Anda di halaman 1dari 35

ANEMIA GRAVIS

EC DEFISIENSI
BESI
Dr. Waisul Choroni
Sp.PD
PRESENTASI KASUS
DEWI AGUSTINA
Identitas
Nama : Ny. K
Umur : 88 th
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Selobentar Trimurti
Srandakan
Agama : Islam
Tanggal masuk RS : 16 Desember 2013
Tanggal periksa : 21 Desember 2013
Anamnesis
Keluhan utama : Lemas.
Keluhan tambahan : -
Riwayat Penyakit sekarang :
Pasien datang ke Poli Dalam dengan keluhan badan lemas.
Lemas dirasakan sejak 2 minggu yang lalu. Sering nyeri
kepala seperti berputar, membaik jika istirahat. Pasien
merasakan lebih mudah lelah dari biasanya. Jika berjalan
jauh sering menggeh-menggeh. Nafsu makan baik. Pasien
menyangkal batuk, mual, muntah, sesak nafas ataupun sakit
perut. BAB normal tidak cair, lendir maupun darah. BAK juga
tidak ada keluhan.



Riwayat penyakit dahulu
Pasien belum pernah merasakan gejala yang serupa sebelumnya.
Belum pernah mondok.
Riwayat penyakit hipertensi (+), DM (-), penggunaan obat-obatan (-)
jantung (-),paru (-), hati (-), ginjal (-), gastrointestinal (-), alergi (-).

Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada keluarga yang mengalami gejala serupa.

Pasien sadar, tampak lemas.
TD : 120/80 mmHg
N : 104 x/menit
R : 24 x/menit
S : 36.9 C

PEMERIKSAAN FISIK


Bentuk kepala : Normochepal, simetris, tampak adanya atrofi
muskulus temporalis
Rambut : Warna hitam, distribusi merata.
Mata : Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), reflek pupil
(+/+), pupil isokor, edema palpebra (-/-), ptosis (-/-)
Telinga : Othore (-/-), deformitas (-/-), nyeri tekan (-/-)
Hidung : Nafas cuping hidung (-/-), deformitas (-/-), rhinore (-/-)
Mulut dan faring : Bibir sianosis (+), lidah kotor (-), atrofi papil lidah
(+), radang sudut mulut (-), perdarahan gusi (-)
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, JVP tidak teraba,
struma (-)

Pemeriksaan JANTUNG Pemeriksaan PARU
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak Inspeksi:
- Bentuk dada simetris (+)
- Statis (Hemitorax kiri = kanan)
- Dinamis (Hemitorax kiri = kanan)
- Tanda peradangan (-)
- Perbesaran massa (-)
Palpasi : Ictus cordis teraba Palpasi:
- Fremitus suara hemithorak dextra sama
dengan sinistra dalam batas normal (+)
- Pergerakkan dada simetris
Perkusi :
Redup.
Perkusi:
- Sonor +/+
Auskultasi :
S1 = S2, reguler, suara tambahan S3(-) S4(-),
Gallop (-), Bising (-)
Auskultasi:
Suara paru: Suara dasar vesikuler, ronkhi
kering -/-, wheezing -/-

ABDOMEN
Inspeksi : dinding dada lebih tinggi dari
dinding perut, tanda peradangan (-), venektasi (-),
scar (+)
Auskultasi : peristaltik usus (+) N
Palpasi : supel (+),distensi (-), NTE (-),
defans muskular (-), turgor baik, Hepar dan splen
tidak teraba
Perkusi : Tymphani (+)

EKSTREMITAS
pucat (+/+), hiperpigmentasi (-/-), udem (-/-),
hangat (+/+), kuku sendok (+).


Pemeriksaan 16 Des 2013 21 Des 2013 Rujukan Satuan
Hematologi
Hemoglobin 4,4 10,8 12.0 16.0 g/dl
Lekosit 4.33 4.00 10.00 10^3/uL
Eritrosit 3.66 4.00 5.00 10^6/uL
Trombosit 342 150 - 450 10^3/uL
Hematokrit 19.1 36.0 46.0 Vol%
Hitung Jenis
Eosinofil 1 2 - 4 %
Basofil 0 0 1 %
Batang 1 2 - 5 %
Segmen 64 51 67 %
Limfosit 26 20 35 %
Monosit 8 4 8 %
LED 1 jam 4 0-20 mm/jam
Pemeriksaan 16 Des 2013 21 Des 2013 Rujukan Satuan
F. Ginjal
Creatinin 0.56 0.60 1.10 Mg/dl
Asam Urat 3.70 2.30 6.10 Mg/dl
Diabetes
GDS 137 80 - 200 Mg/dl
Urinalisa
Reduksi
(-) (-)
Gol. darah A
Retikulosit 1,80
Kesan Mikrositik hipokromik
MDT Anemia defisiensi besi tahap lanjut
Pemeriksaan Rontgen Thorax PA :
cardiomegal dengan pleural reaction
Pemeriksaan Knee Joint Sinistra :
Tampak joint space aspek medial
menyempit.
Tampak subchondral sklerotik dengan
eminentia intercondyler meruncing.
Kesan : Osteoarthritis knee joint sinistra.

DIAGNOSIS BANDING
Anemia defisiensi besi
Anemia sideroblastik
Anemia akibat penyakit kronik
Thalassemia

DIAGNOSIS KERJA
ANEMIA GRAVIS ET CAUSA DEFISIENSI BESI
ANEMIA HEART DISEASE

TERAPI
Simptomatif
Injeksi Furosemid 1A/ 12 jam
Captopril 3 x 12,5 mg
Digoksin 1 x
Sulfaferosis 3 x 1
Acetosal 1 x 1
Supportif
Infus Nacl 8 tpm
Transfusi PRC 4 kolf /ext. Furosemid.
Edukatif
Banyak istirahat dan nutrisi yang cukup terutama tinggi karbohidrat dan tinggi protein.

PERJALANAN PENYAKIT
Pemeriksaan 16 17 18 19 20 21
KU Lemah lemah sedang sedang sedang sedang
Pucat + + + + <+ <+
Pusing + - - - - -
Lemas + + <+ <+ - -
CA +/+ +/+ +/+ +/+ -/- -/-
SI -/- -/- -/- -/- -/- -/-
Mual - - - - - -
sesak - - - - - -
TDS 120 110 100 110 100 120
TDD 80 60 60 60 60 60
N 104 84 72 76 72 80
R 24 20 20 20 20 20
s 36,9 36,0 35,5 35,7 35,5 35,8
DARAH
Fungsi utamanya adalah mengangkut
oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di
seluruh tubuh.

Darah juga menyuplai jaringan tubuh
dengan nutrisi, mengangkut zat-zat
sisa metabolisme, dan mengandung
berbagai bahan penyusun sistem imun
yang bertujuan mempertahankan tubuh
dari berbagai penyakit.

SEL DARAH MERAH

Mengandung Hemoglobin dan membawa oksigen kejaringan
tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke
paru-paru.
Tidak memiliki inti sel (nukleus).
Dalam keadaan normal bisa mencapai hampir separuh dari
volume darah (4-6 juta/mm3,diameter biasanya antara 6,6-
7,5 m).
Bentuk normal berbentuk bikonkaf atau seperti lensa
cembung

SEL DARAH PUTIH
melindungi tubuh terhadap
mikroorganisme yang menyebabkan
penyakit

2 kelompok utama, yaitu :
granular (leukosit yang memiliki
banyak granula dalam
sitoplasmanya, termasuk neutrofil,
eosinofil, dan basofil)
non granular (leukosit tanpa
granula spesifik di dalam
sitoplasmanya, termasuk limfosit
dan monosit).
TROMBOSIT
Proses pembekuan saat tubuh
mengalami luka terutama apabila
tidak mampu ditutup oleh
vasokonstriksi pembuluh darah.
Berasal dari sel darah yang tidak
berinti yang dihasilkan oleh sumsum
tulang
Melepaskan diri (fragmentasi) dari
(megakariosit) melalui rangsangan
suatu bahan stimulator humoral
(trombopoetin), dimana kadarnya
akan meningkat pada kasus
trombositopenia.

ANEMIA
Penurunan jumlah massa
eritrosit (red cell mass)
sehingga tidak dapat
memenuhi fungsinya untuk
membawa oksigen dalam
jumlah yang cukup ke jaringan
perifer (penurunan oxygen
carrying capacity).
Sel-sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru
ke jaringan-jaringan dan mengangkut karbondioksida
dari jaringan-jaringan ke paru-paru.
PATOFISIOLOGI ANEMIA
Eritrosit/hemoglobin

Kapasitas angkut oksigen

Anoksia organ target Mekanisme kompensasi tubuh
(tergantung organ yg terkena) - afinitas Hb trhdp O2
- curah jantung
- tekanan O2 di vena


Gejala Anemia
KRITERIA ANEMIA
Kelompok Kriteria anemia (Hb)
Laki-laki dewasa <13 g/dl
Wanita dewasa <12 g/dl
Wanita hamil <11 g/dl
Anak 6-14 tahun <12 g/dl
Anak 8bulan-6tahun <11 g/dl
Normal Hb>10,5
Anemia ringan Hb 8-9,9
Anemia sedang Hb 6-7,9
Anemia berat/gravis Hb <6
KLASIFIKASI MORFOLOGI ANEMIA

Anemia hipokromik mikrositik, bila MCV
< 80 fl dan MCH < 27 pg
Anemia normokromik normositik, bila
MCV 80-95 fl dan MCH 27-34 pg
Anemia makrositik, bila MCV > 95 fl
Anemia hipokromik mikrositik Anemia normokromik normositik
Anemia makrositik
ANEMIA DEFISIENSI BESI
Morfologi Darah Tepi
Kadar Hb
Proses eritropoesis
terganggu
Kadar besi serum
(Cadangan kososng)
ANEMIA
DEFISIENSI BESI
ERITROSIT
MCV
MCH
MCHC
FERITIN
IRON SERUM
TIBC
CARDIOMEGALI
GEJALA ANEMIA
UMUM (ANEMIA SINDROM)
kadar hemoglobin kurang
dari 7-8 g/dl.
badan lemah
lesu
cepat lelah
mata berkunang-kunang
telinga mendenging.
konjungtiva anemis
Jaringan bawah kuku pucat
KHAS DEF.BESI
a. Koilonychia / kuku sendok
(spoon nail)
b. Atrofi papil lidah /
permukaan lidah licin dan
mengkilap (papil lidah
menghilang).
c. Stomatitis angularis
(cheilosis) / radang sudut
mulut sehingga tampak bercak
berwarna pucat keputihan.
d. Disfagia / nyeri menelan
(rusak epitel hipofaring).

ETIOLOGI ANEMIA DEFISIENSI
BESI
Pada dasarnya anemia disebabkan karena:
1) gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum
tulang
2) kehilangan darah keluar tubuh (perdarahan)
3) proses penghancuran eritrosit dalam tubuh
sebelum waktunya (hemolisis).

PENEGAKAN DIAGNOSIS
Warna kulit: pucat,
sianosis, ikterus, kulit
telapak tangan
kuning seperti jerami.
Kuku: koilonychia (kuku
sendok).
Mata: konjungtiva
pucat.
Mulut: perdarahan gusi,
stomatitis angularis.
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
Keluhan pasien
(Manifestasi
klinis)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Kadar Hemoglobin dan Indeks.
a. Mean Corpusculer Volume (MCV)
Volume rata-rata eritrosit. Dihitung : membagi hematokrit dengan angka sel
darah merah. Normal : 80-100 fl, mikrositik < 80 fl dan makrositik > 100 fl.
b. Mean Corpuscle Haemoglobin (MCH)
Berat hemoglobin dalam satu sel darah merah. Dihitung : membagi
hemoglobin dengan angka sel darah merah. Normal : 27-31 pg, mikrositik
hipokrom < 27 pg , makrositik > 31 pg.
c. Mean Corpuscular Haemoglobin Concentration (MCHC)
Konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata. Dihitung : membagi hemoglobin
dengan hematokrit. Normal : 30-35% dan hipokrom < 30%.

2. Konsentrasi besi serum
3. TIBC (total iron binding capacity)
4. Feritin Serum
5. Reseptor tranferin serum (sTfR)
6. Sumsum Tulang.


TERAPI
1]. Terapi kausal: terapi ini diberikan berdasarkan penyebab yang mendasari
terjadinya anemia defisiensi besi.

2]. Terapi dengan preparat besi:
1. Oral
- Ferro Sulfat : dosis 3 x 200 mg, sebelum makan.
- Ferro Glukonat: kandungan besi lebih rendah daripada ferro sulfat.
- Ferro Fumarat, Ferro Laktat. Waktu pemberian harus cukup lama untuk
memulihkan cadangan besi.

2. Parenteral
- Besi Sorbitol Sitrat (Jectofer) secara IM dilakukan berulang.
- Ferri hidroksida-sucrosa (Venofer) secara IV lambat atau infus.
Dosis besi parenteral : Kebutuhan besi [mg]= (15-Hb sekarang) x BB x 3

3] Terapi lainnya:
1. Diet: bergizi tinggi protein protein hewani.
2. Vitamin C: membantu penyerapan besi. Diberikan
dengan dosis 3 x 100mg.
3. Transfusi darah:
-Whole blood (fresh blood dan stored blood) Perdarahan
akut dan profusehypovelemik shock, gang. Haemolitik,
kegagalan faal hati akut
-komponen darah : PRC (Packed Red Cells), Lekosit Poor
RBC (LPRBC), Washed RBC (WRBC)
Indikasi transfusi dengan
PRC :
Anemia tanpa penurunan
volume darah, misal :
perdarahan kronis, defisiensi
Fe.
Penderita dengan
decompensatio cordis
(volume penambahan
sedikit)
Penderita sirosis hepatic
(kadar NH4 sedikit)


Keuntungan transfusi
dengan PRC :
Penambahan volume darah
lebih sedikit, bahaya decom
cordis menurun
Kadar anti A dan anti B
dalam PRC rendah, sehingga
dapat dilakukan substitusi bila
diperlukan.
Kemungkinan terjadinya
reaksi transfusi juga lebih
kecil.
KOMPLIKASI
Hipoksemia.
insufisiensi koroner.
iskemik miokard.
memperparah penyakit paru kronis.
Intoleransi terhadap dingin.
papilledema, peningkatan tekanan intracranial,
didapatkan gambaran klinis pseudotumor cerebri.
Fungsi imun yang melemah.
Anak dengan deficit besi akan mengalami
gangguan dalam perilakunya.
PROGNOSIS

Anemia defisiensi besi jika terkoreksi
dengan baik maka akan memberikan
prognosis yang baik, namun anemia
defisiensi besi dapat memiliki prognosis
yang buruk, jika kondisi yang mendasarinya
memiliki prognosis yang buruk.
PENCEGAHAN

Pendidikan kesehatan lingkungan dan
penyuluhan gizi untuk mengkonsumsi makanan
yang berasal dari protein hewani
Pemberantasan infeksi cacing tambang dengan
pengobatan masal menggunakan anthelmentik
dan perbaikan sanitasi.
Suplemen besi , yaitu pemberian besi
profilaksis.
Fortifikasi bahan makanan dengan besi.

KESIMPULAN

Pasien di diagnosis anemia gravis et causa
Defisiensi Besi karena Hb nya 4,4 yang
merupakan kriteria anemia berat/gravis dan
kesan dari hasil MDT mikrositik hipokromik .
Pasien juga mengalami Anemia Heart
Disease karena kurangnya Hb sehingga
transport O2 ke jaringan tidak memadai..

Arief, pato. June 2011. Transfusi Darah. Didapat dari: www.google.com
Australian Center for Blood Disease. 2012. Anaemia. Didapat dari:
www.betterhealth.vic.gov.au
Bakta, IM. 2007. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC.
Montalembert, Mariane de, Inati, Adlette C. Hypochromic Michrocytic Anaemias in
Children. Didapat dari: www.google.com
Purnamasari, Dyah Umiyarni. Anemia. Didapat dari: www.google.com
Resar, Linda MS. Anemia: Pathophysiologi dan Diagnostic Classification. Didapat
dari www.google.com
Riyanti, Marliana Eva, dkk. Deteksi dan Klasifikasi Penyakit Anemia (Defisiensi
Besi, Hemolitik dan Hemoglobinopati) Berdasarkan Struktur Fisis Sel Darah Merah
Menggunakan Pengolahan Citra Digital. Didapat dari: www.google.com
Sudewa. 2011. Anemia (Defisiensi Besi). Didapat dari: www.google.com
Sudoyo, Aru W, dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. Jakarta:
FKUI
WHO. 2005. WHO Global Database on Anaemia in Indonesia. Didapat dari:
www.google.com

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai