Anda di halaman 1dari 13

“INSTRUMEN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA”

Dosen Pengampu:
Dr. SYAAKIR SOFYAN, S.E.I., M.E.I

KELOMPOK 9
KHOTI SOLIMAH (205120008)
SITI HERNIATI (205120023)

JURUSAN EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) DATOKARAMA PALU
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
“Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data”.

Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang telah diberikan
oleh dosen pembembing mata kuliah Metodologi Penelitian Ekonomi Islam.
Shalawat dan salam buat junjungan umat, Nabi Muhammad SAW yang telah
membuka mata dunia akan pentingnya arti pendidikan sehingga kita bisa
menikmati dunia pendidikan yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Kami telah berusaha semaksimal mungkin, namun dengan kerendahan hati


saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesmpurnaan. Oleh sebab itu,
kami mengharap kritik dan saran atas kekurangan dan kekeliruan yang tidak saya
sadari. Demi kesempurnaannya semoga makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi pembaca.

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Salah satu kegiatan penelitian adalah pengumpulan data. Kegiatan


pengumpulan data dilakukan dengan teknik tertentu dan menggunakan alat
tertentu yang sering disebut instrumen penelitian. Data yang diperoleh dari
proses tersebut kemudian dihimpun, ditata, dianalisis untuk menjadi
informasi yang dapat menjelaskan suatu fenomena atau keterkaitan antara
fenomena. Di dalam suatu penelitian ilmiah, agar data yang dikumpulkan
menjadi valid, maka harus mengetahui bagaimana cara-cara pengumpulan
data dalam suatu research, sehingga data yang di peroleh dapat menjadi
pendukung terhadap kebenaran suatu konsep tertentu. Menurut Lofland
sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan
dengan hal itu, pada bagian ini jenis data dibagi ke dalam kata-kata,
tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistik.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian kualitatif meliputi data


pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Fokus pengamatan dilakukan
terhadap 3 komponan utama, yaitu space (ruang, tempat), aktor (pelaku)
dan aktifitas (kegiatan). Selama penelitian berlangsung, peneliti
memposisikan diri sebagai human instrument yang meluangkan waktu
banyak di lapangan. Menyusun instrumen merupakan suatu proses dalam
penyusunan alat evaluasi karena dengan mengevaluasi kita akan
memperoleh data tentang objek yang diteliti.

Oleh karena itu, menyusun instrumen merupakan langkah penting


dalam prosedur penelitian yang tidak dapat dipisahkan antara yang satu
terhadap yang lainnya. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesinambungan
data yang dikumpulkan dengan pokok permasalahan yang dibuat dalam
rangka pengujian terhadap hipotesis-hipotesis yang dibuat.

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa
masalah, yaitu :
1. Bagaimana instrumen penelitian kuantitatif dan kualitatif?
2. Bagaimana teknik pengumpulan data kuantitatif?
3. Bagaimana teknik pengumpulan data kualitatif?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui instrumn penelitian kuantitatif dan kualitatif
2. Untuk mengetahui teknik pengumpulan data kuantitatif
3. Untuk mengetahui teknik pengumpulan data kualitatif
D. Manfaat
1. Sebagai media belajar dan tambahan wawasan bagi penulis.
2. Memberikan informasi bagi pembaca.
3. Dapat memahami atau menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh.

3
BAB III
PEMBAHASAN
A. Instrument penelitian

Seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya bahwa, terdapat dua
hal utama yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian, yaitu kualitas
intrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan data. Dalam penelitian
kuantitatif, kualitas instrumen penelitian berkenan dengan validitas dan
reabilitas instrument dan kualitas pengumpulan data beerkenaan bertepatan
cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu
instrument yang telah teruji validilitas dan reabilitas, belum tentu dapat
menghasilkan data yang valid dan reliabel, apabila instrument tersebut tidak
digunakan secapa tepat dalam pengumpulan dataya. Instrument dalam
penelitian kuantitatif dapat berupa tes, pedoman wawancara, pedoman
observasi dan kuesioner.

Dalam penelitian kualitatif (karena tidak melakukan pengukuran, tetapi


eksplorasi untuk menemukan), maka yang menjadi instrument atau alat
penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, peneliti sebagai
instrument juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap
melakukan pen elitian yang selanjutnya terjun di lapangan. Validasi terhadap
peneliti sebagai instrument meliputi validasi terhadap pemahaman metode
penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti,
kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian, baik secara akademik
maupun logistiknya. Yang melakukan validasi adalah peneliti sendiri, melalui
evaluasi diri seberapa jauh pemahaman terhadap metode kualitatif,
penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan
dan bekal memasuki lapangan.

Peneliti kualitatif sebagai human instrument berfungsinya menetapkan


focus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan

4
pengumpulan data, menilai kualitas data, analisa data, menafsirkan data, dan
membuat kesimpulan atas temuannya.

Dalam penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan dicari dari obyek
penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya, hasil yang
diharapkan semuanya belum jelas. Rancangan penelitian masih bersifat
sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki obyek penelitian.
Selain itu dalam memandang realitas, penelitian kualitatif berasumsi bahwa
realitas itu bersifat holistic (menyeluruh), dinamis, tidak dapat dipisajh-
pisahkan ke dalam variable-variabel penelian. Kalaupun dipisah-pisahkan,
variabelnya akan banyak sekali. Dengan demikian dalam penelitian kualitatif
ini belum dapat dikembangkan instrumen sebelum masalah yang diteliti jelas
sama sekali. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif “the researcher is the
key instrument”. Jadi peneliti adalah merupakan instrumen kunci dalam
penelitian kualitatif.

Dalam hal instrumen penelitian kualitatif, Lincoln and Guba (1986)


menyatakan bahwa:

“The instrument of choice in naturalistic inquiry is the human. We shall


see that other forms of instrumentation may be used in later phases of the
inquiry, but the human is the initial and continuing mainstay. But if the human
instrument has been used extensively in earlier stages of inquiry, so that an
instrument can be constructed that is grounded in the data that the human
instrument has product”

Selanjutnya Nasution (1988) menyatakan:

“Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan


manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala
sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, focus penelitian,
prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan,
itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala
sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan

5
yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya
peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya”

Berdasarkan dua pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa, dalam


penelitian kualitatif pada awalnya dimana permasalahan belum jelas dan pasti,
maka yang menjadi instrumen adalah peneliti sendiri. Tetapi setelah
masalahnya yang akan dipelajari jelas, maka dapat dikembangkan suatu
instrumen yang akan digunakan untuk mengukur temuannya.

Dalam pnelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri,


namun selanjutnya setelah focus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan
akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat
melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan
melalui observasi dan wawancara. Peneliti akn terjun ke lapangan sendiri, baik
pada grand tour question, tahap focus and selection, melakukan pengumpulan
data, analisis dan membuat kesimpulan.

Menurut Nasution (1988) peneliti sebagai insrumen penelitian serasi untuk


penelitian serupa karena memiliku ciri-ciri sebagai berikut:

1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus
dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi
penelitian
2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek
keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus
3. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen berupa
test atau angket yang dapat mengangkap keseluruhan situasi, kecuali
manusia
4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami
dengan pengetahuan semata. Untuk memahaminya kita perlu sering
merasakannya, menyelaminya, berdasarkan pengetahuan kita
5. Peneliti sebagai instrument dapat segera menganalisis data yang
diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan

6
segera untuk menentukan arah pengamatan, untuk mentest hipotesis
yang timbul seketika
6. Hanya manusia sebagai instrument dapat mengambil kesimpulan
berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan
segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan,
perbaikan atau pelakan.
7. Dalam penelitian dalam menggunakan test atau angket yang bersifat
kuantitatif yang diutamakan adalah respon yang dapat dikuantifikasi
agar dapat diolah secara statistik, sedangkan yang menyimpang dari itu
tidak dihiraukan. Dengan manusia sebagai instrumen, respon yang
aneh, yang menyimpang justru diberi perhatian. Respon yang lain
daripada yang lain, bahkan yang bertentangan dipakai untuk
mempertingkat tinggi kepercayaan dan tingkat pemahaman mengenai
aspek yang diteliti.

B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam


penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai


sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya, data dapat
dikumpulkan pada setting alamiah (natural settings), pada laboratorium
dengan metode eksperimen, dirumah dengan berbagai responden, pada suatu
seminar, diskusi, dijalan dan lain-lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka
pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder.
Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data, dan sumber sekunder adalah sumber data yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain
atau lewat dokumen.

7
1. Teknik pengumpulan data kuantitatif
Bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka
teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara),
kuiseoner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketigannya.
a. Interview (wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan
jumlah respondennya sedikit / kecil. Teknik pengumpulan data ini
mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report,
atau setidak-tidaknya pada pengetahuan atau keyakinan pribadi.
Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa anggapan yang perlu di
pegang oleh peneliti dalam menggunakan metode interview dan
juga kuiseoner (angket) adalah sebagai berikut:
1) Bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu
tentang dirinya sendiri
2) Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti
adalah benar dan dapat dipercaya
3) Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa
yang dimaksudkan oleh peneliti

Wawancara dapat dilakukan dengan secara terstruktur


maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka
(face to face) maupun dengan menggunakan responden.

8
b. Kuiseoner (angket)
Kuiseoner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuiseoner
merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti bila
peneliti tahu dengan pasti variable yang akan diukur dan tahu apa
yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuiseoner juga
cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar
di wilayah yang luas. Kuiseoner dapat berupa pertanyaan/
pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden
secara langsung atau dikirim melalui pos atau intrnet.
c. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai
ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu
wawancara dan kuiseoner. Kalau wawancara dan kuiseoner selalu
berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada
orang tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.
Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa, observasi merupakan
suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang
terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila,
peneliti berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-
gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi
dapat dibedakan menjadi participant observation dan non
participant observation, selanjutnya dari segi instrumentasi yang
digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi
terstruktur dan tidak terstruktur.

9
2. Teknik pengumpulan data kualitatif

Didalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada


natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer dan teknik
pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participant
observation), wawancara mendalam dan dokumentasi.

a) Pengumpulan data dengan observasi


Nasution menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua
ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja
berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang
diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering
dengan bantuan berbagai alat yang canggih, sehingga benda-
benda yang sangat kecil maupun sangat jauh dapat diobservasi
dengan jelas.
Sanafiah Faisal mengklasifikasikan observasi menjadi
observasi berpartisipasi, observasi yang secara terang-terangan
dan tersamar, dan observasi yang tak berstruktur. Selanjutnya
Spraydley, dalam Susan Stainback membagi observasi
berpartisipasi menjadi empat, yaitu partisipasi pasif, partisipasi
moderat, partisipasi aktif, dan partisipasi lengkap.
b) Pengumpulan data dengan wawancara/ interview
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat
dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam. Dalam penelitian kualitatif sering
menggabungkan teknik observasi partisipatif dengan
wawancara mandalam. Selama melakukan observasi, peneliti

10
juga melakukan interview kepada orang-orang yang ada
didalamnya.
c) Teknik pengumpulan data dengan dokumen
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya
monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan
pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara
dalam penelitian kualitatif. Tetapi perlu diketahui bahwa tidak
semua dokumen memiliki kredibilitas yang tinggi. Sebagai
contoh banyak foto yang tidak mencerminkan keadaan aslinya,
karena foto dibuat untuk kepentingan tertentu. Demikian juga
autobiografi yang ditulis untuk dirinya sendiri, sering
subyektif.
d) Teknik pengumpulan data dengan triangulasi
Dalam teknik pengumpulan data, tringulasi diartikan sebagai
teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari
berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah
ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan
tringulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang
sekaligus mnguji kredibilitas data.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya bahwa, terdapat dua
hal utama yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian, yaitu kualitas
intrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan data. Dalam penelitian
kuantitatif, kualitas instrumen penelitian berkenan dengan validitas dan
reabilitas instrument dan kualitas pengumpulan data beerkenaan bertepatan
cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu
instrument yang telah teruji validilitas dan reabilitas, belum tentu dapat
menghasilkan data yang valid dan reliabel, apabila instrument tersebut tidak
digunakan secapa tepat dalam pengumpulan dataya. Instrument dalam
penelitian kuantitatif dapat berupa tes, pedoman wawancara, pedoman
observasi dan kuesioner. Dalam penelitian kualitatif (karena tidak melakukan
pengukuran, tetapi eksplorasi untuk menemukan), maka yang menjadi
instrument atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu,
peneliti sebagai instrument juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti
kualitatif siap melakukan pen elitian yang selanjutnya terjun di lapangan.
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

12

Anda mungkin juga menyukai