Anda di halaman 1dari 52

Cover

MAKALAH
Metodologi Penelitian Pendidikan
Metode Penelitian Ex-post Facto

Oleh :
Desi Ayu Permatasari (16721251005)
Muhammad Yafie Nuha (16721251012)

Pendidikan Teknik Elektro


Program Pasca Sarjana
Universitas Negeri Yogyakarta
Abstrak

Metode Penelitian Ex-post Facto


Oleh:
Desi Ayu Permatasari (16721251005)
Muhammad Yafie Nuha (16721251012)

Pengetahuan mengenai metodologi sangat penting untuk melakukan


penelitian dalam pendidikan secara ilmiah. Ex-post facto merupakan salah satu
metodologi penelitian pendidikan yang beranjak dari filsafat positivistik dan teori
kebenaran korespondensi. Makalah ini ditulis dengan tujuan untuk : 1)
mengetahui pengertian, penggunaan dan ruang lingkup metode penelitian ex-post
facto, 2) mengetahui desain yang ada dalam metode penelitian ex-post facto, 3)
mengetahui prosedur dalam penelitian ex-post facto, 4) mengetaui cara analisis
data dalam penelitian ex-post facto, dan 5) mengetahui kelebihan dan kekurangan
yang ada dalam penelitian ex-post facto.
Penulisan makalah didasarkan pada kajian pustaka secara mendalam dan
komperehensif dari berbagai sumber literatur mengenai penelitian pendidikan,
terutama dalam bentuk buku. Beberapa hasil penelitian juga dipaparkan dalam
makalah yang digunakan sebagai contoh penelitian yang memakai metode
penelitian ex-post facto. Berdasarkan kajian terhadap literatur, maka dapat diambil
simpulan : 1) metode penelitian ex-post facto merupakan metode yang digunakan
untuk melakukan penelitian terhadap suatu fenomena yang sudah atau sedang
terjadi dan tanpa pemberian strimulus kepada subjek dengan tujuan untuk
menjelaskan serta prediksi terhadap fenomena, 2) terdapat dua desain dalam
metode penelitian ex-post facto, yaitu desain kausal-komparatif (digunakan
mengetahui perbedaan suatu atribut pada kelompok ditinjau dari variabel
dependen tertentu) dan korelasional (digunakan untuk mengetahui pola hubungan
dependensi atar variabel dalam penelitian), 3) prosedur penelitian ex-post facto¬
desain kausal-komparatif antara lain : identifikasi permasalahan, penentuan
kelompok utama penelitian, penentuan kelompok pembanding, pengumpulan data,
dan analisis data. Prosedur penelitian ex-post facto desain korelasional terdiri atas
empat langkah, yaitu : identifikasi permasalahan, penentuan sampel penelitian,
pengumpulan data penelitian, dan analisis data, 4) analisis data pada penelitian
expost facto terdiri atas dua macam, yaitu analisis deskriptif (meliputi ukuran
pemusatan dan penyebaran data) dan analisis inferensial (untuk membuat
generalisasi yang bergantung pada bergantung pada desain, jumlah kelompok,
banyak variabel, hipotesis, dan keterpenuhan asumsi prasyarat pengujian), 5)
penelitian ex-post facto bermanfaat untuk mengusut fenomena yang sudah atau
sedang terjadi secara menyeluruh, pola hubungan antar variabel, pengembangan
dan pengujian suatu teori, dan prediksi variabel dependen terhadap perubahan
variabel independen. Kelemahan dari metode peneltian ex-post facto adalah tidak
diperkenankannya pemberian stimulus, sehingga hasil dari penelitian dapat
bertentangan dengan kajian teori.
Kata Kunci: ex-post facto, kausal-komparatif, dan korelasional.

ii
Kata Pengantar
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah metode penelitian
pendidikan ex-post facto. Makalah ini disusun sebagai salah satu proses belajar
metodologi penelitian pendidikan yang muaranya adalah mengembangkan
proposal penelitian pendidikan. Metodologi penelitian pendidikan sangat penting
untuk mengembangkan penelitian secara logis dan sistematis serta dapat
dipertanggungjawabkan keabsahannya secara ilmiah. Tanpa didukung dengan
metodologi penelitian secara tepat, hasil dari penelitian kurang
dapatdipertanggung jawabkan keabsahaanya secara ilmiah. Makalah ini dapat
diselesaikan oleh penulis atas dukungan dari berbagai pihak yang terlibat secara
langsung maupun tidak langsung. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Edi Supriyadi selaku dosen mata kuliah metodologi penelitian pendidikan
yang telah banyak memberikan semangat, dorongan, dan bimbingan selama
penyusunan.
2. Dr. Istanto Wahyu Djatmiko, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Teknik
Eletro, Program Pasca Sarjana Universtas Negeri Yogyakarta.
3. Rekan - rekan seperjuangan Pendidikan Teknik Elektro PPS UNY, yang
tergabung dalam komunitas PePeS PETE yang selalu memberikan canda,
tawa, saran, dan semangat dalam proses penyusunan makalah.
4. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah mendukung
dan membantu terselesaikannya makalah ini.
Akhirnya, semoga segala bantuan yang telah diberikan semua pihak di atas
menjadi amalan yang bermanfaat dan mendapat balasan dari Tuhan YME dan
makalah ini menjadi informasi bermanfaat bagi pembaca atau pihak lainnya yang
membutuhkan.

Yogyakarta, 26 Oktober 2016

Desi Ayu Permatasari


M.Y. Nuha

iii
Daftar Isi

Cover .................................................................................................................... i

Abstrak ................................................................................................................ ii

Kata Pengantar ...................................................................................................iii

Daftar Isi............................................................................................................. iv

Daftar Gambar.................................................................................................... vi

Daftar Tabel ....................................................................................................... vi

BAB I. Pendahuluan ........................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Permasalahan ........................................................................................ 4

C. Tujuan ................................................................................................... 5

D. Manfaat ................................................................................................. 5

BAB II. Metode Penelitian Ex-post Facto .......................................................... 6

A. Pengertian Metode Penelitian Ex-Post Facto ....................................... 6

B. Desain Penelitian Ex-post Facto .......................................................... 9

C. Penggunaan Penelitian Ex-post Facto ................................................ 11

D. Konstruk dan Variabel Penelitian Ex-post Facto ............................... 11

E. Prosedur Penelitian Ex-post Facto ..................................................... 12

F. Identifikasi Permasalahan Penelitian.................................................. 15

G. Penentuan Sampel .............................................................................. 16

H. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 19

1. Tes ...................................................................................................... 20

2. Kuesioner............................................................................................ 21

3. Observasi ............................................................................................ 22

iv
4. Wawancara ......................................................................................... 22

I. Analisis Data pada Metode Penelitan Ex-post Facto ......................... 23

1. Analisis Data Desain Kausal-Komparatif .............................................. 23

2. Analisis Data Desain Korelasional ........................................................ 25

J. Kelebihan dan Kelemahan Metode Penelitian Ex-post Facto ............ 32

K. Contoh Penelitian Ex-Post Facto ....................................................... 33

BAB III. Penutup .............................................................................................. 37

A. Simpulan ............................................................................................. 37

B. Saran ................................................................................................... 38

Daftar Pustaka ................................................................................................... 39

LAMPIRAN ...................................................................................................... 41

v
Daftar Gambar

Gambar 1. Perbedaan Topik, Permasalahan, Tujuan, dan Pertanyaan Penelitian. 15


Gambar 2. Teknik Sampling Penelitian Ex-Post Facto......................................... 17
Gambar 3. Alur Kegiatan dalam Proses Pengumpulan Data ................................ 20
Gambar 4. Hubungan antara koefisien korelasi dengan diagram pencar. ............. 26
Gambar 5. Diagram Jalur Penelitan Pengaruh Kreativitas, Kepribadian Dan
Kemandirian Belajar Terhadap Kualitas Tugas Praktik........................................ 34
Gambar 6. Model Pengukuran Penelitian Model Identitas Vokasi, Kreativitas dan
Adaptabilitas Karir Terkait Kesehatan dan Keselamatan Kerja. .......................... 35
Gambar 7. Model Struktural Model Identitas Vokasi, Kreativitas dan
Adaptabilitas Karir Terkait Kesehatan dan Keselamatan Kerja. .......................... 36

Daftar Tabel

Tabel 1. Aspek Persamaan dan Perbedaan pada Metode Penelitian Ex-post Facto
dan Eksperimen ....................................................................................................... 7
Tabel 2. Prosedur Penelitian Ex-post Facto Desain Kausal-Komparatif dan Desain
Korelasional. ......................................................................................................... 13
Tabel 3. Tipe Data dan Pengukuran pada Penelitian Kuantitatif. ......................... 21
Tabel 4. Jenis Teknik Korelasi Bivariat. ............................................................... 27
Tabel 5. Teknik Analisis Multivariat untuk Penelitian Ex-Post Facto. ................ 29

vi
Halaman ini sengaja di kosongkan

vii
Bab I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam
meningkatkan kualitas Sumber daya Manusia dan mewujudkan cita-cita bangsa
Indonesia dlam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan dalam merumuskan undang-
undang Republik Indonesia. Dewasa ini tantangan dunia pendidikan adalah
mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa (pasal 4 UU Sisdiknas tahun 2003). Kualitas suatu bangsa akan
ditentukan oleh pendidikannya. Hanya sumber-daya manusia yang berkualitas
yang akan mampu merebut pasar tenaga kerja dunia. Dengan latar belakang
pendidikan yang baik dan dengan bekal keterampilan serta keahlian yang
profesional mampu menjadi pelaku persaingan di pasar tenaga kerja di masa kini
dan mendatang. Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap
kemajuan bangsa karena masyarakat yang cerdas akan memberikan nuansa
kehidupan yang cerdas pula, dan secara progresif akan membentuk kemandirian.
Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah
rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Hal ini
dapat dilihat dari laporan UNDP-Human Development Report tahun 2014
sebagai badan PBB yang menangani program pembangunan sebagaimana
dilaporkan oleh Surya Dharma (15 Desember 2006) bahwa tingkat kualitas
sumber-daya manusia di Indonesia berada pada peringkat ke-110 dari 133 HDI
(Human Development Index in ASEAN + Countries).
Pendidikan merupakan wahana yang paling strategis karena diharapkan
dapat mempersiapkan generasi muda yang sadar Iptek, kreatif, dan memiliki
solidaritas sebagai gambaran manusia modern masa depan. Begitu strategisnya

1
peran pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber-daya manusia
Indonesia, namun fakta menunjukkan bahwa masih banyak permasalahan yang
berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan di Indonesia yang pada intinya
bertumpu pada produktivitas pendidikan yang masih rendah. Menurut Tilaar
(2004:87) hal ini ditandai oleh: (1) kualitas pendidikan yang masih rendah; (2)
pendidikan yang belum relevan dengan kebutuhan pembangunan akan tenaga
terampil; (3) manajemen pendidikan yang belum tertata secara efisien. Pandangan
ini mengakibatkan pada lulusan yang kurang mampu menghalangi tuntutan zaman
yang sering disoroti oleh masyarakat pemakai lulusan tersebut. Pendidikan
merupakan kegiatan yang dilakukan dengan ssengaja agar anak didik memiliki
sikap dan kepribadian yang baik, sehingga penerapan pendidikan harus
diselenggarakan seuai dengan system pendidikan Nasional berdasarkan UU No 20
tahun 2003. Menurut UU RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Jenis Pendidikan Menengah Slah satunya adalah Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK). Penjelasan pasal 15 menjelaskan bahwa “pendidikan kejuruan
merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta diklat untuk
bekerja dalam bidang tertentu”.
Di dalam dunia pendidikan sering kali mengalami masalah dalam
pelaksanaannya. Dengan bertambah kebutuhan sumber daya manusia yang
berkompeten, permasalahan pendidikanpun menjadi semakin kompleks.sebagai
agen perubahan pemerintah maupun pengelola sekolah berupaya mengeksplorasai
akar –akar permasalahan dari permasalahan yang mereka alami lewat sebuah
penelitian. Maka diperlukan penelitian untuk meneliti beberapa iindikator terkait
yang membutuhkan penyesuaian dan pemecahan masalah sehingga ditemukan
solusi yang baik
Penelitian adalah suatu metode yang dilakukan seseorang melalui
penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah sehingga
diperoleh pemecahan yang tepat terhadap permasalahan tersebut (Hillway, 1956).
Dengan melakukan penelitian, kita mencoba memecahkan permasalahan secara
logis, ilmiah, penuh tanggung jawab dan hasilnya dapat dipertanggung jawabkan .
penelitian berasal dari bahasa inggris “research” yang diterjemahkan sebagai riset.

2
Re artinya kembali dan search artinya mencari jadi research secara literal diartikan
mencari kembali. Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan (Permendikbud)
nomor 49 tahun 2014 pasal 45 ayat 3 menjelaskan mengenai tujuan penelitian
yang berupa penjelasan atau penemuan terhadap suatu fenomena.
Penelitian merupakan sebuah metode untuk menemukan kebenaran yang
juga merupakan pemikiran kritis (critical thinking) penelitian meliputi pemberian
definisi dari re-definisi terhadap masalah memformulasikan hipotesis (jawaban
sementara) membuat kesimpulan dan sekurang kurangnya mengadakan pengujian
yang tepat atas semua kesimpulan untuk menentukan apakah cocok dengan
hipotesis. Hal ini senada dengan kriteria utama untuk menjadi seorang peneliti
seperti yang diungkapkan pada permendikbud nomor 49 tahun 2014 pasal 48 ayat
2 adalah penguasaan terhadap metodologi penelitian yang sesuai dengan bidang
keilmuan, objek, dan tingkat kedalaman maupun kerumitan penelitian.
Penelitian juga bertujuan untuk mengubah kesimpulan kesimpulan yang
telah diterima atapupun dalil dalil tersebut. Ketika kita hendak melakukan
penelitian biasanya seorang peneliti dihadapkan pada metode apa yang akan
digunakan. Pilihan mana yang akan digunakan oleh peneliti yang bersangkutan
sering ditemukan oleh sikap peneliti terhadap jenis-jenis metode untuk melakukan
penelitian , seseorang dapat memilih jenis-jenis metode sesuai dengan masalah,
tujuan penelitian dan kerangkan pemikiran yang dirancang
Terdapat 2 jenis pendekatan penelitian yang dapat digunakan untuk
mengukur yaitu pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif
adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa
angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui,
sedangkan pendekatan kualitatif menggunakan data selain angka sebagai alat
menerukan keterangan menganai apa yang ingin kita ketahui. Pada pendekatan
kuantitatif menyatakan bahwa pendekatan kuantitatif terbagi menjadi penelitian
eksperimen, diskriptif korelasional, evaluasi dan kausal komparatif. Penelitian
kausal komparatif sering sukar dibedakan dengan penelitian korelasional.
Ex-post facto merupakan salah satu metode penelitian yang digunakan
dalam dunia sosial, khususnya pendidikan. Metode penelitian ex-post facto

3
merupakan metode penelitian yang menjadi solusi dari penelitian ketika tidak
memungkinkan menggunakan metode penelitian eksperimen dan digunakan untuk
menguji hipotesis sebab akibat pada sebuah fenomena atau situasi dimana tidak
ada pengontrolan maupun perlakuan baik pada variabel dependen dan independen
(Cohen, Manion, & Morrisson, 2007). Penelitian dengan menggunakan metode
ex-post facto tidak membiarkan peneliti melakukan manipulasi terhadap subjek
penelitian, baik dalam bentuk pengontrolan variabel dengan perlakukan tertentu.
Metode penelitian ex-post facto digunakan untuk mengetahui fenomena yang
sudah atau sedang terjadi. Penelitian dengan menggunakan metode ex-post facto
dilakukan setelah suatu fenomena sudah atau sedang terjadi, sedangkan pada
experimen penilitian dilakukan pada fenomena yang sedang atau akan terjadi.
Penelitian ex-post facto sangat penting untuk menelusuri faktor penyebab
suatu fenomena yang ada dalam dunia pendidikan. Selain itu, ketika faktor
penyebab suatu fenomena sudah diketahuai, maka faktor tersebut dapat digunakan
untuk memprediksi fenomena dengan melakukan suatu mengubah nilai dari faktor
tersebut. Pengubahan nilai suatu faktor dapat dilakukan dengan melalui proses
pembelajaran, pembiasaan, dan pembuatan aturan dengan menekankan pada
faktor tersebut. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka
pemakalah berminat untuk mengkaji lebih mendalam mengenai metode peneltian
ex-post facto secara detail dan komperehensif.

B. Permasalahan
Berdasarkan paparan yang telah dikemukakan, maka dapat diperoleh
beberapa permasalahan terkait dengan metode penelitian ex-post facto, antara lain:
1. Apakah Pengertian , ruang lingkup dari metode penelitian ex-post facto ?
2. Desain Apakah yang ada dalam metode penelitian ex-post facto ?
3. Bagaimana Prosedur Penelitian dalam ex-post facto ?
4. Bagaimana cara analisis dalam metode penelitian ex-post facto.
5. Bagaimana Kelebihan dan Kekurangan Ex-Post Facto ?

4
C. Tujuan
Sesuai dengan permasalahan yang ada, maka tujuan dari penulisan
makalah ini, adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian, penggunaan dan ruang lingkup metode penelitian
ex-post facto.
2. Mengetahui desain yang ada dalam metode penelitian ex-post facto.
3. Mengetahui prosedur dalam penelitian ex-post facto.
4. Mengetaui cara analisis data dalam penelitian ex-post facto.
5. Mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada dalam penelitian ex-post
facto.

D. Manfaat
Ada dua manfaat dalam penulisan makalah ini, yaitu manfaat secara
umum dan secara khusus. Secara umum makalah ini ditulis dengan tujuan untuk
memberikan gambaran secara terperinci mengenai metode penelitian ex-post facto
kepada para calon peneliti (mahasiswa), guru, dosen, terutama yang bergerak pada
bidang kependidikan maupun peneliti lain yang bergerak dibidang sosial secara
umum. Secara khusus makalah ini ditulis untuk memberikan pengetahuan
tambahan bagi penulis dan rekan sejawat program studi Pendidikan Teknik
Elektro, Program Pasca Sarjana UNY mengenai metodologi penelitian ex-post
facto secara detail dan komperehensif.

5
Bab II
Metode Penelitian Ex-post Facto

Metode penelitian ex-post facto merupakan salah satu sarana untuk


melakukan penelitian pendidikan secara ilmiah. Makalah ini ditulis secara
sistematis dan berdasar pada kerangka berpikir yang logis serta praktis, sehingga
lebih mudah untuk dipahami. Secara garis besar makalah ini memuat tiga bagian
utama yaitu pengertian, prosedur, dan contoh penelitian yang menggunakan
metode penelitian ex-post facto. Pengertian dari metode penelitian ex-post facto
meliputi pengertian secara umum, penggunaan, desain, kelebihan dan kelemahan
yang dimiliki oleh metode penelitian ex-post facto. Identifikasi permasalahan
penelitian, teknik sampling, instrumen penelitian, dan teknik analisis data masuk
dalam bagian prosedur dalam penelitian ex-post facto.

A. Pengertian Metode Penelitian Ex-Post Facto

Ex-post facto merupakan salah satu metode penelitian yang digunakan


dalam dunia sosial, khususnya pendidikan. Metode penelitian ex-post facto
merupakan metode penelitian yang menjadi solusi dari penelitian ketika tidak
metode penelitian eksperimen tidak mungkin untuk digunakan. Metode penelitian
ex-post facto digunakan untuk menguji hipotesis sebab akibat pada sebuah
fenomena atau situasi dimana tidak ada pengontrolan maupun perlakuan baik pada
variabel dependen dan independen (Cohen, Manion, & Morrisson, 2007). Ex-post Commented [yn1]: cohen

facto dilakukan karena adanya keberagaman dalam suatu variabel yang menjadi
minat penelitian setelah terjadinya serangkaian fenomena secara natural (Ary,
2010).
Penelitian ex-post facto dilakukan karena tidak bisa dilakukannya
manipulasi pada variabel karena alasan etik maupun pertanggungjawaban (Ary,
2010). Penelitian dengan menggunakan metode ex-post facto tidak Commented [yn2]: ari

memperkenankan peneliti untuk melakukan manipulasi terhadap subjek


penelitian, baik dalam bentuk pengontrolan variabel dengan perlakukan tertentu.
Metode penelitian ex-post facto digunakan untuk mengetahui fenomena yang

6
sudah atau sedang terjadi. Penelitian dengan menggunakan metode ex-post facto
dilakukan setelah suatu fenomena sudah atau sedang terjadi, sedangkan pada
experimen penelitian dilakukan pada fenomena yang sedang atau akan terjadi.
Metode penelitian ex-post facto berpijak pada filsafat positivistik yang
berpandangan bahwa semua pengetahuan merupakan suatu fakta atau pengalaman
empiris. Fakta secara empiris hanya dapat diperoleh langsung dari lapangan secara
inderawi melalui berbagai instrumen. Oleh karena itu, metode penelitian ex-post
facto merupakan cerminan dari teori kebenaran korespondensi. Sesuatu dapat
dianggap benar jika sesuai dengan fakta yang ada merupakan definisi pokok dari
teori kebenaran korespondensi. Berdasarkan pijakan filsafat dan teori kebenaran
inilah metode penelitian ex-post facto memiliki pendekatan penelitian kuantitatif.
Pada metode pendekatan kuantitatif data yang diperoleh ditransformasikan ke
dalam bentuk angka, kemudian diolah dan hasilnya disimpulkan secara deskriptif.
Tabel 1. Aspek Persamaan dan Perbedaan pada Metode Penelitian Ex-post Facto
dan Eksperimen
Aspek Ex-post facto Eksperimen
Variabel :
Variabel bebas Ya Ya
Variabel terikat Ya Ya
Variabel kontrol Ya Ya
Variabel Intervening Ya Tidak
Variabel Moderator Tidak Ya
Variabel Treatment Tidak Ya
Waktu penelitian :
Masa Lalu Ya Tidak
Masa sekarang Ya Ya
Masa mendatang Tidak Ya

Penelitian ex-post facto muncul karena adanya variabel lain yang menjadi
penyebab timbulnya variabel yang akan diteliti (Kerlinger dalam Cohen, 2007). Commented [yn3]: kerlinger

Secara umum, variabel dalam penelitian terdapat dua jenis variabel dalam

7
penelitian ex-post facto, yaitu variabel independen dan dependen. Variabel
independen merupakan sebab terjadinya atau adanya variabel dependen. Variabel
independen dikenal juga dengan variabel bebas dalam penelitian, karena variabel
independen tidak dipengaruhi oleh variabel lain dalam penelitian. Sedangkan
variabel dependen dikenal dengan variabel terikat dalam penelitian, karena
variabel dependen ditentukan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Ada
juga jenis variabel lain yang sering digunakan dalam penelitian ex-post facto,
yaitu variabel intervening dan moderator. Variabel intervening bersifat sebagai
variabel penyela yang muncul diantara variabel bebas dan terikat. Variabel
moderator adalah variabel yang berada diluar variabel penelitian, namun dapat
memperkuat atau memperlemah hubungan antar variabel penelitian. Variabel
independen diturunkan dari variabel dependen yang akan menjadi fokus dalam
penelitian, melalui telaah analisis faktor penyebab dari variabel dependen.
Metode penelitian ex-post facto memimiliki kesamaan dan perbedaan
dengan metode eksperimen. Dalam hal penggunaan variabel, baik metode
penelitian ex-post facto maupun eksperimen sama – sama menggunakan variabel
bebas dan variabel terikat untuk penelitian. Namun, dalam penelitian ex-post facto
tidak diperkenankan penggunaan variabel perlakuan (treatment variables),
berbeda dengan eksperimen yang justru menggunakan variabel perlakuan (Cohen, Commented [yn4]: cohen

Manion, & Morrisson, 2007). Ditinjau dari pemberian stimulus (perlakuan)


penelitian ex-post facto tidak memperkenankan memanipulasi variabel pada
kelompok tertentu, sedangkan eksperimen biasa dilakukan dengan cara
memanipulasi variabel pada kelompok (Ary, dkk., 2010; Cohen, Manion, &
Morrisson, 2007). Data yang diperoleh dengan metode penelitian ex-post facto
bersifat apa adanya, sesuai dengan fakta yang ada. Ditinjau dari segi waktu
penelitian ex-post facto merupakan penelitian untuk mengamati gejala atau
fenomena yang sudah atau sedang berlangsung guna memprediksi gejala dimasa
mendatang, sedangkan penelitian eksperimen merupakan penelitian untuk
mengamati gejala yang sedang dan akan berlangsung untuk mengetahui hasil uji
coba pada subjek. Tabel perbedaan dan kesamaan antara penelitian eksperimen
dengan ex-post facto secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 1.

8
Mengingat metode penelitian ex-post facto menjadi alternatif digunakan
untuk mengungkapkan fenomena yang sudah terjadi dan penelitian tidak
memberikan suatu perlakuan pada kelompok subjek, maka metode ex-post facto
masuk dalam kategori penelitian noneksperimen. Instrumen yang digunakan
dalam metode penelitian ex-post facto seringkali berbentuk kuesioner, lembar
observasi, maupun tes yang membutuhkan analisis statistik untuk membuat suatu
simpulan dari hasil penelitian. Tujuan utama dari penelitian ex-post facto adalah
untuk memberikan penjelasan terhadap suatu fenomena (eksplanasi) yang sudah
maupun sedang terjadi dan untuk memberikan prediksi terhadap fenomena yang
akan terjadi.

B. Desain Penelitian Ex-post Facto


Terdapat dua desain yang termasuk kedalam metode ex-post facto, yaitu
desain kausal-komparatif dan korelasional (Cohen, Manion, & Morrison, 2007).
Banyak para penulis yang membedakan secara signifikan kedua desain ini,
mengingat adanya kemiripan antara desain kausal komparatif dengan penelitian
eksperimen. Namun, mengingat baik pada desain kausal-komparatif maupun
korelasional tidak ada perlakuan pada subjek penelitian dan data yang diperoleh
pada kedua desain juga berasal dari fenomena yang sudah atau sedang terjadi,
maka keduanya dapat dikategorikan masuk dalam metode penelitian ex-post facto.
Ex-post facto lebih diidentikan dengan desain kausal-komparatif karena
digunakan untuk mengetahui faktor keberagaman penyebab dari suatu fenomena
yang berakibat pada suatu hal tertentu (Ary, dkk., 2010). Jadi, perbedaan utama
antara desain kausal-komparatif dengan korelasional yaitu mengenai subjek
penelitian. Metode penelitian kausal-komparatif menggunakan dua kelompok atau
lebih untuk mengetahui faktor penyebab suatu fenomena, sedangkan metode
korelasional hanya menggunakan satu kelompok untuk mengetahui pola
hubungan antar variabel pada suatu kelompok (Ari, dkk. 2010; Cohen, Manion, &
Morrison, 2007; Mills dan Gay, 2016).
Desain kausal-komparatif digunakan jika peneliti ingin mengetahui
penyebab atau alasan terjadinya perbedaan perilaku atau keadaan antar kelompok

9
atau individu (Mills dan Gay, 2016). Ada banyak kemiripan antara desain kausal-
komparatif dengan metode penelitian eksperimen, namun yang perlu diperhatikan
adalah mengenai waktu dan pemberian stimulus atau manipulasi subjek
penelitian. Pada desain kausal-komparatif penelitian dilakukan setelah atau saat
suatu fenomena sedang berlangsung dan hanya menelitii fenomena yang terjadi
secara apa adanya. Sedangkan pada metode penelitian eksperimen penelitian
dilakukan untuk mengetahui efek pemberian stimulus atau perlakuan pada subjek,
sehingga penilitian dilakukan pada fenomena yang sedang atau akan terjadi.
Persamaan antara desain kausal komparatif dengan metode penelitian eksperimen
terletak pada penggunaan teknik analisis statistik. Mengingat penelitian keduanya
melibatkan kelompok, maka teknik analisis yang biasa digunakan adalah uji beda
antar kelompok baik dengan satu variabel independen maupun lebih.
Desain korelasional digunakan jika peneliti ingin mengetahui pola
hubungan antar dua variabel atau lebih dari data yang dikumpulkan yang
berfokus pada penggunaan analisis statistik korelasional (Ary, dkk., 2010; Borg
dan Gall, 2003; Mills dan Gay, 2016). Hubungan antarvariabel dinyatakan dalam
koefisien korelasi yang memiliki nilai antara 0 hingga 1. Semakin tinggi nilai dari
koefisien korelasi, maka semakin kuat hubungan antar dua variabel. Dalam dunia
pendidikan tujuan penggunaan desain korelasional seian untuk mengetahui kuat
lemahnya hubungan antar variabel, juga digunakan untuk mengetahui derajat
konsistensi dan melakukan prediksi (Ary, dkk., 2010; Mills dan Gay, 2016).
Derajat konsistensi merupakan indikator yang seringkali digunakan sebagai sarana
untuk mengetahui reliabilitas suatu pengukuran. Derajat konsistensi pada korelasi
sederhana dapat ditentukan dengan menggunakan nilai kuadrat dari koefisien
korelasi. Prediksi digunakan untuk mengetahui perubahan pada variabel
dependen, jika ada perubahan pada variabel dependen. Perubahan tersebut dapat
diketahui berdasarkan pada persamaan regresi yang disusun sesuai dengan nilai
koefisien regresi pada pola hubungan antarvariabel.

10
C. Penggunaan Penelitian Ex-post Facto
Metode penelitian ex-post facto digunakan untuk mengetahui faktor
penyebab suatu fenomena atau keadaan yang sudah atau sedang berlangsung dan
tanpa memberikan perlakuan pada subjek penelitian (Ari, dkk. 2010; Cohen,
Manion, & Morrison, 2007; Mills dan Gay, 2016). Penelitian ex-post facto dapat
dilakukan pada satu kelompok maupun lebih. Jika dilakukan pada satu kelompok
saja, maka desain yang digunakan adalah korelasional, namun jika lebih dari satu
kelompok maka desain yang digunakan adalah kausal-komparatif. Meskipun pada
desain kausal-komparatif terdapat lebih dari satu kelompok, namun peneliti tidak
diperkenankan memberikan perlakuan (stimulus) atau upaya manipulatif pada
semua kelompok penelitian. Metode penelitian ex-post facto pada dunia
pendidikan banyak digunakan untuk mengetahui faktor penyebab perilaku dari
peserta didik.
Penelitian ex-post facto juga dapat digunakan untuk menyusun instrumen
pengukuran, terutama pengukuran sikap melalui analisis faktor. Analisis faktor
digunakan sebagai sarana untuk mengelompokkan faktor yang mempengaruhi
suatu konstruk pengukuran. Pengelompokkan dapat dilakukan secara natural
(tanpa dukungan teoritis) maupun dengan dukungan teoritis. Pengembangan lebih
lanjut dari penelitian ex-post facto adalah untuk merumuskan suatu model
penelitian yang kompleks dan membangun atau membuktikan kebenaran dari
suatu teori.

D. Konstruk dan Variabel Penelitian Ex-post Facto


Penelitian dalam dunia pendidikan melibatkan konstruk dan variabel
sebagai suatu atribut pokok. Seringkali terjadi kekeliruan pengertian mengenai
konstruk dan variabel yang berakibat pada kesalahan dalam penggunaanya.
Konstruk merupakan suatu atribut yang belum memiliki definisi operasional
secara jelas, sedangkan variabel merupakan suatu konstruk yang sudah memiliki
definisi operasional secara jelas (Cresswell, 2012; Mills dan Gay, 2016). Contoh
konstruk adalah motivasi belajar. Motivasi belajar merupakan suatu atribut yang
abstrak dan tidak jelas cara mengukurnya. Motivasi belajar praktek PLC

11
dilaborotorium kendali merupakan contoh dari variabel yang dapat diukur
langsung melalui lembar observasi terhadap peserta. Variabel dalam penelitian ex-
post facto secara garis besar dan sederhana dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). Namun,
penamaan dari variabel pada penelitian ex-post facto sendiri bergantung pada
kompleksitas dari pola hubungan yang ada dalam variabel. Variabel independen
dan dependen digunakan jika pola hubungan masih sederhana dan tiap variabel
dapat terukur langsung tanpa membutuhkan variabel pengukur. Pada desain
kausal-komparatif juga terdapat variabel kontrol, yaitu variabel yang dianggap
sebagai pengontrol dari variabel independen. Variabel kontrol pada desain kausal-
komparatif muncul secara natural atau dengan kata lain bukan sebagai efek
pemberian perlakuan dari peneliti.
Pada desain korelasional dapat juga muncul intervening diantara variabel
independen dan dependen. Variabel intervening merupakan variabel penyela yang
dapat memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen dan
dependen. Pada analisis lebih lanjut yang menggunakan analisis statistik
multivariat persamaan model terstruktur (Structural Equation Modelling),
pemberian nama variabel bergantung pada kedudukan variabel dalam suatu model
(Hair, dkk., 2014). Ada variabel laten dan variabel manifes. Variabel laten adalah
variabel yang tidak dapat diukur secara langsung dan membutuhkan variabel lain
untuk melakukan pengukuran, variabel laten dikenal juga dengan sebutan
konstruk. Variabel manifes adalah variabel yang dapat melakukan pengukuran
secara langsung tanpa membutuhkan variabel lain, variabel laten dikenal juga
dengan sebutan indikator atau variabel terukur. Variabel laten terbagi lagi menjadi
dua, yaitu: variabel eksogonus, dan variabel endogonus. Istilah variabel eksogenus
dan endogenus dipakai jika penelitian menggunakan model persamaan terstruktur
(Structural Equation Modelling).

E. Prosedur Penelitian Ex-post Facto


Prosedur penelitian ex-post facto bergantung pada desain yang
digunakan. Secara garis besar prosedur pada penelituan ex-post facto pada kedua

12
desain hampir sama yang meliputi identifikasi permasalahan, penentuan sampel
penelitian (pada desain kausal-komparatif dibutuhkan dua kelompok atau lebih
untuk dibandingkan, sedangkan pada desain korelasional sampel penelitian
dianggap dalam satu kelompok kesatuan) , pengumpulan data, dan analisis data
(Borg, dkk., 2003). Penentuan desain dalam penelitian ex-post facto sendiri
ditentukan oleh pokok permasalahan yang akan diteliti. Perbandingan prosedur
dalam penelitian ex-post facto secara singkat disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Prosedur Penelitian Ex-post Facto Desain Kausal-Komparatif dan Desain


Korelasional.
Desain Kausal-Komparatif Desain Korelasional
Identifikasi Permasalahan Penelitian Identifikasi Permasalahan Penelitian
Penentuan Kelompok Utama Penelitian Penentuan Sampel Penelitian
Penentuan Kelompok Pembanding Pengumpulan Data
Pengumpulan Data Analisis Data
Analisis Data

Langkah pertama adalah identifikasi permasalahan penelitian.


Permasalahan berasal dari perbedaan antara keadaan ideal yang diharapkan
dengan keadaan faktual yang yang terjadi dilapangan. Identifikasi permasalahan
pada desain kausal-komparatif terkait erat dengan ketertarikan peneliti terhadap
topik dari penelitian yang akan dilakukan. Berdasarkan topik tersebut kemudian
peneliti menentukan variabel dependen yang akan diteliti. Variabel dependen
yang akan diteliti biasanya teridentifikasi dari permasalahan dilapangan. Dari
variabel dependen tersebut diuraikan beberapa faktor yang dapat menjadi
penyebab munculnya variabel dependen tersebut sebagai bahan pertimbangan
untuk penentuan variabel independen yang secara tepat. Penentuan variabel
independen dari variabel dependen dilakukan melalui kajian pustaka, baik
terhadap teori yang ada maupun hasil penelitian relevan, dan disesuaikan dengan
fakta lapangan.
Langkah kedua dan ketiga pada desain kausal-komparatif adalah
penentuan kelompok utama dan pembanding dalam penelitian. Berbeda dengan

13
metode eksperimen yang penentuan kelompok dilakukan untuk diberikan
perlakuan. Pada desain kausal-komparatif penentuan kelompok disesuaikan
dengan variabel independen yang telah ditentukan. Kesamaan karakterisitik antar
kelompok sesuai dengan variabel dependen dalam peneltian dan perbedaan
karakteristi antar kelompok sesuai dengan variabel independen penelitian
digunakan sebagai landasan untuk menentukan kelompok pembanding.
Langkah kedua pada desain korelasional adalah penentuan sampel
penelitian. Penentuan sampel dalam peneltian korelasional dilakukan
menggunakan teknik sampling yang tepat. Penggunaan teknik sampling dengan
tepat diperlukan agar sampel yang dipilih representatif terhadap populasi yang ada
dalam peneltian. Kesalahan pada penentuan sampel berakibat pada
ketidaksesuaian generalisasi yang dilakukan terhadap fakta dilapangan. Kriteria
penggunaan teknik sampel dalam penelitian adalah populasi penelitian dan
banyaknya variabel yang ada dalam penelitian.
Langkah selanjutnya setelah kelompok penelitian (desain kausal
komparatif) dan sampel penelitian (desain korelasional) ditentukan adalah
pengumpulan data penelitian. Pengumpulan data penelitian dengan menggunakan
instrumen tes, kuesioner, wawancara, dan observasi secara natural. Penentuan
instrumen penelitian disesuaikan dengan cara dalam pengukuran variabel yang
ada dalam penelitian berdasarkan pada landasan teori yang ada. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian harus teruji validitas dan reliabitasnya sebelum
digunakan. Uji coba empiris sebelum penetlian terhadap instrumen perlu
dilakukan untuk mendukung validitas empiris dalam penyusunan instrumen
penelitian.
Tahap terakhir dalam metode penelitian ex-post facto adalah analisis
terhadap data hasil penelitian. Analisis data dalam metode penelitian ex-post facto
terdiri atas dua macam, yaitu analisis deskriptif dan inferensial. Analisis deskriptif
bertujuan untuk memberikan gambaran terhadap data penelitian, sedangkan
analisis inferensial bertujuan untuk menguji hipotesis penelitian (membuat
generalisasi). Analisis deskriptif meliputi penentuan ukuran pemusatan data
(rerata, media, dan modus) dan ukuran penyebaran dara (rentang, varian, dan

14
simpangan baku). Teknik analisis inferensial yang dipakai bergantung pada
hipotesis yang akan diuji dalam penelitian, jumlah sampel, dan pemenuhan asumsi
yang diperlukan sebelum analisis dilakukan. Interpretasi terhadap hasil analisis
menjadi kekuatan utama

F. Identifikasi Permasalahan Penelitian


Identifikasi terhadap permasalahan merupakan langkah awal yang sangat
fundamental dalam penelitian pendidikan. Semua proses dalam penelitian
pendidikan bergantung pada permasalahan yang diidentifikasi. Identifikasi
permasalahan penelitian dapat dilakukan berdasarkan pada pengalaman, teori
literatur, persoalan terkait pendidikan, maupun regulasi yang berkaitan dengan
pendidikan. Permasalahan penelitian dapat berupa persoalan (issue), kontroversi,
maupun suatu perhatian yang dapat mengarah atau mendorong untuk
dilaksanakannya penelitian (Creswell, 2012).

Umum Topik Perilaku Vokasi

Rendahnya Identitas Vokasi


Permasalahan
Siswa Selama Praktikum
Penelitian
Instalasi Listrik

Untuk Meneliti Faktor yang


Tujuan Mempengaruhi Identitas Vokasi
Penelitian Siswa Selama Praktikum
Instalasi Listrik

Apakah Minat, Bakat, dan


Kesadaran Siswa Berpengaruh
Pertanyaan
Spesifik Terhadap Identitas Vokasi
Penelitian
Selama Praktikum Instalasi
Listrik ?

Gambar 1. Perbedaan Topik, Permasalahan, Tujuan, dan Pertanyaan Penelitian.

Identifikasi permasalahan penelitian ditentukan dari yang bersifat umum


dan terus mengkerucut hingga ke arah yang lebih spesifik. Permasalahan dalam
penelitian pendidikan dapat diturunkan dari topik yang menjadi ketertarikan
penelitian. Berdasarkan permaalahan yang ditemukan dapat disusun tujuan dari

15
dilaksanakannya penelitian. Muara dari identifikasi permasalahan adalah
pertanyaan dalam penelitian. Pertanyaan dalam penelitian menjadi landasan untuk
penyusunan kajian pustaka terhadap teori dan hasil penelitian yang relevan.
Berdasarkan pada teori dan hasil penelitian relevan yang telah dikaji dapat
disusun paradigma penelitian dan hipotesis penelitian yang akan diuji.
Komponen awal dalam penelitian yang terdiri atas topik, permasalahan,
tujuan, dan pertanyaan penelitian. Keempat komponen memiliki perbedaan secara
mendasar, namun keempatnya tersusun secara sistematis dari hal yang sifatnya
umum ke hal yan sifatnya khusus atau lebih spesifik. Gambar 1 merupakan contoh
aplikasi dari penyusunan rencana awal penelitian. Dimulai dari topik yang
sifatnya umum dan diakhiri dengan pertanyaan penelitian yang sifatnya spesifik.
Topik dalam penelitian dimisalakan adalah perilaku vokasi. Berdasarkan hasil
observasi dan pengalaman selama melakukan kegiatan praktikum dengan siswa
diperoleh permasalahan mengenai rendahnya identitas vokasi siswa selama
praktikum instalasi listrik. Rendahnya identitas vokasi siswa dalam praktikum
instalasi listrik dapat ditelusuri faktor penyebabnya dengan melakukan penelitian.
Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui faktor yang berpengaruh
terhadap rendahnya identitas vokasi siswa dalam praktikum instalasi listrik.
Kajian literatur dari buku, jurnal, dan hasil penelitian dapat dijadikan panduan
untuk menguraikan tujuan penelitian kedalam beberapa pertanyaan peneltiain
yang dapat menjawabnya.

G. Penentuan Sampel
Subjek dari penelitian merupakan sekolompok orang yang memiliki
kesamaan karakteristik atau lebih dikenal dengan sebutan populasi. Sub-bagian
dari populasi yang dapat merepresentasikan karakteristik populasi disebut sebagai
sampel. Penentuan sampel penentlian yang tepat sangat penting agar sampel yang
dipilih benar – benar mampu merepresentasikan karakteristik populasi
sebenarnya, sehingga hasil penelitian pada sampel dapat digeneralisasi pada
populasi yang ada. Suatu metode yang digunakan untuk menentukan sampel
dalam penelitian disebut dengan teknik sampling. Teknik sampling dalam

16
penelitian ex-post facto yang berbasis kuantitatif dapat dibagi menjadi dua
kelompok besar, yaitu teknik sampling acak dan teknik sampling tidak acak. Tiap
individu dalam anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih
menjadi sampling jika penentuan sampel menggunakan teknik sampling acak.
Gambar 2 menjelaskan mengenai jenis teknik sampling dalam penelitian ex-post
facto.

Teknik Sampling Teknik Sampling


Acak Tidak Acak
Teknik Teknik
sampling acak sampling
sederhana insidensial
Teknik
Teknik
sampling
sampling strata
bertujuan
Teknik
Teknik
sampling
sampling kuota
klaster
teknik sampling
sistematis

Gambar 2. Teknik Sampling Penelitian Ex-Post Facto.

1. Teknik Sampling Acak


Teknik sampling acak terdiri atas empat jenis, yaitu teknik sampling acak
sederhana (simple random sampling), teknik sampling strata (stratified sampling),
teknik sampling klaster (claster sampling), dan teknik sampling sistematik
(systematic sampling). Sedangkan teknik sampling tidak acak terdiri atas tiga
jenis, yaitu sampling insidensial (convenience sampling), sampling bertujuan
(purposive sampling), san sampling kuota (quote sampling). Tiap jenis teknik
sampling acak akan dibahas secara mendalam pada uraian berikut.

a. Teknik Sampling Acak Sederhana


Teknik sampel acah sederhana dilakukan dengan meil
Teknik sampling acak sederhana dilakukan dengan memilih sampel
secara acak baik dengan bantuan komputer atau alat lainnya.

17
b. Teknik Sampling Strata
Teknik sampling strata dilakukan dengan membagi populasi kedalam beberapa
strata kemudian tiap strata dipilih sampel secara acak

c. Teknik Sampling Klaster


. Teknik sampling klaster digunakan jika populasi terdiri atas kelompok, bukan
individu.

d. Teknik Sampling Sistematis


Teknik sampling sistematis digunakan untuk memilih sampel sesuai dengan pola
tertentu dari sampel awal yang dipilih secara acak.

2. Teknik Sampling Tak Acak


Ada tiga jenis sampling tak acak yang bisa digunakan dalam penelitian
ex-post facto, yaitu teknik sampling insedental, teknik sampling purposif, dan
teknik sampling kuota. Penggunaan teknik tak acak membuat tiap anggota
populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel.
Teknik sampling insidensial digunakan jika peneliti berada di kawasan
atau bekerja pada bidang tertentu yang terpilih menjadi subjek penelitian. Teknik
sampling insidensial menggunakan rekan, saudara, atau orang yang secara tidak
sengaja bertemu dan bersedia menjadi sampel penelitian. Teknik sampling
bertujuan (dikenal juga dengan judgment sampling) dipilih jika penelitian
memiliki kriteria tertentu dalam menentukan sampel, sehingga hanya individu
atau kelompok dengan karakter tertentulah yang dapat dipakai sebagai sampel.
Proses penentuan sampel berdasarkan pada ketentuan tertentu, jumlah yang pasti
atau quota dari populasi yang memiliki karakteristik heterogen.

a. Teknik Sampling Insidental

18
b. Teknik Sampling Bertujuan

c. Teknik Sampling Kuota

H. Metode Pengumpulan Data


Berbagai pertimbangan perlu diperhatikan untuk menentukan metode
pengumpulan data secara efektif dan efisien. Terdapat lima pertimbangan dalam
penentuan metode pengumpulan data, yaitu responden yang akan diteliti, perijinan
untuk pengambilan maupun penggunaan data dari individu maupun organisasi,
pertimbangkan tipe informasi yang dapat dikumpulkan dari berbagai sumber yang
ada, penentuan instrumen yang digunakan dalam penelitian, dan atur proses
pengumpulan data (Creswell, 2012). Sumber data dalam penelitian kuantitatif
dapat berupa data primer maupun sekunder. Data primer dikumpulkan langsung
oleh peneliti, sedangkan data sekunder merupakan data yang sudah tersedia untuk
dimanfaatkan oleh peneliti. Sumber data sekunder dalam penelitian sebaiknya
data berkualitas yang dapat dibuktikan validitas dan reliabilitasnya (misalnya:
data hasil ujian nasional).
Aktivitas pengumpulan data kuantitatif dapat dijabarkan kedalam empat
langkah, yaitu identifikasi variabel penelitian, pendefinisian operasional variabel,
penentuan instrumen penelitian, dan pengumpulan data dengan instrumen yang
dapat menghasilkan skala numerik (Creswell, 2012). Alur aktivitas dalam proses
pengumpulan data dapat dilihat pada Gambar 3. Sebelah kiri menunjukkan alur
yang harus dilalui untuk mengumpulkan data kuantitatif dan sebelah kanan
menunjukkan contoh aplikasinya secara nyata.

19
Identitas Vokasi
Identifikasi Variabel Siswa Terkait
Bidang Elektro

Kesungguhan
Definisikan
Siswa dalam
Operasional
Aktivitas Praktikum
Variabel
Instalasi Listrik

Menetapkan
Instrumen (ukuran,
Lembar Observasi Penilaian
observasi,
Sikap (Kesungguhan Siswa)
dokumen baik
dalam mengikuti praktikum
dengan pertanyaan
maupun skala)

Lembar observasi
Pengumpulan Data dengan 4 skala
dengan instrumen frekuensi (data
yang menghasilkan interval), dari tidak
skor numerik pernah sampai
sering (1 – 4)

Gambar 3. Alur Kegiatan dalam Proses Pengumpulan Data

Ada beberapa instrumen yang dapat digunakan untuk mengumpulkan


data dalam penelitian ex-post facto, antara lain tes, kuesioner, observasi, dan
wawancara (Borg, dkk., 2003). Tiap instrumen memiliki kelebihan dan
kekurangan, oleh karena itu akan lebih efektif jika dipilih lebih dari satu
instrumen untuk melakukan pengukuran agar memberikan hasil yang lebih akurat.
Instrumen yang digunakan harus memenuhi kriteria valid dan reliabel. Valid
artinya kesesuaian instrumen yang digunakan dengan fakta yang diukur. Reliabel
artinya instrumen memiliki konsistensi dalam melakukan pengukuran. Metode
penelitian ex-post facto yang merupakan bagian dari pendekatan kuantitatif
memerlukan data penelitian yang berbentuk angka atau dapat ditransformasikan
kedalam bentuk angka. Tabel 3 merupakan berbagai contoh tipe data yang
dibutuhkan untuk penelitian dan teknik pengambilannya.

1. Tes
Tes yang disusun sesuai dengan standardisasi dapat digunakan sebagai
sarana pengumpulan data dalam penelitian ex-post facto. Ada kalanya peneliti
hanya mengambil data dari tes yang sudah selesai dilakukan, oleh karena itu hasil
tes yang dapat digunakan dalam penelitian adalah hasil dari tes yang
penyusunannya sesuai dengan kriteria standar yang telah ditentukan. Tes dapat

20
bersifat pilihan ganda maupun uraian. Kriteria penyusunan tes disesuaikan dengan
teori yang ada dan materi dilapangan.

Tabel 3. Tipe Data dan Pengukuran pada Penelitian Kuantitatif.


Tipe Data Teknik Pengambilan Data Definisi
Pengukuran Kinerja Tes Prestasi Akademik Tes untuk mengukur kemampuan individu
Individual yang dibandingkan dengan suatu
kelompok.
Penilaian Acuan Kriteria Tes untuk mengukur kemampuan individu
yang dibandingkan dengan kriteria
tertentu
Tes Kecerdasan Tes untuk mengukur kecerdasan
intelektual
Tes Bakat Tes yang mengukur kemampuan
seseorang untuk memprediksi kinerja
seseorang dimasa mendatang atau dalam
situasi berbeda.
Tes Minat Tes yang memberikan informasi tentang
minat seseorang dan membantu dalam
rencana karir.
Peniliaian Kepribadian Tes yang membantu seseorang untuk
mengidentifikasi dan mengukur karakter
diri untuk membantu memprediksi atau
menjelaskan perilaku pada situasi dan
kondisi tertentu.
Pengukuran Sikap Pengukuran Afektif Instrumen untuk mengukur pengaruh
Individual positif atau negatif pada atau untuk topik
tertentu.
Observasi Perilaku Lembar Observasi Instrumen yang berguna untuk
Individu (Ceklis)_ Perilaku mengobservasi perilaku individu.
Informasi Faktual Dokumen Publik atau Informasi dari sumber publik atau arsif
Arsip Sekolah yang menyediakan data mengenai sampel
atau populasi.

2. Kuesioner
Metode yang tepat untuk mengumpulkan data dari responden dengan
jumlah yang banyak adalah melalui kuesioner. Namun, kuesioner membutuhkan
analisis yang tajam untuk mengkonstruksi item secara tepat. Ada dua jenis
kuesioner, yaitu, kuesioner terbuka dan tertutup. Pada kuesioner terbuka,
responden diberikan kebebasan untuk menentukan jawabannya, karena tidak
disediakan pilihan jawaban. Sedangkan pada kuesioner tertutup, responden hanya

21
boleh memilih jawaban yang sudah disediakan dalam kuesioner. Keuntungan dari
penggunaan kuesioner antara lain murah, dapat mengumpulkan data dari banyak
orang, data lebih mudah untuk diringkas. Sedangkan kerugiannya antara lain:
membutuhkan banyak waktu, kemungkinan kuesioner tidak diisi atau respon tidak
tepat, kurang mendetail, hanya menyediakan informasi sesuai dengan pertanyaan
kuesioner. Kuesioner biasa digunakan untuk penilaian diri.

3. Observasi
Observasi merupakan metode yang paling utama dalam untuk
mengumpulkan data. Observasi bisa dilakukan baik pada semua semua proses
analisis kebutuhan. Observasi bisa dilakukan baik pada pekerja, sarana prasarana
kerja, data, maupun dokumen lain. Salah satu keungungan dari teknik observasi
adalah tidak diperlukannya perijinan secara legal dari lembaga atau organisasi
terkait. Kelebihan dari observasi adalah menghasilkan data yang relevan dengan
lingkungan dan meminimaliasi gangguan aktivitas pembelajaran. Sedangkan
kekurangan dari observasi adalah membutuhkan keterampilan observer dan
adanya kemungkinan manipulasi perilaku dari individu, terutama jika secara sadar
individu tahu bahwa dirinya sedang menjadi objek observasi.

4. Wawancara
Wawancara dilakukan dapat dilakukan untuk mengetahui pendapat
subjektik dari seseorang terhadap sesuatu. Wawancara cocok digunakan untuk
mengumpulkan informasi secara mendetail baik penyebab dan pemecahan dari
permasalahan menurut subjek dan dapat mengangkap permasalahan yang sulit
teridentifikasi. Agar dapat melakukan wawancara dengan baik dibutuhkan kisi
kisi dan daftar pertanyaan yang tepat. Salah satu keuntungan dengan
menggunakan teknik wawancara adalah pertanyaan yang diajukan dapat
dimodifikasi menyesuaikan jawaban yang diberikan oleh subjek wawancara.
Kekurangan dari teknik wawancara yaitu membutuhkan banyak waktu, data lebih
sulit untuk dianalisis, dibutuhkan keterampilan pewawancara, adakalanya jawaban
yang diberikan tidak sesuai dengan pendapat ahli, dan adanya kesulitan dalam
pengaturan jadwal wawancara.

22
I. Analisis Data pada Metode Penelitan Ex-post Facto
Analisis data pada metode penelitian ex-post facto menyesuaikan dengan
desain yang digunakan, jumlah variabel, hipotesis penelitian dan jenis dari data
yang diperoleh dalam penlitian. Jika data penelitian berupa data diskrit (nominal
atau ordinal) maka analisis data menggunakan statistika nonparametrik. Namun,
jika data penelitian berbentuk interval atau rasio, maka analisis data menggunakan
statistik parametrik.

1. Analisis Data Desain Kausal-Komparatif


Analisis data penelitian ex-post facto dengan desain kausal-komparatif
secara umum merupakan uji beda rerata antar kelompok. Teknik analisis data
pada desain kausal-komparatif meliputi uji beda t, anakova, anova dan manova.
Jumlah kelompok dan variabel dalam penelitian digunakan untuk menentukan
teknik analisis data pada desain kausal-komparatif (Borg, dkk., 2003). Jika,
asumsi normalitas data hasil penelitian tidak terpenuhi dikarenakan jumlah sampel
yang sedikit, maka dapat digunakan analisis statistik menggunakan teknik
nonparametrik.

a. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji perbedaan rerata antar dua kelompok.
Uji t hanya dapat dilakukan jika dalam penelitian terdapat satu variabel
dependen dan satu variabel indenpenden. Terdapat dua jenis uji t, yaitu uji t
berpasangan dan uji t kelompok dependen. Uji t berpasangan digunakan untuk
menguji perbedaan rerata dua skor pada satu kelompok yang sama. Skor atau
data yang dianalisis pada uji t berpasangan berasal dari kelompok yang sama,
contohnya : jika peneliti akan membandingkan antara rerata ujian tengah
semester dan ujian akhir semester pada suatu kelompok belajar. Uji t kelompok
dependen digunakan untuk menguji perbedaan rerata dua skor pada dua
kelompok yang berbeda, contohnya : jika peneliti akan membandingkan antara
rerata nilai ujian siswa pada dua kelas yang berbeda. Asumsi utama untuk
melakukan uji t adalah distribusi sample normal atau ukuran sampel lebih dari
atau sama dengan 30. Jika, asumsi tersebut tidak terpenuhi, maka pengujian

23
perbedaan rerata antar kelompok dilakukan dengan analisis statistik
nonparametrik.

b. Analisis Varian (Anova)


Anova merupakan uji beda rerata antara lebih dari dua kelompok
pada satu atau lebih variabel independen terhadap satu variabel dependen.
Terdapat berbagai macam jenis anova, antara lain : anova satu jalur antar
subjek, anova dua jalur antar subjek, anova satu jalur inter subjek, dan desain
anova faktorial. Anova satu jalur antar subjek melibatkan lebih dari dua subjek
kelompok dengan satu variabel independen. Anova dua jalur antar subjek
melibatkan dua variabel independen dan tiap variabel independen memiliki
kelompok yang saling berinteraksi. Anova satu jalur intersubjek merupakan
pengembangan dari uji t berpasangan dengan melibatkan lebih dari dua nilai
(nilai tersebut merupakan hasil dari suatu perlakukan, misal nilai ujian pertama,
ujian kedua, dan ujian kedua). Analisis dengan desain faktorial digunakan jika
melibatkan lebih dari dua variabel independen dan tiap variabel independen
terdiri dari beberapa kelompok.

c. Analisis Kovarian (Anakova)


Anakova adalah singkatan dari analisis kovarian, merupakan
penggabungan dari teknik analisis regresi linier. Anakova digunakan untuk
mengetahui efek dari suatu perlakuan pada variabel independen terhadap
variabel dependen. Variabel kontrol atau dikenal juga dengan sebutan variabel
kovariat muncul sebagai bentuk dari efek perlakuan tersebut. Jadi pada
anakova analisis dilakukan untuk membandingkan variabel independen jika
ditinjau dari variabel dependen dan menghubungkan variabel independen
tersebut dengan variabel kontrol.

d. Multi Analisis Varian (Manova)


Manova (multy analysis of varian) hampir serupa dengan anova,
hanya saja pada manova jumlah variabel dependen lebih dari satu. Manova
termasuk dalam teknik analisis multivariat, karena kerumitan model matematis

24
dalam proses perhitungan. Analisis varian dan uji t digunakan dengan
membandingkan rerata antar kelompok pada suatu kurva, dalam bidang dua
dimensi, sehinggga jarak antar rerata dapat ditentukan secara langsung.
Sedangkan pada manova perbedaan rerata diukur dengan mengukur jarak antar
titik tengah pada masing masing kelompok. Hal ini dilakukan karena variabel
dependen yang digunakan lebih dari satu, sehingga letak nilai rerata pada tiap
variabel tidak berada pada bidang yang sama. Titik tengah pada rerata antar
kelompok dalam manova biasa dikenal dengan sebutan sentroid.

e. Statistik NonParametrik
Ada tiga statistik nonparametrik yang digunakan dalam desain
kausa-komparatif, yaitu Tes Kai-Kuadrat, uji Mann-Whitney, dan Uji
Wilcoxon. Tes Kai-Kudrat digunakan jika variabel independen dan dependen
berbentuk data kategorik atau diskrit. Uji Mann-Whitney merupakan alternatif
dari analisis uji beda rerata (uji t) dengan kelompok independen. Uji Wilcoxon
digunakan sebagai alternatif dati uji beda rerata (uji t) untuk sampel
berpasangan. Seperti halnya pada uji t, uji Mann-Whitney dan uji Wilcoxon
digunakan hanya untuk menguji beda dua rerata dengan satu variabel dependen
yang ditinjau dari satu variabel dependen.

2. Analisis Data Desain Korelasional


Analisis data pada desain korelasional secara garis besar dapat dibagi
menjadi dua, yaitu analisis bivariat dan multivariat. Analisis bivariat melibatkan
hubungan kausalitas yang melibatkan satu variabel dependen dan satu variabel
independen. Analisis korelasi multivariat melibatkan lebih banyak variabel yang
membentuk pola hubungan tertentu baik yang sederhana seperti pada analisis
regresi berganda hingga pola hubungan yang kompleks seperti pada analisis
persamaan model terstruktur (Structural Equation Modelling / SEM). Pemilihan
teknik analisis secara tepat disesuaikan dengan kebutuhan penelitian, sehingga
teknik analisis yang digunakan dapat menjawab pertanyaan yang ada dalam
penelitian.

25
a. Korelasi
Hal yang paling mendasar dalam analisis data desain korelasional
adalah koefisien korelasi produk momen (Product Moment Correlation
Coefient / PMCC). Nilai dari koefisien korelasi produk momen menunjukkan
kuat-lemah nya dan pola hubungan antar dua variabel. Nilai koefisien korelasi
berkisal dalam rentang 0 sampai 1 dan dapat bertanda positif maupun negatif.
Nilai koefisien korelasi 0 berarti bahwa tidak ada hubungan sama sekali antar
kedua variabel, sedangkan nilai korelasi 1 berarti bahwa hubungan antar
variabel yang sempurna (sangat kuat) dan membentuk garis lurus pada diagram
pendar. Nilai positif menunjukkan pola hubungan yang positif antar kedua
variabel, jika satu variabel nilainya meningkat maka yang lain juga akan ikut
meningkat, begitu juga sebaliknya (berbanding lurus). Nilai negatif
menunjukkan pola hubugnan yang negatif antar kedua variabel, jika salah satu
variabel nilainya meningkat yang satunya akan menurun (berbanding terbalik).
Gambar 4 menunjukkan hubungan antara koefisien besarnya nilai koefisien
korelasi dengan diagam pencar. Berbagai tipe koefisien korelasi dikembangkan
sesuai dengan jenis data pada variabel independen maupun variabel dependen.

Gambar 4. Hubungan antara koefisien korelasi dengan diagram pencar.


(Sumber: Elementary Statistics: A Step By Step Approach, Eighth Edition, Allan
G. Bluman, 2012)

26
Proporsi varian dari variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh
variabel independen dapat dijelaskan oleh nilai SMC (Square Multiple
Correlation / Nilai korelasi berganda kuadrat). Nilai SMC pada regresi linier
sama dengan nilai kuadrat dari koefiesien korelasi antar variabel. Semakin
tinggi pengaruh variabel dependen terhadap variabel independen, maka nilai
SMC juga akan semakin tinggi.

b. Regresi Linear
Regresi bertujuan untuk memprediksi besarnya perubahan variabel
dependen jika nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.
Regresi linear digunakan jika hanya ada satu variabel dependen dan satu
variabel dependen dalam penelitian. Persamaan matematis sederhana dalam
regresi linear berbentu Y = aX +b. Y merupakan variabel dependen dan X
merupakan variabel independen. Nilai dari koefisien a dan konstanta b dihitung
dengan persamaan yang melibatkan koefisien korelasi antar variabel.

Tabel 4. Jenis Teknik Korelasi Bivariat.


Teknik Simbol Variabel 1 Variabel 2 Keterangan
Korelasi r Kontinyu Kontinyu Teknik paling
Produk Momen seimbang, standar eror
kecil
Korelasi rank- ρ ordinal ordinal Bantuk khusus korelasi
difference produk momen
Kendall-tau т ordinal ordinal Hasil rho lebih baik,
jika sampel kurang dari
10
Korelasi rbis Dikotomi Kontinyu Nilai lebih dari satu,
Biserial Buatan standar eror tinggi,
biasa digunakan dalam
analisis item
Korelasi rwbis Dikotomi Kontinyu Digunakan peniliti yang

27
widespread Buatan tertarik dengan
Biserial responden yang ekstrem
pada variabel dikotomi
Korelasi poin rpbis Dikotomi Kontinyu Memberikan hasil yang
biserial lebih kecil daripada
korelasi biserial
Korelasi rt Dikotomi Dikotomi Digunakan jika variabel
Tetrakhorik Buatan Buatan dapat dibagi pada titik
kritik
Koefisien Phi Φ Dikotomi Dikotomi Digunakan untuk
menghitung korelasi
inter-item
Koefisien C Dua atau Dua atau Sebanding dengan nilai
Kontingensi lebih lebih korelasi tethakhorik
kategori kategori pada kondisi tertentu,
hubungannya dekat
dengan khai kuadrat
Korelasi Rasio, η Kontinyu Kontinyu Digunakan untuk
eta mendeteksi hubungan
yang tidak linear

c. Regresi Berganda
Regresi berganda merupakan pengembangan dari teknik analisis
statistik regresi linear. Regresi berganda digunakan untuk menentukan korelasi
antara satu variabel dependen dengan beberapa variabel independen. Besarnya
pengaruh pada regresi berganda merupakan pengaruh secara simultan
(pengaruh variabel independen secara bersamaan) terhadap variabel dependen.
Persamaan matetatis regresi berganda berguna untuk memprediksi perubahan
pada variabel dependen jika ada perubahan pada variabel independennya.

28
d. Analisis jalur
Analisis jalur merupakan teknik analisis statistik multivariat yang
digunakan untuk menguji hubungan antar variabel penelitian yang saling
berkorelasi dan memiliki hubungan tidak langsung. Jumlah variabel minimal
yang digunakan dalam sebuah analisis jalur adalah tiga. Variabel intervening
merupakan salah satu identitas dari analisis jalur. Analisis jalur biasa
digunakan untuk menguji suatu teori yang telah dikembangkan maupun
hipotesis kausalitas antar variabel yang memiliki bentuk seperti jalur (pola
hubungan tidak langsung) pada suatu model.
Tabel 5. Teknik Analisis Multivariat untuk Penelitian Ex-Post Facto.
Statistik Penggunaan
Regresi Berganda Digunakan untuk menentukan korelasi antara satu
(Multiple) variabel dependen dengan dua atau lebih variabel
independen.
Analisis Diskriminan Digunakan untuk menentukan korelasi antara satu
variabel dependen bertipe kategorikal dan dua atau
lebih variabel independen.
Korelasi Kanokikal Digunakan untuk memprediksi kombinasi beberapa
variabel independen dari kombinasi beberapa
variabel dependen.
Analisis Jalur Digunakan untuk menguji teori tentang hubungan
kausalitas antar variabel yang saling berkoralasi.
Persamaan Model Digunakan untuk menguji teori tentang hubungan
Terstruktur / Structural kausalitas antar variabel yang saling berkoralasi.
Equation Modelling Hasil yang diberikan lebih valid dan reliabel daripada
(SEM) analisis jalur.
Analisis Faktor Digunakan untuk meringkas banyak variabel menjadi
faktor yang lebih sedikit dengan cara
mengkombinasikan variabel yang memiliki nilai
korelasi besar.
Analisis Diferensial Dilakukan untuk menguji korelasi pada subkelompok

29
yang homogen pada sebuah sampel, dapat digunakan
untuk mengidentifikasi variabel moderator yang
meningkatkan ukuran validitas.

e. Analisis Faktor
Analisis faktor merupakan teknik analisis statistik multivariat yang
memiliki sifat hubungan antar variabel interdependen, digunakan untuk
mendefinisikan faktor yang berpengaruh pada suatu variabel jika terdapat
banyak variabel independen yang mempengaruhinya. Faktor terdefinisi dengan
cara menggabungkan variabel yang memiliki nilai korelasi tinggi kesatuan
faktor. Analisis faktor biasa digunakan sebagai sarana uji validitas dalam
penyusunan instrumen untuk penelitian maupun penilaian. Terdapat dua
macam analisis faktor, yaitu analisis faktor eksplanatori (explanatory factor
analysis / EFA) dan analisis faktor konfirmatori (confirmatory factor analysis /
CFA).
Analisis faktor eksplanatori digunakan untuk pengelompokkan
variabel secara natural. Pengelompokkan variabel secara natural dilakukan jika
belum ada landasan teoritis mengenai faktor yang dimiliki oleh variabel
tersebut. Analisis faktor eksplanatori juga dapat digunakan sebagai landasan
statistik untuk penyusunan suatu instrumen penelitian maupun penilaian.
Kecenderugnan suatu item dalam kuesioner pada kelompok tertentu juga dapat
dilakukan dengan analisis faktor eksplanatori. Faktor yang telah terbentuk
dalam analisis faktor konfirmatori selanjutnya diuji validitasnya dengan
menggunakan analisis faktor konfirmatori.
Analisis faktor konfirmatori digunakan untuk validasi dari suatu
faktor yang dimiliki oleh suatu variabel. Faktor yang sudah dimiliki oleh suatu
variabel dapat berasal dari eksplorasi faktor secara natural melalui proses
analisis faktor eksplanatori maupun dari landasan teori yang sudah ada.
Analisis faktor konfirmatori sering digunakan sebagai sarana validasi suatu
model pengukuran ataupun instrumen dalam penelitian. Model pengukuran

30
yang disusun melalui landasan teori dapat diuji validitasnya terhadap data yang
diperoleh dilapangan dengan menggunakan analisis faktor konfirmatori.

f. Persamaan Model Terstruktur (Structural Equation Modelling / SEM)


Persamaan model terstruktur atau lebih dikenal dengan sebutan SEM
merupakan teknik analisis statistik canggih yang menggabungkan antara
analisis jalur dengan analisis faktor. SEM digunakan untuk melakukan analisis
terhadap relasi dependen yang kompleks antar variabel penelitian. Terdapat
dua tahapan pengembangan model dalam SEM, yaitu model pengukuran dan
model struktural. Model pengukuran digunakan untuk uji validitas variabel
laten dengan variabel manifes yang mengukurnya, sedangkan model struktural
digunakan untuk menjelaskan relasi dependensi antar variabel dalam
penelitian. SEM biasa digunakan untuk menguji model secara statistik yang
telah dikembangkan secara teoritis maupun dikonstruk secara empiris terhadap
data lapangan. Pengujian relasi dependensi dalam SEM dilakukan secara
komperehensif dengan tetap melibatkan faktor yang ada dalam suatu variabel
(Hair, dkk., 2012).
Tahap awal dalam SEM adalah pengembangan model pengukuran
dengan memanfaatkan analisis faktor sebagai sarana untuk analisis secara
kuantitatif. Pengembangan model pengukuran dilakukan untuk menyusun
variabel pengukur dari suatu variabel laten yang tidak dapat diukur secara
langsung. Validitas model pengukuran dilakukan dengan analisis faktor
konfirmatori untuk mengetahui kecocokkan model pengukuran yang dibangun
dengan data lapangan. Jika model pengukuran yang dikembangkan sudah
dianggap sesuai (fit) dengan data lapangan, maka pengembangan model dapat
dilanjutkan pada tahap model struktural.
Model struktural digunakan untuk menguji relasi dependensi antar
variabel dalam penelitian yang memiliki dengan berbagai tingkat kompleksitas.
Model struktural tidak lain adalah pengembangan dari analisis jalur secara
komperehensif dengan melibatkan variabel laten dan manifes dalam penelitian.
Kerumitan dalam proses hitung secara manual membuat SEM baru

31
berkembang setelah adanya dukungan dari perangkat lunak komputer. Analisis
dengan SEM dilakukan dengan bantuan berbagai perangkat lunak, seperti
LISREL, AMOS, Stata, EQS, dan perangkat lunak lain.

J. Kelebihan dan Kelemahan Metode Penelitian Ex-post Facto


Penelitian ex-post facto bermanafaat untuk mengusut suatu fenomena
yang sudah terjadi secara menyeluruh. Manipulasi terhadap variabel tidak lagi
dapat dilakukan pada suatu fenomena yang sudah terjadi. Hal inilah yang tidak
bisa dilakukan melalui metode peneltian eksperimen. Manfaat lain dari penelitian
ex-post facto adalah mengatahui pola hubungan kausalitas antar variabel dalam
peneltian. Informasi mengenai pola hubungan antar variabel berguna dalam
pembuatan suatu aturan atau kebijakan terkait pendidikan. Jika pengaruh dari
variabel independen terhadap variabel dependen signifikan, maka perubahan pada
variabel dependen dapat diprediksi ketika terjadi perubahan variabel independen.
Metode penelitian ex-post facto digunakan sebagai sarana untuk mengembangan
dan membuktikan suatu asumsi, teori, atau gagasan yang ada.
Tidak diperkenankannya pemberian stimulus maupun kontrol pada
variabel penelitian menjadi salah satu titik lemah dari penelitian ex-post facto,
sehingga seringkali data yang diperoleh tidak sesuai (menyimpang) dari kajian
pustaka yang dilakukan. Kerumitan hubungan antar variabel yang ada dalam
penelitian menjadi titik lemah lain dari penelitian ex-post facto dan berakibat pada
pertentangan antar gagasan mengenai arah hubungan antar variabel, sehingga
dapat ditemukan kedudukan variabel independen dan dependen yang terbalik.
Kelemahan lain dari metode penelitian ex-post factoi terjadi akibat
ketidaksesuaian sampel, instrumen penelitian yang validitasnya lemah, dan
ketidaksesuaian respon yang diberikan. Pemilihan sampel yang tidak tepat
menyebabkan generalisasi tidak dapat diberlakukan secara umum. Lemahnya
validitas instrumen juga menjadi data yang diperoleh tidak akurat. ketidaksesuaian
dalam respon yang diberikan oleh responden menjadikan data peneliti bias dan
tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya.

32
K. Contoh Penelitian Ex-Post Facto
Makalah ini akan memberikan lima contoh dari penelitian ex-post facto
mulai dari model yang sederhana hingga model yang kompleks. Desain
korelasional sederhana seperti dicontohkan dalam penelitian yang dilakukan oleh
Indri Purwitasari mengenai Pengaruh Kreativitas, Kepribadian dan Kemandirian
Belajar Terhadap Kualitas Tugas Praktik Siswa Program Keahlian Elektronika
Industri SMK Di Kulon Progo, Ridho Dedy Arief Budiman dengan judul
Pengaruh Motivasi Belajar, Lingkungan Belajar Terhadap Hasil Belajar dan
Perbedaan Hasil Belajar Ditinjau dari Gaya Belajar Mahasiswa Program Studi
PTIK IKIP-PGRI Pontianak, dan penelitian Novita Capritasari dengan judul
Pengaruh Motivasi, Kemandirian, Kedisiplinan, Fasilitas Belajar, dan Lingkungan
Sekolah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Animasi 2D Jurusan
Multimedia di SMK Kota Yogyakarta.
Desain korelasional rumit dalam penelitian pendidikan seperti pada
penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Yafie Nuha berjudul Model Identitas
Vokasi, Kreativitas Dan Adaptabilitas Karir Terkait Kesehatan Dan Keselamatan
Kerja. Contoh dari penelitian dengan desain kausal komparatif seperti pada
penelitian berjudul Studi Komparatif Terhadap Gaya Belajar, Self-Efficacy dan
Hasil Belajar Matematika Antara Siswa Kelas Unggulan Dengan Siswa Kelas
Reguler SMP Bintang Laut Telukdalam yang dilakukan oleh Murnilam Warasi.
Kelima abstrak penelitian tersebut dapat dilihat dalam lampiran.
Penelitian yang dilakukan oleh Indri Purwitasari dengan judul Pengaruh
Kreativitas, Kepribadian Dan Kemandirian Belajar Terhadap Kualitas Tugas
Praktik Siswa Program Keahlian Elektronika Industri SMK Di Kulon Progo
memiliki desain korelasional. Digunakan teknik sampling jenuh untuk penentuan
sampel penelitian dan kuesioner sebagai sarana untuk pengambilan data
penelitian. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi berganda dan
analisis jalur untuk menunjukkan pengaruh secara parsial dan simultan baik secara
langsung maupun tidak langsung antar variabel penelitan. Variabel penelitian
terdiri atas dua variabel independen (kreativitas/X1 dan kepribadian/X2), satu
variabel intervening (kemandirian belajar/X3), dan satu variabel independen

33
(kualitas tugas praktrik/Y). Diagram jalur penelitian tentang tata hubung antar
variabel dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Diagram Jalur Penelitan Pengaruh Kreativitas, Kepribadian Dan


Kemandirian Belajar Terhadap Kualitas Tugas Praktik.

Penelitian Ridho Dedy Arief Budiman dengan judul Pengaruh Motivasi


Belajar, Lingkungan Belajar Terhadap Hasil Belajar dan Perbedaan Hasil Belajar
Ditinjau dari Gaya Belajar Mahasiswa Program Studi PTIK IKIP-PGRI
Pontianak. Teknik sampling yang digunakan adalah proporsional random
sampling. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner dan
dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis
regresi untuk statistik inferensialnya.
Novita Capritasari dengan judul Pengaruh Motivasi, Kemandirian,
Kedisiplinan, Fasilitas Belajar, dan Lingkungan Sekolah terhadap Prestasi Belajar
Siswa pada Mata Pelajaran Animasi 2D Jurusan Multimedia di SMK Kota
Yogyakarta. Teknik sampling yang digunakan adalah proporsional random
sampling. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner dan
dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan regresi linear sederhana dan
regresi linear berganda.
Penelitian Muhammad Yafie Nuha berjudul Model Identitas Vokasi,
Kreativitas dan Adaptabilitas Karir Terkait Kesehatan dan Keselamatan Kerja
memiliki desain korelasional yang kompleks. Penelitian menggunakan teknik

34
analisis persamaan pemodelan terstruktur (Structural Equation Modelling) yang
terdiri atas pengembangan model pengukuran dan model struktural. Terdapat
sebuah konstruk eksogen (identitas vokasi) dan dua buah konstruk endogen
(kreativitas dan adaptabilitas karir). Tiap kontruk terukur oleh masing – masing
indikatornya, konstruk kreativitas (meliputi: sikap, cara berpikir, dan tahapan),
identitas vokasi (meliputi: komitmen, eksplorasi, dan rekonsiderasi) dan
adaptabilitas karir (meliputi: perhatian, kontrol, keingintahuan, dan kepercayaan).
Model pengukuran dalam penelitian ini dianalisis dengan teknik analisis faktor
konfirmatofi dan dapat dilihat pada Gambar 6. Model struktural untuk menguji
relasi dependensi antar konstruk identitas vokasi, kreativitas, dan adaptabilitas
karir dapat dilihat pada Gambar 7.
Penelitian Studi Komparatif Terhadap Gaya Belajar, Self-Efficacy Dan
Hasil Belajar Matematika Antara Siswa Kelas Unggulan Dengan Siswa Kelas
Reguler SMP Bintang Laut Telukdalam memiliki desain kausal-komparatif.
Terdapat sebuah variabel independen (kelas siswa) dan tiga buah variabel
dependen (gaya belajar, self-efficacy dan hasil belajar matematika). Teknik
analisis data menggunakan uji beda dua kelompok independen dengan uji t.

Gambar 6. Model Pengukuran Penelitian Model Identitas Vokasi, Kreativitas dan


Adaptabilitas Karir Terkait Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

35
Gambar 7. Model Struktural Model Identitas Vokasi, Kreativitas dan
Adaptabilitas Karir Terkait Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

36
Bab III
Penutup

A. Simpulan
Berdasarkan paparan makalah diatas, maka dapat diambil simpulan
sebagai berikut :
1. Metode penelitian ex-post facto merupakan metode yang digunakan untuk
melakukan penelitian terhadap suatu fenomena yang sudah atau sedang
terjadi dan tanpa pemberian strimulus kepada subjek dengan tujuan untuk
menjelaskan serta prediksi terhadap fenomena.
2. Terdapat dua desain dalam metode penelitian ex-post facto, yaitu desain
kausal-komparatif dan korelasional. Desain kausal-komparatif digunakan
untuk mengetahui perbedaan suatu atribut pada kelompok ditinjau dari
variabel dependen tertentu. Desain korelasional digunakan untuk
mengetahui pola hubungan dependensi atar variabel dalam penelitian.
3. Prosedur penelitian ex-post facto desain kausal-komparatif antara lain :
identifikasi permasalahan, penentuan kelompok utama penelitian,
penentuan kelompok pembanding, pengumpulan data, dan analisis data.
Prosedur penelitian ex-post facto desain korelasional terdiri atas empat
langkah, yaitu : identifikasi permasalahan, penentuan sampel penelitian,
pengumpulan data penelitian, dan analisis data.
4. Analisis data pada penelitian expost facto terdiri atas dua macam, yaitu
analisis deskriptif (meliputi ukuran pemusatan dan penyebaran data) dan
analisis inferensial. Analisis inferensial pada data metode peneltiain ex-
post facto bergantung pada desain, jumlah kelompok, banyak variabel
penelitian, hipotesis penelitian, dan keterpenuhan asumsi prasyarat
pengujian. Teknik analisis data pada desain kausal-komparatif didasarkan
pada pengujian perbedaan, sedangkan teknik analisis data pada desain
korelasional didasarkan pada analisis korelasi dan regresi.
5. Penelitian ex-post facto bermanfaat untuk mengusut fenomena yang sudah
atau sedang terjadi secara menyeluruh, pola hubungan antar variabel,

37
pengembangan dan pengujian suatu teori, dan prediksi variabel dependen
terhadap perubahan variabel independen. Kelemahan dari metode
peneltian ex-post facto adalah tidak diperkenankannya pemberian stimulus,
sehingga hasil dari penelitian dapat bertentangan dengan kajian teori.

B. Saran
Makalah yang telah disusun oleh penulis dirasa masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu penulis memberikan saran bagi para penulis
makalah berikutnya untuk melakukan kajian teoritis secara lebih mendalam
terkait dengan metode penelitian ex-post facto agar lebih detail dan
komperehensif, terutama terkait teknis pelaksanaan peneltian ex-post facto
agar lebih mudah untuk diterapkan. Penulis juga memberikan saran kepada
penulis berikutnya untuk melakukan penulisan dengan urutan alur yang lebih
sistematis dan logis, sehingga hasil penulisan akan lebih mudah untuk
dipahami.

38
Daftar Pustaka
Ary, D., Jacobs, L. C., & Sorensen, C. K. (2010). Introduction to research in
education (8th ed.). Belmont, CA: Cengage Learning.
Bordens, K. S., & Abbott, B. B. (2002). Research design and methods: A process
approach . McGraw-Hill.
CNN Indonesia. (2016). Genjot Kualitas Tenaga Kerja, Pemerintah Bentuk
Komite Khusus. Diakses dari
http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20160920101116-92-
159574/genjot-kualitas-tenaga-kerja-pemerintah-bentuk-komite-khusus/
pada 24 September 2016.
Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. (2007). Research methods in education
(6th ed.). New York, NY: Routledge.
Creswell, John W. (2012). Educational Research : Planning, Conducting, And
Evaluating Quantitative And Qualitative Research (4th ed.). Pearson.
Gall, M. D., Borg, W. R., & Gall, J. P. (2003). Educational research: An
introduction (7th ed.). Pearson Education Inc.
Gay, L. R., Mills, G. E., & Airasian, P. W. (2011). Educational research:
Competencies for analysis and applications (11th ed.). Pearson Higher
Ed.
Hair Jr, J. F. et. al. (2014). Multivariate Data Analysis (7th ed.). Essex: Pearson
Education.
Indri Purwitatasri. (2013). Pengaruh Kreativitas, Kepribadian Dan Kemandirian
Belajar Terhadap Kualitas Tugas Praktik Siswa Program Keahlian
Elektronika Industri SMK Di Kulon Progo. Tesis Sarjana. Tidak
diTerbitkan. Universitas Nergeri Yogyakarta.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2014). Peraturan
Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49
Tahun 2014, Tentang Standar Nasional Perguruan Tinggi.
Muhammad Yafie Nuha. (2016). Model Identitas Vokasi, Kreativitas dan
Adaptabilitas Karir Terkait Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Tesis
Sarjana. Tidak Diterbitkan. Universitas Negeri Yogyakarta.
Murnilam Warasi. (2015). Studi Komparatif Terhadap Gaya Belajar, Self-
Efficacy Dan Hasil Belajar Matematika Antara Siswa Kelas Unggulan
Dengan Siswa Kelas Reguler SMP Bintang Laut Telukdalam. Tesis
Magister. Tidak Diterbitkan. Program Pascasarjana Universitas Negeri
Medan.
Novita Capritasari. (2016). Pengaruh Motivasi, Kemandirian, Kedisiplinan,
Fasilitas Belajar, dan Lingkungan Sekolah terhadap Prestasi Belajar
Siswa pada Mata Pelajaran Animasi 2D Jurusan Multimedia di SMK

39
Kota Yogyakarta. Tesis Magister. Tidak Diterbitkan. Program
Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta.
Ridho Dedy Arief Budiman. (2016). Pengaruh Motivasi Belajar, Lingkungan
Belajar Terhadap Hasil Belajar dan Perbedaan Hasil Belajar Ditinjau
dari Gaya Belajar Mahasiswa Program Studi PTIK IKIP-PGRI
Pontianak. Tesis Magister. Tidak Diterbitkan. Program Pascasarjana
Universitas Negeri Yogyakarta.
Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang RI Nomor 20, Tahun 2003, tentang
Sistem Pendidikan Nasional.

40
LAMPIRAN
ABSTRAK
PENGARUH KREATIVITAS, KEPRIBADIAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR
TERHADAP KUALITAS TUGAS PRAKTIK SISWA PROGRAM KEAHLIAN
ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK DI KULON PROGO
Oleh:
Indri Purwitasary
NIM. 09518241015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) gambaran kreativitas,
kepribadian,kemandirian belajar dan kualitas tugas praktik siswa Program Keahlian
Elektronika Industri Sekolah Menegah Kejuruan di Kulon Progo, (2) pengaruh kreativitas
dan kepribadian secara parsial terhadap kemandirian belajar, (3) pengaruh kreativitas dan
kepribadian secara simultan terhadap kemandirian belajar, (4) kreativitas, kepribadian dan
kemandirian belajar secara parsial terhadap kualitas tugas praktik siswa, (5) kreativitas,
kepribadian dan kemandirian belajar secara simultan terhadap kualitas tugas praktik
siswa, (6) pengaruh tidak langsung kreativitas terhadap kualitas tugas praktik siswa
melalui kemandirian belajar dan (7) pengaruh tidak langsung kepribadian terhadap
kualitas tugas praktik siswa melalui kemandirian belajar siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan pendekatan expost facto.
Populasi penelitian ini seluruh siswa Program Keahlian Elektronika Industri di Kulon
Progo dengan sampel berjumlah 67 siswa yang diperoleh melalui teknik sampel jenuh.
Teknik Pengumpulan data untuk variabel kreativitas, kepribadian dan kemandirian belajar
menggunakan angket tertutup, sedangkan variabel kualitas tugas praktik menggunakan
lembar penilaian. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif
untuk mengetahui gambaran variabel, analisis regresi ganda untuk mengetahui pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat dan analisis jalur untuk mengetahui pengaruh
tidak langsung.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) kreativitas sebagian siswa
(55,22%) termasuk kategori cukup, kepribadian sebagian siswa (58,21%) termasuk
kategori cukup, kemandirian belajar sebagian kecil siswa (47,76%) termasuk kategori
cukup dan kualitas tugas praktik siswa sebagian kecil siswa (43,28%) termasuk kategori
cukup, (2) terdapat pengaruh yang signifikan kreativitas dan kepribadian secara parsial
terhadap kemandirian belajar sebesar 38% dan 9,8%, (3) terdapat pengaruh yang
signifikan kreativitas dan kepribadian secara simultan terhadap kemandirian belajar
sebesar 77%, (4) terdapat pengaruh yang signifikan kreativitas, kepribadian dan
kemandirian belajar secara parsial terhadap kualitas tugas praktik sebesar 9,9%, 10,5%
dan 15,1%, (5) terdapat pengaruh yang signifikan kreativitas, kepribadian dan
kemandirian belajar secara simultan terhadap kualitas tugas praktik sebesar 90,9%, (6)
terdapat pengaruh tidak langsung kreativitas terhadap kualitas tugas praktik melalui
kemandirian belajar dengan koefisien jalur sebesar 0,260 dan (7) terdapat pengaruh tidak
langsung kepribadian terhadap kualitas tugas praktik melalui kemandirian belajar dengan
koefisien jalur sebesar 0,122.
Kata kunci: kreativitas, kepribadian, kemandirian belajar, kualitas tugas praktik.

41
MODEL IDENTITAS VOKASI, KREATIVITAS, DAN ADAPTABILITAS
KARIR TERKAIT KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
Oleh:
Muhammad Yafie Nuha
NIM. 09518241006

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan model identitas vokasi,
kreativitas dan adaptabilitas karir terkait K3, mencakup: (1) gambaran identitas
vokasi, kreativitas dan adaptabilitas karir terkait K3 mahasiswa Jurusan
Pendidikan Teknik Elektro FT UNY, (2) kecocokkan model konstruk identitas
vokasi, kreativitas, dan adaptabilitas karir terkait K3 yang dibangun secara teoritis
terhadap data penelitian Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY,
(3) hubungan dependensi model struktural identitas vokasi, kreativitas dan
adaptabilitas karir terkait K3.
Bentuk penelitian ini adalah korelasional dengan pendekatan expost facto.
Populasi penelitian ini seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT
UNY dengan sampel berjumlah 145 mahasiswa, yang diperoleh melalui teknik
purposive sampling. Teknik pengumpulan data untuk konstruk identitas vokasi,
kreativitas dan adaptabilitas karir terkait K3 menggunakan kuesioner. Analisis
data dalam penelitian menggunakan analisis deskriptif untuk mengetahui
gambaran konstruk dan model persamaan terstruktur/Structural Equation
Modelling (SEM) untuk analisis model pengukuran dan hubungan dependensi
antar konstruk penelitian.
Hasil penelitian disimpulkan bahwa: (1) gambaran identitas vokasi terkait
K3 mahasiswa tergolong rendah (33,08%), kreativitas tergolong sedang (36%),
dan adaptabilitas karir tergolong sedang (35%), (2) model pengukuran
keseluruhan sudah sesuai dengan data penelitian, indikator konstruk kreativitas
(meliputi: sikap, cara berpikir, dan tahapan) dan adaptabilitas karir (meliputi:
perhatian, kontrol, keingintahuan, dan kepercayaan) dapat merepresentasikan
dengan baik konstruknya, namun tidak dengan indikator identitas vokasi
(meliputi: komitmen, eksplorasi, dan rekonsiderasi), (3) hubungan dependensi
model struktural memiliki ciri: a) terdapat pengaruh langsung yang signifikan dan
bersifat positif identitas vokasi terhadap kreativitas terkait K3, b) terdapat
pengaruh langsung yang signifikan dan bersifat positif identitas vokasi terhadap
adaptabilitas karir terkait K3, c) terdapat pengaruh langsung sangat signifikan dan
bersifat positif kreativitas terhadap adaptabilitas karir terkait K3, d) tidak terdapat
pengaruh signifikan identitas vokasi terhadap adaptabilitas karir terkait K3
melalui kreativitas (pengaruh tak langsung), dan e) terdapat pengaruh total yang
signifikan dan bersifat positif identitas vokasi terhadap adaptabilitas karir terkait
K3.

Kata Kunci: Identitas Vokasi, Kreativitas, Adaptabilitas Karir, Kesehatan dan


Keselamatan Kerja (K3), Model Persamaan Terstruktur / Structural Equation
Modellling (SEM).

42
ABSTRAK

Studi Komparatif Terhadap Gaya Belajar, Self-efficacy Dan Hasil Belajar


Matematika Antara Siswa Kelas Unggulan Dengan Siswa Kelas Reguler SMP
Bintang Laut Telukdalam.
Oleh : MURNILAM WARASI
Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015.

Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan hasil belajar Matematika,


gaya belajar dan self-efficacy terhadap Matematika antara Kelas Unggulan dengan
Kelas Reguler. Merupakan penelitian kausal komparatif bersifatex post facto
terhadap dua sampel independen. Dilaksanakan di SMP Bintang Laut Teluk
dalam. Memiliki tiga variabel: hasil belajar Matematika, gaya belajar dan self-
efficacy. Hasil belajar Matematika diperoleh melalui studi dokumentasi dan hasil
tes. Gaya belajar dan self-efficacy diperoleh melalui angket. Perbedaan hasil
belajar Matematika dianalisis dengans tatistik t'-test. Nilait'hit = 7,760 sedangkan
nilait'tab (0,05;118) = -1,658. Nilait'hit > t'tab, maka hipotesis H0 diterima. Kesimpulan
terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Matematika antara Kelas
Unggulan dengan Kelas Reguler. Hasil belajar Matematika Kelas Unggulan lebih
tinggi dibandingkan Kelas Reguler. Variabel self-efficacy terhadap Matematika
dianalisis dengan menggunakan statistic t'-test. Nilai t'hit = 2,087 dannilai t'tab
(0,05;118) = -1,658. Nilai t'hit > t'tab, ,sehingga hipotesis H0 diterima. Kesimpulan
terdapat perbedaan yang signifikan self-efficacy terhadap Matematika antara Kelas
Unggulan dengan Kelas Reguler. Tingkat self-efficacy Kelas Unggulan terhadap
Matematika lebih tinggi dibandingkan Kelas Reguler. Persentase jumlah siswa
Kelas Unggulan berdasarkan gaya belajar: visual 15%, auditorial 62%, kinestetik
23%. Sedangkan Kelas Reguler: visual 7% auditorial 66%, kinestetik 27%.
Disimpulkan terdapat perbedaan gaya belajar antara Kelas Unggulan dengan
Kelas Reguler ditinjau dari persentase siswa pada jenis gaya belajar. Secara umum
sebagian besar siswa memiliki gaya belajar auditorial. Sebagian lagi visual atau
kinestetik. Untuk mencapai hasil belajar yang maksimal, maka diharapkan guru
membelajarkan siswa sesuai karakteristiknya masing-masing. Melalui komparasi
Z-score (Z) diperoleh nilai Zhasil belajar Matematika berdasarkan gaya belajar:
nilai ZV= 0,16; nilai ZA =-0,05 dan nilai ZK= 0,07. Nilai ZV >ZA dan nilai ZV> ZK.
Kesimpulan gaya belajar visual berkontribusi lebih besar terhadap hasil belajar
Matematika. Temuan pada beberapa siswa memiliki self-efficacy tinggi terhadap
Matematika, tetapi hasil belajar Matematikanya rendah bahkan paling rendah.
Bandura berpendapat kemungkinan hal ini dapat terjadi antaralain, karena proses
kognitif yang tidak akurat dalam merefleksikan realitas dirinya sehingga muncul
perilaku yang salah atau Gaya belajarnya yang belum terakomodir dengan baik
dalam proses pembelajaran. Menjadi masukan bagi guru dan bagi peneliti
berikutnya.
Kata Kunci: Komparasi,Belajar, Self-efficacy,Matematika

43
ABSTRAK
RIDHO DEDY ARIEF BUDIMAN: Pengaruh Motivasi Belajar, Lingkungan
Belajar Terhadap Hasil Belajar dan Perbedaan Hasil Belajar Ditinjau dari Gaya
Belajar Mahasiswa Program Studi PTIK IKIP-PGRI Pontianak Tesis.
Yogyakarta: Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta, 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (I) pengaruh motivasi belajar


terhadap hasil belajar; (2) pengaruh lingkungan belajar terhadap hasil belajar; (3)
pengaruh motivasi belajar dan lingkungan belajar secarn bersama- sarna lerhadap
ba.,il belajar pemograman komputer mahasiswa Prodi PTIK IKJP PGRI
Pontianak; dan (4) perbedaan basil belajar ditinjau dari gaya belajar.
Jenis penelitian ini adalah ex-post facto dengan desain penelitian kausal
komparatif. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa semester IV yang
berjumlah 270 orang dan sampel penelitian sejumlah 159 orang dengan teknik
proportional random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan
dokumentasi. Teknik analisis data dalarn penelitian ini adalah statistik deskriptif
yang digunakan untuk mendeskripsikan data dari setiap variabel dalam analisis
regresi yang digunakan untuk pengujian hipotesis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan motivasi belajar terhadap hasil belajar dengan nilai r=0,568;
p<0,05; (2) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan lingkungan belajar
terhadap ha.,il belajar dengan nilai r=0,486 p<0,05; (3) terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan motivasi belajar dan 1ingkungan belajar secara bersama-
sama terhadap hasil belajar pemogr.iman kompurer. Prediksi perubahan Y
ditunjukkan oleh persamaan nilai regresi Y= 8,977 + 0,327X1 + 0,379X1; dan (4)
tidak terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada masing-masing jenis
gaya belajar.
Kata Kunci: motivasi be1ajar, gaya belajar, lingkungan belajar, dan hasi1 belajar.

44
45

Anda mungkin juga menyukai