Anda di halaman 1dari 19

HUBUNGAN TIMBAL BALIK TUMBUHAN DENGAN HEWAN & ORGANISME LAIN

MAKALAH INI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI MATA KULIAH

Ekologi Tumbuhan

Dosen Pengampu :

Bayu Hari Mukti, S.Hut.,M.Si

Disusun oleh :

Munirah Kultsum (306.16.24.070 )

Norma Yunita (306.16.24.069)

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Persatuan Guru Republik Indonesia

Program Studi Pendidikan Biologi

Banjarmasin

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-NYA
sehingga kami dapat menyusun makalah ini. Shalawat beriring salam tidak lupa kami haturkan
kepada nabi Muhammad S.A.W yang selalu mengajarkan kita untuk senantiasa menuntut ilmu.
Makalah ini berjudul “Hubungan Timbal Balik Tumbuhan Dengan Hewan & Organisme
Lain ” yang disusun dari berbagai sumber tulisan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah “Biologi Ekologi Tumbuhan” kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada pihak-pihak yang telah membantu selesainya penyusunan makalah ini.
kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari segala pihak. Namun, besar harapan
kami semoga makalah ini berguna terutama bagi kami pribadi dan segala pihak yang membacanya.
Amin.

Banjarmasin, 29 maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................i


DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................................1
1.3 Tujuan ....................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ekologi .................................................................................................................3
2.2 Lingkungan Hidup .................................................................................................................4
2.3 Hubungan Atau Interaksi Antar Makhluk Hidup...................................................................5
2.4 Interaksi Antar Komponen Biotik Dan Abiotik .....................................................................7
2.5 Hubungan Makan Dan Dimakan Antar Makhluk Hidup .......................................................8
2.6 Penyesuaian Makhluk Hidup Dengan Lingkungannya..........................................................9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................15
3.2 Saran .....................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara organisme-organisme
hidup dengan lingkungannya. Berasal dari kata Yunani oikos (“habitat”) dan logos (“ilmu”).
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen
penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban,
cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia,
hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan
organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi
dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.

Hubungan keterkaitan dan ketergantungan antara seluruh komponen ekosistem harus


dipertahankan dalam kondisi yang stabil dan seimbang (homeostatis). Perubahan terhadap salah
satu komponen akan memengaruhi komponen lainnya .Homeostatis adalah kecenderungan sistem
biologi untuk menahan perubahan dan selalu berada dalam keseimbangan.

Dalam ilmu ekologi, bila pada suatu tempat yang sama hidup berbagai kelompok spesies
(mereka berbagi habitat yang sama) maka habitat tersebut disebut sebagai biotop. Bioma adalah
sekelompok tumbuhan dan hewan yang tinggal di suatu habitat pada suatu lokasi geografis
tertentu.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Ekologi?
2. Apa Pengertian Lingkungan Hidup?
3. Bagaimana Hubungan Atau Interaksi Antar Makhluk Hidup?
4. Bagaimana Interaksi Antar Komponen Biotik Dan Abiotik?
5. Bagaimana Hubungan Makan Dan Dimakan Antar Makhluk Hidup?
6. Bagaimana Penyesuaian Makhluk Hidup Dengan Lingkungannya?

1
1.3 Tujuan
2. Untuk Mengetahui Apa Pengertian Ekologi
3. Untuk Mengetahui Apa Pengertian Lingkungan Hidup?
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Hubungan Atau Interaksi Antar Makhluk Hidup?
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Interaksi Antar Komponen Biotik Dan Abiotik?
6. Untuk Mengetahui Bagaimana Hubungan Makan Dan Dimakan Antar Makhluk Hidup?
7. Untuk Mengetahui Bagaimana Penyesuaian Makhluk Hidup Dengan Lingkungannya?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ekologi

Istilah Ekologi diperkenalkan oleh Ernest Haeckel (1869), berasal dari bahasa Yunani,
yaitu: Oikos = Tempat Tinggal (rumah) Logos = Ilmu, telaah. Oleh karena itu Ekologi adalah ilmu
yang mempelajari hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan sesamanya dan dengan
lingkungnya. Odum (1993) menyatakan bahwa ekologi adalah suatu studi tentang struktur dan
fungsi ekosistem atau alam dan manusia sebagai bagiannya. Struktur ekosistem menunjukkan
suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk keadaan densitas
organisme, biomassa, penyebaran materi (unsur hara), energi, serta faktor-faktor fisik dan kimia
lainnya yang menciptakan keadaan sistem tersebut.

Fungsi ekosistem menunjukkan hubungan sebab akibat yang terjadi secara keseluruhan
antar komponen dalam sistem. Ini jelas membuktikan bahwa ekologi merupakan cabang ilmu yang
mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk
hidup lainnya, serta dengan semua komponen yang ada di sekitarnya. Pembahasan ekologi tidak
lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik
dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan
faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba.
Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu
populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang
menunjukkan kesatuan.

Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani
yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang
menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik. Ekologi mencoba
memahami hubungan timbal balik, interaksi antara tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia dengan
alam lingkungannya, agar dapat menjawab pertanyaan; dimana mereka hidup, bagaimana mereka
hidup dan mengapa mereka hidup disana. Hubungan- hubungan tersebut demikian kompleks dan
erat sehingga Odum (1971) menyatakan bahwa ekologi adalah “Environmental Biology“.

3
2.2 Pengertian Lingkungan Hidup

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makluk lain (UURI 23 TH 1997).

Manusia bersama tumbuhan, hewan, dan jasad renik menempati suatu ruang tertentu.
Kecuali makhluk hidup, dalam ruang itu terdapat juga benda tak hidup, seperti misalnya udara
yang terdiri atas bermacam gas, air dalam bentuk uap, cair, dan padat,tanah dan batu. Ruang yang
ditempati suatu makhluk hidup bersama benda hidup dan tak hidup di dalamnya di sebut
lingkungan hidup makhluk hidup tersebut.

Sifat lingkungan hidup ditentukan oleh bermacam-macam factor yaitu : a.) Pertama, oleh
jenis dan jumlah masing-masing unsure lingkungan hidup tersebut. b.) kedua, hubungan atau
interaksi antara unsure dalam lingkungan hidup. Misalnya, dalam suatu ruang terdapat delapan
buah kursi, empat buah meja, dan empat buah pot dengan tanaman kuping gajah. Dalam ruangan
itu kursi diletakkan disepanjang satu dinding, dengan sebuah meja di muka setiap kursi dan sebuah
pot diatas masing-masing meja. Sifat ruangan berbeda jika dua kursi dengan sebuah meja
diletakkan diitengah masing-masing dinding dan sebuah pot dimasing-masing sudut.

Hal serupa juga berlaku untuk hubungan atau interaksi sosial dalam hal unsur-unsur itu
terdiri atas benda hidup yaitu: manusia dan hewan, dengan demikian lingkungan hidup tidak saja
menyangkut komponen biofisik, melainkan juga hubungan sosial budaya manusia. c.) Ketiga,
kelakuan atau kondisi unsure lingkungan hidup. Misalnya, suatu kota yang penduduknya aktif dan
bekerja keras merupakan lingkungan hidup yang berbeda dari sebuah kota yang serupa, tetapi
penduduknya santai dan malas. Demikian pula suatu daerah dengan lahan yang landai dan subur
merupakan lingkungan yang berbeda dari daerah dengan lahan yang berlereng dan tererosi. d.)
Keempat, faktor non materil suhu, cahaya, dan kebisingan. Kita dapat dengan mudah
merasakannya. Suatu lingkungan yang panas, silau, dan bising sangatlah berbeda dengan
lingkungan yang sejuk, cahaya yang cukup, tapi tidak silau dan tenang.

4
2.3 Hubungan atau Interaksi antar Makhluk Hidup dengan Lingkungannya

a. Interaksi antar Individu

Setiap organisme hidup ditempat tertentu atau habitat tertentu. Pada tempat tersebut hidup
organisme lain yang sejenis. Organisme sejenis yang hidup disuatu tempat dalam kurun waktu
tertentu disebut populasi. Jumlah individu sejenis yang hidup disuatu tempat persatuan luas
menunjukkankepadatan populasi. Lokasi ditemukan individu-individu sejenis pada suatu tempat
menunjukkan penyebaran ataudistribusi populasi.

Bertambahnya anggota populasi berarti kebutuhan hidup akan ikut bertambah. Jika
kebutuhan tersebut tidak terpenuhi ditempat hidupnya akan terjadi persaingan atau kompetensi.
Interaksi kompetisi antar individu dalam populasi disebut kompetisi intraspesifik. Adanya
kompetensi mengakibatkan ada individu yang memperoleh kebutuhan yang lebih sedikit sehingga
akan mengakibatkan migrasi (perpindahan ketempat lain) atau kematian.

b. Interaksi antar Populasi

Bentuk interaksi antar populasi dapat berupa predasi, kompetensi, simbiosis.

1. Predasi

Interaksi dari dua individu dalam populasi berbeda spesies berupa makan dan dimakan atau
satu spesies memakan spesies lainnya, individu yang memakan disebut predator dan yang dimakan
disebut mangsa.

Perbedaan simbiosis predasi dengan simbiosis parasitisme yaitu pada simbiosis parasitisme,
parasit biasanya tidak membunuh induk inangnya karena jika induk inang mati, maka parasit juga
akan ikut mati.

Contoh : harimau memakan kelinci. Harimau sebagai predator dan kelinci sebagai mangsa

2. Kompetisi

Hubungan dua populasi yang hidup bersama dan saling mempengaruhi, akibat adanya
kebutuhan-kebutuhan akan bahan yang sama, sedangkan ketersediaan bahan tersebut terbatas.

Contoh : beberapa ekor kambing dan sapi yang bersama-sama makan rumput di padang rumput.

5
3. Simbiosis

Hubungan khusus antar makhluk disebut simbiosis. Simbiosis dapat dibedakan menjadi empat,
yaitu simbiosis mutualisme, simbiosis parasitisme, simbiosis komensalisme, dan simbiosis
netralisme.

a. Simbiosis Mutualisme

Bila dua spesies mahluk hidup, hidup bersama maing-masing mendapat keuntungan dan
kedua polpulasi dapat berkembang dengan baik tetapi jika keduanya terpisahkan masing-masing
tidak dapat menjalankan hidup dengan baik. Dalam mutualisme hubungan tersebut mutlak
diperlukan bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup kedua populasi.

Contoh :

 Simbiosis antara kerbau dengan burung jalak. Burung jalak memperoleh makanan berupa
serangga-serangga kecil yang menempel pada tubuh kerbau, sedangkan kerbau diuntungkan
dengan hilangnya serangga-serangga kecil yang mengganggu tubuhnya.
 Simbiosis antara lebah dengan bunga. Lebah mengambil nektar dari bunga sebagai makanan,
sedangkan bunga diuntungkan karena lebah membantu terjadinya penyerbukan.
b. Simbiosis Parasitisme

Simbiosis parasitisme adalah hubungan antar makhluk hidup yang hanya menguntungkan
salah satu pihak dan merugikan pihak lain.

Contoh :
 Tanaman benalu yang menempel pada pohon lain. Benalu yang menempel pada tanaman
inang akan menyerap makanan yang dihasilkan tanaman inang, akibatnya tanaman inang akan
mati karena makanannya diserap oleh benalu.
 Kutu yang hidup pada tubuh hewan. Kutu yang hidup di tubuh hewan mendapatkan makanan
dengan menyedot darah hewan, akibatnya hewan akan kehilangan darah dan merasa gatal
karena ada kutu di tubuhnya.
c. Simbiosis Komensalisme

Simbiosis komensalisme adalah hubungan antar makhluk hidup yang menguntungkan satu
pihak sedangkan pihak lainnya tidak diuntungkan dan tidak dirugikan.

6
Contoh :
 Simbiosis antara tanaman anggrek dengan pohon inangnya. Anggrek membutuhkan pohon
yang tinggi sebagai tempat menempel agar memperoleh sinar matahari, sedangkan pohon tidak
diuntungkan dan tidak dirugikan karena anggrek hanya menempel dan dapat membuat
makanannya sendiri.
 Simbiosis antara ikan remora dengan ikan paus. Ikan remora berada dekat tubuh ikan paus
agar memperoleh makanan yang berupa ikan-ikan kecil, sedangkan ikan paus tidak merasa
dirugikan karena ikan remora yang ukuran tubuhnya kecil tidak mengambil semua
makanannya.
d. Simbiosis Netralisme

Bila antara dua spesies individu baik dalam keadaan terpisah maupun berkumpul tidak
terjadi saling merugikan atau saling menguntungkan.

 Contoh : ayam dengan kambing di halaman rumput


2.4 Interaksi antar Komponen Biotik dan Abiotik

Pada tingkat ekosistem individu atau populasi memiliki peran yang khas dalam kaitan
interaksinya dengan lingkungan biotik dan abiotiknya. Ke khasan fungsi individu atau populasi
dalam ekosistem disebut Niche (relung).

Berdasarkan ke khasannya suatu individu atau populasi dibedakan mejadi produsen konsumen,
dekomposer atau pengurai dan deterivot.

a. Produser

Produser adalah makhluk hidup yang mampu menghasilkan bahan organik dari bahan
anorganik. Proses tersebut hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan yang berklorofil dengan cara
fotosintesis. Contohnya adalah ganggang, lumut, dan tumbuhan hijau.

b. Konsumer

Konsumer berarti pemakan. Semua hewan dan tumbuhan tak berklorofil (misalnya tali
putri) termasuk konsumer. Konsumer memakan bahan organik yang dihasilkan oleh produser
karena konsumer tidak mampu mengubah zat anorganik menjadi zat organik.

7
c. Dekomposer

Dekomposer adalah pengurai sampah atau bangkai, contohnya bakteri pembusuk dan
jamur. Dekomposer menguraikan bahan organik menjadi bahan-bahan anorganik, air, dan gas.
Selanjutnya hasil penguraian tersebut dimanfaatkan lagi oleh produser.

d. Detrivor

Detrivor adalah organisme yang memakan partikel-partikel organik atau detritus. Dtritus
merupakan hancuran dari jaringan hewan atau tumbuhan.

2.5 Hubungan Makan dan Dimakan antar Makhluk Hidup

Antara makhluk hidup dengan lingkungannya terdapat saling ketergantungan. Makhluk


hidup tergantung pada lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Proses makan-dimakan
akan membentuk rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan aliran energi.

Rantai makanan adalah hubungan yang menggambarkan peristiwa makan memakan antara
makhluk hidup. Produsen adalah penghasil bahan makanan untuk hewan pemakan tumbuhan atau
herbivora.

Berikut contoh gambaran peristiwa rantai makanan:

Peristiwa kompleks makan-dimakan digambarkan dalam bentuk jaring-jaring makanan.

Produser yang mampu memanfaatkan energi matahari secara langsung berada pada tingkat trofik
I, konsumer I berada pada tingkat trofik II, dan seterusnya hingga ke konsumer puncak.

Produsen

 Dalam rantai makanan tumbuhan berperan sebagai produsen.


 Tumbuhan mampu membuat makanan sendiri.
Konsumen I

 Konsumen I adalah pemakan tumbuhan (herbivora).


 Konsumen I disebut konsumen primer.
 Contoh : belalang, ulat, sapi, kerbau, kambing, dll.

8
Konsumen II

 Konsumen II adalah pemakan hewan lain (karnivora)


 Konsumen II disebut konsumen sekunder.
 Contoh : singa, harimau, dll.
Konsumen III
 Konsumen III adalah pemakan konsumen II (karnivora)
 Konsumen III disebut konsumen tersier.
 Contoh : burung elang, manusia
Pengurai

 Pengurai adalah makhluk hidup yang menguraikan sisa-sisa tumbuhan atau hewan yang telah mati
menjadi unsur-unsur pembentuknya.
 Contoh : bakteri dan jamur
Dalam proses makan-dimakan terjadi perpindahan energi. Transfer energi dari matahari ke
produser, konsumer dan pengurai dikenal sebagai aliran energi. Aliran energi adalah perpindahan
energi di dalam peristiwa makan dan dimakan. Bila tumbuhan dimakan oleh konsumen pertama
maka energi yang berada di dalam tumbuhan akan berpindah ke konsumen pertama, selanjutnya
jika konsumen pertama dimakan oleh konsumen kedua maka energi pada konsumen pertama akan
berpindah ke konsumen kedua, dan begitu seterusnya. Energi yang diperoleh konsumen tidak
seluruhnya tersimpan di dalam tubuhnya. Energi yang tersimpan hanya ±10% saja, sedangkan sisa
energi ±90%nya digunakan untuk aktivitas biologi misalnya bergerak, bernafas dan berkembang
biak serta ada yang tersebar ke lingkungan dalam bentuk panas.

2.6 Penyesuaian Makhluk Hidup dengan Lingkungannya

Hewan

a. Cara memperoleh makan

Semua makhluk hidup membutuhkan makanan. Makanan untuk mempertahankan


hidupnya. Berdasarkan cara memperoleh makanan, dikelompokkan menjadi hewan herbivor,
karnivor, dan omnivor.

9
1. Herbivor

Hewan herbivor adalah sebutan untuk hewan pemakan tumbuhan. Kelompok hewan ini
biasanya tidak memiliki gigi yang tajam. Karena tidak digunakan untuk mengoyak makanan.
Contoh hewan pemakan rumput dan daun. Kuda, sapi, kambing, kerbau, dan kelinci.

Hewan herbivor juga meliputi kelompok burung. Contohnya: burung, merpati, nuri, kakatua, dan
pipit. Makanannya berupa biji yaitu jagung, beras, dan biji kemiri.

2) Karnivor

Hewan karnivor adalah hewan pemakan daging. Ciri-ciri dari hewan pemakan daging
adalah memiliki taring yang tajam serta kuku yang tajam. Coba perhatikan singa, harimau, kucing,
anjing, dan serigala. Bentuk giginya tajam dan kuat. Gigi ini untuk mengoyak dan menggigit
daging. Selain mempunyai taring, kelompok hewan ini juga dilengkapi kuku yang kokoh. Kuku
ini digunakan untuk mencengkeram makanannya. Misalnya, di hutan saat singa menangkap
mangsanya. Ada juga burung yang termasuk dalam anggota karnivor. Misalnya: burung elang,
burung pelikan, dan burung gagak.

3) Omnivor

Hewan omnivor adalah hewan pemakan tumbuhan dan daging. Contoh hewan ini adalah
tikus, semut, dan ayam. Penyesuaian hewan omnivor terhadap makanannya lebih bervariasi.
Tubuh semut yang kecil memungkinkan untuk masuk ke lubang yang kecil bebas mencari
makanan. Bentuk mulut yang dilengkapi semacam kait. Juga merupakan penyesuaian diri untuk
membawa makanan yang banyak dan berukuran besar. Tikus pun demikian. Tubuhnya sangat
lentur untuk melewati lubang yang kecil. Cakarnya sangat kuat dan lincah digunakan untuk
memanjat. Giginya terdiri atas gigi seri yang sangat tajam dan gigi geraham. Gigi seri digunakan
untuk mengerat. Gigi gerahamnya untuk mengunyah makanan. Tikus akan memakan segala
macam makanan yang ditemuinya.

b. Cara melindungi diri


1) Dengan Alat yang Ada Ditubuhnya

10
a) Tanduk, umumnya dimilik oleh hewan pemakan tumbuhan. Misalnya, sapi, rusa, domba, dan
kerbau.
b) Kuku yang tajam, umumya dimiliki oleh kelompok hewan karnivora. Misalnya, burung elang,
singa, harimau dan kucing.
c) Racun, digunakan untuk melindungi diri dari musuh yang meng- ganggunya.Hewan yang
menggunakan racun atau sengatan yaitu ular, ulat, dan kalajengking.
2) Dengan Tingkah Laku

Berikut adalah tingkah laku hewan yang berbeda dari hewan yang lain.

a) Mimikri

Mimikri adalah penyesuaian diri dengan kondisi di tempat yang sesuai dengan tubuhnya.
Contohnya yaitu belalang daun dan belalang sembah. Belalang sering hinggap pada daun untuk
menyesuaikan warna dan bentuk tubuhnya.

Bunglon hewan mampu melakukan penyesuaian terhadap ling- kungannya. Bunglon mampu
mengubah warna kulitnya dari hijau menjadi kecoklatan dan kehitaman. Perubahan warna ini
membuat bunglon mampu membaur dengan lingkungan. Contoh hewan lain yaitu katak pohon.

b) Melepaskan Bagian Tubuh

Hewan melepaskan ekornya untuk melindungi diri. Contohnya cecak dan kadal. Cara ini
disebut autotomi. Ekor yang telah putus akan tumbuh lagi seperti semula.

c) Menggulungkan Diri

Hewan melakukan penyesuaian diri dengan menggulungkan tubuhnya, Contohnya


trenggiling dan lipan. Cara ini dilakukan untuk melindungi diri dari serangan musuh.

d) Cairan Pekat

Cumi-cumi adalah hewan laut yang akan mengeluarkan cairan pekat. Cairan pekat
berfungsi bila ada serangan dari musuh. Cairan hitam yang disemprotkan tersebut akan
mengeruhkan air sehingga dapat melarikan diri.

e) Bau Menyengat

11
Walang sangit melindungi diri dari serangan musuhnya dengan mengeluarkan bau
menyengat. Bau menyebabkan musuh pergi men- jauh.

f) Cangkang

Aggota kelompok siput, memiliki cangkang untuk melindungi diri dari musuhnya.
Cangkang ini disebut juga dengan rumah siput.

g) Lain – lain

Beberapa hewan lain memiliki cara lain yang khas untuk melin- dungi dirinya. Udang
melakukan gerakan melesat mundur ke belakang, kelinci melakukan gerakan meloncat dan berlari.
Ada juga hewan yang selalu pergi berkelompok misalnya kawanan zebra, kawanan rusa, dan
sebagainya.

Tumbuhan :

Hewan hidup memerlukan lingkungan. Hewan mempertahankan hidup dengan adaptasi.


Bagaimana dengan tumbuhan? Bagaimana bentuk penyesuaian diri tumbuhan? Apakah tumbuhan
bisa melindungi diri?.

1. Berdasarkan Tempat Hidupnya

Tumbuhan juga menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Tumbuhan bisa hidup di air dan
daratan. Bagaimana tumbuhan menyesuaikan diri dengan lingkungannya? Marilah kita bahas
uraian berikut.

a. Tumbuhan Hidup di Air

Tumbuhan yang hidup di air contohnya teratai, enceng gondok, kangkung, dan genjer.
Tanaman ini, mempunyai daun yang lebar. Mempunyai rongga udara pada batangnya un- tuk
membantu penguapan. Akar yang kuat me- nancap di dasar untuk keseimbangan daun. Tanaman
air kebalikan dari tanaman di daerah kering. Tanaman ini berusaha melepas uap air sebanyak-
banyaknya ke udara. Rongga udara berguna agar dapat mengapung.

b. Tumbuhan yang Hidup di Dua Musim

12
Tumbuhan ada yang hidup di dua musim. Artinya tumbuhan mengalami musim penghujan
dan kemarau. Pada saat musim peng- hujan air melimpah. Sedangkan saat musim kemarau air
sangat sulit diperoleh. Tumbuhan yang hidup pada dua musim memiliki ciri-ciri yaitu:

1. Dapat menggugurkan daunnya pada musim kemarau (meranggas)


2. Dapat melebarkan daunnya pada musim penghujan.

Contoh tanamannya, antara lain pohon jati dan mahoni. Pada musim kemarau pohon ini
akan mengurangi daun. Pengurangan daun untuk mengurangi penguapan. Cemara mempunyai
daun lembut dan meruncing. Sedangkan rumput akan menghabiskan daunnya, tetapi umbinya tetap
hidup di dalam tanah.

c. Tumbuhan di Daerah Kering atau Gurun

Daerah gurun sangat jarang terjadi hujan. Sepanjang hari daerah ini disinari matahari yang
terik. Tumbuhan pada daerah kering memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1. Berdaun tebal dengan lapisan lilin (untuk mengurangi penguapan)


2. Batangnya lebar menggembung (untuk menyimpan cadangan air)
3. Daunnya berupa duri
4. Akar menghujam jauh ke dalam tanah dan bercabang banyak.

Contoh tumbuhan gurun adalah kaktus. Pada saat kering kaktus akan menggunakan
cadangan makanan, cadangan makanan tersimpan di batang. Bila cadangan makanan digunakan,
batangnya mengerut. Tetapi saat hujan tiba batang kaktus mengembung lagi.

d. Menempel Pada Tumbuhan

Ada dua jenis tanaman yang menempel pada tumbuhan lain. Contohnya epifit dan parasit.
Epifit adalah menempel pada tum- buhan lain namun tidak merugikan. Contohnya, anggrek, vanili,
mentimun, dan anggur.

Adapun tumbuhan parasit menempel pada tumbuhan lain dan bersifat me- rugikan tumbuhan
inangnya. Contohnya benalu dan tali putri.

2. Berdasarkan Cara Melindungi Diri

13
Hewan bisa berlari, untuk melepaskan diri. Tetapi tumbuhan me- miliki cara tersendiri
melindungi diri. Tumbuhan mempunyai bagian tubuh untuk melindungi diri. Bagian mana sajakah
tumbuhan bisa menjaga diri? Marilah kita pelajari bersama. Berikut adalah tumbuhan yang
dikelompokkan berdasarkan cara melindungi dirinya.

a. Menggunakan Duri

Duri tumbuh pada batangnya. Amatilah bunga mawar yang ada di tamanmu! Indah dan
wangi ya, tapi hati-hati kalau kurang hati-hati terkena durinya. Contoh tumbuhan yang lain yaitu
pohon salak, jeruk, dan bougenvil.

b. Menggunakan Getah

Pohon memiliki getah yang sangat lengket. Getah akan keluar jika kulit pohon tergores
atau rantingnya patah. Contohnya, pohon sawo, nangka, jambu mete, dan pohon karet.

c. Menggunakan Bulu yang Tajam

Ada tumbuhan tertentu yang melindungi diri dengan bulu yang tajam. Bulu yang tajam
terdapat pada bagian batang. Bulu yang tajam dapat melekat kuat serta menyebabkan gatal-gatal.
Contohnya bulu pada pohon bambu dan tebu.

d. Menggunakan Racun

Daun singkong sangat berbahaya jika dimakan mentah. Maka saat akan memakan daun
singkong, harus direbusnya terlebih dahulu. Sehingga dapat menghilangkan racunnya. Daun ini
aman dari hewan pemangsanya. Karena dapat menjadi racun bagi hewan-hewan tersebut.

BAB III

PENUTUP

14
3.1 Kesimpulan

Dari hasi pembahasan dapat disimpulkan bahwa Ekologi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan timbal balik antara organisme-organisme hidup dengan lingkungannya Pembahasan
ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu
faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi,
sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan
mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup,
yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu sistem
yang menunjukkan kesatuan.

3.2 Saran

Makalah ini masih dalam pengembangan dan jauh dari sempurna, oleh karena itu dalam
pengembangannya dibutuhkan saran dan kritik untuk perkembangan makalah ini agar dapat lebih
baik lagi, dan bisa bermanfaat bagi kami dan orang lain.

DAFTAR PUSTAKA

http://belajar-ipa-yuk.blogspot.com/2014/07/hubungan-antara-makhluk-hidup-hewan-dan.html

http://rizalsuhardieksakta.blogspot.com/2012/12/hewan-dan-lingkungannya_29.html

15
http://fauziyahnew.blogspot.com/2015/06/makalah-hubungan-makhluk-hidup-dan.html

https://hikmatunalwiyah.wordpress.com/2014/12/18/makalah-ekologi/

16

Anda mungkin juga menyukai