Anda di halaman 1dari 24

PENILAIAN ACUAN PATOKAN

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


EVALUASI PEMBELAJARAN

Dosen Pengampu:

Syamsudin, M.Pd.

Disusun Oleh:

Zumrotul Mufidah

Kiptiyah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL FITHRAH SURABAYA

2020
Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Di dalam setiap kegiatan belajar-mengajar selalu dilakukan penilaian. Hasil
penilaian disajikan dalam bentuk nilai angka atau huruf. Dalam hal ini, ada lembaga
pendidikan yang menggunakan nilai angka dengan skala 0 sampai 100, dan di perguruan
tinggi umumnya digunakan nilai huruf, yaitu A, B, C, D, dan F atau TL. Jika nilai-nilai
huruf itu akan digunakan untuk menentukan indeks prestasi mahasiswa pada akhir
semester atau pada akhir suatu program pendidikan, nilai-nilai huruf itu ditransfer ke
dalam nilai angka dengan bobot masing-masing sebagai berikut: A=4, B=3, C=2, D=1,
dan F (atau TL)=0.1
Penilaian adalah bagian yang sangat penting dalam proses evaluasi. Penilaian
hasil belajar pserta didik yang dilakukan oleh guru selain untuk memantau proses
kemajuan dan perkembangan hasil belajar peserta didik sesuai dengan potensi yang
dimiliki, juga sekaligus umpan balik kepada guru agar dapat menyempurnakan
perencanaan dan proses program pembelajaran. Namun jika proses penilaian yang
dilakukan oleh guru asal-asalan dan tanpa arah yang jelas, maka pada akhirnya akan
menghasilkan informasi tentang hasil pencapaian pembelajaran peserta didik yang tidak
akurat dan tidak sesuai dengan apa yang ada di lapangan.
Oleh karena itu adanya acuan dalam penilain mutlak harus ada. Keberadaan acuan
dalam penilaian ini akan menjadi pembahasan dalam makalah ini. Hal ini menjadi
penting karena berangkat dari kenyataan di lapangan bahwa masih banyak penilaian yang
dilakukan oleh para pendidik hanya sebatas formalitas saja tanpa mengacu pada patokan
yang telah ada. Sehingga dengan adanya penilaian acuan patokan ini guru dan siswa
dapat mengetahui tingkat penguasaan materi yang telah diajarkan dan dipahami oleh
siswa, setelah proses pembelajaran itu berlangsung selama kurun waktu tertentu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penilaian acuan patokan?
2. Apa saja ciri-ciri penilaian acuan patokan?
1
Ngalim Puwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1984),
Hlm. 76.
3. Apa saja manfaat penilaian acuan patokan?
4. Bagaimana karakteristik penilaian acuan patokan?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan penilaian acuan patokan?
Bab II

Penilaian Acuan Patokan (PAP)

A. Pengertian Penilaian Acuan Patokan


PAP adalah membandingkan skor yang diperoleh peserta didik dengan suatu
standar atau norma absolut. PAP pada umumnya digunakan untuk menafsirkan hasil tes
formatif. Pendekatan ini lebih menitikberatkan pada apa yang dapat dilakukan oleh
peserta didik. Dengan kata lain, kemampuan-kemampuan apa yang telah dicapai oleh
peserta didik sesudah menyelesaikan satu bagian kecil dari suatu keseluruhan program.2
Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah pendekatan penilaian yang
membandingkan hasil pengukuran peserta didik dengan patokan “batas lulus” yang telah
ditetapkan oleh pendidik. Suatu penilaian disebut PAP jika dalam melakukan penilaian
itu kita mengacu kepada suatu kriteria pencapaian tujuan (instruksional) yang telah
dirumuskan sebelumnya. Nilai-nilai yang diperoleh siswa dihubungkan dengan tingkat
pencapaian penguasaan (mastery) siswa tentang materi pendidikan sesuai dengan tujuan
(instruksional) yang telah ditetapkan.3
Penilaian Acuan Patokan (PAP) juga sering disebut criterion evaluation
merupakan pengukuran lain dengan menggunakan acuan beda. Dalam pengukuran ini
penampilan siswa dikomparasikan dengan kriteria yang telah ditentukan lebih dahulu
dalam tujuan instruksional, bukan dengan penampilan siswa lain. Keberhasilan siswa
dalam prosedur acuan patokan tergantung pada penguasaan materi atas kriteria yang telah
dijabarkan dalam item-item pertanyaan guna mendukung tujuan instruksional.4
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian acuan
patokan adalah suatu penilaian berdasarkan beberapa kriteria yang sudah ditetapkan
secara spesifik dan mutlak. Kriteria yang dimaksud adalah suatu tingkat pengalaman
belajar atau sejumlah kompetensi dasar yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum
kegiatan belajar berlangsung. Misalnya, kriteria yang digunakan 75% atau 80%. Bagi
2
Risma Nur Annisa, PAN & PAP dalam Evaluasi Pembelajaran dalam
http://blog.unnes.ac.id/seputarpendidikan/2015/10/19/pan-pap-dalam-evaluasi-pembelajaran/#:~:text=Penilaian
%20Acuan%20Patokan%20(PAP),dapat%20dilakukan%20oleh%20peserta%20didik, diakses pada tanggal 13
September 2020.
3
Fajar Nur Fuadin, makalah PAP dalam http://fajar-nur-fuadin.blogspot.com/2011/04/makalah-pap.html
4
Hijri Ati, penilaian acuan patokan dan penilaian acuan norma dalam
https://www.academia.edu/12087249/penilaian_acuan_patokan_dan_penilaian_acuan_norma, diakses pada tanggal
13 September 2020.
peserta didik yang kemampuannya dibawah kriteria yang telah ditetapkan dinyatakan
tidak berhasil dan harus mendapatkan remedial.
Sebagai contoh, misalkan untuk dapat diterima sebagai calon penerbang di sebuah
lembaga penerbangan, setiap calon harus memenuhi syarat antara lain tinggi badan
sekurang-kurangnya 165 cm dan memiliki tingkat kecerdasan (IQ) serendah-rendahnya
130 berdasarkan hasil tes yang diadakan oleh lembaga yang bersangkutan. Berdasarkan
kriteria atau patokan itu, siapa pun calon yang tidak memenuhi syarat-syarat tersebut
dinyatakan gagal dalam tes atau tidak akan diterima sebagai siswa calon penerbang.5
Contoh lain, misalnya dalam suatu tes SBMPTN, seorang calon mahasiswa harus
memperoleh nilai 90% untuk berhasil dan lolos seleksi. Jika ternyata calon mahasiswa
tersebut telah mengerjakan tes dan mendapatkan hasil kurang dari 90%, maka calon
mahasiswa tersebut gagal dalam seleksi dan harus mempelajari lagi tentang soal-soal
SBMPTN jika ingin mengikutinya lagi agar bisa lolos seleksi, maka hasil yang harus
diperoleh harus sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan saat itu.
Dari contoh-contoh tersebut di atas terlihat bahwa menggunakan kriteria penilaian
tertentu. Contoh pertama menggunakan kriteria batas tinggi badan dan tingkat IQ yang
merupakan syarat dalam pencapaian tujuan sebagai calon penerbang. Contoh kedua
menggunakan kriteria tingkat kemampuan penggunaan pengetahuan sesuai dengan tujuan
kurikulum sehingga nilai yang diperoleh calon mahasiswa sekaligus mencerminkan
sejauh mana kemampuan atau penguasaan calon mahasiswa akan materi pengajaran yang
diteskan.
Perlu kiranya dijelaskan di sini bahwa kriteria atau patokan yang digunakan
dalam PAP bersifat mutlak. Artinya, kriteria itu bersifat tetap, setidaknya untuk beberapa
tahun atau jangka waktu tertentu dan berlaku bagi semua siswa atau mahasiswa yang
mengikuti tes di lembaga yang bersangkutan.6
B. Ciri-Ciri Penilaian Acuan Patokan
1. Kelulusan seseorang ditentukan oleh satu patokan atau persyaratan tertentu, bukan
ditentukan oleh ranking dalam kelompok tertentu;
2. Satu bentuk penilaian berbabsis kompetensi;

5
Alex Shirran, Evaluating Students, (Jakarta, PT Gramedia, 2006), Hlm. 107.
6
Alex Shirran, Evaluating Students, (Jakarta, PT Gramedia, 2006), Hlm. 108.
3. Digunakan dalam belajar tuntas, semua komponen standar/tujuan pembelajaran
(learning objectives/outcomes)/tujuan instruksional dikuasai;
4. Siswa/mahasiswa dinilai dengan kriteria yang telah ditentukan;
5. Seringkali dihubungkan dengan penguasaan pembelajaran, misalnya lulus-gagal
dalam test tertentu;
6. Mengenali apa yang diketahui dan dapat dilakukan siswa/mahasiswa.7
C. Manfaat Penilaian Acuan Patokan
1. Penempatan seseorang dalam rentetan kegiatan belajar.
2. Untuk mendiagnosis kemampuan seseorang dalam pembelajaran. Artinya
informasi yang diperoleh melalui diagnosis ini langsung dapat digunakan oleh
anak didik untuk mengatur langkah apa yang harus dilakukan, atau guru dapat
langsung menentukan keperluan anak didik agar proses pembelajaran membawa
manfaat yang lebih bermakna bagi anak didik tersebut.
3. Jika dilakukan secara periodik dapat digunakan untuk memonitor kemajuan setiap
anak didik dalam proses pembelajaran. Secara berkelanjutan dapat diketahui
status seseorang dalam satu rentetan kegiatan belajar. Akhirnya dapat memacu
atau memotivasi semangat belajar siswa.
4. Kemampuan masing-masing anak didik untuk menyelesaikan kurikulum secara
kumulatif akan dapat menentukan keterlaksanaan kurikulum.8
D. Karakteristik PAP
Pada penilaian acuan patokan, standar performan yang digunakan adalah standar
absolut/mutlak (Criterion-referenced interpretation is an absolut rather than relative
interpetation, referenced to a defined body of learner behaviors). Dalam standar ini
penentuan tingkatan (grade) didasarkan pada skor-skor yang telah ditetapkan sebelumnya
dalam bentuk persentase. Untuk mendapatkan nilai A atau B, seorang siswa harus
mendapatkan skor tertentu sesuai dengan batas yang telah ditetapkan tanpa terpengaruh
oleh performan (skor) yang diperoleh siswa lain dalam kelasnya.9

7
Afiq Rakhmat Alwi, Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan Norma (PAN) dalam http://duniaku-
ini.blogspot.com/2015/02/penilaian-acuan-patokan-pap-dan.html, diakses pada tanggal 13 September 2020.
8
Asmawie Zainul dan Noehi Nasution. Penilaian, hal. 149-150.
9
Coni Semiawan, Prinsip- Prinsip dan Teknik Pengukuran dan Penilaian dalam Pendidikan (Jakarta: Mutiara, 1991)
hal. 43.
Beberapa yang harus dipahami ketika menerapkan PAP antara lain; pertama hal-
hal yang dipelajari mahasiswa mempunyai struktur hierarkis artinya mahasiswa
mempelajari taraf selanjutnya setelah menguasai secara baik tahap sebelumnya, kedua,
dosen harus mengidentifikasi masing-masing taraf kompetensi setidak-tidaknya
mendekati ketuntasan pencapaian tujuan, ketiga, nilai yang diberikan dengan
menggunakan PAP berarti menggunakan standar mutlak.10
E. Kelebihan dan Kekurangan Penilaian Acuan Patokan
Kelebihannya adalah sebagai berikut :
1. Penilaian lebih transparan dengan menggunakan rubrik atau skema penilaian
(marking scheme)
2. Penilaian lebih dapat diandalkan, karena menggunakan standar dan kriteria
minimal
3. Nilai dan peringkat lebih dapat dirundingkan
4. Nilai atau skor dapat dipertanggungjawabkan secara objektif karena berdasarkan
prestasi yang disesuaikan dengan kriteria dan standar yang telah ditentukan
5. Lebih banyak partisipasi dan motivasi siswa/mahasiswa serta fokus pada
pembelajaran
6. Lebih adil dan fair, karena siswa/mahasiswa diukur berdasarkan standar prestasi,
bukan dengan membandingkan mahasiswa satu dengan lainnya
7. Prestasi tergantung pada tingkat kebaikan kinerja yang ditunjukkan
siswa/mahasiswa
8. Lebih dapat dipertanggungjawabkan kualitas dan prestasi siswa/mahasiswa
9. Mengakui subjektifitas dan penilaian yang profesional dalam pemberian nilai
10. Cocok digunakan untuk mendiagnosa kemampuan seseorang dalam proses
pembelajaran
11. Cocok digunakan untuk memonitor kemampuan setiap siswa/mahasiswa atau
kelompok dalam proses pembelajaran.

Kekurangannya adalah sebagai berikut :

10
Anas Sudijono, Pengantar, hal. 313-315.
1. Relatif agak rumit, karena perlu waktu untuk menyetujui sebuah kriteria dan
standar;
2. Berisiko mengembangkan daftar nama kriteria yang berlianan;
3. Lebih menekankan hasil daripada proses;
4. Peringkat dapat dinyatakan dengan tidak sebenarnya secara positif/negatif;
5. Kadang akademisi kurang kompeten dan percaya diri untuk membuat penilaian
profesional;
6. Tidak mudah bagi akademisi untuk mengubah kebiasaan dari menilai berdasarkan
referensi norma menjadi referensi kriteria;
7. Pikiran bahwa hanya persentase kecil yang memperoleh ranking rendah, dan
sebaliknya, pasti mereka yang di pendidikan tinggi yang memperoleh ranking
tinggi;
8. Siswa/mahasiswa dapat mempertanyakan nilai mereka.11
F. Contoh Penilaian Acuan Patokan
Misalnya seorang guru merencanakan tes hasil belajar dalam bidang studi Fiqh. Soal-soal yang
dikeluarkan dalam tes tersebut terdiri atas 75 butir soal tes obyektif dan 1 butir soal tes uraian
dengan rincian sebagai berikut :

Nomor Butir Jumlah Bobot Jawaban


Soal Bentuk Tes/Model Soal Butir Soal Betul Skor

01-10 Tes Obyektif bentuk True-False 10 1 10

11-20 Tes Obyektif bentuk Matching 10 1 10

21-30 Tes Obyektif bentuk Completion 10 1 10

Tes Obyektif bentuk MCI model


31-40 melengkapi lima pilihan 10 1 10

41-50 Tes Obyektif bentuk MCI model10 1½ 15

11
Farida Putri Utami, dkk, Penilaian Acuan Patokan (PAP), Penilaian Acuan Normatif (PAN), dan Penilaian Acuan
Gabungan (PAG) dalam http://matematikaunm6.blogspot.com/2014/03/penilaian-acuan-patokan-pap-penilaian.html,
diakses pada tanggal 13 September 2020.
melengkapi berganda

Tes Obyektif bentuk MCI model


51-60 asosiasi dengan lima pilihan 10 1½ 15

Tes Obyektif bentuk MCI model


61-70 analisis hubungan antarhal 10 2 20

Tes Obyektif bentuk MCI model


71-75 analisis kasus 5 4 20

76 Tes Uraian 1 10 10

Skor Maksimum Ideal 120

Berdasarkan rincian butir-butir soal di atas tersebut dapat diketahui bahwa Skor
Maksimum Ideal (SMI) dari tes hasil belajar tersebut adalah 120. Kemudian skor-skor
mentah tes hasil belajar bidang studi Fiqh yang dicapai oleh 20 orang siswa diubah
(dikonversi) menjadi nilai standar dengan menggunakan standar mutlak (penilaian
beracuan kriterium). Rumus Penilaian Acuan Patokan :

G. Langkah kerja untuk


mengubah skor menjadi
nilai dengan menggunakan
PAP
H. sebagai berikut;
I. 1. Masukkan skor mentah
pada tabel
J. 2. Menghitung skor
menjadi nilai
menggunakan rumus
PAP dgn mengalikan
skor
K. ideal
L. 3. Membuat pedoman
konversi hasil perhitungan
M. 4. Mengubah skor menjadi
nilai.
N. Misalkan seorang dosen
memberikan tes dalam
mata kuliah Strategi
Belajar
O. Mengajar, soal yang
dikeluarkan sebanyak 5
butir tes esei dengan
total skor yang
P. dituntut sebesar 85, tes
diikuti 28 mahasiswa dan
dalam tes tersebut
berhasil diraih
Q. skor-skor sebagai berikut;
72, 72, 70, 66, 74, 68, 63,
61, 57, 70, 53, 68, 45, 63,
44, 73,
R. 59, 61, 55, 67, 80, 82, 56,
75, 77, 67, 81, 68
S. Langkah pengubahan skor
menjadi nilai
T.

U. 1. Masukkan skor pada


Tabel (lihat pada langkah
4)
V. 2. Menghitung skor
dengan rumus PAP
Keterangan:
Skor riil: skor yang telah dicapai siswa
Skor maksimum ideal: skor yang mungkin didapat siswa jika mampu menjawab semua
soal
100: skala yang dipakai (0-100).12

12
Moh Ismail, Penilaian Acuan Patokan (PAP) Assesmen Pembelajaran dalam
http://makalahpendidikanislamlengkap.blogspot.com/2015/06/penilaian-acuan-patokan-pap.html, diakses pada
tanggal 14 September 2020.
No. Skor Mentah Nilai

1. 60 60/120 X 100 = 50

2. 40 40/120 X 100 = 33

3. 80 80/120 X 100 = 67

4. 30 30/120 X 100 = 25

5. 75 75/120 X = 62

6. 52 52/120 X 100 = 43

7. 59 59/120 X 100 = 49

8. 71 71/120 X 100 = 59

9. 41 41/120 X 100 = 34

10. 58 58/120 X 100 = 48

11. 61 61/120 X 100 = 51

12. 56 56/120 X 100 = 47

13. 53 53/120 X 100 = 44

14. 63 63/120 X 100 = 52

15. 85 785/120 X 100 = 71

16. 54 54/120 X 100 = 45

17. 60 60/120 X 100 = 50

18. 49 49/120 X 100 = 41

19. 55 55/120 X 100 = 46


20. 43 43/120 X 100 = 36

Dari nilai-nilai yang telah diperoleh, maka jika diterjemahkan menjadi nilai huruf dengan
patokan adalah :
Rentang Skor Nilai
Nilai 80% s.d. 100% = A
Nilai 70% s.d. 79% = B
Nilai 60% s.d. 69% = C
Nilai 45% s.d. 59% = D
Nilai < 44% E / Tidak lulus
Maka dari 20 orang siswa yang mengikuti tes hasil belajar tersebut tidak ada seorang pun yang
mendapat nilai A, yang mendapat nilai B hanya 1 orang, Nilai C dicapai oleh 2 orang siswa,
Nilai D ada 10 orang siswa dan siswa yang tidak lulus pada tes bidang studi Fiqh ini ada 7 orang
siswa.13

Bab III
Simpulan
Penilaian acuan patokan adalah suatu penilaian berdasarkan beberapa kriteria yang sudah
ditetapkan secara spesifik dan mutlak. Ciri-ciri penilaian acuan patokan adalah: 1) Kelulusan
seseorang ditentukan oleh satu patokan atau persyaratan tertentu, bukan ditentukan oleh ranking
dalam kelompok tertentu, 2) Satu bentuk penilaian berbabsis kompetensi, 3) Digunakan dalam
belajar tuntas, semua komponen standar/tujuan pembelajaran (learning objectives/outcomes)
tujuan instruksional dikuasai, 4) Siswa/mahasiswa dinilai dengan kriteria yang telah ditentukan,
5) Seringkali dihubungkan dengan penguasaan pembelajaran, misalnya lulus-gagal dalam test
tertentu, 6) Mengenali apa yang diketahui dan dapat dilakukan siswa/mahasiswa. Manfaat
penilaian acuan patokan adalah: 1) Penempatan seseorang dalam rentetan kegiatan belajar, 2)
Untuk mendiagnosis kemampuan seseorang dalam pembelajaran, 3) Dapat memacu atau
memotivasi semangat belajar siswa, 4) Kemampuan masing-masing anak didik untuk

13
Risma Nur Annisa, PAN & PAP dalam Evaluasi Pembelajaran dalam
http://blog.unnes.ac.id/seputarpendidikan/2015/10/19/pan-pap-dalam-evaluasi-pembelajaran/#:~:text=Penilaian
%20Acuan%20Patokan%20(PAP),dapat%20dilakukan%20oleh%20peserta%20didik, diakses pada tanggal 14
September 2020.
menyelesaikan kurikulum secara kumulatif akan dapat menentukan keterlaksanaan kurikulum.
Pada penilaian acuan patokan, standar performan yang digunakan adalah standar absolut/mutlak
(Criterion-referenced interpretation is an absolut rather than relative interpetation, referenced to a
defined body of learner behaviors). Kelebihan penilaian acuan patokan: 1) Penilaian lebih
transparan, 2) Penilaian lebih dapat diandalkan, 3) Nilai dan peringkat lebih dapat dirundingkan,
4) Nilai atau skor dapat dipertanggungjawabkan secara objektif, 5) Lebih banyak partisipasi dan
motivasi siswa/mahasiswa, 6) Lebih adil dan fair, 7) Prestasi tergantung pada tingkat kebaikan
kinerja yang ditunjukkan siswa/mahasiswa, 8) Lebih dapat dipertanggungjawabkan kualitas dan
prestasi siswa/mahasiswa, 9) Mengakui subjektifitas dan penilaian yang profesional dalam
pemberian nilai, 10) Cocok digunakan untuk mendiagnosa kemampuan seseorang dalam proses
pembelajaran, 11) Cocok digunakan untuk memonitor kemampuan setiap siswa/mahasiswa atau
kelompok dalam proses pembelajaran. Kekurangan dari penilaian acuan patokan adalah: 1)
Relatif agak rumit, 2) Berisiko mengembangkan daftar nama kriteria yang berlianan, 3) Lebih
menekankan hasil daripada proses 4) Peringkat dapat dinyatakan, 5) Kadang akademisi kurang
kompeten dan percaya diri untuk membuat penilaian professional, 6) Tidak mudah bagi
akademisi untuk mengubah kebiasaan dari menilai berdasarkan referensi norma menjadi
referensi kriteria, 7) Pikiran bahwa hanya persentase kecil yang memperoleh ranking rendah, dan
sebaliknya, 8) Siswa/mahasiswa dapat mempertanyakan nilai mereka

Daftar Pustaka

Annisa, Risma Nur PAN & PAP dalam Evaluasi Pembelajaran dalam http://blogunnes.ac.id/sepu
tarpendidikan/2015/10/19/pan-pap-dalamevaluasipembelajaran/#:~:text=Penilaian%20Ac
uan%20Patokan%20(PAP),dapat%20dilakukan%20oleh%20peserta%20didik.

Alwi, Afiq Rakhmat. Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan Norma (PAN) dalam
http://duniaku-ini.blogspot.com/2015/02/penilaian-acuan-patokan-pap-dan.html.

Ati, Hijri. penilaian acuan patokan dan penilaian acuan norma dalam https://www.academia.edu/
12087249/penilaian_acuan_patokan_dan_penilaian_acuan_norma.

Fuadin, Fajar Nur. Makalah PAP dalam http://fajar-nur-fuadin.blogspot.com/2011/04/makalah-


pap.html.

Ismail, Moh. Penilaian Acuan Patokan (PAP) Assesmen Pembelajaran dalam http://makalahpen
didikanislamlengkap.blogspot.com/2015/06/penilaian-acuan-patokan-pap.html.

Puwanto, Ngalim. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya. 1984.

Semiawan, Coni. Prinsip- Prinsip dan Teknik Pengukuran dan Penilaian dalam Pendidikan.
Jakarta: Mutiara. 1991.

Shirran, Alex. Evaluating Students. Jakarta. PT Gramedia. 2006.

Utami, Farida Putri dkk. Penilaian Acuan Patokan (PAP), Penilaian Acuan Normatif (PAN), dan
Penilaian Acuan Gabungan (PAG) dalam http://matematikaunm6.blogspot.com/2014/03/
penilaian-acuan-patokan-pap-penilaian.html

W. Pada penilaian acuan


patokan, standar
performan yang
digunakan adalah
X. standar absolut. Semiawan
menyebutnya sebagai
standar mutu yang mutlak
(Criterion-
Y. referenced interpretation is
an absolut rather than
relative interpetation,
referenced to a defined
body
Z. of learner behaviors)15.
Dalam standar ini
penentuan tingkatan
(grade) didasarkan pada
AA. skor-skor yang telah
ditetapkan sebelumnya
dalam bentuk persentase.
Untuk
BB. mendapatkan nilai A
atau B, seorang
mahasiswa harus
mendapatkan skor
tertentu
A. Penempatan seseorang
dalam rentetan kegiatan
belajar,
B. 2. Untuk mendiagnosis
kemampuan seseorang
dalam pembelajaran.
Artinya informasi
C. yang diperoleh melalui
diagnosis ini langsung
dapat digunakan oleh
anak didik
D. untuk mengatur
langkah apa yang harus
dilakukan, atau guru
dapat langsung
E. menentukan keperluan
anak didik agar proses
pembelajaran membawa
manfaat
F. yang lebih bermakna
bagi anak didik tersebut.,
G. 3. Jika dilakukan secara
periodik dapat digunakan
untuk memonitor kemajuan
setiap
H. anak didik dalam proses
pembelajaran. Secara
berkelanjutan dapat
diketahui status
I. seseorang dalam satu
rentetan kegiatan belajar.
Akhirnya dapat memacu
atau
J. memotivasi semangat
belajar siswa.,
K. 4. Kemampuan masing-
masing anak didik untuk
menyelesaikan kurikulum
secara
L. kumulatif akandapat
menentukan
keterlaksanaan kurikulum.
M. Menurut Payne (1974)
dalam bukunya Asmawi
Zainul14, penerapan PAP
dapat
N. dimanfaatkan antara
lain;
O. 1. Penempatan seseorang
dalam rentetan kegiatan
belajar,
P. 2. Untuk mendiagnosis
kemampuan seseorang
dalam pembelajaran.
Artinya informasi
Q. yang diperoleh melalui
diagnosis ini langsung
dapat digunakan oleh
anak didik
R. untuk mengatur
langkah apa yang harus
dilakukan, atau guru
dapat langsung
S. menentukan keperluan
anak didik agar proses
pembelajaran membawa
manfaat
T. yang lebih bermakna
bagi anak didik tersebut.,
U. 3. Jika dilakukan secara
periodik dapat digunakan
untuk memonitor kemajuan
setiap
V. anak didik dalam proses
pembelajaran. Secara
berkelanjutan dapat
diketahui status
W. seseorang dalam satu
rentetan kegiatan belajar.
Akhirnya dapat memacu
atau
X. memotivasi semangat
belajar siswa.,
Y. 4. Kemampuan masing-
masing anak didik untuk
menyelesaikan kurikulum
secara
Z. kumulatif akandapat
menentukan
keterlaksanaan kurikulum.

Anda mungkin juga menyukai