Anda di halaman 1dari 7

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP BT6 (G)

OLEH KELPMPOK 8 :

FATHIA SUCI OKTAFIANIA.S.PALISO D10120239


MUNIFA NURSARIFA D10120375
NURFADILAH D10120287
AMRAN R D10120490
DWI ANDIKA PRASTIKA D10120388

PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS TADULAKO

TAHUN 2021
URAIN POKOK-POKOK KEBAJIKAN YANG DI LAKUKAN OLEH INDONESA
UNTUK MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Tak ada negara yang tidak melakukan pembangunan bagi negaranya. Sejatinya,
pembangunan merupakan proses perubahan menuju sesuatu yang lebih baik. Kondisi yang
lebih baik dari keadaan semula menjadi tujuan dari dilaksanakannya pembangunan.
Pembangunan yang dilakukan pun seyogyanya memperhatikan hal-hal penting yang
mendukung setiap prosesnya. Persoalan yang timbul adalah apabila dalam pelaksanaan
pembangunan, terdapat aspek-aspek yang merasa dirugikan. Disini, muncullah pertanyaan
apakah pembangunan benar-benar membawa perubahan menuju ke arah yang lebih baik atau
perubahan lebih baik yang dihasilkan oleh pembangunan juga dapat memberikan resiko yang
dapat merugikan. Berkaitan dengan hal tersebut, penulis mengamati aspek penting yang turut
dipengaruhi oleh keberlangsungan pembangunan, yaitu pada aspek lingkungan.

❖ Metode Pembangunan
Untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan di butuhkan metode yang digunakan
dalam penulisan adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Arikunto deskriptif adalah
Penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah
disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Dalam penelitian,
peneliti tidak mengubah, menambah, atau mengadakan manipulasi terhadap objek atau
wilayah penelitian. Dalam kegiatan penelitian ini peneliti hanya memotret apa yang terjadi
pada diri objek atau wilayah yang diteliti, kemudian memaparkan apa yang terjadi dalam
bentuk laporan penelitian secara lugas, seperti apa adanya.Lebih lanjut Lexy Moleong
menyatakan bahwa Pelaksanaan metode deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada
pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data
tersebut, selain itu semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang
diteliti. Sementara desain yang digunakan dalam tulisan ini adalah desain library studies,
dimana penulis melakukan penelusuran terhadap literatur kemudian melakukan penelahaan.

❖ Pengertian Pembangunan
Secara etimologi, pembangunan berarti bangun, bangun berarti sadar siuman, bergerak,
bangkit, dan berdiri. Dalam arti bentuk (ilmu bangun), bangun berarti bangun persegi panjang
sedangkan dalam arti kata kerja, bangun adalah membuat, mendirikan atau membina. Apabila
dilihat dari segi etimologi, konsep pembangunan meliputi anatomik bentuk)
Sementara menurut pendapat beberapa ahli terkait pengertian pembangunan, adalah sebagai
berikut:
1. Pontoh dan Kustiwan mendefinisikan mengenai pembangunan adalah suatu proses
perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana; sedangkan
perkembangan adalah proses perubahan yang terjadi secara alami sebagai dampak dari
adanya pembangunan
2. Kartz mengartikan pembangunan sebagai perubahan yang lebih luas dari masyarakat
terhadap suatu keadaan kehidupan yang kurang bernilai kepada keadaan yang lebih
bernilai.
3. Tjokrowinoto menyimpulkan beberapa makna dari pembangunan sebagai berikut :
a. Pembangunan sebagai proses perubahan sosial menuju ketatanan kehidupan
masyarakat yang lebih baik.
b. Pembangunan sebagai upaya manusia yang sadar, terencana dan terlembaga.
c. Pembangunan sebagai proses sosial yang bebas nilai (value free).
d. Pembangunan memperoleh sifat dan konsep transedental
4. sebagai metadiciplinary phenomenon, bahkan memperoleh
5. bentuk sebagai ideologi, the ideology of developement.
a. Pembangunan sebagai konsep yang sarat nilai (value loaded)menyangkut proses
pencapaian nilai yang dianut suatu bangsa secara makin meningkat.
b. Pembangunan menjadi culture specific, situation specific, dan time specific.

Hubungan Pembangunan dan Lingkungan Hakekatnya, pelaksanaan pembangunan


mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan. Ibarat suatu sistem, maka keduanya tidak
dapat dipisahkan satu sama lain. Secara umum, pembangunan bertujuan untuk meningkatkan
mutu hidup rakyat dan mmenuhi kebutuhan dasar (human needs) rakyat yang lebih baik. Dalam
upaya memperbaiki mutu hidup rakyat, sebagaimana tujuan dari pembangunan, maka
kemampuan lingkungan hidup dalam mendukung kehidupan pada tingkat yang lebih tinggi
seharusnya dipelihara dari kerusakan.
Pemeliharaan lingkungan hidup diupayakan dalam rangka menghindari terjadinya
kepunahan kehidupan. Dengan kata lain, apabila terjadi kerusakan, kemerosotan yang parah
pada ekosistem tempat hidup manusia, maka kedepannya kehidupan manusia akan mengalami
kesulitan yang banyak. Dengan demikian, dapat dapat dikatakan bahwa pembangunan
berkelanjutan tidak terjadi.
Sejalan dengan terjadinya pergantian pemerintahan di Indonesia, pada tahun 2004 yang
lalu telah diadakan pemilihan umum untuk pertama kalinya memilih langsung Presiden RI, dan
terpilihlah pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil
presiden. Dalam pemerintahannya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan
Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional 2004-2009.
Dalam ketentuan Perpres Nomor 7 Tahun 2005 pada poin 8 tentang Pemenuhan Hak
Atas Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam, dinyatakan bahwa peningkatan akses
masyarakat miskin dalam pengelolaan dan pemanfaatan lingkungan hidup dan sumber daya
alam dilakukan melalui berbagai program.Program-program tersebut antara lain (Supriadi,
2008: 174-175):
1. Program Pemanfaatan Sumber Daya Hutan. Di dalam program sumber daya hutan ini
tercakup 2 (dua) hal:
a. Pengembangan sistem pemanfaatan sumber daya alam yang berpihak pada
masyarakat dan memperhatikan pelestarian hutan;
b. Pengembangan hutan kemasyarakatan dan usaha perhutanan rakyat.
2. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam. Di dalam program ini
tercakup 8
a. (delapan) hal, yakni:
b. Restrukturisasi peraturan tentang pemberian Hak Pengelolaan Sumber Daya
Alam;
c. Penguatan organisasi masyarakat adat/lokal dalam pengelolaan sumber daya
alam dan lingkungan hidup;
d. Pengembangan dan penyebarluasan pengetahuan tentang pengelolaan sumber
daya alam yang berkelanjutan, termasuk kearifan lokal;
e. Pengembangan sistem insentif bagi masyarakat miskin yang menjaga lingkungan;
f. Pengembangan kerja sama kemitraan dengan lembaga masyarakat setempat
dan dunia usaha dalam pelestarian dan perlindungan sumber daya alam;
g. Kerja sama dan tukar pengalaman dengan negara lain dalam meningkatkan
kemampuan konservasi sumber daya alam;
h. Rehabilitasi ekosistem (lahan kritis, lahan marginal, hutan bakau, terumbu
karang, dan lain -lain) berbasis masyarakat;
i. Meningkatkan dan mengefektifkan kerja sama antarnegara dalam mengatasi dan
mencegah perdagangan hasil alam yang dilakukan secara ilegal dan merusak
alam.
3. Program pengembangan Kapasitas Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. Di dalam
program ini terdapat 5 (lima) hal yang menjadi sorotan, yaitu:
a. Pengembangan sistem pemanfaatan sumber daya alam oleh masyarakat;
b. Pengembangan sistem pengelolaan sumber daya alam yang memberikan hak
kepada
c. masyarakat secara langsung;
d. Berorientasi kerja sama dengan perusahaan multinasional yang memanfaatkan
sumber daya alam dan lingkungan hidup agar lebih berpihak pada masyarakat
miskin;
e. Kerja sama dan tukar pengalaman dengan negara lain dalam meningkatkan
pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan;
f. Meningkatkan dan mengefektifkan kerja sama antarnegara dalam mengatasi dan
mencegah perdagangan hasil alam yang dilakukan secara ilegal dan merusak
alam.
4. Program Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup. Di dalam program ini mencakup:
Peningkatan peran sektor informal khususnya pemulung dan lapak dalam upaya
pemisahan sampah;
5. Penegakan hukum bagi pihak yang merusak sumber daya alam dan lingkungan
hidup;Kerja sama dan tukar pengalaman dengan negara lain dan lembaga internasional
dalam mengatasi dan mencegah pencemaran lingkungan hidup dan mengembangkan
kode etik global bagi perusahaan multinasional.
Saat ini kebijakan lingkungan hidup Indonesia untuk jangka panjang mengacu pada
Undang -undang No. 27 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJP) dalam 20 tahun ke depan dalam berbagai aspek/sektor pembangunan sebagai upaya
menyebarkan dan mencapai
tujuan nasional sebagaimana tersebut dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Adapun misi jangka panjang Indonesia yang berkaitan dengan lingkungan hidup ada pada Visi
dan Misi
Pembangunan Nasional 2005-2025, pada butir ke 6, yaitu: “Mewujudkan Indonesia asri
dan lestari”. Dalam rangka mewujudkan Indonesia yang asri dan lestari sasaran dan arah
pembangunan Lingkungan Hidup yang digariskan dalam RPJP 2005 -2025 sesuai Undang-
Undang No. 27 tahun 2007 tentang RPJP telah ditetapkan oleh pemerintah.
Sasaran RPJP 2005-2025 tentang lingkungan hidup menurut Undang-Undang No. 27 Tahun
2007, sebagai berikut (Presiden RI, 2007):“Sasaran RPJP 2005-2025 khususnya Lingkungan
Hidup
1. Membaiknya pengelolaan dan penggunaan SDA dan pelestarian fungsi LH yan g
dicerminkan
2. oleh tetap terjaganya fungsi daya dukung dan kemampuan pemulihannya dalam
mendukung
a. kualitas kehidupan sosial dan ekonomi secara serasi, seimbang dan lestari.
3. Terpeliharanya kekayaan keragaman jenis dan kekhasan SDA untuk me wujudkan nilai
tambah, daya saing bangsa, serta modal pembangunan.
4. Meningkatnya kesadaran, sikap mental dan perilaku masyarakat dalam pengelolaan SDA
dan pelestarian fungsi LH untuk menjaga kenyamanan dan kualitas kehidupan.”
5. Arah kebijakan RPJP 2005-2025 tentang lingkungan hidup menurut Undang-Undang No.
27 Tahun 2007 yaitu (Presiden RI, 2007):
a. “Arah RPJP 2005-2025 khususnya Lingkungan Hidup
1. Mendayagunakan SDA yang terbarukan. SDA terbarukan dimanfaatkan secara
rasional, optimal, efisien dan bertanggung jawab dengan menggunakan seluruh
fungsi dan manfaat secara seimbang.
2. Mengelola SDA yang tidak terbarukan. Pengelolaan SDA tak terbarukan, seperti
bahan tambang, mineral, dan sumber energi diarahkan untuk tidak dikonsumsi
secara lang sung, melainkan diperlakukan sebagai masukan, baik bahan baku
maupun bahan bakar, untuk proses produksi yang dapat menghasilkan nilai
tambah optimal di dalam negeri.
3. Menjaga keamanan ketersediaan energi. Menjaga keamanan ketersediaan
energi diara hkan untuk menyediakan energi dalam waktu yang terukur antara
tingkat ketersediaan sumber-sumber energi dan tingkat kebutuhan masyarakat.
4. Menjaga dan melestarikan sumber daya air. Pengelolaan diarahkan menjamin
keberlanjutan daya dukungnya dengan menjaga kelestarian fungsi daerah
tangkapan air dan keberadaan air tanah.
5. Mengembangkan sumber daya kelautan. Pembangunan ke depan perlu
memperhatikan pendayagunaan dan pengawasan wilayah laut yang sangat luas.
Pemanfaatan sumber daya tersebut
6. melalui pendekatan multisektor, integratif dan komprehensif untuk
meminimalkan konflik dan tetap menjaga kelestariannya.
7. Meningkatkan nilai tambah atas pemanfaatan SDA tropis yang unik dan khas.
Deversifikasi produk dan inovasi pengolahan hasil SDA terus dikembangkan agar
mampu menghasilkan barang dan jasa yang memiliki nilai tambah tinggi.
8. Memperhatikan dan mengelola keragaman jenis SDA yang ada di setiap wilayah.
Pengelolaan SDA untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal,
mengembangkan wilayah strategisdan cepat tumbuh serta memperkuat daerah
dalam mendukung pembangunan yang berkelanjutan.
9. Mitigasi bencana alam sesuai dengan kondisi geologi Indonesia.
Mengembangkan kemampuan sistem deteksi dini, sosialisasi dan desiminasi
informasi terhadap ancaman kerawanan bencana alam kepada masyarakat.
10. Mengendalikan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Pembangunan ekonomi
diarahkan pada pemanfaatan jasa lingkungan yang ramah lingkungan. Pemulihan
kondisi lingkungan untuk meningkatkan daya dukung lingkungan.
11. Meningkatkan kapasitas pengelolaan SDA dan LH. Meliputi: peningkatan
kelembagaan, penegakan hukum, SDM yang berkualitas, penerapan etika
lingkungan, internalisasi etika lingkungan dalam kegiatan produksi, konsumsi,
pendidikan formal dan kehidupan sehari-hari.
12. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mencintai lingkungan.

❖ Pokok-Pokok untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan

Pokok untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan antara lain dengan cara:

a. Melestarikan tatanan lingkungan

b. Mengindahkan daya dukung lingkungan

c. Menaikkan mutu lingkungan

d. Menggerakkan perlindungan dan pemanfaatan keanekaragaman fauna dan flora

e. Mengkoordinasikan keterpaduan sumber daya manusia, sumber daya alam dan sumber daya
buatan dalam pengelolaan lingkungan

f. Mengupayakan pemanfaatan ruang wilayah secara optimal

g. Menormalisasikan fungsi lingkungan dengan mengurangi resiko perusakan dan perencanaan


lingkungan

h. Menggairahkan peran serta masyarakat

i. Mengantisipasi dan mengandalkan sistem informasi lingkungan dan ekonomi lingkungan

j. Memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk pengelolaan lingkungan serta


penegakan hukum pengelolaan lingkungan

Anda mungkin juga menyukai