TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
belajar dengan baik. Dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara siswa dan
komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik,
sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid” Sedangkan menurut
terjadinya proses belajar pada diri peserta didik. Kondisi belajar dapat dilakukan
dengan bantuan pendidik (guru) atau ditemukan sendiri oleh individu (belajar
pembelajaran adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan antara guru
dan peserta didik pada suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan tertentu.
satu konsep dengan konsep yang lain saling berkaitan dan pembuktian matematika
7
8
1. Matematika sebagai struktur yang terorganisir. Agak berbeda dengan ilmu dan
pengetahuan yang lain, matematika merupakan suatu bangunan struktur yang
terorganisir. Sebagai sebuah struktur, ia terdiri dari beberapa komponen yang
antara lain meliputi aksioma/postulat, pengertian pangkal/primitif, dan
dalil/teorema
2. Matematika sebagai alat (tool), matematika juga sering dipandang sebagai alat
dalam mencari solusi berbagai masalah kehidupan sehari-hari.
3. Matematika sebagai pola pikir deduktif seperti telah disinggung pada bagian di
muka, matematika merupakan pengetahuan yang berpola pikir deduktif,
artinya suatu teori atau pernyataan dalam matematika diterima kebenarannya
bila telah dibuktikan secara deduktif (umum).
4. Matematika sebagai cara bernalar (the way of thinking), matematika dapat pula
dipandang sebagai cara bernalar, paling tidak karena beberapa hal, seperti
matematika memuat cara pembuktian yang sahih (valid), rumus-rumus atau
aturan yang umum, atau sifat penalaran matematika yang sistematis.
5. Matematika sebagai bahasa artifisial simbol merupakan ciri paling menonjol
dalam matematika. Bahasa matematika adalah bahasa simbol yang bersifat
artifisial, yang baru memiliki arti bila dikenakan pada suatu konteks.
6. Matematika sebagai seni yang kreatif penalaran yang logis dan efisien serta
perbendaharaan ide-ide dan pola-pola yang kreatif dan menakjubkan, maka
matematika sering pula disebut sebagai seni, khususnya merupakan seni
berpikir yang kreatif.
standar isi untuk tingkat dasar dan menengah, menjelaskan bahwa mata pelajaran
adalah “sebuah representasi simbol dari beberapa peristiwa atau item dalam
suatu keputusan. Misalnya ketika cowok melihat seorang cewek kemudian cowok
melihat pemandang, hal ini berarti yang digunakan saat melihat pemandangan
adalah alat indra yaitu mata . Selanjutnya seseorang tersebut memproses dan
mengolah menjadi sebuah keputasan apakah pemandangan itu indah atau tidak.
aktivitas mental yang memiliki tujuan tertentu dimana tujuan yang dimaksud
berpikir kreatif adalah suatu proses berpikir untuk menghasilkan suatu cara,
gagasan-gagasan, ide yang baru, dan tepat, untuk dijadikan penyelesaian suatu
masalah. Jadi, dari dapat disimpulkan berpikir kreatif adalah kegiatan mental
yang disadari secara logis dan divergen untuk menemukan ide-ide atau gagasan
yang bersifat terbuka (Livne, 2008). Jadi, berdasarkan pendapat di atas berpikir
kreatif matematis meliputi 3 aspek yaitu lancar (fluent), fleksibel (flexible), dan
1. Kepekaan (sensitivity)
12
yang peka terhadap permasalahan maka dia akan paham hal apa yang harus
yaitu diketahui panjang 10 cm dan lebar 5 cm, ditanya luas persegi panjang
2. Kelancaran (fluency)
geometri untuk mengukur luas persegi dengan beberapa cara. Individu yang
lebih dari satu penyelesaian. Cara pertama dengan langsung mengalikan kedua
sisinya maka akan diperoleh luas persegi, cara yang kedua membuat persegi
3. Keluwesan (flexibility)
beda dan menghasilkan gagasan atau jawaban yang seragam dari suatu
persegi beserta ukurannya. Aspek keluwesan dilihat dari siswa menjawab lebih
4. Keaslian (originality)
yang lain dari yang lain dan yang jarang diberikan kebanyakan orang dari
tersebut individu akan memberikan jawaban yang tidak lazim, yang lain dari
5. Keterperincian (elaboration)
selesaikan masalah tadi. Contoh ini memberikan indikator bahwa siswa dapat
dimana siswa dituntut untuk mandiri dalam meneyelesaikan masalah yang ada
14
adalah (1) belajar dimulai dengan suatu masalah, (2) memastikan bahwa masalah
di seputar masalah bukan di seputar disiplin ilmu (4) memberikan tanggung jawab
yang besar kepada pelajar dalam membentuk dan menjalankan secara langsung
proses belajar mengajar mereka sendiri, (5) menggunakan kelompok kecil, dan (6)
menuntut pelajar untuk mendemonstrasikan apa yang telah mereka pelajari dalam
peserta didik untuk belajar melalui berbagai masalah yang nyata dalam kehiduan
aktivitas belajar yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka mencapai
dengan pendekatan pembelajarn yang lain, diantaranya adalah (1) dengan problem
based learning akan terjadi pembelajaran bermakna, (2) peserta didik dapat
inti, yang terdiri dari : a) fase pemberian masalah, b) fase berpikir c) fase
bentuk jadi, tetapi siswa dituntut untuk mengorganisasi sendiri cara belajarnya
menyelidiki sendiri, maka hasil yang akan diperoleh akan tahan lama dalam
kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat
1. Langkah persiapan
kelas, seorang guru bidang studi harus melakukan beberapa persiapan terlebih
dahulu. Berikut ini tahap perencaan menurut Bruner (dalam Agus, 2013: 248).
2. Langkah pelaksanaan
tahun (2013) terdiri dari beberapa tahap yaitu :stimulation, Problem Statement,
tabel berikut:
Pelaksanaan
dengan materi sebelumnya. (b) motivasi. Pada motivasi ini, guru memotivasi
siswa agar siswa tertarik untuk mempelajari matematika. Motivasi dapat berupa
kepada siswa, guru dapat menggunakan metode ceramah atau ceramah bervariasi
yang diselingi dengan tanya jawab. Dalam metode ceramah, guru menjelaskan
materi dan siswa mencatat materi yang dijelaskan guru.Pada saat kegiatan Tanya
siswa. (d) memberikan soal-soal latihan kepada siswa. Untuk mengetahui sampai
Menurut Tukiran (2011 : 45) Ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui
penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada peserta didik. Dalam
mendengar. Munurut Ali dkk (2016 : 106) masih ada beberapa kelemahan dalam
1. Membuat peserta didik pasif dan apa yang didapat peserta didik akan sangat
terbatas pada apa yang dikuasai guru.
2. Sukar mengontrol sejauh mana memperoleh belajar anak didik.
3. Kegiatan belajar menjadi verbalisme karena dalam proses penyajiannya guru
hanya mengandalkan bahasa verbal dan peserta didik hanya mengandalkan
kemapuan auditifnya.
22
kreatif matematis siswa karena hanya berpusat pada guru, bukan siswa.
6. Materi
Materi yang dibahas pada penelitian ini adalah tentang luas permukaan dan
volume Limas. Hal ini karena penyelesaian dari soal-soal yang terdapat pada
materi luas permukaan dan volume Limas dibutuhkan kemampuan berpikir kreatif
Sama halnya dengan prisma, luas permukaan limas pun dapat diperoleh
luas bangun datar dari jarring-jaring yang terbentuk. Untuk lebih jelasnya coba
berikut.
23
BCE +
b. Volume Limas
memiliki 4 buah diagonal ruang yang saling berpotongan di titik O. jika diamati
1
6 x Volume limas O.ABCD = 6 x AB x BC x CG
1
= 6 x S x S xS
1
= 6 x S2 x S
24
1 2S
= 6 x S2 x 2
2 S
= 6 x S2 x 2
1 S
= 3 x S2 x 2
s
Oleh karena S2 merupakan luas alas kubus ABCD.EFGH dan
2
1 S
Volume limas O.ABCD = 3 x S2 x 2
1
= 3 x Luas alas limas x tinggi
berfikir kreatif matematis siswa pada model problem based learning dan model
discovery learning
C. Kerangka Pikir
kompetensi sikap logis, kritis, analisis, kreatif, cermat, teliti, bertanggung jawab,
reponsif, dan tidak menyerah dalam memecahkan masalah. Dalam penelitian ini
berpikir kreatif matematis sering diabaikan oleh guru karena beberapa kendala.
Anak hanya mencatat apa yang diberikan oleh guru dan tidak memahami apa yang
berkembang.
Berdasarkan hal tersebut guru sebagai fasilator dan motivator bagi siswa
harus menciptakan suatu pembelajaran yang bermakna dan berkesan bagi siswa.
didalamnya tidak menyajikan konsep dalam bentuk jadi, tetapi siswa dituntut
Secara teori melalui model problem based learning dan discovery learning
siswa.
kemampuan
? kemampuan berpikir ? kemampuan berpikir
berpikir kreatif kreatif matematis kreatif matematis
matematis siswa siswa siswa
D. Hipotesis Penelitian
Maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Ada perbedaan yang