Kel 3 - 2 PB 2 - Projek Tugas Semantik
Kel 3 - 2 PB 2 - Projek Tugas Semantik
Kelompok 3 (2 PB 2)
Damayanti, Rini. (2017). Modul Semantik Bahasa Indonesia. Surabaya: Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
Sinonimi
Kridalaksana (1993) dalam Kamus
Linguistik, sinonim adalah bentuk
bahasa yang maknanya mirip atau
sama dengan bentuk lain; kesamaan
itu berlaku bagi kata, kelompok kata,
atau kalimat, walaupun umumnya
berupa kata-kata saja.
Damayanti, Rini. (2017). Modul Semantik Bahasa Indonesia. Surabaya: Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
Hal-hal yang Menyebabkan Sinonim
01 03
02 Makna emotif
dan evaluatif
Penyerapan
kata-kata asing Penyerapan
kata-kata daerah
Damayanti, Rini. (2017). Modul Semantik Bahasa Indonesia. Surabaya: Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
Prinsip komplementasi, prinsip yang
menjelaskan makna kata yang satu
berlawanan dengan makna kata yang lain
atau disebut antonim.
— Antonim —
Masduki. Relasi Makna (Sinonimi, Antonimi, dan Hiponimi) dan Seluk Beluknya. Prosodi. 7. Diakses dari https://journal.trunojoyo.ac.id/.
Antonim adalah hubungan semantik antara dua buah
ujaran yang maknanya menyatakan kebalikan,
pertentangan, atau kontras.
01 02
Oposisi Kembar Oposisi Majemuk
Perlawanan kata yang merupakan Oposisi yang mencakup suatu
pasangan atau kembaran yang perangkat terdiri dari dua kata
mencakup dua anggota. Contoh: atau satu kata berlawanan
laki-laki dan perempuan, miskin dengan dua kata atau lebih.
dan kaya, ayah dan ibu. Contoh: diam antonim dengan
bergerak, berbicara, berjalan.
03 04
Oposisi Relasional Oposisi Hirarkis
Oposisi antara dua kata yang Oposisi yang terjadi karena
mengandung relasi kebalikan setiap istilah menduduki derajat
atau pertentangan yang bersifat yang berlainan (berupa nama
saling lengkapi. Contoh: satuan ukuran). Contoh: meter-
menjual-membeli, suami-istri. kilometer, kilogram-ton.
Masduki. Relasi Makna (Sinonimi, Antonimi, dan Hiponimi) dan Seluk Beluknya. Prosodi. 7. Diakses dari https://journal.trunojoyo.ac.id/.
Oposisi dalam Antonim
05
Oposisi Inversi
Homonim
Prinsip overlaping, yang
menjelaskan bahwa satu
kata memiliki makna yang
berbeda atau kata-kata
yang sama bunyinya tetapi
maknanya berbeda.
Homonim yang homograf dan homofon
01 adalah sama bunyi dan bentuknya.
Contoh: Bisa = sanggup;dapat, bisa =
racun ular.
Kridalaksana
(1993:175-176) Contoh
Polisemi adalah -Kepala = bagian tubuh; ketua
pemakaian bentuk bahasa Definisi atau pimpinan; bagian yang
seperti kata, frase, dan Polisemi ialah sebuah berada di atas atau depan.
sebagainya dengan kata atau suatu ujaran -- Kambing hitam = kambing
makna yang berbeda- yang mempunyai makna berbulu hitam; seseorang yang
beda. lebih dari satu. tidak bersalah tetapi
dipersalahkan.
BBM 7 Ilmu Semantik. Bandung: UPI.
Contoh dalam
Media
Elektronik
03
Faktor Penyebab
01
Faktor Kebahasaan (Linguistic
Causes) 02
Berkaitan dengan fonologi, morfologi, dan Faktor Sosial
sintaksis. Contohnya: dahulu kata sahaya
berati budak, tetapi kini berarti saya.
(Social Causes)
Berkaitan dengan perkembangan makna
kata dalam masyarakat. Contoh: kata
gerombolan makna dahulu orang yang
berkumpul atau kerumunan orang, kini
berarti pemberontak atau pengacau.
03. Faktor Kesejarahan (Historical
Causes)
Faktor Institusi
Faktor Objek Misalnya kata rukun dahulu bermakna
kerukunan antara warga, antar tetangga-tetangga/
antar warga-warga. Kini pengertiannya sudah
meluas, untuk institusi resmi.
01
faktor emotif
02
(emotif factor) kata-kata tabu
Misalnya kata bangsat dahulu dikaitkan dengan
binatang yang biasa menggigit jika kita duduk di kursi
rotan karena binatang itu hidup di sela-sela anyaman
rotan, kini maknanya manusia yang malas yang
kelakuannya menyakitkan hati.
kata-kata tabu, terdiri atas:
01 02
tabu karena
03
tabu karena ingin
tabu karena takut (taboo
menginginkan dikatakan sopan
of fear)
kehalusan kata (taboo (taboo of
Misalnya kata menaikkan harga
(dapat menimbulkan gangguan of delicacy) propriety)
keamanan) diganti kata
menyesuaikan harga. Misalnya kata makan diganti kata Misalnya Kata WC, toilet,
bersantap dan mencicipi, padahal kakus diganti kata kamar kecil
berbeda maknanya atau kamar belakang.
06. Kebutuhan
Kata yang Baru
05. Pengaruh Ini akibat perkembangan konsep baru namun belum ada
Bahasa Asing lambangnya tetapi perlu nama atau kata baru karena
bahasa adalah alat komunikasi. Contoh karena bangsa
Indonesia merasa kurang enak menggunakan katasaudara
Ini terjadi disebabkan oleh interaksi maka muncullah kata Anda. Kata saudara pada mulanya
antara sesama bangsa, tak dapat dihubungkan dengan orang yang sedarah dengan kita tapi
dihindari. Contoh kata dari bahasa kini kata saudara digunakan untuk menyebut siapa saja.is
Belanda: andil (aandeel), dokumentasi the farthest planet from the Sun and the fourth-largest one
(documentatie), insiden (incident), dan
lain-lain.
04
Perubahan
Makna
Penyempitan Makna
(Spesialisasi)
Menurut Chaer (1990: 147)
Perubahan makna menyempit adalah gejala yang
terjadi pada sebuah kata yang mulanya memiliki
makna yang cukup luas, kemudian berubah menjadi
terbatas hanya pada sebuah makna saja.
Contoh:
Tempat sampah RT 02 sangat bau.
Contoh:
Sekarang Nina sudah menjadi mahasiswa, bukan lagi siswa.
Kata “Mahasiswa” dan kata “Siswa” dalam pemakaian
bahasa Indonesia tidak hanya mengacu pada mahasiswa
atau pelajar yang berkelamin pria, tetapi juga pelajar yang
berkelamin wanita.
Peninggian Makna (Ameliorasi)
Suwandi (2011: 164)
Peninggian makna atau ameliorasi adalah proses perubahan makna kata yang
mengakibatkan makna yang baru dirasakan lebih tinggi, hormat, atau baik
nilainya dari pada makna yang lama atau semula.
Ameliorasi terjadi ketika makna suatu kata yang awalnya dirasakan rendah
nilainya kemudian berubah menjadi lebih tinggi atau lebih baik nilainya.
Contoh:
pembantu – asisten rumah tangga (Kata asisten rumah tangga menjadi lebih
sopan diucapkan dibandingkan kata pembantu)
● Mbok Iyem sudah bekerja sebagai pembantu di keluarga kami sejak Ibu
dan Ayah baru menikah.
● Mbok Iyem sudah bekerja sebagai asisten rumah tangga di keluarga kami
sejak Ibu dan Ayah baru menikah.
Penurunan Makna (Peyorasi)
Nugraheni (2006:9)
Berkebalikan dengan emeliorasi, peyorasi merupakan perubahan makna, di
mana suatu kata yang dimasa lampau maknanya dianggap baik, namun
apabila digunakan pada masa sekarang akan memiliki nilai rasa yang
rendah dan dianggap kata-kata kasar.
Contoh:
Meninggal – mati
• Rentenir itu kini telah meninggal dunia. (sebelum mengalami proses perubahan makna
peyorasi)
• Rentenir itu kini telah mati. (setelah mengalami proses perubahan makna peyorasi)
Kata meninggal memiliki makna yang sama dengan makna peyorasinya, “mati”. Namun kata
“mati” lebih terkesan tidak sopan dibandingkan kata “meninggal” jika dipakai untuk
manusia.
Pertukaran Makna (Sinestisia)
Sinestetia adalah perubahan makna yang terjadi
akibat pertukaran tanggapan antara indera yang
berbeda (tarigan,2009:88)
Metafora adalah perubahan makna suatu kata dari arti sesungguhnya menjadi
arti kiasan. Menurut pandangan retorika Aristoteles (Bagus, 1993: 43),
metafora merujuk pada sebuah kata yang digunakan dalam arti yang berubah.
Contoh:
Barack Obama menjadi singa podium saat pemilihan
presiden Amerika Serikat.
Kata-kata tabu adalah kata-kata yang tidak seharusnya diucapkan secara langsung pada orang lain
sehingga diperlukan istilah lain yang dianggap lebih halus dan dapat diterima orang lain dengan
memperhatikan nilai kesantunan. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menjaga hubungan baik
antarpenutur bahasa dari rasa ketidaknyamanan dan kesalahpahaman.
Kridalaksana (2008: 233) membagi kata tabu menjadi dua, yaitu:
Tabu Tabu
Negatif Positif
Wijana dan Rohmadi (2012) menyatakan bahwa berdasarkan motivasi psikologis yang
melatarbelakangi, kata-kata tabu muncul karena tiga hal:
Contoh:
1. Bupati membaca koran. (Berterima)
2. Kucing membaca koran. (Tidak berterima)
3. Bupati membaca pensil. (Tidak berterima)
Contoh:
• Rumah makan padang
Secara semantik dapat diartikan kalimat diatas adalah rumah orang padang makan, sedangkan secara pragmatik
memiliki konteks rumah yang menyajikan makanan khas padang.
• Mas, nasi goreng dua
Secara semantik memiliki arti membeli nasi goreng dua, entah membeli dua plastik atau dua bungkus.
Secara pragmatik memiliki konteks secara tulisan itu kurang jelas maksudnya, jika dilakukan dengan tuturan
memiliki konteks membeli nasi goreng dua bungkus .
Contoh Fenomena Terkini
• Ilokusi
Mengajak orang lain untuk makan di
warung makan Bu Sugeng,
Contoh Fenomena Terkini
• Perlokusi
Supaya orang – orang ikut mencoba
opor ayam dan gudeg Bu Sugeng.
08
Konsep Diksi
Konsep Diksi
Diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah cerita. Diksi bukan hanya
berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi
juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya. Enre (1988: 102) Menjelaskan bahwa
diksi ialah pilihan kata dan penggunaan kata secara tepat untuk mewakili pikiran dan perasaan yang ingin
dinyatakan dalam pola suatu kalimat.
Contohnya : Makna kata lihat dengan kata pandang biasanya bersinonim, tetapi kelompok kata pandangan mata
tidak dapat digantikan dengan lihatan mata.
• Seksama
Pada kata agung, besar,akbar, raya itu saling bersinonim, tetapi tidak mungkin jika kata jaksa agung diganti
menjadi jaksa besar.
• Lazim
Lazim adalah kata itu sudah menjadi milik bahasa Indonesia. Kata yang tidak lazim dalam bahasa Indonesia
apabila dipergunakan sangatlah akan membingungkan pengertian saja. Seperti kata makan dan santap, jika
digunakan pada kata makanan rohani saat diubah menjadi santapan rohani itu tidak lazim.
09
Hubungan dengan Pengayaan
Kosa Kata
Daftar Pustaka
Affini, Laily Nur. 2017. “Analisis Kata Tabu dan Klasifikasinya di Lirik Lagu
Eminem pada Album The Marshal Mathers LP”. Lensa: Kajian
Kebahasaan, Kesusastraan, dan Budaya 7, no. 1: 95.