Anda di halaman 1dari 6

Adapun tata cara pengoperasian alat ukur pH Tanah adalah sebagai berikut:

1. Siapkan batere 9 volt sebagai tenaga/power untuk mengoperasikan alat.

2. Buka bagian belakang alat sebagai tempat batere berada secara hati hati, pasang
batere dan jangan lupa sesuaikan dengan kutub min dan plusnya.

3. Nyalakan tombol on.

4. Sesuaikan posisi saklar yang berada di bagian belakang alat (diatas kotak
batere), jika mau mengukur suhu, geser saklar ke posisi huruf yang menunjukan
derajat Celsius, jika mau mengukur pH tanah, atur saklar di posisi pH.

5. Sebelum ditancapkan ke tanah pastikan batang “Probe” dalam keadaan bersih


dan buka tutup/pelindung Probe (warna putih”

6. Pastikan jika tanah dalam keadaan keras/padat/Compact, harus digemburkan


dahulu (tidak perlu disiram air, karena bisa berpengaruh pada kelembabannya), bisa
digemburkan dengan Cetok/ Cangkul. Usahakan jangan langsung menancapkan ke
tanah jika tanah dalam keadaan keras/kompak.

7. Setelah pemakaian, bersihkan alat dengan Aquades dan di lap dengan kain
bersih dan lembut (Flanel) atau bisa dengan Tissue. Simpan di tempat Kering.
. Cara Menggunakan Altimeter
Agar mendapatkan hasil yang akurat, ikutilah langkah-langkah berikut dalam penggunaan
altimeter:
1. Tempatkan altimeter pada posisi datar dan pastikan gelembung nivo berada tepat di
tengah lingkaran.

2. Selanjutnya, aturlah jarum indikator yang memiliki tanda minus dan plusagar berada di
tengah. Untuk mengaturnya, putarlah tuas pemutar besar yang berada pada altimeter.

3. Kemudian, aturlah skala ketinggian pada titik 0 meter. Caranya, tariklah ke atas lalu putar
tuas pemutar kecil.

CEK JUGA:

 Pengertian, Jenis, dan Fungsi Anemometer


 Fungsi Meteran Laser dan Cara Menggunakannya
 Mikrometer Sekrup (Pengertian, Tingkat Ketelitian, Bagian-Bagian, dan Cara
Penggunaan)

4. Setelah itu, pindahkan altimeter ke tempat yang akan diukur ketinggiannya.

5. Terakhir, carilah ketinggian tempat yang diinginkan dengan cara memutar atau mengatur
jarum indikator hingga berada di tengah lalu bacalah skala yang muncul.

Pahami bagian-bagian jangka sorong. Sebuah jangka sorong memiliki rahang utama/tetap:
bagian bawah yang lebih besar digunakan untuk mengukur diameter luar (atau ketebalan)
benda, dan rahang yang lebih kecil (bagian atas) digunakan untuk mengukur diameter
dalam benda. Beberapa model jangka sorong juga memiliki pengukur kedalaman. Skala
utama tetap pada tempatnya, sedangkan skala vernier (skala nonius) adalah sebutan untuk
skala geser/sorong yang juga berfungsi membuka dan menutup rahang.

Bacalah skala pada jangka sorong. Setiap skala pada jangka sorong dibaca seperti halnya pada
penggaris biasa. Pada dasarnya, jangka sorong memiliki skala utama yang ditandai dengan angka
dalam satuan inci atau sentimeter, ditambah pembagian lebih kecil di antaranya. Skala geser
(vernier) seharusnya memiliki tanda angka di atasnya untuk menunjukkan ukuran skala yang
mewakili.

Jika pada skala geser tidak dituliskan angka, Anda dapa berasumsi bagian-bagian angka tersebut
mewakili 1/10 dari pembagian terkecil pada skala utama. Sebagai contoh, jika garis terkecil pada
skala utama menunjukkan 0,1 inci maka setiap bagian angka pada skala vernier mewakili 0,01 inci.

Skala utama adalah “ukuran asli,” sementara skala geser diperbesar untuk pembacaan yang mudah.
Sistem perbesaran memungkinkan jangka sorong mengukur lebih tepat daripada sebuah penggaris.

Periksa skala dari bagian-bagian terkecil. Sebelum membuat pengukuran, hitunglah jumlah garis di
antara dua angka pada skala vernier. Gunakan garis tersebut untuk menentukan berapa ukuran yang
terwakili oleh setiap garis terkecil.

Sebagai contoh, angka pada skala vernier menunjukkan 0,1 inci, dan ada lima garis tidak berangka di
antaranya. 0,1 inci ÷ 5 = 0,02 inci, jadi setiap garis tidak berangka mewakili 0,02 inci.

Bersihkan benda yang akan diukur. Bersihkan benda dengan lap untuk memastikan tidak ada
lemak/minyak yang menempel, dan tidak ada apa pun yang akan mengganggu pengukuran yang
akurat.

Bukalah kunci sekrup. Jika jangka sorong Anda memiliki sekrup pengunci, kendurkan sebelum Anda
memulai pengukuran.

Memutar ke kanan (searah jarum jam) akan mengencangkannya, sedangkan memutar ke kiri
(berlawanan arah jarum jam) akan mengendurkannya.

6
Tutuplah rahang jangka sorong. Sebelum mengukur apa pun, tutup/rapatkan rahang dan tahan
pembacaan pada angka nol sehingga Anda akan mendapatkan ukuran yang tepat. Jika tidak, saat
Anda melakukan pengukuran tidak akan memulai dengan skala yang berimpit pada angka nol, dan
karenanya Anda harus mengoreksi kesalahan nol (zero error—kesalahan pengukuran akibat skala
alat tidak berada pada posisi angka nol).[1]

Sebagai contoh, jika nol pada skala geser (vernier) berimpit dengan 1 mm pada skala tetap (utama),
Anda memiliki kesalahan nol positif yaitu +1 mm. Kurangkan 1 mm dari semua hasil pengukuran
untuk mendapatkan hasil yang benar.

Jika angka nol pada skala geser berada terlalu ke kiri dari nol pada skala utama, Anda memiliki
kesalahan nol negatif. Geserlah rahang sehingga berimpit dengan nol, sementara memperhatikan
tanda angka untuk melihat ukuran dari kesalahan. Sebagai contoh, jika tanda 0,5 mm bergerak dari
angka 1 mm kira-kira ke posisi 2,1 mm, kesalahan nol adalah –(2,1 – 1), atau -1,1 mm. Tambahkan
1,1 mm ke semua hasil pengukuran untuk memperbaikinya.

Bagian 2 dari 2:

Menggunakan Jangka Sorong

Geserlah salah satu rahang untuk menjepit benda yang hendak diukur. Jangka sorong memiliki dua
jenis rahang. Rahang yang lebih besar menjepit sekeliling benda, untuk mengukur
bentangan/ketebalannya. Rahang yang lebih kecil ditempatkan ke dalam bukaan/lubang benda,
kemudian dapat ditekan untuk mengukur diameter bagian dalam (lubang) dari benda tersebut. Anda
dapat menyesuaikan pasangan rahang tersebut dengan cara menggeser skala yang lebih kecil (skala
geser/vernier/nonius). Setelah Anda mendapatkan salah satu rahang pada posisinya, kencangkan
sekrup pengunci jika ada.

Bacalah skala utama yang berimpit dengan angka nol pada skala geser. Pada prinsipnya, skala utama
pada jangka sorong menunjukkan angka bulat ditambah angka desimal (persepuluhan) yang
pertama.[2] Bacalah pengukuran angka nol pada skala geser vernier sebagaimana Anda membaca
penggaris biasa.

Sebagai contoh, jika nol (0) pada skala geser segaris dengan angka 2 inci, hasil pengukuran Anda
adalah 2 inci. Jika angka tersebut berimpit melewati angka 2 inci lebih enam persepuluh (6/10), hasil
pengukuran Anda adalah 2,6 inci.

Jika hasilnya di antara dua garis, cukup gunakan nilai yang lebih kecil. Jangan berusaha untuk
memperkirakan nilai antara kedua garis tersebut.

Bacalah skala vernier. Carilah garis pertama pada skala vernier yang berimpit secara sempurna
dengan garis mana pun pada skala utama. Garis tersebut menunjukkan nilai dari digit tambahan.
Sebagai contoh, angka 14 pada skala vernier berimpit dengan sebuah garis pada skala utama.
Katakanlah garis tersebut mewakili tambahan 0,01 inci. Jadi, angka 14 mewakili 0,014 inci.

Pembacaan tersebut menjadikan tidak ada perbedaan garis mana pada skala utama yang berimpit.
Kita telah mengambil pembacaan dari skala utama. Jadi, jangan melakukan pembacaan lain.

Jumlahkan kedua angka yang diperoleh. Jumlahkan hasil pembacaan dari skala utama dan skala
vernier untuk mendapatkan jawaban akhir. Pastikan Anda menggunakan satuan yang benar sesuai
yang tercantum pada setiap skala. Jika tidak, Anda tidak akan mendapatkan jawaban yang benar.

Dalam contoh, kita mengukur 2,6 inci pada skala utama, dan 0,014 inci pada skala vernier. Hasil
pengukuran akhir adalah 2,614 inci.

Angka tersebut tidak selalu segaris secara rapi/tepat. Sebagai contoh, jika skala utama dalam satuan
sentimeter terbaca 0,85 dan skala vernier 0,01 cm terbaca 12, penjumlahan keduanya akan
menghasilkan 0,85 + 0,012 = 0,862 cm.

Tertib pemakaian kompas sebagai berikut :

1. Keluarkan kompas dari sarungnya, dan periksalah dengan baik kelincahan gerak jarum kompas
dengan posisi gelembung udara nivo (bull’s eye level) berada tepat ditengah lingkaran merah.
Apakah tidak ada hambatan gerak jarum kompas oleh karena bersentuhan dengan gelas penutup.

2. Apabila kompas dalam keadaan sulit untuk bergerak bebas, jangan langsung dibuka sendiri gelas
penutup kompas (berkonsultasikan dengan asisten / teknisi).

3. Apabila sudah seimbang sempurna, peganglah kompas pada posisi kompas diletakkan diatas
telapak tangan dan dilengketkan pada perut atau sejajar dengan pinggang agar supaya tidak mudah
goyah sambil meluruskan pengarah ke objek dengan tetap mempertahankan posisi gelembung
ditengah-tengah nivo.

4. Sighting arm (lengan pengarah) dibuka horizontal dan peep sight ditegakkan dan diarahkan ke
objek, dalam keadaan kompas tetap seimbang.

5. Setel cermin pengarah sehingga titik objek terlihat pada cermin masuk ke lubang pengarah dan
terletak pada garis poros cermin sambil tetap mempertahankan kompas (perhatikan gelembung
udara pada nivo, harus tetap berada ditengah lingkaran).

Gambar 2.6 A. Posisi katup cermin kompas dan garis arah stile pada pinggang

B. Pada posisi sejajar mata

6. Pembacaan dilakukan apabila jarum sudah diam.

7. Catat nilai / angka yang ditunjukan pada kompas


Dalam penggunaan barometer, sudah pasti mempunyai sistem yang bergantung pada jenis
barometer yang akan kalian gunakan.

Tersedia barometer

Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, ada beberapa jenis barometer yang tersedia di pasar.
Jika kalian ingin menggunakan barometer yang sudah lama maka ada kemungkinan barometer
tersebut adalah barometer air raksa atau aneroid.

Sebelum mengutamakan, mengutamakan ketinggian. Hanya beberapa barometer yang dapat


berfungsi dengan baik di tempat tinggi. Jika kalian tinggal pada wilayah yang tinggi di atas
permukaan laut, maka belilah barometer yang secara khusus dapat berfungsi pada ketinggian.

Memperhatikan hasil pembacaan tekanan barometer setempat.

Bila memakai barometer aneroid, maka kalian butuh mengalibrasinya sesuai lokasi. Perhatikan
ramalan cuaca di lokasi kalian untuk melihat tekanan barometer. Pastikan hasil pembacaannya
benar, sebab tidak sama beberapa kilometer sedikitpun dapat mempengaruhi pembacaan
barometer.

Atur jarum indikator pada barometer.

Gunakan untuk mengukur kecil pada bagian belakang barometer. Bisa dengan obeng kecil, putar
sekrup penyetel guna menggerakan jarum ke tekanan udara pada saat di lokasi kalian berada.
Pemberitahuan bagian depan dan berhentilah memutar obeng ketika jarum telah menunjukkan
pembacaan yang benar dan sesuai. Sementara jika kalian menggunakan barometer air raksa, maka
kalian wajib memakai faktor konversi sebagai pembacaan kalian.

Tepatkan atau gantungkan barometer di tempat yang sesuai.

Barometer akan berfungsi sama bila dipasang di dalam ruang atau di luar ruangan. Tekanan udara
akan sama di mana pun barometer tersebut ditempatkan. Namun, jauhkan lokasi yang sering
mengalami perubahaan suhu, misalnya di dekat kamar mandi atau mesin pemanas. Dengan
demikian, pada ruangan tertutup rapat dan berpendingin udara yang tidak akan mempengaruhi dari
tekanan udara. Jika tidak, maka ada baiknya kalian hindari.

Sesekali periksa untuk memastikan barometer bekerja dengan baik.


Bila kalian masih tidak yakin dengan hasil pembacaan yang belum akurat, periksalah barometer
dengan beberapa cara mudah ini. Pada barometer tetap yang terpasang di dinding, maka atur
dengan pelan dengan menggeser bagian bawahnya ke samping hingga membentuk sudut 45 derajat.

Prinsip Kerja Barometer

Pada raksa udara, ukuran standar untuk suhu yang terdapat tekanan udara adalah 76 cm. Hal ini
disebabkan oleh ruang hampa bagian barometer yang berisi kolom paling atas tidak dipengaruhi
oleh perubahan tekanan dari tabung kaca.

Hal ini berarti bahwa kolom merkuri akan bergerak naik sesuai dengan tekanan udara yang terdapat
pada bejana air raksa.

Sehingga bisa semakin besar tekanan udara, maka pergerakan kolom merkuri juga semakin naik.
Malah bila tekanan udara atau oksigen semakin rendah, maka kolom gerak merkuri akan semakin
turun

Anda mungkin juga menyukai