Disusun oleh:
Alsa Billah Septiva
18/438227/KU/21057
A. PENGERTIAN
Pneumonia adalah salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan bagian
bawah, yaitu pada jaringan paru (parenkim) oleh mikroorganisme. Pneumonia
didefinisikan sebagai penyakit infeksi dengan gejala batuk dan disertai dengan
sesak nafas (WHO, 1989). Definisi lainnya adalah pneumonia merupakan
suatu sindrom (kelainan) yang disebabkan agen infeksius seperti virus,
bakteri, mycoplasma (fungi), dan aspirasi substansi asing, berupa radang paru-
paru yang disertai eksudasi dan konsolidasi
B. KLASIFIKASI
Berdasarkan rentang usianya, pneumonia diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Usia 0-2 bulan
a. Pneumonia berat, bila ada tarikan kuat dinding dada bagian bawah atau
nafas cepat yaitu frekuensi nafas 60 x/menit atau lebih.
b. Bukan pneumonia, batuk pilek biada, bila tidak ada tarikan kuat
dinding dada bagian bawah dan tidak ada nafas cepat.
2. Usia 2 bulan-5 tahun
a. Pneumonia berat, ditandai secara klinis oleh sesak nafas yang dilihat
dengan adanya tarikan dinding dada bagian bawah.
b. Pneumonia, ditandai secar aklinis oleh adanya nafas cepat yaitu pada
usia 2 bulan -1 tahun frekuensi nafas 50 x/menit atau lebih, dan pada
usia 1-5 tahun 40 x/menit atau lebih.
c. Bukan pneumonia, ditandai secara klinis oleh batuk pilek biasa dapat
disertai dengan demam, tetapi tanpa tarikan dinding dada bagian
bawah dan tanpa adanya nafas cepat.
Berdasarkan klinis dan epidemiloginya, pneumonia diklasifikan sebagai
berikut :
1. Pneumonia Komuniti (Community Acquired Pneumonia/CAP) adalah
infeksi terjadi di masyarakat, di luar setting rumah sakit.
2. Pneumonia Nosokomial (Hospital Acquired Pneumonia/HAP, Ventilator
Associated Pneumonia/VAP, Healthcare Associated Pneumonia/HCAP).
HAP disebut juga nosokomial pneumonia, merupakan pneumonia yang
muncul selama atau setelah seseorang menjalani hospitalisasi karena
penyakit atau prosedur tertentu dengan onset 72 jam pertama setelah
admisi.
VAP merupakan bagian dari HAP, yang terjadi paling sedikit 48 jam
setelah intubasi dan penggunaan ventilasi mekanik.
HCAP merupakan kondisi pasien yang bisa sudah mendapatkan infeksi
dari komunitas, tetapi memiliki kontak yang sering dengan lingkungan
tenaga kesehatan. HCAP dapat didefinisikan sebagai pneumonia dengan
salah satu faktor resiko berikut ini ;
a. Hospitalisasi perawatan akut selama 2 hari atau lebih selama 90 hari
terakhir
b. Tinggal di rumah perawatan (nursing home) atau mendapatkan
perawatan yang lama selama 30 hari terakhir
c. Menjalani perawatan luka di rumah 30 hari yang lalu
d. Menjalani rawat jalan terapi intravena antibiotic atau kemoterapi
selama 30 hari terakhir
e. Mengunjungi klinik kesehatan atau pusat dialysis selama 30 hari
terakhir
f. Memiliki anggota keluarga dengan MDR
3. Pneumonia Aspirasi
4. Pneumonia pada penderita immunocompromised
Berdasarkan bakteri penyebabnya, pneumonia diklasifikan sebagai berikut :
1. Pneumonia bakteri/tipikal
Akut, demam tinggi, menggigil, batuk produktif, nyeri dada. Radiologis
lobar atau segmental leukositosis, bakteri gram positif. Biasanya
disebabkan oleh bakteri ekstraseluler, S. Pneumonia, S piogenes, dan H.
Influenza
2. Pneumonia Atipikal
Tidak akut, demam tanpa menggigil, batuk kering, sakit kepala, nyeri otot,
ronkhi basah yang difus, leukositosis ringan. Penyebab biasanya :
Mycoplasma Pneumoniae, Legionella pneumophila, Chlamydia
pneumonia.
3. Pneumonia Virus
4. Pneumonia Jamur
Berdasarkan Predileksi Lokasi/Luasnya Infeksi:
1. Pneumonia Lobaris
2. Bronkopneumonia
3. Pneumonia Interstitialis
C. ETIOLOGI
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme, yaitu
bakteri (Stretokokkus pneumonia, Stafilokukus aureus, Stafilokokus piogenes,
Klasiella pneumonia, Escherichia Coli, Pseudomonas aeruginosa), virus
(Influenza, Para influenza, Respiratory syncytial virus/RSV, Adenovirus),
jamur (Actinomyces Israeli, Aspergillus fumigates, Histoplasma capsulatum),
dan protozoa (Pneumocystis carinii, Toxoplasma gondii). Sebagian besar
pneumonia disebabkan oleh bakteri, yang terjadi secara primer atau sekunder
setelah infeksi virus. Penyebab tersering adalah bakteri gram positif,
Streptococcus pneumoniae yang menyebabkan pneumonia streptokokus.
Bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus beta hemoliticus grup A
juga sering menyebabkan pneumonia, demikian juga Pseudomonas
aeruginosa. Pneumonia lainnya disebabkan oleh virus, mikoplasma, fungus,
klamidia, termasuk ke dalam sindrom pneumonia atipikal, misalnya infeksi
virus menyebabkan influenza. Pneumonia mikoplasma, jenis pneumonia yang
relatif sering dijumpai, disebabkan oleh mikroorganisme yang berdasarkan
beberapa aspeknya berada diantara bakteri dan virus. Individu yang mengidap
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) sering mengalami pneumonia
yang sangat jarang terjadi pada orang normal. Yaitu Pneumocytis carinii.
Individu yang terpajan aerosol dari air yang lama tergenang, sebagai contoh,
dari unit pendingin ruangan (AC) atau alat pelembab yang kotor, dapat
mengidap Pneumonia legionella.
Etiologi pneumonia berdasarkan umur adalah sebagai berikut :
1. Pada bayi baru lahir
Pneumonia sering terjadi karena aspirasi, infeksi virus Varicella zoster dan
infeksi bakteri gram negatif seperti bakteri Coli, TORCH, Streptokokus
dan Pneumokokus.
2. Pada bayi
Pneumonia biasanya disebabkan oleh berbagai virus yaitu Adenovirus,
Coxsackie, Parainfluenza A atau B, Respiratory Syncytial Virus /RSV, dan
bakteri yaitu B.Streptococci, E.Coli, P.Aerruginosa, Klebsiella,
S.Pneumoniae, S.Aureus, Chlamydia.
3. Pada batita dan anak prasekolah
Pneumonia disebabkan oleh virus yaitu Adeno, Parainfluenza, Influenza A
atau B, dan berbagai bakteri yaitu S.Pneumoniae,Hemophilus influenza,
Streptococci A, S.Aureus, Chlamidya.
4. Pada anak usia sekolah dan remaja
Pneumonia disebabkan oleh virus yaitu Adeno, Parainfluenza, Influenza A
atau B, dan berbagai bakteri yaitu S.Pneumoniae, Streptococcus A dan
Mycoplasma
E. PATOFISIOLOGI
Pneumonia bakterial menyerang baik ventilasi maupun difusi. Suatu reaksi
inflamasi yang dilakukan oleh pneumokokus terjadi pada alveoli dan
menghasilkan eksudat, yang mengganggu gerakan dan difusi oksigen serta
karbondioksida. Sel-sel darah putih, kebanyakan neutrofil, juga bermigrasi
kedalam alveoli dan memenuhi ruang yang biasanya mengandung udara. Area
paru tidak mendapat ventilasi yang cukup karena sekresi, edema mukosa, dan
bronkospasme, menyebabkan oklusi parsial bronki atau alveoli dengan
mengakibatkan penurunan tahanan oksigen alveolar. Darah vena yang
memasuki paru-paru lewat melalui area yang kurang terventilasi dan keluar
ke sisi jantung tanpa mengalami oksigenasi. Pada pokoknya, darah terpirau
dari sisi kanan ke sisi kiri jantung. Pencampuran darah yang teroksigenasi dan
tidak teroksigenasi ini akhirnya mengakibatkan hipoksemia arterial.
F. PATHWAY
Jamur, virus, bakteri, protozoa
Ketidakefektifan
bersihan jalan napas Konsolidasi jaringan
paru
Hipoksia
J. TERAPI
Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, sesuai yang
ditentukan berdasarkan pemeriksaan sampel sputum prapengobatan. Terapi
yang dapat dilakukan antara lain :
1. Antibiotik, terutama untuk pneumonia bakteri. Pneumonia lain dapat
diobati dengan antibiotik untuk mengurangi resiko infeksi bakteri
sekunder yang dapat berkembang dari infeksi asal.
2. Istirahat
3. Hidrasi untuk membantu mengencerkan sekresi.
4. Teknik napas dalam untuk meningkatkan ventilasi alveolus dan mengurasi
resiko atelektasis.
5. Pemberian obat lain yang spesifik untuk mikroorganisme yang
diidentifikasi dari hasil biakan sputum.
No Indikator Target
4 Napas cuping 5
hidung
5 Akumulasi 3
sputum
6 Suara napas 3
tambahan
7 Penggunaan 5
otot bantu
napas
Keterangan :
1 : berat
2 : substansial
3 : sedang
4 : ringan
5 : tidak ada
Ketidakefektifan Pola Napas Respiration Status :Airway Airway Management
Definisi : Patency Aktivitas :
Inspirasidan/atau ekspirasi Selama 3x24 jam klien akan a. Pelihara kepatenan jalan napas
yang tidak memberi vwntilasi menunjukkan termoregulasi b. Posisikan klien untuk ventilasi
adekuat ditandai dengan kriteria hasil maksimal
Batasan karakteristik : sebagai berikut : c. Posisikan klien untuk mencegah
a. Perubahan kedalaman Kriteria hasil Target dispnea
pernapasan Frekuensi respirasi 5 d. Monitor status respirasi dan
b. Dispnea Keterangan : oksigenasi
c. Pernapasan cuping hidung 1 : penyimpangan berat e. Auskultasi suara napas
d. Takipnea 2 : penyimpangan substansial f. Bantu perubahan posisi
Faktor yang berhubungan : 3 : penyimpangan sedang Oxygen Therapy
a. Hiperventilasi 4 : penyimpangan ringan Aktivitas :
b. Keletihan 5 : tidak ada penyimpangan a. Bersihkan sekresi oral, nasal
dan trakeal
b. Atur pemberian oksigenasi dan
administrasi melalui sistem
penghangat dan humidifier
c. Monitor aliran oksigen
d. Atur penggunaan oksigen yang
memfasilitasi mobilitas
e. Periksa pemberian oksigen
secara periodic untuk
memastikan konsentrasi sesuai
peresepan
Intoleransi aktivitas Energy Conservation Energy management
Definisi : Setelah dilakukan tindakan Aktivitas :
Ketidakcukupan energi minimal 3x24 jam klien mampu a. Tentukan persepsi klien/orang
fisiologis atau psikologis mengatur energy untuk memulai terdekat mengenai penyebab
untuk melanjutkan atau dan mempertahankan aktivitas kelelahan
menyelesaikan aktivitas dengan kriteria hasil berikut ini : b. Monitor asupan nutrisi untuk
kehidupan sehari-hari yang Kriteria hasil Target memastikan asupan nutrisi
harus atau ingin dilakukan. Keseimbangan 4 adekuat
Batasan karakteristik : aktivitas dan c. Konsultasi dengan ahli gizi
1. respon tekanan darah istirahat mengenai cara untuk
abnormal ethdap aktivitas meningkatkan makanan
Tidur siang untuk 5
2. respon frekuensi jantung berenergi tinggi
memulihkan energi
abnormal terhadap d. Dukung klien untuk tidur siang
aktivitas Mempertahankan 4
e. Hindari aktivitas perawatan
3. perubahan EKG yang nutrisi yang
selama waktu istirahat
mencerminkan aritmia adekuat f. Batasi jumlah pengunjung dan
4. Dispnea setelah Keterangan : gangguan yang dihasilkan
beraktivitas 1 : tidak pernah ditunjukan g. Ajarkan klien dan orang lain
5. Menyatakan merasa letih 2 : jarang ditunjukan yang berarti teknik ADL yang
6. Menyatakan merasa lelah 3 : kadang ditunjukan meminimalkan konsumsi
4 : sering ditunjukan oksigen
5 : selalu ditunjukan
Nyeri Akut Pain Level Pain Management
Definisi : Setelah dilakukan tindakan a. Kaji tingkat nyeri,meliputi :
Pengalaman sensori dan keperawatan minimal 1 x 30 lokasi,karakteristik,dan
emosional yang tidak menit klien menunjukkan tingkat onset,durasi,frekuensi,kualitas,
menyenangkan yang muncul nyeri berkurang yang ditandai intensitas/beratnya nyeri, faktor-
akibat kerusakan jaringan dengan indikator : faktor presipitasi
aktual atau potensial atau No Indikator Target b. Kontrol faktor-faktor
digambarkan dalam hal 1 Frekuensi 5 lingkungan yang dapat
sedemikian rupa; awitan yang nyeri mempengaruhi respon pasien
tiba-tiba atau lambat dari terhadap ketidaknyamanan
2 Ekspresi 5
intensitasringan hingga berat c. Tingkatkan tidur/istirahat yang
dengan akhir yang dapat
akibat nyeri
Keterangan : cukup
diantisipasi atau diprediksi dan d. Turunkan dan hilangkan faktor
berlangsung<6 bulan. 1. Berat
yang dapat meningkatkan nyeri
Batasan Karakteristik : 2. Substansial
3. Sedang
e. Lakukan teknik variasi untuk
a. Mengekspresikan perilaku mengurangi nyeri
b. Indikasi nyeri dapat 4. Ringan
Analgetic Administration
diamati 5. Tidak ada
a. Tentukan lokasi, karakteristik,
c. Perubahan frekuensi kualitas, dan derajat nyeri
pernapasan sebelum pemberian obat
d. Perubahan tekanan darah b. Monitor vital sign sebelum dan
e. Perubahan frekuensi sesudah pemberian analgetik
jantung c. Berikan analgetik yang tepat
Faktor yang berhubungan : sesuai dengan resep
Agen injuri biologis d. Catat reaksi analgetik dan efek
buruk yang ditimbulkan
e. Cek instruksi dokter tentang
jenis obat,dosis,dan frekuensi
Resiko Infeksi Risk control : Infection process Infection control
Definisi : Selama 3 x 24 jam klien Aktivitas :
Mengalami peningkatan resiko menunjukkan pengendalian a. Bersihkan ruang perawatan
terserang organism patogenik resiko yang ditandai dengan setelah digunakan pasien
Faktor resiko : kriteria hasil sebagai berikut ini : sebelumnya dengan tepat
Imunitas yang didapat tidak Kriteria hasil Target b. Batasi jumlah pengunjung
adekuat Mempertahankan 5 c. Ajarkan keluarga cara cuci
Prosedur invasive kebersihan tangan yang benar
Pertahanan tubuh sekunder lingkungan secara d. Anjurkan pengunjung untuk
yang tidak adekuat konsisten mencuci tangan saat memasuki
Mempraktekkan 5 dan meninggalkan ruang
cuci tangan dengan perawatan
benar secara e. Cuci tangan sebelum dan
konsisten sesudah melakukan tindakan
Menunjukkan 5 keperawatan pada setiap pasien
hygiene pribadi f. Monitor tanda-tanda vital
g. Monitor tanda-tanda infeksi
yang adekuat secara h. Ajarkan keluarga bagaimana
konsisten cara menghindari infeksi
Keterangan : i. Kolaborasi pemberian terapi
1: tidak pernah menunjukkan antibiotik
2 : jarang menunjukkan
3 : kadang menunjukkan
4 : sering menunjukkan
5 : selalu menunjukkan
DAFTAR PUSTAKA