Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

FILSAFAT IBNU THUFAIL TENTANG MANUSIA


Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Islam

Dosen Pengampu: H. Yogi Prana Izza, Lc. MA

Disusun Oleh Kelompok 22:

1. Yuni Badriatus Sholihah (201955010104739)


2. Fadlillah Khoirun Nisak (201955010104740)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) SUNAN GIRI BOJONEGORO

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas taufik dan perkenan-Nya, karena berkat
limpahan rahmat, taufik, hidayah, serta inayahnya, kami bisa menyelesaikan tugas
penyusunan Makalah “Filsafat Ibnu Thufail tentang Manusia”. Sholawat serta salam
senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menunjukkan jalan
kebaikan dan kebenaran di dunia dan di akhirat pada umat manusia.

Kami selaku penyusun makalah mengucapkan terima kasih kepada Bapak H. Yogi
Prana Izza, Lc. MA. Selaku dosen pengampu mata kuliah Filsafat Islam yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan makalah ini, kedua orangtua yang tak
pernah lelah mendukung kelancaran tugas kami, serta teman-teman yang selalu memberikan
motivasi demi lancarnya penyusunan makalah ini.

Begitulah adanya, makalah ini masih jauh dari sempurna. Dengan segala kerendahan
hati, saran dan kritik yang konstrtuktif sangat kami harapkan dari pembaca demi perbaikan
dan peningkatan kualitas penyusunan makalah dimasa yang akan datang.

Dan kami berharap, semoga makalah ini bisa memberikan suatu kemanfaatan bagi
kami penyusun dan para pembaca serta referensi bagi penyusun makalah yang senada di
waktu yang akan datang.

Bojonegoro, 11 Januari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
A. PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1. Latar Belakang..............................................................................................................1
2. Rumusan Masalah.........................................................................................................1
4. Tujuan Penulisan..........................................................................................................1
B. PEMBAHASAN................................................................................................................2
1. Biografi Ibnu Thufail....................................................................................................2
2. Karya-Karya Ibnu Thufail...........................................................................................3
3. Pemikiran Manusia Menurut Ibnu Thufail................................................................5
C. PENUTUP..........................................................................................................................7
1. Kesimpulan....................................................................................................................7
2. Saran...............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9

ii
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Filsafat merupakan bentuk dari kata majemuk dari bahasa Yunani, yakni
Philosophia dan Philoshopo. Bentukan dari kata Philo yang berarti cinta,
sedangkan shopia atau Sophos yang artinya kebijaksanaan atau ilmu
pengetahuan. Maka arti dari philoshopia adalah cinta dalam kebijaksanaan.
Cinta dalam hal ini memiliki arti dalam secara luas, ingin dengan rasa ingin
berusaha untuk mencapai keinginan yang diinginkan. Dengan demikian arti
dari ilmu pengetahuan tersebut, yaitu ingin mengetahui sesuatu sampai pada
dalam-dalamnya dan akar-akarnya. Kemudian filsafat islam lahir
dilatarbelakangi dengan salah satu peristiwa, yaitu dengan adanya
penerjemahan ilmu filsafat ke dalam bahasa Arab yang telah terjadi pada masa
klasik islam.
Dalam cabang filsafat islam terdapat perbedaan pemikiran tokoh-tokoh
filsafat islam. Tokoh-tokoh tersebut diantaranya: Ibnu Sina, Ibnu Bajjah, Ibnu
Thufail dan lain sebagainya. Dari beberapa tokoh terdapat salah satu tokoh
yang bernama Ibnu Thufail, tokoh tersebut memiliki metode khusus untuk
memaparkan pandangan-pandangan filsafatnya seperti melakukan suatu kisah
dalam bukinya yang berjudul Hayy Ibn Yaqzhan. Menurut pemikirannya, jika
kita mengkomunikasikan atau menyebarkan pemikiran filsafat melalui kisah
yang menarik, dapat menjadi daya tarik untuk masyarakat awam lebih cepat
menerima ajaran filsafat tersebut.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi Ibnu Thufail?
2. Apa saja karya-karya Ibnu Thufail?
3. Bagaimana pemikiran filsafat manusia menurut Ibnu Thufail?
4. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana biografi Ibnu Thufail
2. Untuk mengetahui apa saja karya Ibnu Thufail
3. Untuk mengetahui bagaimana pemikiran filsafat manusia menurut Ibnu
Thufail

1
B. PEMBAHASAN
1. Biografi Ibnu Thufail
Nama lengkap Ibnu Thufail ialah Abu Bakar Ibnu Abd Al-Malik Ibn
Muhammad Ibnu Thufail. Ia dilahirkan di Guadix provinsi Granada, Spanyol
pada tahun 506 H/1110 M. dalam bahasa latin Ibnu Thufail popular dengan
sebutan Abubacer.
Pada masa khalifah Abu Yaquf Yusuf, Ibnu Thufail mempunyai
pengaruh yang besar dalam pemerintahan. Pada pihak lain, khalifah sendiri
mencintai ilmu pengetahuan secara khusus adalah peminat filsafat serta
memberi kebebasan berfilsafat. Sikapnya itu menjadikan pemerintahannya
sebagai pemuka pemikiran filosofis dan membuat Spanyol, seperti dikatakan
R. Briffault sebagai tempat kelahiran kembali negeri Eropa. 1
Pada mulanya Ibnu Thufail aktif bekerja sebaga dokter dan pengajar,
lalu ia beralih profesi sebagai sekertaris pengusaha Granada. Pada tahun 549
H/1154 M, ia dipercaya sebagai sekertaris gubernur wilayah Ceuta dan
Tengier (Maroko), sedangkan gubernur itu merupakan putra Abd al-Mukmin,
seorang pendiri Daulah Muwahhidun yang berpusat di Marakesy, Maroko.
Pada tahun 558 H/1163 M, ia ditarik ke Marakesy dan diangkat sebagai
hakim sekaligus dokter untuk keluarga istana Abu Yakub Yusuf yang
memerintah pada tahun 1163-1184 M. Ibnu Thufail sempat memperkenalkan
Ibnu Rusyd kepada Abu Yakub Yusuf pada tahun 1169 M. bermula dari
perkenalan itu, Abu Yakub Yusuf menyarankan Ibnu Rusyd lewat Ibnu
Thufail agar mengulas karya-karya Aristoteles.
Kemudian ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai dokter
pemerintah pada tahun 578 H/1182 M, dikarenakan usianya yang sudah uzur.
Kedudukannya itu digantikan oleh Ibnu Rusyd atas permintaandari Ibnu
Thufail. Tetapi dia tetap mendapatkan penghargaan dari Abu Ya’qub dan
setelah dia meninggal pada tahun 581 H/1185 M di Marakesh (Maroko) dan
dimakamkan disana, Al-Mansur sendiri hadir dalam upacara pemakamannya.
Namun bukan semua itu yang menjadikan nama Ibnu Thufail dikenang
dalam sejarah islam bahkan sejarah dunia. Kesibukannya di pemerintahan

1
Sirajuddin, Filsafat Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), Hlm 205-206.

2
yang sedemikian padatnya membuat Ibnu Thufail kurang produktif
dalam dunia tulis-menulis. Namun, beberapa tema sempat ditulisnya, misalnya
kedokteran, astronomi, dan filsafat. Dari sekian buah karyanya, Risalah Hayy
Ibnu Yaqzan fi Asrar Al-Hikmah Al-Masyiriqiyah adalah yang termasyhur.
Kitab ini mempersentasekan pemikiran inti Ibnu Thufail dalam ranah filsafat.
Hal itu di pertegas pula oleh Miguel Casiri yang menyebutkan dua
karyanya yang masih ada yaitu Risalah Hayy Ibnu Yaqzan dan Asrar Al-
Hikmah Al-Masyriqiyah, yang disebut terakhir ini berbentuk naskah. Kata
pengantar dari Asrar menyebutkan bahwa risalah itu hanya merupakan
sebagian dari Risalah Hayy Ibnu Yaqzan.
Risalah “Hayy Ibnu Yaqzan (kehidupan anak kesadaran), di barat dikenal
sebagai: Philosophus Autodidactus telah menorehkan tinta emas di atas
lembaran sejarah sebagai salah satu karya paling berharga yang pernah ada di
bidang filsafat.
Dalam mengarang buku ini Ibnu Thufail banyak terpengaruh filsafat
Plato, pemikiran-pemikiran filosofis Ibnu Thufail ketika menulis buku ini
telah mencapai taraf yang paling matang. Ditulisnya pemikiran-pemikirannya
dalam bentuk novel alegori sembari menawarkan sebuah korelasi filsafat
antara akal dan agama dalam pencarian kebenaran hakiki.2

2. Karya-Karya Ibnu Thufail


Ibnu Thufail sebenarnya mempunyai banyak karya baik dalam bidang
filsafat maupun bidang yang lain (fisika dan sastra). Hasil karya beliau antara
lain Risalah fi Asrar al-hikmah al-Masyriqiyah (Hayy Ibn Yaqzhan) Rasa’il fi
an-Nafs, Biqa’ al-Maskunnah wa Al-Ghair al-Maskunnah. Selain itu beliau
juga memiliki beberapa buku tentang kedokteran serta risalah berisi kumpulan
surat menyurat yang beliau lakukan dengan Ibnu Rusyd dalam berbagai
persoalan filsafat. Ibnu Rusyd mengatakan bahwa Ibnu Thufail mempunyai
pemikiran-pemikiran cemerlang dalam ilmu falak. Sayangnya semua hasil
karya beliau tidak ada yang tersisa kecuali risalah Hayy Ibn Yaqzhan.3

2
Mustofa, Filsafat Isam, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), Hlm 272.
3
Amroeni Drajat, Filsafat Islam, (Jakarta: Erlangga, 2008), Hlm 68.

3
Risalah Hayy Ibn Yaqzhan
Hayy Ibn Yaqzhan dikenal dengan nama “Philoshopuus Autodidactus” di
Barat. Pada bagian pendahuluan, Ibnu Thufail mempersembahkan beberapa
pandangan dari para pendahulunya, Al Farabi, Ibnu Sina, Al Ghazali, dan Ibnu
Bajjah, Al Farabi dikritik keras tentang pandangannya yang tidak konsisten
tentang alam akhirat. Tidak ada kritik tentang Ibnu Sina, sebaliknya
diceritakan bahwa kebijaksanaan oriental Ibnu Sina akan diuraikan sepanjang
sisa pekerjaanya. Pandangan Ibnu Bajjah dikatakan belum lengkap,
menyebutkan tentang kondisi spekulatif tertinggi tetapi bukan kondisi
diatasnya, yaitu “menyaksikan” atau pengalaman mistik. Sementara
pengalaman mistik Al-Ghazali tidak diragukan lagi, tak satupun karya-
karyanya tentang pengetahuan mistik telah dicapai oleh Ibnu Thufail.
Pendahuluan tersebut dimaksudkan untuk memberitahukan niat Ibnu Thufail
yaitu elaborasi kebijaksanaan oriental Ibnu Sina dan menunjukkan bagaimana
karyanya berbeda dari para pendahulunya.
Inti dari pemikiran Ibnu Thufail termuat dalam karyanya ini. Antara akal
dan wahyu tidaklah memiliki kontradiksi yang begitu besar. Pendewaan
terhadap akal sangat tinggi dibanding dengan Wahyu-Illahi.
Ada dua versi yang menceritakan awal perjalanan Hayy Ibn Yaqzhan lahir kea
lam dunia.
Versi Pertama:
Menceritakan Hayy dilahirkan oleh seorang saudari raja yang dikawini
Yaqzhan secara rahasia. Karena ibnu Hayy takut perkawinannya diketahui
raja, maka setelah Hayy lahir lalu dimasukkan ke dalam peti dan dihanyutkan
ke laut. Kemuadian Hayy terdampar pada suatu pulau yang tidak dihuni
manusia di kepulauan Hindia yang dilewati khatulistiwa, yaitu pulau waq-
waq.
Versi kedua:
Hayy adalah “anak alam”. Satu kisah menyebutkan Hayy dibuahkan dari
suatu perpohonan yang tidak disebutkan jenisnya. Kisah lain menceritakan

4
bahwa Hayy berasal dari tanah yang memerah dari perut bumi,
kemudian berproses menjadi seorang bayi. 4
3. Pemikiran Manusia Menurut Ibnu Thufail
Menurut pemikiran Ibnu Thufail, manusia merupakan suatu perpaduan
dari tubuh, jiwa hewani, dan non bendawi. Dari perpaduan tersebut dapat
digambarkan oleh binatang, benda angkasa, dan Tuhan. Karena hal tersebut
pencapaian dalam konsep jiwa terletak pada pemuasan kepada tiga aspek
tersebut, kemudian ia melakukan tindakan-tindakan yang meniru pada hewan,
benda angkasa dan Tuhan. Mengenai dalam peniruan pertama yang tertuju
kepada objek hewan. Dalam proses tersebut ia melakukan segala hal yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya dari kebutuhan primer serta
kebutuhan untuk melindungi dari cuaca buruk dan hewan buas, namun dari
proses tersebut ia hanya memiliki satu tujuan, yaitu untuk mempertahankan
jiwa hewani,. Kemudian ia melakukan peniruan kedua, dari proses tersebut ia
menuntut dirinya dalam hal kebersihan tubuh dan pakaian, sikap baik kepada
objek-objek hidup dan mati, serta perenungan atas esensi tubuh dan perputaran
esensi orang dalam ekstase.
Ibnu Thufail nampak yakin kepada benda-benda angkasa tersebut
memiliki jiwa hewani dan ia terhanyut ke dalam perenungan yang sangat
mendalam tentang Tuhan. Pada peniruan yang terakhir kalinya ia harus
melengkapi dirinya dengan sifat Tuhan yang positif maupun yang negatif,
seperti kebijaksanaan, kekuasaan, pengetahuan, serta kebebasan dari hasrat
jasmaniah dan lain sebagainya. Kemudian ia melakukan kewajiban itu untuk
dirinya sendiri untuk orang lain, dan terutama untuk Tuhan. Kewajiban
tersebut merupakan suatu bentuk disiplin jiwa yang esensia. Kewajiban yang
terakhir ini merupakan suatu akhir dibanding kedua objek tersebut, namun
sebelumnya itu dapat membawa kepada perwujudan dalam visi mencapai
rahmat Tuhan dan sekaligus menjadi identik dengan esensi Tuhan.
Ibnu Thufail membagi perkembangan alam pikiran manusia menuju
hakikat kebenaran itu kedalam enam bagian, diantaranya:

4
Yoesoef Sou’yb, Pemikiran Islam Merubah Dunia, (Medan: Firma Madju, 1984), Hlm 256.

5
a. Dengan cara ilmu Hay bin Yaqzhan, yaitu dengan kekuatan akalnya
sendiri memperhatikan perkembangan alam makhluk ini bahwa tiap-tiap
kejadian pasti ada yang menyebabkannya.
b. Dengan cara pemikiran Hay bin Yaqzhan, terhadap teraturnya peredaran
benda-benda besar dilangit seperti matahari, bulan, dan bintang-bintang.
c. Dengan demikian bahwa puncak kebahagiaan seseorang itu ialah
mempersaksikan adanya Wajibul Wujud Yang Maha Esa.
d. Dengan memikirkan bahwa manusia ini adalah sebagian saja dari makhluk
hewani, tetapi dijadikan Tuhan untuk kepentingan yang lebih tinggi dan
utama dari pada hewani.
e. Dengan memikirkan bahwa kebahagiaan manusia dan keselamatannya dari
kebinasaan hanyalah terdapat pada pengekalan penyaksiannya terhadap
Tuhan Wajibul Wujud.
f. Mengakui bahwa manusia dana lam makhluk ini fana’ dan semua kembali
pada Tuhan.
Didalam buku “Hayy bin Yaqzhan”, Ibnu Thufail berusaha menjelaskan
bahwa potensi manusia itu semata bisa untuk berhubungan dengan Allah.
Karena Ibnu Thufail menggambarkan seseorang yang tumbuh terisolir dari
manusia dan tidak terpengaruh oleh masyarakat, tetapi walaupun demikian,
dengan logika kesediriannya, ia bisa memersepsi realitas-realitas alam dan
mengklasifikasikannya sampai pada realitas yang dari padanya memancarkan
cahaya dan pengetahuan. Orang itu adalah Hayy ibin Yaqzhan, ia
beranggapan bahwa dibalik alam terdapat sebab-sebab yang tersembunyi
yang mengelolanya dan terdapat bentuk-bentuk yang membentuknya. Dan
bentuk-bentuk ini timbul dari realitas yang qodim yang oleh umumnya para
filosof islam disebut akal fa’al. Hayy ibn Yaqzhan selalu membahas dan
menganalisa sampai ia bisa mengetahui bahwa kebahagiaan dan
kesengsaraan manusia itu kembali kepada kedekatan atau kejauhannya dari
Tuhannya. Dan sarana untuk mendekat dan menarik kea lam cahaya dan
malaikat, sebenarnya adalah penalaran dan analisa. 5

5
Poerwantana dkk, Seluk Beluk Filsafat Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993), Hlm 150-151.

6
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Ibnu Thufail mempunyai nama lengkap Abu Bakar Ibnu Abd Al-Malik
Ibn Muhammad Ibnu Thufail. Ia dilahirkan di Guadix provinsi Granada,
Spanyol pada tahun 506 H/1110 M. dalam bahasa latin Ibnu Thufail popular
dengan sebutan Abubacer. Dalam karirnya Ibnu Thufail pada mulanya aktif
bekerja sebaga dokter dan pengajar, lalu ia beralih profesi sebagai sekertaris
pengusaha Granada. Pada tahun 549 H/1154 M, ia dipercaya sebagai sekertaris
gubernur wilayah Ceuta dan Tengier (Maroko). Kemudian Pada tahun 558
H/1163 M, ia ditarik ke Marakesy dan diangkat sebagai hakim sekaligus
dokter untuk keluarga istana Abu Yakub Yusuf yang memerintah pada tahun
1163-1184 M.
Karya-karya Ibnu Thufail sebenarnya mempunyai banyak karya baik
dalam bidang filsafat maupun bidang yang lain (fisika dan sastra). Hasil karya
beliau antara lain Risalah fi Asrar al-hikmah al-Masyriqiyah (Hayy Ibn
Yaqzhan) Rasa’il fi an-Nafs, Biqa’ al-Maskunnah wa Al-Ghair al-Maskunnah.
Selain itu beliau juga memiliki beberapa buku tentang kedokteran serta risalah
berisi kumpulan surat menyurat yang beliau lakukan dengan Ibnu Rusyd
dalam berbagai persoalan filsafat. Sayangnya semua hasil karya beliau tidak
ada yang tersisa kecuali risalah Hayy Ibn Yaqzhan.
Pemikiran Ibnu Thufail nengenai filsafat manusia, yaitu manusia
merupakan suatu perpaduan dari tubuh, jiwa hewani, dan non bendawi. Dari
perpaduan tersebut dapat digambarkan oleh binatang, benda angkasa, dan
Tuhan. Karena hal tersebut pencapaian dalam konsep jiwa terletak pada
pemuasan kepada tiga aspek tersebut, kemudian ia melakukan tindakan-

7
tindakan yang meniru pada hewan, benda angkasa dan Tuhan. Mengenai
dalam peniruan pertama yang tertuju kepada objek hewan.
2. Saran

Pemakalah menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih


terdapat banyak kesalahan-kesalahan.Oleh karena itu pemakalah
mengharapkan pembaca dapat menyampaikan kritik dan juga saran terhadap
hasil penulisan makalah.

8
DAFTAR PUSTAKA

Drajat, Amroeni. Filsafat Islam. Jakarta: Erlangga, 2008.


Mustafa. Filsafat Islam. Bandung: Pustaka Setia, 1997.
Poerwantana dkk, Seluk Beluk Filsafat Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993.
Sou’yb, Yoesoef. Pemikiran Islam Merubah Dunia. Medan: Firma Madju, 1984.
Sirajuddin. Filsafat Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007.

Anda mungkin juga menyukai