Metodologi Penelitian
Yang dibina oleh Prof. Dr. Eddy Sutadji, M.Pd. dan Dr. Sri Rahayuningsih, M.Pd.
Disusun Oleh:
SEKOLAH PASCASARJANA
2024
DAFTAR ISI
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Pada dasarnya metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dan tujuan serta
kegunaan dari objek penelitian. Cara ilmiah yang dimaksud di sini yaitu kegiatan penelitian yang
didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yang rasional, empiris, dan sistematis. Adapun metode penelitian
dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan dan tingkat kealamiahan objek yang diteliti. Salah satu di
antaranya yaitu metode penelitian kualitatif.
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, di mana peneliti adalah
sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis
data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi (Sugiyono, 2018:9).
Berdasarkan uraian di atas, maka makalah ini disusun guna dijadikan sebagai bahan acuan untuk
para peneliti yang ingin memahami lebih dalam lagi tentang metode kualitatif.
Metode penelitian kualitatif sering disebut juga metode penelitian naturalistik karena penelitiannya
dilakukan pada kondisi yang alamiah. Oleh karena itulah, metode penelitian ini banyak dipilih oleh
para pelajar dan pendidik ketika akan meneliti sesuatu. Tetapi banyak pula kekeliruan yang ditemui
dalam memilih metode ini. Hal itu dapat dilihat berdasarkan kenyataan yang ada yaitu masih banyak
yang kurang tepat dalam menentukan hipotesis dan rumusan masalah, teori penelitian, teknik
pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, teknik analisis data, dan validasi data dan masih
banyak lagi. Sehingga perlu sekali pemahaman yang kuat mengenai metodologi penelitian kualitatif
bagi para peneliti.
B. Rumusan Masalah
Sejalan dengan apa yang telah penulis kemukakan dalam latar belakang di atas, maka penulis
merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
1
4. Bagaimana desain atau rancangan pada penelitian kualitatif?
5. Bagaimana prosedur pada penelitian kualitatif?
6. Bagaimana penulisan rumusan masalah pada penelitian kualitatif?
7. Bagaimana perumusan hipotesis pada penelitian kualitatif?
8. Bagaimana penentuan populasi dan sampel pada penelitian kualitatif?
9. Bagaimana validitas dan reliabilitas instrumen pada penelitian kualitatif?
10. Bagaimana prasyarat analisis pada penelitian kualitatif?
11. Bagaimana teknis analisis data pada penelitian kualitatif?
12. Bagaimana keunggulan dan keterbatasan pada penelitian kualitatif?
C. Tujuan Makalah
Sesuai dengan apa yang telah penulis rumuskan pada rumusan masalah di atas, makalah
ini disusun dengan tujuan sebagai berikut:
1. Untuk menjelaskan paradigma penelitian Kualitatif.
2. Untuk menjelaskan defenisi konseptual penelitian Kualitatif.
3. Untuk menjelaskan jenis-jenis penelitian Kualitatif.
4. Untuk menjelaskan desain atau rancangan pada penelitian Kualitatif.
5. Untuk menjelaskan prosedur pada penelitian Kualitatif.
6. Untuk menjelaskan penulisan rumusan masalah pada penelitian Kualitatif.
7. Untuk menjelaskan perumusan hipotesis pada penelitian Kualitatif.
8. Untuk menjelaskan penentuan populasi dan sampel pada penelitian Kualitatif.
9. Untuk menjelaskan validitas dan reliabilitas instrumen pada penelitian Kualitatif.
10. Untuk menjelaskan prasyarat analisis pada penelitian Kualitatif.
11. Untuk menjelaskan teknis analisis data pada penelitian Kualitatif.
12. Untuk menjelaskan keunggulan dan keterbatasan pada penelitian Kualitatif.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Paradigma Penelitian
Istilah paradigma pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Kuhn (1962), dan kemudian
dipopulerkan oleh Robert Friedrichs (1970). Menurut Kuhn, paradigma adalah cara mengetahui
realitas sosial yang dikonstruksi oleh mode of thought atau mode of inquiry tertentu, yang
kemudian menghasilkan mode of knowing yang spesifik. Pengertian lain dikemukakan oleh Ritzer
(1980), yang menyatakan bahwa paradigma sebagai pandangan yang mendasar dari para ilmuan
tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari oleh salah satu cabang atau
disiplin ilmu pengetahuan (Murdiyanto, 2020).
Paradigma penelitian merupakan dasar pijakan untuk mencermati hakikat fenomena atau
gejala alam semesta, yang dapat di pandang sebagai realitas tunggal, dan dapat pula dipandang
sebagai realitas ganda (jamak). Pandangan pertama mengembangkan pola pikir positivistik yang
melahirkan paradigm ilmiah yang lazim diikuti oleh penelitian kuantitatif. Sedangkan pandangan
kedua mengembangkan pola pikir fenomenologis dan melahirkan paradigma alamiah, yang lazim
diikuti oleh penelitian kualitatif (Murdiyanto, 2020).
Paradigma imerupakan ipandangan ifundamental itentang apa yang imenjadi ipokok
persoalan dalam iilmu pengetahuan. Paradigma imembantu imerumuskan iapa iyang harus
dipelajari, pertanyaan-pertanyaan iapa iyang semestinya dijawab, ibagaimana isemestinya
pertanyaan-pertanyaan itu diajukan, idan iaturan-aturan iapa iyang iharus diikuti idalam
menafsirkan ijawaban yang idiperolah. Paradigma iadalah kesatuan ikonsensus iyang iterluas
dalam suatu ibidang iilmu pengetahuan idan imembantu membedakan iantara instrumen-
instrumen iilmuwan iyang satu dengan ikomunitas ilmuwan iyang ilain. iParadigma
menggolongkan, mendefinisikan idan menghubungkan iantara teori-teori, metode-metode iserta
instrumen-instrumen iyang terdapat idi dalamnya. iDalam ikajian-kajian isosial itermasuk juga
kajian pendidikan iterdapat itiga iparadigma, iyaitu; (1) paradigma fakta isosial, i(2) iparadigma
definisi isosial, idan (3) paradigma iperilaku isosial (Nasution, 2023).
Pahleviannur dkk. (2022), berpendapat paradigma merupakan perspektif penelitian yang
digunakan oleh peneliti dalam melihat realita, mempelajari fenomena, dan cara-cara yang
digunakan dalam menginterpretasikan hasil penelitian. Paradigma penelitian menggambarkan
3
pilihan suatu kepercayaan yang akan mendasari dan memberikan pedoman dalam proses penelitian
(Guba, 1990). Terdapat landasan yang digunakan untuk memahami paradigma penelitian, yaitu
persepsi terhadap realita, persepsi terhadap hakikat manusia, sifat dasar ilmu pengetahuan, dan
tujuan penelitian. Paradigma penelitian dibagi menjadi empat kelompok besar yang terdiri dari
paradigma positivisme, interpretatif, kritis, dan postmodern (Pahleviannur dkk., 20233).
1. Paradigma Positivisme
Paradigma positivisme merupakan paradigma yang didasarkan oleh perpaduan antara
angka dan logika deduktif untuk merancang penelitian dan mengungkapkan fenomena secara
objektif (Emzir, 2012). Menurut Sarantakos (1998), paradigma positivisme merupakan paradigma
yang sangat dominan digunakan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian.
Paradigma positivisme memiliki ciri-ciri khusus sebagai berikut:
a. Realitas sosial dipandang sebagai objektif, berlaku secara hukum universal, dan terintegrasi
dengan baik untuk kepentingan semua.
b. Hakikat manusia adalah makhluk rasional, taat terhadap hukum, dan tanpa kebebasan
berkehendak.
c. Ilmu pengetahuan dilakukan berdasarkan prosedur yang ketat dan deduktif.
d. Tujuan penelitian bermaksud untuk menjelaskan fakta dan hubungan sebab-akibat.
2. Paradigma Interpretatif
Menurut Sarantakos (1998), paradigma interpretatif merupakan paradigma yang berupaya
untuk memahami perilaku manusia. Paradigma interpretatif memberikan penekanan terhadap
peranan bahasa, interpretasi, dan pemahaman. Paradigma interpretatif memiliki ciri-ciri khusus
sebagai berikut:
a. Realitas sosial dipandang sebagai subjektif, diciptakan, dan ditafsirkan.
b. Hakikat manusia adalah pencipta dunia, memberikan makna terhadap dunia, dan tidak terikat
terhadap hukum eksternal.
c. Ilmu pengetahuan berdasarkan interpretasi secara induktif dan menemukan makna.
d. Tujuan penelitian bermaksud untuk menafsirkan makna, memahami kehidupan, dan
menekankan pemahaman.
3. Paradigma Kritis
4
Menurut Sarantakos (1998), paradigma kritis merupakan paradigma yang dilihat secara
realitas sosial sebagai sesuatu yang diciptakan oleh alam dan manusia. Paradigma kritis memiliki
ciri-ciri khusus sebagai berikut:
a. Realitas sosial dipandang sebagai objektif dan subjektif.
b. Hakikat manusia bersifat dinamis.
c. Ilmu pengetahuan berada di ruang antara positivisme dan interpretatif.
d. Tujuan penelitian bermaksud untuk mengungkapkan hubungan nyata.
4. Paradigma Pos Modern
Menurut Muhadjir (2000), paradigma pos modern merupakan paradigma yang dilihat
dengan cara kontemplasi dan dekonstruksi. Paradigma pos modern memiliki ciri-ciri khusus
sebagai berikut:
a. Realitas sosial tidak memiliki batas pemisah antara objek dengan subjek.
b. Hakikat manusia sebagai makhluk yang sangat bebas dan dinamis.
c. Ilmu pengetahuan diperoleh melalui proses yang tidak sistematis.
d. Tujuan penelitian bermaksud untuk mengungkapkan realitas sosial.
Keempat paradigma tersebut merupakan cara pandang terhadap desain penelitian yang
beragam. Keempat paradigma tersebut muncul akibat dari perkembangan peradaban manusia,
sehingga manusia berusaha mencari dan memahami kebenaran. Dengan memahami paradigma
tersebut, peneliti dapat memahami ilmu pengetahuan yang berkembang seiring dengan
berkembangnya pemikiran manusia. Semakin terbuka ilmu pengetahuan, maka peneliti tidak akan
terjebak oleh satu atau dua paradigma dan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang perlu
dijawab dalam penelitian (Pahleviannur dkk., 2022).
B. Definisi konseptual
Penelitian kualitatif ialah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak
dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara kuantifikasi
lainnya. Straus dan Corbin (2008) merinci bahwa penelitian kualitatif dapat digunakan untuk
meneliti kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, gerakan sosial,
atau hubungan kekerabatan. Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007) mengemukakan bahwa
metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif
5
dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah
instrumen kunci. Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi
bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian
ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai (Murdiyanto, 2020).
Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan
pendekatan induktif. Proses dan makna lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif, misalnya,
ketika seseorang menangis, secara langsung kebanyakan orang akan mengatakan bahwa ia sedih.
Memang kebanyakan orang menangis karena sedih, namun pendekatan kualitatif masih
mempertanyakan mengapa menangis?, boleh jadi seseorang menangis karena terlalu bahagia,
karena baru mendapat hadiah atau baru mendapat kabar mendapat nilai A. Berdasarkan pengertian
diatas pendekatan kualitatif merupakan suatu penerapan pendekatan alamiah pada pengkajian
suatu masalah yang berkaitan dengan individu, fenomenal, simbol-simbol, dokumen-dokumen,
dan gejala-gejala sosial (Murdiyanto, 2020).
Penelitian kualitatif umum dan pada dasarnya digunakan dalam dunia ilmu-ilmu sosial dan
humaniora, dalam aturan kajian mikro. Terutama berkaitan dengan pola dan tingkah laku manusia
(behavior) dan apa yang dibalik tingkah laku tersebut yang biasanya sulit untuk diukur dengan
angka-angka. Karena apa yang keliatan menggejala tidak selalu sama dengan apa yang ada di
dalam fikiran dan keinginan sebenarnya. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang
berpangkal dari pola fikir induktif, yang didasarkan atas pengamatan obyektif partisipatif teradap
suatu gejala (fenomena) sosial (Harahap, 2020).
Penelitian kualitatif dapat digolongkan menjadi dua berdasarkan tujuan dan hasil yang akan
dicapai yaitu deskriptif analitic (tick description) dan deskriptif-eksplanatif. Deskriptif rinci (tick
description) merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan memahami dan memaknai subyek
serta “memberikan” semua gejala yang tampak dan memaknai apa yang ada dibalik gejala
(noumena). Dengan kata lain, menggambarkan secara rinci apa, siapa, dimana, kapan, bagaimana,
mengapa, dan sejenisnya tentang subjek yang diteliti14. Deskriptif-eksplanatif merupakan
penelitian kualitatif tidak saja bertujuan memahami dan memaknai apa yang ada dibalik gejala,
tetapi juga membangun teori baru. (grounded theory) yang berupaya menemukan temuan baru
dengan teknik coding dan komparatif atau katagorisasi yang dikembangkan dengan penelusuran
pertanyaan hipotik dengan kata lain, disamping menggambarkan secara rinci apa, siapa, dimana,
6
kapan, bagaimana, mengapa, dan sejenisnya terhadap subjek yang diteliti. Selanjutnya, berupaya
menggambarkan hal hal baru yang ditemukan dilapangan penelitian (Harahap, 2020).
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak
menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya (Moleong dalam Syamsudin
dkk. 2023). Fungsi dan pemanfaatan penelitian kualitatif antara lain adalah sebagai berikut:
1. Pada penelitian awal dimana subjek penelitian tidak didefinisikan secara baik dan kurang
dipahami.
2. Pada upaya pemahaman penelitian perilaku dan penelitian motivasional.
3. Untuk penelitian konsultatif.
4. Memahami isu-isu rumit suatu proses.
5. Memahami isu-isu rinci tentang situasi dan kenyataan yang dihadapi seseorang.
6. Untuk memahami isu-isu yang sensitif.
7. Untuk keperluan evaluasi.
8. Untuk meneliti latar belakang fenomena yang tidak dapat diteliti melalui penelitian kuantitatif.
9. Digunakan untuk meneliti tentang hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang subjek
penelitian.
10. Digunakan untuk lebih dapat memahami setiap fenomena yang sampai sekarang belum
banyak diketahui.
11. Digunakan untuk menemukan perspektif baru tentang hal-hal yang sudah banyak diketahui.
12. Digunakan oleh peneliti bermaksud meneliti sesuatu secara mendalam.
13. Dimanfaatkan oleh peneliti yang berminat untuk menelaah sesuatu latar belakang misalnya
tentang motivasi, peranan, nilai, sikap, dan persepsi.
14. Digunakan oleh peneliti yang berkeinginan untuk menggunakan hal-hal yang belum banyak
diketahui ilmu pengetahuan.
15. Dimanfaatkan oleh peneliti yang ingin meneliti sesuatu dari segi prosesnya.
7
Identifikasi masalah penelitian merupakan pencarian spefikasi sebuah masalah untuk
dikaji, mengembangkan sebuah justifikasi untuk mempelajarinya dan meninjau
pentingnya suatu bidang untuk memilih audiens yang akan membaca laporan penelitian
2. Mengkaji Pustaka
Kajian pustakan perlu untuk dikaji untuk menguji permasalahan yang direncanakan
untuk diteliti. Review literature berarti mengumpulkan sjumlah bahan bacaan berupa
buku dan jurnal yang sesuai dengan topik yang diteliti.
3. Spesifikasi Tujuan Penelitian dan Rumusan Masalah
Tujuan penelitian merupakan pernyataan terfokus terhadap permasalahan yang
diangkat dalam penelitian yang memuat keseluruhan maksud dari penelitian. Tujuan
dalam penelitian terdiri dari maksud umum atau objektif dari studi dan
mempersempitnya pada rumusan permasalahan yang spesifik yang direncanakan untuk
dijawab dalam penelitian. Selain itu, tujuan penelitian juga meliputi partisipan dalam
studi, lokasi, serta lembaga yang diteliti.
4. Mengumpulkan data di lapangan
Pengumpulan data di lapangan berarti mengidentifikasi dan menyeleksi individu
maupun instansi untuk dilakukan studi, termasuk juga izin dalam melakukan studi
penelitian kepada mitra, dan mengumpulkan informasi dengan bertanya kepada subjek
penelitian melalui kuisioner ataupun secara langsung mengobservasi perilaku mereka.
Tahapan ini mengantarkan peneliti untuk dapat menentukan metode serta prosedur
penelitian menjadi bagian-bagian dari riset studi. Terdapat beberapa prosedur dalam
penelitian kualitatif menurut Creswell & Creswell (2018) diantaranya adalah :
a. Mengidentifikasi lembaga/instansi atau individu yang dituju dalam studi penelitian
yang diusulkan yang akan membantu peneliti memahami permasalahan. Bagian ini
perlu memperhatikan 4 aspek, yaitu (a) Setting penelitian, yaitu lingkungan, tempat
atau wilayah yang direncanakan oleh peneliti untuk dijadikan sebagai objek
penelitian (b) Pelaku, yaitu individu atau instansi yang akan diwawancarau atau
diobservasi, (c) Peristiwa yaitu, jenis dan karakteristik pelaku yang akan
diwawancarai atau diobservasi (d) Proses yaitu, proses evalusi dari peristiwa yang
dilakukan oleh pelaku dalam setting penelitian.
8
b. Mendiskusikan strategi yang akan digunakan untuk pengambilan individual atau
kasus dalam penelitian untuk diteliti. Hal ini, perlu untuk menentukan cara agar
individu yag terlibat dapat terlibat secara aktif serta dapat merefleksikan
pendekatan yang akan digunakan jika salah satu metode perekrutan tidak berhasil
c. Memberikan komentar tentang jumlah peserta dan lokasi yang terlibat dalam
penelitian. Estimasi kebutuhan jumlah penelitian dari beberapa jenis penelitian
kualitatif yaitu :
1) Naratif, membutuhkan 1-2 orang
2) Fenomenologi membutuhan sekitar 3-10 orang
3) Grounded theory membutuhkan sekitaar 20-20 orang
4) Etnografi menguji satu grup kebudayaan dengan beberapa artefak, wawancara
dan observasi
5) Studi kasus setidaknya melibatkan 4-5 kasus
d. Mengindikasikan data yang akan dikumpulkan
e. Menyertakan jenis pengumpulan data yang dapat melampaui observasi dan
wawancara pada umumnya
9
Tabel Jenis Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif (Creswell & Creswell, 2018)
10
data, (c) memberikan kode dalam semua data, dengan mengumpulkannya dalam
beberapa kategori, (d) menyusun deskripsi dan tema dan (e) merepresentasikan
deskripsi dan tema.
6. Melaporkan dan Mengevaluasi Penelitian
Hasil penelitian akan dirancang dalam laopran tertulis yang akan didistribusikan
kepada udiens yang terpilih (seperti guru, orang tua ataupun murid) yang membutuhkan
dan dapat menggunakan hasil data dari penelitian. Pelaporan penelitian melibatkan
penentuan audiens, menyususn laporan dengan format yang sudah disepakati dan
disetujui, kemudia menuliskan laporan yang menarik untuk dibaca oleh audiens.
D. Jenis Penelitian
Jenis-jenis dalam penelitian kualitatif cukup beragam diantaranya adalah:
1) Studi Kasus
11
Jenis metode penelitian kualitatif ini digunakan untuk mendalami suatu kasus tertentu
dengan lebih mendalam dengan melibatkan berbagai sumber informasi. Studi kasus
mendalami sesuatu dengan cara khusus dalam suatu kasus tertentu. Kasus yang diangkat
dalam jenis ini merupakan kasus unik, penting serta bermanfaat bagi pembaca serta
masyarakat secara luas (Raco, 2010). Menurut Gall et al (2015) pelaporan dalam studi kasus
memuat beberapa bagian yaitu :
a. Pendahuluan, dalam bagian ini dalam studi kasus biasanya tidak menyediakan hipotesis
namun mengindikasikan rumusan-rumusan permasalahan yang diharapkan dapat
menjawab permasalahan penelitian yang diangkat
b. Desain penelitian, peneliti mendeskripsikan kasus spesifik dan aspek studi yang akan
diteliti.
c. Prosedur sampling, peneliti memaparkan strategi sampling dengan maksud tertentu
dalam penelitian dan menjelaskan alasan pemilihan strategi sampling.
d. Pengukuran. Studi kasus biasanya bergantung pada wawancara dan observasi untuk
pengumpulan data
e. Analisis data, peneliti menjelaskan interpretasi data yang telah dikelompokkan dalam
tema dan pola yang teridentifikasi sebagai hasil dari penganalisisan data.
f. Diskusi, temuan penelitian utama diringkas, mempertimbangkan kekurangan dan
keterbatasan dalam penelitian, mengimplikasikan temuan untuk penelitian lebih lanjut
serta pengembangan teori.
2) Etnografi
Etnografi merupakan penelitian intensif dalam kebudayaan yang spesifik. Tujuan penelitian
etnografi yaitu untuk mendeskripsikan, menganalisis dan menyajikan perilaku, kepercayaan
serta bahasa dalam suatu komunitas atau masyarakat budaya yang berkembang setiap
waktu. Hasil penelitian ini dapat membantu pembaca untuk memahami kebudayaannya
sendiri atau kebudayaan yang dimiliki orang lain. Karakteristik dalam penelitian etnografi
menurut Gall et al (2015) adalah :
a) Fokus pada aspek kebudayaan
Karakteristik ini meliputi tema kebudayaan, culture sharing group yang terdiri dari 2
atau lebih orang yang membagikan perilaku, kepercayaan dan bahasa dalam
kebudayaan mereka.
12
b) Penelitian secara naturalistik pada individu di lapangan
Data lapangan dalam etnografi merupakan data penelitian yang dikumpulkan di tempat
partisipaan berada dan membagikan pola yang dapat diteliti di dalamnya. Menurut
Creswell (2012) pengumpulan data jenis etnografi melibatkan beberapa hal berikut:
1) Data emik, yaitu infomasi yang didapatkan dari partisipan penelitian
2) Data etik, yaitu informasi yang mereprentasikan sudut pandang peneliti dari
partisipan penelitian
3) Data negosisasi terdiri dari informasi dari partisipan dan peneliti yang disetujui
untuk digunakan dalam penelitian
Selama melakukan pengumpulan data di lapangan peneliti menggunakan riset penelitian
yang cukup variatif.
Dalam penelitian etnografi, peneliti harus meluangkan waktu yang cukup banyak untuk
tinggal bersama dengan masyarakat untuk memahami suatu kebudayaan yang diteliti.
3) Naratif
Desain penelitian naratif dilakukan dengan penjelasan peneliti terkait dengan kehidupan
seseorang, mengumpulkan data dan menceritakan cerita tentang kehidpuan seseorang dan
menuliskan secara naratif dari pengalaman individu (Creswell, 2012). Desain penelitian ini
digunakan ketika kita memiliki motivasi untuk menceritakan kehidupan seseorang dan
berkeinginan untuk menyajikan cerita mereka. Desain penelitian sering dikenal bentuknya
13
adalah biografi yang disusun melalu narasi yang ditulis oleh peneliti dari catatan dokumen
dan arsip dokumen.
Desain penelitian kualitatif naratif adalah pendekatan penelitian yang memusatkan
perhatian pada narasi atau cerita sebagai inti dari pengumpulan dan analisis data. Penelitian
ini bertujuan untuk memahami dan mengeksplorasi pengalaman individu atau kelompok
dalam konteks yang lebih luas. Metode ini sering digunakan dalam ilmu sosial, humaniora,
dan bidang lain yang menekankan pada makna, interpretasi, dan konteks. Beberapa
langkah umum dalam desain penelitian kualitatif naratif meliputi:
a. Identifikasi subjek atau narator yang relevan untuk penelitian.
b. Pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, atau analisis dokumen.
c. Analisis data yang fokus pada pembangunan naratif atau cerita yang mewakili
pengalaman yang sedang diteliti.
d. Interpretasi dan pemahaman terhadap cerita atau narasi yang dihasilkan, sering kali
dengan memperhatikan tema, motif, dan konteks yang mendasarinya.
e. Penyajian hasil dalam bentuk narasi atau cerita yang memperjelas temuan penelitian.
Penelitian kualitatif naratif menawarkan pemahaman yang mendalam tentang
pengalaman manusia serta konteks sosial, budaya, dan sejarah yang membentuknya.
Namun, pendekatan ini juga menimbulkan tantangan seperti subjektivitas narator dan
interpretasi peneliti.
14
Tabel Proses Penelitian Kualitatif
4) Penelitian Historis
Penelitian historis merupakan proses sistematis dalam pecarian dan penyusunan
data untuk memhami fenomena lampau dan biasanya berupa penyebab dan konsekuensi.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari peristiwa lampau yang dapat membantu kita
memahami hal-hal yang terjadi hingga saat ini. Beberapa penelitian historis dapat melacak
perkembangan dari praktik pendidikan dan mengidentifikasi kunci utama dalam
perkembangan tersebut.
Penelitian historis memahami masa lalu dengan menggunakan berbagai metode dan
sumber-sumber yang tersedia. Melalui penelitian ini, para sejarawan bertujuan untuk
merekonstruksi peristiwa-peristiwa yang telah terjadi, menganalisis dampaknya, serta
menginterpretasikan pola-pola dan tren-tren yang berkembang dari waktu ke waktu.
15
Metode yang digunakan dalam penelitian historis meliputi analisis sumber-sumber primer
seperti dokumen resmi, arsip, artefak, dan catatan-catatan sejarah, serta penggunaan
metode kritis untuk mengevaluasi keabsahan dan keandalan informasi yang ditemukan.
Penelitian historis memainkan peran penting dalam memperkaya pemahaman kita
tentang asal-usul, perkembangan, dan transformasi berbagai peradaban dan budaya di
seluruh dunia. Melalui penelitian ini, kita dapat memahami bagaimana kejadian masa lalu
membentuk realitas kita saat ini, serta mengidentifikasi pola-pola yang dapat membantu
dalam meramalkan atau menganalisis perkembangan masa depan. Dengan menggunakan
pendekatan multidisiplin, sejarawan juga dapat memperluas wawasan kita tentang berbagai
aspek kehidupan manusia, termasuk politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
5) Grounded Theory
Grounded theory merupakan seperangkat prosedur yang digunakan untuk menghasilkan
teori secara sistematis, yang menjelaskan pada tingkat konseptual yang luas mengenai
suatu topik (Corbin, 2015). Jenis penelitian ini digunakan ketika peneliti berusaha untuk
menghasilkan teori karena belum tersedia atau belum cocok. Penelitian ini juga berguna
dalam mempelajari suatu proses, tindakan ataupun interaksi.
Hal unik dari penelitian ini selain kegunaannya untuk mengembangkan teori adalah
konsep-konspe yang menjadi dasar teori yang disusun berasal dari data yang dikumpulkan
selama proses penelitian. Selanjutnya analisis penelitian dan pengumpulan data saling
terkait, setelah data awal dikumpulkan peneliti menganalisis data tersebut. Hasil analisis
data dijadikan dasar untuk pengumpulan data yang akan dilakukan selanjutnya. Sehingga,
pengumpulan data dan analisis data berlanjut dalam siklus yang berkelanjutan selama
proses penelitian berlangsung. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan
dari berbgai jenis data seperti dokumen tertulis, observasi, materi-materi dalam penelitian
yang direkam termasuk video, catatan harian, gambar, memo, postingan di internet dan
rekaman sejarah.
16
Gambar. Siklus Koleksi dan Analisis Data Grounded Theory
Data dalam penelitian grounded theory dianalisis melalui proses yang disebut dengan
perbandingan konstan. Hal tersebut dilakukan dengan memecah bagian-bagian data
menjadi bagian yang dapat dikelola masing-masing untuk dibandingkan persamaan d an
perbedaannya. Data yang memiliki kemiripan tetapi tidak merupakan pengulangan
tindakan dikelompokkan di bawah judul konseptual yang sama. Analisis lebih lanjut
dilakukan pengumpulan konsep-konsep yang ditemukan dikelompokkan oleh peneliti
untuk membentu kategori/tema. Tiap kategori dikembangkan dimensinya dan membentuk
integrasi dengan kategori lainnya yang akan membentuk suatu struktur teori. Grounded
Theory memungkinkan peneliti untuk memeriksa topik dan perilaku dari berbagai sudut
pandang sehingga dapat mengembangkan penjelasan yang komprehensif. Prosesur tersebut
dapat digunakan untuk mendapatkan wawasan baru tentang masalah lama seperti halnya
permasalahan baru yang membutuhkan investigasi lebih lanjut.
17
Menurut Creswell (2012) terdapat beberapa bentuk dalam perumusan masalah dalam
penelitian kualitatif, yaitu :
Karena partisipan mungkin telah disebutkan dalam pernyataan tujuan maka tidak perlu
mengulangi informasi ini untuk pertanyaan pusat. Contoh skrip untuk pertanyaan pusat
penelitian yang menggabungkan elemen-elemen ini adalah:
18
Beberapa contoh spesifik mengilustrasikan pertanyaan pusat yang dinyatakan dalam
istilah yang terlalu umum, terlalu terfokus, atau terlalu sarat dengan asumsi. Pertama,
contoh yang buruk diberikan, diikuti oleh versi yang lebih baik dan diperbaiki. Dalam
contoh pertama, penulis menyatakan pertanyaan pusat begitu luas sehingga pembaca
dan penonton tidak memahami pokok masalah yang ingin diteliti.
19
Jika dalam penelitian menyebutkan peserta dan lokasi penelitian dalam pertanyaan
pusat atau pernyataan tujuan, Anda tidak perlu mengulangnya dalam subpertanyaan.
Subpertanyaan tersebut dituliskan setelah pertanyaan pusat seperti berikut:
Menurut Murdianto (2020), hipotesis dalam penelitian kualitatif adalah sebuah kesimpulan
sementara yang dihasilkan dari observasi guna menghasilkan teori baru. Hipotesis kualitatif
berbeda dari jenis penelitian lain, dan umumnya menghasilkan pernyataan-pernyataan hipotesis
sebagai konseptualisasi dari temuan empiris yang dihasilkan. Hipotesis tersebut juga harus
dilandasi deduksi teoritis.
1. Pendidikan: "Guru berperan penting dalam peningkatan prestasi belajar siswa dengan
menerapkan sistem metode belajar yang lebih efektif dan efisien."
2. Ekonomi: "Pelayanan pekerja berperan penting dalam meningkatkan kepuasan
pelanggan, yakni dengan menerapkan keramahan dan peningkatan kualitas makanan."
3. Budaya: "Gerakan Tari Kecak mempunyai makna simbolis sebagai warisan budaya
yang melambangkan kearifan lokal dan kebanggaan daerah"
Hipotesis dalam penelitian kualitatif merupakan jawaban sementara dari masalah yang
diangkat oleh seorang peneliti. Hipotesis tersebut berupa pernyataan yang dilandaskan pada dua
variabel atau lebih, dan ciri khususnya adalah dari data yang dihasilkan, yakni datanya akan sangat
20
kompleks dan mendalam. Hipotesis kualitatif tidak merumuskan hipotesis tetapi justru diharapkan
dapat menemukan hipotesis, yang kemudian diuji oleh peneliti dengan pendekatan kuantitatif
G. Penentuan Populasi
Penentuan populasi penelitian kualitatif tidak dilakukan seperti dalam penelitian kuantitatif
yang menggunakan sampel acak representatif dari populasi tertentu. Sebaliknya, penelitian
kualitatif sering kali fokus pada pengumpulan data mendalam dari kelompok atau individu tertentu
yang memiliki pengalaman atau informasi yang relevan dengan topik penelitian. Populasi dalam
penelitian kualitatif disebut sebagai "sampel purposif" atau "sampel yang ditentukan secara
sengaja." Penelitian ini memilih partisipan berdasarkan karakteristik tertentu yang dianggap
penting untuk memahami fenomena yang diteliti. Pemilihan sampel kualitatif lebih berorientasi
pada pemahaman mendalam daripada generalisasi statistik. Sehingga dalam penelitian kualitatif,
konsep populasi tidak digunakan secara langsung, karena penelitian kualitatif berasal dari kasus
tertentu dan situasi sosial tertentu
Menurut Nasution (2023), banyak orang beranggapan bahwa sampel hanya ada dan
digunakan dalam penelitian kuantitatif dan berfungsi mewakili populasi (yang mana populasi
hanya ada dalam penelitian kuantitatif). Artinya, sampel itu bermakna sebagai komponen-
komponen dan yang mewakili populasi. Sementara dalam penelitian kualitatif tidak ada sampel
karena memang tidak ada populasi. Dalam penelitian kualitatif yang dikenal adalah subjek,
informan, atau responden (responden biasa digunakan dalam penelitian kuantitatif). Informan atau
responden dalam penelitian kualitatif tidak berfungsi untuk mewakili populasi, tetapi mewakili
informasi. Oleh sebab itu, penentuan subjek penelitian bukan pada besarnya jumlah orang yang
diperlukan untuk memberikan informasi (data).
21
ini dapat dilihat dalam konsistensi tema atau pola yang muncul dalam analisis data. Pengujian
validitas dan reliabilitas dalam penelitian kualitatif memiliki tujuan untuk meningkatkan
kepercayaan terhadap hasil penelitian dan memastikan bahwa hasil penelitian dapat dipercaya,
diterapkan, dan dikonfirmasi oleh orang lain.
1. Kredibilitas (credibility)
Mengetahui apakah hasil penelitian dapat dipercaya oleh peneliti, partisipan, dan pembaca
secara umum.
2. Transferabilitas (transferability)
Mengetahui apakah hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam konteks dan
situasi lain.
3. Dependabilitas (dependability)
Mengetahui apakah hasil penelitian dapat diulangi atau diteruskan oleh peneliti lain.
4. Konfirmabilitas (confirmability)
I. Prasyarat Analisis
Dalam penelitian kualitatif, terdapat beberapa prasyarat analisis yang harus dilakukan yaitu
normalitas data, dan uji homogenitas data. (Ergusni. 2015). Adapun pengertian dari uji prasyarat
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian populasi adalah
sama atau tidak. Uji ini dilakukan sebagai prasyarat dalam analisis independent sample t
test dan Anova. Asumsi yang mendasari dalam analisis varian (Anova) adalah bahwa
22
varian dari populasi adalah sama. Uji kesamaan dua varians digunakan untuk menguji
apakah sebaran data tersebut homogen atau tidak, yaitu dengan membandingkan kedua
variansnya. Jika dua kelompok data atau lebih mempunyai varians yang sama besarnya,
maka uji homogenitas tidak perlu dilakukan lagi karena datanya sudah dianggap
homogen.
2. Uji normalitas yang paling sederhana adalah membuat grafik distribusi frekuensi atas skor
yang ada. Pengujian kenormalan tergantung pada kemampuan kita dalam mencermati
plotting data. Jika jumlah data cukup banyak dan penyebarannya tidak 100% normal
(tidak normal sempurna), maka kesimpulan yang ditarik kemungkinan akan salah.
23
mendekati subjek penelitian dengan pendekatan empati dan mendalam, sehingga
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang subjek tersebut.
d. Keunikan Kasus
Pendekatan kualitatif juga memungkinkan peneliti untuk mempelajari kasus-kasus
unik dan langka yang mungkin tidak dapat dipelajari melalui pendekatan kuantitatif.
Dengan fokus pada detail-detail spesifik, peneliti dapat menggali pemahaman yang
lebih mendalam tentang fenomena yang jarang terjadi.
e. Mendorong Penelitian Lanjutan
Metode penelitian kualitatif menurut Sugiyono juga dapat mendorong penelitian
lanjutan dan pembaharuan pengetahuan. Dengan hasil-hasil penelitian yang
mendalam dan akurat, penelitian kualitatif dapat menjadi dasar untuk
mengembangkan teori baru, memperbaiki praktik, dan membuka jalan bagi
penemuan-penemuan baru.
24
Karena pendekatan kualitatif sering memberikan penekanan pada konteks dan
keunikan kasus, ada kekurangan dalam hal reproduksi dan pemahaman yang umum.
Hasil penelitian kualitatif mungkin sulit untuk dijadikan dasar yang dipilih untuk
penelitian lain atau generalisasi dalam skala yang lebih besar.
25
atau kategori. Kemudian peneliti menetapkan domain tertentu sebagai pijakan
tahap penelitian yang selanjutnya.
b. Analisis Taksonomi yaitu domain-domain yang telah dipilih selanjutnya dijabarkan
menjadi lebih rinci, untuk mengetahui struktur internalnya. Caranya adalah dengan
melakukan observasi terfokus pada masing-masing domain. Intinya pada tahap ini
masing-masing domain yang telah dipilih dibedah dan dikaji secara detail untuk
diketahui apa saja unsur-unsur yang membangunnya.
c. Analisis Komponensial, yaitu mencari ciri spesifik pada setiap struktur internal
dengan cara mengontraskan antar unsur atau elemen yang telah diketahui dari
analisis taksonomi. Hal ini dilakukan melalui observasi dan jika perlu wawancara
terseleksi dengan pertanyaan yang mengontraskan (menjelaskan perbedaan utama
dari masing-masing unsur).
d. Analisis Tema Budaya, yaitu encari hubungan di antara domain, dan bagaimana
hubungannya dengan keseluruhan dan selanjutnya dinyatakan ke dalam tema/judul
penelitian.
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Paradigma penelitian merupakan dasar pijakan untuk mencermati hakikat fenomena atau
gejala alam semesta, yang dapat di pandang sebagai realitas tunggal, dan dapat pula dipandang
sebagai realitas ganda (jamak). Paradigma penelitian dibagi menjadi empat kelompok besar yang
terdiri dari paradigma positivisme, interpretatif, kritis, dan postmodern. Penelitian kualitatif ialah
jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan
menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara kuantifikasi lainnya. Penelitian
kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif.
Penentuan populasi penelitian kualitatif tidak dilakukan seperti dalam penelitian kuantitatif
yang menggunakan sampel acak representatif dari populasi tertentu. validitas instrumen
digunakan untuk mastikan bahwa instrumen yang akan digunakan ini mampu untuk mengukur
konsep yang dimaksud dengan baik. Sedangkan realiabilitas mengacu pada konsistensi antara
elemen-elemen instrumen penelitian. Dalam penelitian kualitatif, ini dapat dilihat dalam
konsistensi tema atau pola yang muncul dalam analisis data. Adapun elemen dalam validitas
penelitian kualitatif yaitu kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas.
Dalam penelitian kualitatif, terdapat beberapa prasyarat analisis yang harus dilakukan yaitu
normalitas data, dan uji homogenitas data. Penelitian kualitatif memiliki keunggulan yaitu
memahami konteks, fleksibilitas, memahami persepsi dan pengalaman, keunikan khusus dan
27
mendorong penelitian lanjutan. Sebaliknya, penelitian jenis ini juga memiliki keterbatasan
subyektivitas, waktu dan sumber daya, ketergantungan terhadap subyek, keberlanjutan dan
reproduksi. Adapun teknis analisis data yang digunakan adalah teknis analisis data model Miles
dan Huberman dan model Spradley.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam makalah masih memiliki banyak kekurangan, baik dalam
penulisan kata, tanda baca atau yang lainnya. Selain itu, penulis berharap bahwa kita sebagai
calon pendidik dan generasi penerus bangsa harus memahami mengenai metodologi penelitian
kualitatif dengan maksimal untuk mempermudah kita untuk melakukan berbagai penelitian
selanjutnya
28
DAFTAR PUSTAKA
Creswell, J. W., & Creswell, J. D. (2018). Research Design : Qualitative, Quantitative, and Mixed
Methods Approaches. In European University Institute (Fifth Edit, Issue 2). Sage
Publications. https://eur-lex.europa.eu/legal-
content/PT/TXT/PDF/?uri=CELEX:32016R0679&from=PT%0Ahttp://eur-
lex.europa.eu/LexUriServ/LexUriServ.do?uri=CELEX:52012PC0011:pt:NOT
Corbin, J. (2015). Basics of Qualitative Research : Techniques and Procedures for Developing
Grounded Theory (Fouth Edit). SAGE Publications.
Ergusni. 2015. Uji Hipotesis AnalisisBeda Rerata Dua Sampel (Uji-t dan t’). Prosiding Seminar
Nasional matematika dan Pendidikan Matematika.
Gall, M. ., Gall, J. P., & Borg, W. R. (2015). Applying Educational Research : How to Read, Do
and Use Research to Solve Problems of Practice (Seventh Ed). Pearson Education.
Murdiyanto, E.2020.Metode Penelitian Kualitatif (Teori dan Aplikasi disertai Contoh Proposal).
Yogyakarta: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat UPN ”Veteran”
Yogyakarta Press.
Raco. (2010). Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakter dan Keunggulannya (Dr. J. R. Raco,
ME., M.Sc.). 1–145.
Spradley P. James. 1980. Participant Observation and The Ethnographic interview. Wadsworth
Thomson Learning.
29
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabet.
(2018). Sugiyono.
30