Anda di halaman 1dari 11

CRITICAL BOOK REVIEW

MK: Keterampilan Dasar BK

Prodi: PGSD

Nilai Skor:

DASAR-DASAR BK

NAMA PENULIS,TAHUN,JLH HALMAN

NAMA : SAULA RAIHANI

NIM : 1213311025

MATA KULIAH : Keterampilan Dasar BK

DOSEN PENGAMPU : Miswanto,S.Pd,.M,Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

September 2021
KATA PENGANTAR

Puji syuku kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat rahmat dan KaruniaNya penulis
dapat mengerjakan dan menyelesaikan tugas Critical Book Review (CBR) ini dengan tepat
waktu. Adapun tujuan penulisan laporan dari Critical Book Review ini guna memenuhi salah
satu tugas wajib dari KKNI untuk Mata Kuliah Keterampilan Dasar BK.

Saya mengucapkan terima kasih pada Bapak Miswanto,S.Pd,.M.Pd selaku Dosen


Pengampu Mata Kuliah Keterampilan Dasar BK, tugas yang diberikan ini dapat memberikan
manfaat serta memperluas wawasan saya terutama tentang Dasar-Dasar BK. Saya menyadari
laporan tugas CBR ini masih terdapat kekurangan didalamnya,maka dari itu saya berharap
pembaca berkenan untuk memberi masukkan saran atau kritik. Semoga tugas ini bermanfaat
bagi semua kalangan.

Langkat,23 september 2021

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A.Rasionalisasi Pentingnya
CBR.......................................................................................................

B.Tujuan Penulisan.....................................................................................................................

C.Manfaat Penulisan..................................................................................................................

D.Identitas Buku Yang


Diriview.......................................................................................................

BAB II RINGKASAN ISI BUKU

A.BAB I  .......................................................................................................................................

B.BAB
II............................................................................................................................................

C.BAB
III...............................................................................................................................................

D.BAB
IV............................................................................................................................................

E.V...............................................................................................................................................
........

BAB III PEMBAHASAN ISI BUKU

A.Pembahasan isi
buku.......................................................................................................................

B.Keunggulan dan Kelemahan


Buku.............................................................................................

BAB IV PENUTUP

A.Kesimpulan..............................................................................................................................
..........
BAB 2

ISI RINGKASAN BUKU

 BUKU UTAMA
(DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING Telaah Konsep Teori dan Praktik, Karya: Prof. Dr.
Syafaruddin, M.Pd., dkk)

BAB I PENDIDIKAN, LATIHAN DAN BIMBINGAN KONSELING

A. Pendidikan
Pendidikan adalah proses menumbuh-kembangkan potensi anak untuk mencapai kedewasaan.
pengaruh pendidikan dapat dilihat dan dirasakan secara langsung dalam perkembangan serta
kehidupan masyarakat, kehidupan kelompok, dan kehidupan setiap individu.

B. pelatihan
Secara umum pelatihan adalah pekerjaan yang tidak terlalu sulit untuk dilaksanakan karena
kegiatan ini beorientasi kepada hasil keterampilan yang diperoleh para peserta dari pelatih sehingga
setelah kegiatan ini diakhiri. Pelatihan bertujuan sebagai langkah strategis yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan keterampilan para staf melalui proses pendidikan khusus dan dilaksanakan
dalam waktu yang sangat singkat.

C. Bimbingan dan konseling


Dalam konteks ini orang-orang dewasa, guru, konseling dan kalangan profesional bertanggung
jawab memberikan kepeduliaan terhadap budaya dosen, dan harus peduli terhadap masalah siswa
sebagai anak yang berkembang menuju kedewasaan. Hubungan konseling terjadi dalam bentuk
wawancara secara tatap muka antara konselor dengan klien. Hubungan itu tidak hanya bersifat
kognitif dan dangkal, tetapi juga melibatkan semua unsur kepribadian dari kedua belah pihak yang
meliputi: pikiran, perasaan, pengalaman, nilai-nilai, kebutuhan, harapan dan lain-lain. Dalam proses
konseling kedua belah pihak hendaknya menunjukkan kepribadian yang asli.

D. Relasi Pendidikan dengan bimbingan dan konseling


Upaya bimbingan dalam merealisasikan fungsi-fungsi Pendidikan seperti disebutkan terarah
kepada upaya membantu individu dengan kemotekaran nalarnya, untuk memperhalus (refine),
menginternalisasikan, memperbaharui dan mengintegrasikan sistem nilai kedalam perlaku mandiri.

BAB II KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING

1.Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah


Tujuan bimbingan dan konseling merupakan pernyataan yang menggambarkan kualitas perilaku
atau pribadi siswa yang diharapkan berkembang (kompetensi siswa) melalui berbagai strategi
layanan kegiatan yang diprogramkan.

2. Fungsi
fungsi bimbingan konseling adalah mengatasi masalah yang dialami anak dalam perkembangan
nya, sekaligus memaksimalkan tugas perkembangan anak sehingga mampu memecahkan segala
masalah yang dihadapi dan menjadi dewasa yang seutuhnya.

4. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling


Asas-asas yang dimaksudkan adalah asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kekinian,
kemandirian, kegiatan, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, ahli tangan, dan tut wuri
hadayani.
BAB III LANDASAN-LANDASAN BK
 Landasan Filosofis
 Landasan Religius
 Landasan Psikologis
 Landasan Sosial-Budaya
 Landasan Ilmiah dan Teknologi
 Landasan Pedagogis

BAB IV LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

 Jenis layanan dalam bimbingan dan konseling


Yaitu: layanan orientas, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan
penguasaan konten, layanan konseling individual, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling
kelompok, layanan konsultasi, layanan mediasi, layanan advokasi
 Operasional layanan dalam bimbingan dan konseling
dilaksanakan sebagai berikut:Pengantaran,penjajakan,penafsiran,pembinaan,penilaian

BAB V KEGIATAN PENDUKUNG DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING


B. JENIS KEGIATAN PENDUKUNG

Berikut akan dijelaskan


beberapa jenis kegiatan pendukung, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Aplikasi Instrumentasi 2. Himpunan Data 3. Konferensi Kasus 4. Kunjungan Rumah 5. Tampilan
Kepustakaan 6. Alih Tangan Kasus

BAB VI BIDANG PENGEMBANGAN DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

Jenis bidang pengembangan dalam bimbingan dan konseling


 Bidang pengembangan Pribadi
 Bidang pengembangan Sosial
 Bidang pengembangan Belajar
 Bidang pengembangan Karir

BAB VII
HUBUNGAN PELAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
DENGAN PELAYANAN LAINNYA

B. JENIS HUBUNGAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN


KONSELING DENGAN PELAYANAN LAINNYA
1. Layanan Bimbingan dan Konseling dengan Layanan Kesehatan
2. Layanan Bimbingan dan Konseling dengan Layanan Psikologi
3. Layanan Bimbingan dan Konseling dengan Layanan Psikoterapi

BAB VIII PERJALANAN PANJANG BIMBINGAN DAN KONSELING

Sejarah organisasi profesi bimbingan dan konseling


Tahun 1960 s/d 1970
Diawalinya wacana tentang bimbingan dan penyuluhan di tanah
air. Bimbingan dan penyuluhan pendidikan dikendaki di masukkan ke
dalam kegiatan sekolah untuk menunjang misi sekolah mencapai tujuan
pendidikannya untuk itu jurusan bimbingan dan penyuluhan didirikan
guna menghasilkan tenaga pembimbing dan penyuluh pendidikan yang
akan bekerja di sekolah.

2. Tahun 1971
Berdirinya proyek printis sekolah pembangunan (PPSP) pada delapan
IKIP, yaitu IKIP Padang, IKIP Jakarta, IKIP Bandung, IKIP Yogyakarta, IKIP
Semarang, IKIP Malang, IKIP Surabaya, dan IKIP Manado. Melalui proyek
itu, pelayanaan bimbingan dan konseling (waktu itu masih bernama Bimbingan
dan Penyuluhan) ikut dikembangkan

3. Tahun 1975
a. Lahir Dan Berlakunya Kurikulum Sekolah Menengah Umum yang
disebut kurikulum SMA 1975 sebagai pengganti kurikulum sebelumnya
“kurikulum 1968”.

4. Tahun 1978
Diselengarakan program PGSLP dan PGSLA Bimbingan dan Penyeluhan
di IKIP

5. Tahun 1989
a. Lahirnya surat keputusan menteri pendayagunaan aparatur
Negara No. 026/Menpan/1989 tentang angka kredit bagi jabatan
guru dalam lingkungan dipartemen pendidikan dan kebudayaan.

6. Tahun 1991 s/d 1993


a. Dibentuknya difisi-difisi IPBI :
1) Ikatan Pendidikan Konselor Indonesia (IPKON)
2) Ikatan Guru Pembimbing Indonesia (IGPI)
3) Ikatan Sarjana Konseling Indonesia (ISKIN

7. Tahun 1993 s/d 1996


a. Perjuangan IPBI diatas membuahkan hasil dengan diberlakukannya:
1) SK Menpan No. 84/ 1993 tentang Jabatan Fungsional Guru
dan Angka kreditnya. Dalam SK ini nama bimbingan dan
penyuluhan secara resmi diganti dengan Bimbingan dan Konseling
(disingkat BK).

8. Tahun 1996 s/d 2000

c. Disusunnya sejumlah panduan untuk digunakan dalam pelaksanaan


bimbingan dan konseling oleh guru pembimbing disekolah.

9. Tahun 2001 s/d 2002

c. Disusunnya kompetensi guru pembimbing oleh Direktorat SLTP


Ditjen Dikdasmen. Direktorat ini membentuk tim (terdiri dari Prof.
Prayitno, Prof. Sunaryo Kartadinata, Dr. Mungin Eddy Wibowo,
Dr. Ahman, dan Drs. Agus Mulyadi, M.Pd.) yang secara khusus
diserahi tugas menyusun kompetensi guru pembimbing beserta
bahan-bahan penunjangnya.11`

10.Tahun 2003 s/d 2016


Penetapan melalui undang-undang nomor 20 tahun 2003 tntang
system pendidikan nasional, yang menyatakan bahwa konselor adalah
pendidik, menjadi tonggak Negara legalitas luar biasa berkenaan dengan
pengakuan pemerintah itu.

lanjut Permendiknas no 27 tahun 2008 tentang standar kualifikasi


akademik dan kompetensi konselor (SKAKK) menyatakan bahwa konselor
adalah Sarjana (S-1) Bimbingan dan Konseling yang telah menempuh
dan menamatkan program pendidikan profesi konselor

Permendikbud Nomor 81 A/2013 itu bahkan menetapkan bahwa


guru BK atau konselor bekinerja didalam dan diluar waktu jam pelajaran
disatuan-satuan Pendidikan.

Dengan timbangan bahwa ketentuan tentang BK pada Permendikbud


No. 81A/2013 tidak ada yang bertentangan dengan ketentuan yang ada
pada Permendikbud No. 111/2014 maka seluruh materi BK yang ada
pada Permendikbud No. 81A/2013 di kutip dalam buku ini dan menjadic
rujukan bagi uraian terkait dengan implementasinya di lapangan.
 BUKU PEMBANDING (Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Karya Dra. Suhertina,
M.Pd)

BAB I KONSEP DASAR BIMBINGAN KONSELING


A. Pengertian Bimbingan dan Konseling
secara umum bimbingan dapat diartikan sebagai suatu bantuan atau tuntunan. banyak pakar yang
merumuskan definisi tentang bimbingan dan konseling sebagai berikut:
1. Menurut Frank Parson (dalam prayitno 2004:93) mendefinisikan bimbingan sebagai bantuan yang
diberikan kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri, dan memangku suatu jabatan
serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya itu
2. Menurut Crow & Crow 1960 (dalam prayitno 2004:94) bimbingan adalah bantuan yang diberikan
oleh seseorang laki-laki atau perempuan yang memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih
dengan baik kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya mengatur kegiatan hidupnya
sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri dan
menanggung bebannya sendiri.
3. Menurut Arthur J.Jones (dalam Halen 2002:4) Bimbingan sebagai pertolongan yang diberikan oleh
seseorang kepada orang lain dalam hal membuat pilihan-pilihan penyesuaikan diri dan pemecahan
problem-problem. Tujuan bimbingan ia membantu orang tersebut untuk tumbuh dalam hal
kemandirian
konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan dimana proses pemberian
bantuan itu berlangsung melalui wawancara dalam serangkaian pertemuan langsung tatap muka
antara konselor dan klien dengan tujuan agar klien itu mampu memperoleh pemahaman yang lebih
baik terhadap dirinya dan dengan menggunakan kekuatan diri klien agar mampu memecahkan
masalahnya.
dikemukakan ciri-ciri pokok konseling sebagai berikut : 1) Konseling melibatkan dua orang yang
saling berinteraksi dengan jalan mengadakan komunikasi . 2) Model interaksi di dalam konseling itu
terbatas pada dimensi verbal, yaitu konselor dan klien saling berbicara.. 3) Interaksi antara
konselor dan klien berlangsung dalam waktu yang relatif lama dan terarah kepada pencapain
tujuan.. 4) Tujuan dari hubungan konseling ialah terjadinya perubahan pada tingkah laku klien., 5)
Konseling merupakan proses yang dinamis, 6) Konseling didasari atas penerimaan konselor yang
secara wajar tentang diri klien,,
C. Fungsi Bimbingan dan Konseling
fungsi suatu pelayanan dapat diketahui dengan melihat kegunaan, manfaat ataupun keuntungan
yang dapat diberikan oleh pelayanan yang dimaksud. Suatu pelayanan dapat dikatakan tidak
berfungsi apabila ia tidak memperlihatkan kegunaan ataupun tidak memberikan manfaat atau
keuntungan tertentu. Prayitno (2002) menggolongkan ke dalam 5 fungsi bimbingan dan konseling
yaitu (1) fungsi pemahaman, (2) fungsi pencegahan, (3) fungsi pengentasan, (4) fungsi pemeliharaan
dan pengembangan (5) fungsi advokasi.

D. Azas-Azas Bimbingan dan Konseling


a. Azas Kerahasiaan
b. Azas Kesukarelaa
c. Azas Keterbukaan
d. Azas Kekinian
f. Azas kegiatan
g. Azas kedinamisan
h. Azas Keterpaduan
j. Azas Keahlian
k. Azas Alih Tangan
l. Azas Tutwuri Handayani

E. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling


Ada beberapa prinsip yang dapat dijadikan pedoman oleh konselor dalam penyelenggaraan
pelayanan bimbingan dan konseling yaitu: 1) Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran pelayanan, 2)
Prinsip-prinsip berkenaan dengan masalah individu, 3) Prinsip-prinsip berkenaan dengan program
layanan, 4) Prinsip-prinsip berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan layanan (Prayitno, 2004)

BAB II DASAR PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH


Penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan bagian integral dari upaya
pendidikan berperan aktif dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui berbagai pelayanan bagi
peserta didik bagi pengembangan potensi mereka seoptimal mungkin. Saat sekarang kehadiran BK
pada lembaga pendidikan tidak perlu diragukan lagi karena secara yuridis formal pemerintah telah
memberikan legalitas terhadap keberadaan BK di sekolah. Mulai dari Undang-Undang Peraturan
Pemerintah, Surat Keputusan Menteri dan Peraturan Menteri.

BAB III PROBLEMATIKA DALAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING


A. Problematika Pada Ruang Lingkup Kerja dan Peranan Bimbingan dan Konseling a. Bimbingan dan
konseling disamakan saja dengan/atau terpisah sama sekali dari pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai