NIM 1810721001
A. Peristiwa Tutur
– Istilah dan teori tindak tutur awalnya diperkenalkan oleh T.L. Austin yang
merupakan seorang guru besar Universitas Harvard pada tahun 1965. Namun,
teori ini baru berkembang dan dikenal dalam dunia linguistik setelah diterbitkan
buku berjudul “Speect Act, and Essay in the philosophy of language” yang ditulis
oleh Searle pada tahun 1969.
– Searle mengemukakan bahwa dalam semua interaksi lingual terdapat tindak
tutur Interaksi lingual bukan hanya lambang kata atau kalimat, melainkan lebih
tepat bila disebut produk atau hasil dari lambang, kata, atau kalimat yang
berujud perilaku tindak tutur (the performance of speech act).
– Richard (dalam Purba. 2011: 79) mengemukakan bahwa tindak tutur (dalam arti
yang sempit sekarang) adalah istilah minimal dari pemakaian situasi
tutur/peristiwa tutur/tindak tutur.
– Tindak tutur adalah produk atau hasil dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu
dan merupakan kesatuan terkecil dari interaksi lingual (Aslinda dan Syafyahya,
2007: 34)
– Berbeda dengan peristiwa tutur yang bersifat sosial, tindak tutur bersifat
individual. Tindak tutur adalah tindakan yang dilakukan oleh penutur pada saat
berlangsungnya percakapan (Purba, 2011: 81).
– Richards (dalam Purba, 2011) menyebutkan bahwa fungsi utama percakapan
adalah pernyataan tindak tutur, hal ini dikarenakan ketika orang-orang
bercakap-cakap, mereka mungkin membuat janji, memberikan pujian,
mengkritik, mengundang atau memperingatkan. Dengan demikian, tujuan
utama penutur maupun petutur dalam sebuah percakapan adalah untuk
menginterpretasikan tindak tutur secara tepat.
Untuk menuangkan makna dalam bentuk tindak tutur, maka hal tersebut dipegaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu:
– Bahasa apa yang digunakan saat bertutur
– Kepada siapa menyampaikan tuturan
– Dalam situasi apa tuturan disampaikan
– Kemungkinan-kemungkinan struktur dalam bahasa yang digunakan
Keempat faktor tersebut menunjukkan bahwa suatu maksud tuturan perlu
mempertimbangkan berbagai kemungkinan tindak tutur sesuai dengan posisi
penutur, situasi tutur, dan kemungkinan struktur yang ada dalam bahasa.
klasifikasi tindak tutur berdasarkan
maksud penutur
– Ada pun klasifikasi tindak tutur berdasarkan konteks situasi terbagi dua, yaitu langsung
dan tidak langsung.
Situasi Tutur