Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 13, No.

2, Juli 2009

OPTIMALISASI JUMLAH TIPE RUMAH YANG AKAN DIBANGUN


DENGAN METODE SIMPLEKS
PADA PROYEK PENGEMBANGAN PERUMAHAN

Dewa Ketut Sudarsana


Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Denpasar
E-mail : dksudarsana@civil.unud.ac.id

Abstrak: Tantangan yang dihadapi pengembang perumahan adalah memformulasi


jumlah tipe rumah yang akan dikembangkan sehingga memenuhi aspek pasar, him-
bauan pemerintah dalam penyediaan rumah sederhana dan profit margin yang
maksimal. Tujuan studi ini adalah memformulasikan komposisi jumlah berbagai
tipe rumah yang dibangun sehingga mencapai solusi optimum dan dengan keun-
tungan maksimal.

Metode optimasi yang digunakan adalah metode simpleks. Sebagai objek studi ada-
lah pembangunan perumahan Taman Wira Umadui di Denpasar. Tipe rumah yang
akan dibangun adalah tipe A, B dan C. Perbandingan luasan bangunan (m2) de-
ngan luasan tanah (m2) serta harga per unit masing-masing tipe rumah adalah tipe
A (60/120) dengan harga Rp 285.000.000 per unit, rumah tipe B (45/100) dengan
harga Rp 230.000.000 per unit dan rumah tipe C (36/80) dengan harga Rp
190.000.000 per unit

Hasil analisis menunjukkan komposisi optimum jumlah tipe yang dibangun adalah
rumah tipe A sebanyak 28 unit, rumah tipe B sebanyak 17 unit dan rumah tipe C
sebanyak 54 unit. Keuntungan maksimal yang didapat sebesar Rp. 7.171.000.000,-

Kata kunci : Optimalisasi, Metode Simpleks, Jumlah tipe rumah

THE USE OF SIMPLEKS METHOD TO OPTIMIZE THE NUMBER


HOUSE TYPE BUILT ON THE HOUSING DEVELOPMENT
PROJECT

Abstract: The challenges that have been faced by housing developers are to
formulate the quantity of house type to be built, thus they should fulfill the market
aspect, government rule and gain the maximum profit from their sales. The
objective of this study is to formulate the best composition of house type quantity,
which can result in maximum profit.

The data was analyzed by using Simplex method. A case study was taken at
development of Taman Wira Umadui Housing in Denpasar. The types of the house
to be built were categorized into types A, B and C. Type-A (60/120) has 60 m2 of
house area, 120 m2 of land area and the price IDR 285.000.000 per unit. Type B
(45/100), which has 45 m2 of house area and 100 m2 of land area, was priced at IDR
230.000.000 per unit. And type C (36/80), which has 36 m2 of house area and 80 m2
of land area, cost IDR 190.000.000 per unit.
The result of this study showed that the optimum composition of house type
quantity is 28 unit of type A, 17 unit of type B and 54 unit of type C. The
maximum profit that could be earned from this composition was IDR
7.171.000.000.

Key words: Optimizing, simplex method, house type quantity.

183
Optimalisasi Jumlah Tipe Rumah Yang Akan Dibangun ........................................... Sudarsana

PENDAHULUAN Berdasarkan kebijakan hunian perim-


bangan dalam pengembangan perumahan
Pertumbuhan jumlah penduduk yang tadi menjadi permasalahan bagi pengem-
terus meningkat berakibat pada kebutuhan bang untuk mengoptimalkan jumlah ma-
akan rumah juga meningkat. Melihat ke- sing-masing tipe rumah yang akan dikem-
adaan ini banyak pengembang yang ber- bangkan agar mendapatkan keuntungan
munculan untuk menyediakan rumah tem- maksimal.
pat tinggal. Rumah yang dikembangkan
mulai dari rumah tipe sangat sederhana MATERI DAN METODE
sampai tipe rumah mewah. Pengembang
biasanya lebih tertarik mengembangkan Materi
tipe rumah mewah karena profit margin- Materi yang dipakai sebagai obyek
nya lebih bagus dibandingkan jika me- studi adalah proyek pengembangan peru-
ngembangkan tipe rumah sederhana. mahan Taman Wira Umadui. Lokasi peru-
Namun disisi lain masyarakat lebih ba- mahan ini berada di antara kawasan pari-
nyak membutuhkan tipe rumah sederhana wisata Kuta, Legian, Seminyak, Kerobo-
sesuai kemampuan mereka. Kebutuhan kan dan kota Denpasar. Perumahan ini di-
masyarakat yang tinggi terhadap tipe ru- kembangkan pada luas area seluas 2 Ha
mah sederhana merupakan permasalahan (hektar). Pada tahap pertama dibangun di-
bagi pemerintah dalam rangka meningkat- atas areal seluas 1,5 Ha. Tipe rumah yang
kan kualitas kehidupan masyarakat. dikembangkan sebanyak tiga tipe rumah
Upaya pemerintah agar pengembang yaitu :
menyediakan tipe rumah sederhana telah 1). Tipe A (60/120), mempunyai luas ba-
banyak dilakukan. Upaya Pemerintah ini ngunan 60 meter persegi dibangun di-
tertuang dengan disahkannya Undang-Un- atas tanah seluas 120 meter persegi,
dang no. 4 tahun 1992 tentang Perumahan dengan harga Rp.285.000.000 per unit
dan Pemukiman (UUPP) tentang upaya 2.) Tipe B (45/100), mempunyai luas ba-
penataan dan pengendalian tanah untuk ngunan 45 meter persegi dibangun di-
perumahan. atas tanah seluas 100 meter persegi,
Pengembang dalam perencanaan dan dengan harga Rp. 230.000.000 per
pembangunan juga dibatasi dengan kebija- unit.
kan pemerintah yang tertuang dalam surat 3) Tipe C (36/80), mempunyai luas ba-
keputusan bersama antara Menteri Dalam ngunan 36 meter persegi dibangun di-
Negeri (No.648.384), Menteri Pekerjaan atas tanah seluas 80 meter persegi,
Umum (No.09/KPTS/1992) tanggal 16 dengan harga Rp 190.000.000 per unit.
November 1992 mengenai hunian berim-
bang. Metode
Kriteria perimbangan dimaksud ada- Pembahasan dalam penelitian ini dika-
lah meliputi rumah sederhana, rumah me- ji secara deskriptif. Metode optimasi yang
nengah dan rumah mewah dengan perban- dipergunakan adalah metode simpleks.
dingan sebesar 6 (enam) atau lebih, ber- Metode simpleks ini merupakan salah satu
banding 3 (tiga), atau lebih, berbanding 1 dari model program linear.
(satu), sehingga dapat terwujud lingku-
ngan hunian yang serasi yang dapat meng- Model Program Linear
akomodasikan kelompok masyarakat da- Model Program Linear disebut juga
lam berbagai status sosial, tingkat eko- dengan formulasi model. Model program
nomi dan profesi. Pola hunian ini lebih linear digunakan untuk menunjukkan pro-
dikenal dengan sebutan 1 : 3 : 6 (Blaang, ses model yang semua masalah menyang-
C. 1986) kut usaha mencapai subjek tujuan dengan

184
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 13, No. 2, Juli 2009

kumpulan batasan-batasan misalnya bata- Adapun syarat-syarat agar suatu per-


san-batasan sumber daya. Model program soalan dapat dipecahkan dengan metode
linear dari masalah-masalah ini memper- Linier Programming yaitu :
lihatkan karakteristik-karakteristik umum a. Fungsi objektif harus didefinisikan se-
seperti : cara jelas dan dinyatakan sebagai
a. Fungsi tujuan untuk dimaksimumkan fungsi objektif yang linear. Misalnya
dan diminimumkan jumlah hasil penjualan harus maksi-
b. Kumpulan batasan-batasan mum, jumlah biaya transport harus mi-
c. Variabel-variabel keputusan untuk nimum.
mengukur tingkatan aktivitas b. Harus ada alternatif pemecahan untuk
d. Semua hubungan batasan dan fungsi dipilih salah satu yang terbaik.
tujuan adalah linear c. Sumber-sumber dan aktivitas mempu-
Sebagian besar dari persoalan manaje- nyai sifat dapat ditambahkan (additi-
men berkenaan dengan penggunaan sum- vity)
ber daya secara efisien atau alokasi sum- d. Fungsi objektif dan ketidaksamaan un-
ber daya – sumber daya yang terbatas tuk menunjukkan adanya pembatasan
(tenaga kerja terampil, bahan mentah, mo- harus linear.
dal) untuk mencapai tujuan yang diingin- e. Variabel keputusan harus positif, tidak
kan (desired objective). Dalam keadaan boleh negatif.
sumber daya yang terbatas harus dicapai f. Sumber-sumber dan aktivitas mempu-
suatu hasil yang optimum. Dengan perka- nyai sifat dapat dibagi (divisibility)
taan lain bagaimana caranya agar dengan g. Sumber-sumber dan aktivitas mempu-
masukan (input) yang serba terbatas dapat nyai jumlah yang terbatas (finiteness)
dicapai hasil kerja yaitu keluaran (output) h. Aktivitas harus proporsional terhadap
berupa produksi barang atau jasa yang op- sumber-sumber. Hal ini berarti ada hu-
timum (Supranto, 2001) bungan yang linier antara aktivitas de-
Dalam model Linier Program dikenal ngan sumber-sumber.
2 macam fungsi., yaitu fungsi tujuan (ob- i. Model programming deterministik, ar-
jective function) dan fungsi-fungsi batasan tinya sumber dan aktivitas diketahui
(constraint function). Fungsi tujuan (ob- secara pasti (single-valued expectati-
jective function) adalah fungsi yang meng- ons).
gambarkan tujuan/sasaran di dalam per- Selain terdapat hubungan linier, model
masalahan Linier Program yang berkaitan program linier juga mempunyai beberapa
dengan pengaturan secara optimum sum- sifat lainnya. Terminologi linier tidak ha-
ber daya-sumber daya untuk memperoleh nya berarti bahwa fungsi dalam model-
keuntungan maksimal atau biaya minimal. model digambarkan sebagai garis lurus,
Fungsi tujuan selalu mempunyai salah sa- tetapi juga berarti bahwa hubungan mem-
tu target yaitu memaksimumkan atau me- perlihatkan kemampuan yang sebanding.
minimumkan suatu nilai. Pada umumnya Dengan kata lain, tingkat perubahan atau
nilai yang akan dioptimalkan dinyatakan kecondongan fungsi adalah konstan. Oleh
sebagai Z. karena itu, perubahan dari ukuran tertentu
Fungsi kendala / batasan (constraint dalam nilai variabel keputusan akan
function) merupakan bentuk penyajian menghasilkan perubahan yang relatif sama
secara matematis batasan-batasan kapasi- dalam nilai fungsi.
tas yang tersedia yang akan dialokasikan Dalam program linier terminologi
secara optimal ke berbagai kegiatan. fungsi tujuan dan terminologi batasan ada-
Fungsi batasan juga merupakan hubungan lah tambahan. Sifat lain dari model linier
linear dari variabel-variabel keputusan. program adalah nilai pemecahan (dari va-
Batasan-batasan dapat berupa keterbata- riabel keputusan) tidak dapat dibatasi da-
san sumber daya atau pedoman. lam nilai integer (bulat).

185
Optimalisasi Jumlah Tipe Rumah Yang Akan Dibangun ........................................... Sudarsana

Untuk membuat formulasi batasan dan Metode simpleks lebih efisien serta di-
fungsi tujuan dilakukan lebih dari sekali, lengkapi dengan suatu uji kriteria yang
setelah pendefinisian variabel-variabel ke- bisa memberitahukan kapan hitungan ha-
putusan. Pendekatan yang lebih bijaksana rus dihentikan dan kapan harus dilanjut-
pertama adalah menentukan fungsi tujuan kan sampai diperoleh suatu optimal solu-
(tanpa mempertimbangkan langsung bata- tion (maksimum profit, maksimum reve-
san-batasan). Setelah itu memperhatikan nue, minimum cost, dan lain sebagainya).
setiap batasan masalah yang berhubungan Pada umumnya dipergunakan tabel-tabel
dengan batasan-batasan model. Yang disa- dari tabel pertama yang memberikan pe-
rankan adalah pendekatan sistematis se- mecahan dasar permulaan yang fisibel (i-
hingga langkah-langkah perumusan sains nitial basic feasible solution) sampai pada
manajemen dapat dilakukan satu persatu. pemecahan terakhir yang memberikan op-
timal solution. Semua informasi yang di-
Metode Simpleks perlukan (test kriteria, nilai variabel-varia-
Metode simpleks adalah suatu metode bel, nilai fungsi tujuan) akan terdapat pada
yang secara sistematis dimulai dari suatu setiap tabel, selain itu nilai fungsi tujuan
pemecahan dasar yang fisibel ke pemeca- dari suatu tabel akan lebih besar/kecil atau
han yang fisibel lainnya dan ini dilakukan sama dengan tabel sebelumnya. Pada u-
berulang-ulang (dengan jumlah ulangan mumnya suatu persoalan linier program-
yang terbatas) sehingga akhirnya tercapai ming bisa diklasifikasikan menjadi 3 kate-
suatu pemecahan dasar yang optimum dan gori yaitu :
pada setiap langkah menghasilkan suatu a. Tidak ada pemecahan yang fisibel
nilai dari fungsi tujuan yang selalu lebih (there is no feasible solution)
besar, lebih kecil, atau sama dari langkah- b. Ada pemecahan optimum (maksimum/
langkah sebelumnya. minimum).
Apabila suatu masalah Linier Program c. Fungsi objektif tidak ada batasnya
hanya mengandung 2 kegiatan atau varia- (unbounded).
bel-variabel keputusan saja, maka akan Pada masa sekarang masalah-masalah
dapat diselesaikan dengan metode grafik. Linier Programming yang melibatkan ba-
Tetapi bila melibatkan lebih dari dua ke- nyak variabel-variabel keputusan dapat
giatan maka metode grafik tidak dapat di- dengan cepat dengan bantuan komputer,
gunakan lagi, sehingga diperlukan metode tetapi bila variabel keputusan yang dikan-
simpleks. Metode simpleks merupakan dung tidak terlalu banyak, masalah terse-
suatu cara yang lazim digunakan untuk but dapat diselesaikan dengan suatu loga-
menentukan kombinasi optimal dari tiga ritma yang biasanya sering disebut metode
variabel atau lebih. simpleks tabel.
Dalam metode simpleks, model diubah
kedalam bentuk suatu tabel, kemudian di- Langkah-langkah Metode Simpleks
lakukan beberapa langkah matematis pada Tabel
tabel tersebut. Langkah-langkah matema- Langkah 1.
tis ini pada dasarnya merupakan replikasi Mengubah fungsi tujuan dan batasan-
proses pemindahan pemindahan dari suatu batasan fungsi tujuan diubah menjadi
titik ekstrim ke titik ekstrim lainnya pada fungsi implisit.
batas daerah solusi (solution boundary). Misalnya fungsi tujuan tersebut :
Tidak seperti metode grafik, dimana kita Z = C 1 X 1 +C 2 X 2 +…..C n X n diubah
dapat dengan mudah mencari titik terbaik menjadi Z = CX +CX + …… CX = 0
di antara semua titik-titik solusi, metode Pada bentuk standar semua batasan
simpleks bergerak dari satu solusi ke so- mempunyai tanda ≤.
lusi yang lebih baik sampai solusi yang
terbaik didapat. Langkah 2 :

186
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 13, No. 2, Juli 2009

Menyusun persamaan-persamaan di kemudian disusun kedalam tabel de-


dalam tabel. Setelah formulasi diubah ngan simbol seperti pada Tabel-1.

Tabel -1 Tabel Simpleks Dalam Bentuk Simbol


Variabel Z X 1 X2 …. X n X n + 1 Xn +2
…. Xn + m
NK
dasar
Z 1 -C 1 -C 2 …. -C n 0 0 … 0 0
Xn + 1 0 a 11 a 12 …. a 1n 1 0 … 0 b1
Xn + 1
0 a 21 a 12 …. a 2n 0 1 … 0 b2

. . . . …. . . . … .
. . . . …. . . . … .
. . . . …. . . . … .
. . . . …. . . . … .
Xn + m 0 a m1 a m 2 …. a mn 0 0 … 1 bm
NK adalah nilai kanan persamaan, yaitu biaya uang langsung berhubungan de-
nilai dibelakang tanda sama dengan (=). ngan konstruksi/bangunan.
Langkah 3 : Memilih kolom kunci Biaya langsung terdiri dari :
Langkah 4 : Memilih baris kunci a). Bahan / material
Baris kunci adalah baris yang merupa- b). Upah buruh
kan dasar untuk mengubah tabel pada c). Biaya peralatan / equipments
langkah ke 3 (tiga). Untuk itu terlebih 2. Biaya tidak langsung (Indirect Cost)
dahulu carilah indeks tiap-tiap baris Biaya tidak langsung adalah biaya pe-
dengan cara membagi nilai-nilai pada ngeluaran untuk manajemen, supervi-
kolom NK dengan nilai yang sebaris si, dan pembayaran material serta jasa
pada kolom kunci. untuk pengadaan bagian proyek yang
nilaikolomNK tidak akan menjadi produk permanen
Indeks = dan secara tidak langsung berhubu-
nilaikolomkunci
Pilihlah baris yang mempunyai indeks ngan dengan konstruksi tapi diperlu-
positif dengan angka terkecil. Nilai kan dalam rangka proses pembangu-
yang masuk dalam kolom kunci dan nan proyek.
juga termasuk dalam baris kunci dise- Atau dengan kata lain, biaya tidak
but angka kunci. langsung terdiri dari :
Langkah 5 : Mengubah nilai-nilai baris a). Overhead
kunci b). Biaya tak terduga / Contiencies
Langkah 6 : Mengubah nilai-nilai selain c). Keuntungan / profit
pada baris kunci
Langkah 7 : Melanjutkan perbaikan- HASIL DAN PEMBAHASAN
perbaikan atau perubahan-
perubahan. Deskripsi Tipe Rumah yang dikem-
bangkan
Biaya Proyek Pengembang PT. Wira Mitra Utama
Biaya-biaya proyek konstruksi dapat membangun 3 (tiga) tipe rumah sebagai
dikelompokkan menjadi 2 macam (Sutjip- alternatif bagi para konsumen untuk me-
to, 1986), yaitu : nentukan pilihan apakah mereka ingin ru-
1. Biaya langsung (Direct Cost) mah yang besar, yang sedang atau yang
Biaya langsung adalah biaya untuk se- kecil. Ketiga tipe rumah yang dikem-
gala sesuatu yang akan menjadi kom- bangkan termasuk dalam kategori rumah
ponen permanen hasil akhir proyek/ sederhana. Formulasi fungsi kendala un-

187
Optimalisasi Jumlah Tipe Rumah Yang Akan Dibangun ........................................... Sudarsana

tuk konsep hunian berimbang (perbandi- an berdasarkan aspek pasar. Tipe rumah
ngan 1:3:6 antara rumah mewah, sedang dan deskripsi dari rumah dikembangkan
dan sederhana) dalam hal ini tidak ada. seperti pada Tabel 1 berikut.
Namun sebagi proporsi dipergunakan kaji-

No Uraian Tipe A Tope B Tipe C


1 Luas Bangunan (m2) 60 45 36
2 Luas Tanah (m2) 120 100 80
3 Harga produksi (Rp) 193.193.000 154.027.000 127.337.000
4 Harga Jual (Rp) 285.000.000 230.000.000 190.000.000
5 Keuntungan bruto (Rp) 91.807.000 75.973.000 63.663.000
6 Listrik Daya PLN (W/V) 1300 / 220 1300 / 220 1300 / 220
7 Jumlah Lantai 1 1 1
8 Ruang Tidur Utama 1 1 1
9 Ruang Tidur 3 2 2
10 Kamar Mandi 1 (Monoblok, shower & 1 (Monoblok, sho- 1 (Bak mandi &
wastafel) wer & wastafel) Kloset jongkok)
11 Dapur 1 1 1
12 Ruang Tamu 1 1 1
Sumber: Analisis , 2008.
Fungsi Kendala X 1 + X 2 + X 3 ≤ 120
a). Batasan Luas Lahan. d) Batasan permintaan pasar.
Luas lahan yang dikembangkan tahap Berdasrkan proporsi tipe penjualan
pertama seluas 15000 m2. Luas infra- (aspek pasar) proporsi tipe rumah di-
struktur seluas 4000m2. Luas lahan minati adalah tipe A berbanding tipe B
yang tersedia untuk mendirikan ba- dan berbanding tipe C adalah 3 ber-
ngunan rumah yang terdiri dari tiga banding 2 berbanding 6.
tipe adalah maksimum seluas 11000 Formulasi fungsi kendala dengan bata-
m2 . san proporsi sesuai aspek pasar adalah
Formulasi fungsi kendala dengan bata-
san luas lahan yaitu: X 1 ≤ 1,5 X 2 dan 3X 2 ≤ X 3
120 X 1 + 100 X 2 + 80X 3 ≤ 11000 Fungsi Tujuan
dimana : Untuk menyusun fungsi tujuan yang di-
X1 : rumah tipe A maksimalkan adalah keuntungannya. Ke-
X2 : rumah tipe B untungan masing-masing tipe rumah ada-
X3 : rumah tipe C lah seperti Tabel 2 diatas.
b). Batasan Biaya Produksi. Formulasi fungsi tujuan (Z) dengan me-
Dana yang tersedia untuk pembuatan maksimalkan keuntungan adalah :
rumah dengan 3 macam tipe maksi-
Maksimumkan Z = 91 X 1 + 75 X 2 + 62
mum 15 milyar rupiah.
Formulasi fungsi kendala dengan ba- X3
tasan biaya produksi / pelaksanaan Keterangan :
yaitu : 91 = Laba rumah tipe A ( juta rupiah)
75 = Laba rumah tipe B ( juta rupiah)
194 X 1 + 155 X 2 + 128 X 3 ≤ 15000
62 = Laba rumah tipe C ( juta rupiah)
c) Batasan Waktu Pelaksanaan
Untuk membangun semua tipe rumah
Formulasi fungsi dengan Metode
direncanakan selesai dalam waktu
Simpleks
120 minggu.
Formulasi fungsi kendala dengan ba-
Fungsi kendala :
tasan waktu yaitu :

188
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 13, No. 2, Juli 2009

1. 120 X 1 + 100 X 2 + 80 X 3 ≤11000 Fungsi tujuan


menjadi Maksimumkan
Z – 91 X 1 + 75 X 2 + 62 X 3 = 0
120 X 1+100 X 2 +80 X 3 +S 1=11000
Keterangan
2. 194X 1 +155X 2 +128X 3 ≤15000 X 1 ,X 2 , X 3 = tipe rumah yang dibangun,
menjadi yaitu :
194 X 1 +155 X 2 +128 X 3 +S 2 =15000 X 1 untuk rumah tipe A
3. X 1 + X 2 + X 3 ≤ 120 menjadi X 2 untuk rumah tipe B
X 1 + X 2 + X 3 + S 3 = 120 X 3 untuk rumah tipe C
4. X 1 ≤ 1,5 X 2 → X 1 - 1,5 X 2 ≤ 0 Z merupakan keuntungan
menjadi S1, S2, S3, S4 ,S5 = variabel slack yaitu
X 1 - 1,5 X 2 + S4 = 0 variabel tambahan yang mewakili tingkat
pengangguran atau kapasitas yang meru-
5. 3X 2 ≤ X 3 → 3X 2 - X 3 = 0 pakan batasan.
menjadi
3X 2 - X 3 + S5 = 0

Tabel -2. Tabel Pemilihan Kolom dan Baris Kunci


Variabel Z X1 X2 X3 S1 S2 S3 S4 S5 NK
dasar
Z 1 -91 -75 -62 0 0 0 0 0 0
S1 0 120 100 80 1 0 0 0 0 11000
S2 0 194 155 128 0 1 0 0 0 15000
S3 0 1 1 1 0 0 1 0 0 120
S4 0 1 -1,5 0 0 0 0 1 0 0
S5 0 0 3 -1 0 0 0 0 1 0

Tabel -3. Tabel kolom dan baris kunci setelah perbaikan pertama
Variabel Z X1 X2 X3 S1 S2 S3 S4 S5 NK
dasar
Z 1 0 -212 -62 0 0 0 91 0 0
S1 0 0 280 80 1 0 0 -120 0 11000
S2 0 0 446 128 0 1 0 -194 0 15000
S3 0 0 2,5 1 0 0 1 -1 0 120
X1 0 1 -1,5 0 0 0 0 1 0 0
S5 0 0 3 -1 0 0 0 0 1 0

Tabel -4. Tabel kolom dan baris kunci setelah perbaikan kedua
Variabel Z X1 X2 X3 S1 S2 S3 S4 S5 NK
dasar
Z 1 0 0 -132 0 0 0 91 212 0
S1 0 0 0 106,4 1 0 0 -120 -280 11000
S2 0 0 0 275,18 0 1 0 -194 -446 15000
S3 0 0 0 1,8 0 0 1 -1 -2,5 120
X1 0 1 0 -0,5 0 0 0 1 1,5 0
X2 0 0 1 -0,33 0 0 0 0 1 0

189
Optimalisasi Jumlah Tipe Rumah Yang Akan Dibangun ........................................... Sudarsana

Tabel -5. Tabel hasil perbaikan ketiga atau hasil akhir


Variabel Z X1 X2 X3 S1 S2 S3 S4 S5 NK
dasar
Z 1 0 0 0 0 0,48 0 -2 -2 7195
S1 0 0 0 0 1 0,383 0 -45,27 108,28 5201
X3 0 0 0 1 0 0,0036 0 -0,705 -1,62 54,5
S3 0 0 0 0 0 -0,0064 1 0,269 0,416 21,9
X1 0 1 0 0 0 0,0018 0 0,64 0,69 27,25
X2 0 0 1 0 0 0,0013 0 -0,232 0,465 17,98

Analisis dengan metode simpleks didapat luas lahan yang digunakan sebesar 9458
jumlah rumah tipe A sebanyak 27,5 buah, meter persegi.
rumah tipe B sebanyak 17,98 buah dan Pembulatan jumlah tipe rumah dilaku-
rumah tipe C sebanyak 54,5 buah, dengan kan dengan cara coba-coba (trial error)
dengan berbagai alternatif seperti Tabel 6.

Tabel -6. Tabel alternatif pembulatan jumlah jenis tipe rumah dan perolehan
keuntungan.
Luas Biaya (juta Laba (juta
Alternatif Jumlah
lahan rupiah) rupiah)
Tipe A Tipe B Tipe C
1 27 17 54 9260 14785 7080
2 27 18 55 9440 15068 7217
3 27 18 54 9360 14940 7155
4 27 17 55 9340 14913 7142
5 28 18 55 9560 15262 7308
6 28 17 54 9380 14979 7171
7 28 17 55 9460 15107 7233
8 28 18 54 9480 15034 7246
Sumber : Hasil analisis, 2008

Alternatif yang memiliki keuntungan unit dengan keuntungan didapat sebesar


maksimal tanpa melebihi batasan-batasan Rp. 7.171.000.000,-
telah ditetapkan adalah: rumah tipe A se-
banyak 28 unit, rumah tipe B sebanyak 17 Saran
unit dan rumah tipe C sebanyak 54 unit Model program linear dengan metode
dengan laba Rp. 7.171.000.000,- simpleks perlu dicoba diterapkan pada ta-
hap lebih awal seperti penentuan proporsi
SIMPULAN DAN SARAN peruntukan zona-zona dalam pengem-
bangan suatu kawasan perumahan.
Simpulan
Dari hasil analisis dengan metode DAFTAR PUSTAKA
simpleks didapat komposisi optimum
jumlah tipe rumah yang akan dikem- Anonimus, 2005. Buku Saku Pedoman KP
bangkan pada proyek pengembangan pe- dan TA Tata Laksana Dan Panduan
rumahan Taman Wira Umadui adalah Penulisan, Program Studi Teknik Sipil
rumah tipe A sebanyak 28 unit, tipe B Fakultas Teknik Universitas Udayana,
sebanyak 17 unit dan tipe C sebanyak 54 Denpasar, Bali.
Dharmawan, A, 2001, Studi Analisa Pemi-
lihan Tipe Dan Jumlah Rumah Pada

190
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 13, No. 2, Juli 2009

Proyek Pengembangan Perumahan Is- Santoso, B. 2000. Real Estate Sebuah


tana Garayana Di Malang, Tugas Ilmu Dan Problema Pengembang In-
Akhir, Jurusan Sipil, Fakultas Teknik donesia, School Of Real Estate,
Universitas Merdeka Malang. Jakarta
Susanta, G., 2007. Panduan Lengkap Taylor III, Bernard W, 2001. Sains
Membangun Rumah, Penebar Swada- Manajemen, Salemba Empat, Jakarta
ya, Bandung. Supranto, J. 2000. Riset Operasi Untuk
Soeharto, I. 1999. Manajemen Proyek Pengambilan Keputusan, Rineka Cip-
(Dari Konseptual Sampai Operasio- ta, Jakarta
nal), Jilid I, Erlangga, Jakarta. Budi Harjo, E., 2002. Sejumlah Masalah
Blaang, C. D., 1986. Perumahan Dan Pemukiman Kota, City Planning Indo-
Pemukiman Sebagai Kebutuhan nesia, Jakarta
Pokok, Yayasan Obor Indonesia,
Jakarta

191

Anda mungkin juga menyukai