Anda di halaman 1dari 24

Pengertian dan Jenis

Hubungan Makna,
kelompok 6:

Ibnu Fadhil (1510722001)


Husni Mardhyatur Rahmi (1810721001)
Hannisa Prana Bella (1810721009)
Muhammad Rajif (1810722049)
Apa itu hubungan
makna?
Pengertian

Relasi makna atau hubungan makna


adalah hubungan semantik yang terdapat
antara satuan bahasa yang satu dengan
satuan bahasa lainnya. Satuan bahasa ini
dapat berupa kata, frase, maupun
kalimat; dan relasi semantik itu dapat
menyatakan kesamaan makna, kegandaan
makna, atau juga kelebihan makna.
Apa saja jenis-jenis
hubungan makna?
Ada beberapa jenis relasi atau
hubungan makna, diantaranya:
Sinonim
Antonim
Polisemi
Homonimi

Metonimia Hiponim
Sinonim
Sinonim terdiri atas 2 kata, yaitu: sin yang bermakna sama atau serupa, dan akar kata anonim yang
berarti nama. Sinonim dapat dikatakan sebagai sebuah kata yang dikelompokkan dengan kata-kata lain di
dalam klasifikasi yang sama berdasarkan makna umum. (Tarigan, 2009: 14)

Sinonim menurut kamus linguistik adalah bentuk bahasa yang maknanya mirip atau sama dengan bentuk
lain persamaan itu berlaku bagi kata kelompok kata atau kalimat walaupun umumnya dianggap sinonim
hanyalah kata-kata. (Kridalaksana, 2008: 222)

Sinonim adalah padanan kata (Sugono dalam Suhardi, 2015:77)

Sinonim atau sinonimi adalah hubungan semantik yang menyatakan adanya kesamaan makna antara satu
ujaran dengan ujaran lainnya (Chaer, 2012: 297)
Sinonim
Relasi sinonim bersifat dua arah, yaitu ketika sebuah ujaran a bersinonim dengan ujaran b,
maka ujaran b pun bersinonim dengan ujaran a.

Dua buah ujaran yang bersinonim memiliki makna yang tidak persis sama, hal ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya:

Tempat Bidang Nuansa


atau Keformalan Sosial
Waktu Kegiatan Makna
Wilayah
Sinonim adalah kata-kata yang mempunyai denotasi yang sama, tetapi memiliki
konotasi yang berbeda sehingga tidak semua kata yang bersinonim dapat saling
menggantikan. Hal ini menunjukkan sinonim memiliki perbedaan berdasarkan
Faktor nuansa makna.

Contohnya pada kata meninggal yang bersinonim dengan wafat, gugur, tewas,
berpulang, mangkat, dan mampus. Secara denotasi, kata-kata tersebut memiliki
satu makna yaitu mati. Namun, pemakaian kata-kata tersebut berbeda.

tewas Mangkat, wafat, mampus


meninggal gugur
dan berpulang
Antonim
Antonim terdiri atas kata anti atau ant yang berari ”lawan” ditambah akar kata onim
atau onuma yang berati ”nama”. Yang berarti kata yang mengandung makna yang
kebalikan atau berlawanan dengan kata yang lain (Tarigan, 2009: 30).

Menurut kamus linguistik, antonim adalah leksem yang berpasangan secara


antonimi. Sedangkan antonimi adalah oposisi makna dalam pasangan leksikal yang
dapat dijenjangkan (Kridalaksana, 2008:17).

Antonim adalah suatu kata yang memiliki bentuk berbeda dan memiliki makna yang
juga berbeda. Antonim juga disebut sebagai lawan kata (Suhardi, 2015:87).

Antonim atau antonimi dalah hubungan semantik antara dua buah satuan ujaran
yang maknanya menyatakan kebalikan, pertentangan, atau kontras antara yang satu
dengan yang lain (Chaer, 2012: 299).
Antonim
Hubungan dua kata yang berantonim bersifat dua arah. Misalnya kata bangun dan tidur, kata
tidur berantonim dengan kata bangun, begitu juga dnegan kata bangun yang berantonim
dengan kata tidur.
Berdasarkan sifat hubungannya, Chaer (2012: 299) membagi antonim atas beberapa jenis,
diantaranya:

Antonimi Antonimi Antonimi Antonimi


bersifat bersifat bersifat bersifat
mutlak relatif relasional hieralkial
Tarigan (2008:36) mengklasifikasikan antonim atas
lima jenis, yaitu sebagai berikut:
Antonim gradabel
terjadi apabila suatu Antonim relasional Antonim resiprokal
Antonim kata tidaklah adalah antonim yang adalah antonim yang
komplementer adalah bersinonim dengan memperlihatkan makna mengandung pasangan
antonim berpasangan kata yang lain. anggota pasangannya. yang berlawanan dalam
yang saling melengkapi Contohnya : Contohnya: guru dengan makna, tetapi secara
Contoh: murid fungsional berhubungan
tidak senang # sedih.
siang dengan malam erat
Hiponim
adalah sejenis
antonim istimewa
yang sering dipakai
dan penting dalam
tatanama ilmiah dan
analisis semantik.
Homonim
Secara etimologi, homonim berasal dari bahasa yunani homos yang berarti sejenis atau
sama, dan kata onoma yang berarti nama. Dalam ilmu bahasa homonim disebut dengan kata-
kata yang sama bunyinya tetapi mengandung arti dan pengertian yang berbeda (Tarigan,
2008: 26).

Menurut kamus linguistik, homonim adalah kata yang berhomoni dengan kata lain, terdiri
atas homograf dan homofon. Sedangkan homonimi adalah hubungan antara kata yang ditulis
dan/atau dilafalkan dengan cara yang sama dengan kata lain, tetapi tidak mempunyai
hubungan makna. Ada yang disebut homografi dan homofoni (Kridalaksana, 2008:85).

Homonimi adalah dua buah kata atau satuan ujaran yang bentuknya ”kebetulan”
sama;maknanya berbeda, karena masing-masingnya merupakan kata atau bentuk ujaran
yang berlainan. Contohnya pada kata bisa yang dapat diartikan sebagai ’sanggup’ dan dapat
berati ’racun ular’.
Ilyas dalam (Suhardi 2015: 85)
mengelompokkan homonim atas 3, yaitu:
• Homofoni menurut kamus linguistik adalah hubungan
antara kata-kata yang berbeda maknanya, tetapi sama
lafalnya (Kridalaksana. 2008: 85).

• Homofon adalah kata yang dilafalkan sama, tetapi


memiliki bentuk tulisan dan makna yang berbeda
homofon (Suhardi, 2015: 86).

• Homofoni adalah adanya kesamaan bunyi (fon) antara


dua satuan ujaran tanpa memperhatikan ejaannya
(Chaer, 2012:303).

• Contohnya kata bang ‘saudara laki-laki’ dan bank


’suatu lembaga keuangan’, keduanya dilafalkan dengan
bunyi [baŋ]
• Homografi menurut kamus linguistik adalah hubungan
antara kata-kata yang berbeda maknanyatetapi sama
tulisannya (Kridalaksana, 2008:85).

• Homograf adalah kata yang memiliki bentuk dan


ucapan yang sama, tetapi memiliki makna yang
homograf berbeda. (Suhardi, 2015: 86)

• Istilah homografi mengacu pada bentuk ujaran yang


sama ortografiatau ejaannya, tetapi ucapan dan
maknanya tidak sama. (Chaer, 2012: 303)

• Contoh dari bentuk homograf adalah beruang, kata


beruang dapat bermakna ‘binatang buas’, dan
bermakna ‘memiliki uang’
• Heteronim menurut kamus linguistik adalah
salah satu dari dua kata atau lebih yang dieja
sama tetapi bermakna atau berlafal lain
(Kridalaksana, 2008: 81).

heteronim • Heteronim adalah suatu kata yang memiliki


bentuk sama akan tetapi memiliki ucapan dan
makna yang berbeda.

• Contoh heteronim adalah pada kata apel, yang


dapat bermakna buah apel dan bermakna
berkumpul untuk dilakukan proses absensi.
Hiponimi menurut kamus linguistik
Hiponim adalah hubungan dalam semantik
antara makna spesifik dan makna
generik atau antara anggota taksonomi
dan nama taksonomi (Kridalaksana,
Hiponim atau hiponimi adalah suatu
2008: 83).
kata yang maknanya sudah terwakili
oleh makna yang lebih luas
(superordinat). (Suhardi, 2015: 90)

Hiponimi adalah hubungan semantik antara


suatu bentuk ujaran yang maknanya tercakup
dalam makna bentuk ujaran lain. Relasi atau
hubungan hiponim bersifat satu arah, bukan
dua arah.
Contohnya:

berhiponim
berhipernim

Bunga

Mawar Anggrek Melati Kamboja

kohiponim
Polisemi adalah kata-kata yang
Polisemi mengandung makna ganda ayau
mengandung makna lebih dari satu, tetapi
makna yang dibentuk tersebut masih
memiliki hubungan dengan makna semula.
Menurut kamus linguistik, polisemi
Proses pembentukan polisemi dari sebuah
adalah pemakaian bentuk bahasa
kata menjadi polisemi disebut kepolisemian
seperti kata, frase, dsb. dengan makna
(Suhardi, 2015: 90)
yang berbeda-beda (Kridalaksana,
2008:197).

Sebuah kata atau satuan ujaran disebut


polisemi kalau kata itu mempunyai makna lebih
dari satu. (Chaer, 2012:301).
Contoh:

Contohnya kata kepala yang bermakna


bagian teratas tubuh, namun kata kepala
dapat dibentuk menjadi polisemi sebagai
berikut:
a. Kepala kantor
b. Kepala keluarga
c. Kepala suku
d. Kepala desa
e. Kepala sekolah, dsb.
Pengertian
Metonimia
Menurut kamus linguistik, metonomia
adalah pemakaian nama untuk benda
lain yang berasosiasi atau yang menjadi
atributnya.

Contoh:

Pemakaian kata si kacamata untuk


seseorang yang berkacamata.
DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta: PT


Gramedia Pustaka Utama

Suhardi. 2015. Dasar-Dasar Ilmu Semantik. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Tarigan, Hendry Guntur. 2009. Pengajaran Semantik. Bandung: Penerbit Angkasa


Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai