menggunakan teknik analisis bahasa sehingga jelas kekontrasan diantara dua kata
atau wacana.
Mempergunakan antonim-antonim sebagai bagian dari analisis kata, jelas
melibatkan
penggunaan
pergantian
dan
peninjauan
secara
kontinyu,
D.Manfaat Pembahasan
1) Manfaat Teoretis
- Untuk menambah pengetahuan ilmu bahasa khususnya kajian semantik yang
memelajari tentang.
- Untuk mendapatkan hasil analisis kontras dengan menggunakan teknik analisis
yang tepat sehingga menghasilkan kesimpulan yang benar dan terbukti bahwa
terdapat kekontrsan dalam wacana yang sedang diteliti.
2) Manfaat Praktis
- bagi peneliti, dapat mejadi pedoman untuk penganalisisan kajian semantik
selanjutnya
- bagi guru, dapat menjadi referensi yang tepat dalam pembelajaran bahasa yang
umumnya hanya mengajarkan teori tanpa praktik dan pembuktian terhadap
analisis bahasa
- bagi peneliti lain, dapat menjadi referensi tambahan untuk menganalisis kajian
semantik yang lain.
E.KAJIAN TEORI
Dalam setiap bahasa, termasuk bahasa Indonesia, seringkali kita temui
adanya hubungan kemaknaan atau relasi semantik antara sebuah kata atau satuan
bahasa lainnya dengan kata atau satuan bahasa lainnya lagi. Hubungan atau relasi
kemaknaan itu mungkin menyangkut hal kesamaan makna (sinonim), kkebalikan
makna (antonim), kegandaan makna (polisemi dan ambiguitas), ketercakupan
makna (hiponim), kelainan makna (homonim), kelebihan makna (redundansi), dan
karena itu kata-kata yang yang beroposisi hierarkial ini adalah kata-kata yang
berupa nama satuan ukuran (berat, panjang, dan isi), nama satuan hitungan,
jenjang, pangkat, dan lain sebagainya Menurut Sukardi (1995:13). Oposisi ini
hampir sama dengan oposisi majemuk, tetapi terdapat kriteria tambahan, yaitu
tingkat. Ciri oposisi ini adalah penegasan terhadap yang satu menunjuk padan
yang lebih tinggi atau yang lebih rendah. Misalnya kata meter beroposisi hierarki
dengan kilometer, karena keduanya berada pada deretan yang menyatakan satuan
panjang. Jadi oposisi taksonomi ini merupakan oposisi yang mempertentangkan
kata-kata yang teramsuk dalam satu satuan kelompok, yang menyatakan satuan
ukuran, satuan hitungan, satuan jenjang, dan lain sebagainya.
3. Oposisi Dikotomik
Menurut Sukardi, 1995, 12. Oposisi jenis ini terjadi antara kata-kata yang
mengandung
relasi
kebalikan.
Misalnya:
suami-istri,
guru-murid,
dsb.
Sedangkan menurut Chaer, 2002, 91, oposisi ini bersifat saling melengkapi.
Artinya, kehadiran kata yang satu karena ada kata lain yang menjadi oposisinya.
Apabila tanpa kehadiran keduanya maka oposisi ini tidak ada. Misalnya: penjualpembeli, suami- istri, utara-selatan. Jadi oposisi tipe ini merupakan oposisi yang
terjadi apabila kedua kata oposisi tersebut hadir kedua-duanya karena kata satu
dengan kata yang saling saling melengkapi keoposisiannya dan merupakan
kebalikan diantara kata-katanya.
4. Oposisi Graduatif
Menurut Sukardi, 1995, 12. Oposisi ini menyangkut oposisi diantara dua
istilah yang masih memiliki tingkatan antara. Misalnya: kaya-miskin, besar-kecil,
panjang pendek, dsb. Di antara leksem kaya dan miskin masih memiliki derajat
yang lain, yaitu: sangat kaya, cukup kaya, agak kaya, sangat miskin, miskin
sekali, dan agak miskin. Sedangkan menurut Chaer, 2002, 90. Oposisi ini di sebut
juga oposisi kutub yang pertentangannya bersifat tidak mutlak, melainkan bersifat
relatif atau gradasi.
F.METODE
1) Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif
yang memaparkan dan mendeskripsikan hasil penelitian berdasarkan data alamiah
dan sesuai dengan konteks keberadaannya. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan metode dokumentasi yaitu Metode dokumentasi yaitu
usaha mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan
sebagainya. Dibandingkan dengan metode lain, maka metode ini agak tidak begitu
sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum
berubah. Dengan metode dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi
benda mati.
2) Teknik Penganalisisan Data
Penelitian ini menggunakan pendekatan referensial. Dalam pendekatan
referensial, makna diartikan sebagai label yang berada dalam kesadaran manusia
untuk menunjuk dunia luar. Sebagai label atau julukan, makna itu hadir karena
adanya kesadaran pengamatan terhadap fakta dan penarikan kesimpulan yang
keseluruhannya berlangsung secara subjektif. Kesadaran pengamatan dan
penarikan kesimpulan dalam pemberian julukan, dan pemaknaan tersebut,
berlangsung melalui bahasa. Akan tetapi, berbeda dengan bahasa keseharian,
bahasa yang digunakan di situ adalah bahasa perseorangan atau private language.
Terdapatnya bahasa perseorangan yang mempribadi tersebut lebih lanjut
menyebabkan keberadaan mmakna sangat ditentukan oleh adanya nilai, motivasi,
sikap, pandangan, maupun minat secara individual. Dengan makna yang beragam,
alam puisi, misalnya, pemberian julukan yang bersifat individual itu
mengakibatkan kata-kata yang digunakan menuansakan berbagai makna yang
beragam.Pendekatan referensial atau realisme mewakili paham yang berikut.
(1) Bahasa berfungsi sebagai wakil realitas.
(2) Wakil realitas itu menyertai proses berpikir manusia secara individual.
(3) Berpusat pada pengolahan makna suatu realitas secara benar.
(4) Adanya kesadaran pengamatan terhadap fakta dan penarikan kesimpulan
secara subjektif.
(5) Makna merupakan julukan atau label yang berada dalam kesadaran manusia
untuk menunjuk dunia luar.
(6) Membedakan makna dasar (denotatif) dari makna
G.Hasil Penelitian dan Pembahasan
Analisis kontras dalam penelitian ini mengambil contoh lirik lagu grup
band Wali yang berjudul Cari Jodoh. Liriknya adalah sebagai berikut :
Ibu-ibu bapak-bapak
Siapa yang punya anak bilang aku
Aku yang tengah malu
Sama teman-temanku
Karna cuma diriku yang tak laku-laku
Pengumuman-pengumuman
Siapa yang mau bantu
Tolong aku kasihani aku
Tolong carikan diriku kekasih hatiku
Siapa yang mau
Ibu bapak punya anak
Bilang-bilang aku
Aku yang tengah malu
Sama teman-temanku
Karna cuma diriku yang tak laku-laku
Dalam lirik lagu tersebut terdapat kata benda ibu dan bapak, selama ini
kedua kata tersebut dianggap sebagai lawan kata atau antonim, karena terdapat
ciri permanen yang membedakan keduanya. Kata ibu dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia memiliki beberapa pengertian diantaranya ibu adalah orang yang telah
melahirkan seseorang, sebutan untuk wanita yang sudah bersuami, panggilan
takzim kepada wanita yang sudah atau belum bersuami, dan dari yang utama dari
beberapa hal lain (misal, ibu sungai, ibu jari, bahasa ibu). Kata Bapak dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia juga memiliki beberapa pengertian diantaranya;
orang tua laki-laki, orang laki-laki yg dl pertalian kekeluargaan boleh dianggap
sama dng ayah (spt saudara laki-laki ibu atau saudara laki-laki bapak), orang yg
dipandang sbg orang tua atau orang yg dihormati (spt guru, kepala kampung),
panggilan kpd orang laki-laki yg lebih tua dr yg memanggil, orang yg menjadi
pelindung (pemimpin, perintis jalan, dsb yg banyak penganutnya), laki-laki
dewasa baik beristri maupun belum beristri.
Dari beberapa pengertian yang diperoleh untuk arti dari kata bapak dan ibu
terdapat pengertian yang menunjukkan perbedaan antara bapak dan ibu yang
merujuk pada lawan kata. Untuk memermudah klasifikasi perbedaan antara bapak
dan ibu maka digunakan analisis medan makna dan komponen makna sebagai
berikut :
Medan Makna
Manusia
Dewasa
Betina
Hamil
Jantan
Melahirkan
Menyusui
Gestur lemah gemulai
Gestur gagah perkasa
Ibu
+
+
+
+
+
+
+
-
Bapak
+
+
+
+
Pada lirik lagu wali yang berjudul cari jodoh terdapat kalimat ibu bapak
punya anak bilang bilang aku, dalam kalimat tersebut menunjukkan kontras atau
oposisi dikotomik antara kata ibu dan bapak karena dalam lirik tersebut jelas
menunjukkan bahwa seorang ibu dan seorang bapak pasti memiliki anak, sesuai
dengan analsis medan makna, maka keduanya saling melengkapi untuk bisa
memiliki anak.
Dari analisis medan makna yang mengacu pada pendekatan dan makna
referensial, yakni makna yang realis sesuai dengan subjek, maka diperoleh hasil
bahwa kata ibu kontras dengan kata bapak jika dilihat dari ciri pembeda secara
referensi subjektif. Ibu merupakan sosok manusia berjenis kelamin perempuan
yang dianggap telah dewasa, diberi anugerah oleh Tuhan bisa hamil, melahirkan
atau punya anak, dan bisa menyusui anaknya, memiliki gestur yang lemah
gemulai. Kata bapak memiliki ciri antara lain adalah bapak seorang manusia
berjenis kelamin laki-laki yang dianggap telah dewasa, dan memiliki gestur yang
gagah perkasa sebagai pelindung perempuan yang sikapnya lembut. Dari beberapa
ciri yang terdapat dalam medan makna tersebut dapat diketahui bahwa terdapat
ciri ibu yang tidak dimiliki bapak seperti hamil, melahirkan, menyusui, gestru
yang lemah gemulai, semua ciri tersebut hanya dimiliki oleh perempuan atau
seorang ibu. Dari deskripsi tersebut menunjukkan bahwa ibu beroposisi atau
kontras dengan bapak yang termasuk dalam kategori kontras dikotomik karena
antara ibu dan bapak bersifat saling melengkapi. Ibu tidak mungkin dapat hamil,
melahirkan, memiliki anak jika tidak menikah dengan seorang pria yang disebut
dengan bapak, seorang bapak pun tidak akan dapat memiliki anak jika tidak
menikahi seorang perempuan. Seorang perempuan yang bersifat lemah dan
lembut membutuhkan perlindungan dari seorang laiki-laki yang bersifat gagah.
Jadi, ibu dan bapak adalah kontras dalam hal ciri subjektif namun saling
melengkapi atau dikotomi dalam hal melengkapi perbedaan yang tidak dimiliki
satu sama lain.
H.SIMPULAN
Kata ibu dan bapak merupakan kontras atau oposisi dikotomik yakni
oposisi ini bersifat saling melengkapi, Artinya, kehadiran kata yang satu karena
ada kata lain yang menjadi oposisinya. Apabila tanpa kehadiran keduanya maka
oposisi ini tidak ada. Dalam lirik lagu wali cari jodoh, ibu bapak dianggap orang
yang punya anak sedangkan menurut kenyataan yang bisa memiliki anak hanya
seorang perempuan atau ibu sedangkan bapak tidak bisa hamil dan punya anak,
Menurut hasil analisi dengan menggunakan teknik referensial maka ibu dan bapak
merupakan kontras atau oposisi dikotomik, yakni saling melengkapi, ibu tidak
bisa memiliki anak tanpa ada seorang bapak.
I.DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2006. Bahasa Indonesia dalam Masyarakat: Telaah Semantik.
Jakarta: Rineka Cipta
Leech, Geoffrey. 2003. Semantik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Verhaar. 1983. Pengantar Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Ananda.2011.Pendekatan Makna. http://ordinary-nanda.blogspot.com/
Saprijal.2011.KajianMaknaSemantik. http://saprijalismi.blogspot.com