Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ridho Agusliandi Putra

NIM : 05071281924019
Prodi : Agroekoteknologi
KUIS
SILVIKULTUR-AGROFORESTRY
Kamis, 11 Februari 2021

1. Jelaskan pengertian, tujuan dan manfaat mempelajari silvikultur


JAWAB: Silvikultur berasal dari 2 kata, sylva yang berarti hutan dan cultura yang
berarti memelihara. Dengan kata lain silvikultur adalah ilmu dan seni dalam usaha
menanam, menumbuhkan, memelihara, memungut hasil, dan melaksanakan
permudaan hutan dengan berdasarkan pengetahuan silvika dalam pengelolaan
hutan. Adapun tujuan dari silvikultur yaitu:
- Untuk menentukan pilihan teknologi yang cocok untuk pengelolaan hutan
hingga merombak hutan itu sendiri serta berguna untuk mendapatkan hasil
hutan yaitu kayu.
- Sebagai kawasan perlindungan sumber daya alam hayati atau sebagai
suatu sistem tata air
- Sebagai pembangunan dan/atau pemeliharaan hutan yang menghasilkan
produk barang yang  dapat berupa kayu dan non-kayu, serta barang atau
jasa tertentu
- Untuk mengatur kerapatan tegakan
- Untuk pelestarian ekosistem, tanah, terbentuknya lahan hutan, dan juga
daur hara.
- Untuk mengendalikan pertumbuhan sebuah tanaman dari hama serta
penyakit
Manfaat dari silvikultur yaitu:
- Memperbaiki habitat wildlife (melestarikan keragaman hayati)
- Menyediakan rancangan yang lebih baik untuk peluang wisata
(Wanawisata).
- Menjaga kualitas hutan (tegakan dan lanskap)
- Sebagai pembangunan sekaligus pemeliharaan hutan dan menghasilkan
produk barang yang berupa kayu dan non kayu, barang dan jasa
2. Sebutkan dan jelaskan macam kegiatan yang dilaksanakan pada silvikultur
JAWAB: Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam silvikultur yaitu:
1. Peremajaan hutan
Yaitu sebuah usaha memperbarui tegakkan hutan dengan cara menanam
pohon-pohon yang baru. Metode peremajaan dilakukan pada suatu spesies
yang digunakan serta juga kepadatan tegakan sebuah pohon itu dipilih dengan
berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Peremajaan tersebut dapat dibedakan
menjadi peremajaan alami serta peremajaan buatan. Peremajaan buatan adalah
suatu proses peremajaan kembali dari suatu tegakan yang dilakukan manusia.
Pada umumnya dilakukan pada areal bekas tebang habis, bekas jalan dan
tempat penimbunan kayu atau pada areal non-produktif sedangkan peremajaan
alami merupakan regenerasi alami dapat menggunakan akar yang belum
tercabut, benih atau menggunakan bibit.
2. Perawatan hutan
Dalam perawatan hutan, kegiatan/aktivitasnya meliputi:
- Pengayaan
Pengayaan atau enrichment merupakan upaya meningkatkan kepadatan
tegakan hutan dengan cara menanam di hutan yang sudah tumbuh.
- Penipisan atau thinning
Merupakan suatu pengendalian jumlah pohon disuatu area tertentu, dengan
menebang pohon yang tumbuh tidak normal atau karena kualitas kayu
yang buruk sehingga dapat memberi ruang lebih baik bagi pohon lain yang
kondisinya lebih sehat
- Pemangkasan
Pemangkasan merupakan sebuah pemotongan cabang terendah dari sebuah
pohon yang hasilnya itu tidak produktif dalam hal fotosintesis untuk
mencegah perkembangan mata kayu yang mana kayu yang terbebas dari
mata kayu akan memiliki nilai jual yang lebih tinggi
3. Jelaskan sistem silvikultur TPI, TPTI, TPTJ dan TJTI
JAWAB: Sistem silvikultur TPI, TPTI, TPTJ dan TJTI:
1. TPI (Tebang Pilih Indonesia)
TPI adalah suatu  sistem silvikultur meliputi cara penebangan dan permudaan
hutan yang merupakan perpaduan sistem-sistem silvikultur berdasarkan:
- Tebang pilih dengan batas minimum diameter tertentu (50 cm dengan
rotasi tebang 35 tahun),
- Penyempurnaan hutan dengan tanaman sulaman (enrichment),
- Pembinaan permudaan dengan pembebasan dari tumbuhan pengganggu
Sistem silvikultur TPI ditetapkan dengan mempertimbangkan azas kelestarian
hutan, teknik yang sesuai dengan keadaan tempat tumbuh dan tipe hutan seta
sifat tumbuh jenis pohon tertentu.

2. TPTI (Tebang Pilih Tanam Indonesia)


TPTI adalah sistem silvikultur yang mengatur cara penebangan dan
permudaan buatan yang bertujuan untuk mengatur pemanfatan hutan alam
prroduksi, serta meningkatkan nilai hutan baik kualitas maupun kuantitas pada
areal bekas tebangan untuk rotasi tebang berikutnya agar terbentuk tegakan
hutan campuran yang diharapkan dapat berfungsi sebagai penghasil kayu dan
penghara industri secara lestari. Sistem TPTI memiliki prinsip dasar dalam :
- Rotasi tebang
- Adanya tanaman pengayaan
- Pembatasan diameter minimum tebangan
- Adanya pohon inti
- Melakukan pencegahan erosi dan pengamanan hutan

3. TPTJ (Tebang Pilih Tanam Jalur)


TPTJ adalah adalah sistem silvikultur yang meliputi cara tebang pilih dengan
batas diameter 40 cm diikuti permudaan buatan dalam jalur. Sistem silvikultur
TPTJ mengharuskan melakukan penanaman pengayaan pada areal kerja bekas
tebangan secara jalur dengan aturan jarak tanam antar jalur 25 m dan jarak
tanam antar pohon 5 m. Pemberian jarak ini bertujuan untuk memperkaya
keanekaragaman hayati sehingga kelestarian ekosistem cukup terjaga.
4. TJTI (Tebang Jalur dan Tanam Indonesia
TJTI adalah suatu system silvikultur yang dilakukan dengan cara membuka
areal selebar tertentu dalam bentuk jalur dengan menebang pohon yang
berdiameter 20 cm ke atas, sehingga sinar matahari dapat mencapai
permukaan tanah. Sasaran lokasi dari system TJTI adalah pada hutan bekas
penebangan TPTI yang kondisinya telah rusak, yang rawan terhadap
perambahan. Lebar jalur bervariasi antara50 m, 100m dan 200m. TJTI
bertujuan untuk meningkatkan produktivitas hutan alam tegakan tidak seumur
melalui tebang jalur dan memanfaatkan ruang tumbuh untuk meningkatkan
riap dalam rangka memperoleh panenan yang lestari dengan prinsip diterapkan
pada areal berhutan terdegradasi

4. Bagaimana pendapat saudara mengenai penerapan system silvikultur di


Indonesia?
JAWAB: Penerapan system silvikultur di Indonesia menurut saya sudah cukup
baik, dengan adanya regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah untuk mencegah
eksploitasi hutan. Contohnya yaitu melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal
Kehutanan No 35/Kpts/DD/1/1972 lahirlah Pedoman Tebang Pilih Indonesia,
Tebang Habis dengan Penanaman, Tebang Habis dengan Permudaan Alam dan
Pedoman pedoman pengawasannya. Tebang Pilih Indonesia (TPI) merupakan
perpaduan sistem-sistem silvikultur berdasarkan (i) tebang pilih dengan batas
minimum diameter tertentu (50 cm dengan rotasi tebang 35 tahun), (ii)
penyempurnaan hutan dengan tanaman sulaman (enrichment), dan (iii)
pembinaan permudaan dengan pembebasan dari tumbuhan pengganggu
(refining). Namun walaupun telah ada peraturan yang menaungi terkadang
masih ada oknum yang tidak mengindahkan dengan tetap mengeksploitasi
hutan untuk kepentingan mereka sendiri.

Anda mungkin juga menyukai