Pasien menyangkal adanya demam, mual muntah darah, batuk lama, dan perubahan BAB maupun BAK.
Keluhan adanya gusi berdarah, mimisan, dan BAB hitam disangkal pasien.
• Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien belum pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya.
• Riwayat Penyakit Keluarga : Ibu pasien sering menderita penyakit serupa dan sering harus berobat ke dokter
untuk keluhan tersebut namun sampai saat ini belum pernah sampai harus dirawat atau transfusi darah.
• Riwayat Kebiasaan : Pasien jarang makan daging, sayuran hijau maupun berolahraga.
• Riwayat Menstruasi : Siklus menstruasi normal setiap bulan, durasi 7 hari dengan volume cukup banyak di hari
kedua sampai keempat, menghabiskan 3-5 pembalut per hari.
Keadaan Umum Tanda Vital
• Keadaan Umum : Tampak lemah, terlihat pucat • Tekanan Darah : 100/70 mmHg
• Kesadaran : CM • Nadi : 92 x/menit, reguler, isi cukup
• Kesan Sakit : Sedang • Respirasi : 23 x/menit
• BB : 50 kg • Suhu : 36,5oC
• TB : 152 cm • SpO2 : 98%
• BMI : 21,64
• Kulit : Pucat (+), sianosis (-), ikterus (-), petekie (-), ekimosis (-), purpura (-)
• Kepala : Normosefali, turgor dahi cukup
• Mata : Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)
• Hidung : Bentuk normal, epistaksis (-/-)
• Mulut : Mukosa pucat (+), bibir pecah-pecah (+), lidah kotor (-), hipertrofi ginggiva (-), perdarahan
gusi (-), atrofi papil lidah (+), stomatitis (-)
• Leher : Trakea letak sentral, tidak terdapat pembesaran KGB
Thorax (Paru-Paru)
• Inspeksi : Bentuk dan pergerakan simetris kanan = kiri
• Palpasi : Taktil fremitus kanan = kiri, nyeri tekan (-)
• Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
• Auskultasi : VBS (+/+), Wheezing (-/-), Rhonki (-/-)
Thorax (Jantung)
• Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
• Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
• Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
• Auskultasi : Bunyi jantung S1=S2, mumur (-), gallop (-)
Abdomen
• Inspeksi : Datar
• Auskultas : BU (+) normal
• Palpasi : Timpani di seluruh abdomen
• Perkusi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba membesar
Ekstremitas
• Akral tampak pucat
• CRT <2 detik
• Tidak ada sianosis
• Kuku terdapat spoon nail
Pemeriksaan SADT
• Eritrosit : Anisositosis ringan (mikrosit, normosit),
poikilositosis sedang (cigar-shape cell, tear drop
cell), hipokrom sedang, distribusi eritrosit ringan
• Leukositosis : Jumlah normal, tidak ada kelainan
morfologi
• Trombosit : Jumlah normal, bentuk dan ukuran
normal
App 2
• Anemia defisiensi Fe : Anemia yang disebabkan kurangnya zat besi dalam tubuh, sehingga
kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritropoiesis berkurang karena cadangan besi kosong (depleted iron
store) yang mengakibatkan berkurangnya produksi hemoglobin. Ditandai dengan gambaran sel
darah merah hipokrom mikrositer, kadar besi (SI), persen saturasi, dan serum feritin menurun.
• Paling sering dijumpai di negara berkembang berhubungan dengan tingkat sosial ekonomi
masyarakat
• Banyak terjadi pada anak kecil dan wanita hamil
• Di Indonesia
⚬ 16-50% laki-laki
⚬ 25-48% wanita
⚬ 46-92% ibu hamil
⚬ 55,5% balita
• Bayi dengan berat badan lahir rendah atau lahir prematur
• Lansia > 65 tahun
• Ibu hamil
• Remaja wanita
• Sosio ekonomi rendah
• Vegetarian
• Gizi buruk
• Riwayat keluarga
• Terlalu sering donor darah
• Kebutuhan zat besi meningkat (anak dalam masa pertumbuhan, kehamilan, dan laktasi)
• Kehilangan zat besi karena perdarahan
⚬ GIT : pemakaian OAINS, kanker lambung, hemoroid, infeksi cacing tambang
⚬ Traktur Urinaria : Hematuria
⚬ Traktur Respiratorius : Hemoptoe
⚬ Organ Genital Wanita : Menoragia, Metroragia
• Kurangnya konsumsi zat besi
• Gangguan absorbsi zat besi (pasca gastrektomi, penyakit Crohn)
Deplesi Besi Eritropoiesis Defisiensi Besi Anemia Defisiensi Besi
• Iron Depleted Stage • Iron Deficient Erythropoiesis • Cadangan besi kosong, sudah
• Cadangan besi menurun, • Cadangan besi kosong, penyediaan mulai muncul anemia
penyediaan besi untuk besi untuk eritropoiesis terganggu defisiensi besi
eritropoiesis belum • Secara laboratoris belum muncul
terganggu anemia
• 3 Faktor
⚬ Gangguan sintesis akibat defisiensi cadangan besi
⚬ Defek sel
⚬ Usia hidup prekursor eritroid dan eritrosit berkurang
• Ketika saturasi transferin berkurang hingga <15% → zat besi untuk produksi hemoglobin menurun →
protoporphyrin eritrosit bebas meningkat → sintesis protein globin berkurang dan setiap sel yang diproduksi
mengandung lebih sedikit hemoglobin → eritrosit mikrositosis dan hipokromia
• Defisiensi Fe menyebabkan penurunan alfa gliserofosfat di otot → glikolisis terganggu → > asam laktat → mudah
lelah
• Gejala Umum Anemia : lemah, cepat lelah, mata berkunang-kunang, pucat
• Indeks Eritrosit
⚬ MCV dan MCHC menurun, MCV < 70fL
• Feritin Serum
⚬ Indikator cadangan besi yang sangat baik
⚬ <12 µg/dL → sebagai kriteria diagnosis anemia defisiensi besi
• Protoporfin
⚬ Merupakan bahan antara pada pembentukan heme. Jika sintesis heme terganggu maka protoporfirin akan
menumpuk dalam eritrosit
⚬ Normal <30µg/dL
⚬ Untuk defisiensi Fe >100 µg/dL
• Sumsum Tulang
⚬ Menunjukkan hiperplasia normoblastik ringan sampai sedang
⚬ Pengecatan Fe sumsum tulang dengan biru prusia (Perl's stain) → menunjukkan cadangan besi (-) / butir
hemosiderin (-)
⚬ Normal : 40% - 60% normoblast mengandung granula feritin dalam sitoplasmanya --> sideroblast
⚬ Sideroblast negatif pada defisiensi besi
Non Farmakologi
• Konseling dan Edukasi
• Diet tinggi Fe
Farmakologi
• Transfusi sel darah merah
• Terapi Fe per-oral
⚬ Ferrous Sulfat 325mg/ hari, sebelum makan
⚬ Pada pasien yang memiliki gangguan GIT seperti mual, muntah, konstipasi, pemberian ferrous sulfat diberikan saat makan
dosis 100mg/hari
⚬ Diberikan selama 3-6 bulan
⚬ Preparat vit C 3x100mg → meningkatkan penyerapan Fe
• Terapi Fe parenteral
⚬ Iron Dextran Complex 50mg/mL subkutan/IV
⚬ Dosis Kebutuhan Fe (mg) = [(15-Hb pasien) x BB x 2,4] + (500-1000mg)]
⚬ Indikasi : intoleransi terhadap Fe oral, kepatuhan konsumsi buruk, gangguan pencernaan (kolitis ulseratif), penyerapan Fe
oral terganggu (gastrektomi), kehilangan darah dalam jumlah besar, kebutuhan besi besar (sebelum operasi), defisiensi
fungsional ec pemberian eritropoietin pada gagal ginjal kronis
• Diet yang mengandung cukup zat besi, seperti daging, ikan, sayur hijau tua, dll
• Batasi diet yang menghambat absorpsi zat besi dalam tubuh, seperti kopi dan teh
• Perbanyak diet yang membantu absorbsi zat besi dalam tubuh, seperti buah yang tinggi vitamin C
• Menjaga pola hidup bersih dan sehat
• Pemberian tablet Fe pada ibu hamil
• Gagal jantung
• Hipoksia
• Gangguan fungsi kognitif
• Gangguan tumbuh kembang
• Gangguan imunitas tubuh
• Respon pengobatan baik
⚬ Retikulosit naik pada minggu pertama dan mencapai puncak pada hari ke-10 dan kembali normal setelah
hari ke-14
⚬ Kenaikan Hb 0,15 g/dL per hari atau 2 g/dL setelah 3-4 minggu, Hb akan kembali normal setelah 4-10
minggu
• Prognosis baik bila penangannya adekuat dan ditemukan penyebab anemianya