Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS KREATIVITAS ANAK SEKOLAH DASAR DALAM MENYELESAIKAN

SOAL PECAHAN KELAS 5 DI LBB OMAH SINAU

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Psikologi Pengajaran
Dosen Pengampu : Ulumul Umah S.Pd, M. Pd.

Disusun Oleh Kelompok 4 :

1. Miftakhul Khoiroh (2420002)


2. Nisatun Nahdliya (2420008)
3. Dina Dwi Anggraini (2420009)

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
PENDAHULUAN
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri setiap individu.
Perubahan merupakan hasil dari proses belajar yang dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk
seperti bertambahnya pengetahuan dan pemahaman seseorang Sudjana (2010). Belajar
matematika sangatlan penting bagi kehidupan, matematika adalah ilmu yang membahas pola
atau keteraturan dan tingkatan. Sabandar (2008) menyatakan bahwa belajar matematika
berkaitan erat dengan aktivitas dan proses belajar serta berpikir karena karakteristik matematika
merupakan suatu ilmu dan human activity, yaitu matematika adalah pola berpikir, pola
mengorganisasikan pembuktian yang logis, yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan
cermat, jelas, dan akurat. Dalam proses pembelajaran matematika guru perlu memperhatikan
tingkat berpikir siswa. Pada jenjang pendidikan sekolah dasar secara umum, melatih kemampuan
berpikir tingkat rendah yang terdiri dari ingatan, pemahaman, dan penerapan. Untuk membuat
siswa dapat memahami konsep matematika dengan baik guru perlu merancang sendiri bahan ajar
dan instrument yang sesuai dengan tahap berpikir siswa. Bahan ajar dan instrument yang
didesain dengan baik dapat meningkatkan kemampuan matematis siswa. Sajian bahan ajar inilah
yang akan membuat siswa menemukan konsep matematika secara bertahap sesuai kemampuan
yang dimilikinya.

Salah satu kemampuan yang penting dimiliki siswa dalam matematika adalah berpikir kreatif
(Dilla, Hidayat, & Rohaeti, 2018; Hidayat, 2011; 2012; Sumarno, Hidayat, Zulkarnaen,
Hamidah, & Sariningsih, 2012). Munandar (2009) mengemukakan tentang ciri-ciri kemampuan
berpikir kreatif yaitu: 1) Keterampilan berpikir lancar (fluency), 2) Keterampilan berpikir luwes
(flexibility), 3) Keterampilan berpikir orisinil (originality). Selain itu, Munandar (2009) juga
mengemukakan Indikator berfikir kreatif secara rinci sebagai berikut: 1) Kelancaran, yang
meliputi: (a) Mencetuskan banyak ide, banyak jawaban, banyak penyelesaian masalah, banyak
perntanyaan dengan lancer; (b) Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai
hal; (c) Memikirkan lebih dari satu jawaban; 2) Kelenturan, yang meliputi: (a) Menghasilkan
gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi; (b) Melihat suatu masalah dari sudut
pandang yang berbeda-beda; (c) Mencari banyak alternatif atau arah yan berbeda-beda; (d)
Mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran; 3) Keaslian, yang meliputi: (a) Mampu
melahirkan ungkapan yang baru dan unik; (b) Memikirkan cara yang tidak lazim; (c) mampu
membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagianbagiannya; 4) Elaborasi meiliputi:
(a) Mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk; (b) Menambah atau
memerinci detai;-detail dari suatu objek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.

Pada penelitian sebelumnya, subjek yang digunakan dalam penelitian adalah siswa SMP kelas
IX, dengan menggunakan instrumen berupa tes kemampuan berfikir kreatif dan skala self
confidence. Bentuk tes yang digunakan dalam mengidentifikasi kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa teridiri dari 3 soal, dimana dari setiap soal tersebut mewakili satu indikator
kemampuan berpikir kreatif yaitu berpikir lancar (fluency), berpikir luwes (flexibility), dan
berpikir orisinil (originality). Sedangkan pada penilitian kali ini, kami menggunakan siswa SD
kelas 5 sebagai subjek penelitian kami, dan istrumen yang akan kami gunakan juga berupa tes
kemampuan berfikir kreatif. Dalam penelitian ini, kami hanya menggunakan 1 bentuk soal yang
digunakan untuk mengidentifikasi sejauh mana kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.
Namun, 1 soal tersebut mampu mencakup ketiga indikator kemampuan berpikir kreatif siswa
sekaligus, yaitu fluncy, flexibility, dan originality. Dalam tes soal yang kami gunakan hanya
terfokus pada satu materi saja, sehingga lebih mudah dalam menganalisa atau menilai tingkat
kreatifitas kemampuan berfikir dari masing-masing siswa.

Kemampuan berpikir kreatif sangat penting dalam pendidikan matematika, hal ini dikarenakan
berpikir kreatif dapat menyelesaikan permasalahan matematika. Akan tetapi kenyataanya dalam
proses belajar matematika diutamakan penilaian tradisional dimana nilai siswa dilihat hanya
pada jawaban yang benar. Hal ini mengakibatkan siswa lebih fokus dalam menemukan jawaban
yang benar dan tunggal yang hanya berfokus dengan buku hingga tidak memikirkan cara-cara
lain yang membuat siswa berpikir kreatif (Sumartini, 2019; Novilanti & Suripah, 2021). Hal
tersebut didukung oleh hasil Survey di lapangan Programme for International Student
Assessment (PISA) pada tahun 2018. Didapatkan bahwasannya peserta didik Indonesia masih
tergolong rendah dalam penguasaan materi terlebih kemampuan berpikir kreatif siswa dalam
menyelesaikan soal PISA (OECD, 2018).

Berdasarkan uraian di atas, maka masih perlu adanya analisis lebih lanjut mengenai kemampuan
berpikir kreatif khusunya dalam indikator fluency, flexibility, originality terhadap siswa SD
mengenai pelajaran matematika terutama dalam menyelesaikan soal pecahan. Dengan
diketahuinya deskripsi kemampuan berpikir kreatif dari setiap siswa, diharapkan guru mampu
melakukan evaluasi dalam pembelajaran kedepannya dengan mempertimbangkan kemampuan
berpikir siswa.

Anda mungkin juga menyukai