Disusun Oleh :
NICO RIZKI HARDADI, S.Kep
Disusun Oleh :
NICO RIZKI HARDADI, S.Kep
Disusun Oleh :
NICO RIZKI HARDADI,S.Kep
Di susun oleh :
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi Pneumonia
dan terbatas.
B. Klasifikasi Pneumonia
a. Pneumonia komunitas
(community –
acquired) Community
acquired pneumonia
disebabkan oleh :
- Streptococcus pneumonia
7
Disebabkan oleh :
c. Pneumonia aspirasi
Disebabkan oleh :
d. Pneumonia Jamur
a. Pneumonia Lobaris
Pneumonia yang terjadi pada satu lobus baik kanan maupun kiri.
b. Bronkopneumonia
paru. Bisa kanan maupu kiri yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan
diantaranya :
a. Pneumonia berat
b. Bukan Pneumonia
Tidak ada nafas cepat dan tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah
ke dalam.
a. Pneumonia berat
b. Pneumonia
Disertai nafas cepat, usia 2 bulan - 1 tahun 50 kali/menit, untuk usia 1 - <
5 tahun 40 kali/menit.
c. Bukan Pneumonia
Batuk pilek biasa tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
C. Etiologi Pneumonia
perubahan keadaan pasien seperti kekebalan tubuh dan penyakit kronis, polusi
lingkungan dan penggunaan antibiotik yang tidak tepat. Setelah masuk keparu-
1. Bakteri
Bacillus Fre
2. Virus
3. Mycoplasma Pneumonia
4. Jamur
5. Aspirasi
6. Pneumonia Hipostatik.
7. Sindrom Loeffer.
10
D. Manifestasi Klinis
Menurut Amin dan Hardhi (2015), tanda dan gejala pneumonia adalah
sebagai berikut:
1. Demam, sering tampak sebagai tanda infeksi yang pertama. Paling sering
terjadi pada usia 6 bulan – 3 tahun dengan suhu mencapai 39,5°C – 40,5°C
bahkan dengan infeksi ringan. Mungkin malas dan peka rangsang atau
terkadang euforia dan lebih aktif dari normal, beberapa anak bicara dengan
Terjadi dengan awaitan demam tiba- tiba dengan disertai sakit kepala, nyeri
dan kekakuan pada punggung dan leher, adanya tanda kernig dan brudzinski,
3. Anoreksia merupakan hal yang umum yang disertai dengan penyakit masa
kanak- kanak. Sering kali merupakan bukti awal dari penyakit. Menetap
sampai derajat yang lebih besar atau lebih sedikit melalui tahap demam dari
sedikit lendir kental dan purulen, bergantung pada tipe dan tahap infeksi.
11. Sakit tenggorokan, merupakan keluhan yang sering terjadi pada anak yang
lebih besar. Ditandai dengan anak akan menolak untuk minum dan makan
peroral.
12. Keadaan berat pada bayi tidak dapat menyusui atau makan/minum, atau
pernapasan berat.
E. Patofisiologi Pneumonia
Pada individu yang sehat, pathogen yang mencapai paru dikeluarkan atau
tertahan dalam pipi melalui mekanisme pertahanan diri seperti reflek batuk,
klirens mukosiliaris, dan fagositosis oleh makrofag alveolar. Pada individu yang
toksin yang bersifat merusak dan menstimulasi respon inflamasi dan respon
menyebabkan sel-sel acini dan brokhioventilasi perfusi (Asih & Effendy, 2014)
13
F. Perjalanan Penyakit Pneumonia
Pathway Pneumonia (Ridha, 2014)
Hospitalisasi
sesak napas
Peningkatan sekresi
MK: MK:
mukus
KETIDAKEFEKTIFAN suplai O2 ke jaringan
KETIDAKEFEKTIFAN POLA
BERSIHAN JALAN NAFAS menurun Kurang pengetahuan orang
NAFAS MK: RESIKO
tua tentang perawatan anak
TUMBUH
ATP menurun
KEMBANG
Kelemahan
MK : MK:
INTOLERANSI KECEMASAN
AKTIVITAS
G. Pemeriksaan Penunjang
pneumonia adalah:
diagnosis keadaan
H. Penatalaksanaan Pneumonia
diberikan antibiotik per oral dan tetap tinggal dirumah. Penderita yang
lebih tua dan penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung
Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.
3. Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan enteral bertahan
I. Komplikasi Pneumonia
terjadi adalah:
Infeksi aliran darah atau bakterimia terjadi akibat adanya bakteri yang
lain.
3. Efusi Pleura.
2000).
dari beberapa daerah erogennya, suka pada lain jenis. Anak laki-
2005).
b. Menurut Erikson pada usia (3-5 tahun) anak berada pada fase
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal atau dasar dalam proses keperawatan dan
tidak harus dirawat di rumah sakit. Sebaliknya, dirawat jika akan atau
Biodata
1. Identitas Pasien
Tabel 2.1
Form Identitas Saudara Kandung
4. Keluhan Utama
professional.
a. Munculnya keluhan
b. Karakteristik
a. Prenatal Care
c. Post Natal
saudaranya.
7. Riwayat Keluarga
generasi).
Riwayat Imunisasi
Riwayat imunisasi (imunisasi yang pernah didapat, usia dan reaksi waktu
imunisasi).
Imunisasi
8. BCG
9. DPT (I,II,III)
10. Polio
(I,II,III,IV)
11. Campak
12. Hepatitis
2.2.1.2 Riwayat Tumbuh Kembang
kepala.
bicara pertama kali, kalimat pertama yang disebutkan dan umur mulai
1. Pemberian ASI
cara pemberian.
Tabel 2.3
Pola Perubahan Nutrisi
2. Kegiatan keagamaan
anak, perasaan orang tua saat ini, orang tua selalu berkunjung ke RS,
saat sakit.
4. Pola istirahat tidur : Jam tidur anak saat siang dan malam, pola tidur,
kebiasaan sebelum tidur, kesulitan tidur sebelum sakit dan saat sakit.
cuci rambut (Frekuensi dan cara), gunting kuku (Frekuensi dan cara),
(dada)
13. Jantung : Palpasi, perkusi, dan auskultasi (jantung)
otak
tenaga.
tertentu dan dilakukan oleh otot halus sehingga tidak perlu tenaga,
1. Laboratorium
2. Foto Rontgen
i. Diagnosa Keperawatan
sebagai akibat dari masalah kesehatan. Adapun diagnosa keperawatan pada klien
penumpukan secret
berlebihan
Tabel 2.4
Intervensi Keperawatan pada klien dengan Pneumonia
ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang
PENGKAJIAN
I. Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama/Nama Panggilan: An.H
2. Tempat,tgl lahir/usia : Tegal, 5 Januari 2016/5 thn
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : Belum sekolah
6. Alamat : balamoa 5/3
7. Tanggal masuk : 5 Januari 2021 jam 23.00
8. Tanggal pengkajian : 6 Januari 2021
9. Diagnosa medik : Pnemonia
B. Identitas Orangtua
1. Ayah
a. Nama : Tn.S
b. Usia : 32 thn
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : Dagang
e. Agama : islam
f. Alamat : Balamoa 5/3
2. Ibu
a. Nama : Ny.M
b. Usia : 30 thn
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : IRT
e. Agama : islam
f. Alamat : Balamoa 5/3
32
A. Keluhan utama
Klien mengalami sesak nafas yang dialami sejak 2 hari yang lalu,
batuk berdahak, dan demam.
B. Riwayat kesehatan sekarang
Sejak 2 hari yang lalu klien mengalami sesak nafas, batuk berdahak
dan pilek oleh keluarga klien di bawa ke RSUD dr Soeselo . Pada
saat pengkajian ibu juga mengatakan takut dengan kondisi anaknya
yang mengeluh batuk berdahak disertai sesak nafas dan demam.
C. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1. Prenatal
2. Natal
3. Post Natal
b) BB lahir : 2,6 kg
c) PB lahir : 48 Cm
4. Pernah di rawat di RS
Ibu klien mengatakan sebelumnya pasien belum pernah di rawat di RS.
5. Tindakan pembedahan
Ibu klien mengatakan sebelumnya pasien belum pernah mengalami tindakan
pembedahan.
6. Alergi
Ibu pasien mengatakan anaknya tidak pernah mempunyai riwayat alergi
i
7. Trauma
Ibu pasien mengatakan anaknya tidak mempunyai riwayat trauma
A. Pertumbuhan
1. Berat badan : 18 kg
B. Perkembangan
1. Tengkurap : 4 bulan
2. Duduk : 9 bulan
3. Berdiri : 1 tahun
4. Berjalan : 1 tahun
V. Riwayat Nutrisi
7. Pola personal Sebelum sakit An.H mandi Selama sakit An.H mandi 2
hygiene 2 kali sehari kali sehari namun hanya di
lap saja.
8. Pola aktivitas Sebelum sakit An.H biasa Selama sakit An.H banyak
bermain diam
36
A. Keadaan umum
B. Tanda-tanda vital
1. Tekanan darah :-
3. Suhu : 39° C
4. Pernafasan : 46x/menit
5. SpO2 : 92%
C. Ukuran anthropometric
2. Berat badan : 18 Kg
3. Lingkar kepala : 49 Cm
D. Kepala
1. Kebersihan : Bersih
E. Muka
1. Penglihatan : Normal
4. Pupil : Isokor
38
G. Hidung
1. Struktur : Simetris
H. Telinga
1. Struktur : Simetris
2. Fungsi : Normal
I. Mulut
2. Gusi : Merah
3. Lidah : Bersih
J. Tenggorokan
K. Leher
3. Pernafasan
d) Pengguna otot : Ya
f) Batuk : Ya
g) Sputum : Ya
h) Ronki : Ya
M. Jantung
3. BJ I : Negatif
4. BJ II : Negatif
N. Abdomen
5. Warna/bau : Kuning/khas
6. Diare : Tidak
7. Konstipasi : Tidak
P. Ekstremitas
1. Odema : Tidak
2. Kontraktur : Tidak
4. Kekuatan otot :
5 5 5 5 5555
5 5 5 5 5555
Q. Integumen
1. Kebersihan : Bersih
2. Turgor : Elastis
R. Status Neurologi
A. IUFD RL 24 tetes/menit
E. Paracetamol sirup 4 x 5 ml
42
A. Data Subjektif
DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. ANALISA DATA
1 DS : Penumpukan Ketidakefektifan
- Ibu klien mengatakan anaknya sekret bersihan jalan
batuk disertai dahak nafas
DO :
- Klien terlihat sesak napas
- Ada sekret
- Nadi: 104x/menit
- Penapasan : 46x/menit
- Ronki (+)
2 DS : Gangguan Ketidakefektifan
- Ibu klien mengatakan anaknya pertukaran gas pertukaran gas
sesak di alveoli
DO :
- Klien terlihat sesak napas
- Klien terlihat gelisah
- Klien terlihat pucat dan
sianosis
- Nadi: 104x/menit
- Penapasan : 46x/menit
- SpO2 : 92%
3 DS : Proses inflamasi Hipertermi
- Ibu klien mengatakan anaknya alveoli
demam
DO :
- Suhu : 39°C
- Nadi : 104x/menit
- Kulit teraba hangat
4 DS : Kurangnya Kecemasan
- Ibu klien mengatakan takut pengetahuan
dengan kondisi anaknya orang tua
DO : tentang
- Ibu klien terlihat gelisah dan perawatan anak
cemas
- Sering bertanya soal penyakit
anaknya
44
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi Keperawatan
Paraf
No Diagnosa Tujuan Keperawatan dan Intervensi Keperawatan
Keperawatan Kriteria Hasil
1 Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Pantau tanda-tanda vital Nico
bersihan jalan tindakan keperawatan (suhu, RR, HR)
nafas 3x24 jam, bersihan jalan 2. Pantau status pernafasan:
berhubungan nafas efektif. irama, frekuensi, suara,
dengan Kriteria hasil: dan retraksi dada
penumpukan - RR 20-30 x/menit 3. Atur posisi yang nyaman
sekret - Bunyi nafas vasikuler semifowler
- Tidak ada sekret 4. Lakukan suction sesuai
- Irama nafas teratur indikasi
- Jalan nafas paten 5. Kolaborasi dengan
- Sekresi yang efektif dokter pemberian
- Ronki (-) inhalasi ventolin 1
respule per 8 jam
2 Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Pantau tanda-tanda vital Nico
pertukaran tindakan keperawatan (suhu, RR, HR dan
gas 3x24 jam, pertukaran gas SpO2)
berhubungan efektif 2. Kaji Frekuensi atau
dengan Kriteria hasil: kedalaman
- RR 20-30 x/menit dan kemudahan bernafas
gangguan - SpO2 95-100% 3. Observasi warna kulit,
pertukaran gas - Sianosis tidak ada membran mukosa dan
di
alveoli
45
D. Implementasi Keperawatan
E. Evaluasi Keperawatan
1.PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 22 Januari 2021
Tanggal masuk : 21 Januari 2021
A. Biodata
Identitas Klien
1. Nama/Nama panggilan : By. Ny. L
2. Tempat tgl lahir/usia : Tegal/9 hari
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Pendidikan :-
6. Alamat : Bojong 5/1
7. Tgl masuk : 21 Januari 2021
8. Tgl pengkajian : 22 Januari 2021
9. Diagnosa medik : Hiperbilirubin
B. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
Di rawat di ruang perinatology karena bayi kuning setelah lahir
2. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan kuning sejak lahir
3. Riwayat kesehatan keluarga
Anak pertama dan ketiga Ny. L lahir dengan kondisi normal/tidak ada kelainan.
4. Riwayat kesehatan masa lalu
Ibu mengatakan mempunyainriwayat diabetes saat kemhamilan ibu mengalami PEB
a. Kehamilan
Gestasi : 34-35 mg
Prenatal : PEB, oblight
Intranatal : SC, spotan, BB : 3000 gr
Postnatal : AS : 8-9-10
Status
0 1 2 1 mnt 5 mnt 10 mnt
b. Persalinan
Jenis persalinan : SC
Usia gestasi : 34-35 minggu
Keadaan umum ibu : Sedang
c. Kelahiran
Bayi lahir tanggal : 10.40 WIB
BBL : 3000 gram
Kondisi kesehatan : sedang
54
a. Alergi
Tidak ada
b. Pertumbuhan dan perkembangan : -
c. imunisasi :-
Tanda-tanda vital
Suhu : 36,7 0C.
HR :130x/menit
RR : 56x/menit
D. Pengkajian reflek :
moro reflek -, tonik neck reflek, palmar graps reflek, walking reflek, rooting reflek,
sucking reflek +
E. Pengkajian fungsional
Kebutuhan oksigenasi : meningkat
Kebutuhan nutrisi dan cairan : meningkat
55
A. ANALISA DATA
DO - Suhu 37,7°C.
- Bayi berkeringat saat panas.
:
- Fototerapi dua lampu
sementara dihentikan dan
diberikan intake cairan.
- Kulit teraba hangat.
- Kulit kering.
- Turgor kulit kurang elastis.
- Mukosa kering.
- Reflek sucking lemah.
- Bayi tampak gelisah.
- Produksi ASI ibu tidak
lancar,dan tidak dapat
dipompa..
DS: - Perawat ruangan mengatakan Hiperbilirubinemia Kerusakan integritas
kulit bayi terkelupas di kulit
hampir seluruh tubuh.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ikterus neonatus berhubungan dengan inkompatibilitas AB0.
2. Hipertermi berhubungan dengan efek fototerapi.
3. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake cairan yang
tidak adekuat dan efek fototerapi.
58
C. Intervensi
Keperawatan
No Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1 Ikterus Neonatus Setelah dilakukan 1. Fototerapi: neonatus
berhubungan asuhan keperawatan, a. Kaji ulang riwayat
dengan maka didapatkan maternal dan bayi
prematuritas kriteria: mengenai adanya
1. Adaptasi bayi baru faktor risiko
lahir terjadinya
a. Warna kulit (5) hyperbilirubinemia.
b. Mata bersih (5) b. Observasi tanda-tanda
c. Kadar bilirubin (warna) kuning.
(5) c. Periksa kadar serum
bilirubin, sesuai
2. Organisasi kebutuhan, sesuai
(Pengelolaan) bayi protokol dan
prematur permintaan dokter.
a. Warna kulit (5) d. Edukasikan keluarga
mengenai prosedur
3. Fungsi hati , resiko dalam perawatan
gangguan. isolasi.
a. Pertumbuhan dan e. Tutup mata bayi,
perkembangan hindari penekanan
bayi dalam yang berlebihan.
batas normal.(5) f. Ubah posisi bayi
b. Tanda-tanda vital setiap 4jam per
bayi dalam batas protokol.
normal(5).
2. Monitor tanda vital
a. Monitor nadi, suhu,
dan frekuensi
pernapasan dengan
tepat.
b. Monitor warna kulit,
suhu, dan
kelembaban.
2 Hipertermi Setelah dilakukan 1. Temperature regulation
berhubungan asuhan keperawatan, (pengaturan suhu)
dengan efek maka didapatkan a.Monitor sushu
fototerapi. kriteria: minimal tiap 2 jam.
b. Rencanakan
1. Termoregulasi. monitoring suhu
59
secara kontinyu.
a. berkeringat saat c.Monitor nadi dan RR.
panas (5) d. Monitor warna dan
b. gemetaran saat suhu kulit.
dingin.(5) e.sesuaikan suhu yang
c. Tingkat sesua dengan
pernafasan. (5) kebutuhan pasien.
f. Monitor tanda-tanda
hipertermi dan
2. Kontrol resiko : hipotermi.
hipertermi. g. Tingkatkan cairan
dan nutrisi.
a. Teridentifikasi h. Berikan antipiretik
nya tanda dan jika perlu.
gejala i. Gunakan kasur yang
hipertermi (5) dingin dan mandi air
b.Modifikasi hangat untuk
lingkungan perubahan suhu
untuk tubuh yang sesuai.
mengontrol
suhu tubuh (5) 2. Manajemen demam
a.Monitor suhu secara
kontinue
b.Monitor keluaran
cairan
c.Monitor warna kulit
dan suhu
d.Monitor masukan
dan keluaran.
S:
Jum’at / Kerusakan
22 Jan 2021 integritas 1) menimbang berat badan
/16.05 kulit bayi. O:
2) mempertahankan intake
- Turgor kurang
dan output
elastis.
yang akurat. - Kulit kering.
3
V. EVALUASI/CATATAN PERKEMBANGAN
Jumat / 1. S:
22 Jan - ibu mengatakan kuning pada
2021 /15.55
tubuh bayi masih ada.
O:
- Tampak kuning pada sklera,
kuku, wajah, leher, pusar,
paha, dan lengan.
4
jumat / 2. S:
22 Jan - Ibu mengatakan anaknya rewel
2021 /15.55 dan sering menangis.
O:
- Suhu 37,2°C.
- Fototerapi dilanjutkan.
- Monitor suhu tetap dilakukan.
- Bayi sudah tidak berkeringat
lagi.
A:
- Masalah hipertermi sudah
teratasi.
P:
Intervensi lanjutkan.
Jumat / 22 3.
Jan 2021
/15.55 S :
- ibu mengatakan anaknya
sering rewel dan menangis
O
S:
O:
- Turgor kurang elastis.
- Kulit kering.
- Kulit terkelupas pada bagian
wajah,
leher, perut, hingga paha.
Kulit iritasi dan kemerahan
pada
bagian
sekitar anus
A:
- Masalah kerusakan
integritas kulit belum
teratasi.
P:
Intervensi dilanjutkan
6
Disusun Oleh :
NICO RIZKI HARDADI, S.Kep
Nama : An. D
B. USIA PEMERIKSAAN
Tanggal pemeriksaan : 15-01-2021
Tanggal lahir : 10-01-2019
Usia An.A pada saat pemeriksaan adalah 2 tahun 5 hari
C. Alat yang digunakan
1. Lembar Denver
2. Alat Tulis
3. T-shirt
4. Alat makan
5. Boneka
6. Pensil
7. Kubus
8. Gambar
9. Bola
D. ASPEK PERKEMBANGAN YANG DINILAI DAN INTERPRETASI
E. KESIMPULAN
10
Disusun oleh :
A. Latar Belakang
Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu
misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan
demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas seperti:
abses, pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali
tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas. Dalam praktek
90% dari para pasien dengan demam yang baru saja dialami, pada dasarnya
merupakan suatu penyakit yang self-limiting seperti influensa atau penyakit virus
13
sejenis lainnya. Namun hal ini tidak berarti kita tidak harus tetap waspada
terhadap infeksi bakterial.
B. Tujuan
1 Tujuan Instruksional umum
Setelah proses penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga pasien mengerti
tentang febris.
2 Tujuan Instruksional Khusus
a. Menjelaskan tentang pengertian febris
b. Menjelaskan tentang penyebab febris
c. Menjelaskan tanda dan gejala febris
d. Menjelaskan nutrisi untuk febris
e. Menjelaskan penatalaksanaan febris
f. Menjelaskan pencegahan dari febris
3 Materi
a. Pengertian dari febris
b. Penyebab dari febris
c. Tanda dan gejala dari febris
d. Akibat lanjut dari febris
e. Pencegahan dari febris
C. Jenis Kegiatan
Memberikan Pendidikan Kesehatan atau Penyuluhan tentang febris
D. Pengorganisasian
1. Waktu : 30 Menit
2. Alat : Leaflet
3. Metode : Diskusi/ Ceramah & Tanya Jawab
4. Tempat : Ruang Anggrek RSUD dr Soeselo Slawi
E. Peserta
1. Penyuluh/ Pemateri :
2. Pasien : Anak
14
G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Klien Mengikuti Penyuluhan
b. Kegiatan Berlangsung sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
c. Penyuluh dapat menyediakan media sesuai dengan yang telah direncanakan
2. Evaluasi Proses
a. Klien yang mengikuti penyuluhan dapat berperan aktif dalam penyuluhan
dan diskusi
b. Selama kegiatan berlangsung klien tidak meninggalkan tempat
c. Klien memperhatikan penyuluhan
d. Kriteria Hasil
Keluarga dan Klien dapat menyebutkan dan mengerti tentang pengertian,
penyebab, tanda dan gejala, akibat lanjut, pencegahan penyakit febris
16
MATERI PENYULUHAN
FEBRIS (DEMAM)
A. Pengertian
1. Demam septic
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan
turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan
menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat
yang normal dinamakan juga demam hektik.
2. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan
normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan
tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik.
3. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu
hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan
bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut
kuartana.
4. Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat
demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
5. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa
periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh
kenaikan suhu seperti semula.
B. Etiologi
Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia,
keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga gangguan pada pusat
regulasi suhu sentral (misalnya : perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk
18
D. Komplikasi
1. Takikardia ( Nadi> 100 x/menit )
2. Dehidrasi
3. Gagal jantung
4. Kelainan katub pulmonal
5. Kematian
19
E. Penatalaksaan Medik
1. Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan
2. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan
3. Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen ke otak
yang akanberakibat rusaknya sel – sel otak.
4. Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak –banyaknya. Minuman yang
diberikan dapat berupa air putih, susu, air buah atau air teh. Tujuannnya
adalah agar cairan tubuh yang menguap akibat naiknya suhu tubuh
memperoleh gantinya.
5. Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang
6. Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak,lipat paha. Tujuannya untuk
menurunkan suhu tubuh dipermukaan tubuh anak. Turunnya suhu tubuh
dipermukaan tubuh ini dapat terjadi karena panas tubuh digunakan untuk
menguapkan air pada kain kompres. Jangan menggunakan air es karena justru
akan membuat pembuluh darah menyempit dan panas tidak dapat keluar.
Menggunakan alkohol dapat menyebabkan iritasi dan intoksikasi (keracunan).
7. Saat ini yang lazim digunakan adalah dengan kompres hangat suam-suam
kuku. Kompres air hangat atau suam-suam kuku maka suhu di luar terasa
hangat dan tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu diluar cukup panas.
Dengan demikian tubuh akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otak
supaya tidak meningkatkan pengatur suhu tubuh lagi. Di samping itu
lingkungan luar yang hangat akan membuat pembuluh darah tepi di kulit
melebar atau mengalami vasodilatasi, juga akan membuat pori-pori kulit
terbuka sehingga akan mempermudah pengeluaran panas dari tubuh.
8. Obat-obatan Antipiretik
Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu di
hipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandin
dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehinga set point
hipotalamus direndahkan kembali menjadi normal yang mana diperintah
20
F. Merawat Malnutrisi
1 Jika panas diberikan obat penurun panas sesuai aturan dokter
2 Beri minum lebih banyak dari biasanya
3 Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak,lipat paha. Tujuannya untuk
menurunkan suhu tubuh dipermukaan tubuh anak. Turunnya suhu tubuh
dipermukaan tubuh ini dapat terjadi karena panas tubuh digunakan untuk
menguapkan air pada kain kompres. Jangan menggunakan air es karena justru
akan membuat pembuluh darah menyempit dan panas tidak dapat keluar.
Menggunakan alkohol dapat menyebabkan iritasi dan intoksikasi (keracunan).
4 Berikan ramuan segelas air hangat yang dicampur dengan gula merah dan
asam secukupnya
G. Pencegahan
1 Menjaga asupan makanan
2 Menghangatkan diri bila cuaca dingin/hujan
3 Menjaga lingkungan rumah agar terhindar dari virus dan bakteri
4 Hindari polusi udara yang kotor
5 Menambah ventilasi yang adekuat
6 Membersihkan rumah serta lingkungannya
7 Menjaga kebersihan tempat pembuangan sampah
8 Menyediakan air yang memenuhi syarat
21
DAFTAR PUSTAKA
peradangan.
3. Diare
Demam bukan penyakit melainkan
Oleh : 1. Batuk
C. Penyebab Demam
Diare disebabkan
makanan
3. Menjaga kebersihan
lingkungan
F. Mengatasi Demam
akan turun.
LAPORAN TERAPI BERMAIN PADA ANAK USIA SEKOLAH DI
RUANG ANGGREK 1 RSUD dr. SOESELO SLAWI KABUPATEN
TEGAL
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK NERS SOESELO
ANGGIT SETIO NUGROHO NIM : D002090
ARIS BUDIONO NIM : D002092
BAMBANG SUTORO NIM : D002094
BERTHA BAYU BINTARTI NIM : D002096
DEWI PUSPITA SARI NIM : D002098
NICO RIZKY HARDADI NIM : D002109
WIDIANI NIM : D002119
YESI DWI RATNAWATI NIM : D002120
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak
secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas
bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak.
Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang
sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri.
Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena
menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu,
dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress
yang dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan
dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi
melalui kesenangannya melakukan permainan. Tujuan bermain di rumah sakit
pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan
perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat
beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental,
emosional, dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan
kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah
sakit (Wong, 2009).
Puzzle game merupakan permainan yang tidak hanya berfungsi sebagai
hiburan, tetapi juga dapat melatih kemampuan otak. Berdasarkan penelitian
seorang ahli saraf bernama Ian Robertson, puzzel dapat meningkatkan
kemampuan mental. Selain itu, permainan ini juga dapat mencegah penyakit
Alzheimer dan hilang ingatan(Baras, 2010)
Bermain ini menggunakan objek yang dapat melatih kemampuan
keterampilan anak yang diharapkan mampu untuk berkreatif dan terampil dalam
sebagai hal. Sifat permainan ini adalah sifat aktif dimana anak selalu ingin
mencoba kemampuan dalam keterampilan tertentu seperti bermain dalam puzzel
gambar, disini anak selalu dipacu untuk selalu terampil dalam meletakkan
gambar yang telah di bongkar.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
3
Setelah dilakukan tindakan program bermain pada anak usia sekolah (6-12
tahun) selama kurang lebih 30 menit diharapkan anak dapat
mengekspresikan perasaaannya dan menurunkan kecemasannya serta dapat
melanjutkan tumbuh kembang anak yang normal atau sehat,
mengembangkan aktifitas dan kreatifitas melalui pengalaman bermain dan
beradaptasi efektif terhadap stress karena penyakit dan dirawat.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti permainan selama 30 menit anak akan mampu:
a. Mengembangkan kreativitas dan daya pikirnya
b. Mengekspresikan perasaannya selama menjalani perawatan.
c. Mengekspresikan rasa senangnya terhadap permainan
d. Beradaptasi dengan lingkungan
e. Mempererat hubungan antara perawat dan anak
BAB II
DESKRIPSI KASUS
4
B. ANALISA KASUS
Anak usia sekolah berkembang dari perilaku sensori motorik sebagai alat
pembelajaran dan berinteraksi dengan lingkungan menjadi pembentuk pikiran
simbolik. Anak juga belajar untuk berpartisipasi dalam percakapan sosial. Dalam
aktifitas bermain, anak memiliki kehidupan fantasi aktif, menunjukkan
eksperimentasi dengan ketrampilan baru dan permainan, peningkatan aktifitas
bermain, anak dapat menggunakan dan mengendalikan dirinya sendiri. Menurut
Marjorie mengatakan bahwa anak prasekolah merupakan masa antusiasme,
bertenaga, aktivitas, kreativitas, otonomi, sosial tinggi dan independen.
Karakteristik sasaran adalah anak-anak usia sekolah (6-12 tahun) yang
dirawat di ruang perawatan anak Anggrek 1 RSUD dr. Soeselo Slawi Kabupaten
Tegal berjumlah 7 anak dengan kriteria :
Tidak bedrest total
Tidak kejang
Tidak panas/bebas demam
Bersedia mengikuti permainan/terapi
BAB III
METODOLOGI BERMAIN
A. JUDUL PERMAINAN
Terapi bermain Puzzle pada anak usia sekolah (6-12 tahun)
B. DESKRIPSI PERMAINAN
Puzzle merupkan salah satu alat bermain yang dapat membantu perkembangan
psikososial pada anak usia prasekolah. Puzzle merupakan alat permainan
9
Uraian Tugas
a. Leader
1) Menjelaskan tujuan dan aturan bermain
2) Memulai dan memimpin permainan
3) Mengarahkan proses kegiatan pada anggota kelompok
4) Menjelaskan aturan bermain pada anak
5) Mengevaluasi perasaan setelah pelaksanaan
b. Fasilitator
1) Menyiapkan alat-alat permainan
2) Mendampingi dan memberi motivasi kepada anak untuk menyusun
Puzzle
3) Membantu anak apabila mengalami kesulitan saat bermain
4) Mempertahankan kehadiran anak
5) Mencegah gangguan / hambatan terhadap anak baik luar maupun
dalam.
c. Observer
1) Mencatat dan mengamati respon anak selama permainan berlangsung
baik secara verbal dan non verbal.
12
BAB IV
PELAKSANAAN BERMAIN
A. TAHAP PERSIAPAN
B. PELAKSANAAN KEGIATAN
C. EVALUASI (STRUKTUR, PROSES, HASIL)
D. FAKTOR PENDUKUNG
E. HAMBATAN
F. KEBERHASILAN
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bermain merupakan aspek penting dalam kehidupan anak yang
mencerminkan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan social anak
tersebut, Salah satunya adalah puzzel. Menurut Patmonodewo (Misbach,
Muzamil, 2010) kata puzzle berasal dari bahasa Inggris yang berarti teka-teki
atau bongkar pasang, media puzzle merupakan media sederhana yang dimainkan
dengan bongkar pasang.
Berdasarkan pengertian tentang media puzzle, maka dapat disimpulkan
bahwa media puzzle merupakan alat permainan edukatif yang dapat
merangsang kemampuan matematika anak, yang dimainkan dengan cara
membongkar pasang kepingan puzzle berdasarkan pasangannya.
14
B. SARAN
1. Orang tua
Sebaiknya orang tua lebih selektif dalam memilih permainan bagi anak agar
anak dapat tumbuh dengan optimal. Pemilihan permainan yang tepat dapat
menjadi poin penting dari stimulus yang akan didapat dari permainan
tersebut. Faktor keamanan dari permainan yang dipilih juga harus tetap
diperhatikan.
2. Rumah Sakit
Sebagai tempat pelayanan kesehatan, sebaiknya rumah sakit dapat
meminimalkan trauma yang akan anak dapatkan dari hospitalisasi dengan
menyediakan ruangan khusus untuk melakukan terapi bermain.
3. Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan dapat tetap membantu anak untuk mengurangi
dampak hospitalisasi dengan terapi bermain yang sesuai dengan tahap
tumbuh kembang anak. Karena dengan terapi bermain yang tepat, maka anak
dapat terus melanjutkan tumbuh kembang anak walaupun dirumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, K., et al.2010. Contoh Proposal Terapi Bermain Pada Anak Prasekolah.
www.nursingbegin.com
http://belajarbarengrizalyuk.blogspot.com/2013/10/terapi-bermain-mewarnai.html
15/01/2021 10/01/2019
DOKUMENTASI