Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
(13183)
(13187)
(13195)
(13211)
(13216)
(13247)
Golongan/Kelompok : A3/2
Asisten : Ratna Leli Nurjanah
LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI
JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Seseorang merasakan keadaan udara pada suatu saat adalah panas sekali akan tetapi orang
lain hanya merasakan panas biasa saja. Jadi apa yang dirasakan dan dilihat oleh indera adalah
pengamatan cuaca. Akan tetapi harganya yang masih relatif mahal membuat kalangan
tertentu manjadi sulit untuk memperolehnya.Oleh karena itu stasiun cuaca otomatis yang
murah, akurat dan mudah dioperasikan akan menjadi pilihan di masa-masa sekarang ini.
B.
Tujuan Praktikum
1. Mengenal stasiun meteorologi pertanian dan alat-alat pengukur anasir cuaca yang
biasa digunakan dalam bidang meteorologi pertanian.
2. Mempelajari prinsip kerja, cara penggunaan alat, serta maca dan kualitas data
yang dihasilkan dari suatu alat pengukur anasir cuaca.
karena hanya memerlukan data suhu udara yang relatif mudah didapatkan (Runtunuwu et.al.,
2008).
Model-model peramalan deret waktu umumnya cenderung tidak tajam dalam
membahas aspek keterkaitan ruang. Sebaliknya pada model-model prediksi yang
menggunakan analisis keterkaitan ruang antar stasiun atau analisis hubungan antar parameter
umumnya diterapkan pada satu periode waktu tertentu dan mengabaikan keterkaitan deret
waktu ( Pramudia et.al., 2008). Berdasarkan cara pembacaannya, alat meteorologi terdiri atas
dua jenis, yaitu recording (alat yang dapat mencatat data secara terus-menerus) dan nonrecording (alat yang dibaca pada saat tertentu untuk memperoleh data). Jenis-jenis peralatan
meteorologi yang digunakan untuk mengukur cuaca dan iklim adalah termometer,
higrometer, alat penakar hujan, Campbell Stokes, dan anemometer (Satu dan Murdwiati,
2009).
Sub bidang Instrumentasi dan Rekayasa Meteorologi mempunyai tugas melakukan
penyusunan spesifikasi, inventarisasi, monitoring dan evaluasi, pengadaan, perbaikan dan
pemeliharaan, penyusunan tabel umur pakai (life time), pelaksanaan rekayasa dan kerjasama
fungsional di bidang instrumentasi dan rekayasa peralatan operasional meteorologi. Berikut
ini adalah beberapa contoh instrumen yang digunakan untuk pengamatan meteorologi. Alat
untuk mengukur temperatur adalah thermometer. Alat yang digunakan untuk mengukur
tekanan udara diantaranya barometer air raksa, barometer aneroid, aneroid barograph, serta
bourdon tube barograph. Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin yaitu cup
counter anemometer. Higrometer rambut adalah sebuah alat pengukur kelembaban udara
dengan satuan persen yang menggunakan prinsip muai panjang rambut dimana rambut akan
memanjang ketika kelembaban udara bertambah. Penakar hujan jenis Hellman merupakan
suatu instrument/alat untuk mengukur curahhujan (Anonim, 2011).
III.METODOLOGI
Pada praktikum hari ini kami melakukan pengamatan acara 1 dengan judul
Pengenalan Alat-alat Meteorologi, pada hari rabu 17 september 2014 di laboratorium
agroklimatologi dan di stasium metereologi fakultas pertanian, Universitas Gadjah Mada.
Adapun alat yang kami gunakan pada praktikum kali ini adalah ombrometer tipe
observatorium, ombrograf, psikimeter sangkar, sling psikometer, psikometer tipe assmann,
higrograf, termometer biasa, termometer maksimum udara, termometer maksimum minimum
six bellani, termohigrometer, termohigrograf, termometer maksimum-minimum permukaan
air, alat pengukur suhu tanah, termometer tanah selubung kayu, termometer tanah tipe
bengkok, termometer tanah tipe sysmons, stick termometer, termometer maksimumminimum tanah, solarimeter tipe jordan, solarimeter tipe campbell-stokes, aktinograf dwi
logam, cup anonemeter, hand anomometer, biram anomometer, piche evaporimeter, panci
evaporasi klas A.
Mahasiswa peserta praktikum mengamati alat-alat pengukur anasir cuaca kemudian
mencatat nama, kegunaan, satuan, ketelitian, keterangan singkat, prinsip kerja, cara kerja,
cara pengamatan dan cara pemasangan alat. Mahasiswa peserta praktikum diperkenalkan
pada stasiun meteorologi khusus bidang pertanian serta dijelaskan tentang hal-hal yang
berhubugan dengan stasiun pengamatan. Dari hasil pengamatan, dibuat uraian singkat
mengenai alat pengukur anasir cuaca yang diamati serta perbandingan mengenai kelebihan
dan kekurangan antar alat yang diamati, baik dari segi ketelitian pengamatan dan kepraktisan.
Keterangan:
a. Mulut penakar seluas 100 cm2
Mulut corong berbentuk lingkaran dengan luas permukaan 100 cm 2 (garis tengah =
11,3 cm), kapasitas tabung kolektor 35 dm3 atau setara dengan 300500 mm curah
hujan.
b. Corong sempit
c. Tabung penampung dengan kapasitas setara 300500 mm CH
d. Kran
Satuan alat:
mm (millimeter)
Ketelitian:
0,5 mm
Cara kerja:
Alat ditempatkan pada tempat yang sesuai untuk pengamatan. Pengamatan dilakukan
tiap pukul 07.00. Mendapatkan data curah hujan harian dengan menghitung volume air dari
air yang ditampung. Hujan kurang dari 0,5 mm dianggap tidak ada curah hujan meskipun
tercatat. Luas penampang corong pada alat pengukur curah hujan adalah 100 cm 2, setiap
volume 100 cc air hujan sama dengan 1 mm tinggi muka air.
2. Ombrograf
Prinsip: Berdasarkan sistem pelampung
6
Keterangan:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Mulut penakar
Corong sempit
Tabung penampung
Tabung penampung utama dengan kapasitas setara dengan 60 mm CH
Saluran pembuangan air dengan sistem bejana berhubungan
Silinder kertas grafik
Pelampung
Satuan alat:
mm (millimeter)
Ketelitian:
2 mm
Cara kerja:
Alat ditempatkan pada tempat yang sesuai dengan pengamatan. Pengamatan
dilakukan dengan mengamati kertas grafik yang dipasang pada silinder berputar. Banyaknya
curah hujan dan terjadinya hujan (waktu dan intensitasnya) dapat dibaca pada kertas grafik.
Pencatatan curah hujan bersifat kumulatif sehingga kertas grafik diganti tiap seminggu sekali.
B.
ALAT PENGUKUR KELEMBABAN NISBI UDARA
1. Psikrometer Sangkar
Prinsip: Berdasar sistem termodinamika. Psikrometer ini digunakan pada kecepatan angin
sekitar 3-5 m/s
Keterangan:
a.
b.
c.
d.
e.
Statif
Termometer bola basah
Termometer bola kering
Kain kasa yang dibasahi
Bejana tempat air
Satuan alat:
Ketelitian:
0,5 0C
Cara kerja:
Psikrometer sangkar dipasang pada sangkar meteo. Perhatikan bahwa kain kassa pada
termometer bola basah harus tetap bersih dan selalu dibasahi secara kapilaritas. Pengamatan
dilakukan 3 kali sehari pada pukul 07.00, 13.00, atau 14.00, dan 18.00. Mula-mula dilakukan
pembacaan suhu TBB, kemudian TBK. Pembacaan dilakukan sampai ketelitian 0,1 0C.
Kelembaban dicari dalam tabel berdasarkan nilai selisih suhu pada TBB dan TBK.
2. Sling Psikrometer
Prinsip: Berdasar sistem termodinamika. Psikrometer ini digunakan pada kecepatan angin
sekitar 2,5 m/s
Keterangan:
a. Termometer bola basah
b. Termometer bola kering
c. Pegangan
Satuan alat:
Ketelitian:
0.2 0C
Cara kerja:
Sebelum digunakan, kain kassa pada TBB ditetesi air secukupnya. Sling kemudian
diputar 33 kali dengan kecepatan sekitar 4 putaran per detik. Kemudian dilakukan pembacaan
suhu TBB, kemudian TBK. Pembacaan dilakukan sampai ketelitian 0,2 0C. Kelembaban
dicari dalam tabel berdasarkan nilai selisih suhu pada TBB dan TBK.
3. Psikrometer Tipe Assman
Prinsip: Berdasar sistem termodinamika. Psikrometer ini digunakan pada kecepatan angin
sekitar 5 m/s
Keterangan:
a. Termometer bola basah
b. Termometer bola kering
9
c. Kipas
d. Sekrup pemutar pegas
e. Saluran angin
Satuan alat:
Ketelitian:
0,2 0C
Cara kerja:
Sebelum digunakan, kain kassa pada TBB ditetesi air secukupnya. Pegas kipas diputar
sehingga kipas akan mengalirkan udara dengan kecepatan 5 m/s pada bagian reservoir
termometernya. Setelah suhu termometer konstan, dilakukan pembacaan suhu TBB,
kemudian TBK. Pembacaan dilakukan sampai ketelitian 0,2 0C. Kelembaban dicari dalam
tabel berdasarkan nilai selisih suhu pada TBB dan TBK.
4. Higrograf
Prinsip: Sifat kembang kerut benda higroskopis
Keterangan:
a.
b.
c.
d.
Rambut
Sistem tuas
Pena/ penera grafik
Silinder kertas grafik
Satuan alat:
Ketelitian:
1%
Cara kerja:
Alat dipasang dalam sangkar meteo.Pengamatan kelembaban nisbi udara dapat
diamati dengan melihat pada kertas grafik. Kertas grafik terpasang pada bagian silinder yang
dapat berputar secara otomatis. Penggantian kertas grafik dilakukan seminggu sekali.
C.
ALAT PENGUKUR SUHU UDARA
1. Termometer biasa
10
Keterangan:
a. Reservoir
b. Pipa kapiler berisi air raksa/ alkohol
Satuan alat:
Ketelitian:
0,5 0C
Cara kerja:
Suhu udara dapat dibaca pada skala termometer dengan ketelitian pembacaan 0,1 0C.
Mata pengamat tegak lurus terhadap kolom air raksa. Pengamatan dilakukan 3 kali sehari,
yaitu pada pukul 07.00, 13.00 atau 14.00, dan 18.00. Juga diamati suhu tertinggi dan
terendah.
2. Termometer Maksimum Udara
Prinsip: Muai ruang air raksa yang dimodifikasi dengan celah sempit
Keterangan:
a. Reservoir
b. Celah sempit
c. Pipa kapiler berisi air raksa
Satuan alat:
Ketelitian:
0,250C
11
Cara kerja:
Alat dipasang pada sangkar meteo dengan dimiringkan 2 cm terhadap sumbu
horizontal, dengan bagian reservoir lebih rendah. Suhu maksimum dapat dibaca pada posisi
bagian reservoir di sebelah luar dan dikibaskan sampai tidak terdapat pemutusan kolom air
raksa pada celah sempit. Selanjutnya, alat dipasang untuk pengamatan selanjutnya.
Pengamatan dilakukan pada pukul 16.00.
3. Termometer Minimum Udara
Prinsip: Muai ruang alkohol yang dimodifikasi dengan adanya indeks
Keterangan:
a. Reservoir
b. Index penunjuk suhu minimum
c. Pipa kapiler berisi alkohol
Satuan alat:
Ketelitian:
0,250C
Cara kerja:
Suhu udara minimum dapat diketahui dengan membacatepat pada skala yang ditunjuk
oleh ujung indeks yang berdekatan dengan ujung kolom alkohol. Ujung kolom alkohol
menunjuk suhu udara sesaat. Pengamatan dilakukan pada pukul 16.00. Setelah pengamatan,
indeks harus dikembalikan tepat pada ujung kolom alkohol untuk pengamatan berikutnya.
4. Termometer Maksimum-Minimum Six Bellani
Prinsip: Muai ruang zat cair (air raksa dan alkohol)
12
Keterangan:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Reservoir
Pipa kapiler berisi air raksa
Pipa kapiler berisi alkohol
Indeks penunjuk suhu maksimum
Indeks penunjuk suhu minimum
Tombol pengembali indeks
Satuan alat
: 0C
Ketelitian
: 2,50C
Cara kerja
Suhu maksimum dan minimum dibaca pada ujung bawah indeks. Indeks bagian kanan
menunjukkan suhu maksimum, indeks bagian kiri menunjukkan suhu minimum. Diamati
pada pukul 16.00. Setelah pengamatan, tombol kemudi ditekan sedemikian rupa sehingga
ujung bawah indeks berhimpit dengan permukaan kolom air raksa, untuk pengamatan
selanjutnya.
13
D.
UDARA
1. Termohigrometer
Prinsip: Muai dwi logam, benda higroskopis
Keterangan:
a.
b.
c.
d.
e.
Satuan alat
: 0C, %
Ketelitian
: 0,50C, 1%
Cara kerja:
Alat dapat digunakan dengan dijinjing atau dipasang pada sangkar meteo. Pada saat
pengamatan, alat harus terlindung dari pengaruh matahari secara langsung dan tidak terkena
teteasan air hujan. Suhu udara dan kelembaban udara dapat dibaca langsung pada alat.
14
2. Termohigrograf
Prinsip: Muai dwi logam, higroskopis rambut
Keterangan:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Satuan alat
: 0C, %
Ketelitian
: 0,50C, 1%
Cara kerja:
Pemasangan alat sama dengan termohigrometer. Pengamatannya dilakukan dengan
mengamati kertas grafik yang berjalan otomatis yang menunjukkan suhu udara dan
kelembaban udara. Kertas grafik diganti tiap seminggu sekali.
E.
15
Keterangan:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Reservoir
Pipa kapiler berisi air raksa
Pipa kapiler berisi alkohol
Indeks penunjuk suhu maksimum
Indeks penunjuk suhu minimum
Pelindung reservoir
Pelampung
Satuan alat
: 0C
Ketelitian
: 0,50C
Cara kerja:
Alat diletakkan terapung pada permukaan air, dapat juga diletakkan pada panic
evaporasi kelas A. Diamati suhu maksimum dan minimum pada ujung bawah indeks. Indeks
bagian kanan menunjukkan suhu maksimum, indeks bagian kiri menunjukkan suhu
minimum. Pengamatan dilakukan pada pukul 16.00. Setelah pengamatan dilakukan tombol
kemudi ditekan sedemikian rupa sehingga ujung bawah indeks berhimpit dengan permukaan
kolom air raksa, untuk pengamatan selanjutnya.
F.
16
Keterangan:
a.
b.
c.
d.
Satuan alat
: 0C
Ketelitian
: 0,50C
Cara kerja
: alat diletakkan di atas permukaan tanah. Setelah stabil, suhu tanah diamati
dengan membaca skala yang ditunjukkan saat pencatatan pada suhu udara harian.
2. Termometer Tanah Selubung Kayu
Prinsip: Muai ruang zat cair
Keterangan:
a. Ujung sensor sampai jeluk 5 cm
b. Termometer zat cair
17
c. Pegangan tangan
d. Selubung kayu pelindung termometer
Satuan alat
: 0F
Ketelitian
: 10F
Cara kerja: bagian ujung ditancapkan ke dalam tanah sesuai dengan jeluk yang akan diamati.
Setelah stabil, suhu tanah diamati dengan membaca pada skala yang ditunjuk.
3. Termometer Tanah Tipe Bengkok
Prinsip: Muai ruang zat cair
Keterangan:
a. Reservoir untuk jeluk tanah 20 cm
b. Pipa kapiler berisi air raksa
Satuan alat
: 0C
Ketelitian
: 0,10C
Cara kerja
: dibuat lubang di tanah dengan jeluk tertentu dengan bor. Kemudian bagian
reservoir thermometer dimasukkan ke dalam lubang lalu ditimbun kembali dengan tanah
bekas galian. Setelah stabil, suhu tanah diamati dengan membaca pada skala yang
ditunjukkan saat pencatatan pada suhu udara harian
4. Termometer Tanah Tipe Symons
Prinsip: Muai ruang zat cair
18
Keterangan:
a.
b.
c.
d.
e.
Satuan alat
: 0C
Ketelitian
: 0,5 0C
Cara kerja
: dibuat lubang di tanah dengan jeluk tertentu dengan bor. Kemudian bagian
reservoir thermometer dimasukkan ke dalam lubang lalu ditimbun kembali dengan tanah
bekas galian. Thermometer diangkat dari selubung bagian pelindung, suhu tanah dapat dibaca
langsung pada skala yang ditunjuk. Pembacaan harus dilakukan dengan cepat.
5. Stick Termometer
Prinsip: Muai kawat dengan liitan kumparan pada tabung bejana
Keterangan:
a.
b.
c.
d.
Tangkai pemutar
Jarum penunjuk suhu
Tabung bejana berisi spiral logam sebagai penghantar
Ujung peka
19
Satuan alat
: 0C
Ketelitian
: 10C
Cara kerja
: alat dimasukkan ke dalam tanah dan ditekan menurut jeluk yang akan
diamati dengan cara memutar pegangannya. Setelah jarum penunjuk suhu konstan, suhu
dapat dibaca pada skala yang ditunjuk.
6. Termometer Maksimum-Minimum Tanah
Prinsip: Muai ruang zat cair pada tabung Bourdan
Keterangan:
a.
b.
c.
d.
e.
Bagian sensor
Pipa berisi zat cair (air raksa)
Jarum hitam penunjuk suhu sesaat
Jarum hijau penunjuk suhu maksimum
Jarum merah penunjuk suhu minimum
Satuan alat
: 0C
Ketelitian
: 0,5 0C
Cara kerja
dan dibiarkan selama periode pengamatan. Sebelum pengamatan ketika jarum petunjuk
dibuat saling berhimpit dengan cara memutar skrup. Pada saat pembacaan, jarum merah
menunjukkan suhu maksimum, jarum hijau menunjukkan suhu minimum, jarum hitam
menunjukkan suhu sesaat.
G.
ALAT PENGUKUR PANJANG PENYINARAN
1. Solarimeter Tipe Jordan
Prinsip: Reaksi fotokhemis
20
Keterangan:
a.
b.
c.
d.
Satuan alat
: jam
Ketelitian
: 0,5 jam
Cara kerja
:alat dipasang pada tempat terbuka dan diletakkan di atas beton yang tinggi
sedemikian rupa sehingga sensor dapat menangkap sinar matahari dalam keadaan normal
pada ketinggian di atas horizon. Solarimeter dipasang sedemikian rupa sehingga arah utara
sampai selatan dari alat sesuai dengan utara-selatan dari tempet pemasangan. Kemudian tutup
kotak menghadap khatulistiwa. Alat dipasang dengan kemiringan ke arah khatulistiwa
terhadap sumbu horizontal sebesar derajat lintang tempat pemasangan (Yogyakarta pada
7oLS)
2. Solarimeter Tipe Compbell-Stokes
Prinsip: Pemfokusan sinar matahari
21
Keterangan:
a.
b.
c.
d.
e.
Satuan alat
: jam
Ketelitian
: 0,5 jam
Cara kerja
: alat dipasang pada tempat terbuka dan diletakkan di atas beton yang agak
tinggi sehingga sensor dapat menerima sinar matahari dalam keadaan normal pada ketinggian
300 meter di atas horizon. Solarimeter dipasang sedemikian rupa sehingga tempat mangkuk
pemasangan kertas pias harus menunjukkan arah timur-barat. Bagian bawah alat harus benarbenar datar. Lensa bola bersama dengan tempat kertas pias dimiringkan sesuai dengan letak
lintang tempat pengamatan.
H.
ALAT PENGUKUR INTENSITAS PENYINARAN
Aktinograf Dwi Logam
Prinsip: Beda muai logam hitam-putih
Keterangan:
a.
b.
c.
d.
e.
Satuan alat
: cm2
Ketelitian
: 1 cm2
22
Cara kerja
: kertas grafik dipasang dan diganti setiap sore hari pada pukul 18.00. Grafik
akan tergambar pada kertas grafik. Kemudian diukur luasan di bawah grafik tersebut dengan
alat planimeter. Titik luasan yang terukur disetarakan dengan satuan kal/cm2/hari.
I.
Keterangan:
a. Mangkuk anemo
b. Pencatat jarak
c. Tiang penyangga
Satuan alat
: km/jam
Ketelitian
:1 km
Cara kerja
: alat dipasang pada tiang atau menara pada ketinggian 0.5, 2, atau 10 meter,
sesuai dengan masing-masing penggunaan. Pembacaan pada alat pencatat dilakukan pada
pukul 07.00. Rerata kecepatan angin dapat dihitung dengan selisih pembacaan hari kedua
dengan pembacaan hari kesatu dibagi dengan waktu antara beda pengamatan tersebut.
2. Hand Anemometer
Prinsip: Sistem mekanik
23
Keterangan:
a.
b.
c.
d.
Kipas anemo
Speed meter
Skala Beauford
Tangkai pegangan tangan
Satuan alat
: m/s
Ketelitian
: 0,5 m/s
Cara kerja
pencatat.
3. Biram Anemometer
Prinsip: Sistem mekanik
Keterangan:
a. Kipas Anemo
b. Jarum pencatat jarak per 100 m
c. Jarum pencatat jarak per 1000 m (dihitung menggunakan stopwatch)
Satuan alat
:m
Ketelitian
: 0,5 m
24
Cara kerja
periode pendek dengan satuan dalam m/s. rerata kecepatan angin dapat dihitung dengan
selisih pembacaan hari kedua dengan pembacaan hari kesatu dibagi dengan waktu antara
beda pengamatan tersebut
J.
Keterangan:
a. Tabung kaca tempat air yang berskala dalam satuan mm
b. Kawat penjepit tempat meletakkan kertas berpori
c. Penggantung
Satuan alat
: ml (milliliter)
Ketelitian
: 0,05 ml
Cara kerja
air. Pengamatan kedua dilakukan keesokan harinya. besarnya penguapan adalah selisih antara
P1 dengan P2.
2. Panci Evapori Klas A
Prinsip: Pengukuran selisih tinggi permukaan air
Keterangan:
a. Panci evaporasi dengan diameter 120,7 cm
25
b.
c.
d.
e.
Satuan alat
: mm (millimeter)
Ketelitian
: 0,02 mm
Cara kerja
: panci diletakkan pada balok kayu yang disusun datar di atas permukaan
tanah. Air bersih dimasukkan ke dalam panic setinggi 20 cm. Mula-mula ujung kail diatur
dengan sekrup pemutar tepat menyentuh permukaan air. Tinggi air kemudian dapat dibaca
pada penera. Pada sore hari berikutnya, ujung kail diatur kembali sampai menyentuh
permukaan air. Selisih pembacaan kesatu dengan pembacaan kedua merupakan besarnya
penguapan air.
26
K.
(Accu) yang ada di box. Battery (Accu) ini berfungsi sebagai penyimpanan tenaga dari Solar
Cell atau untuk menstabilkan aliran listrik.
AWS menggunakan Radio (Walky Talky), kemudian dipancarkan dengan frekuensi
yang sudah ditentukan dan diterima oleh Radio (Walky Talky) yang ada di Laboratorium
Agroklimatologi. Selanjutnya dihubungkan ke monitor komputer yang sudah terinstal
software AWS sehingga akan terbaca atau dapat dilihat semua data-data yang ada di AWS.
Sensor alat yang ada mengirim data dalam bentuk analog, kemudian oleh data logger diubah
menjadi data digit.
Pengamatan
1. Wind Speed (kecepatan angin)
Fungsi
a. Resolusi
b. Ketelitian
: Terlampir
: 0.1 m/s
: 2%
Fungsi
Keterangan
a. Resolusi
b. Ketelitian
:1%
: 2%
Fungsi
Keterangan
a. Resolusi
b. Ketelitian
: 0.1 W/m/s2
: 2o
Fungsi
Keterangan
a. Resolusi
b. Ketelitian
:1%
2%
Fungsi
Keterangan
a. Resolusi
: 0.1 %
b. Ketelitian
: 0.1oC
6. Soil Temperature (suhu tanah)
Fungsi
Keterangan
: Terlampir
28
a. Resolusi
: 0.1o
b. Ketelitian
: 0.2
c. Jangkauan
: -40o
7. Raingauge (curah hujan)
Fungsi
Keterangan
a. Resolusi
: 0.2 mm
b. Ketelitian
:1%
c. Jangkauan
: -40oC
8. Barometric Pressure (tekanan udara)
Fungsi
Keterangan
a. Resolusi
b. Ketelitian
c. Jangkauan
: 1 mbar
: 1 mbar
: 600-1250 mbar
29
LAMPIRAN
30
V.
31
V. PEMBAHASAN
Pada pratikum acara 1 diperkenalkan macam-macam peralatan pengamatan cuaca
yang biasa digunakan untuk mengamati anasir cuaca dalam bidang pertanian. Dalam
mengamati satu anasir cuaca dapat digunakan beberapa jenis peralatan yang mempunyai
prinsip kerja sama tetapi memiliki beberapa perbedaan seperti dari segi ketelitian
pengamatan, kepraktisan, maupun cara penggunaan. Oleh karena itu, setiap alat yang
digunakan dalam pengukuran anasir cuaca ini memiliki kelebihan dan kekurangan masingmasing.
1. Alat Pengukur Curah Hujan
a. Ombrometer tipe observatorium
Alat ini memiliki fungsi mengukur curah hujan harian dan dapat diamati setiap waktu
dengan cara mengukur air yang berada di dalam ombrometer dengan gelas ukur. Penempatan
atau penanaman tiang kolektor ombrometer tipe observatorium ini jika terlalu dekat dengan
tanah bisa menimbulkan kesulitan yang diakibatkan percikan air dari permukaan tanah,
sehingga ketinggian telah dibakukan untuk menyamakan pengamatan yaitu 120 cm dari
permukaan tanah. Pengaturan ini berfungsi agar turbulensi dan percikan air hujan yang
memantul dari tanah sangat kecil kemungkinannya. Kelebihan alat ini yaitu pemakaiannya
mudah dan praktis. Selain itu, ketelitian alat cukup kecil sehingga memungkinkan untuk
memperoleh data hasil pengukuran yang lebih valid. Kekurangan peralatan ini yaitu
memerlukan pengamatan berulang untuk mendapatkan data hasil karena diamati harian.
b. Ombrograf
Alat ini digunakan untuk mengukur curah hujan dalam periode mingguan dengan
dilengkapi pena beserta silinder kertas grafik yang digunakan untuk mencatat curah hujan.
Pada umumnya, ombrograf ini ditempatkan di atas permukaaan tanah dengan prinsip kerja
berdasarkan sistem pelampung. Kelebihan dari ombrograf ini yaitu pengamatannya lebih
efisien karena grafik akan terbentuk secara otomatis dengan perubahan volume air di dalam
tabung penampung. Dengan data yang berbentuk grafik dapat diperoleh informasi mengenai
curah hujan secara bersinambungan dalam periode tertentu. Alat ini mempunyai kelemahan
yaitu daya tampungnya hanya 60 mm sehingga tidak bisa mengamati curah hujan lebih dari
ukuran itu. Selain itu ketelitian alat ini hanya mencapai 2 mm sehingga data yang dihasilkan
kurang valid dibandingkan ombrometer. Hal ini disebabkan data yang dihasilkan berdasarkan
gerakan pena yang dimungkinkan bisa bergerak juga akibat factor selain pena seperti halnya
akibat tersenggol pengamat.
2. Alat Pengukur Kelembaban Udara Nisbi
a. Psikometer sangkar
32
Alat ini terdiri dari dua termometer yang identik dan letaknya saling berdekatan.
Termometer yang satu tetap kering, sedang termometer yang lain dibalut kain tipis (kasa)
yang dibasahi. Kelebihan dari termometer ini yaitu dapat diketahui titik uap dan titik embun
sekaligus serta penggunaannya mudah. Kelemahan pada alat ini yaitu kemampuan terbatas
pada kecepatan angin 3-5m / detik.
b. Sling psikometer
Alat ini memiliki mekanis yang berbeda dengan alat lain dalam mengeringkan
termometer bola basah yaitu dengan memutar sling psikometer dan harus diayunkan empat
putaran tiap detik untuk memenuhi laju ventilasi yang diperlukan sebesar 2,5 meter tiap detik.
Kelebihan alat ini yaitu ketelitian alat hingga 0,2 C. Kelemahan dari alat ini banyak
mengeluarkan tenaga untuk mengoprasikannya dan kurang praktis.
c. Psikometer tipe Assman
Tipe ini mengunakan teknik kipas (energi kipas) untuk mengeringkan bola basahnya
dengan besar laju ventilasi kira-kira 2,4 meter tiap detik. Tipe ini memiliki keunggulan dalam
pengoperasian dan data yang didapat yaitu praktis dalam pengoperasian dengan memutar
sekrup pengatur pegas satu kali dan kipas akan berputar sehingga dapat mengeringkan bola
basah. Selain itu, data yang dihasilkan cukup valid. Kemampuannya terbatas pada kecepatan
angin sekitar 5m/detik.
d. Higrograf
Alat ini menggunakan metode yang berdasarkan pada perubahan ukuran atau dimensi
bahan higroskopik yaitu rambut. Panjang rambut bervariasi sebagai fungsi dari kandungan
kelengasannya atau air. Kelengasan ini berkaitan dengan kelembaban udara di sekeliling. Jika
kelembaban di sekeliling maka rambut akan mengembang atau mengkerut dan akan
menggerakan tuas sehingga pena dapat bergerak menurun atau meningkat untuk membentuk
grafik. Kelebihan alat ini yaitu dapat mengukur kelembaban relatif secara langsung dan
terdapat tabel untuk mengubah pembacaan temperatur ke data kelembaban udara. Hubungan
kelembaban dan pemasangan tidak linear, tidak terlalu teliti (sekitar 5%), meskipun rambut
kuda mempunyai sifat higroskopis yang baik.
3. Alat Pengukur Suhu Udara
a. Termometer biasa
Alat ini diisi oleh air raksa sebagai bahan pengukur suhu. Jika suhu tinggi, maka air
raksa akan memuai dan menunjukan angka tertentu .Jika suhu turun (rendah) maka volume
air raksa itu akan menyusut dan suhu akan mengecil, biasanya alat ini untuk mengukur suhu
udara terbuka. Kelebihan alat ini adalah mudah cara pemakaian dan pengamatannya karena
air raksa yang digunakan tampak mengkilap. Kekurangannya adalah air raksa yang
33
digunakan sebagai isian hanya memiliki tingkat pemuaian kecil (volume naik hanya 0,0182
% per K).
b. Termometer maksimum udara
Pada termometer ini terdapat penyempitan pada tabung dekat bola tandonya. Jika
suhu naik, maka air raksa akan mengembang dan melewati penyempitan. Jika terjadi
penurunan suhu, raksa menyusut tetapi tidak melewati penyempitan di dalam tabung menuju
tanda. Dari panjang kolom air raksa yang tinggal di dalam tabung dapat dibaca suhu tertinggi
yang telah dicapai. Termometer ini kelebihannya adalah adanya penyempitan pipa kapiler di
dekat reservoir. Kekurangannya adalah air raksa memiliki tingkat pemuaian kecil.
c. Termometer minimum udara
Termometer ini tidak menggunakan air raksa tetapi alkohol sebagai unsur
pengukurnya. Jika suhu naik, alkohol yang memuai dapat melewati benda kecil (barbell). Jika
terjadi penurunan suhu, alkohol akan menyusut. Ujung induk yang paling jauh dari tandon
menunjukan suhu paling rendah yang dialami selama waktu pengamatan. Termometer
minimum memiliki kelebihan yaitu menggunakan zat cair alkohol yang titik bekunya rendah
sehingga dapat digunakan mengukur suhu yang sangat rendah. Kekurangannya adalah
alkohol tidak semengkilap air raksa sehingga pengamatannya tidak terlalu jelas.
d. Termometer maksimum-minimun Six Bellani
Termometer Six Bellani ini memiliki dua termometer yaitu yaitu termometer
maksimum yang diisi oleh air raksa dan termometer minimum yang diisi oleh alkohol. Semua
memiliki prinsip kerja pemuaian. Alat ini memiliki kelemahan yaitu data yang didapat kurang
valid karena ada beda tingkat pemuaian antara raksa dan alkohol. Kelebihannya yaitu dapat
diperoleh data suhu maksimum dan minimum secara bersamaan.
4. Alat Pengukur Suhu Udara sekaligus Kelembaban Nisbi Udara
a. Termohigrometer
Alat ini memiliki kelebihan karena dari satu alat terdiri atas dua data yang didapat
yaitu suhu udara dan kelembaban nisbi udara. Kelembaban nisbi udara didasarkan pada
prinsip termodinamika dan suhu udara dengan prinsip pemuaian air raksa. Selain itu alat ini
sederhana dan praktis dalam pengoperasiannya. Kekurangannya adalah harus terlindungi dari
sinar matahari dan tetesan hujan sehingga tidak dapat diletakkan di tempat yang terbuka.
b. Termohigrograf
Prinsip kerja alat ini yaitu dengan pengembangan dan pengkerutan rambut akibat
kelembaban didalamnya. Alat ini memberikan kejelasan data dengan gambar yang ada di
kertas grafik berupa data kelembaban nisbi udara dan suhu udara dengan goresan yang
tercatat dalam kertas grafik. Kelemahannya yaitu rambut yang digunakan harus benar-benar
bersih untuk menjaga sifat higroskopisnya.
34
35
a. Aktinograf Dwi-Logam
Alat ini berprinsip pada beda muai logam hitam-putih yang memiliki sifat berlawanan
terhadap adanya cahaya. Perbadaan muai inilah yang digunakan untuk menunjukkan
besarnya intenstas matahari yang ditangkap sensor. Sebagai standar, kubah kaca harus
permiable untuk panjang gelombang untuk panjang gelombang 0,28-2,8 angstrom. Untuk
memberikan rekaman yang baik maka alat ini harus ditempatkan di tempat yang lebih luas.
Kelebihan dari alat ini adalah dapat dipergunakan untuk keperluan pencatatan rutin,
relatif tidak mahal, dan dapat dijinjing. Kekurangannya, aktinograf dwi logam hanya
merekam intensitas radiasi gelombang pendek matahari total, sehingga sensor yang
disungkup dengan kubah kaca yang disyaratkan kedap terhadap radiasi gelombang panjang
serta kelambanan dalam pembacaan sekitar 5 menit dengan nilai kesalahan sekitar 10-15%.
9. Alat Pengukur Kecepatan Angin
a. Cup Anemometer
Alat ini digunakan untuk mengukur kecepatan angin rerata, bekerja pada prinsip
sistem mekanik gir. Adapun satuan pengamatan yang digunakan menggunakan km/jam. Cup
anemometer ini digunakan untuk pengamatan harian yang dipasang pada tiang atau menara.
Kelebihannya adalah hasil pengukurannya dapat mewakili angin sampai ketinggian 10 m dari
tanah jika tidak ada penghalang. Kekurangan dari alat ini adalah penempatannya di atap
bangunan akan menghasilkan pengukuran yang kurang akurat.
b. Hand Termometer
Alat ini bekerja pada sistem GGL induksi. Kelebihannya, alat ini bersifat porstable
dan dilengkapi skala beauford (skala kasar kecepatan angin sesaat yang dapat diduga dari
gejala alam). Alat ini hanya mampu mengamati kecepatan angin sesaat sehingga pengamatan
skala harus cepat.
c. Biram Termometer
Alat ini bekerja pada sistem mekanik roda gigi motor dan digunakan untuk
pengamatan periode pendek. Kelebihan alat ini yaitu praktis digunakan, namun kekuranganya
pengamatan baru bisa dilakukan pada hari berikutnya.
10. Alat Pengukur Evaporasi
a. Piche Evaporimeter
Alat ini bekerja pada pengukuran selisih tinggi permukaan air yaitu selisih tinggi air
hari pertama dan hari kedua. Kelebihan dari piche evporimeter adalah penggunaanya lebih
mudah dan murah. Kekurangannya, alat ini tidak dapat mengukur secara langsung baik
penguapan dari permukaan air dalam alam, evapotranspirasi nyata, maupun evapotransporasi
potensial.
37
38
VI. KESIMPULAN
1. Alat-alat anasir cuaca yang digunakan pada stasiun klimatologi antara lain alat pengukur
curah hujan yaitu ombrometer tipe observation dan ombrograf, kelembaban nisbi udara
yaitu
pengukur suhu udara yaitu termometer biasa, termometer maksimum udara, termometer
minimum udara, termometer maksimum minumum six-bellani, pengukur suhu dan
kelembaban nisbi udara yaitu termohigrometer, termohigrograf, pengukur suhu air yaitu
termometer maksimum minimum permukaan air , pengukur suhu tanah yaitu termometer
permukaan tanah, termometer tanah selubung, termometer tanah tipe bengkok,
termometer tanah tipe symons, stick termometer, termometer maksimum-minimum
tanah, pengukur panjang penyinaran matahari yaitu solarimeter tipe jordan, solarimeter
tipe compbell-stokes, pengukur intensitas penyinaran yaitu aktinograf dwi logam ,
pengukur kecpatan angin yaitu cup anemometer, hand anemometer, biram anemometer,
dan pengukur evaporasi yaitu piche evaporimeter dan panci evaporasi Klas A . Data yang
dihasilkan oleh masing-masing alat pengukur anasir cuaca memiliki kualitas yang
berbeda-beda. Pengamatan data secara manual memerlukan pemantauan yang lebih rajin
dan teliti, namun bila salah satu alat rusak tidak akan mengganggu kinerja alat yang lain.
Pada AWS data yang didapatkan akan masuk secara otomatis dalam sistem komputer
sehingga lebih mudah dalam pengamatan, namun jika pada salah satu alat terdapat
kerusakan akan menggangu kinerja alat yang lain.
2. Ombrometer prinsip kerja sebagai penampung curah hujan, ombrograf prinsip kerjanya
berdasar sistem pelampung, psikrometer sangkar prinsip kerjanya berdasar sistem
termodinamika, sling psikometer prinsip kerjanya berdasar sistem termodinamika,
psikometer tipe assmann prinsip kerjanya berdasar sistem termdinamika, higrograf
bersifat kembng kerut benda higroskopis, termometer biasa muai ruang zat cair,
termometer maksimum sebagai muai ruang alkohol yang dimodifikasi sebagi indeks,
termometer maksimum-minimum six-bellani prinsip kerja muai ruang zat cair,
termohigrometer prinsip kerja muai dwi logam, higroskopis rambut, termometer
minimum air, termometer permukaan tanah, termometer tanah selubung kayu dan
termometer tanah tipe bengkok memiliki prinsip kerja yang sama yaitu muai ruang zat
cair, stic termometer prinsip kerjanya muai kawat dengan lilitan kumparan pada tabung
bejana, termometer maksimum minumum tanah sebagai muai ruang zat cair pada tabung
bourdan, termometer tanah tipe symons prinsip kerja muai ruang zat cair, solarimeter tipe
jordan prinsip kerja reaksi fotokhemis, solarimeter compbell-stokes prinsip kerja
39
pemfokusan sinar matahari, aktinograf dwi logam prinsip kerja beda muai logam hitam
putih, cup anenometer prinsip kerja sistem mekanik gelar, hand anenometer prinsip kerja
sistem GGL induksi, biram anonemeter prinsip kerja sistem mekanik, piche anemometer
prinsip kerja pengukuran selisih tinggi permukaan air, panci evaporasi kelas A prinsip
kerja pengukuran selisih tinggi permukaan air dan termohigrograf prinsip kerja muai dwi
logam, benda higroskopis
40
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Instrumentasi dan Rekayasa Teknologi.
<http://www.bmkg.go.id/bmkg_pusat/Sarana_Teknis/Instrumentasi/default.bmkg>.
Diakses tanggal 20 September 2014.
Pramudia, A., Y. Koesmaryono, I. Las, T. June, I W. Astika, dan E. Runtunuwu. 2008.
Penyusunan model prediksi curah hujan dengan teknik analisis jaringan syaraf (neural
network analysis) di sentra produksi padi di Jawa Barat dan Banten. Jurnal Tanah dan
Iklim 27: 11-12.
Runtunuwu, E. and A. Kondoh. 2008. Assessing global climate variability under coldest and
warmest periods at different latitudinal regions. Indonesian Journal of Agricultural
Science 9 (1): 718.
Runtunuwu, E., Syahbuddin, H., dan A. Pramudia. 2008. Validasi model pendugaan
evapotranspirasi : upaya melengkapi sistem database iklim nasional. Jurnal Tanah dan
Iklim 27: 8 9.
Satu, V. dan F. Murdwiati. 2009. SPEB Geografi. Grasindo, Jakarta.
Shelton, M. L. 2009. Hydroclimatology: Perspectives and Applications. Cambridge
University Press, California.
Trenberth, K. E., Caron, J. M., Stepaniak, D. P. dan Worley, S. 2002. Evolution of el ninosouthern
page 107.
41