Disusun Oleh:
Azwida Rosana Maulida 0401517034
Siti Riyadhotul Janah 0401517045
Elis Fitria Herliani 0401517055
Rombel A2
1| C R E A T I V E T H I N K I N G
diakui kebenarannya oleh guru besar UGM M.S.A. Sastroamidjojo dalam
keprihatinannya akan menurunnya kreativitas manusia.
Munandar (2000) menyatakan bahwa kemampuan berpikir kreatif
berhubungan erat dengan cara mengajar guru di sekolah. Dalam artian guru
menjadi pemeran utama di sekolah dan orang tua menjadi penentu di rumah
dan lingkungannya dalam menumbuhkan kreativitas anak. Namun kenyataan
di lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh guru,
khususnya guru matematika masih menerapkan paradigma lama tentang
dimensi proses kognitif. Dalam hal ini dalam pembelajarannya guru masih
bertumpu pada enam proses yaitu: ingatan, pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis, dan evaluasi. Guru belum menerapkan paradigma baru tentang
dimensi proses kognitif yang merupakan revisi dari taksonomi Bloom: (1)
ingatan (remember), (2) pemahaman (understand), (3) penerapan (apply), (4)
analisis (analyze), (5) evaluasi (evaluate), dan (6) kreasi (create). (Anderson
2001:67).
Tugas-tugas pemecahan masalah matematika yang diberikan oleh guru
kepada siswa cenderung dikemas dalam bentuk soal tertutup (close-ended
problem) atau konvergen. soal tertutup (close-ended problem) memberi
pembatasan yang ketat kepada siswa. Soal tertutup (close-ended problem)
menyertakan unsur pemaksaan untuk menjawab sesuai prosedur. Selain itu
soal tertutup cenderung bersifat diskriminatif, yaitu hanya menjadi konsumsi
siswa yang berkemampuan tinggi. Hal ini yang dapat menghambat bertumbuh
kembangnya berpikir kreatif siswa.
Pencapaian tujuan pendidikan diperlukan kurikulum dan pembelajaran
di kelas yang dapat memfasilitasi pengembangan generasi bangsa. Aspek
kreatif masih menjadi salah satu aspek yang perlu dikembangkan dalam
pembelajaran. Berdasarkan peraturan-peraturan tersebut, terlihat bahwa
pengembangan kemampuan berpikir kreatif di dalam pendidikan merupakan
aspek yang sangat penting kaitannya dengan pembentukan peserta didik.
Hasil dari pendidikan yang dapat menjawab tantangan zaman dengan
mengimplementasikan kemampuan berpikir kreatif tersebut dapat menjawab
2| C R E A T I V E T H I N K I N G
segala tantangan dan permasalahan yang timbul di dalam kehidupannya
kelak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan berpikir kreatif?
2. Apa aspek-aspek dari berpikir kreatif?
3. Bagaimana mekanisme dari berpikir kreatif?
4. Bagaimana contoh soal yang termasuk dalam berpikir kreatif?
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari berpikir kreatif
2. Untuk mengetahui aspek-aspek dari berpikir kreatif
3. Untuk mengetahui mekanisme dari berpikir kreatif
4. Untuk mengetahui contoh soal yang termasuk dalam berpikir kreatif
3| C R E A T I V E T H I N K I N G
BAB II
PEMBAHASAN
4| C R E A T I V E T H I N K I N G
seseorang terkait dengan apa yang teridentifikasi. Kemampuan kreatif secara
umum dipahami sebagai kreativitas. Seringkali, individu yang dianggap
kreatif adalah seorang pemikir sintesis yang benar-benar baik yang
membangun koneksi antara berbagai hal yang tidak disadari orang lain
secara spontan. Suatu sikap kreatif sekurang-kurangnya sama pentingnya
dengan keterampilan berpikir kreatif. Kreatif ini sifatnya relatif.
Menurut Siswono (2008: 16) berpikir kreatif merupakan suatu
kebiasaan dari pemikiran yang tajam dengan intuisi, menggerakkan
imajinasi, mengungkapkan (to reveal) kemungkinan-kemungkinan baru,
membuka selubung (unveil) ide-ide yang menakjubkan dan inspirasi ide-ide
yang tidak diharapkan. Dalam berpikir kreatif, seseorang cenderung
mempunyai gagasan-gagasan baru tentang sebuah hal. Gagasan-gagasan
tersebut dituangkan dalam ide-ide kreatif untuk menyelesaikan sebuah hal
(masalah). Dalam pengertian ini, intuisi diartikan sebagai pemikiran akal
sehat dalam suatu pemecahan masalah tanpa melalui langkah-langkah
analisis. Jadi siswa mencari pemecahan masalah tanpa mengetahui apakah
formula yang digunakan benar atau salah.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
berpikir kreatif adalah aktivitas mental yang terkait dengan kepekaan
terhadap suatu masalah, mempertimbangkan informasi baru dan ide-ide
yang tidak biasanya dengan suatu pikiran terbuka, serta dapat membuat
hubungan-hubungan dalam menyelesaikan suatu masalah.
B. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Berpikir kreatif dalam matematika dapat dipandang sebagai orientasi
atau disposisi tentang instruksi matematis, termasuk tugas penemuan dan
pemecahan masalah. Aktivitas tersebut dapat membawa siswa
mengembangkan pendekatan yang lebih kreatif dalam matematika. Tugas
aktivitas tersebut dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam hal yang berkaitan dengan dimensi kreativitas.
Krutetskii (Hartono, 2009), mengatakan bahwa kreativitas identik dengan
keberbakatan matematika. kreativitas dalam pemecahan masalah matematis
merupakan kemampuan dalam merumuskan masalah matematika secara
5| C R E A T I V E T H I N K I N G
bebas, bersifat penemuan, dan baru. Ide-ide ini sejalan dengan ide-ide seperti
fleksibilitas dan kelancaran dalam membuat asosiasi baru dan menghasilkan
jawaban divergen yang berkaitan dengan kreativitas secara umum. Silver
(1997), menambahkan aktivitas matematis seperti pemecahan masalah dan
penghadapan masalah berhubungan erat dengan kreativitas, yang meliputi:
kefasihan, keluwesan, dan keaslian.
Munandar (2009 : 192), mengemukakan bahwa ciri-ciri kemampuan
berpikir kreatif yang berhubungan dengan kognisi dapat dilihat dari
ketrampilan berpikir lancar, ketrampilan berpikir luwes, ketrampilan berpikir
orisinal, dan ketrampilan elaborasi. Penjelasan dari ciri-ciri yang berkaitan
dengan ketrampilan-ketrampilan tersebut diuraikan sebagai berikut.
1. Keterampilan berpikir lancar
a. Menghasilkan banyak gagasan/jawaban yang relevan
b. Menghasilkan motivasi belajar
c. Arus pemikiran lancar
2. Keterampilan berpikir lentur (fleksibel)
a. Menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam dengan pola yang
berbeda
b. Mampu mengubah cara atau pendekatan
c. Arah pemikiran yang berbeda
3. Keterampilan berpikir orisinil (original)
a. Memberikan jawaban yang tidak lazim
b. Memberikan jawaban yang lain daripada yang lain
c. Memberikan jawaban yang jarang diberikan kebanyakan orang
4. Keterampilan berpikir terperinci (elaborasi)
a. Mengembangkan, menambah, memperkaya suatu gagasan
b. Memperinci detail-detail
c. Memperluas suatu gagasan
Berdasarkan penjelasan di atas, maka ciri-ciri kemampuan berpikir
kreatif dapat dijadikan indikator dalam menilai kemampaun berpikir kreatif
seseorang, untuk dapat mengoptimalkan kemampuan berpikir kreatif siswa,
guru dapat merancang proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara
6| C R E A T I V E T H I N K I N G
aktif. Guru dapat menggunakan pendekatan yang dapat melibatkan aktifitas
aktif siswa selama proses belajar mengajar dan menciptakan materi ajar
yang memilki pertanyaan yang divergen (terbuka).
Heylock (1997) mengatakan bahwa kemampuan berpikir kreatif
matematis dapat menggunakan dua pendekatan. Pendekatan pertama adalah
dengan memperhatikan jawaban siswa dalam menyelesaikan masalah yang
proses kognitifnya dianggap sebagai proses berpikir kreatif. Pendekatan
kedua adalah menentukan kriteria bagi sebuah produk yang diindikasikan
sebagai hasil dari berpikir kreatif atau produk-produk divergen, selanjutnya
Haylock (1997) juga mencatat bahwa banyak usaha untuk menggambarkan
kreatif matematis. Pertama memandang “termasuk kemampuan untuk
melihat hubungan-hubungan baru antara teknik-teknik dan bidang-bidang
dari aplikasi dan untuk membuat asosiasi-asosiasi antara yang tidak
berkaitan dengan ide”. Tall (1991) mengatakan bahwa berpikir kreatif
matematis adalah kemampuan untuk memecahkan masalah dan/atau
perkembangan berpikir pada struktur- struktur dengan memperhatikan
aturan penalaran deduktif, dan hubungan dari konsep-konsep dihasilkan
untuk mengintegrasikan pokok penting dalam matematika.
Pengertian yang dikemukakan para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa berpikir kreatif matematis sebagai kemampuan menemukan dan
menyelesaikan masalah matematis yang meliputi komponen-komponen:
kelancaran, fleksibilitas, elaborasi dan keaslian. Penilaian terhadap
kemampuan bepikir kreatif siswa dalam matematika penting untuk
dilakukan. Pengajuan masalah yang menuntut siswa dalam pemecahan
masalah sering digunakan dalam penilaian kreativitas matematis. Tugas-
tugas yang diberikan pada siswa yang bersifat penghadapan siswa dalam
masalah dan pemecahannya digunakan peneliti untuk mengidentifikasi
individu-individu yang kreatif.
Siswa kreatif kebanyakan menggunakan cara berpikir secara analogis
karena mereka mampu melihat berbagai hubungan yang tidak terlihat oleh
siswa lain. Siswa yang biasa juga sering berpikir analogis, tetapi berpikir
analogis yang dilakukan oleh siswa kreatif ditandai oleh sifatnya yang luar
7| C R E A T I V E T H I N K I N G
biasa, aneh, dan kadang-kadang tidak rasional. Berpikir kreatif mempunyai
beberapa mekanisme atau proses yang harus dilalui. Menurut para psikolog,
ada lima tahap berpikir kreatif, diantaranya:
a. Orientasi; masalah dirumuskan, dan aspek-aspek masalah
diindentifikasi.
b. Preparasi; berusaha mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang
relevan dengan masalah.
c. Inkubasi; proses pemberhentian sementara ketika berbagai masalah
berhadapan dengan jalan buntu. Tetapi mekipun begitu, proses berpikir
berlangsung terus dalam jiwa bawah sadar.
d. Iluminasi; ketika masa inkubasi berakhir dengan ditemukannya solusi
untuk memecahkan masalah.
e. Verifikasi; tahap untuk menguji dan secara kritis menilai pemecahan
masalah yang diajukan pada tahap ke empat. Sesungguhnya kemampuan
berpikir kreatif pada dasarnya dimiliki semua orang. Berpikir kreatif
adalah kemampuan untuk menciptakan gagasan-gagasan baru dan
orisinil. Bahkan pada orang yang merasa tidak mampu menciptakan ide
baru pun sebenarnya bisa berpikir secara kreatif, asalkan dilatih. Untuk
itu, perlu diketahui terlebih dahulu mengenai cara berpikir dan cara
berpikir kreatif.
8| C R E A T I V E T H I N K I N G
b. Sikap yang terbuka: orang kreatif mempersiapkan dirinya menerima stimuli
internal maupun eksternal.
c. Sikap yang bebas, otonom, dan percaya pada diri sendiri: orang kreatif ingin
menampilkan dirinya semampu dan semaunya, ia tidak terikat oleh konvensi-
kovensi. Hal ini menyebabkan orang kreatif sering dianggap “nyentrik” atau
gila. Selain faktor lingkungan psikososial, beberapa peneliti menunjukan
adanya faktor situasional lainnya.
Maltzman menyatakan adanya faktor peneguhan dari lingkungan. Dutton
menyebutkan tersedianya hal-hal istimewa bagi manusia kreatif, dan Silvano
Arieti menekankan faktor isolasi dalam menumbuhkan kreativitas. Butir nomor 3
membawa kita pada faktor-faktor situasional yang menyuburkan kreativitas. Para
ahli sejarah mencatat bahwa ada saat-saat kreativitas tumbuh subur; misalnya,
Islam pada zaman Abasiyah, Itali pada waktu Renaissance. Sudah diketahui juga,
di negara-negara totaliter kreativitas dalam dunia sains dihidupkan, tetapi
kreativitas dalam dunia sastra atau ilmu-ilmu sosial dihambat. Berpikir kreatif
hanya berkembang pada masyarakat terbuka, toleran terhadap ide-ide "gila", dan
memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk mengembangkan dirinya.
Masyarakat yang menuntut kepatuhan membuat otoritas, meminta keseragaman
dalam berperilaku, menghargai kesetiaan primordial, tetapi membunuh prestasi
yang menonjol, sukar untuk melahirkan pemikiran-pemikiran kreatif.
9| C R E A T I V E T H I N K I N G
ditetapkan
Menyelesaikan masalah dengan alternatif lain 0-2
Sub-total (satu butir tes) 0-8
Kelenturan/Fleksibel Tidak ada jawaban 0
Mengidentifikasi data/informasi yang diberikan dan 0 – 2
yang ditanyakan
Mengkaitkan data/informasi yang diberikan dan yang 0 – 3
ditanyakan dan menyusun model matematika masalah
Mengidentifikasi beberapa cara berbeda untuk 0 – 2
menyelesaikan masalah
Menyelesaikan model matematika masalah dengan cara 0 – 3
berbeda yang telah ditetapkan
Membandingkan dan menjelaskan cara terbaik dari 0 – 2
beberapa alternatif jawaban disertai dengan alasan yang
relevan
Sub-total (satu butir tes) 0 – 12
Keaslian/Originalitas Tidak ada jawaban 0
Mengubah bentuk masalah ke dalam bentuk masalah 0 – 2
lain yang lebih sederhana/Memodifikasi masalah
Menyusun model matematika masalah yang sudah 0 – 2
dimodifikasi dalam bentuk gambar dan atau ekspresi
matematik
Mengidentifikasi strategi (yang tidak baku) untuk 0 – 3
menyelesaikan masalah
Menyelesaikan model matematika dengan strategi tidak 0 – 3
baku yang dipilih
Menetapkan solusi yang relevan 0–2
Sub-total (satu butir tes) 0 – 12
Keterincian/Elaborasi Tidak ada jawaban 0
Mengidentifikasi unsur/data yang diketahui dan yang 0 – 2
ditanyakan dari suatu masalah
Mengidentifikasi kecukupan unsur/data dan atau 0 – 2
melengkapinya
Mengkaitkan unsur/data dan yang ditanyakan serta 0 – 3
menyusun model matematika masalah utama (bentuk
gambar dan atau ekspresi matematika)
Merinci masalah/model matematika ke dalam sub- 0 – 3
masalah/sub- model matematika
Menyelesaikan model matematika masalah utama 0 – 3
disertai alasan/penjelasan konsep/proses yang
digunakan pada tiap langkah
10| C R E A T I V E T H I N K I N G
Memeriksa kebenaran solusi disertai alasan 0–2
Sub-total (satu butir tes) 0 – 15
Jawaban ke-2
Sn=5n2+4n
S1=5(1)2+4(1)= 9 U1= a =9
S2=5(2)2+4(2)= 28 U 2=19(karena 9 + 19 = 28)
S3=5(3)2+4(3)= 57 U3=29(berarti b = 10)
Karena Un=a+ (n−1)b , maka:
U n=9+(n −1)10
U n=10n −1
11| C R E A T I V E T H I N K I N G
Jawaban ke-3
U n= a +(n −1)b
Diketahui bahwa:
a = S1 = 5(1)2 + 4(1) = 5 + 4 = 9
S2= U1+ U2, (U1=a)
S2=5(2)2+4(2)=5(4)+8=20+8=28
Berarti:
28 = a + U2
28 = 9 + U2
U2 = 28 – 9
U2 = 19
Menentukan b dengan cara, b=U2−U1= 19 − 9 = 10
Sehingga diperoleh:
U n=9+(n −1)10
U n=9+10n −10
U n=10n −1
Jawaban ke- 4
Rumus lain Un=Sn−Sn−1
Sn=5n2+4n
Berarti:
Sn−1=5(n −1)2+4(n −1)
Sn−1=5(n2−2n +1)+4n −4
Sn−1=5n2−10n +5+4n −4
Sn−1=5n2−6n +1
Sehingga,
Un=(5n2+4n)−(5n2−6n +1)
Un=5n2−5n2+4n +6n −1
Un=10n −1
Jawaban ke-5
Rumus Un= (Sn)'−A (dimana (Sn )' adalah turunan pertama Sn )
Sn=5n2+4n , dimana A =5dan B =4
12| C R E A T I V E T H I N K I N G
(Sn )'= 10n+ 4
Jadi,
Un=10n +4−5
Un=10n −1
13| C R E A T I V E T H I N K I N G
Sehingga jika Sn= 5n2+ 4n , maka, diperoleh:
Un=(5n2+4n)'−5
Un=10n +4−5, maka Un=10n −1
Keunikan jawaban yang kelima terletak pada ketajaman berpikir dalam
mengaitkan konsep turunan dengan konsep deret. Siswa yang mampu
menjawab dengan cara kelima, memenuhi indikator original dan elaborasi.
Namun demikian jawaban dengan cara lima tersebut akan menjadi tidak
original, jika jawaban tersebut sudah pernah diperoleh oleh siswa.
Demikianpula jawaban kesatu, kedua, ketiga,keempat akan menjadi original
jika jawaban tersebut tidak pernah dipelajari siswa sebelumnya. Untuk
mengetahui unsur original ini tidak cukup dilihat dari hasil pekerjaan siswa,
akan tetapi ditelusuri melalui wawancara yang mendalam.
Contoh 2
Ali dan Joko melakukan perjalanan dari kota A ke kota B. Mereka berangkat
pada saat yang sama dan melalui jalan yang sama. Ali menempuh separuh jarak
perjalanannya dengan kecepatan V1 dan separuh jarak berikutnya dengan
kecepatan V2 . Sedangkan Joko menempuh separuh waktu perjalanannya
dengan kecepatan V1 dan separuh waktu berikutnya dengan kecepatan V2 .
Siapakah yang lebih dahulu sampai ke kota B? Gunakan beberapa cara untuk
menjelaskan jawabanmu.
Soal ini merupakan soal terbuka, baik jawabannya maupun strategi
penyelesaiannya. Strategi pertama adalah dengan penalaran. Dalam hal ini terdapat
dua kemungkinan nilai V1 dan V2. Kemungkinan pertama adalah V1V2 . Jika Ali
14| C R E A T I V E T H I N K I N G
adalah V1V2 . Dengan penalaran serupa, dapat disimpulkan bahwa Joko akan
lebih dahulu sampai ke kota B daripada Ali.
Strategi kedua adalah dengan skema. Situasi pada soal dapat diilustrasikan
sebagai berikut.
Dari ilustrasi di atas, tampak bahwa jika V1V2 , maka Ali akan sampai
lebih dahulu ke kota B daripada Joko. Sebaliknya jika V1V2 , dengan
memodifikasi ilustrasi tersebut, dapat ditunjukkan bahwa Joko akan lebih dulu
sampai ke kota B daripada Ali.
Strategi ketiga adalah dengan grafik. Situasi pada soal dapat disajikan
dalam grafik berikut.
Pada grafik di atas, sumbu mendatar menyatakan waktu (t) dan sumbu tegak
menyatakan jarak (s). Dari grafik di atas, jika V1V2 , maka Ali akan sampai lebih
dahulu ke kota B daripada Joko. Dengan memodifikasi grafik di atas, dapat
disimpulkan sebaliknya, yakni Joko lebih dahulu sampai ke kota B daripada Ali.
Soal tersebut mengukur aspek kelancaran, fleksibel, original, dan
elaborasi. Aspek kelancaran ditunjukkan oleh kemampuan menemukan solusi
masalah tersebut dengan suatu strategi tertentu. Aspek fleksibel ditunjukkan
oleh kemampuan mengidentifikasi dua kemungkinan hubungan dua kecepatan,
yaitu < atau >. Aspek fleksibel ditunjukkan oleh beragamnya strategi
penyelesaian masalah yang digunakan, yakni dengan logika atau penalaran,
memberikan contoh, ilustrasi skematis, atau ilustrasi grafik.
Aspek original ditunjukkan oleh kemampuan menggunakan strategi yang
baru, unik, atau berbeda. Dalam hal ini strategi grafik seperti di atas dikategorikan
15| C R E A T I V E T H I N K I N G
baru. Kebaruan juga ditunjukkan seberapa jarang suatu strategi digunakan. Misal,
strategi yang hanya digunakan oleh kurang dari 10% siswa di kelas dikategorikan
sebagai strategi baru. Sedangkan aspek elaborasi ditunjukkan oleh kemampuan
memberikan penjelasan secara rinci terhadap jawaban yang diberikan, misalnya
dengan menggunakan konsep-konsep terkait. Aspek elaborasi juga terkait dengan
keruntutan atau koherensi penjelasan yang diberikan.
Contoh 3
Diagram berikut menunjukkan acara TV favorit dari seluruh siswa SMP Cerdas
Cendekia.
16| C R E A T I V E T H I N K I N G
BAB III
PENUTUP
a. Simpulan
Ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif yang berhubungan dengan kognisi
dapat dilihat dari ketrampilan berpikir lancar, ketrampilan berpikir fleksibel,
ketrampilan berpikir orisinal, dan ketrampilan elaborasi. Suatu jawaban
dikatakan original apabila jawaban tersebut tidak pernah dipelajari siswa,
untuk mengetahui unsur original suatu jawaban tidak cukup dilihat dari hasil
pekerjaan siswa akan tetapi di telusuri melalui wawancara yang mendalam.
b. Saran
Salah satu cara untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir kreatif
siswa, guru dapat merancang proses pembelajaran yang melibatkan siswa
secara aktif. Siswa dibebaskan untuk berpendapat, siswa diberi motivasi agar
berani berpendapat. Guru dapat menggunakan pendekatan yang dapat
melibatkan aktifitas aktif siswa selama proses belajar mengajar dan
menciptakan materi ajar yang memiliki pertanyaan yang divergen (terbuka).
17| C R E A T I V E T H I N K I N G
DAFTAR PUSTAKA
18| C R E A T I V E T H I N K I N G