Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK II
“PEMBUATAN CuSO4 DARI ASAM SULFAT”
Tanggal Praktikum : Senin, 6 Maret 2023
Tanggal Pengumpulan : Selasa, 02 April 2023

Disusun Oleh
Kelompok : 1 (Satu)
Nama Anggota :
1. Asya Askiya (11210162000037)
2. Fathi Shidqi Alkarim (11210162000059)
3. Katya Syifadewi (11210162000043)
4. Nurul Asy Syifa (11210162000065)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
JAKARTA
2023
A. JUDUL PRAKTIKUM
Pembuatan CuSO4 dari Asam Sulfat

B. WAKTU DAN TEMPAT


Hari/Tanggal : Senin, 6 Maret 2023
Waktu : 12.30-selesai
Tempat : Laboratorium Kimia Dasar I

C. TUJUAN
Adapun tujuan praktikum pada judul ini ialah:
1. Mengetahui cara membuat larutan CuSO4
2. Dapat menganalisis reaksi yang terjadi pada elektroda
3. Mengamati hasil reaksi dari proses elektolisis

D. LANDASAN TEORI
Tembaga adalah logam merah muda yang lunak, dapat ditempa, dan liat. Ia mealebur
pada suhu 1038ºC karena potensial elektrodenya positif (+ 0, 34 Vuntuk pasangan Cu/Cu2+),
ia tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen ia
bisa larut sedikit. ( Vogel : 1990 : 229).
Tembaga membentuk senyawa dengan tingkat oksidasi +1 dan +2, namun hanya tembaga
(II) yang stabil dan mendominasi dalam larutannya. Dalam air, hampir semua garam tembaga
(II) berwarna biru oleh karena warna ion kompleks koordinasi enam, [Cu(H 2O)6]2+ . Suatu
pengecualian yang terkenal adalah tembaga (II) klorida yang berwarna kehijauan oleh karena
ion kompleks koordinasi empat [CuCl4]2+, yang mempunyai bangun geometri dasar
tetrahedral bergantung pada kation pasangannya (Kristian, 2003 : 569).
Elektrolisis adalah suatu proses dimana reaksi kimia terjadi pada elektroda yang tercelup
dalam elektrolit, ketika tegangan ditetapkan terhadap elektroda itu. Elektroda yang bermutan
positif disebut anoda dan elektroda yang bermuatan negatif di sebut katoda.elektroda seperti
platina yang hanya mentransfer elektron ke dan dari larutan disebut elektron inert.elektron
reaktif adalah elektroda yag secara kimia memasuki reaksi elektroda. Selama elektrolisis,
terjadi reduksi pada katoda dan oksidasi pada anoda (Dogra,2009:492).
Ada banyak tipe reaksi elektroda, tetapi gambaran umumnya diringkas sebagai berikut :
1. Arus listrik yang membawa ion akan dibebaskan pada elektroda.
2. Ion negatif yang sulit akan dibebaskan pada anoda menyebabkan penguraian H2O dan
pembentukan O2 H+ dan elektron.
3. Ion positif yang sulit untuk di bebaskan pada katoda meyebabkan penguraian H2Odan
Pembentukan H2, OH- dan absorpsi elektron (Dogra,2009:hal 492-493).
Elektrokimia adalah bagian dari ilmu kimia yang mempelajari hubungan antara reksi
kimia dan aliran listrik. Aliran listrik merupakan aliran sesuatu yang bermuatan seperti
elektron. Reaksi yang berhubungan dengan adanya aliran elektron adalah reaksi yang
melibatkan pelepasan dan penerimaan elektron atau yang kita kenal dengan reaksi oksidasi
dan reduksi atau reaksi redoks (Keenan, 1992: 56).
Tegangan yang harus diberikan untuk berlangsungnya proses elektrolisis merupakan
jumlah potensial reversible anoda dan katoda, seluruh kelebihan potensial anoda dan katoda
serta kelebihan potensial karena tahanan elektrolit. Variasi tegangan 1,0 ~ 1,5 volt (ASM
Handbook, 1998), dan variasi tegangan 1 ~ 2 volt (Fitrony.dkk, 2013:121).
Reaksi redoks ada yang spontan dan ada yang tidak spontan. Reaksi redoks apontan dapat
dirancang untuk menghasilkan arus listrik yang dapat digunakan untuk menghasilkan kerja
mekanik, cahaya dan sebagainya. Reaksi redoks tidak spontan dapat dilangsungkan dengan
menambahkan energi listrik dari luar. Alat yang dapat digunakan untuk melangsungkan
keduanya adalah sel elektrokimia. Sel elektrokimia terdiri dari sepasang elektroda yang
dicelupkan ke dalam suatu lelehan atau larutan ion yang di hubungkan dengan penghantar
logam pada rangkaian luar. Sel elektrokimia dapat berupa sel galvanidan sel elektrolisis
(Keenan, 1992:56-57).

E. ALAT DAN BAHAN


● Alat
No Gambar Jumlah

1. 2 buah

Neraca Digital

2. 1 buah
Penjepit Tabung Reaksi

Catu Daya
5. 1 buah

Gelas Beaker

5. 1 buah

Kabel dan Jepit buaya

● Bahan
No Gambar Jumlah

1. 16 buah

2. 1,75 mL

(35 tetes)
H2SO4
F. LANGKAH KERJA
No Gambar Hasil Pengamatan

1. Memotong kawat menjadi 2, yaitu 30 cm


dan 5 cm. Pada kawat 30cm dibentuk
menjadi kumparan pegas dengan diameter
sebesar gelas beaker dan pada kawat 5cm
dibentuk lurus. Kemudian timbang kedua
kawat tesebut.

Hasil pengamatan :

1. Kawat 30 cm: 5,38 gram


2. Kawat 5 cm: 2,03 gram

2. Menuang larutan H2SO4 kedalam gelas


beaker sebanyak 125 ml.

3. Mengatur sel elektrolisis dengan kawat


bentuk kumparan pegas dihubungkan pada
kabel yang terhubung kutub positif dan
kawat bentuk batangan lurus ada kabel
yang terhubung kutub negative.
4. Melakukan elektrolisis dengan tegangan
3V dan amati larutan hingga berubah
warna menjadi biru.

4. Setelah larutan berubah warna menjadi


biru pekat hentikan elektrolisis dan
timbang kawat.

Hasil pengamatan:

1. Kawat 30 cm: 5,45 gram


2. Kawat 5 cm: 0,69 gram

G. ANALISIS DATA
1. Hasil Pengamatan
No Perlakuan Hasil Pengamatan

Kawat berbentuk kumparan pegas


1 Terbentuk gelembung
dihubungkan dengan kutub (+)

Mengeluarkan warna biru, mengubah


Kawat berbentuk batangan lurus
2. larutan dari larutan tak berwarna menjadi
dihunbungkan dengan kutub (-)
biru secara perlahan

o Kawat spiral : 5,38 gram


3. Massa kawat sebelum dielektrolisis
o Kawat lurus : 2,03 gram

o Kawat spiral : 5,45 gram


4. Massa kawat setelah dielektrolisis
o Kawat lurus : 0,69 gram

2. Persamaan Reaksi
a. Cu + H2SO4 → CuSO4 + SO4 + H2O
b. Anoda : Cu(s) → Cu2+(aq) + 2e
c. Katoda : 2H+(aq) + 2e → H2(g)
d. Reaksi sel : Cu(s) + 2H+(aq) → Cu2+(aq) + H2(g)

H. PEMBAHASAN
Pada praktikum kimia anorganik praktikan melakukan sintesis larutan CuSO4 dari larutan
H2SO4 dan kawat bekas, larutan H 2SO4 yang digunakan berasal dari air aki dengan volume 125ml.
Tujuan dari praktikum ini adalah dapat membuat larutan CuSO4 dari larutan H2SO4 dan kawat serta
dapat menganalisis reaksi apa saja yang terjadi.
Pada praktikum pembuatan larutan CuSO4 ini dilakukan dengan menggunakan metode sel
elektolisis dengan katoda dan anoda Cu. Elektrolisis adalah sel elektrokimia yang
menimbulkan terjadinya reaksi redoks tak spontan karena memerlukan adanya listrik dari
luar. Pada sel elektrolisis terdapat elektroda, elektroda dibadi menjadi 2, yaitu anoda dan
katoda. Pada percobaan ini elektroda yang digunakan merupakankawat tembaga yang
kemudian dibentuk menjadi kawat spiral dan lurus. Kawat berbentuk kumparan spiral yang
dihubungkan dengan kutub positif bertindak sebagai katoda dan kawat yang berbentuk batang
lurus yang dihubungkan dengan kutub negatif bertindak sebagai anoda.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, pada percobaan ini didapatkan bahwa
terdapat endapan Cu di katode dan anodenya (Cu) larut. Tembaga bukanlah logam yang
bersifat inert (sukar bereaksi) karena tembaga dapat mengalami oksidasi di anodenya, maka
kemungkinan reaksi yang terjadi di katode adalah reaksi reduksi, yaitu reduksi ion Cu 2+.
Sementara itu pada anode terjadi reaksi reaksi oksidasi ion SO 42-. Pada praktikum ini
dilakukan elektrolisis dengan menggunakan arus 3 volt, namun berdasarkan hasil pengamatan
yang dilakukan didapati pada anode terkikis hal ini dibuktikan pada saat penimbangan terjadi
penurunan massa dari awal sebelum di elektrolisis memiliki massa 2,03 gram menjadi 0,69
gram yang kemudian melapisi katode hal ini dikarnakan anode melepaskan Cu yang
menyebabkan larutan H2SO4 berubah warna menjadi biru, hal ini menunjukan bahwa
terdapatnya ion Cu2+ pada larutan.
2SO42- → S2O82- + 2e E°=−2.71V
2H2O → 4H+ + O2 + 4e E°=−1.23 V
Cu → Cu2+ + 2e E°=−0.34 V
Oleh karena potensial oksidasi Cu paling besar maka oksidasi tembaga lebih mudah
berlangsung. Jadi elektrolisis larutan H2SO4 dengan Cu menghasilkan endpan Cu di katode
dan melarutkan Cu di anode
CuSO4 → Cu2+ + 2SO42-
Katode : Cu2+(aq) + 2e → Cu(s)
Anode : Cu(s) → Cu2+(aq) + 2e
Cu → Cu
(Anode) (Katode)
Pada katode terdapat endapan yang merupakan ion Cu2+ yang dilepas dari anode yang
kemudian melapisi katode hal ini dibuktikangan adanya kenaikan masa dari 5,38 gram
menjadi 5,45 gram.

I. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Untuk membuat larutan CuSO4 dapat dilakukan dengan metode elektrolisis menggunakan
air aki (larutan H2SO) dan kawat tembaga
2. Pada sel elektrolisis terjadi reaksi redoks dimana elektroda positif (anoda) mengalami
reaksi oksidasi dan elektroda negatif (katoda) mengalami reduksi
3. Endapan Cu yang dihasilkan merupakan hasil reakasi dari anoda.

J. DAFTAR PUSTAKA
Dogra, S.K. 2009. Kimia Fisik dan Soal-Soal. Jakarta : UI Press
Fitrony, dkk. 2013. “Jurnal Pembuatan Kristal Tembaga Sulfat Penhidrat (CuSO4.5H2O) dari
kawat bekas kumparan”. Jurnal Teknik POMITS
https://media.neliti.com/media/publications/149052-ID-pembuatan-kristal-tembaga-sulfat-
pentahi.pdf
Keenan, Charles, W. 1992. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga
Kristian. 2003. Dasar-Dasar Kimia Anorganik Logam. Yogyakarta: UNJ Press
Vogel, 1990. Analisis Kualitatif Makro dan Semi Mikro Bagian II Edisi ke-5. Jakarta : PT.
Kalman Medika Pustaka

Anda mungkin juga menyukai