Anda di halaman 1dari 68

Case Based Discussion

Yoana Angeline 1815111


Sella Rizki Zayditha 1915042

Pembimbing: dr. Desman Situmorang, Sp.A


Identitas Pasien
●Nama : An. M
●Jenis Kelamin : Laki-Laki
●Tanggal Lahir : 10 Januari 2020
●Umur : 1 tahun 0 bulan 30 hari
●Nama Ayah : Tn. A
●Pekerjaan Ayah : Pekerja Swasta
●Nama Ibu : Ny. S
●Pekerjaan Ibu : Tidak Bekerja
●Tempat Tinggal : Bandung
●Tanggal mulai rawat : 9 Februari 2021
●Tanggal pemeriksaan : 10 februari 2021
Anamnesis Seorang anak laki-laki, berusia 1 tahun datang dengan keluhan sesak
Saat masuk
3 hari SMRS 1 hari SMRS IGD

● Sesak nafas yang ● Demam dirasakan ● Sesak nafas yang ● Sesak nafas
didahului demam sepanjang hari tidak membaik semakin lama
● Batuk disertai dan terus saat istirahat dan semakin bertambah
dahak menerus, tidak dipengaruhi ● Demam dan batuk
● Dahak berwarna siang=malam gerak/posisi berdahak masih
putih, kental (suhu tidak ● Pasien masih dirasakan
● Batuk dirasakan diukur) dapat tidur ● Tidak ada kejang,
terus menerus ● Demam tidak dengan 1 bantal bengkak, tidak ada
disertai pilek disertai menggigil ● Tidak disertai keluhan pada BAK
dan berkeringat adanya suara BAB, dan
mengi atau suara penurunan
mengorok kesadaran.
Anamnesis
Saat masuk IGD Hari pemeriksaan
9/2/2021 10/2/2021
● Sesak semakin lama semakin ● Sesak nafas mulai berkurang,
berat disertai batuk berdahak
batuk berdahak mulai
dan demam. Saturasi O2 90%
Anak rewel, tidak ada kejang, berkurang, demam mulai
tidak ada bengkak, tidak ada turun, O2 masih terpasang
kebiruan pada bibir, tidak ada
penurunan kesadaran
● Diberikan O2 1lpm
●Riwayat Penyakit Dahulu: Pasien belum pernah mengalami keluhan serupa. Tidak ada riwayat kejang.
Tidak ada riwayat tersedak. Riwayat kontak dengan penderita batuk lama disangkal.

●Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak ada keluarga yang pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya,
tidak ada riwayat demam, batuk lama, dan sesak pada keluarga.

●Riwayat Lingkungan: sinar matahari sedikit masuk, ventilasi kurang, lingkungan rumah padat penduduk.
tidak ada keluarga dan tetangga yg menderita covid.

●Riwayat Alergi: tidak mempunyai riwayat alergi makanan atau obat.

●Riwayat Obat : diberi obat penurun panas 2x1 hari 1 sendok teh, dan obat batuk 3x1 hari 1/2 sendok teh →
tidak ada perbaikan
Riwayat Obstetri
Pasien anak ke 2 dari 2, P2A0 lahir secara normal, aterm, dibantu oleh bidan, dan
langsung menangis

BBL: 3100 g

PBL: 48 cm

Selama kehamilan ibu rutin kontrol ke bidan


Riwayat Imunisasi
Dasar Ulangan

BCG v -

DPT v v v

Polio v v v

Hep. B v v v

Campak v
Riwayat Tumbuh Kembang Anak
●Berbalik : 4 bulan
●Duduk : 6 bulan
●Berdiri : 10 bulan
●Berjalan : 12 Bulan
●Berbicara : 12 bulan
●Membaca : -
●Menulis : -
Riwayat Asupan Gizi
ASI : dari lahir sampai usia 1 bulan
Susu Formula : dari lahir sampai saat ini
Makanan Pendamping ASI : mulai usia 6 bulan sampai sekarang
Pemeriksaan Fisik
● Kesadaran umum: sakit sedang
● Kesadaran: Compos mentis (E4M6V5)
● Tanda vital
○ Tekanan Darah:-
○ Nadi : 122x/menit, reguler, equal, isi cukup
○ Respirasi: 40x/menit, tipe abdominotorakal
○ Suhu: 38,5 oC
○ Saturasi O2: 97% dengan oksigen
Status Antropometri
● Berat badan: 9 kg
● Panjang badan: 75 cm
● BMI: 16 kg/m2
● Lingkar kepala: normal
Status pertumbuhan berdasarkan WHO Growth Reference:
●Berat badan menurut usia berada di -2 s/d 0 SD (normal)
●Panjang badan menurut usia berada di -2 s/d 0 SD (normal)
●Berat badan menurut tinggi badan berada di -1 s/d 0 SD (normal)
●BMI menurut usia berada di -1 s/d 0 SD (normal)
Pemeriksaan Fisik
●Kepala : Normocephal
●Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil bulat, isokor, reflek cahaya +/+, edema palpebra -/-
●Hidung : Bentuk hidung normal, pernapasan cuping hidung (+), sekret (+) serous, tidak ada perdarahan hidung
●Mulut : Peri oral sianosis (-), mukosa bibir basah, tonsil T1/T1, tonsil normal, faring tidak hiperemis
●Telinga : Bentuk dan ukuran normal, sekret (-)
●Leher : Retraksi suprasternal (+), Kelenjar getah bening tidak teraba
Pulmo

Hemitoraks depan Hemitoraks belakang

Inspeksi -Bentuk dan pergerakan -Bentuk dan pergerakan


simetris simetris
-Retraksi intercostal (+) -Retraksi intercostal (-)

Palpasi Pergerakan simetris kanan Pergerakan simetris kanan


= kiri = kiri

Perkusi Sonor kedua lapang paru Sonor kedua lapang paru

Auskultasi VBS +/+ VBS +/+


Ronkhi (+/+) Ronkhi (+/+)
Slem (+/+) Wheezing (-/-)
Wheezing (-/-)
Jantung :
●Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
●Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
●Perkusi : Dalam batas normal
●Auskultasi : Bunyi jantung S1=S2, murni, tidak ada murmur
Abdomen :
●Inspeksi : Datar, tidak ada retraksi epigastrium
●Auskultasi : Bising usus (+) normal
●Perkusi : Timpani, ruang traube kosong
●Palpasi : datar, soepel, nyeri tekan abdomen (-), hepar dan lien tidak teraba membesar
Ekstremitas : Akral hangat, Capillary refill time < 2 detik, oedem -/-, turgor kembali cepat,
sianosis (-)
Genital : tidak ada kelainan yang terlihat disekitar genital dan anus
Status Neurologis
●Ransangan meningeal : tidak ada kaku kuduk
●Brudzinsky I/II/III : -/-/-
●Motorik : kesan parase -/-, tonus normal
●Sensorik : kesan dalam batas normal
●Refleks fisiologis :
○Knee Pess Reflex : +/+
○Achilles Pess Reflex : +/+
●Refleks patologis :
○Babinsky : -/-
○Chaddock : -/-
Pemeriksaan Penunjang
Hematologi
●Hb : 12.8 g/dL (11,5-14,5 g/dL)
●Ht : 36 % (33-43%)
●Leukosit : 18.570/mm3 (4.000-12.000/mm3)
●Trombosit : 330.000/mm3 (150.000-400.000/mm3)
●Hitung jenis
○Basofil : 0,5 (0,0-1,0%)
○Eosinofil : 4,8 (1,0-5,0%)
○Neutrofil batang : 3,5 (3,0 - 5,0%)
○Neutrofil segmen : 49,0 (25,0-60,0%)
○Limfosit : 35,0 (25.0-40.0%)
○Monosit : 7.2 (2,0-10,0%)
Foto thorax 9 Februari 2021

Foto Thorax : Bronkopneumonia kanan


Dasar diagnosis
Anamnesis:

● Sesak nafas
● Batuk berdahak produktif
● Demam

Pemeriksaan fisik:

● Retraksi suprasternal (+)


● Retraksi intercostal (+)
● Ronkhi (+)
● Slem (+)

PP awal:

● Leukositosis
● Foto thorax: Bronkopneumonia kanan
Diagnosis
Diagnosis Kerja :

Bronkopneumonia Bakterialis

Diagnosis Banding :

Bronkopneumonia Bakterialis

Bronkopneumonia Viral
Bakterial Viral

demam sangat meningkat, meningkat


mendadak

leukosit 15.000 - 40.000 /mm3, <20.000 mm/3,


dominan PMN dominan limfosit

foto thorax efusi pleura hiperinflasi dengan infiltrat


lobar consolidation interstitial; bilateral,
peribronchial cuffing

nelson textbook of pediatric


Usulan Pemeriksaan Penunjang
●Kultur bakteri dan tes resistensi antibiotik
●LED dan CRP
●Elektrolit (Na, K)
●Swab PCR Covid-19
Penatalaksanaan
Farmakologi
Non farmakologi
● Ampisilin 50 mg/kgBB tiap 6 jam
●Kebutuhan cairan → R/ Ampisilin 500 mg vial no.I
(100xBB= 100X9=900 ml) S 4dd pro inj
● Gentamisin 7,5 mg/kgBB
●Infus Cairan KAEN IB 500 ml →
→ R/ Gentamisin 80 mg/2ml vial no.I
21 gtt mikrodrip / menit S 1dd pro inj
●Nutrisi adekuat ● Paracetamol 10mg/kgBB
BB x RDA = 9 x 100 = 900 →R/ Paracetamol 1g vial no.I
kkal/hari(bubur) S 3dd pro inj
● Ambroxol syr 15mg/5ml
●Monitor tanda vital
→R/ Ambroxol syr 15mg/5ml

Pedoman Diagnosis dan Terapi Edisi ke V 2014 S 3dd cth1


Pneumonia Recommendation by WHO
Prognosis
● QAV : ad bonam
● QAF : ad bonam
● QAS : dubia ad bonam
Bronkopneumonia
Definisi
● Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru.
● Pneumonia adalah suatu infeksi saluran pernapasan akut yang menyerang paru-paru
dimana alveoli berisi nanah dan cairan, yang menyebabkan nyeri saat bernapas dan
terbatasnya asupan oksigen.
● Pneumonia adalah suatu inflamasi parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang
mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan
paru dan gangguan pertukaran gas.

Nelson Textbook of Pediatrics, Vol 2.Elsevier. 2019


World Health Organization. Pneumonia. 2019
Buku ajar respirologi anak. IDAI. 2010
Permenkes no 5 tahun 2014
Epidemiologi

● Pneumonia merupakan penyebab utama kematian akibat infeksi pada anak dibawah usia 5 tahun di
seluruh dunia.
● Penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak dibawah usia 5 tahun terutama di negara
berkembang.
● Terhitung 808.694 angka kematian anak di bawah usia 5 tahun pada tahun 2017.
Nelson Textbook of Pediatrics, Vol 2.Elsevier. 2019
World Health Organization. Pneumonia. 2019
Etiologi

Nelson Textbook of Pediatrics, Vol 2.Elsevier. 2019


Etiologi

Nelson Textbook of Pediatrics, Vol 2.Elsevier. 2019


Faktor Risiko
● Malnutrisi
● BBLR (berat badan lahir rendah)
● Anak yang tidak mendapatkan ASI eksklusif
● Anak yang tidak mendapatkan imunisasi campak
● Polusi udara dalam rumah
● Kepadatan hunian
● Immunocompromised
● Orang tua yang perokok

Pedoman Diagnosis dan Terapi Edisi ke V 2014


World Health Organization. Pneumonia. 2019
Klasifikasi Derajat Berat Pneumonia Pada Anak Usia 2
Bulan sampai 5 Tahun

Pedoman Diagnosis dan Terapi Edisi ke V 2014


Klasifikasi Pneumonia menurut WHO tahun 2014
1. Pneumonia : pneumonia dengan nafas cepat dan/atau terdapat retraksi otot
dinding dada
2. Pneumonia berat : pneumonia dengan tanda bahaya yang membutuhkan rawat
inap dan terapi injeksi

Revised WHO classification and treatment of childhood pneumonia at health facilities 2014
Klasifikasi Pneumonia menurut PERMENKES 2014
➔ Berdasarkan klinis dan epidemiologi
◆ Pneumonia Komuniti (community acquired pneumonia)
◆ Pneumonia Nosokomial (hospital acquired pneumonia)
◆ Pneumonia pada penderita immunocompromised
◆ Pneumonia Aspirasi
➔ Berdasarkan predileksi infeksi
◆ Bronkopneumonia : Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada lapangan paru.
◆ Pneumonia lobaris : Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen paru.
◆ Pneumonia interstisial.

Permenkes no 5 tahun 2014


Patogenesis &
Patofisiologi

Calgary ‘Guide to
Understanding Disease”
Pediatric Pneumonia. 2018
Manifestasi Klinis
● Gejala umum:
○ Sesak napas, demam, sakit kepala, gelisah, malaise, penurunan nafsu makan, keluhan GIT
(seperti mual, muntah atau diare)
○ Didahului gejala infeksi saluran pernafasan atas seperti rhinitis dan batuk
○ Pada anak yg lebih tua, dapat muncul demam tinggi dan nyeri dada
● Pemeriksaan fisik:
○ Takikardi, takipneu, demam (suhu lebih rendah pada pneumonia viral)
○ Sianosis, pernapasan cuping hidung, penggunaan otot bantu pernapasan (retraksi intercostal,
retraksi subcostal, retraksi suprasternal)
○ Paru: Taktil fremitus meningkat/menurun, ronkhi basah kasar, suara nafas bronchial, pleural
friction rub
○ Abdomen: Distensi abdomen, nyeri perut, hepatomegali

Buku ajar respirologi anak. IDAI. 2011


Nelson textbook of Pediatrics. 20ed
Tanda bahaya
● Anak berusia 2 bulan - 5 tahun:
○ tidak dapat minum
○ kejang
○ kesadaran menurun
○ stridor
○ gizi buruk
● Anak dibawah 2 bulan:
○ malas minum
○ kejang
○ kesadaran menurun
○ stridor
○ mengi
○ demam/badan terasa dingin

Buku ajar respirologi anak. IDAI. 2008


Diagnosis
Kriteria Diagnosis pneumonia dengan Trias Pneumonia, yaitu:

a. Batuk

b. Demam

c. Sesak

Permenkes 5 tahun 2014


● Anamnesis: demam tinggi, batuk, gelisah, rewel, dan sesak napas.
❖ Pada bayi: gejala tidak khas, sering kali tanpa demam dan batuk
❖ Anak besar: kadang mengeluh nyeri kepala, nyeri abdomen, sertai muntah
● Pemeriksaan Fisis:
❖ Neonatus: sering dijumpai takipnea, grunting, pernapasan cuping hidung,
retraksi dinding dada, sianosis, dan malas menetek
❖ Bayi yang lebih besar: jarang ditemukan grunting. Gejala lain yang sering
terlihat adalah batuk, panas, dan iritabel
❖ Anak prasekolah: batuk produktif/nonproduktif, dispnea
❖ Anak sekolah dan remaja: nyeri dada, nyeri kepala, dehidrasi, dan letargi

pedoman diagnosis dan terapi


ilmu kesehatan anak ed 5 2014
● Takipnea terbukti memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi dalam
mendiagnosis pneumonia
● Takipnea berdasarkan WHO:
❖ Usia <2 bl : ≥60×/mnt
❖ Usia 2–<12 bl: ≥50×/mnt
❖ Usia 1–5 th: ≥40×/mnt

pedoman diagnosis dan terapi


ilmu kesehatan anak ed 5 2014
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Radiologis
● Foto Rontgen toraks proyeksi posterior-anterior (PA) merupakan dasar diagnosis utama
pneumonia
● Indikasi spesifik : pneumonia sangat berat, dugaan komplikasi pneumonia (misal efusi
pleura), atau tidak berespons terhadap terapi yang diberikan, dan kecurigaan LTB
● Indikasi tambahan: gejala atipikal dan pemantauan pada anak dengan kolaps lobar atau
gejala yang berlanjut
● Pemeriksaan ulang : lobar collaps, gambaran round pneumonia, atau bila gejala menetap
atau memburuk dada bayi dan anak yang kecil,
● Tidak dapat membedakan antara pneumonia bakteri dan pneumonia virus
pedoman diagnosis dan terapi
ilmu kesehatan anak ed 5 2014
●Gambaran radiologis yang klasik :
○Infeksi Pneumococcus spp. Atau bakteri lain: Konsolidasi lobar atau segmental
disertai air bronchogram
○Pneumonia interstisial (biasanya karena virus atau mikoplasma): corakan
bronkovaskular bertambah, peribronchial cuffing, dan overaeration. Bila berat terjadi
patchy consolidation karena atelektasis
○Bronkopneumonia: Gambaran difus bilateral, corakan peribronkial bertambah,dan
infiltrat halus sampai ke perifer
○Gambaran pneumonia karena S. aureus biasanya menunjukkan pneumatokel

pedoman diagnosis dan terapi


ilmu kesehatan anak ed 5 2014
nelson textbook of pediatric 20ed
2. Pemeriksaan Laboratorium:
● Jumlah leukosit >15.000/µL dengan dominasi neutrofil sering didapatkan pada
pneumonia bakteri, tetapi dapat pula karena pneumonia non bakteri.

○Viral pneumonia : normal/ meningkat <20.000 /mm3 dengan lymphocyte


predominance.

○Bacterial pneumonia : 15,000- 40,000/mm3, predominance granulocytes.


● Diagnosis pasti pneumonia bakterial: isolasi mikroorganisme dari paru, cairan pleura, atau
darah. Pengambilan spesimen dari paru sangat invasif dan tidak rutin diindikasikan dan
dilakukan. Kultur darah hanya (+) pada 10−30% kasus
● Diagnosis pneumonia viral: iisolasi virus atau deteksi genom virus atau antigen pada
sekret saluran nafas dan PCR
● Pemeriksaan C-reactive protein: pneumonia dengan komplikasi, melihat respons antibiotik
pedoman diagnosis dan terapi
ilmu kesehatan anak ed 5 2014
● Beberapa gejala dan tanda yang dapat dikenali secara klinis:
❖ Staphylococcus aureus: Progresivitas penyakit sangat cepat, gejala
respiratori sangat berat: grunting, sianosis, takipnea, dan gambaran
radiologis necrotizing pneumonia, pneumonia dengan komplikasi (efusi
pleura, empiema, piopneumotoraks), perburukan klinis dan radiologis yang
sangat cepat, atau pada keadaan pasca infeksi campak (saat ini atau 4 mgg
sebelumnya). Pada kulit: bisul dan abses
❖ Streptococcus grup A: Penyebab tersering faringitis, tonsilitis dengan
limfadenitis koli, demam, malaise, sakit kepala, dan gejala pada abdomen.
Sering merupakan komplikasi infeksi kulit pada anak dengan varisela
Penyakit memburuk dalam 24 jam diikuti dengan syok septik, empiema, dan
pneumatokel yang terjadi dalam beberapa hr sampai 1 mgg sesudah
pengobatan
pedoman diagnosis dan terapi
ilmu kesehatan anak ed 5 2014
3. Pulse oxymetri
● Untuk memperkirakan oksigenasi arteri
● Diperiksa pada seluruh anak yang dirawat inap

4. Pemeriksaan mikrobiologis
● Spesimen : usap tenggorok, sekret nasofaring, bilasan bronkus, darah, cairan
pleura, aspirasi paru, sputum (pada anak remaja)
● Indikasi pemeriksaan biakan darah → semua anak yang dicurigai menderita
pneumonia bakteri, pneumonia berat, pneumonia dengan komplikasi
● Hasil (+) hanya didapatkan pada 10–30% kasus

pedoman diagnosis dan terapi


ilmu kesehatan anak ed 5 2014
5. Pemeriksaan sputum
● Kurang berguna, tetapi jika anak memungkinkan untuk
mengeluarkan sputum, periksa preparat gram
● Rapid test untuk deteksi antigen bakteri mempunyai
spesifisitas dan sensitivitas rendah.

pedoman diagnosis dan terapi


ilmu kesehatan anak ed 5 2014
Penatalaksanaan
Perawatan Umum di Rumah Sakit:

1. Terapi oksigen:
-Bayi dan anak yang mengalami hipoksia mungkin tidak tampak sianosis
-indikasi : saturasi oksigen <90% pada udara kamar untuk mempertahankan saturasi
oksigen ≥90%, dan pada penderita dengan distres napas
-nasal kanul, sungkup,head box
-observasi saturasi setiap 4 jam
2. Analgetik antipiretik: anak yang terkena infeksi saluran respiratori bagian bawah akut
umumnya mengalami pireksia dan dapat merasakan nyeri seperti nyeri kepala, nyeri dada,
nyeri sendi, nyeri perut, dan nyeri telinga

pedoman diagnosis dan terapi


ilmu kesehatan anak ed 5 2014
3. Terapi Cairan

Indikasi : Anak yang tidak mampu mempertahankan asupan cairan akibat sesak atau
kelelahan
● NGT :
❖ Dapat menekan pernapasan → harus dihindari pada anak yang sakit berat,
terutama bayi dengan lubang hidung yang kecil
❖ Menggunakan ukuran yg kecil
● Cairan IV:
❖ Indikasi : muntah-muntah atau sakit berat
❖ Diberikan 80% dari kebutuhan basal
❖ Dipantau elektrolit serum dan balans cairan ketat
pedoman diagnosis dan terapi
ilmu kesehatan anak ed 5 2014
4. Pemberian Antibiotik

Rekomendasi 1
●Anak-anak dengan takipnea tanpa retraksi otot dada atau tanpa tanda bahaya
umum harus diobati dengan amoksisilin oral: setidaknya 40mg/kg/dosis dua kali
sehari (80mg/kg/hari) selama lima hari.
●Di daerah dengan prevalensi HIV rendah, berikan amoksisilin selama tiga hari.
●Anak-anak dengan takipnea yang gagal pada pengobatan lini pertama dengan
amoksisilin harus dipertimbangkan untuk dirujuk ke fasilitas di mana terdapat
pengobatan lini kedua yang sesuai.
○lini kedua : co-amoxiclav, azithromycin, eritromisin

Revised WHO classification and treatment


of childhood pneumonia at health facilities.2014
Rekomendasi 2
●Anak-anak usia 2-59 bulan dengan retraksi otot dada harus diobati dengan
amoksisilin oral: setidaknya 40mg/kg/dosis dua kali sehari selama lima hari.
Rekomendasi 3
●Anak-anak usia 2-59 bulan dengan pneumonia berat harus diobati dengan ampisilin
parenteral (atau penisilin) dan gentamisin sebagai pengobatan lini pertama.
●Ampisilin: 50 mg/kg, atau benzil penisilin: 50.000 unit per kg IM/IV setiap 6
jam setidaknya selama lima hari
●Gentamisin: 7,5 mg/kg IM/IV sekali sehari selama minimal lima hari
●Ceftriaxone dosis 1x50mg/kgBB IV harus digunakan sebagai pengobatan lini kedua
pada anak-anak dengan pneumonia berat yang gagal pada pengobatan lini pertama.

Revised WHO classification and treatment


of childhood pneumonia at health facilities.2014
Rekomendasi 4
●Ampisilin (atau penisilin bila ampisilin tidak tersedia) ditambah gentamisin atau
seftriakson direkomendasikan sebagai regimen antibiotik lini pertama untuk bayi
yang terinfeksi HIV dan bayi yang terpajan HIV dan untuk anak di bawah usia 5
tahun dengan retraksi otot dada atau pneumonia berat.
●Untuk bayi yang terinfeksi dan terpajan HIV dan untuk anak-anak dengan retraksi
otot dada atau pneumonia berat, yang tidak menanggapi pengobatan dengan ampisilin
atau penisilin plus gentamisin, seftriakson saja direkomendasikan untuk digunakan
sebagai pengobatan lini kedua.

Revised WHO classification and treatment


of childhood pneumonia at health facilities.2014
Rekomendasi 5
●Pengobatan kotrimoksazol empiris untuk dugaan Pneumocystis jirovecii
(sebelumnya Pneumocystis carinii) pneumonia (PCP) direkomendasikan sebagai
pengobatan tambahan untuk bayi yang terinfeksi HIV dan terpapar HIV yang berusia
dari 2 bulan hingga 1 tahun dengan retraksi otot dada atau pneumonia berat.
●Pengobatan kotrimoksazol empiris untuk Pneumocystis jirovecii pneumonia (PCP)
tidak disarankan untuk anak yang terinfeksi HIV dan terpajan di atas usia 1 tahun
dengan retraksi otot dada atau pneumonia berat.

Revised WHO classification and treatment


of childhood pneumonia at health facilities.2014
● Indikasi pasien dapat dipulangkan:

-Perbaikan secara klinis

-Nafsu makan membaik

-Bebas demam 12–24 jam

-Stabil

-Saturasi O2 >92% dalam udara ruangan selama 12–24 jam (tanpa O2),

-Orangtua sudah mengerti untuk melanjutkan pemberian antibiotik oral

pedoman diagnosis dan terapi


ilmu kesehatan anak ed 5 2014
Pencegahan
● Vaksinasi dengan vaksin pertusis (DTP), campak,
pneumokokus, dan H. influenzae
● Vaksin influenza : untuk bayi >6 bl dan usia remaja
● Untuk orangtua atau pengasuh bayi <6 bl disarankan
untuk diberikan vaksin influenza dan pertusis

pedoman diagnosis dan terapi


ilmu kesehatan anak ed 5 2014
Komplikasi
● Intrapulmoner:

-Pleural effusion 57%


-empyema
-abscess
-bronchopleural fistula
-necrotizing pneumonia
-acute respiratory distress syndrome
nelson textbook of pediatric ed 20th
● Extrapulmoner:

-Meningitis
-Arthritis
-Pericarditis
-Osteomyelitis
-Endocarditis
-Hemolytic uremic syndrome
-Sepsis

nelson textbook of pediatric ed 20th


Prognosis
● Prognosis umumnya bonam, namun tergantung dari faktor
penderita, bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik
yang tepat dan adekuat.
● Perbaikan klinis terjadi dalam 48-72 jam setelah
pemberian antibiotik
● Rata-rata anak dengan pneumonia tidak mengalami gejala
sequele paru jangka panjang
permenkes 5 tahun 2014
Tugas Case Based Discussion
● Terapi bronkopneumonia e.c viral diperlukan pemberian antibiotik. Sebanyak
30% pasien dengan infeksi viral, terutama influenza virus memiliki co-infeksi
dengan bakteri patogen.

nelson textbook of pediatric ed 20th

Anda mungkin juga menyukai