ABSTRAK
Sebagai DAS terluas di Provinsi Sulawesi Tenggara, DAS Konaweha memiliki peranan sangat penting
dalam kaitannya dengan pemanfaatan sumberdaya alam yang ada di dalamnya, diantaranya sebagai
pemasok kebutuhan air di beberapa wilayah seperti Kota Kendari, Kabupaten Konawe, Konawe Selatan,
Kolaka Timur dan Konawe Utara. Sehubungan dengan hal tersebut, maka tujuan dari studi ini adalah untuk
mengevaluasi kinerja dukung DAS Konaweha untuk mengetahui parameter-parameter apa saja yang perlu
diperbaiki dan diperhatikan didalam pengelolaan DAS yang nantinya dapat digunakan sebagai arahan bagi
para pelaksana pengelola DAS di daerah tersebut.
Prosedur analisa berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia No. P.61 /Menhut-
II/2014 tentang Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, dimana dalam perhitungan nilai
erosi aktual menggunakan metode USLE serta untuk perhitungan debit limpasan metode yang digunakan
yaitu metode rasional.
Hasil evaluasi yang diperoleh DAS konaweha untuk kondisi sosial ekonomi, investasi bangunan,
penggunaan lahan, tata air, dan pemanfaatan ruang wilayah masing-masing sebesar 17,50; 15,00; 40,00;
15,25; dan 6,25. Berdasarkan hasil ini, daya dukung DAS Konaweha diklasifikasikan dalam kelas sedang
dengan total skor sebesar 94,00 (90 < DDD ≤ 110). Kegiatan pengelolaan DAS terkait hasil klasifikasi daya
dukung DAS Konaweha utamanya berupa optimalisasi lahan sesuai dengan fungsi dan daya dukung wilayah,
serta menerapkan teknik konservasi tanah dan air.
Kata kunci: DAS Konaweha, daya dukung DAS, klasifikasi DAS, kinerja DAS
ABSTRACT
As the widest watershed in Southeast Sulawesi province, Konaweha’s Watershed has a very important
role in relation to the utilization of natural resources in it, such as a supplier of water in some areas such as
Kendari City, Konawe Regency, South Konawe, East Kolaka and North Kolaka. With respect to such
matters, the purpose of this study is to evaluate the performance of support of Konaweha’s Watershed to
know what parameters that need to be corrected and noted in the management of watersheds that could be
used as a landing place for implementing watershed managers in the area.
The procedures of data analysis on this study applies the regulations of the Minister of Forestry of the
Republic of Indonesia No.P. 61/Menhut-II/2014 ,where in the calculation of the value of the actual erosion
using the USLE method and for calculation of runoff used namely the rational method.
The following total scores of the results that obtained from Konaweha’s Watershed for the conditions of
socio-economic, investment building, land use, water, and space area utilization of each on the respective
territories are 17.50, 15.00, 40.00, 15.25, and 6.25. Therefore, the classification of carrying capacity of
Konaweha’s Watershed categorized is medium class, with a total score of 94.00 (90 < DDD ≤ 110). The
proper efforts to do in the Konaweha’s Watershed Management that suitable to the classification results are
optimizing its land use in accordance with the functions and carrying capacity of the areas, and implementing
the correct technique of soil and water conservation.
Keywords: Konaweha’s Watershed, Watershed Carrying Capacity, Watershed Classification ,
Watershed Performance
2013 3,684
Sumber: Perhitungan
Tabel 20. Jumlah Penduduk DAS budidaya maka kondisi DAS semakin
Konaweha baik. Sebaliknya semakin rendah
Tahun Jumlah Penduduk persentase luas unit lahan dengan
2008 1,161,623 kelerengan 0-25% pada kawasan
2009 1,190,260 budidaya, atau dengan kata lain semakin
2010 1,284,640 tinggi persentase luas unit lahan dengan
2011 1,310,209 kelerengan >25% pada kawasan budidaya
2012 1,340,433 maka kondisi DAS semakin tinggi.
2013 1,226,534 Contoh perhitungan:
Sumber:BPS Provinsi Sulawesi Tenggara Luas lahan dengan kemiringan 0-25 %
3.13 Klasifikasi Nilai Bangunan Air = 160.105,96 ha + 38.376,94 ha +
Klasifikasi bangunan air merupakan 24.944,07 ha
sub kriteria yang menunjukan seberapa = 223.426,97 ha
besar investasi yang dikeluarkan untuk Luas Kawasan Budidaya
membangun bangunan air seperti saluran = Luas areal penggunaan lain + Luas
irigasi, waduk, dan bendungan. Semakin hutan produksi + Luas hutan produksi +
besar investasi, maka semakin besar pula Luas hutan produksi konversi + Luas
potensi untuk merusak daya dukung DAS hutan terbatas
tersebut. Berdasarkan hasil wawancara = 238.732,36 ha + 32.772,72 ha +
terhadap instansi terkait (BWS Sulawesi 4.270,46 + 116.438,65 ha
IV), nilai bangunan air di DAS = 392.214,19 ha
Konaweha mencapai sekitar ± Rp. 20
Milyar. KL= x100%
3.14 Kawasan Lindung
Wilayah yang termasuk kawasan KL = x100%
lindung adalah hutan lindung dan hutan = 56,97 %
konservasi (cagar alam, suaka 3.16 Hasil Kinerja DAS
margasatwa, taman buru, tahura, taman Hasil akhir nilai evaluasi kondisi daya
wisata alam dan taman nasional) dan dukung dari suatu DAS dilakukan dengan
kawasan lindung lainnya. menjumlahkan hasil kali antara nilai dan
Contoh perhitungan: bobot dari masing-masing parameter.
Luas vegetasi = luas hutan existing Tabel 21. Nilai Bobot dan Skor Nilai
= 251.638,94 ha Bobot dan Skor dari Masing-masing
Parameter Kinerja DAS
Luas Kawasan lindung Kriteria/Sub Bobot Skor Hasil
= Hutan Lindung + Hutan Suaka Alam Kriteria (%)
= 277.267,51 + 27.338,04 A. Kondisi Lahan
= 304.605,55 Ha 1. Persentase 20 0,75 15
lahan kritis
2. Persentase 10 1 10
KL = x100% penutupan
vegetasi
KL = x100%
3. Indeks erosi 10 1,5 15
= 82,61 % B. Kondisi Tata
3.15 Kawasan Budidaya Air
Kelas kelerengan 0-25% merupakan 1. Koefisien 5 0,75 3,75
kelas lereng yang paling sesuai untuk regim aliran
budidaya tanaman sehingga akan cocok 2. Koefisien 5 0,5 2,5
berada pada kawasan budidaya. Semakin aliran tahunan
tinggi persentase luas unit lahan dengan 3. Muatan 4 0,5 2
kelerengan 0-25% pada kawasan sedimen
Kriteria/Sub Bobot Skor Hasil Sedangkan klasifikasi kota dipengaruhi
Kriteria (%) oleh jumlah pertumbuhan penduduk,
4. Banjir 2 1,5 3 untuk menguranginya dapat dilakukan
5. Indeks 4 1 4 dengan cara mengontrol laju
penggunaan air pertumbuhan penduduk serta adanya
C. Kondisi Sosial pemisahan penggunaan lahan khususnya
Ekonomi
untuk wilayah pemukiman, industri,
1. Tekanan 10 0,75 7,5
pertanian, perkantoran dan usaha-usaha
penduduk
2. Tingkat 7 1 7
lainnya.
kesejahteraan
penduduk DAFTAR PUSTAKA
3. Keberadaan 3 1 3 Dinas PU. 2013. Sub Bidang Sumber
dan penegakan Daya Air. Konawe: Dinas PU
aturan Konawe.
D. Investasi Badan Pusat Statistik Sulawesi Tenggara.
Bangunan 2016. Sulawesi Tenggara Dalam
1. Klasifikasi 5 1,5 7,5 Angka Tahun 2007 - 2013. Kendari:
kota BPS.
2. Klasifikasi 5 1,5 7,5 BPDAS Sampara. 2015. Peta DAS
nilai bangunan Konaweha. Kendari: BPDAS.
air
BWS Sulawesi IV. 2015. Data Curah
E. Pemanfaatan
Ruang Wilayah
Hujan Harian DAS Konaweha
1. Kawasan 5 0,5 2,5 Tahun 2007 – 2013. Kendari: BWS.
lindung BWS Sulawesi IV. 2015. Data Debit
2. Kawasan 5 0,75 3,75 Harian DAS Konaweha Tahun 2007
budidaya – 2013. Kendari: BWS.
Total 100 94,00 La Baco, 2011. Analisis Alternatif
Sumber: Perhitungan Penggunaan Lahan untuk Menjamin
Ketersediaan Sumberdaya Air di
3. PENUTUP DAS Konaweha Provinsi Sulawesi
Hasil evaluasi kondisi daya dukung Tenggara. Jurnal Agroteknos. I (3):
DAS Konaweha secara keseluruhan 163-172.
dengan total skor 94,00 termasuk dalam Menteri Kehutanan Republik Indonesia.
kategori sedang (90 < DDD ≤ 110). 2011. Keputusan Menteri Kehutanan
Parameter-parameter yang perlu RI Nomor: SK.511/Menhut-V/2011
diperbaiki dan diperhatikan terhadap Tentang Penetapan Peta Daerah
hasil kinerja DAS Konaweha adalah Aliran Sungai. Jakarta: Menteri
indeks erosi dan klasifikasi kota. Indeks Kehutanan Republik Indonesia.
erosi sediri dipengaruhi oleh besarnya Menteri Kehutanan Republik Indonesia.
nilai erosi aktual yang terjadi di DAS 2014. Peraturan Menteri Kehutanan
Konaweha, untuk mengurangi besarnya Republik Indonesia Tentang
nilai erosi secara garis besar dapat Monitoring dan Evaluasi
dilakukan dengan kegiatan optimalisasi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
lahan sesuai dengan fungsi dan daya No. P.61/Menhut-II/2014. Jakarta:
dukungnya khususnya pada lahan dengan Menteri Kehutanan Republik
kemiringan lereng curam, dan Indonesia.
menerapkan teknik konservasi tanah dan
air berupa memaksimalkan penutupan
lahan sehingga air hujan dapat
dipertahankan sebanyak mungkin.