Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

“BEBERAPA MISKONSEPSI BK DALAM MASYARAKAT”


MATA KULIAH : BIMBINGAN KONSELING
DOSEN PENGAMPU : KURNIA LUKMAN M, M. Pd

Disusun Oleh :
Avif Nur Azizah
Khusnul Khotimah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AL-MA’ARIF WAY KANAN
2023
Kata pengantar
Pertama-tama perkenankan kami selaku penyusun makalah ini
mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami dapat
menyusun makalah dengan judul “Beberapa Miskonsepsi BK Dalam Masyarakat”.

Ucapan terimakasih dan puji syukur kami sampaikan kepada Allah dan
semua pihak yang telah membantu kelancaran, memberikan masukan serta ide-ide
untuk menyusun makalah ini.

kami selaku penyusun telah berusaha sebaik mungkin untuk


menyempurnakan makalah ini, namun tidak mustahil apa bila terdapat kekurangan
maupun kesalahan. Oleh karena itu Kami memohon saran serta komentar yang
dapat kami jadikan motivasisi untuk menyempurnakan pedoman di masa yang
akan datang.

September 2023

Penyusun,
DAFTAR ISI

Halaman Judul ..............................................................................................i

Kata pengantar.............................................................................................ii

Daftar Isi .....................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................1


B. Rumusan Masalah .............................................................................1
C. Tujuan Penulisan...............................................................................1

BAB II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Miskonsepsi Tentang BK...............................................2


B. Beberapa Miskonsepsi BK Dalam Masyarakat......................................2
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................4
DARTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Peran guru BK dalam implemetasi kurikulum 2013 akan semakin penting,


pasalnya di tingkat SMA sederajat penjurusan ditiadakan, diganti dengan
kelompok peminatan,” tegas guru besar bimbingan dan konseling Prof Mungin
Eddy Wibowo, ketika menjadi pembicara pada seminar nasional bimbingan dan
konseling di hotel Grasia Semarang, Sabtu (4/5)

Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik,


baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang
secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui
berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdaarkan norma-norma yang
berlaku (SK Mendikbud No. 025/D/1995)
Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistematik dalam
memfasilitasi individu mencapai tingkat perkembangan yang optimal,
pengembangan perilaku yang efektif, pengembangan lingkungan, dan peningkatan
fungsi atau manfaat individu dalam lingkungannya. Semua perubahan perilaku
tersebut merupakan proses perkembangan individu, yakni proses interaksi antara
individu dengan lingkungan melalui interaksi yang sehat dan produktif.
Bimbingan dan konseling memegang tugas dan tanggung jawab yang penting
untuk mengembangkan lingkungan, membangun interaksi dinamis antara individu
dengan lingkungan, membelajarkan individu untuk mengembangkan, merubah
dan memperbaiki perilaku.
Namun, kebanyakan orang memandang guru BK adalah guru yang
mengatasi siswa-siswa yang nakal.sedangkan fungsi dan kerja guru BK tidak
seperti itu, oleh karena itu makalah ini dibuat, agar mengetahui kesalah pahaman
tentang fungsi BK..

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Saja Miskonsepsi BK Dalam Masyarakat?
C.TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Miskonsepsi BK Dalam Masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Miskonsepsi Tentang BK
Miskonsepsi adalah salah tafsir atau pemahaman seseorang mengenai
suatu bidang atau hal tertentu akibat suatu kesalahan yang terjadi.

Sedangkan, miskonsepsi dalam BK adalah pemahaman yang salah


mengenai BK baik itu tujuan, fungsi, maupun konsep dasarnya.
B. Beberapa Miskonsepsi BK Dalam Masyarakat
1) Bimbingan dan Konseling disamakan saja dengan pembelajaran
atau bahkan dipisahkan secara terpisah dengan pembelajaran.
Padahal Sebenarnya Pembelajaran mata pelajaran sekolah
tidak bisa digabung oleh pembelajaran bimbingan konseling.
Walau, keduanya harus berjalanan beriringan dikarenakan sifat
penjalan yang berbeda.

2) Bimbingan dan Konseling dianggap semata-mata sebagai


proses pemberian nasihat.
Padahal sebenarnya Nasihat bisa diberikan oleh siapa saja.
Namun pekerjaan BK bukan hanya sekedar nasihat.
Dikarenakan nasihat belum tentu dapat merubah beberapa anak
yang membutuhkan bimbingan dan konseling.

3) Bimbingan dan Konseling dibatasi pada hanya menangani


masalah yang bersifat incidental.
Padahal sebenarnya Pekerjaan seorang BK bukan dilakukan
hanya pada suatu waktu saat permasalahan muncul. Namun,
pekerjaan itu dilakukan secara teratur dan rutin berulang-ulang.

4) Bimbingan dan Konseling dibatasi hanya pada klien-klien


tertentu.
Padahal sebenarnya tidak dibatasi. Sebagai seorang
konselor harus melayani seluruh peserta didik yang
membutuhkan. Tidak menganak tirikan peserta didik yang ada.

5) Bimbingan dan Konseling bekerja sendiri.


Padahal faktanya Guru BK membutuhkan kerjasama dari
pihak sekolah dan orang tua dalam melakukan sesuatu untuk
peserta didik. Agar mendapat hasil yang lebih maksimal.
6) Menganggap pekerjaan Bimbingan dan Konseling dapat
dilakukan oleh siapa saja.
Pada kenyataanya Pekerjaan Bimbingan dan Konseling
membutuhkan orang-orang terlatih untuk bekerja. Dikarenakan
seorang konselor akan menghadapi semua tahap-tahap yang
terjadi tanpa rentang waktu yang dapat ditentukan.

7) Pelayanan Bimbingan dan Konseling berpusat pada keluhan


pertama saja.
Berpusat pada keluhan pertama saja tidak dapat
menyelesaikan masalah. Seorang konselor diharapkan mampu
menghadapi setiap proses yang akan ditempuh peserta didik.

8) Menganggap hasil pekerjaan Bimbingan dan Konseling segera


dilihat. Pekerjaan seorang konselor bukan seperti pekerjaan
dokter yang setelah memberikan resep lalu pasien sembuh.
Namun, seorang konselor harus sabar dalam menghadap
seluruh tahap perubahan peserta didik.

9) Menyamaratakan cara pemecahan masalah bagi semua klien.


Dalam menyelesaikan masalah akan beda penyelesaian masalah
apabila ada anak yang bermasalah di bidang kehidupan rumah
dengan permasalahan seorang anak dibidang teman
bermainnya. Jadi seorang konselor harus memiliki berbagai
pemecahan masalah secara tepat.

10) Bimbingan dan Konseling dibatasi pada hanya mengalami


masalah-maslah yang ringan saja.
Tidak bisa disimpulkan setiap permasalahan yang ada di
peserta didik semuanya ringan dan setara. Setiap masalah
memiliki kadar penyelesaian yang berbeda dan metode yang
berbeda pula.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masalah utama yang dihadapi BK saat ini adalah timbulnya
persepsi-persepsi keliru/salah beberapa kalangan akan arti dan hakikat
bimbingan dan konseling. Langkah utama selanjutnya adalah bagaimana
caranya untuk merubah persepsi-persepsi kalangan tersebut agar sesuai
hakikat bimbingan dan konseling itu sendiri. Hal ini tentunya dengan
cara pemberian materi yang lebih baik kepada konselor agar para
konselor benar-benar memahami hakikat dari BK itu sendiri, yang
kemudian ditindak lanjuti dengan sosialisasi kepada masyarakat.
Jika pandangan masyarakat sudah berubah akan BK, maka tentunya
pelaksanaan BK akan semakin mudah, bahkan justru dianggap sebagai
salah satu kebutuhan utama, yang keberadaannya benar-benar menjadi
vital dalam suatu lingkungan (sekolah, dunia kerja, organisasi dan
masyarakat).
Dan bahwa tugas seorang konselor atau guru BK bukan hal mudah.
Mereka sangat luar biasa dalam membantu peserta didik. Dengan banyak
anggapan yang salah terhadap mereka, mereka tetap menjalankan tugas
mereka dengan sepenuh hati.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/shyshycat/5a8af3b1f1334440792ca9b4/15-
kesalahpahaman-pandangan-masyarakat-terhadap-bk?
page=3&page_images=1
http://mudirulachmad.blogspot.com/2016/06/makalah-miskonsepsi-
bk.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai