RPD : belum pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya, riwayat mimisan sebelumnya tidak ada,
pasien tidak ada riwayat bepergian ke luar kota
RPK : tidak ada keluarga yang mengalami sakit dengan keluhan ini
R. lingkungan : tidak ada tetangga yang mengalami sakit dengan keluhan ini, terdapat beberapa
genangan air di sekitar rumah karena musim hujan, riwayat fogging di lingkungan rumah tidak diketahui.
R. pengobatan : 1 hari SMRS diberikan Paracetamol tablet 500mg 3x sehari, demam turun beberapa
jam, tapi kembali demam
Dasar Ulangan
BCG v
Hep B v v v v
Polio v v v v v
HiB v v v v
DTP v v v v v
MR v v
Riwayat Tumbuh Kembang Anak
•Berbalik : normal
•Duduk : normal
•Berdiri : normal
•Berjalan : normal
•Berbicara : normal
•Membaca : normal
•Menulis : normal
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Kesadaran : E3 M6 V5 → compos mentis
Kesan sakit : Sakit sedang
Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : 100/70 mmHg (n: 90-110/55-75)
Nadi : 120 x/menit (n: 70-120)
Pernafasan : 20x/menit
Suhu : 37.5 C
Saturasi O2 : 96%
Kepala
● Bentuk : Normocephal
● Mata : konjungtiva anemis (-)/(-) , injeksi konjungtiva (-), sklera ikterik (-)/(-), mata
cekung (-)/(-), oedem palpebra (-)/(-), refleks cahaya (+)/(+), pupil isokor (+)/(+) bulat, eye
movement normal simetris.
● Hidung : PCH (-), sekret hidung (-), Pendarahan (-), obstruksi/inflamasi/polip (-)
● Telinga : Sekret (-), inflamasi (-)
● Mulut : Mukosa bibir kering, sianosis (-), pendarahan gusi (-), kemerahan pada gusi dan
mukosa (-)
● Lidah : Lidah kotor (-), tremor (-)
● Tonsil dan faring : T1/T1, faring hiperemis (-)
Leher
● KGB tidak teraba membesar, trakea letak sentral
Kardiovaskular
● Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
● Palpasi : tidak terdapat thrill, Ictus cordis lokasi ICS IV LMCS
● Perkusi : batas jantung dalam batas normal tidak terdapat pembesaran jantung
● Auskultasi : S1=S2, reguler, tidak terdapat suara jantung tambahan.
Abdomen
● Inspeksi : Bentuk datar
● Auskultasi : BU (+) normal
● Perkusi : timpani, ruang traube tidak terisi
● Palpasi :
○ Nyeri tekan (-)
○ Palpasi hepar→ hepatomegaly (-)
○ Palpasi lien → Splenomegali (-)
Ekstremitas
● Akral hangat
● Sianosis (-), CRT <2 sec
Kulit
● Turgor kembali cepat
● Ikterik (-)
● Peteki (+) di lengan kiri bawah bagian volar
Genital
● Tidak ada kelainan kulit yang terlihat disekitar genital dan anus
Status Antropometri
● Umur : 11 tahun
● Berat badan : 40 kg
● Tinggi badan : 155 cm
● Hitung jenis
○ Basofil : 0,0 (0,0-1,0%)
○ Eosinofil : 0,0 (1,0-5,0%)
○ Neutrofil : 26,0 (25,0-60,0%)
○ Limfosit : 62 (25.0-40.0%)
○ Monosit : 8,0 (2,0-10,0%)
Pemeriksaan Penunjang Hari rawat 2
Hematologi
● Hb : 13,5 g/dL (11,8-15,0 g/dL)
● Ht : 44 % (35-47%)
● Leukosit : 3.800/mm3 (4.000-13.500/mm3)
● Trombosit : 34.000/mm3 (150.000-450.000/mm3)
● Eritrosit : 4,0 juta/mm3 (3,8-5,2)
● MCV : 78 (77-95) fl
● MCH : 28 (25-33) pg/mL
● MCHC : 35 (32-36) g/dL
Diagnosis banding
Chikungunya
Usulan Pemeriksaan Penunjang
● NS-1 Antigen
● IgM/IgG Anti Dengue
● Hematologi rutin & hitung jenis
○ Hb, Ht, Eritrosit, Leukosit, Trombosit
● Elektrolit (Na, K)
● Foto thorax right lateral decubitus
● Liver function test (SGOT, SGPT, serum albumin)
Diagnosis Kerja
Dengue Hemorrhagic Fever grade 2
Penatalaksanaan
Non-farmakologi
Penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus genus Flavivirus, famili
Flaviviridae, yang memiliki 4 jenis serotipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-
4, melalui perantara nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Aedes Aegypti
● Hanya nyamuk Aedes aegypti betina yang menyebarkan virus dengue, sedangkan nyamuk jantan
tidak. Penyebaran nyamuk Aedes aegypti terjadi di negara beriklim tropis, seperti Indonesia,
terutama saat memasuki musim hujan, karena curah hujan yang tinggi → mendukung berkembang
biak.
● Nyamuk Aedes aegypti bertelur di genangan air yang jernih dan senang berada di tempat minim
cahaya.
Aedes Albopictus
● Cenderung berada di hutan dan pohon rimbun.
Transmisi biasanya tinggi pada musim hujan ketika kelembaban dan temperatur
kondusif untuk berkembang biak.
● Di Amerika, lebih dari 390 juta infeksi dengue terjadi setiap tahun
● Wabah demam berdarah di daerah perkotaan yang dipenuhi oleh A. aegypti mungkin
bersifat eksplosif; hingga 70-80% populasi mungkin terlibat.
● Di Indonesia, terdapat 10 provinsi dengan jumlah kasus terbanyak, yaitu Jawa Barat
10.772 kasus, Bali 8.930 kasus, Jawa Timur 5.948 kasus, NTT 5.539 kasus, Lampung
5.135 kasus, DKI Jakarta 4.227 kasus, NTB 3.796 kasus, Jawa Tengah 2.846 kasus,
Yogyakarta 2.720 kasus, dan Riau 2.255 kasus.
● Jumlah kasus dan kematian tahun ini masih rendah jika dibandingkan tahun 2019.
Tahun ini jumlah kasus DBD pada Januari-Juli mencapai 71.633 kasus, tahun 2019
jumlah kasus lebih tinggi berjumlah 112.954.
https://www.kemkes.go.id/article/view/20070900004/hingga-juli-kasus-dbd-di-indonesia-capai-71-ribu.html
Klasifikasi
Inkubasi
Fase Febris
Demam hilang, berkeringat, pasien Nadi lemah dan cepat, pulse pressure <20
mmHg, hipotensi. Delayed tissue perfussion :
membaik dengan terapi cairan, sedikit
CRT >2 sec, kulit pucat, akral dingin, gelisah
perubahan pada nadi dan tekanan
darah Grade 4 DHF (DSS)
DHF Moderate - severe cases Tekanan darah dan nadi sulit diukur.
Kebanyakan pasien tetap sadar sampai
Kondisi memburuk setelah mulainya fase demam.
Muncul warning sign. Mendekati akhir febrile seizure,
terminal state.
muncul circulatory failure: akral dingin, Perioral
sianosis, nadi menjadi cepat dan lemah. Beberapa
pasien bisa letargi, gelisah dan masuk ke fase shock.
Nyeri abdomen biasanya dikeluhkan sebelum terjadi
shock
Guidelines Dengue WHO 2011
Tanda-Tanda Bahaya
● Tidak ada perbaikan klinis atau perburukan situasi sebelum atau selama transisi ke
fase afebrile atau saat penyakit berkembang.
● Muntah terus menerus, tidak minum.
● Nyeri perut yang parah.
● Kelesuan dan / atau kegelisahan, perubahan perilaku mendadak.
● Perdarahan: Epistaksis, feses berwarna hitam, hematemesis, perdarahan
menstruasi yang berlebihan, urine berwarna gelap (hemoglobinuria), atau
hematuria.
● giddiness
● Tangan dan kaki pucat, dingin, dan lembap.
● Oliguria / tidak ada selama 4–6 jam.
https://cmr.asm.org/content/22/4/564
Plasminogen memiliki kesamaan di sequence
aminoacid dengan DENV protein. Ikatan AB dengan
plasminogen, meningkatkan aktivasi.
● WBC biasanya normal pada onset febris, diikuti leukopenia dengan penurunan neutrofil
● Bisa didapatkan kenaikan AST dan liver enzymes, hipoproteinemia, hipoalbuminemia, Hiponatremia.
● Penggunaan obat analgesics, antipiretik, anti emetik dan antibiotik bisa mengganggu fx liver
Shock
● Hiponatremia
● Hipokalsemia
● Metabolic asidosis
https://www.cdc.gov/dengue/training/cme/ccm/
page73112.html
Parameter Terdeteksi Lama terdeteksi
IgM anti dengue 3-5 hari setelah onset 2-3 bulan setelah
gejala onset gejala
Antigen NS1 adalah glikoprotein yang diproduksi oleh semua flavivirus dan penting untuk replikasi
dan kelangsungan hidup virus. Antigen NS1 muncul hari ke-1 setelah timbulnya demam dan
menurun ke tingkat yang tidak terdeteksi dalam 5-6 hari. Digunakan untuk diagnosis dini.
● IgG-ELISA
Tes ini juga dapat digunakan untuk membedakan infeksi dengue primer dan sekunder. IgG-ELISA
tidak dapat digunakan untuk mengidentifikasi serotype demam berdarah.
● IgM/IgG Ratio
Rasio IgM / IgG digunakan untuk membedakan infeksi primer dari infeksi dengue sekunder.
Infeksi virus dengue didefinisikan sebagai infeksi primer jika rasio IgM / IgG > 1.2 atau sekunder
jika rasio < 1.2.
Pemeriksaan Penunjang
● IgM Anti Dengue
Antibodi IgM anti-dengue muncul lebih awal daripada IgG, dan biasanya terdeteksi pada hari ke-5
penyakit, tidak dapat dideteksi selama lima hari pertama penyakit.
waktu munculnya antibodi IgM sangat bervariasi di antara pasien. Titer antibodi IgM pada infeksi
primer secara signifikan lebih tinggi daripada pada infeksi sekunder.
Pemeriksaan Penunjang Lainnya
Penatalaksanaan
Dibagi menjadi 4:
● Tersangka DBD
● Demam Dengue
● DBD derajat 1 dan 2
● DBD derajat 3 dan 4
● Medikamentosa
○ Antipiretik dapat diberikan,
dianjurkan pemberian paracetamol
bukan aspirin
○ Diusahakan tidak memberikan
obat-obat yang tidak diperlukan
(antasida, antiemetik) untuk
mengurangi beban detoksifikasi
obat dalam hepar
● Suportif
○ Cairan IV diperlukan apabila anak
terus menerus muntah, tidak mau
minum, demam tinggi, dehidrasi,
dan nilai HT cenderung meningkat
pada pemmeriksaan berkala
● Jumlah urin 1 ml/kgBB/ jam
merupakan indikasi bahwa sirkulasi
membaik
● Pada umumnya cairan tidak perlu
diberikan lagi 48 jam setelah syok
teratasi
● Koreksi asidosis metabolik dan
elektrolit pada DBD syok
Indikasi pemberian darah pada DSS
Setelah pemberian cairan kristaloid dan koloid, syok menetap, hematokrit turun,
diduga telah terjadi perdarahan , berikan darah segar 10ml/KgBB
Apa bila HT >40 vol% maka berikan darah dalam volume kecil
Plasma segar beku dan suspensi trombosit berguna untuk koreksi gangguan
koagulopati dan DIC pada syok berat yang menimbulkan pendarahan masif
Pemberian transfusi trombosit pada KID harus selalu disertai plasma segar (berisi
faktor koagulasi yang diperlukan), untuk mencegah pendarahan lebih hebat.
Tanda-Tanda Penyembuhan Kriteria Pulang
(stop volume replacement)
● Frekuensi nadi, TD, dan napas stabil ● Tidak demam minimal 24 jam tanpa terapi
● Suhu badan normal antipiretik
● Nafsu makan membaik
● Tidak dijumpai perdarahan baik eksternal
● Perbaikan klinis jelas
maupun internal ● Jumlah urin cukup
● Nafsu makan membaik ● Minimal 2-3 hari setelah syok teratasi
● Tidak dijumpai muntah maupun nyeri perut ● Tidak tampak distres pernapasan yang disebabkan
● Volume urin cukup efusi pleura/ asites
● ● Trombosit > 50.000/mm3. Apabila masih rendah
Kadar hematokrit stabil pada kadar basal
namun klinis baik, boleh pulang dengan nasihat
● Ruam konvalesen, ditemukan pada 20-30%
tidak aktivitas yang menimbulkan trauma selama 1-
kasus 2minggu (sampai trombosit normal). Pada
umumnya bila tidak ada penyulit lain (mis ITP),
trombosit kembali normal dalam 3-5 hr
Pedoman Diagnosis Dan Tatalaksana Infeksi Virus Dengue Pada Anak - IDAI 2014
Komplikasi
● Fluid overload
● Pada prolonged shock yang tidak diperbaiki, pasien biasanya meninggal dalam waktu
12-24 jam
● Metabolic acidosis
● Elektrolit imbalance
● Multiorgan failure
● Pendarahan yang parah dari berbagai organ
Fluid Overload
Pencegahan
Prognosis
Pasien shock jika tanpa penanganan adekuat memiliki prognosis yang buruk dan
angka mortalitas yang tinggi
Jika penanganan baik, pasien akan membaik dengan cepat. Bahkan pada pasien
shock pasien menunjukan recovery setelah 2-3 hari.