Anda di halaman 1dari 25

Silvikultur

Pengertian sistem silvikultur, teknik Silvikultur


dan peran silvikultur

Jurusan Kehutanan
Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan UHO
Sub Pokok Bahasan

Pengertian dan penggolongan sistem silvikultur


(monocyclic dan polycyclic)
Pengertian Teknik silvikultur
Peran silvikultur
Tujuan Perkuliahan

Tujuan Umum: Setelah menyelesaikan kuliah ini,


mahasiswa akan mampu memahami teknik dan
sistem silvikultur dalam rangka mendukung
pengelolaan hutan alam Indonesia
PERUBAHAN PARADIGMA
DI KEHUTANAN

SOCIAL FORESTRY

TIMBER MANAGEMENT

TIMBER EXTRACTION
Sistem Silvikultur

Smith (1986) mendefinisikan Sistem Silvikultur sebagai


suatu program terencana dari tindakan-tindakan silvikultur
yang dilakukan selama periode satu daur dari suatu
tegakan, yang tidak hanya meliputi tebang reproduksi,
tetapi juga mencakup tebang pemeliharaan.
 Nyland (1996) menjelaskan bahwa sistem silvikultur
merupakan suatu program jangka panjang dalam
mengelola tegakan hutan secara lestari untuk serangkaian
tujuan.
Sistem Silvikultur

Matthews, (1989) mengemukakan bahwa sistem silvikultur


merupakan Suatu proses dimana pohon-pohon di dalam
hutan ditebang, dan diganti dengan pohon baru yang
akan menghasilkan bentuk tegakan baru yang berbeda
dengan tegakan sebelumnya.

Departemen Kehutanan, (1990) mengemukakan bahwa


sistem silvikultur merupakan Rangkaian kegiatan
berencana mengenai pengelolaan hutan yang meliputi;
Penebangan, Peremajaan dan Pemeliharaan tegakan
hutan guna menjamin kelestarian produksi kayu atau hasil
hutan lainnya.
Sistem Silvikultur
 Menurut Society of American Foresters dalam Suhendang (2008),
mengemukakakn bahwa Sistem Silvikultur didefinisikan sebagai suatu
rangkaian perlakuan yang terencana terdiri atas pemeliharaan,
pemanenan, dan pembangunan kembali dari suatu tegakan
 Menurut Peraturan Menteri Kehutanan No. P. 11/Menhut-II/2009,
Sistem Silvikultur adalah sistem pemanenan sesuai tapak/tempat
tumbuh berdasarkan formasi terbentuknya hutan yaitu proses klimatis
dan edafis dan tipe-tipe hutan yang terbentuk dalam rangka
pengelolaan hutan lestari atau sistem teknik bercocok tanaman dan
memanen
Sistem Silvikultur (Praktek & Operasional)

Serangkaian prosedur yang mencakup cara-cara


mempermudakan, memelihara, dan memanen
tegakan atau hutan untuk menghasilkan produk
tertentu
Rangkaian kegiatan berencana yang meliputi
penebangan, peremajaan, dan pemeliharaan
tegakan
Tiga phase komponen perlakuan
dasar atau fungsi sistem silvikultur

Phase Komponen Perlakuan


Permudaan Alam atau Buatan (penanaman
dengan biji atau dengan bibit
Pemeliharaan Tebang pembebasan,Pruning,
Penjarangan,Tebang antara

Pemanenan Tebang habis, Shelterwood,


Seed tree danTebang pilih
Sistem Silvikultur

Pemanenan

Pemeliharaan Permudaan

Sumber : Victoria, 1999


Sistem Silvikultur mengandung tiga ide utama
(Matthews, 1989).:

1. Metoda regenerasi individu pohon dalam hutan

2. Bentuk tegakan yang dihasilkan

3. Susunan/komposisi tegakan di dalam hutan secara


keseluruhan dengan melihat pertimbangan pada
silvikulturnya, perlindungannya dan efisiensi pemanenannya.
1.Optimalisasi hasil panen
Kriteria 2.Peningkatan kualitas pohon dan
sistem tegakan
silvikultur 3.Pemendekan periode investasi
(Nyland, 4.Minimalisasi investasi
1996) : 5.Pelestarian ekosistem dan
produktivitasnya
Sistem Silvikultur
Pengelompokan Sistem Silvikultur (Manan, 1995)
1. Menurut siklus penebangan;
 Sistem Polycylic yaitu jumlah penebangan yang lebih dari satu kali
selama rotasi. Contohnya system TPTI
 Sistem Monocyclic yaitu jumlah penebangan yang hanya sekali
dalam satu rotasi. Contohnya sistem THPB dan sistem THPA
2. Menurut banyaknya kelas umur tegakan;
 Coppice (Terubusan)
 Even-age (seumur)
 Two aged
 Uneven-age (tidak seumur)
Sistem Silvikultur

3. Menurut Metode Regenerasi tegakannya;


• Clear cutting
• Seed tree
• Shelter wood
• Selection
• Coppice
4. Menurut sistem pemanenan
• Tebang Pilih
• Tebang Habis
• Tebang Rumpang
Pemilihan Sistem Silvikultur
The Silvicultural Systems Guidebook (1995) :
1. Pastikan bahwa sistem silvikultur yang digunakan konsisten
dengan tujuan pengelolaan hutan
2. Pastikan bahwa sistem silvikultur tersebut secara ekologis
sesuai dengan jenis-jenis yang akan dikelola di daerah
tersebut
3. Pastikan bahwa sistem silvikultur tersebut dapat
meningkatkan dan menjaga kesehatan dan produktivitas
hutannya
4. Sistem silvikultur tersebut didesign untuk mencapai struktur
dan komposisi tegakan yang telah mempertimbangkan
tujuan keanekaragaman biologi yang tercantum dalam
Rencana Pengelolaan Hutan.
Prinsip Pemilihan Sistem Sivikultur

1. Kesesuaian dengan karakteristik sumberdaya hutan dan


lingkungannya
2. Pertimbangan yang lengkap dan menyeluruh terhadap
nilai-nilai sumberdaya hutan
3. Pertimbangan biaya dan manfaat ekonomi
4. Kesesuaian dengan tujuan pengelolaan sumberdaya
hutan
Penerapan Sistem Silvikultur Di Indonesia
Sistem-sistem silvikultur yang pernah diterapkan di Indonesia, antara
lain:
1. Sistem Tebang Pilih (Tebang Pilih Indonesia, Tebang Pilih Tanam
Indonesia, Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif)
2. Sistem Tebang Habis (Tebang Habis Permudaan buatan dan
tebang habis permudaan alam)
3. Sistem Tebang Jalur (Tebang Pilih Tanam Jalur, Tebang Jalur
Tanam Indonesia)
4. Sistem Tebang Rumpang (Tebang Pilih Tanam rumpang)
5. Agroforestri
6. Multisistem Silvikultur
Teknik silvikultur

 Teknik silvikultur adalah penggunaan teknik-teknik atau perlakuan


tehadap hutan untuk mempertahankan dan meningkatkan
produktivitas hutan. Perlakuan tersebut dapat dilakukan pada
tahap permudaan, pemeliharaan dan penjarangan, serta
pemanenan
 Teknik silvikultur menurut Peraturan Menteri Kehutanan No. P.
11/Menhut-II/2009, antara lain berupa: pemilihan jenis,
pemuliaan pohon, penyediaan bibit, manipulasi lingkungan,
penanaman dan pemeliharaan
Implementasi Teknik Silvikultur

 Silvikultur umumnya diarahkan pada pembangunan dan


pemeliharaan tegakan hutan yang paling memenuhi tujuan
pengelolaan dari pemilik lahan.

 Tujuan yang paling umum dari pengelolaan suatu tegakan hutan


adalah untuk menghasilkan produk barang yang berupa kayu.

 Meningkatkan (produk air, satwa liar, sebagai tempat perlindungan


keanekaragaman hayati, sebagai sarana untuk kepentingan jasa
wisata alam dan bentuk-bentuk pemanfaatan lain baik yang
langsung dapat dimanfaatkan oleh manusia maupun yang tidak
langsung).
Persyaratan Pemilihan Teknik Silvikultur
1. Persyaratan ekologi tanaman
2. Kondisi sumber benih alamiah
3. Pengaruh pemanenan terhadap flora dan fauna
4. Tipe dan kedalam lapisan tanah
5. Aspek kelerengan
6. Sumber dan potensi penyebab kerusakan hutan
7. Harapan masyarakat tentang manfaat yang diperoleh dari
hutan
8. Aspek ekonomi
9. Tujuan pengelolaan jangka panjang

Sabarudi, Budiadi dan Widayanto (2008)


Penerapan Teknik Silvikultur
Jenis-Jenis Teknik Silvikultur :
1. Pemilihan jenis tanaman
2. Pembuatan/pengadaan bibit (Perbenihan, persemaian, seleksi dan
pengangkutan bibit)
3. Penanaman dan Penyiapan lahan
4. Pemeliharaan tanaman (pemupukan, pengendalian gulma,
seleksi/penjarangan, pemangkasan dan pengendalian hama
penyakit)
5. Perlindungan Tanaman
6. Penanaman
Peranan Silvikultur untuk Pengaturan Kelestarian
di Hutan Alam
1. Hutan ditetapkan berdasarkan fisik dan kebutuhan
2. Keadaan fisik hutan ditetapkan berdasarkan tanah dan iklimnya
3. Tujuan pengusahaan bisa sebagai kayu serat, pulp, pertukangan atau industri,
energi dan arang atau kayu bakar
4. Keadaan sosial budaya masyarakat di sekeliling hutan:
a. Jika penduduk sedikit, maka jangan gunakan THPB, karena banyak
pekerjaan yang harus dikerjakan manusia, mis. Penanaman, penyiangan dan
penjarangan
b. Jika penduduk banyak dan haus lahan, maka sebaiknya digunakan sistem
agroforestri
c. Jika hutan produksi disekitar perkotaan yang berfungsi rekreasi maka,
sebaiknya jangan monokultur
d. Jika daerahnya rawan api sebaiknya jangan ditanam jenis-jenis rawan api
Pengaturan Kelestarian SDH

Kaidah 1 : Produktivitas maksimum akan dicapai oleh


tegakan hutan alam apabila hanya berisi pohon-pohon
jenis komersil
 Kaidah 2 : Kelestarian ekosistem tidak mengharapkan
pemusnahan jenis-jenis biota lain (tumbuhan dan fauna)
dari ekosistem hutan
Kaidah 3 : kelestarian biodiversity flora dan fauna, tidak
boleh ada jenis tumbuhan dan hewan yang hilang
mencapai maksimum
Hasil Teknik Silvikultur

1. Struktur tegakan tidak berubah, tetapi berbentuk J terbalik (yang


kecil banyak dan yang besar sedikit)
2. Komposisi jenis flora dalam tegakan tidak berubah karena tidak
ada satu jenis pun yang diancam oleh kegiatan silvikultur
3. Iklim mikro dalam tegakan tidak berubah karena struktur dan
komposisi tegakan relatif tidak banyak relatif tidak banyak berubah
dengan keberadaan vegetasi hutan semua kelas ukuran pohon
4. Dengan kontinuitas keberadaan hutan alam diharapkan eksistensi
fauna besar, mikro fauna dan mikro flora di atas tanah dan di
dalam tanah akan berlangsung terus

Anda mungkin juga menyukai