Anda di halaman 1dari 31

BST Perawatan Bayi Aterm

Baru Lahir
Preceptor: dr. Melissa Sp.A
Cindy Nathalia Giovanni/1815097
Yoana Angeline/1815111
Identitas
• Nama : Bayi dari ibu R
• Jenis kelamin : Perempuan
• Nama ibu : Ny. R
• Umur ibu : 30 tahun
• Agama : Islam
• Status pernikahan : 1 kali
• Golongan darah ibu : B rhesus +
Anamnesis
• KU: -
• Bayi perempuan lahir via SC atas indikasi BSC dari ibu P2A1 pukul
08.32. Bayi langsung menangis spontan. Tampakkulit kebiruan saat
lahir. Setelah diberi oksigen selama 1 menit kulit berubah menjadi
pink. Tetapi ujung tangan dan ujung kaki masih terlihat biru. Gerakan
bayi aktif. Sesak nafas (-)
• Anamnesis Ibu:
Anak ke 1 Lahir via SC 2800 gr Umur 8 tahun. Asi
eksklusif 2 tahun
Anak ke 2 Abortus 1 tahun yang
lalu
Anak ke 3 Lahir via SC 2545 gr Baru lahir
Anamnesis
• Anak ke 1 pernah dirawat selama 7 hari untuk disinar/fototerapi
karena kuningg
• Anak ke 3 ANC rutin ke dokter. Usia gestasi 39 minggu, letak anak
kepala
• RPD ibu: tensi 2 minggu terakhir 160/90, demam (-), infeksi (-)
• Riwayat alergi ibu: alergi seafood (+)
Pemeriksaan Fisik
• Apgar score: 9/9
1 menit 5 menit
Appearance 1 1
Pulse 2 2
Grimace 2 2
Activity 2 2
Respiratory 2 2

• BB: 2545 gr -> kurva lubchenco dengan usia gestasi 39 minggu -> sesuai masa kehamilan
• PB: 47 cm
• LK: 31 cm
• LD: 30 cm
• LP: 27 cm
• Ballard score: 36-> 39 minggu
Kurva Lubchenco
Ballard Score
Pemeriksaan fisik
• Imunisasi : hepatitis B 0,5 cc a/r 1/3 paha dextra IM
• Profilaksis: vit K 0,6 cc a/r 1/3 paha sinistra IM , cendo fenicol ODS
• Tanda Vital:
• Resp:48x/menit
• Suhu: 36,5
• Kepala: bentuk kepala simetris
• Mata: katarak -/-
• Hidung:pernapasan cuping hidung -/-
• Mulut: lip tie class IV
• Thorax: retraksi -, sonor +/+, VBS +/+, rh-/-, wh-/-, S1=S2,murmur (-)
• Abdomen: dbn. Tali pusat vena 1 arteri 2
• Ekstremitas: lengkap. Warna kulit biasa
• Genital: labia mayor > labia minor
• Anus: +, intak +
• Refleks rooting +, refleks isap +, refleks pegang +
Diagnosis kerja
• Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan. Bayi perempuan,
tunggal, lahir via SC dari ibu P2A1 atas indikasi BSC, A/S 9/9 gestasi 39
minggu BB: 2545 gr PB: 47cm Bayi sehat
Penatalaksanaan
• Rawat gabung
• Cek TTV tiap 4 jam selama 3 hari
• Suhu bayi 36,5-37,5
• Sudah inj Vit.K, Hep. B, tetes mata
• Bila ibu sudah siap lakukan IMD, mulai feeding 8x25 cc P.O
• Catat frek BAK dalam 24 jam pertama dan BAB dalam 48 jam pertama
• Lapor bila ada penurunan kesadaran,kuning,merintih, sesak
Prognosis
• QAV : ad bonam
• QAF: ad bonam
• QAS: ad bonam
Alur Resusitasi Neonatus
Perawatan tali pusat
• Tali pusat pada umumnya diklem dengan forsep bedah segera setelah
lahir. Lebih baik jika membiarkan bayi menangis dengan baik
beberapa kali sebelum melakukan klem tali pusat supaya bayi
mendapatkan darah tambahan dari plasenta. Tambahan darah
tersebut dapat mencegah anemia defisiensi besi pada tahun pertama
kehidupan
• Tali pusat diklem 3-4 cm dari permukaan perut bayi, setelah bayi
dikeringkan dan dinilai maka forseps dapat diganti dengan klem tali
pusat atau pengikat tali pusat steril
• Rata-rata pelepasan tali pusat: 9 hari
IMD
• Rawat gabung dalam 24 jam sehingga ibu dapat memulai IMD
• Refleks hisap yang efektif timbul pada bayi dengan usia kehamilan 34
minggu > bayi baru lahir langsung diletakkan pada payudara ibu
segera setelah dikeringkan dan dilakukan pada menit pertama karena
semakin cepat bayi disusui semakin besar keberhasilan ibu dalam
menyusui, dan meyakinkan ibu bahwa bayi dalam keadaan sehat
• Kontak Kulit & Menyusu Sendiri penting bagi ibu bayi karena:
1. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat selama bayi
merangkak mencari payudara. Ini akan menurunkan kematian
karena kedinginan(hypothermia). (Gambar 5)
2. Saat merangkak mencari payudara, bayi memindahkan bakteri dari
kulit ibunya, dan dia akan menjilat-jilat kulit ibu, menelan bakteri
baik di kulit ibu. Bakteri baik ini akan berkembang biak
membentuk koloni di kulit dan usus bayi, menyaingi bakteri jahat
dari lingkungan. (Gambar 6)
3. Ikatan kasih sayang antara ibu-bayi akan lebih baik karena pada 1-
2 jam pertama, bayi dalam keadaan siaga. Setelah itu biasanya
bayi tidur dalam waktu lama. (Gambar 7)
4. Ibu dan bayi merasa lebih tenang. Pernapasan dan detak jantung
bayi lebih stabil. Bayi akan lebih jarang menangis sehingga
mengurangi pemakaian energi. (Gambar 8)
5. Makanan awal non ASI mengandung zat putih telur yang bukan
berasal dari susu manusia, misalnya susu hewan. Hal ini dapat
mengganggu pertumbuhan fungsi usus dan mencetuskan alergi
lebih awal.
6. Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil menyusui
eksklusif dan akan lebih lama disusui.
7. Hentakan kepala bayi ke dada ibu, sentuhan tangan bayi diputing
susu dan sekitarnya, emutan dan jilatan bayi pada puting ibu
merangsang pengeluaran hormon oksitosin.
Pemberian profilaksis konjungtivitis
neonatorum
• Konjungtivitis neonatorum merupakan konjungtivitis pada bayi baru lahir yang terjadi
dalam bulan pertama kehidupan, dengan manifestasi klinis berupa eritema dan edema
pada kelopak mata dan konjungtiva palpebra, sekret purulen dengan gambaran satu atau
lebih sel polimorfonuklear (PMN) pada pewarnaan Gram, yang dilihat dengan minyak
emersi, dari apus konjungtiva
• Konjungtiva bayi baru lahir steril, namun segera terkolonisasi oleh berbagai
mikroorganisme baik patogen atau nonpatogen. Konjungtiva bayi rentan terinfeksi, tidak
hanya karena rendahnya kadar agen nonbakterial dan protein (lisozim dan imunoglobulin
A dan G), juga karena lapisan film air mata (tear film) dan alirannya baru terbentuk.
• 4 faktor risiko perinatal terhadap konjungtivitis neonatorum yaitu vaginitis maternal,
terdapat mekonium pada kelahiran, persalinan pada lingkungan nonsteril, dan
endometritis pascapersalinan. KPD, PMS, trauma lokal pada mata juga ikut berperan
dalam konjungtivitis neonatorum
Pemberian Profilaksis Vitamin
• Permasalahan pada Perdarahan akibat Defisiensi Vitamin K (PDVK) adalah
terjadinya perdarahan otak dengan angka kematian 10-50% yang umumnya
terjadi pada bayi dalam rentang umur 2 minggu sampai 6 bulan.
• Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya PDVK: ibu yang selama kehamilan
mengkonsumsi obat-obatan yang mengganggu metabolisme vitamin K seperti
obat antikoagulan oral (warfarin), obat antikonvulsan (fenobarbital, fenitoin,
karbamazepin), obat antituberkulosis (INH, rifampicin), sintesis vitamin K yang
kurang oleh bakteri usus, gangguan fungsi hati (kolestasis), bayi yang
mendapat ASI eksklusif, sindrom malabsorpsi, diare kronis
• Rekomendasi dari HTA: Semua bayi baru lahir harus mendapatkan profilaksis
vitamin K1 dengan 1 mg dosis tunggal intramuskular.
Pemeriksaan Bayi Baru Lahir
• Pemeriksaan secara detail pada bayi baru lahir rutin dilakukan. Perlu
dilakukan pemeriksaan untuk melakukan skrining kelainan bawaan.
Menurut panduan dari National Institute for Health and Clinical
Excelence (NICE), komponen skrining dengan pemeriksaan fisis meliputi
pemeriksaan jantung, pemeriksaan tulang paha, pemeriksaan mata,
pemeriksaan testis pada anak laki-laki
• Penyakit jantung bawaan: penyakit jantung bawaan meliputi spektrum
penyakit yang luas, dari VSD yang dapat mengalami resolusi spontan
hingga kondisi yang menyebabkan kematian. Program skrining dilakukan
berdasarkan pemeriksaan fisis semua elemen sistem kardiovaskular dan
riwayat pemberian makanan. Ekokardiografi hanya sesuai dilakukan
sebagai bagia penilaian yang lebih lanjut atau sebagai bagian penilaian
anak dengan risiko tinggi seperti bayi dengan Down Syndrome.
• Developmental Dysplasia of the Hip (DDH): Penatalaksanaan bertujuan untuk melakukan
stabilisasi panggul, diawali dengan penggunaan splint. Apabila hal tersebut gagal maka
dibutuhkan pembedahan. Skrining dilakukan dengan pemeriksaan fisis menggunakan
Metode Barlow dan Ortolani. Penggunaan USG menunjukkan lebih sensitif tetapi diduga
berhubungan dengan pertimbangan penatalaksanaan yang berlebihan. Namun tetap
direkomendasikan bagi bayi dengan riwayat presentasi bokong (breech presentation)
pada kehamilan atau riwayat keluarga garis pertama dengan DDH.
• Pemeriksaan Mata: Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat kelainan struktural pada
mata, bukan memeriksa ketajaman penglihatan. Kelainan utama yang sering ditemukan
adalah katarak dan retinoblastoma. Skrining didasarkan pada inspeksi mata dan
pemeriksaan refleks fundus.
• Cryptorchidism (Undescended Testes –UDT): Adesensus testis ditemukan pada 2% bayi
laki-laki. Kondisi ini dianggap penting karena berhubungan dengan hipospadia dan
adanya adesensus testis bilateral merupakan indikasi hiperplasia adrenal kongenital, juga
meningkatkan risiko terjadinya torsio, subfertilitas dan keganasan. Pembedahan
dilakukan sebelum anak mulai sekolah, banyak pihak yang merekomendasikan
pembedahan antara usia 1 dan 2 tahun.
Pola tidur bayi
• Dalam sehari bayi dapat tidur sampai total 20 jam, yang terpecah
dalam periode-periode tidur 20 menit hingga 4 jam. Usahakan kamar
bersuhu sejuk, tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas, dan
mendapat cahaya serta ventilasi cukup. Posisi tidur yang dianjurkan
adalah posisi terlentang karena dapat mencegah terjadinya sindrom
kematian mendadak bayi atau sudden infant death syndrome (SIDS).
Tempat tidur bayi sebaiknya menggunakan alas yang rata dan tidak
terlalu lembut. Hindari menggunakan benda-benda yang dapat
menutupi kepala bayi.
Memandikan Bayi
• Saat lahir, bayi belum perlu dimandikan. Bayi masih memiliki lapisan
pelindung yang terlihat seperti lemak berwarna keputihan yang
berfungsi untuk menjaga suhu bayi. Setelah 6 jam bayi dapat dilap
dengan air hangat saja. Sebelum tali pusat lepas, bayi dapat
dimandikan dengan kain lap atau spon. Setelah tali pusat lepas bayi
dapat dimandikan dengan dimasukkan ke dalam air, hati-hati kepala
terendam dalam air. Gunakan air hangat, sabun dan sampo khusus
bayi. Sebaiknya tidak memandikan bayi terlalu pagi maupun terlalu
sore. Saat melakukan perawatan kulit bayi, prinsipnya menggunakan
seminimal mungkin zat-zat yang berkontak dengan kulit, karena kulit
bayi masih sangat sensitif.
Memilih Pakaian Bayi
• Pilihlah pakaian dari bahan yang lembut, menyerap air dan tidak kaku.
Bayi hanya perlu memakai atasan, popok atau celana, selimut dan
topi jika bayi kedinginan. Tidak dianjurkan untuk membedong karena
membatasi gerak bayi. Selain itu, tidak dianjurkan pula untuk terus
menggunakan sarung tangan maupun kaos kaki karena terdapat
indera peraba yang merupakan alat untuk belajar pada bayi. Jangan
gunakan gurita karena bayi bernafas lebih banyak menggunakan otot-
otot perut.
Pola BAB dan BAK pada Bayi
• Bayi normal akan BAK dalam 24 jam pertama dan BAB paling telat
dalam 48 jam pertama. Jika ini tidak terjadi, bayi perlu diperiksa lebih
lanjut. Selanjutnya bayi akan BAK 5-6 kali per hari dan BAB 3-4 kali per
hari.
• Warna BAK yang baik adalah jernih tidak berwarna pekat, sedangkan
warna BAB akan berubah dari warna hitam pekat, menjadi hijau dan
akhirnya berwarna kekuningan pada sekitar usia 5 hari.
• Jika tidak terjadi perubahan warna BAB, harus dilakukan evaluasi
kecukupan asupan ASI.
• Membersihkan popok dan kemaluan bayi: Bersihkan kemaluan dari
bagian depan ke belakang dengan menggunakan kapas yang sudah
dibasahi air bersih ataupun handuk basah. Jangan membersihkan popok
dari bagian bawah anus ke kemaluan
• Mengenali isyarat lapar pada bayi: bayi lapar akan menunjukkan tanda-
tanda seperti memasukkan tangan ke dalam mulut, menggenggam
tangan, mengeluarkan suara seperti mengecap-ngecap. Jangan tunggu
bayi menangis baru menyusuinya. Berikan ASI sesuai kemauan bayi,
jangan dijadwal. Normalnya bayi menyusu selama 5-30 menit, jika diluar
itu, evaluasi proses menyusui. Jika ibu terpisah dengan bayi, lakukan
pemerahan ASI dan berikan ASI menggunakan sendok atau cangkir agar
ketika ibu sudah bersama bayi lagi, bayi tetap dapat menyusu dengan
ibu.
• Membersihkan mata, telinga dan hidung bayi: Mata dapat dibersihkan dengan kapas
bersih yang dibasahi dengan air hangat, mulai dari arah hidung ke luar. Jika ditemukan
tanda-tanda infeksi pada mata seperti bengkak, merah, mengeluarkan nanah segera
bawa ke dokter. Kotoran telinga tidak perlu dibersihkan secara rutin dengan mengorek
liang telinga karena akan keluar sendiri ketika sudah cukup besar dan lunak saat bayi
menangis. Lubang hidung bayi juga tidak perlu dibersihkan secara khusus, cukup
mengelapnya saat mandi.
• Penglihatan bayi: Kemampuan melihat bayi terbatas kisaran jarak 20-30 cm.
Penglihatan bayi sensitif terhadap cahaya terang. Sampai usia beberapa bulan kadang
kedua bola mata bayi tidak sejajar, tampak seperti juling. Hal ini normal, karena otot-
otot penggerak bola mata masih dalam tahap perkembangan. Pada beberapa bayi
kadang bola matanya bergerak-gerak dengan sangat cepat ke kiri dan ke kanan,
khususnya bila akan tidur. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan.
• Pendengaran bayi: Fungsi pendengaran bayi telah cukup matang dalam bulan
pertama. Bayi akan lebih mengenal suara ibunya, dibandingkan orang-orang lain di
sekitar. Bayi sering terkejut bila ada suara keras yang tiba-tiba terdengar
• Ketika berpergian: Jika bayi ingin berpergian pastikan bayi dalam keadaan sehat.
Gunakan pakaian yang mencegah bayi kedinginan. Jika berpergian menggunakan
mobil, letakkan bayi pada car seat (kursi khusus bayi). Bayi sudah dapat berpergian
dengan pesawat setelah berusia 2 bulan. Jangan berpergian jika bayi sedang
mengalami infeksi telinga. Nyeri telinga pada pesawat take
off maupun landing dapat terjadi namun tidak berlangsung lama.
• Tanda bahaya: Bawa segera bayi ke petugas kesehatan terdekat jika bayi demam
atau suhu <36,5C, muntah disertai kembung atau tidak ada BAB, kejang, sesak
napas, terdapat nanah di mata, malas menyusu dan lebih banyak tertidur, kuning
sampai berusia 2 minggu, tali pusat berbau, kemerahan, atau berdarah, dan BAB
mencret.

Anda mungkin juga menyukai