Anda di halaman 1dari 32

STATUS GERIATRI &

REHABILITASI MEDIK SOL

Yoana Angeline 1815111


Perceptor : dr, Yenni, Sp.KFR
IDENTITAS
Nama : Tn. D
Usia : 65 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Bandung
Status pernikahan : Menikah
Pekerjaan / pensiunan :Wirausaha
Pendidikan terakhir : SMA
Nama pengasuh : Ny. A
Penanggung biaya :BPJS
ANAMNESIS
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Lemah badan
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien merasa lemah badan sebelah kanan sejak dua bulan yang lalu dan
memberat dalam 1 minggu terakhir lalu, Lemah badan sudah dirasakan
semakin berat sehingga menyebabkan pasien tidak bisa melakukan aktifitas
keseharian dengan baik. Pasien dalam waktu ini kurang beraktifitas sehingga
menjadi terlihat lelah dan cepat ingin beristirahat sepanjang hari dan perlu
dibantu untuk BAK maupun BAB
Riwayat Penyakit Dahulu : DM tipe 2 tidak terkontrol, HT stg 2 tidak terkontrol,
Pernah sakit TB tahun 1990an
Riwayat Penyakit Keluarga : Ayah dan Ibu menderita sakit jantung
Riwayat pengobatan : obat oral diabetes(keluarga lupa nama), insulin (+), obat
penenang (keluarga lupa nama)
Riwayat jatuh : mungkin pernah waktu di kebun belakang rumah
Riwayat kebiasaan : Sebelum sakit bisa bantu urus pekerjaan rumah dan urus
cucu
Riwayat Sosial dan Kemasyarakatan : Pasien bisa jalan keliling kampung dan
ibadah sholat di rumah, bisa membantu urus pekerjaan rumah
Silsilah Keluarga (Genogram)

• Analisis keuangan :
Pasien saat ini hidup dengan anak kesatu, penghasilan total sebesar 7.000.000,-.
Pasien sudah tidak menanggung biaya hidup orang lain. Rata-rata pengeluaran untuk pasien Rp.
1.000.000,-per bulan. Sampai saat ini pasien merasa kurang mampu mencukupi kebutuhan hidupnya.
✗ Riwayat asupan makanan : MNA (tambah
tabel) + interpretasi skor
● Pagi : nasi 1 centong dengan lauk ikan pepes
1, sayur hijau 1 pisin
● Siang : nasi 1 centong tidak habis dengan lauk
ayam bakar dengan sayur hijau lalapan
● Malam : nasi liwet 4 sendok dengan telur
balado 1 butir habis
● Cemilan : suka mengemil Beng beng yang ada
di warung tapi tidak perhatian berapa kali
sehari
Anamnesis Sistem
● Penglihatan : Mata kabur (-), pandangan dobel (-)
● Pendengaran : Kurang dengar (-), berdengung (-)
● Kardiovaskular : Nyeri dada (-), sesak nafas saat beraktivitas (-), terbangun tengah malam
karena sesak (-), berdebar (-), sesak saat berbaring tanpa bantal (-), Kaki bengkak (-),
● Paru-paru : batuk (-), dahak (-), sesak (-), batuk darah (-)
● Pencernaan : nafsu makan (naik), gangguan menelan (-), gangguan mengunyah (-), diare
(-), konstipasi (-)
● Saluran kemih : mengompol (-), anyang-anyangan (-), nyeri berkemih (-), sulit berkemih (-
), rasa tak lampias seusai berkemih (-), BAK malam 2 Kali
● Hematologi : mudah timbul lebam di kulit (-)

● Sendi-otot : nyeri otot (-), kaku sendi (-), nyeri tulang (-)

● Metabolik : Benjolan di leher (-), gemetaran (-), debar-debar (-), lebih


suka udara dingin (-), banyak berkeringat (-), sesak nafas (-), rambut
rontok (-), riwayat penyinaran daerah leher (-), tinggal di pegunungan
(-), penyakit tiroid di keluarga (-)

● Neurologi : lemas satu sisi tubuh (+), bicara pelan (+), tersedak (-)
Pemeriksaan Fisik
• Kesadaran : Somnolen (GCS E4V3M3 )
• Kesan Sakit : Sakit Sedang

Tanda Vital
• Nadi : 79x/menit
• Tekanan Darah : 140/90 mmHg
• Suhu tubuh : 36,7°C
• Respirasi : 23x/menit
• Saturasi Oksigen : 98 %
Pemeriksaan Fisik
• Kepala :
○ Mata : conjungtiva anemis (-) sklera tidak ikterik

○ Hidung : PCH (-)

○ Telinga :tidak ada cairan keluar

○ Mulut : mukosa bibir basah

• Leher :
Thorax : Chest Ekspansi :
○ Pulmo

Inspeksi : pergerakan dada simetris


Perkusi : sonor
Palpasi : taktil fremitus ka=ki
Auskultasi : VBS ka=ki, rh (-), wh (-)
• Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : batas jantung atas ICS II linea parasternalis sinistra, batas kanan ICS III linea sternalis
dextra, batas kiri ICS V linea midklav sinistra
Auskultasi : BJM S1=S2, murmur (-)
• Abdomen :
Inspeksi : datar, bekas luka (-)
Auskultasi : BU (+) normal
Perkusi : timpani
Palpasi : nyeri tekan (-)
• Kulit : turgor baik,tidak pucat, tidak ikterik
• Ekstremitas : tidak ada perbedaan panjang kedua kaki, genu tidak terdapat tanda inflamasi, bekas luka (-),
oedem pretibial (-), CRT <2”
• Anogenital ; memakai kateter, kemerahan (-)
• Punggung : tidak ada tanda ulkus dekubitus
Status Muskuloskeletal 1. Otot
Look : atropi (-) Hipertropi (-) Tremor (-) Spastik(-) Tanda
inflamasi(-) Bandingkan kanan dan kiri
Feel : tanda inflamasi spt kenaikan suhu (-) Penurunan
suhu (-) Ada denyut arteri(+) Spasme(-) Atrofi hipertrofi(-)
Status Lokalis Tumor(-) Nyeri sentuh/tekan(-) Bandingkan kanan dan kiri
● Inspeksi (Look) : Raut muka pasien terkesan tidak Kekuatan otot SD 1, SS 4, ID 1, IS 4
bersahabat, cara tidur normal, lihat kulit, jaringan
lunak, tulang, dan sendi DBN 2. Tulang
● Palpasi (Feel) : suhu kulit panas, denyutan arteri kuat, a. Look: bentuk dbn, deformitas(-) Bandingkan. Cara
tidak ada spasme otot. berjalan(-)membungkuk dan berdiri
● Kekuatan otot (power) : sup 1,4 , inferior 1,4 b. Feel: benjolan(-)nyeri(-) Krepitasi(-) Bengkak(-)
● Pergerakan (Move) : ROM (Range of Motion) terbatas, Bandingkan
dilakukan secara pasif
3. Sendi
a. Look : tanda inflamasi seperti bengkak(-) Bandingkan
b. Feel: bengkak, nyeri sentuh/tekan(-) Tanda inflamasi(-)
Bandingkan
c. Move: ROM terbatas untuk aktif, dilakukan secara pasif
4. Tambahan-> Ligamen laxity -> misal pada a/r genu: Valgus
stress test, Varus stress test,
STATUS NEUROLOGI
• Kesadaran
• Kualitatif : somnolen
• Kuantitatif : GCS E4V3M3

• Tanda rangsangan meningeal :
• Kaku kuduk :-
• Brudzinsky :-
• Brudzinsky II : -
• Laseque : -
• Kernig :-
N.I Kanan Kiri
Subjektif Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Objektif Tidak dilakukan Tidak dilakukan

N.II Kanan Kiri


Visus Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Lapang pandang Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Funduskopi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

N.III, IV, VI Kanan Kiri


Kedudukan bola mata sejajar

Gerakan bola mata Ke semua arah

Nistagmus - -
Ptosis - -
Diameter pupil 3mm 3mm
Refleks cahaya + +
Refleks langsung + +
Refleks tidak langsung + +

N. V Kanan Kiri
Motorik Normal Normal
Sensibilitas Normal Normal
Refleks kornea + +
N.VII Kanan Kiri
Mengerutkan dahi - -
Menutup mata - -

Menyeringai - -
Mencucu - -
Menggembungkan pipi - -

Indra pengecap - -
N. VIII Kanan Kiri
Uji garpu tala rinne Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Uji garpu tala weber Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Uji garpu tala swabach Tidak dilakukan Tidak dilakukan

N.IX, X Kanan Kiri


Disfagia - -
Disfonia - -
Posisi uvula Sentral sentral
Menelan TAK TAK
N.XI Kanan Kiri
M.Trapezius Tidak dilakukan Tidak dilakukan

M. Sternocleidomastoideus Tidak dilakukan Tidak dilakukan

N.XII Kanan Kiri


Tremor - -
Atrofi - -
Menjulurkan lidah - -
Anggota Atas
Motorik Kanan Kiri
● Tonus :
● Kekuatan : 1 4
● Refleks biseps : + +
● Refleks triseps : + +

Sensibilitas
● Raba : + +
● Nyeri : - -
● Suhu : Tidak dilakukan Tidak dilakukan
● Posisi/gerak: + +
● Vibrasi : Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Anggota Bawah
Motorik Kanan Kiri
● Tonus
● Kekuatan 1 4
● Reflex patella + +
● Reflex achilles Tidak dilakukan Tidak dilakukan
● Refleks patologis + -

Sensibilitas

● Raba + +
● Nyeri - -
● Suhu Tidak dilakukan Tidak dilakukan
● Vibrasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Koordinasi
● Uji telunjuk – hidung : Tidak dilakukan
● Romberg test : Tidak dilakukan
● Gait test : Tidak dilakukan

Gerakan Involunter
● Tremor :-
● Khorea :-
● Mioklonus :-
● Atetosis :-
● Distonia :-
● Spasmus :-

Susunan Saraf Otonom


BAK dan BAB normal
Koordinasi
− Uji telunjuk - hidung :-
− Uju telunjuk - telunjuk : -
− Romberg test : -
− Gait test : -

Gerakan Involunter
− Tremor : -
− Khorea : -
− Mioklonus : -
− Atetosis : -
− Distonia :-
− Spasmus :-

Susunan saraf otonom


BAK dan BAB

Fungsi luhur
− Fungsi orientasi : -
− Fungsi bahasa :-
− Agnosia :-
− Afasia :-
− Gangguan memori :-
− Gangguan berhitung :-
Daftar Masalah
Diagnosis Kerja : Hemiparese Sinistra et Dextra ec Suspek SOL
+ DM Tipe 2 tidak terkontrol + HT st 2 tidak terkontrol
Syndrome Geriatri (14I) :
1. Immobilisasi
2. Instabilisasi (Jatuh)
3. Inkontinensia
4. Intellectual impairment (Dementia)
5. Infeksi
6. Impairment of vision & hearing
7. Impaksi (Konstipasi)
8. Isolasi (Depresi)
9. Inanisi (Malnutrisi)
10. Impecunity (Kemiskinan)
11. Iatrogenis (terlalu banyak obat)
12. Insomnia
13. Immuno-deficiency
Impotensi
Program yang diberikan :
Penatalaksanaan
R/ Cortidex vial 0,5mg FLS No 1
S Pro Inj q8h
REHABILITASI
PASIEN SOL
Pihak dalam Penanganan
Tim Dokter Tim Penunjang dan Paramedis

Dokter Spesialis Saraf Perawat, serta Perawat Rehabilitasi

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Terapis Fisik

Dokter Spesialis Bedah Saraf Terapis okupasional

Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Ahli bicara


Rehabilitasi
Dokter Spesialis Radiologi Ahli diet / perawat gizi

Pekerja social

Neuro Psikolog

Case manager

Terapis untuk rekreasi


Mobilisasi Dini
Tujuannya adalah untuk mencegah kontraktur dan kekakuan (dekondisioning),
mengoptimalkan pengobatan sehubungan masalah medis, dan menyediakan bantuan
psikologis pasien dan keluarganya.
Hal yang harus diperhatikan
a. Ranjang tempat pasien berbaring datar seluruhnya

b. Kepala: ditinggikan dengan 1 bantal

c. Posisi: posisi tidur diusahakan dilakukan secara dinamis, artinya pasien jangan tidur atau
berbaring pada satu sisi terlalu lama. Mencegah dekubitus

d. Pasien diusahakan untuk dapat duduk secepat mungkin. perawat atau anggota keluarga
dapat membantunya. Latihan pergerakan otot tangan dan kaki untuk menghindari atrofi otot

e. Menjaga kebersihan
FISIOTERAPI
Fisioterapi merupakan “pelatihan gerakan” peregangan atau lainnya yang memainkan peranan
penting dalam pelatihan yang dijalani.Beberapa bidang yang dilatih adalah berdiri, berjalan,
mengambil dan menggunakan benda-benda.
TERAPI OKUPASIONAL
Terapi ini bertujuan menetapkan kesanggupan dan koordinasi.

Merupakan salah satu terapi guna pasien mampu menjalankan kehidupan maupun kegiatan
dasar secara mandiri dan optimal guna menghindari ketergantungan dengan bantuan orang
lain
TERAPI WICARA
Pasien dianjurkan untuk secepatnya mulai memulihkan kondisi verbal dengan cara
mengemukakan segala hal yang ingin ia katakan dengan ucapan yang terdengar, proses ini
memerlukan waktu bervariatif karena tergantung sifat kognitif pasien sebelum terkena sakit

Anda mungkin juga menyukai