Anda di halaman 1dari 32

GEOMETRI

Tujuan: Mempelajari geometri mempunyai hasil banyak keterampilan dasar dan membantu
untuk membangun kemampuan berpikir logika, penalaran analitis dan pemecahan masalah.
Geometri memungkinkan kita untuk memahami ruang dalam sebuah kehidupan nyata yang
membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang lebih baik. Geometri memiliki
banyak praktek penggunaan, dari yang paling dasar sampai perkembangan teknologi yang
semakin berkembang.

Pengertian: Geometri merupakan bagian dari matematika yang banyak mempunyai


kegunaan dalam kehidupan sehari-hari. Geometri bisa digunakan para ahli sipil dalam bangun
dan keruangan. Beberapa bangun geometri seperti segitiga, persegi, trapesium, limas
digunakan dalam bidang arsitektur dan industri. Jadi, geometri merupakan cabang ilmu
matematika yang mempelajari tentang sifat dan hubungan antara titik, garis bidang dan ruang
serta pengukuruan-pengukurannya.
Geometri dari segi bahasa berasal dari pada perkataan Yunani yaitu ‘geo’ yang berarti bumi
dan ‘metri’ berarti pengukuran. Dari segi ilmu, Geometri adalah ilmu yang mengkaji hal yang
berhubungan dengan magnitud dan sifat-sifat ruang. Geometri ini dipelajari sejak zaman
Fir’aun (2000SM). Kemudian Thales Miletus memperkenalkan geometri Mesir kepada
Yunani sebagai satu sains dalam kurun abad ke- 6 SM. Seterusnya sarjana Islam telah
menyempurnakan kaidah pendidikan sains ini terutama pada abad ke-9M.
Geometri merupakan salah satu cabang dari matematika yang memuat konsep mengenai titik,
garis, bidang dan benda-benda ruang beserta sifat-sifatnya, ukuran-ukurannya, antara satu
dengan yang lain. Kata geometri berasal dari bahasa Yunani geometrein, geo artinya bumi
dan metrein artinya untuk mengukur. Geometri kuno sebenarnya adalah kumpulan proses
aturan dari pengalaman yang berhasil dicapai melalui suatu percobaan, analogi dari
pengamatan, menebak, dan kadang-kadang datang dari intuisi. Abstraksi geometri dalam
dunia nyata adalah tiga dimensi panjang, lebar, dan tinggi dan secara umum meniadakan
kualitas lain seperti warna, kasar atau halusnya permukaan. Geometri mampu membakukan
bentuk-bentuk yang sama pada alam supaya dapat dipahami oleh semua orang di dunia.

Ruang: (Rich, 2005) menurutnya ruang diartikan sebagai unsur geometri yang memiliki
panjang, lebar dan tinggi yang terus mengembang tidak terbatas. Oleh karenanya ruang
disebut sebagai bangun tiga dimensi karena memiliki unsur panjang, lebar dan tinggi (Rich,
2005). Ruang didefinisikan sebagai kumpulan dari titik-titik.

Titik: Dari buku yang telah saya baca yaitu (KONSEP GEOMETRI DAN
PENGUKURAN, 2019, karya: Jayanti Putri Purwaningrum, S.Pd., M.Pd.) Titik dipahami
secara intuisi sebagai suatu noktah yang sangat kecil, biasanya diilustrasikan dengan sebuah
noktah dengan menekan ujung pensil pada kertas atau kapur tulis di papan tulis. Titik dapat
diasosiasikan pada tempat benda berada di suatu tempat, titik dapat pula diasosiasikan
sebagai pergerakan suatu benda dari suatu tempat ke tempat lain dan titik juga dapat
menggambarkan suatu bentuk atau suatu benda.
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, bahwa titik termasuk ke dalam unsur yang tidak
didefisikan. Unsur sederhana ini mudah dipahami namun akan menjadi blunder (berbelit)
ketika hendak didefinisikan.
Dalam geometri, titik adalah konsep abstrak yang tidak berwujud atau tidak berbentuk,
tidak mempunyai ukuran, tidak mempunyai berat atau tidak mempunyai panjang, lebar dan
juga tinggi. Titik merupakan ide atau gagasan abstrak yang hanya ada dalam benak orang
yang memikirkannya. Untuk melukiskan atau menggambarkan titik, diperlukan simbol atau
model. Gambar simbol atau model untuk titik digunakan noktah seperti di bawah ini. Noktah
sebuah titik biasanya diberi nama. Nama untuk sebuah titik umumnya menggukan huruf
kapital yang diletakkan dekat titik tersebut. Di bawah ini merupakan contoh titik A, titik B
dan titik C.
Dari beberapa buku yang saya baca, Secara umum, titik adalah simbol yang mewakili suatu
keadaan tertentu (Oxford Dictionary) yang digambarkan sebagai lingkaran kecil berwarna.
Titik merupakan sebuah tipografi atau metode penulisan yang tidak didefinisikan secara
mengkhusus. 

Sudut: Suatu sudut adalah gabungan dua segmen garis dengan titik pangkal yang sama
atau gabungan dua sinar dengan titik pangkal yang sama. Titik pangkal tersebut disebut titik
sudut. Segmen garis-segmen garis atau sinar garis-sinar yang membentuk sudut tersebut
disebut sisi sudut. Sudut dapat dinyatakan dengan nama suatu titik pada satu sisi sudut,
kemudian titik sudut, diikuti oleh nama titik pada sisi yang lain.
Dari buku yang telah saya baca yaitu (KONSEP GEOMETRI DAN PENGUKURAN, 2019,
karya: Jayanti Putri Purwaningrum, S.Pd., M.Pd.) bahwasannya Sudut diartikan sebagai
gabungan dua buah sinar yang titik pangkalnya sama.
Namun pada penjelasan lainnya yaitu penjelasan pada modul GEOMETRI DAN
PENGUKURAN karya: Al. Krismanto, M.Sc. Yang menjelaskan Sudut adalah daerah antara
dua sinar garis yang bersekutu pada pangkal sinar-sinar garis tersebut.
Dari buku yang telah saya baca yaitu (BUKU AJAR Pembelajaran Geometri di SD, karya:
Akina) Suatu sudut adalah gabungan dua segmen garis dengan titik pangkal yang sama atau
gabungan dua sinar dengan titik pangkal yang sama. Titik pangkal tersebut disebut titik
sudut. Segmen garis-segmen garis atau sinar garis-sinar yang membentuk sudut tersebut
disebut sisi sudut. Sudut dapat dinyatakan dengan nama suatu titik pada satu sisi sudut,
kemudian titik sudut, diikuti oleh nama titik pada sisi yang lain. Suatu sudut dibentuk oleh
dua sinar garis sedemikian rupa sehingga membagi suatu bidang menjadi tiga daerah, yaitu:
(1) sudut itu sendiri, (2) daerah dalam Interior) sudut, dan (3) daerah luar (eksterior) sudut.
Interior sudut adalah semua titik pada bidang antara dua sinar garis, sedangkan Eksterior
sudut adalah semua titik pada bidang yang bukan pada sudut atau bukan interior.
Dari buku yang telah saya baca yaitu (KONSEP GEOMETRI DAN PENGUKURAN, 2019,
karya: Jayanti Putri Purwaningrum, S.Pd., M.Pd.) Sudut diartikan sebagai gabungan dua buah
sinar yang titik pangkalnya sama.
Jarak: Dari buku yang telah saya baca yaitu (KONSEP GEOMETRI DAN
PENGUKURAN, 2019, karya: Jayanti Putri Purwaningrum, S.Pd., M.Pd.) bahwasannya
jarak
dipergunakan bila terdapat dua tempat yang berbeda, dalam hal ini bilangan 120 di samping
itu, jarak terkait dengan dua titik yang berbeda, misal titik A dan B. Jarak titik A ke B
dinyatakan dengan bilangan.

Bidang: Bidang adalah unsur lain dalam geometri yang tidak dapat dijelaskan
menggunakan kata-kata sederhana atau kalimat simpel seperti halnya titik dan garis. Apabila
kita mencoba membuat definisi bidang maka akan berbelit atau blunder. Oleh karena itu
seperti titik dan garis, bidang juga dimasukan ke dalam kelompok unsur yang tidak
didefinisikan. Bidang adalah ide atau gagasan abstrak yang hanya ada dalam benak pikiran
orang yang memikirkannya. Bidang diartikan sebagai permukaan yang rata, meluas ke segala
arah dengan tidak terbatas, dan tidak memiliki tebal. Bidang masuk ke dalam bangun dua
dimensi, karena bidang dibentuk oleh dua unsur yaitu panjang dan lebar. Model bidang dapat
digambarkan oleh bagian dari benda, misalnya bagian permukaan kaca, permukaan daun
pintu, lembaran kertas, atau dinding tembok kelas yang rata. Atau bidang dapat diperoleh
dengan cara mengiris tipis-tipis permukaan benda sehingga diperoleh lembaran-lembaran
tipis, misalnya bagian salah satu sisi balok diiris-iris menjadi bagian-bagian yang tipis.
Bagian-bagian tersebut adalah model-model bidang.

Garis: Garis adalah konsep ang tidak dapat dijelaskan dengan menggunakan kata-kata
sederhana atau kalimat simpel. Karena garis juga dikelompokkan ke dalam unsur yang tidak
didefinisikan. Garis adalah ide atau gagasan abstrak yang bentuknya lurus, memanjang ke
dua arah, tidak terbatas atau tidak bertitik akhir dan tidak tebal.
(Minds, 2003) Garis adalah ide atau gagasan yang hanya ada dalam benak pikiran orang yang
memikirkannya. Menggambar model garis dapat dilakukan dengan membuat goresan alat
tulis pada bidang tulis, kertas atau papan tulis dengan bentuk yang lurus. Atau model garis
dapat dibuat dengan menggambar salah satu sisi penggaris. Berikut adalah model garis yang
diberi tanda dengan anak panah pada kedua ujungnya, yang menandakan bahwa garis
tersebut memanjang ke-dua arah dan tidak mempunyai titik akhir (Minds, 2003)
garis adalah garis lurus yang merupakan himpunan titiktitik yang dihubungkan menjadi satu garis
lurus. Bidang dalam pembahasan ini merupakan bidang datar yang merupakan himpunan garis-garis,
dan yang dimaksudkan dengan ruang merupakan himpunan dari bidang-bidang. Garis, bidang, dan
ruang secara berturut-turut disebutkan sebagai ruang berdemensi 1, ruang berdemensi 2, dan ruang
berdemensi 3, dan masing-masing ditandai dengan satu sumbu untuk garis, dua sumbu saling tegak
lurus disebut bidang datar, dan tiga sumbu yang saling tegak lurus disebut sebagai ruang.

garis adalah konsep yang tidak dapat dijelaskan dengan menggunakan kata-kata
sederhana atau kalimat simpel. Karenanya garis juga dikelompokan ke dalam usur yang
tidak didefiniskan. Garis adalah ide atau gagasan abstrak yang bentuknya lurus, memanjang
ke dua arah, tidak terbatas atau tidak bertitik akhir, dan tidak tebal.
Garis adalah ide atau gagasan yang hanya ada dalam benak pikiran orang yang
memikirkannya. Menggambar model garis dapat dilakukan dengan membuat goresan alat
tulis pada bidang tulis, kertas, atau papan tulis dengan bentuk yang lurus. Atau model garis
dapat dibuat dengan menggambar bagian sisi benda yang lurus, misalnya menggambar salah
satu sisi penggaris kayu.

Berikut adalah model garis yang diperoleh dari hasil menggambar salah satu bagian sisi
penggaris dengan memberi tanda anak panah pada kedua ujungnya yang menandakan bahwa
garis tersebut memanjang kedua arah tidak mempunyai titik akhir.

Menamai sebuah garis dapat dilakukan dengan menggunakan dua cara, di bawah ini adalah
dua cara memberi nama terhadap garis. Pertama dengan sebuah huruf kecil pada salah satu
ujung garis, pada gambar (d) diberi nama garis gg. Kedua menggunakan dua huruf besar yang
diletakan pada dua titik pada garis tersebut, pada gambar (e) diberi nama garis ABAB.

Unsur-unsur Geometri: Menurut Defantri (Tampubolon, 2013), dalam buku


Element karya Euclide ada yang disebut dengan istilah primitive. Istilah primitive
ditunjukkan untuk konsep-konsep sederhana yang mudah dipahami dan sulit dibuatkan
batasannya. Yang kemudian oleh para ahli geometri modern, konsep-konsep tersebut
dikelompokkan ke dalam istilah-istilah yang tidak didefinisikan (undefined). Dalam struktur
geometri modern khususnya dan matematika pada umumnya, terdapat istilah-istilah yang
telah disepakati dan menjadi pedoman bagi semua orang yang mempelajari geomtri,
matematika, atau cabang matematika lainnya. Istilah-istilah tersebut adalah: 1. Unsur-unsur
yang tidak didefinisikan, 2. Unsur-unsur yang didefinisikan, 3. Aksioma/ postulat, dan
Teorema/ dalil/ rumus.Berdasarkan istilah-istilah diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
unsur-unsur dalam geometri terdiri dari 2 unsur, yakni unsur yang tidak dapat didefinisikan
dan unsur yang didefinisikan.
Unsur yang tidak didefinisikan adalah konsep primitif yang mudah dipahami namun sulit
untuk didefinisikan. Seperti titik, garis dan bidang. Apabila dipaksakan untuk membuat
definisi dari unsur primitif tersebut maka akan terjadi blunder. Misalnya ada sebuah definisi
mengenai titik, seperti titik adalah sesuatu yang menempati tempat. Kemudian harus
dilanjutkan lagi dengan mendefinisikan tempat itu apa, misal tempat itu adalah noktah yang
ada pada bidang. Selanjutnya harus mendefinisikan apa itu noktah, dan seterusnya. Sehingga
dalam definisi terdapat definisi, begitu seterusnya. Oleh karena itu, semua sifat demikian
termasuk kedalam kategori unsur yang tidak didefinisikan.
Unsur yang yang didefinisikan adalah konsep yang mempunyai definisi atau batasan.
Sehingga dengan adanya definisi, maka konsep-konsep tersebut menjadi jelas, tidak ambigu
atau bermakna ganda. Syarat sebuah definisi adalah harus singkat, padat, jelas dan tidak
mengandung pengertian ganda. Unsur yang didefinisian adalah konsep yang dikembangkan
dari unsur yang tidak didefinisikan. Misalnya sinar garis, ruas garis, segitiga, segiempat
adalah unsur yang dikembangkan dari konsep garis. Karena unsur yang didefinisikan
merupakan konsep yang dikembangkan dari unsur yang tidak didefinisikan, maka dibawah
ini dijelaskan beberapa unsur yang tidak didefinisikan.
Dalam geometri, titik, garis dan bidang merupakan pengertian pangkal. Maksudnya, titik,
garis dan bidang diterima sebagai istilah yang tidak didefinisikan dan dipandang sebagai hal
yang diterima saja oleh akal sehat (common sense). Namun demikian, dalam rangka
membantu mengerti tentang titik kita dapat menjelaskan ciri-ciri titik, yakni titik memiliki
ukuran kecil sempurna.
Bangun-bangun geometri didefinisikan (diartikan) sebagai himpunan titik-titik tertentu. Garis
merupakan sekumpulan titik-titik tertentu. Kita mengenal garis, sinar garis dan ruas garis.

Pangkal: pengertian pangkal adalah konsep primitif yang mudah dipahami dan sulit
dibuatkan definisinya, seperti titik, garis, dan bidang. Apabila kita paksakan untuk membuat
definisi untuk unsur primitif tersebut maka akan terjadi blunder. Misalnya kita akan membuat
definisi untuk titik, seperti titik adalah sesuatu yang menempati tempat. Kemudian kita harus
mendefiniskan lagi sesuatu yang menempati tempat itu apa, misalnya noktah yang ada pada
bidang. Kemudian kita harus mendefinisikan tentang noktah itu apa, dan seterusnya.
Sehingga dalam definisi terdapat definisi dan begitu seterusnya. Oleh karena itu semua
konsep yang memiliki sifat demikian dimasukan ke dalam katagori unsur primitif atau unsur
yang tidak terdefinisi.

AKSIOMATIK Dari buku (GEOMETRI DATAR, karya:Meilantifa, S.Pd., M.Pd. dkk)


yang telah saya baca menjelaskan bahwa Sistem aksiomatik adalah suatu cara atau prosedur
untuk membuktikan bahwa suatu hasil (dapat berupa teorema atau lainnya) yang didapat dari
percobaan atau observasi atau pengamatan intuitif itu benar. Bukti adalah rangkaian
sederhana dari pernyataan-pernyataan yang dapat diikuti secara logis dari satu pernyataan ke
pernyataan berikutnya.

Pernyataan pangkal dan bukan pangkal (Berdasarkan modul GEOMETRI DAN


PENGUKURAN, karya: Al. Krismanto, M.Sc)
Prinsip yang kebenarannya diterima tanpa bukti disebut aksioma. Atau aksioma adalah
pernyataan yang diterima kebenaranannya tanpa bukti. Beberapa aksioma merupakan
pernyataanpernyataan pangkal.
Contoh:
a. Pada setiap garis terdapat paling sedikit dua buah titik.
b. Melalui sebuah titik di luar sebuah garis hanya dibuat tepat satu buah garis sejajar garis
tersebut.
c. Melalui dua buah titik hanya dapat dibuat tepat sebuah garis lurus.
Dari aksioma atau definisi dapat diturunkan pernyataan-pernyataan bukan pangkal.
Penurunan ini menghasilkan sifat. Kebenaran sifat harus dibuktikan. Contoh:
a. Panjang sebuah sisi dalam sebuah segitiga kurang dari jumlah panjang dua sisi lainnya
b. Pada segitiga samakaki, kedua sudut pada kaki yang sama, sama besar.
Pernyataan bukan pangkal yang lain adalah teorema/dalil. Kebenarannya dibuktikan berdasar
kebenaran-kebenaran terdahulu yang telah diterima atau dibuktikan, termasuk
dimasukkannya definisi-definisi “baru” dalam mengembangkan geometri.(Pada bab
berikutnya diberikan beberapa contoh pembuktian teorema; di sini tidak semua teorema/dalil
dibuktikan). Contoh:
a. Dengan terdefinisinya ‘sudut sehadap’, ‘sudut dalam/luar sepihak’, ‘sudut dalam/luar
berseberangan’, beberapa dalil dibuktikan kebenarannya, misalnya: Jika garis dua garis
sejajar dipotong oleh sebuah garis lain, maka:
1) sudut berseberangannya sama besar
2) sudut sehadapnya sama
3) sudut dalam sepihaknya saling berpelurus
4) sudut-sudut luar sepihaknya saling berpelurus dan beberapa dalil kebalikannya, misaL Jika
dua buah garis dipotong oleh sebuah garis ketiga sehingga sudut berseberangannya sama
besar, maka kedua garis itu sejajar.
b. Jika sebuah segitiga mempunyai dua sudut yang sama besar, maka segitiga tersebut adalah
segitiga samakaki.
c. Jika sudut-sudut yang berhadapan pada sebuah segiempat sama besar, maka segiempat
tersebut adalah jajargenjang.
d. Dalam sebuah segitiga siku-siku, jumlah kuadrat panjang sisi-sisi siku-sikunya sama
dengan kuadrat panjang hipotenusanya.

BAB II

BANGUN-BANGUN DASAR
1. Titik, Garis, dan Bidang Sebagai Pengertian Pangkal.
Dalam geometri, titik, garis dan bidang merupakan pengertian pangkal. Maksudnya,
titik, garis dan bidang diterima sebagai istilah yang tidak didefinisikan dan dipandang
sebagai hal yang diterima saja oleh akal sehat (common sense). Namun demikian, dalam
rangka membantu mengerti tentang titik kita dapat menjelaskan ciri-ciri titik, yakni titik
memiliki ukuran kecil sempurna.
Bangun-bangun geometri didefinisikan (diartikan) sebagai himpunan titik-titik
tertentu. Garis merupakan sekumpulan titik-titik tertentu. Kita mengenal garis, sinar garis
dan ruas garis.

A B
Ruas garis atau
A B Sinar garis
Sinar garis
A B
Garis atau
A B

Diskusikan.
1. Adakah cara yang paling tepat untuk membaca notasi-notasi AB , ⃗
AB , ⃗ ´ ?
BA , dan AB
2. Apakah Anda pernah melihat garis, sinar garis, atau ruas garis atau yang merupakan
model dari bangun-bangun itu?
3. Jika tidak diterangkan secara khusus, maka yang dimaksud dengan garis adalah garis
lurus. Apakah yang dimaksudkan dengan “lurus”?
4. Diketahui dua ruas garis AB dan PQ yang panjangnya masing-masing 2 cm dan 5 cm.
a) Apakah AB dan PQ sama panjang?
b) Apakah banyaknya titik yang membentuk AB kurang dari banyaknya titik yang
membentuk PQ ? Jelaskan!
2. Sudut
Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali hal-hal yang berkaitan dengan sudut. Sudut dapat
terjadi jika dua buah garis atau dua buah bidang saling berpotongan.

Kaki sudut

Daerah sudut
Titik sudut
Kaki sudut
a. Pengertian Sudut
Sudut diartikan sebagai bangun yang terjadi dari gabungan dua sinar yang
berimpit pangkalnya. Kita membedakan antara sudut dan daerah sudut.
b. Pemberian Nama Sudut
P
Q PQR = RQP =

c. Pengukuran Besar Sudut


Besar sudut diukur berdasarkan jarak putaran

1 putaran penuh
putaran penuh
putaran penuh, dan sebagainya.

Besar sudut diukur dengan satuan derajat, menit dan detik

1 (derajat) = putaran penuh


1 = 60’ (dibaca: 60 menit)
1’ = 60” (dibaca: 60 detik)

Jadi 1 putaran penuh = 360°


1
putaran penuh = 180° , disebut sudut lurus
2

1
putaran penuh = 90° , disebut sudut siku-siku
4

d. Jenis-Jenis Sudut
Misal x adalah besar sudut. Kita dapat membedakan sudut dengan
mengelompokkannya atas:
Sudut Lancip Sudut Siku-siku Sudut Tumpul Sudut lurus

x = 90 90 < x < 180 x = 180

(0 < x < 90)

e. Hubungan antar Sudut

Sudut-sudut x dan y saling berpenyiku, x + y = 90.


y Sudut y merupakan penyiku dari sudut x dan
x
sebaliknya.
Sudut-sudut dan saling berpelurus, + = 180. Sudut
merupakan pelurus dari sudut dan sebaliknya.

Sudut dan sudut saling bertolak belakang, = .

f. Sudut antara Dua Arah Mata Angin


Utara
Barat-Laut Timur Laut Sudut antara dua arah mata angin
yang berdekatan besarnya 45
45
Barat Timur (east)

Barat Daya Tenggara


Selatan

g. Jurusan Tiga Angka untuk menyatakan letak (posisi) atau arah perjalanan menuju
suatu tempat tertentu. Penentuan arah berpedoman pada arah Utara kemudian berputar
searah dengan arah putaran jarum jam.

60 A pada jurusan 112 dari P.


B B pada jurusan 060 dari P.

P 112 C pada jurusan 240 dari P.


240
C A

h. Sudut Elevasi
Sudut elevasi adalah sudut antara garis horisontal yang melalui titik mata pengamat
dengan arah penglihatan atau arah pandang yang terletak di atas garis horisontal tadi.

Sudut depresi
sudut elevasi

i. Sudut Depresi
Sudut depresi adalah sudut antara garis horisontal yang melalui mata pengamat
dengan arah pandang yang terletak di bawah garis horisontal.
j. Gambar Skala
Salah satu penggunaan dalam kehidupan sehari-hari dari sudut elevasi atau sudut
depresi adalah dalam perhitungan jarak atau tinggi, dengan menggunakan gambar
skala.

Hitunglah tinggi pohon (t) pada


gambar berskala di samping, jika
t
diketahui skalanya 1 : 100, dan
30 tinggi mata pengamat 1,56 cm.
12 cm
BAB III

GARIS-GARIS SEJAJAR

1. Pengertian
Dalam geometri bidang, dua garis sejajar diartikan sebagai dua garis yang tidak
mempunyai titik persekutuan.

a b
p

Jika garis a dan b mempunyai sebuah titik persekutuan, dikatakan garis a dan b berpotongan.

Jika garis p dan q tidak mempunyai titik persekutuan, dikatakan garis p dan q sejajar, yang
dilambangkan dengan p //q.
2. Aksioma Kesejajaran Dua Garis
Melalui satu titik di luar sebuah garis dapat dibuat tepat sebuah garis yang sejajar
dengan garis itu.

Melalui titik P di luar garis a dapat dibuat tepat


P . sebuah garis yang sejajar garis a.
a

3. Teorema Kesejajaran Dua Garis


Jika sebuah garis memotong salah satu dari dua garis yang sejajar, maka garis itu juga
akan memotong garis yang kedua.

Jika diketahui a//b dan g memotong a, maka


pasti g juga memotong b.
b
g a

Jika dua buah garis masing-masing sejajar dengan sebuah garis lain, maka kedua garis
itu sejajar satu sama lain.

Jika p//a dan q//a, maka p//q.


p

a q

4. Sudut-sudut yang terjadi jika dua garis dipotong oleh sebuah garis
a
2 A Jika dua garis a dan b dipotong oleh sebuah
3 1
4 garis g maka terjadilah:
g
Sudut-sudut sehadap, yaitu:
b 2 1 A1 dan B1 ; A2 dan B2 ;
3 4
B
A3 dan B3 ; A4 dan B4 .

b) Sudut-sudut dalam berseberangan, yaitu:


A3 dan B1 ; A4 dan B2 .
c) Sudut-sudut luar berseberangan, yaitu:
A1 dan B3 ; A2 dan B4 .
d) Sudut-sudut dalam sepihak, yaitu:
A3 dan B2 ; A4 dan B1 .
e) Sudut-sudut luar sepihak, yaitu:
A1 dan B4 ; A2 dan B3 .

c) Teorema tentang sudut-sudut yang terjadi jika dua garis sejajar dipotong oleh
sebuah garis
Jika dua garis sejajar a dan b dipotong oleh sebuah garis p, maka:

Sudut-sudut sehadapnya sama besar.


a 2 1A antara lain: B1 = A1 dan B2 = A2
3 4
Sudut-sudut dalam berseberangan sama besar
b 2 1 B
3 4 B2 = A4 dan B1 = A3

p
iii. Sudut-sudut luar berseberangan sama besar
B3 = A1 dan B4 = A2
iv. Tiap dua sudut dalam sepihak jumlahnya 180∘
A4 + B1 = 180∘ dan A3 + B2 = 180∘
v. Tiap dua sudut luar sepihak jumlahnya 180∘
A1 + B4 = 180∘ dan A2 + B3 = 180∘
Teorema tentang dua garis sejajar yang dipotong oleh sebuah garis lain banyak
sekali kegunaannya untuk pembuktian sifat-sifat geometri selanjutnya.
BAB IV

SEGITIGA

Dalam pelajaran geometri di sekolah menengah, pengertian segitiga diturunkan dari


pengertian persegi panjang.

II

I II I

Persegi panjang Dua segitiga siku- Segitiga samakaki


siku yang kongruen
Bagaimana terbentuknya sebuah segitiga sembarang, yaitu segitiga yang ketiga sisinya tidak
sama panjang dan bukan segitiga siku-siku?.
Untuk dapat menjawab pertanyaan di atas, kita harus memiliki pemahaman pengertian
segitiga.
Pada bab ini akan dibicarakan tentang pengertian, unsur-unsur segitiga, jenis-jenis
segitiga, segitiga sama dan sebangun (kongruen), lukisan segitiga dan teorema-teorema
yang berlaku pada segitiga.
Kurikulum matematika sekolah menengah menjadikan kemampuan melukis segitiga
(bangun geometri) sebagai salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. Lukisan
bangun geometri pada dasarnya adalah upaya memvisualisasikan obyek-obyek geometri yang
sifatnya abstrak, agar lebih mudah dikomunikasikan dan dipahami. Dengan demikian agar
obyek yang disampaikan melalui gambar atau lukisan itu dapat diterima secara benar oleh
para siswa, maka dalam pembuatan lukisan atau gambar bangun geometri itu harus
diusahakan secara hati-hati dan cermat. Untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan
beberapa tata cara dalam membuat lukisan atau gambar. Tata cara dalam melukis inilah yang
dipelajari dan secara ringkas ditinjau dalam bab ini.
Yang dimaksud dengan lukisan dalam bab ini adalah proses mendapatkan gambar dari
obyek tertentu dalam geometri. Bangun geometri yang dimaksud antara lain: garis, sudut,
segitiga, atau segibanyak, dengan menggunakan peralatan utama berupa sebuah penggaris
dan sebuah jangka, disamping pensil dan busur derajat. Dalam perkembangannya dapat juga
hanya digunakan sepasang segitiga siku-siku, tetapi dalam banyak hal penggunaan jangka
mutlak diperlukan.
Agar hasil lukisan baik, dalam arti tepat bentuk dan ukurannya, serta rapi dan bersih,
maka dalam melakukan lukisan perlu diperhatikan benar hal-hal berikut:
1) Gunakan pensil yang runcing, sekali-kali jangan menggunakan tinta atau bolpoint.
2) Gunakan penggaris yang baik, tidak cacat permukaan tepinya.
3) Gunakan jangka yang baik dalam arti tidak goyah engsel, jarum, maupun pensilnya.
Ujung pensil pada jangka hendaknya dijamin runcing, tidak tumpul.
4) Siapkan karet penghapus pensil.
5) Pada saat menarik garis melalui dua buah titik, usahakan agar kedua titik itu tepat terletak
pada tepi penggaris dengan kedekatan yang sama. Demikian juga tahan penggarisnya,
agar tidak goyah.
6) Pada saat melukis busur lingkaran, tetapkan dulu pusat dan panjang jari-jarinya,
kemudian tusukkan jarum jangkanya tepat pada titik pusatnya.
7) Sebelum yakin benar akan ketepatan gambarnya, buatlah garis-garisnya agak tipis lebih
dahulu. Baru setelah yakin benar, garis-garisnya dapat ditebalkan dengan pensil atau jika
perlu dengan tinta.
Jika rambu-rambu di atas diperhatikan dalam setiap lukisan, dan hal itu dilaksanakan secara
konsekuen oleh para guru dalam pembelajarannya, maka pokok bahasan tentang “lukisan” akan dapat
memiliki “nilai lebih”, karena dapat menumbuhkembangkan sikap-sikap positif dalam bekerja, yaitu
sikap hati-hati, sistematis, bersih, rapi, dan cermat.

1. Pengertian Segitiga
Jika ada tiga buah titik yang tidak segaris, dua-dua dihubungkan oleh sebuah ruas garis,
maka terdapat tiga buah ruas garis. Gabungan tiga buah ruas garis ini disebut segitiga.
Ketiga buah ruas garis itu disebut sisi. Ketiga buah titik itu disebut titik sudut. Jumlah
panjang ketiga sisi itu disebut keliling segitiga.
Garis-garis istimewa dalam segitiga yaitu: 3 buah garis tinggi, 3 buah garis berat, 3 buah
garis bagi.

2. Unsur-unsur sebuah segitiga


Bentuk dan ukuran sebuah segitiga ditentukan oleh ketiga sisinya dan ketiga
sudutnya.
C
Unsur-unsur dari segitiga ABC adalah sisi-sisi AB, BC dan
CA serta sudut-sudutnya A, B, dan C.

A B

A, B, dan C disebut titik-titik sudut dari segitiga ABC, tetapi titik-titik sudut itu bukan
unsur dari segitiga ABC, mengapa?
Sebuah segitiga tertentu bentuk dan ukurannya jika telah diketahui tiga unsurnya yang
bebas satu sama lain, dan memenuhi sifat-sifat segitiga, yaitu:
a. Jumlah panjang dua sisinya lebih panjang dari sisi ketiga.
b. Jumlah besar ketiga sudutnya sama dengan 180.

3. Jenis-jenis segitiga
Segitiga dibedakan atas:
a. Menurut sudutnya: segitiga lancip, segitiga siku-siku, dan segitiga tumpul.
Segitiga lancip yaitu segitiga yang ketiga sudutnya merupakan sudut lancip.
Segitiga siku-siku yaitu segitiga yang salah satu sudutnya merupakan sudut siku-
siku.
Segitiga tumpul yaitu segitiga yang salah satu sudutnya merupakan sudut tumpul.
b. Menurut sisinya: segitiga tidak sama sisi, segitiga sama kaki, segitiga sama sisi.
Segitiga tidak sama sisi yaitu segitiga yang panjang ketiga sisinya tidak sama.
Segitiga sama kaki yaitu segitiga yang dua buah sisinya memiliki panjang yang sama.
Selanjutnya kedua sisi itu disebut kaki.
Segitiga sama sisi yaitu segitiga yang panjang ketiga sisinya sama.

4. Dua Segitiga yang Sebangun


Teorema-teorema kesebangunan dua segitiga, antara lain:
1) Dua buah segitiga sebangun, jika panjang sisi-sisi yang seletak pada kedua segitiga itu
memiliki perbandingan yang sama.
2) Dua buah segitiga sebangun jika dua pasang sudut-sudutnya sama besar.
3) Dua buah segitiga sebangun, jika panjang dua pasang sisi-sisi seletak memiliki
perbandingan yang sama dan sudut yang diapit oleh sisi-sisi ini sama besar.

5. Dua Segitiga Sama Dan Sebangun (Kongruen)


Dua buah segitiga dikatakan sama dan sebangun (kongruen) jika tepat dapat saling
menutupi. Sisi-sisi dan sudut-sudut dua buah segitiga yang tepat saling menutupi disebut
sisi-sisi dan sudut-sudut bersesuaian.
Teorema 1
Pada dua buah segitiga yang sama dan sebangun, sisi-sisi dan sudut-sudut yang
bersesuaian sama besar.
Teorema 2
Dua buah segitiga sama dan sebangun jika sama panjang dua buah sisi dan besar sudut
apitnya.(Si, Su, Si)
Teorema 3
Dua buah segitiga sama dan sebangun jika sama: panjang sebuah sisi dan besar kedua
sudut yang berdekatan.(Su, Si, Su)
Teorema 4
Dua buah segitiga sama dan sebangun jika sama: panjang sebuah sisi, besar sudut yang
berdekatan dan besar sudut yang berhadapan. (Si, Su, Su)
Teorema 5
Dua buah segitiga sama dan sebangun jika sama ketiga buah sisinya. (Si, Si, Si)

6. Lukisan segitiga
Segitiga merupakan bangun yang sangat penting dalam geometri, karena bangun-
bangun geometri lainnya dapat dibentuk dari segitiga-segitiga. Demikian juga sifat-sifat
dari bangun-bangun tertentu banyak dapat dijelaskan melalui sifat-sifat segitiga.
Pada dasarnya lukisan apapun yang dibuat, misalnya lukisan segitiga atau segiempat,
selalu berupa rangkaian dari dua macam lukisan pangkal. Yang dimaksud dengan lukisan
pangkal yaitu:
a. Melukis sebuah garis lurus (untuk selanjutnya disebut “garis”) melalui dua buah titik
berlainan yang diketahui. Untuk melakukan lukisan pangkal ini digunakan penggaris.
 
A B

b. Melukis busur lingkaran dengan titik pusat tertentu dan jari-jari yang panjangnya
diketahui. Untuk melukis lukisan pangkal ini digunakan sebuah jangka.

r
P

Sebuah segitiga dapat dilukis jika telah diketahui 3 ketentuan yang bebas satu sama lain,
artinya dari ketiga ketentuan itu tidak boleh ada yang bergantung dari yang lain. Ketentuan itu
dapat berupa unsur-unsur segitiga atau bagian yang lain dari segitiga (misalnya panjang garis
beratnya).

Dasar-dasar Melukis dengan Penggaris dan Jangka

Menggunakan Sifat Belah Ketupat

Sebuah belahketupat memiliki sifat:

a. Setiap diagonal merupakan sumbu dari diagonal yang lain.


b. Setiap diagonal membagi daerah-dalam (interior) sudut yang memuatnya menjadi dua
daerah sudut yang sama besar.
Mengingat bahwa belahketupat adalah segiempat yang semua sisinya sama panjang,
maka berdasarkan pengertian dan sifat-sifat belahketupat di atas, dapat dilakukan lukisan-
lukisan khusus yang disebut dasar-dasar melukis dengan penggaris dan jangka.
a. Melukis garis yang melalui sebuah titik P yang terletak di luar atau pada sebuah garis
g dan yang tegak lurus garis g.
1) P terletak di luar garis g.

A B g

2 3
4
2) P terletak pada garis g.

2 4 3

P g

b. Melukis garis bagi sebuah sudut.


(dilukis garis-bagi AOB)

3
O 4
2

B
1

c. Melukis sumbu sebuah ruas garis. (Dilukis sumbu AB )


3

A B

1 2
Kriteria keterlukisan sebuah segitiga

Sebuah segitiga dapat dilukis jika telah diketahui:

Panjang sebuah sisi dan besar dua sudut yang salah


satu kaki dari kedua sudut itu memuat sisi tersebut.
(sd, ss, sd)

Panjang sebuah sisi, besar salah satu sudut yang


kakinya memuat sisi tersebut, dan besar sudut di
hadapan sisi tersebut.
(ss, sd, sd)

panjang dua sisi dan besar sudut apitnya, yaitu besar


sudut yang kaki-kakinya masing-masing memuat sisi-
sisi tersebut.
(ss, sd, ss)

panjang ketiga sisinya


(ss, ss, ss)

Panjang dua sisi dan besar sudut yang terletak di


hadapan salah satu sisi tersebut.
(ss, ss, sd)

Kriteria-kriteria tersebut dimaksudkan bahwa kita hanya dapat melukis segitiga apabila telah
dipenuhi 3 ketentuan seperti yang terdapat pada salah satu di antara kelima kriteria tersebut.
Contoh: Lukislah segitiga ABC jika diketahui

1
AB = 5cm, BC = 4 cm, dan AC = 5 cm.
2

Jawab: Segitiga ABC yang dimaksud dapat dilukis karena:

a) Memenuhi salah satu dari kelima kriteria keterlukisan segitiga, yaitu diketahui
panjang ketiga sisinya (ss, ss, ss)
b) Sifat segitiga dipenuhi, karena jumlah panjang dua sisi lebih panjang dari panjang sisi
ketiga.
Diketahui:

5 cm

4 cm

1
5 cm
2

Siapkan dahulu ketentuannya berupa 3 ruas garis yang masing-masing panjangnya 5 cm, 4 cm, 5
1
cm. Kemudian pertama-tama lukislah sisi AB = 5 cm, lalu buatlah busur-busur lingkaran yang
2
1
masing-masing berpusat di A dan B dan jari-jarinya 5 cm dan 4 cm. Kedua busur lingkaran itu
2
berpotongan di titik yang menunjukkan titik sudut C dari segitiga ABC.

Lukisan:
Langkah ke-1

A 5cm B

Langkah ke-2

5 cm

A 5 cm B
Langkah ke-3

5 cm

4 cm

A 5 cm B

Langkah ke-4

5 cm 5 cm

4 cm 4 cm

A 5 cm B
Latihan 3 (diskusikan)

1. Adakah kelemahan dalam mendefinisikan segitiga dengan menurunkannya dari


persegipanjang?
2. Perlukah secara tegas dibedakan antara “segitiga” dan “daerah segitiga”?
3. Dengan hanya menggunakan jangka dan penggaris, tanpa busur derajat, tunjukkan
bagaimana melukis sudut-sudut:
1 1 1
a) 15, 22 , 37 , dan 67 .
2 2 2
1
b) 120, 150, 127 .
2
4. Dapatkah segitiga ABC dilukis, jika diketahui: A = 45, B = 75 dan C = 60?
5. Diketahui sebuah segitiga samasisi ABC yang kelilingnya 36 cm. Bagaimana
menghitung luas segitiga ABC?

7. Garis-garis Istimewa pada Segitiga


Pada sebarang segitiga dapat kita lukis garis-garis istimewa, yaitu: sumbu, garis tinggi,
garis berat, garis bagi. Pada sebarang segitiga terdapat tiga buah sumbu, tiga buah garis
tinggi, tiga buah garis berat, dan tiga buah garis bagi. Garis-garis ini dikatakan istimewa
karena ketiga garis dari masing-masing garis istimewa itu memiliki satu titik persekutuan.
a) Sumbu
Sumbu suatu ruas garis adalah garis yang membagi dua sama panjang dan tegak lurus
pada ruas garis tersebut.
Sumbu suatu ruas garis adalah tempat kedudukan titik-titik yang sama jauhnya dari
ujung-ujung ruas garis tersebut.
Sumbu pada segitiga adalah garis yang membagi dua sama panjang dan tegak lurus
pada tiap sisi segitiga. Terdapat tiga sumbu pada suatu segitiga yang ketiganya
berpotongan di satu titik.
b) Garis tinggi

c) Garis berat
d) Garis bagi
8. Teorema Pythagoras
Dalam sebuah segitiga siku-siku, jumlah luas daerah-daerah persegi yang dibuat pada
kedua sisi siku-sikunya sama dengan luas daerah persegi yang dibuat pada sisi
miringnya.

b a

Jika panjang kedua sisi siku-siku pada ∆ABC masing-masing b dan c, dan panjang sisi
miringnya a, maka teorema di atas dapat dirumuskan dengan:
b2 + c2 = a2
dengan kalimat:
Dalam sebuah segitiga siku-siku, jumlah kuadrat panjang kedua sisi siku-sikunya sama
dengan kuadrat panjang sisi miringnya.
Rumusan ini yang selanjutnya digunakan dalam penyelesaian soal-soal.
Kebalikan Teorema Pythagoras
Jika dalam suatu segitiga, kuadrat panjang salah satu sisinya sama dengan jumlah kuadrat
panjang kedua sisinya yang lain, maka segitiga tersebut merupakan segitiga siku-siku.
Tripel Pythagoras
Perangkat (a, b, c) dari tiga bilangan asli disebut Tripel Pythagoras, jika kuadrat dari
bilangan terbesar sama dengan jumlah kudrat dua bilangan yang lain.
Jika pada tripel Pythagoras (a, b, c), ketiga elemennya berupa bilangan asli yang faktor
persekutuan terbesarnya adalah 1, maka (a, b, c) disebut Tripel Pythagoras Primitif. (3,
4, 5), (5, 12, 13) adalah contoh dua tripel Pythagoras primitif, sedang (15, 20, 25), (10,
24, 26) masing-masing bukan tripel Pythagoras primitif.

9. Teorema Proyeksi
Dari teorema Pythagoras dapat diturunkan teorema proyeksi pada segitiga miring, yaitu
segitiga yang bukan segitiga siku-siku.
a. Teorema Proyeksi untuk Sisi di depan Sudut Lancip
Dalam suatu segitiga, kuadrat panjang sisi yang berhadapan dengan sudut lancip
sama dengan jumlah kuadrat panjang kedua sisi yang lain dikurangi dengan dua kali
hasilkali panjang salah satu sisi dengan panjang proyeksi sisi lain ke sisi tersebut.

C
Diketahui:
b t a , mA < 90, p panjang proyeksi pada

p c–p Dibuktikan: a2 = b2 + c2 – 2cp


A D c B
Bukti:
Dalam ∆BCD: a2 = (c – p)2 + t2 ................. (Th. Pythagoras)
Dalam ∆ACD: t2 = b2 – p2 ................. (Th. Pythagoras)
Subtitusikan t2 = b2 – p2 ke a2 = (c – p)2 + t2 diperoleh:
a2 = (c – p)2 + b2 – p2
 a2 = c2 – 2cp + p2 + b2 – p2
 a2 = b2 + c2 – 2cp

b. Teorema Proyeksi untuk Sisi di depan Sudut Tumpul


Dalam suatu segitiga, kuadrat panjang sisi yang berhadapan dengan sudut tumpul
sama dengan jumlah kuadrat panjang kedua sisi yang lain, ditambah dengan dua kali
hasilkali panjang salah satu sisi dengan panjang proyeksi sisi lain ke sisi tersebut.

C
Diketahui:
t b a , mA > 90, p panjang proyeksi pada
perpanjangan (proyeksi pada )
p c
D A B
Dibuktikan: a2 = b2 + c2 + 2cp

Bukti:
Dalam ∆BCD: a2 = (c + p)2 + t2 ................. (Th. Pythagoras)
Dalam ∆ACD: t2 = b2 – p2 ................. (Th. Pythagoras)
Subtitusikan t2 = b2 – p2 ke a2 = (c + p)2 + t2 diperoleh:
a2 = (c + p)2 + b2 – p2
 a2 = c2 + 2cp + p2 + b2 – p2
 a2 = b2 + c2 + 2cp
b 2+ c2 −a2
Dari teorema 6.a, yakni: a2 = b2 + c2 – 2cp diperoleh p= .
2c
2 2 2
a −b −c
Dari teorema 6.b yakni: a2 = b2 + c2+ 2cp diperoleh p= .
2c
Berarti jika dalam suatu segitiga panjang semua sisinya diketahui, kita dapat
menghitung panjang proyeksi sebuah sisi pada sisi yang lain.

10. Teorema Stewart


Jika dalam ∆ABC, x menyatakan panjang ruasgaris yang menghubungkan titik sudut C
dengan titik P yang terletak pada sisi AB, sehingga AP = c1 dan BP = c2, maka berlaku:
x2c = a2c1 + b2c2 – c1 c2 c.

C
Diketahui: perhatikan gambar di samping.
P pada sehingga AP = c1 dan BP = c2, ,

b t x a dan CP = x.
Buktikan:
x2c = a2c1 + b2c2 – c1 c2 c.
p
A D P B
c1 c2
c

Bukti:
Dalam ∆PBC : a2 = c22 + x2 + 2c2p ..................(1) (Teorema Proyeksi)
Dalam ∆APC : b2 = c12 + x2 – 2c1p ..................(2) (Teorema Proyeksi)
Jika kedua ruas persamaan (1) dikalikan dengan c1 dan kedua ruas persamaan (2)
dikalikan dengan c2, masing-masing akan didapatkan:

a2c1 = c22c1 + x2 c1 + 2 c1 c2 p .................................... (3)


b2 c2 = c12 c2 + x2 c2 – 2c1 c2 p .................................... (4)
Dengan menjumlah masing-masing ruas dari persamaan (3) dan (4) diperoleh:
a2c1 + b2 c2 = c22c1 + x2 c1 + 2 c1 c2 p + c12 c2 + x2 c2 – 2c1 c2 p
 a2c1 + b2 c2 = c1 c2 (c1 + c2 ) + x2 (c1 + c2 )
 a2c1 + b2 c2 = c1 c2 c + x2 c
 x2 c = a2c1 + b2 c2 – c1 c2 c

Dengan Teorema Stewart tersebut memungkinkan kita untuk menentukan panjang


ruasgaris yang menghubungkan salah satu titik sudut dari sebuah segitiga dengan
sembarang titik pada sisi di depannya, jika letak titik tersebut dan panjang ketiga sisi
segitiga tersebut diketahui.

11. Teorema tentang Panjang Garis-Tinggi pada Sebuah Segitiga


Jika dalam ∆ABC yang panjang sisi-sisinya a, b, dan c, panjang garis-tinggi ke sisi-sisi
AB, AC, dan AB berturut-turut ta , tb , tc , serta s menyatakan setengah keliling segitiga
tersebut, maka:
2
t a=
a
√ s ( s−a ) ( s−b ) (s−c )
2
t b=
b
√ s ( s−a ) ( s−b )( s−c )

2
t c=
c
√ s ( s−a ) ( s−b ) (s−c)
C

D a
B
ta

c b

A
Bukti:
Dalam ∆ABC: b2 = a2 + c2 – 2cp (teorema proyeksi)
2 2 2
a +c −b
 p= ...................... (1)
2a

Dalam ∆ABD: t a2 = c 2 – p 2 ......................(2) (Teorema Pythagoras)

Subtitusikan p dari persamaan (1) ke persamaan (2) diperoleh:

( )
2
2 2 a2 +c 2−b 2
t a=c −
2a

( ( ))( ( ))
2 2 2 2 2 2
2 a + c −b a +c −b
 t a= c + c−
2a 2a

 t 2a= ( 2 ac +a 2+ c2 −b2
2a )( 2 ac−a 2−c 2+ b2
2a )
( a+ c )2−b2 b2 −( a−c )2
 t 2a= ×
2a 2a

( a+ c+b )( a+c−b )( b +a−c )( b−a+ c )


 t 2a= 2
4a

2 ( a+b+ c )( a+ b+c−2b )( a+ b+c −2c ) ( a+b +c−2 a )


 t a=¿
4 a2

2 s ( 2 s−2 b ) ( 2 s−2 c )( 2 s−2 a )


 t 2a=¿
4 a2

4
2 s ( s−b ) ( s−c )( s−a )
 t 2a=¿ 2
4a

2
2 s ( s−b )( s−c ) ( s−a )
 t 2a=¿ 2
a

2
 t a=¿
a
√ s ( s−a )( s−b ) ( s−c )
Dengan langkah serupa dapat dibuktikan bahwa:

2
t b=¿
b
√ s ( s−a )( s−b ) ( s−c )

2
dan t c =¿
c
√ s ( s−a ) ( s−b ) ( s−c)

12. Teorema tentang Panjang Garis-Berat pada Sebuah Segitiga (Teorema Apollonius)
Jika dalam ∆ABC yang panjang ketiga sisinya masing-masing a, b, dan c, dan panjang
garis-berat yang melalui titik-titik sudut A, B, dan C berturut-turut ma , mb , mc , maka:
1 1
m2a= ( b2+ c 2 )− a2
2 4
1 2 2 1 2
mb= ( a +c )− b
2
2 4
1 2 2 1 2
m c = ( a + b )− c
2
2 4
A
Perhatikan gambar di samping.
Diketahui: D titik tengah ,

c ma b AD = ma.
Dibuktikan:

B a D a C

Bukti:

Dalam ∆ABC berlaku:

AD2.BC = AC2.BD + AB2.CD – DB.CD.BC .......... (Teorema Stewart)

1 1 1 1
ma2.a = b2. a + c2. a – a. a.a
2 2 2 2

1 2 1 2 1 3
 ma2.a = ab + ac – a
2 2 4

1 2 1 2 1 2
 m a2 = b + c – a
2 2 4
1 2 1
 m a2 = (b + c2 ) – a2
2 4

Dengan langkah yang serupa dapat dibuktikan:

1 2 2 1 2
mb= ( a +c )− b
2
2 4
1 2 2 1 2
m c = ( a + b )− c
2
2 4

13. Teorema tentang Panjang Garis-Bagi-Dalam pada Sebuah Segitiga


Jika dalam ∆ABC yang panjang sisi-sisinya masing-masing a, b, dan c, diketahui garis-bagi-
dalam ACB memotong sisi AB atas bagian-bagian yang panjangnya c1 dan c2 serta panjang
garis-bagi-dalam tersebut dinyatakan dengan dc , maka berlaku:

dc2 = ab – c1c2.
C
Perhatikan gambar di samping.
Diketahui:
2
ACD BCD atau C1 C2
b dc a AD = c1 dan DB = c2.

Dibuktikan: dc2 = ab – c1c2

A c1 D c2 B
Bukti:

Dalam ∆ABC berlaku:

AC : BC = AD : DB .............................. (Teorema)

 b : a = c 1 : c2

 c1 : c 2 = b : a

c1 : c 2 = b : a  (c1 + c2) : (b + a) = c1 : b .............. (sifat)

 c : (a + b) = c1 : b

bc
 c1 = ..................................... (1)
a+b

c1 : c 2 = b : a  (c1 + c2) : (b + a) = c2 : a .............. (sifat)

 c : (a + b) = c2 : a
ac
 c2 = .................................... (2)
a+b
untuk menggunakan dc, selanjutnya digunakan Teorema Stewart.

Menurut Teorema Stewart, dalam ∆ABC berlaku:

CD2.AB = BC2.AD + AC2.BD – AD.BD.AB

 dc2.c = a2.c1 + b2.c2 – c1.c2 .c .............................. (3)

Subtitusikan (1) dan (2) ke (3), diperoleh:

bc ac
dc2.c = a2. a+b + b2. a+b – c1.c2 .c

2 2
a bc+ a b c
 dc .c =
2
– c1.c2 .c
a+ b

abc (a+b)
 dc2.c = a+ b
– c1.c2 .c

 dc2.c = abc – c1.c2 .c

 dc2 = ab – c1.c2 .

14. Teorema tentang Panjang Garis-Bagi-Luar pada Sebuah Segitiga


Jika dalam ∆ABC yang panjang sisi-sisinya masing-masing a, b, dan c, diketahui garis-bagi-
luar ACB memotong sinargaris ⃗
BA (memuat sisi AB) pada titik D dengan D-A-B (A di antara
D dan B) sedemikian, sehingga AB = c, AD = c 1, dan BD = c2, serta garis-bagi-luar tersebut
adalah CD yang dilambangkan dengan dc, maka berlaku:

dc2 = c1.c2 – ab

E
Perhatikan gambar di samping.
Diketahui:
C
2 ECD ACD atau C1 C2
1
AD = c1 dan BD = c2.
dc b a Dibuktikan: = c1c2 – ab

D c1 A c B
c2
Bukti:

Dalam ∆ABC berlaku:

AC : BC = AD : DB .............................. (Teorema)

 b : a = c 1 : c2

 c1 : c 2 = b : a

c1 : c 2 = b : a  (c2 – c1) : (a – b) = c1 : b .............. (sifat)

 c : (a – b) = c1 : b

bc
 c1 = .................................. (1)
a−b

c1 : c 2 = b : a  (c2 – c1) : (a – b) = c2 : a .............. (sifat)

 c : (a – b) = c2 : a
ac
 c2 = ............................... (2)
a−b
untuk menggunakan dc, selanjutnya digunakan Teorema Stewart.

Menurut Teorema Stewart, dalam ∆ABC berlaku:

CA2.DB = BC2.AD + DC2.AB – AD.BD.AB

 b2.c2 = a2.c1 + dc2.c – c1.c2 .c

 dc2.c = b2.c2 – a2.c1 + c1.c2 .c ......................... (3)

Subtitusikan (1) dan (2) ke (3), diperoleh:

ac bc
dc2.c = b2. a−b – a2. a−b + c1.c2 .c

2 2
a b c−a bc
 dc2.c = + c1.c2 .c
a−b
abc (b−a)
 dc2.c = a−b
+ c1.c2 .c

abc (−( a−b ) )


 dc2.c = a−b
+ c1.c2 .c

 dc2.c = –abc + c1.c2 .c

 dc2 = c1.c2 – ab

Anda mungkin juga menyukai