Oleh:
Liberty Barokah, M.Keb
NIDN. 05-16-07-8401
Elvicka Fit Ari Shanty, SST., M.Kes
NIDN: 05-02-07-8401
ii
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul : Penyuluhan Pelayanan 5 Meja, Cara Pengisian Kartu Menuju Sehat, dan
Pelatihan Pengukuran Tekanan Darah Pada Kader di Desa Gamping Kidul, Sleman,
Yogyakarta
2. KetuaTim
a. Nama : Liberty Barokah,M.Keb
b. Jabatan/Golongan : Dosen/ IIIb
c. Program Studi : Kebidanan(D-3)
d. Perguruan Tinggi : Stikes Jenderal Achmad YaniYogyakarta
e. Bidang Keahlian :Kebidanan
f. Alamat Kantor/Telp/Faks/surel : : Jl. Ring Road Barat, Gamping Kidul, Ambar
ketawang, Gamping, Yogyakarta/(0274) 4342000 / (0274)4342542
/libracancer_4ever@yahoo.com
3. Anggota Tim
a. Jumlah Anggota : Dosen 1orang,
b. Nama Anggota: Elvicka Fit Ari Shanty, SST.,M.Kes
c. Mahasiswa yang terlibat : 2orang
4. Lokasi Kegiatan:
a. Desa/Kecamatan:GampingKidul/Gamping,Kabupaten:Sleman,Propinsi:
Daerah Istimewa Yogyakarta
b. Jarak PT ke lokasi (Km) : 5Km
5. Jangka Waktu Pelaksanaan : 1hari
6. BiayaTotal : Rp .800.000
7. Luaranyangdihasilkan:Meningkatkanpengetahuankadertentangtugaspelayanan
5 meja pada posyandu, serta dapat meningkatkan keterampilan kader dalam
pengisian KMS, dan melakukan pengukuran tekanandarah.
Mengetahui,
Ketua Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
1
RINGKASAN
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Peran kader Posyandu sangat penting dalam pelaksanaan kegiatan 5 meja
posyandu. Mulai kegiatan pendaftaran, penimbangan, dan pencatatan hasil di
KMS sampai dengan menjelaskan data KMS berdasarkan kenaikan Berat
Badan (BB) yang digambarkan kepada ibu, kemudian memberikan nasihat
kepada setiap ibu dengan mengacu pada data KMS. Serta melakukan rujukan
ke Puskesmas pada bayi/anak yang BGM, berat badan tidak naik 2 kali
berturut-turut dan kelihatan sakit (Dinkes Jawa Timur, 2006). Seorang kader
diharapkan dapat jeli menemukan masalah dan melakukan penilaian terhadap
masalah tersebut. Yaitu menentukan masalah yang paling mendesak untuk
ditangani dan menentukan kegiatan untuk menangani masalah tersebut
(Dinkes Jawa Timur, 2005).
Kader perlu memiliki pengetahuan tentang cara mengisi dan menafsirkan
KMS. Pengetahuan kader dalam mengisi KMS baru akan membantu kader
dalam mendeteksi secara dini adanya balita dengan kurang gizi (Mashudi dan
Rossita, 2011). Kemampuan kader dalam menjalankan tugasnya di Posyandu
harus dimaksimalkan. Terutama dalam menilai pertumbuhan balita
berdasarkan KMS baru, dengan jalan memberikan pelatihan bagi kader -
kader baru yang belum dilatih, dan penyegaran kembali bagi kader yang
sudahdilatih.
Berdasarkan uraian di atas penulis bermaksud untuk melakukan
pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan penyuluhan tentang
pelayanan 5 meja, cara pengisian Kartu Menuju Sehat, serta pemberian
keterampilan pengukuran tekanan darah pada kader di Desa Gamping Kidul,
Sleman,Yogyakarta.
3
B. Tujuan danSasaran
1. Tujuan
a. TujuanUmum
Tujuan dari pengabdian kepada masyarakat ini adalah meningkatkan
pengetahuan tentang peran kader dalam memberikan pelayanan 5
meja pada posyandu dan untuk meningkatkan keterampilan tentang
pengisian KMS, dan cara mengukur tekanan darah pada kader.
b. TujuanKhusus
1) Untuk memberikan pengetahuan tentang peran kader dalam
memberikan pelayanan 5 meja diposyandu
2) Untuk meningkatkan keterampilan kader dalam pengisian KMS
dan cara membaca grafik KMS
3) Untuk meningkatkan keterampilan kader dalam melakukan
pengukuran tekanandarah
2. Sasaran
Sasaran dalam pengabdian kepada masyarakat ini adalah kader
posyandu di Desa Gamping Kidul, Sleman, Yogyakarta.
4
BAB II
TARGET DAN LUARAN
A. Target
Adapun target dalam pengabdian kepada masyarakat ini adalah :
1) Meningkatnya pengetahuan tentang peran kader dalam memberikan
pelayanan posyandu khususnya pelayanan 5meja
2) Meningkatnya keterampilan kader dalam pengisian KMS dan cara
membaca grafik KMS
3) Meningkatnya keterampilan kader dalam melakukan pengukuran
tekanandarah
B. Luaran
Hasil luaran yang diharapkan dalam pengabdian kepada masyarakat ini
adalah untuk meningkatkan pengetahuan tentang tugas pelayanan 5 meja pada
posyandu, serta dapat meningkatkan keterampilan kader dalam pengisian
KMS, dan melakukan pengukuran tekanan darah.
5
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. KerangkaKonsep
Peningkatan
Penyuluhan tentang pengetahuan tentang
peran kader dalam peran kader dalam
Kurangnya pelayanan 5 meja pelayanan 5 meja
pengetahuan
tentang peran kader
dan kurangnya
keterampilan dalam
pengisian KMS, P pemberian Peningkatan keterampilan
dan cara mengukur keterampilan dalam pengisian KMS,
tekanan darah tentang cara dan cara melakukan
pengisian, KMS, pengukuran tekanan
dan cara mengukur darah
tekanan darah
6
b. Tahappelaksanaan
Pelaksanaan pengabdian meliputi :
1) Melakukan penyuluhan kesehatan tentang pelayanan 5 meja pada
posyandu
2) Demonstrasi dan mengajarkan cara pengisian KMS, dan cara membaca
grafikKMS
3) Demonstrasi dan mengajarkan cara melakukan pengukuran tekanan
darah
c. Tahap penyusunanlaporan
Pada tahap ini dilakukan penyusunan laporan berdasarkan
kegiatan yang telah dilakukan.
7
10. Materi
a. Pelayanan 5Meja
1) Definisi
Pelayanan 5 Meja Posyandu (5 langkah kegiatan Posyandu)
adalah kegiatan pelayanan yang dilaksanakan pada hari buka
Posyandu. Langkah 1 sampai dengan 4 dilaksanakan oleh para
kader, sedangkan langkah 5 oleh petugas sektor, yaitu petugas
kesehatan, PLKB, atau sektor yanglainnya.
Lima langkah kegiatan bukan berarti benar-benar harus ada 5
meja karena ini hanyalah merupakan sistem kegiatan, artinya 5
jenis kegiatan, dan bisa saja tidak semua kegiatan menggunakan
meja yang sesungguhnya (Lala, 2010).
2) Langkah-Langkah Pelaksanan Pelayanan 5Meja
a) Langkah 1 (Meja1)
Kader mendaftar bayi/balita yang dibawa ibu-ibu :
yaitu nama bayi/balita tersebut ditulis pada secarik kertas
yang kemudian diselipkan pada KMS-nya.
Apabila balita merupakan peserta baru, berarti KMS
baru diberikan, nama anak ditulis pada KMS dan secarik
kertas yang kemudian diselipkan pada KMSnya. Selain
itu, kader juga mendaftar ibu hamil, yaitu nama ibu hamil
tersebut ditulis pada Formulir atau Register Ibu Hamil.
Apabila ibu hamil tidak membawa balita, langsung
dipersilahkan menuju ke kegiatan 4.
b) Langkah 2 (Meja2)
Kader di kegiatan 1 meminta orang tua balita untuk
membawa bayi/balitanya dan menyerahkan KMS kepada
kader di kegiatan 2.
Kader di kegiatan 2 menimbang dan mencatat
hasilpenimbangan bayi/balita tersebut pada secarik kertas
yang diselipkan dalam KMS
8
c) Langkah 3 (Meja3)
Setelah ditimbang, kader meminta keluarga balita
menyerahkan KMS dan kertas catatan kepada kader di
kegiatan 3. Setelah itu kader memindahkan catatan hasil
penimbangan balita dari secarik kertas ke dalam KMS
anak tersebut. Kader menyerahkan KMS kepada keluarga
balita yang kemudian menuju ke kegiatan4.
d) Langkah 4 (Meja4)
Kader yang bertugas menerima KMS anak dari
keluarga balita membacakan dan menjelaskan data KMS
tersebut. Kader kemudian memberikan nasihat kepada
keluarga balita, baik dengan mengacu pada data KMS
maupun pada hasil pengamatan terhadap anaknya. Apabila
tidak ada petugas kesehatan di kegiatan 5 (pelayanan),
kader dapat melakukan rujukan ke tenaga kesehatan,
bidan, PLKB, atau Puskesmas apabila ditemukan masalah
pada balita, ibu hamil, atau ibumenyusui.
Selain itu, kader juga dapat memberikan penyuluhan
gizi atau pertolongan dasar, misalnya Pemberian Makanan
Tambahan (PMT), tablet tambah darah (tablet besi),
Vitamin A, Oralit, dan sebagainya
e) Langkah 5 (Meja5)
Khusus untuk kegiatan ini utamanya hanya dapat
dilakukan oleh petugas kesehatan, bidan, atau PLKB yang
memberikan layanan antara lain : Imunisasi, Keluarga
Berencana (KB), Pemberian tablet tambah darah (tablet
besi), vitamin A, dan obat-obatan lainnya.
9
Gambar 3.2 Pelaksanaan Kegiatan Bulanan Posyandu
Sumber : Depkes RI, 2009
10
e) Penyakit yang pernah diderita anak dan tindakan yang
diberikan.
Selain itu, kader juga menggunakan KMS untuk menanyakan
perkembangan anak, yaitu : kemampuan-kemampuan yang harus
dimiliki anak sesuai dengan tingkat usianya (misalnya:
kemampuan merangkak, duduk, brejalan, bicara, dan sebagainya)
3) Manfaat Catatan/Informasi PadaKMS
a) Alat pemantau keadaan balita sebagai acuan untuk
memberikan penyuluhan kepadaibu/keluarganya.
b) Alat untuk memberikan rujukan, baik ke langkah-5 maupun
kePuskesmas.
Rujukan balita diberikan pada bayi terdapat catatan berikut ini :
a) Berat badan balita berada di Bawah Garis Merah (BGM)
pada KMS dan dicurigai giziburuk
b) Berat badan balita 2 kali (2 bulan) berturut-turut tidaknaik
c) Berat badan balita berada di atas normal pada KMS (terlalu
gemuk)
d) Balitasakit
e) Balita belum diimunisasi dan mendapat kapsul vitaminA
4) Cara PengisianKMS
Pada balita yang baru pertama kali ditimbang, isilah nama,
nomor pendaftaran, dan identitas balita pada KMS. Cantumkan
tanggal, bulan, tahun lahir balita pada kolom NOL. Cantumkan
bulan penimbangan sesuai dengan hasil setiap kali balita
ditimbang
Tentukan letak titik hasil penimbangan berat badan pada
KMS dengan cara menghubungkan garis mendatar berat badan
dan garis tegak umur pada grafik KMS, lalu buat titik yang
mudah terlihat (Depkes RI,2000).
11
12
5) Aspek yang Dimonitor Dalam Grafik KMS
13
14
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
A. BIAYA
Rincian biaya dalam pengabdian kepada masyarakat ini adalah sebagai
berikut :
No Jenis Jumlah @ Harga Nominal Total
A Perlengkapan
1 Fotokopi 30 250 30 x 250 7.500
Kuesioner lembar
(pre dan post)
2 Dokumentasi 100.000
3 Kenang- 300.000
kenangan
4 Buku Saku 25 25 x 15000 375.000
5 Buku KMS 5 5 x 10000 50.000
Rp. 832.500
B. Konsumsi
1 Snack peserta 20 buah 7000 20 x 7000 140.000
2 Snack 4 buah 7000 4 x 7000 28.000
penyelenggara
Rp 168.000
C ATK
Alat tulis 50.000 Rp 50.000
(bopoint dan
spidol)
TOTAL Rp . 1.050.000
B. JADWALKEGIATAN
Pengabdian kepada masyarakat ini akan dilakukan dalam beberapa
bagian. Jadwal kegiatan adalah sebagai berikut :
Hari /Tanggalpelaksanaan : Senin, 23 November 2015
Waktu : Senin : 10.00-12.00 WIB
Rincian Kegiatan:
No. Kegiatan Waktu
1 Penyuluhan tentang tugas pelayanan 5 meja dan 50 menit
cara pengisian KMS
2 Pelatihan kader 120 menit
BAB V
15
HASIL YANG DICAPAI
BAB V
16
RENCANA TAHAP SELANJUTNYA
Rencana tindak lanjut dari pengabdian ini adalah diharapkan akan ada
pengabdian lagi dengan sasaran kader untuk meningkatkan pengetahuan tentang
posyandu pada ibu hamil. Dari hasil diskusi dengan para kader, diketahui bahwa
pelayanan posyandu baru pada balita dan lansia, untuk ibu hamil belum ada yang
datang ke posyandu.
Diharapkan ke depannya bisa mengaktifkan posyandu dengan melibatkan
ibu hamil. Sebelum diaktifkan posyandu untuk ibu hamil, kader harus mempunyai
ketrampilan dulu terkait kehamilan.
BAB V
17
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Pengabdian masyarakat ini berjalan lancar, dengan di ikuti oleh 13
kader. Hasil pre test rata-rata pengetahuan ibu sebesar 62,3% dan post test
sebesar 81,15%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pengetahuan
kader meningkat setelah diberikan penyuluhan.
B. SARAN
1. BagiDosen
Dosen diharapakan lebih aktif dan meningkatkan pelaksanaan Tridharma
Perguruan Tinggi dalam hal ini pengabdian kepada masyarakat.
2. BagiKader
Kader bisa aktif lagi mengikuti penyuluhan dan pelatihan yang berkaitan
dengan tujuan darigas, peran, dan fungsinya sebagai kader sehingga
pelaksanaan posyandu dapat berjalan efektif sesuai dengan tujuan dari
diadakanya kegiatan posyandu.
DAFTAR PUSTAKA
18
Departemen Kesehatan RI, 2000. Panduan Penggunaan Kartu Menuju Sehat
(KMS) Balita bagi Petugas Kesehatan. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2006, Buku kader posyandu : dalam usaha perbaikan
gizi, Departemen Kesehatan, Jakarta
Dinas Kesehatan Jawa Timur. (2006). Pedoman Pelatihan Kader Posyandu.
Surabaya
Manji Lala. 2012. Materi 4 : Pelatihan Kader Posyandu.
http://www.slideshare.net/manjilala/materi-4-pelatihan-kader-posyandu.
Di akses tanggal 16 November 2015.
Sugeng Mashudi, S., M.Y. 2011. Pengetahuan Kader Posyandu Tentang Kartu
Menuju Sehat (Kms) Baru. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhamamdiyah Ponorogo: Jawa Timur.
19
20
21