1. Pengertian Pragmatik
Pragmatik adalah salah satu cabang dari linguistik simbolik. Semiotika mengkaji bahasa,
tanda, tanda, tanda dan acuan serta maknanya dalam pembawa kehidupan. Pragmatik
mempelajari hubungan antara bahasa dan konteks serta hubungan antara penggunaan
bahasa dan pengguna/penuturnya. .
Pragmatik dibedakan menjadi dua:
• Pragmatik sebagai sesuatu yang diajarkan, ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu
pragmatik sebagai bidang kajian linguistik dan pragmatik sebagai salah satu segi di dalam
bahasa
• Pragmatik sebagai sesuatu yang mewarnai tindakan mengajar. Pragmatik pada dasarnya
memperhatikan aspek-aspek proses komunikatif (Noss dan Llamzon, 1986: 34).
Menurut Noss dan Llamzon, dalam kajian pragmatik ada empat unsur pokok,
yaitu hubungan antarperan , latar peristiwa, topik dan medium yang digunakan.
Pragmatik mengarah kepada kemampuan menggunakan bahasa dalam berkomunikasi
yang menghendaki adanya penyesuaian bentuk (bahasa) atau ragam bahasa dengan
faktor-faktor penentu tindak komunikatif.
2. Pengertian dan Aspek Situasi Tutur
Sebagai salah satu cabang ilmu bahasa yang berkaitan langsung dengan peristiwa
komunikasi, maka pragmatik tidak dapat dipisahkan dari konsep situasi tutur. Dengan
menggunakan analisis pragmatis, maksud atau tujuan dari sebuah peristiwa tutur dapat
diidentifikasikan dengan mengamati situasi tutur yang menyertainya. Rustono (1999:26)
menyatakan bahwa situasi tutur adalah situasi yang melahirkan tuturan. Hal tersebut
berkaitan dengan adanya pendapat yang menyatakan bahwa tuturan merupakan akibat,
sedangkan situasi merupakan penyebab terjadinya tuturan.
Situasi tutur adalah situasi yang melahirkan tuturan. Pernyataan ini sejalan dengan
pandangan bahwa tuturan merupakan akibat, sedangkan situasi tutur merupakan
sebabnya. Dalam komunikasi tidak ada tuturan tanpa situasi tutur. Dengan kata lain
maksud tuturan yang sebenarnya hanya dapat diidentifikasi melalui situasi tutur yang
mendukungnya. Dapat pula dikatakan bahwa sebuah tuturan tidak senantiasa merupakan
representasi langsung elemen makna unsur-unsurnya (Sperber & Wilson, 1989). Leech
(1983) mengemukakan sejumlah aspek yang senantiasa harus dipertimbangkan dalam
berkomunikasi. Aspek- aspek tersebut adalah sebagai berikut.
Tuturan sebagai tindakan atau aktivitas memiliki maksud bahwa tindak tutur
merupakan sebuah tindakan. Menuturkan sebuah tuturan dapat dilihat sebagai melakukan
tindakan. Tuturan dapat dikatakan sebagai sebuah tindakan atau aktivitas karena dalam
peristiwa tutur, tuturan dapat menimbulkan efek sebagaimana tindakan yang dilakukan
oleh tangan atau bagian tubuh lain yang dapat menyakiti orang lain atau mengekspresikan
tindakan.
b. Tindak Lokusi
Tindak lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu. Tindak tutur ini disebut
sebagai The Act of Saying Something.
Contoh:
1. Ikan paus adalah binatang menyusui
Kalimat di atas diutarakan oleh penuturnya semata-mata untuk menginformasikan
sesuatu tanpa tendensi untuk melakukan sesuatu, apalagi untuk memengaruhi lawan
tuturnya. Informasi yang diutarakannya adalah termasuk jenis binatang apa paus itu.
2. Jakarta merupakan Ibukota dari negara Republik Indonesia.
Kalimat di atas diutarakan oleh penuturnya semata-mata untuk menginformasikan
sesuatu tanpa tendensi untuk melakukan sesuatu, apalagi untuk memengaruhi lawan
tuturnya. Informasi yang diutarakannya adalah Jakarta merupakan Ibukota dari negara
Republik Indonesia.
3. Chairil Anwar merupakan salah satu penyair angkatan ’45 selain Rivai Apin dan Asrul
Sani.
Kalimat di atas diutarakan oleh penuturnya semata-mata untuk menginformasikan
sesuatu tanpa tendensi untuk melakukan sesuatu, apalagi untuk memengaruhi lawan
tuturnya. Informasi yang diutarakannya adalah Chairil Anwar merupakan salah satu
penyair angkatan ’45 selain Rivai Apin dan Asrul Sani.
c. Tindak Perlokusi
Sebuah tuturan yang diutarakan oleh seseorang sering kali mempunyai daya
pengaruh (perlocituonary force), atau efek bagi yang mendengarkannya. Efek atau daya
pengaruh ini dapat secara sengaja atau tidak sengaja dikreasikan oleh penuturnya. Tindak
tutur yang pengutaraannya dimaksudkan untuk memengaruhi lawan tutur disebut dengan
tindak perlokusi. Tindak ini disebut The Act of Affecting Someone.
Contoh:
1. Kemarin saya sangat sibuk
Kalimat di atas bila diutarakan oleh seseorang yang tidak dapat menghadiri undangan
rapat kepada orang yang mengundangnya, kalimat ini merupakan tindak ilokusi untuk
memohon maaf, dan perlokusinya (efek) yang diharapkan adalah orang yang
mengundang dapat memakluminya.
2. Jalan ini sedang diperbaiki.
Ketika orang membaca kalimat di atas, maka orang tersebut tidak akan melewati jalan
yang sedang diperbaiki tersebut dan kemudian memilih jalan lain yang bisa dilewati.
3. Zona khusus anak-anak.
Ketika orang–khususnya orang dewasa–membaca tulisan di atas, maka orang tersebut
tidak akan memasuki area atau tempat yang dimaksud (zona khusus anak-anak).