Anda di halaman 1dari 7

PENGUKURAN SUHU DAN KELEMBABAN PADA

TANAH DAN UDARA

Indah Permatasari
201610070311076 / IV B
Laboratorium Biologi, Universitas Muhammadiyah Malang
Sabtu, 09 Maret 2019

Abstrak Suhu merupakan besaran yang menyatakan derajat panas dingin dan alat yang
digunakan adalah termometer. Suhu dapat juga disebut temperature sedangkan kelembaban
merupakan tingkat kebasahan udara (jumlah air yang terkandung di udara) yang dinyatakan
dengan persentase. Tujuan Praktikum untuk mengukur dan mengetahui suhu dan kelembaban
pada tanah dan udara pada tempat ternaungi dan tempat tidak ternaungi, dan menganalisis
perbedaan pengukuran suhu dan kelembaban udara dan tanah di berbagai tempat. Untuk
dapat menhitung nilai suhu dan kelembaban baik pada udara maupun tanah dittempat yang
ternaungi ataupun tidak ternaungi digunakan metode praktikum menggunakan alat-alat
pengukur suhu dan kelembaban seperti hygrometer, thermo-anemometer, weksker, lux meter,
dan soil tester. Hasil pengolahan data yang diperoleh menunjukkan bahwa tempat yang
ternaungi memiliki suhu yang rendah dengan kelembaban yang tinggi, sementara pada tempat
yang tidak ternaungi menunjukkan hasil kebalikannya yaitu suhu yang tinggi maka tingkat
kelembaban yang relatif rendah.
Kata Kunci : Suhu, Kelembaban, Tanah, Udara, Ternaungi, Tidak ternaungi.

PENDAHULUAN tersebut. Semakin rendah kadar uap air


Suhu udara merupakan keadaan dalam udara, maka udara akan semakin
panas atau dinginnya udara. Suhu udara kering (Cahyono, 2017). Tingkat
tertinggi di muka bumi berada pada daerah kebasahan udara tergantung pada uap air
tropis dan makin ke kutub maka suhu yang terkandung. Suhu dan kelembaban
makin dingin. Jika dilihat dari ketinggian adalah komponen iklim yang mempe-
tempat atau dataran, maka dataran ngaruhi pertumbuhan tanaman dan
terendah cenderung memiliki suhu yang berkaitan dengan lingkungan yang optimal
tinggi, dan semakin tinggi dataran suhu bagi tanaman tersebut, sehingga suhu dan
cenderung semakin dingin. Alat yang kelembaban saling berkaitan satu sama
sering digunakan dalam mengukur suhu lain.
udara adalah termometer (Cahyono, 2017). Kelembaban dan sushu tanah
Kelembaban udara atau kebasahan merupakan unsur yang juga berpengaruh
udara adalah kadar uap air dalam udara terhadap pertumbuhan dari suatu tanaman.

Ekologi Tumbuhan – Sabtu, 09 Maret 2019 1


Menurut Lakitan (1997) dalam (Karyati, jenis tanah kareana setiap daerah berbeda-
Putri, & Syarifudin, 2018), suhu tanah akan beda, dan laju evapotranspirasi.
dipengaruhi oleh jumlah serapan/lama Menurut (Sarpian, 2007), Pada
paparan radiasi matahari oleh permukaan umumnya, suhu tanah sampai kedalaman
tanah. Perbedaan suhu tanah terjadi pada sekitar 110 cm akan lebih tinggi kira-kira
pagi hari dan siang hari, pada siang hari 3C daripada suhu udara diatas
ketika permukaan tanah dipanasi sinar permukaan tanah. Pengukuran suhu dan
matahari, udara yang berada dekat dengan kelembaban merupakan kegiatan yang
permukaan tanah memperoleh suhu yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
tinggi, sedangkan pada malam hari suhu besar suatu suhu dan kelembaban udara
tanah semakin menurun bebeda dengan ataupun tanah pada tempat-tempat
suhu pada siang hari. Lubis (2007) dalam tertentu.
(Karyati et al., 2018), suhu tanah Praktikum dilakuakan di area
berpengaruh terhadap penyerapan air sekitar Kampus II UMM yaitu sekitar Dome.
semisalnya dalam cuaca yang hujan. Praktikum bertujuan untuk mengukur dan
Semakin rendah suhu tanah, maka sedikit mengetahui suhu dan kelembaban pada
air yang diserap oleh akar tumbuhan, tanah dan udara pada tempat ternaungi
pengaruh tersebut yang memebuat dan tempat tidak ternaungi, dan Mampu
penurunan suhu tanah secara mendadak menganalisis perbedaan pengukuran suhu
dapat menyebabkan kelayuan tanaman. dan kelembaban udara dan tanah di
Fluktuasi suhu tanah bergantung pada berbagai tempat.
kedalaman tanah karena terjadi perbedaan METODE PRAKTIKUM
pada setiap daerah. A. Alat
Menurut (Karyati et al., 2018), a) Higrometer berfungsi untuk
kelembaban tanah adalah jumlah air yang mengukur kelembaban dan udara.
tersimpan di antara pori-pori tanah yang b) Thermo-anemometer berfungsi
menjadikan tanah menjadi lembab. untuk mengukur suhu pada udara
Kelembaban tanah sangat dipengaruhi dan kecepatan angin.
oleh penguapan melalui permukaan tanah, c) Soil Tester berfungsi untuk
transpirasi, dan perkolasi. Kelembaban mengukur kelembaban dan pH
tanah disini berperan sangat penting bagi pada tanah.
pemerintah untuk mengetahui informasi d) Weksker berfungsi untuk mengukur
misalnya potensi aliran permukaan dan suhu pada tanah.
pengendali banjir pada daerah-daerah e) Lux Meter berfungsi untuk
tertentu dan lain-lain. Faktor-faktor yang mengukur intensitas cahaya.
mempengaruhi kelembaban tanah adalah f) Payung berfungsi untuk menaungi
curah hujan pada suatu daerah tersebut, saat praktikum.

Ekologi Tumbuhan – Sabtu, 09 Maret 2019 2


g) Kamera berfungsi untuk memfoto
langkah langkah kerja.
B. Bahan
a) Air berfungsi untuk mengisis tabung
pada Hygrometer saat akan
melakukan pengukuran kelem-
baban udara.
Tidak ternaungi Ternaungi
C. Langkah Kerja
d) Mengukur kelembaban udara
a) Menyiapkan alat yang digunkan.
menggunakan Hygrometer pada
tempat ternaungi dan tempat yang
tidak ternaungi.

b) Mengukur suhu udara dan


kecepatan angin pada tempat yang
ternaungi dan tidak ternaungi.

Ternaungi Tidak ternaungi


e) Mengukur kelembaban udara
dengan cara angka dry dikurangi
Ternaungi angka wet (dry-wet) dan melihat
hasilnya pada bagian tabel
Hygrometer.

Tidak
c) Melikat angkat yang tertera pada
Thermo-anemometer bagian angka
yang besar adalah kecepatan angin
yang kecil adalah suhu. f) Mengukur suhu tanah pada tempat
ternaungui dan tidak ternaungi
dengan menancapkan wesker ke
dalam tanah. Melihat angka yang
tertera pada wesker.

Ekologi Tumbuhan – Sabtu, 09 Maret 2019 3


Ternaungi
HASIL PENGAMATAN
1. Data Pengamatan
Tidak ternaungi Ternaungi
Tabel 1.1 Pengukuran Suhu Udara
g) Mengukur Intensitas Cahaya pada
Suhu Udara
tempat ternaungi dan tempat tidak
Ternaungi (C) Tidak Ternaungi (C)
ternaungi menggunakan lux meter.
24,7C 24,9C

Tabel 1.2 Pengukuran Kecepan Angin


Kecepatan Angin (Knot)
Ternaungi Tidak Ternaungi
0 0
Tidak

Tabel 1.3 Pengukuran Intensitas Cahaya


Intensitas Cahaya (x100)
Ternaungi Tidak Ternaungi

5 181

Ternaungi Tabel 1.4 Pengukuran Kelembaban Udara


h) Mengukur kelembaban dan pH Kelembaban Udara
tanah pada tempat ternaungi dan
Ternaungi (%) Tidak Ternaungi (%)
tempat tidak ternaungi meng-
83% 68%
gunakan soil tester dengan
ditancapkan pada tanah sampai
Tabel 1.5 Pengukuran Suhu Tanah
bagian yang berlapis kuning dan
Suhu Tanah
kemudian tekan tombol putih pada
Ternaungi (C) Tidak Ternaungi (C)
bagian samping soil tester.
22C 24C

Tabel 1.6 Pengukuran Kelembaban dan pH


Tanah
Kelembaban dan pH Tanah
Tidak

Ekologi Tumbuhan – Sabtu, 09 Maret 2019 4


Ternaungi Tidak Ternaungi karakteristik permukaan tanah dan
Kelembaban pH Kelembaban pH vegetasi yang dilalui.
(%) (%) Berdasarkan hasil praktikum pada
3% 6,2 4% 5,5 intensitas cahaya didapatkan hasil pada
tempat ternaungi 5 dan pada tempat tidak
2. LK terlampir ternaungi 181. Perbedaan hasil tersebut
dipengaruhi oleh datangnya sinar matahari
PEMBAHASAN sehingga pada tempat yang ternaungi
Berdasarkan hasil pengukuran memiliki intensitas cahaya yang rendah
suhu dan kelembaban udara didapatkan dari pada tempat yang tidak ternaungi.
hasil yang berbeda juga pada tempat Menurut (Wijayanto & Nurunnajah, 2012),
ternaungi dan tempat yang tidak ternaungi. waktu penelitian yang berbeda juga akan
Sesuai dengan hasil praktikum suhu udara mendapatkan hasil yang bebeda. Dari hasil
pada tempat ternaungi 24,7C dan tidak yang didapat terlihat bawasannya pada

ternaungi 24,9C. Perbedaan ini waktu pagi hari intensitas cahaya

dikarenakan faktor datangnya sinar mengalami peningkatan karena sinar

matahari sehingga keduanya mengalami matahari datang dan intensitas cahaya

perbedaan. Menurut (Cahyono, 2017), yang paling tinggi terjadi pada waktu siang

faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi hari karena matahari berdatempat diatas

rendahnya suhu udara pada suatu tempat sedangkan pada pagi hari tidak terlalu

adalah jarak dari matahari, lama intens.

penyinaran matahari, kemiringan sudut Kelembaban udara pada tempat

datang matahari. ternaungi 83% dan tempat ternaungi 68%

Kecepatan angin berdasarkan hasil hal ini dikarenakan faktor dari sinar

praktikum pada tempat ternaungi dan tidak matahari yang ada. tingkat kelembaban

ternaungi yaitu 0 knot, hal ini dikarenakan yang lebih tinggi dibanding dengan tempat

tempat berada pada daratan rendah dan yang tidak ternaungi, karena pada tempat

tidak adanya perbedaan tekanan udara yang tidak ternaungi lebih kering karena

yang membuat tidak ada kecepatan angin. cahaya matahari benar-benar terpapar.

Menurut (Cahyono, 2017), kecepatan Tetapi hal ini bisa saja terjadi dikarenakan

angin yaitu kecepatan udara yang bergerak saat pengukuran angka belum konstan

secara horizontal pada ketinggian dua sehingga hasil yang didapat kurang tepat.

meter di atas tanah. Besarnya perbedaan Faktor lain yang bisa menjadi penyebab

tekanan udara antara asal dan tujuan angin dari hal itu juga bisa saja karen tempat

merupakan faktor yang menentukan yang ternaungi memiliki banyak rumput

kecepatan angin, dan juga faktor lain yaitu atau pepohonan sehingga kandungan air
sudah diserap oleh tanaman yang mana

Ekologi Tumbuhan – Sabtu, 09 Maret 2019 5


menyebabkan tempat tersebut mengalami pertumbuhan dan perkembangan secara
evaporasi dan berakibat pada turunnya tidak langsung, melalui pengaruhnya
kadar kelembaban di udara (Cahyono, terhadap kelembaban tanah.
2017). Menurut Yulianti (2007) dalam
Hasil pengamatan suhu tanah pada (Kesumawati et al., 2012), yang
tempat ternaungi sebesar 22C dan tempat menyatakan bahwa pemberian naungan
ternaungi 24C. Faktor yang pada daerah tersebut dapat menurunkan
mempengaruhi perbedaan pada paparan suhu udara dan meningkatkan
sinar matahari. Pada tempat tidak kelembabannya. Berdasarkan hasil
ternaungi suhu tanah lebih tinggi karena pengukuran pH didapat pada tempat
terjadi paparan langsung ke tanah berbeda ternaungi sebsar 6,2 dan tidak ternaungi
dengan tempat yang ternaungi yang tidak 5,5 hal ini dipengaruhi dari faktor tanaman,
secara langsung terkena paparan sinar karena pada daerah yang ternaungi berarti
matahari. Menurut (Karyati et al., 2018), ada tanaman pada daerah tersebut yang
suhu tanah yang tinggi dipengaruhi tinggi sedangkan pada daerah yang tidak
beberapa faktor yaitu sinar matahari ternaungi pHnya lebih masam karena dari
Proses fotosintesis oleh tanaman faktor tanaman yang hidup pada daerah itu
melibatkan penggunaan air, pemantulan dan penggunaan pupuk pada tanaman.
pancaran yang datang, dan energi,
cenderung menurunkan suhu dan secara KESIMPULAN
tidak langsung menurunkan suhu tanah. 1. Perbedaan dari hasil pengukuran
Kondisi permukaan tanah pada daerah antara suhu dan kelembaban pada
tertentu juga turut mempengaruhi suhu tempat ternaungi dan tidak ternaungi
tanah pada daerah tersebut. Tanaman disebabkan oleh tingkat penyinaran
penutup yang ada pada tanah dan serasah dan daya serap sinar matahari, pada
dapat membantu menyekat dan suhu udara perbedaan dipengaruhi dari
mengakibatkan dapat meredam suhu kecepatan angin.
tanah. 2. Tempat yang ternaungi memiliki suhu
Kelembaban tanah pada tempat yang reatif rendah dan tingkat
ternaungi 83% dan tempat ternaungi 68% kelembaban yang tinggi. Sedangkan
hal ini dikarenakan faktor dari sinar Tempat yang tidak ternaungi memiliki
matahari yang ada, kadar air dalam tanah suhu yang relatif tinggi dan tingkat
dan struktur tanah. Menurut (Karyati et al., kelembaban yang rendah.
2018), Hasil pengukuran dalam tanah, KRITIK DAN SARAN
maka kelembaban tanahnya semakin Kritik : Untuk pemilihan lokasi praktikum
tinggi. Curah hujan dan evepotranspirasi lapang mohon diinfokan sebelum
berpotensial berpengaruh terhadap praktikum.

Ekologi Tumbuhan – Sabtu, 09 Maret 2019 6


Saran : semoga setelah pelaksanaan
praktikum diberi penguatan terkait materi
yang telah dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, T. (2017). Penyehatan Udara.
Yogyakarta: ANDI.
Karyati, Putri, R. O., & Syarifudin, M.
(2018). Suhu dan kelembaban tanah
pada lahan revegetasi pasca tambang
di Pt Adimitra Baratama Nusantara,
provinsi Kalimantan Timur. jurnal
Agrifor, 17 (1),103.
https://doi.org/10.31293/af.v17i1.3280
Kesumawati, E., Hayati, E., Thamrin, M.,
Fakultas, J. A., Universitas, P., Kuala,
S., Fakultas, A. (2012). The Effects of
Shading and Varieties on Growth and
Yield of Strawberry (Fragaria Sp.) in
Lowland. Jurnal Agrista, 16(1), 14–21.
Sarpian, T. (2007). Pedoman Berkebun
Lada dan Analisis Usaha Tani.
Yogyakarta: Kasinus.
Wijayanto, N., & Nurunnajah. (2012).
Intensitas Cahaya, Suhu,Kelembaban
dan Sistem Perakaran Mahoni
(Swietenia macrophylla King.) di RPH
Babakan Madang, BKPH Bogor, KPH
Bogor. Jurnal Silvikultur Tropika, 3(1),
8–13.

Ekologi Tumbuhan – Sabtu, 09 Maret 2019 7

Anda mungkin juga menyukai