● Demam terus-menerus,
siang=malam, kejang (-)
● Demam naik turun
● Demam timbul perlahan- ● Mual (+), muntah (-)
(terutama saat malam
lahan, awalnya tidak begitu ● Nyeri perut disertai rasa
hingga subuh), tidak ada
tinggi tapi semakin hari melilit setelah makan
periode bebas demam
semakin tinggi terutama ● Lemas badan
● Mual (+), muntah (-)
pada malam hari ● Menyangkal keluhan batuk,
● Nafsu makan menurun
● Tidak disertai menggigil
● Sudah 3 hari tidak BAB sesak, pilek, penurunan
● Nyeri perut yang hilang
kesadaran, kejang,
timbul setelah makan
perdarahan di hidung, gusi,
maupun tempat lainnya
● Belum BAB hingga saat
masuk RS, BAK tidak ada
keluhan
● Riwayat penyakit dahulu : saat usia 5 tahun pernah terkena
TB, berobat hingga tuntas
● Riwayat Keluarga : tidak ada anggota keluarga yang sedang
sakit saat ini, ayah penderita dulu terkena TB tapi saat ini sudah
sembuh.
● Riwayat Lingkungan : sering jajan dipinggir jalan, dan suka
lupa cuci tangan. Riwayat adanya penderita DBD disangkal.
Riwayat adanya kontak dengan penderita batuk lama disangkal.
● Riwayat alergi: tidak ada
● Riwayat Pengobatan: H-2 SMRS ibu sempat memberi obat
penurun panas untuk anak sebanyak 3x1 namun tak ada
perbaikan
Riwayat Persalinan
P1A0, lahir secara spontan ditolong bidan, aterm
BBL : 3000 g
PBL : 52 cm
BCG v
Hep B v v v v v
Polio v v v v v
HiB v v v v
DTP v v v v v
MR v v
Riwayat Tumbuh Kembang
Berbalik : 4 bulan
Duduk : 7 bulan
Berdiri : 11 bulan
Berjalan : 15 bulan
Bicara : 18 bulan
Membaca: 5 tahun
Menulis : 6 tahun
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Tanda vital
Leher : trakea letak sentral, KGB tidak membesar, retraksi suprasternal (-)
Thorax
Dinding thorax
Jantung
● Inspeksi : bentuk dan gerak simetris
● Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada ● Inspeksi : ictus kordis tidak
benjolan
terlihat
Paru-paru ● Palpasi : ictus kordis
● Inspeksi : cembung
● Auskultasi : bising usus (+) normal
● Perkusi : tympani
● Palpasi : soepel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-)
Kulit : Turgor kembali cepat, kulit tidak pucat, rose spot (-), petekie (-)
Berat badan : 22 kg
Skor total : 2
skor total ≥ 6 :
diagnosis TB dan obati
dengan OAT
Usulan Pemeriksaan Penunjang
Mencari etiologi :
● Serologi salmonella typhi: tubex TF/ Typhidot IgM IgG
● Kultur darah dan sensitivitas antibiotik
● Kadar glukosa darah
● Kadar elektrolit (Natrium, Kalium, Calcium, Magnesium)
● Retikulosit production indexà anemia
● Index eritrosit (morfologi eritrosit)/SADT
Hasil Laboratorium (hari ke -2)
Hematologi Rutin
Hemoglobin : 10.8 gr/dl (12,5-16,1)
Hematokrit : 33 % (36-47)
Kasus terkonfirmasi
Pasien demam (38oC atau lebih) minimal 3 hari + kultur positif S. typhi (darah, sumsum tulang, cairan GIT)
Kasus Probable
Pasien dengan demam (38oC atau lebih) minimal 3 hari + positif serologis atau tes deteksi antigen tanpa isolasi
kuman.
S. typhi di urin atau feses (+) / kultur (+) dari kantung epedu > 1 tahun setelah onset akut.
Garna H, Nataprawira. HM, editors. Pedoman Diagnosis Dan Terapi, Ilmu Kesehatan Anak. 5th ed. Departemen/ SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unpad/ RSHS 2014
WHO. Diagnosis, Treatment, and Prevention Typhoid Fever. 2003. Geneva.
Epidemiologi
● Diperkirakan lebih dari 26,9 juta kasus ● Salah satu negara endemis demam tifoid
demam tifoid terjadi setiap tahun, 1% di ● Insidensi: 91% mengenai usia 3-19 tahun dengan
antaranya mengakibatkan kematian. angka kematian 0,6-5%
● Prevalensi per tahun : 358 - 810 / 100.000
● Di sebagian besar negara maju, kejadian penduduk di Indonesia
demam tifoid <15 kasus per 100.000 ● Pada tahun 2008, angka kesakitan tifoid di
penduduk, dengan kasus terbanyak terjadi Indonesia dilaporkan sebesar 81,7 per 100.000
pada travelers. penduduk, dengan insidensi usia:
○ 0,0 / 100.000 penduduk (2-4 tahun)
○ 180,3 / 100.000 penduduk (5-15 tahun)
○ 51,2 / 100.000 penduduk (≥ 16 tahun)
Kliegman RM, Stanton BF, St. Geme JW, Schor NF. Nelson Textbook of Pediatrics. 21th ed. [ e –
book ]. Philadelphia: Elsevier. 2019.
KemenkesRI. 2006. Pedoman Pengendalian Demam Tifoid. Nomor 364/MENKES/SK/V/2006
https://www.vaxcorpindo.com/typhoid-fever-indonesia-favorite-disease/
Etiologi
Bakteri Salmonella typhi
● Bakteri batang gram negatif
● Memiliki flagella
● Motil
● Berkapsul
● Tidak memiliki spora
● Fakultatif anaerob
Kliegman RM, Stanton BF, St. Geme JW, Schor NF. Nelson Textbook of Pediatrics. 21th ed. [ e – book ]. Philadelphia: Elsevier. 2019.
Salmonella typhi memiliki 3 macam antigen, yaitu:
● Antigen O : antigen somatik (komponen dinding sel bakteri: lipopolisakarida)
● Antigen H : terdapat pada flagella
● Antigen Vi : kapsul yang meliputi tubuh bakteri dan melindungi antigen O dari fagositosis
https://www.mpi.govt.nz/dmsdocument/24323/direct
Cara
Penularan
5F
https://www.mpi.govt.nz/dmsdocument/24323/direct
https://www.vaxcorpindo.com/typhoid-fever-indonesia-favorite-disease/
Patogenesis
https://issuu.com/urvitrivedi/docs/01_infection/65
Manifestasi Klinis
● Demam sampai hari ke-4 : remiten, terutama sore hari (stepwise fashion), hari ke 5
s/d akhir minggu 1 🡪 kontinua
● Diare (hari-hari pertama sakit), selanjutnya konstipasi
● Mual dan muntah
● Malaise, anoreksia, mialgia, sakit kepala, sakit daerah abdomen, keluhan ↑ pada
minggu kedua sakit
● Pada minggu kedua dapat terjadi disorientasi, letargi, delirium, stupor
Garna H, Nataprawira. HM, Pedoman Diagnosis Dan Terapi, Ilmu Kesehatan Anak. 5th ed. Departemen/ SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unpad/ RSHS 2014
Kliegman RM, Stanton BF, St. Geme JW, Schor NF. Nelson Textbook of Pediatrics. 21th ed. [ e – book ]. Philadelphia: Elsevier. 2019.
Pemeriksan Fisik :
● Bradikardia relatif
● Hepatomegali, splenomegali, distensi
abdomen.
● Rose spot (daerah dada bawah atau
abdomen atas)
● Lidah tifoid (typhoid tongue) 🡪 tengah
kotor, pinggir hiperemis, tremor.
● Meteorismus
Garna H, Nataprawira. HM, Pedoman Diagnosis Dan Terapi, Ilmu Kesehatan Anak. 5th ed. Departemen/ SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unpad/ RSHS 2014
Kliegman RM, Stanton BF, St. Geme JW, Schor NF. Nelson Textbook of Pediatrics. 21th ed. [ e – book ]. Philadelphia: Elsevier. 2019.
Faktor yang mempengaruhi berat penyakit dan gejala klinis: