseskan program karena
kita tidak dapat melaksanakan sendiri program tersebut. Lintas sektoral adalah
kerjasama kita dengan Instansi terkait misalnya Dinas Kesehatan, Dinas Cipta
Karya, Dinas Penerangan / Informasi, Dinas Pariwisata, Dinas Pendidikan,
Pemerintah Daerah, Laboratorium Kesehatan dll.

c. Tokoh Masyarakat
Tokoh masyarakat adalah orang yang sangat berpengaruh di lingkungannya
serta disegani dapat bertindak sebagai Key Person yang akan membantu kita dalam
melaksanakan program karena sesuai pengaruhnya dapat mengajak masyarakat
untuk mengikuti apa yang kita inginkan. Tanpa bantuan Key Person tersebut jangan
terlalu mengharap program kita didukung masyarakat setempat.

Diktat “Pengantar Kesehatan Lingkungan”. Disusun Oleh : Syahrum 39


Beberapa tokoh masyarakat diantaranya adalah para ulama, Lurah /Kepala
Desa, Guru, tokoh pemuda, bahkan tokoh yang ditakuti masyarakatpun dapat
dijadikan Key Person.

d. Organisasi Kemasyarakatan
Kegiatan kita dapat dilakukan melalui Organisasi Kemasyarakatan yang
banyak dijumpai misalnya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Karang Taruna,
Paguyuban-paguyuban dll.

2. ASPEK TEKNIS
Demi suksesnya program, kita harus menguasai teknis program kita
tersebut, misalnya kita akan menggalakkan program Air Bersih di pedesaan, kita
harus menguasai teknisnya dulu bagaimana cara membuat perangkat penjernihan
air kotor serta bagaimana mekanisme kerja alat tersebut, bagaimana proses yang
terjadi sehingga air yang tadinya kotor menjadi air bersih yang dapat diminum.
Kita akan membuat program pengelolaan sampah namun tidak menguasai
ilmu dan teknisnya sehingga menimbulkan masalah baru maka kita akan menemui
kegagalan yang akhirnya tidak diterima masyarakat.
Dalam mata kuliah ini mahasiswa diberi pengetahuan dan teknis Ilmu
Kesehatan Lingkungan dan beberapa disiplin ilmu pendukung lainnya, namun baru
sebatas pengetahuan dasar saja.

3. PENEGAKAN HUKUM
Penegakan Hukum diperlukan untuk melindungi dan memayungi kegiatan
program. Selain itu yang lebih penting lagi bahwa setiap kerugian yang timbul
akibat pelanggaran terhadap norma-norma lingkungan hidup akan mendapatkan
sanksi secara hukum.
Beberapa peraturan perundang-undangan yang telah dibuat oleh Pemerintah
sebenarnya sudah cukup, diantaranya :
- Undang-undang Kesehatan
- Undang-undang tentang Pokok-pokok Lingkungan Hidup

Diktat “Pengantar Kesehatan Lingkungan”. Disusun Oleh : Syahrum 40


- KUHP
- KUH Perdata
- Undang-undang tentang Pokok Kehutanan
- Peraturan Daerah
- Peraturan lainnya

4. RISET / PENELITIAN
` Bagi masyarakat ilmiah, kegiatan riset sangat diperlukan dan sebagai andalan
dalam membuat suatu karya ilmiah.
Kegiatan ini bertujuan untuk :
a. Menemukan teori baru
b. Pembuktian teori yang sudah ada
c. Menegakkan pembuktian terhadap suatu masalah
d. Solusi permasalahan
Dengan metode dan cara analisis yang tepat hasilnya akan dapat digunakan
untuk kepentingan ilmiah dan hendaknya bertujuan untuk kesejahteraan
masyarakat.
Tahapan kegiatan riset ini adalah :
a. Muncul dari ide seseorang atau kelompok
b. Dituangkan dalam bentuk konsep-konsep
c. Ditentukan orang-orang yang terlibat
d. Persiapan pengadaan bahan / instrument riset
e. Persiapan lembaga yang membantu analisis, contoh :
laboratorium f. Penetapan metode analisis
g. Persiapan lokasi riset
h. Perencanaan biaya
i. Dibuat proposalnya
j. Perlu uji coba sebelum riset yang sebenarnya
k. Pelaksanaan
l. Analisis hasil riset
m. Dipresentasikan dihadapan para pakar

Diktat “Pengantar Kesehatan Lingkungan”. Disusun Oleh : Syahrum 41


n. Kalau perlu dipublikasikan
o. Hasil riset ini merupakan bahan acuan ( referensi) untuk kegiatan riset lain

5. PUBLIKASI
Mass media mempunyai peran cukup besar dalam mensukseskan program.
Mass media terdiri dari media cetak (Koran, majalah, tabloid, poster, leaflet,
booklet) dan media elektornik (radio, TV, video, tape recorder, internet).
Media ini cukup efektif karena mempunyai jangkauan yang cukup luas
(kecuali video dan Tape recorder). Kita tinggal memilih media mana yang paling
cocok untuk menyampaikan pesan kita.
Poster merupakan media cetak berbentuk lembaran teks maupun gambar
yang ditempel di dinding, digunakan untuk sararan program dalam jumlah terbatas
tergantung pada orang yanglewat dan membacanya. Agar dapat / mau dibaca
masyarakat maka poster dibuat sejelas mungkin dan semenarik mungkin.
Leaflet ataupun booklet berupa lembaran kecil kertas baik lembaran
maupun terlipat, berisi pesan teks maupun gambar yang dibagikan kepada sasaran
program.

6. PERTEMUAN ILMIAH
Pertemuan ilmiah berupa seminar, panel diskusi, symposium, lokakarya, semiloka,
yang melibatkan para pakar / ahli dibidangnya, membahas suatu topik masalah. Dalam
pertemuan ilmiah ini dapat menghasilkan suatu kesimpulan atau solusi, dapat juga tidak
menghasilkan keputusan apa-apa.
Diktat “Pengantar Kesehatan Lingkungan”. Disusun Oleh : Syahrum 42

Anda mungkin juga menyukai