Anda di halaman 1dari 8

Nama Peserta: dr.

Helendra Taribuka
Nama Wahana: RSUD Yowari Sentani Papua
Topik: Kejang Demam Kompleks
Tanggal (kasus): 30 maret 2015
Nama Pasien: By G.D No. RM: 10 09 78
Tanggal Presentasi: 02 April 2015 Nama Pendamping: dr. Bryan, dr Sri Numiyati
Tempat Presentasi: RSUD Yowari Sentani Papua
Obyektif Presentasi:
 Keilmuan □Keterampilan □Penyegaran □Tinjauan Pustaka
 Diagnostik  Manajemen □Masalah □Istimewa
□Neonatus Bayi □Anak □Remaja □ Dewasa □ Lansia □Bumil
Deskripsi: Seorang anak laki-laki berusia 8 bulan datang dibawa oleh ibunya dengan keluhan kejang seluruh tubuh
,1x , lamanya sekitar 10 menit dari rumah sampai di RS
Tujuan: Tujuan: Mampu mendiagnosis dengan anamnesis, pemeriksaan fisik dan lab sederhana
Bahan bahasan: □Tinjauan Pustaka □Riset Kasus □Audit
Cara membahas: □ Diskusi Presentasi dan □Email □Pos
diskusi
Data pasien: Nama: An. GD Nomor Registrasi:
Nama klinik: RSUD Yowari Telp: Terdaftar sejak: 30 03 2015
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/Gambaran Klinis: (Heteroanamnesis)

Pasien dibawa oleh ibunya ke IGD RSUD Yowari dengan keluhan kejang seluruh tubuh 10 menit SMRS.
Kejang seluruh tubuh, terjadi sekitar 10 menit dari rumah sampai tiba d RS, badan tidak sampai kebiruan, mulut
tidak berbusa. Saat di bawah ke RS pasien masih dalam keadaan kejang , diberikan Diazepam per rectal berhenti
sesaat kemudian kejang lagi. Sebelumnya, Pasien juga mengalami demam sejak 3 hari lalu, naik turun, turun
dengan obat penurun panas dan batuk berlendir yang sulit dikeluarkan. Tidak terdapat mual dan muntah. . Tidak
ada riwayat mimisan, gusi berdarah, maupun berak berwarna hitam. BAK dan BAB dalam batas normal

RPD: Kejang sebelumnya disangkal

RPK: Kakak perempuan pasien pernah mengalami kejang saat usia 1,5 tahun

Riwayat kebiasaan: -

Riwayat alergi: tidak ada

Usaha berobat: minum obat penurun panas 3 x ¾ sendok teh , demam tidak hilang

Imunisasi
No. Nama Dasar Ulangan No. Nama Anjuran

1. BCG 1x (Scar +) - 6. HiB -

2. DPT 3x - 7. MMR -

3. Polio 3x - 8. Hep. A -
4. Hepatitis B 3x - 9. Cacar air -

5. Campak - - Typhi -

Makanan
• Usia 0 - 2 bulan : ASI Eksklusif
• Usia 4 bulan - 10 bulan : Nestle sereal + bubur nasi.

Keadaan Umum:

Kesadaran : Compos mentis


Kesan sakit : sedang
Berat badan : 6.5 kg
Tinggi badan : tidak diukur
Tekanan darah : - mmHg
Nadi : 100 kali/menit
Respirasi : 24 kali/menit
Suhu : 38,70C
Kepala : Bentuk/ukuran simetris
Mata : Conjunctiva anemis -/-, sclera ikterik -/-
Telinga : MT intak, dalam batas normal
Hidung : Lendir (-) dalam batas normal
Bibir : sianosis (-), stomatitis (-)
Lidah : sianosis (-), ukuran normal, permukaan tidak kotor, bercak (-)
Rongga Mulut : hiperemis (-), apthae (-), bercak (-)
Rongga leher : Tonsil T1/T1, hiperemis (-)
Leher : KGB tidak teraba membesar
Ketiak : tumor (-), KGB tidak teraba membesar
Thoraks dan paru : bentuk/pergerakan simetris, sela iga tidak melebar, VBS +/+, Rh -/-, Wh -/-
Jantung : BJM reguler, murmur (-)
Abdomen : datar, soepel, BU(+)normal, nyeri tekan (-), Hepar dan Lien tidak teraba membesar
Genitalia : tidak diperiksa
Anus dan rectum : Tidak diperiksa
Ekstremitas : sianosis (-), ikterik(-), oedem (-),
Pemeriksaan Penunjang:
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

HEMATOLOGI

Darah Rutin

Hb : 10.8 gr/dl
Ht : 34.5 %
Leukosit : 7.7 x 103/m3
Trombosit : 64 x 103/m3
DDR : -
α: NR
Dengue Bliot : IgG -, IgM +

Diagnosis: Kejang Demam Kompleks


Diagnosis banding : Kejang Demam Kompleks
Diagnosis tambahan : Demam Dengue
Diagnosis kerja : Kejang Demam Kompleks e.c Demam Dengue

Usulan Pemeriksaan: -

Penatalaksanaan:

Non medikamentosa:
 Oksigen 2 LPM
 Observasi

Medikamentosa:
 Diazepam supp 5 mg per rectal 2x
 Propiretik supp 60 mg
 IVFD Nacl 0,9 % 20cc + fenitoin 30 mg dlm 20 menit, maintenance 2x16 mg +Nacl 0,9 % bdiencerkan
dalam 20cc
 Inj Ceftriaxone 2x 165 mg (iv)
 Inj Chloramfenikol 3x 110 mg (iv)
 Inj Ranitidine 2x 6.5 mg (iv)
 Ctm/ambroxol/vit c 3xpulv I
2. Riwayat Pengobatan: Sudah diberi obat penurun panas (Paracetamol) namun masih tetap demam
3. Riwayat kesehatan/Penyakit: Kejang Demam (-)
4. Riwayat keluarga: Kakak Perempuan Kejang Demam (+) saat usia 1,5 tahun
Daftar Pustaka:
1. Pusponegoro hardiyono et all,2004, Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak : edisi I, Ikatan Dokter Anak
Indonesia

2. Behrman Rrichard et all, 2009, Nelson textbook of Pediatrics, Sanders : Phylaelpia

3. Poorwo sumarso et all, 2003, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak : Infeksi & Penyakit Tropis, Ikatan Dokter
Anak Indonesia
Hasil Pembelajaran:
1. Definisi Kejang Demam
2. Klasifikasi Kejang Demam
3. Manifestasi Klinis Kejang Demam
4. Differensial Diagnosis Kejang Demam
5. Penatalaksanaan Kejang Demam
Subyektif
Pasien dibawa oleh ibunya ke IGD RSUD Bitung dengan keluhan kejang seluruh tubuh 10 menit Kejang
seluruh tubuh, terjadi sekitar 10 menit dari rumah sampai RS, badan tidak sampai kebiruan, mulut tidak berbusa.
Saat di bawah ke RS pasien masih dalam keadaan kejang , diberikan Diazepam per rectal berhenti sesaat
kemudian kejang lagi. Sebelumnya, Pasien juga mengalami demam sejak 3 hari lalu, naik turun, turun dengan
obat penurun panas dan batuk berlendir yang sulit dikeluarkan. Tidak terdapat mual dan muntah. . Tidak ada
riwayat mimisan, gusi berdarah, maupun berak berwarna hitam. BAK dan BAB dalam batas normal

RPD: Kejang sebelumnya disangkal

RPK: Kakak perempuan pasien pernah mengalami kejang saat usia 1,5 tahun

Riwayat kebiasaan: -

Riwayat alergi: tidak ada

Usaha berobat: minum obat penurun panas 3 x 1 sendok , demam tidak hilang

Objektif

Kesadaran : Compos mentis


Kesan sakit : sedang
Berat badan :6.5 kg
Tinggi badan : tidak diukur
Tekanan darah : - mmHg
Nadi : 100 kali/menit
Respirasi : 24 kali/menit
Suhu : 38,70C
Kepala : Bentuk/ukuran simetris
Mata : Conjunctiva anemis -/-, sclera ikterik -/-
Telinga : MT intak, dalam batas normal
Hidung : Lendir (-) dalam batas normal
Bibir : sianosis (-), stomatitis (-)
Lidah : sianosis (-), ukuran normal, permukaan tidak kotor, bercak (-)
Rongga Mulut : hiperemis (-), apthae (-), bercak (-)
Rongga leher : Tonsil T1/T1, hiperemis (-)
Leher : KGB tidak teraba membesar
Ketiak : tumor (-), KGB tidak teraba membesar
Thoraks dan paru : bentuk/pergerakan simetris, sela iga tidak melebar, VBS +/+, Rh -/-, Wh -/-
Jantung : BJM reguler, murmur (-)
Abdomen : datar, soepel, BU(+)normal, nyeri tekan (-), Hepar dan Lien tidak teraba membesar
Genitalia : tidak diperiksa
Anus dan rectum : Tidak diperiksa
Ekstremitas : sianosis (-), ikterik(-), oedem (-),
Pemeriksaan Penunjang:

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

HEMATOLOGI

Darah Rutin

Hb : 10.8 gr/dl
Ht : 34.5 %
Leukosit : 7.7 x 103/m3
Trombosit : 64 x 103/m3
DDR : -
α: NR
Dengue Bliot : IgG -, IgM +

Sehingga pada kasus ini Kejang demam Kompleks ditegakkan berdasarkan:


 Anak usia 8 tahun ( diantara 6 bulan- 5 tahun )
 Kejang seluruh tubuh 2 x dalam sehari sekitar >15 menit , berulang < 24 jam
 Demam 3 hari tidak turun dengan obat penurun panas (38,7 0C) batuk belendir (+)
 RPD : -
 RPK : kakak Kejang Demam (+) saat usia 1,5 tahun
Lab : Ht 34.5 %,Tc 7.7 x 103/m3
Dengue Bliot : IgG -, IgM +
Assessment

Kejang Demam

Definisi

Bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu rectal > 38oC yang disebabkan proses ekstrakranium

Epidemiologi

 2-4% anak usia 6 bulan – 5 tahun


 Kejang demam sederhana 80-90% dari kejang demam
 Kejang demam kompleks 20%

Etiologi demam
 URTI (Upper Respiratory Tract Infection) e.c. virus
 Roseola
 OMA
 Gastroenteritis e.c. Shigella, Campylobacter
 ISK

Etiologi Kejang demam (genetik)


 Kromosom 8q13-q21 (FEB1), 19p (FEB2), 2q23-q24 (FEB3), 5q14-q15 (FEB4), 6q22-q24 (FEB5), and
18p11 (FEB6).
 Mutasi gen : mutasi voltage-gated sodium channel alpha-1, alpha-2 and beta-1 subunit genes (SCN1A,
SCN2A and SCN1B) dan the γ-aminobutyric acid A (A) receptor gamma-2 subunit gene (GABRG2)
 Autosomal dominan
 Risiko saudara kandung (4x kemungkinan lebih sering)
 24% riwayat keluarga kejang demam
 4% riwayat keluarga epilepsi

Manifestasi klinis
 Kejang klonik (tangan flexi)
 Kejang tonik-klonik (flexi – extensi)
 Setelah kejang  pasien terbangun dan sadar
 Defisit neurologis ada tetapi sedikit :
o Hemiparesis (Todd’s paralysis) : hemiparesis dalam beberapa jam – hari (sementara) – 16%
berkurang dalam 24 jam

Klasifikasi
Kejang Demam Sederhana Kejang Demam Kompleks
< 15 menit >17 menit
Umum tonik dan/atau klonik, fokal - Fokal/parsial 1 sisi atau kejang umum
didahului parsial
Tidak berulan dalam 24 jam Berulang > 1x dalam 24 jam

Kejang Lama Kejang Berulang Kejang Fokal


>15 menit
Berulang >2x 2x/>dalam sehari
Diantara bangkitan anak tidak Diantara 2 bangkitan anak Parsial 1 sisi, Umum didahului
sadar sadar parisial

Penatalaksanaan Kejang Demam


A – saat kejang
B – saat demam
C – pemberian obat rumat
D – Edukasi orangtua

A. Saat kejang
 Beri Oksigen
 Kejang  Diazepam rectal 0,5 – 0,75 mg/kgBB, <3thn (5mg), >3th (7,5mg), <10kg(5mg), >10kg(10mg)
 5 menit kejang  diazepam rectal
 Masih kejang  dibawa ke RS  Diazepam IV 0,3-0,5 mg/kgBB (sediaan 10 mg/2 ml), kecepatan 1
mg/menit (pelan), karena bisa depresi pernapasan, bila masih kejang beri lagi dosis 0,5 mg/kgBB setelah
5 menit.
 Masih kejang  Fenitoin (Kutoin® 100) IV sediaan 100 mg/ ml, dosis 10-20 mg/kgBB/kali, kecepatan 1
mg/kgBB/menit atau <50 mg/menit, bila kejang berkurang fenitoin 4-8 mg/kgBB/hari setelah 12 jam dari
pemberian pertama.
 Masih kejang  Fenobarbital IV (Sibital®) sediaan 200 mg/ 2 ml, dosis 15-20 mg/kgBB/kali
 Masih kejang  dibawa ke ICU  Midazolam (Darmicum®) dosis 0,002 mg/kgBB, IV bolus
dilanjutkan drip, obat mendepresi pernapasan sehingga dipakai ventilator (ICU)
B. Saat demam / intermiten (profilaksis)
 Antipiretik : tidak mengurangi risiko kejang demam, dipakai
o Paracetamol : 10-15 mg/kgBB/kali (4x/hari) tiap 6 jam
o Ibuprofen : 5-10 mg/kgBB/kali (3x/hari) tiap 8 jam
 Antikonvulsan
o Diazepam oral 0,3 ml/kgBB tiap 8 jam
o Diazepam rectal 0,5 mg/kgBB tiap 8 jam
C. Obat rumat/kontinu (profilaksis) : karena ada leso kalau kejang, lesi bisa b’+ berat
 Indikasi kejang > 15 menit (kejang demam kompleks), ada kelainan neurologis sebelum / sesudah kejang,
kejang fokal
 Dipertimbangkan bila kejang berulang ≥2x/24 jam, usia <12 bulan, ≥4x/tahun, kejang demam ditambah
riwayat cerebral palsy sebelumnya
 DOC : Asam Valproat (Depakene® syrup) 1 cth : 250 mg, 1 tab 250 mg
o Long acting
o Dosis 15-40 mg/kgBB/hari, 2-3 dosis, c/: BB 15 kg, do : 15x15 = 225 mg, jadi diberikan 2 x ½
cth/hari.
o Karena jangka panjang dibagi 2 dosis saja supaya patuh
o Sampai 1 tahun, lalu tapering off selama 2 bulan
o Bila sedang diberi profilaksis kontinu, maka tatalaksana kejang demam akut tetap dilaksanakan
tapi dosis profilaksis ditingkatkan
o ES : hepatotoxic, harus dipantau SGOT, SGPT
 Yang lain Fenobarbital dosis 3-4 mg/kgBB/hari, 1-2 dosis, ES : ggn kognisi&intelektual
D. Edukasi orang tua
 Kejang demam memiliki prognosis yang baik
 Cara penanganan kejang demam yang baik
 Kemungkinan kejang kembali
 Obat mencegah rekurensi
 Efek samping dari obat
Diferensial Diagnosis Kejang Demam
Kejang disertai panas
 Kejang demam
 Infeksi SSP (meningitis/encephalitis)
 Gangguan elektrolit
 Sinkop yang diprovokasi demam
Kejang tidak disertai demam
 Epilepsi
 Kejang ekstrapiramidal

Prognosis
 Mortalitas 0,64 – 0,74% (hampir tidak pernah)
 Gangguan mental dan neurologis : umumnya normal, ada kelanian neurologis pada kejang lama / kejang
berulang umum/fokal / kejang tanpa demam
 Gangguan intelektual dan belajar : jarang
 Luminal tidak dianjurkan (untuk terapi jangka panjang) karena IQ turun, hiperaktif, sulit konsentrasi

1.

Mengetahui,

dr. Bryan Sumanti

Anda mungkin juga menyukai