LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Hakekat matematika
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 723) disebutkan bahwa,
“Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan
2. Belajar
7
8
Seseorang yang telah belajar akan mengalami perubahan tingkah laku baik
dalam aspek pengetahuan, ketrampilan, maupun dalam sikap. Perubahan tingkah
laku dalam aspek pengetahuan yaitu dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari
bodoh menjadi pintar. Perubahan tingkah laku dalam aspek ketrampilan yaitu
tidak bisa menjadi bisa, dari tidak trampil menjadi trampil. Sedangkan perubahan
tingkah laku dalam sikap yaitu dari ragu-ragu menjadi yakin, dari tidak sopan
menjadi sopan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Purwoto (2003: 21) bahwa,
”Belajar adalah proses yang berlangsung dari keadaan tidak tahu menjadi lebih
tahu, dari tidak terampil menjadi terampil, dari belum cerdas menjadi cerdas, dari
sikap belum baik menjadi baik, dari pasif menjadi aktif,dari tidak teliti menjadi
lebih teliti dan seterusnya”.
Pengertian lain tentang belajar juga diberikan oleh ahli diantaranya adalah
pengertian menurut psikologis. Slameto (1995: 2) menyatakan bahwa, “Belajar
ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”.
Muhibbin Syah (1995: 90) menyatakan bahwa, “Belajar adalah perubahan
yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku
suatu organisme sebagai suatu pengalaman”.
Selain beberapa pendapat mengenai definisi belajar tersebut, Sumadi
Suryabrata (1995: 249) menyebutkan bahwa hal pokok dalam kegiatan yang
disebut “belajar” adalah sebagai berikut:
1) Belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioural changes,
aktual, maupun potensial ).
2) Perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru.
3) Perubahan itu terjadi karena adanya usaha (dengan sengaja).
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
suatu aktifitas yang dilakukan oleh individu yang mengakibatkan perubahan
tingkah laku yang berupa pengetahuan (aspek kognitif), sikap (aspek afektif),
ketrampilan (aspek psikomotor), pada diri individu tersebut berkat adanya
interaksi antara individu dengan individu atau dengan lingkungan. Di dalam
belajar terkandung suatu aktifitas yang dilakukan dengan segenap panca indra
9
3. Berpikir
Menurut Ngalim Purwanto (1990 : 43), “Berpikir adalah suatu keaktifan
pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan yang terarah kepada suatu
tujuan”.
Sedangkan Poespoprodjo (1989 : 4) mengemukakan bahwa, “Berpikir adalah
kegiatan akal untuk mengolah pengetahuan yang kita terima melalui panca indera,
dan ditujukan untuk mencari suatu kebenaran”.
Pendapat lain tentang berpikir juga dikemukakan Agus Sujanto (2001 :
56), “Berpikir merupakan suatu proses dialektis, artinya selama kita berpikir,
pikiran kita mengadakan tanya jawab pikiran kita untuk dapat meletakkan
hubungan-hubungan antara pengetahuan kita dengan tepat”.
Berdasarkan beberapa pengertian tentang berpikir, maka dapat
dirumuskan bahwa berpikir merupakan kegiatan menggunakan pikiran untuk
mencari makna dan pemahaman terhadap sesuatu, membuat pertimbangan dan
keputusan atau menyelesaikan masalah. Hal ini menunjukkan bahwa berpikir
adalah suatu aktifitas sehingga setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda –
beda dalam melakukan aktifitas tersebut. Oleh karena itu, setiap orang memiliki
tingkat berpikir yang berbeda – beda.
4. Berpikir Kreatif
Menurut Harris (dalam Nursaumi,2003:12) dalam artikelnya yang
menyatakan bahwa: "Kreatif dapat dipandang suatu kemampuan, sikap dan
proses. Kreatif sebagai suatu kemampuan adalah kemampuan untuk menghasilkan
ide-ide baru dengan mengkombinasikan, mengubah atau menerapkan kembali ide-
ide yang telah ada. Kreatif sebagai sikap adalah kemampuan diri untuk melihat
perubahan dan kebaruan, suatu keinginan untuk bermain dengan ide-ide dan
kemungkinan-kemungkinan, kefleksibelan pemandangan, sifat menikmati
kebaikan, sambil mencari cara-cara untuk memperbaikinya. Sedangkan kreatif
10
sebagai proses adalah suatu keinginan yang terus menerus memperbaiki ide-ide
dan solusi-solusi, dengan membuat perubahan yang bertahap dan memperbaiki
karya-karya sebelumnya". Orang kreatif menggunakan pengetahuan yang kita
semua memilikinya dan membuat lompatan untuk memungkinkan mereka
memadang segala sesuatu dengan cara-cara yang baru (Deporter dkk,2000:295).
Lebih lanjut Deporter (2000:292): "Seseorang yang kreatif selalu mempunyai rasa
ingin tahu, ingin meneoba-coba, bertualang, suka berpetualang, suka bermain-
main, serta intuitif dan setiap orang bepotensi untuk menjadi orang kreatif ini".
Menurut Munandar (1999:48) menyatakan bahwa: "Kreativitas adalah
kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia menemukan banyak
kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada
kuantitas, ketepatgunaan dan keragaman jawaban". Makin banyak kemungkinan
jawaban yang dapat diberikan terhadap suatu masalah makin kreatiflah seseorang.
Tentu saja jawaban jawaban itu harus sesuai dengan masalahnya. Jadi, tidak
semata-mata banyaknya jawaban yang dapat diberikan yang menentukan
kreativitas seseorang, tetapi juga kualitas atau mutu dari jawabannya. Terdapat
hubungan yang sangat erat antara Berpikir kreatif dan kreativitas, Ini digambarkan
sebagai proses dan hasil, berpikir kreatif adalah proses mengusahakan sesuatu /
ide ide sedangkan kreativitas merupakan hasil dari proses berpikir kreatif yang
dilakukan oleh seseorang.
Penyelesaiannya.
Diketahui : Suhu di dalam kulkas -10oC, saat lampu mati
Ditanyakan : Suhu di dalam kulkas ketika lampu menyala.
a. Misalkan suhu kulkas naik 4oC tiap 4 menit
jika lampu mati selama 20 menit maka suhu di dalam kulkas
mengalami kenaikan sebanyak 20 = 5 kali
besarnya suhu dengan kenaikan 5 kali adalah 5 x 4o C = 15 oC
Jadi suhu kulkas pada saat lampu menyala menjadi
-10oC + 15oC = 5oC
b. Misalkan suhu kulkas naik 4oC tiap 4 menit
Jika lampu mati selama 30 menit maka suhu di dalam kulkas
mengalami kenaikan sebanyak 30 = 7,5 kali
Besarnya suhu dengan kenaikan 7,5 kali adalah 7,5 x 4oC = 30oC
Jadi suhu kulkas pada saat lampu menyala menjadi
-10oC + 30oC = 20oC
Soal diatas Mengukur kefasihan dalam jawaban.
naik 3oC tiap 4 menit berikutnya dan akan berhenti naik ketika suhu kulkas
sama dengan suhu ruangan.
Jika lampu mati selama 16 menit dan suhu ruangan adalah 24 oC maka suhu di
dalam kulkas mengalami kenaikan sebanyak 4o C + 3x3oC = 130C
Maka suhu kulkas menjadi -10 oC + 13 oC = 3o C
9. Tipe Kepribadian
1. Tipe Kepribadian
Menurut Agus Sujanto dkk (2004), menyatakan bahwa kepribadian adalah
suatu totalitas psikofisis yang kompleks dari individu, sehingga nampak dalam
tingkah lakunya yang unik.
Sedangkan kepribadian menurut Kartini Kartono dan Dali Gulo dalam
Sjarkawim (2006) adalah sifat dan tingkah laku khas seseorang yang
membedakannya dengan orang lain; integrasi karakteristik dari struktur-struktur,
pola tingkah laku, minat, pendiriran, kemampuan dan potensi yang dimiliki
17
bagaimana seorang peserta didik sampai pada pemikiran tertentu. Hal ini biasanya
dilakukan dengan wawancara, dimana peserta didik diminta untuk mengatakan
apa yang sedang dipikirkannya.
Kepribadian sebenarnya adalah campuran dari hal-hal yang bersifat
psikologis, kejiwaan dan juga yang bersifat fisik. Salah satu bagian dari
kepribadian yang tampak secara fisik adalah gaya belajar siswa. Siswa yang
memiliki tipe kepribadian yang berbeda akan memiliki gaya belajar yang berbeda
pula. Dengan berdasarkan pada keempat temperamen, akan diuraikan gaya belajar
pada masing-masing tipe kepribadian menurut Keirsey dan Bates (dalam Aries
Yuwono, 2010) sebagai berikut.
a. Tipe Guardian
Tipe guardian ini menyukai kelas dengan model tradisional
beserta prosedur yang teratur. Siswa dengan tipe ini menyukai pengajar
yang dengan gamblang menjelaskan materi dan memberikan perintah secara
tepat dan nyata. Materi harus diawali pada kenyataan nyata. Sebelum
mengerjakan tugas, tipe guardian menghendaki instruksi yang mendetail,
dan apabila memungkinkan termasuk kegunaan dari tugas tersebut. Segala
pekerjaan dikerjakan secara tepat waktu. Tipe ini mempunyai ingatan yang
kuat, menyukai pengulangan dan drill dalam menerima materi, dan
penjelasan terstruktur. Meskipun tidak selalu berpartisipasi dalam kelas
diskusi, tetapi tipe ini menyukai saat tanya-jawab..
b. Tipe Artisan
Pada dasarnya tipe ini menyukai perubahan dan tidak tahan
terhadap kestabilan. Artisan selalu aktif dalam segala keadaan dan selalu
ingin menjadi perhatian dari semua orang, baik guru maupun teman-
temannya. Bentuk kelas yang disukai adalah kelas dengan banyak
demonstrasi, diskusi, presentasi, karena dengan demikian tipe ini dapat
menunjukkan kemampuannya. Artisan akan bekerja dengan keras apabila
dirangsang dengan suatu konteks. Segala sesuatunya ingin dikerjakan dan
diketahui secara cepat, bahkan sering cenderung terlalu tergesa-gesa.
Artisan akan cepat bosan, apabila pengajar tidak mempunyai teknik yang
berganti-ganti dalam mengajar.
20
c. Tipe Rational
Tipe rational menyukai penjelasan yang didasarkan pada logika.
Mereka mampu menangkap abstraksi dan materi yang memerlukan
intelektualitas yang tinggi.Setelah diberikan materi oleh guru, biasanya
rational mencari tambahan materi melalui membaca buku.Rational
menyukai guru yang dapat memberikan tugas tambahan secara individu
setelah pemberian materi.Dalam menerima materi, rational menyukai guru
yang menjelaskan selain materinya, namun juga mengapa atau dari mana
asalnya materi tersebut. Bidang yang disukai biasanya sains, matematika,
dan filsafat, meskipun tidak menutup kemungkinan akan berhasil di bidang
yang diminati. Cara belajar yang paling disukai adalah eksperimen,
penemuan melalui eksplorasi, dan pemecahan masalah yang kompleks.
Kelompok ini cenderung mengabaikan materi yang dirasa tidak perlu atau
membuang waktu, oleh karenanya, dalam setiap pemberian materi, guru
harus dapat meyakinkan kepentingan suatu materi terhadap materi yang
lain.
d. Tipe Idealis
Tipe idealis menyukai materi tentang ide dan nilai-nilai.Lebih
menyukai untuk menyelesaikan tugas secara pribadi daripada diskusi
kelompok.Dapat memandang persoalan dari berbagai perspektif. Menyukai
membaca, dan juga menyukai menulis. Oleh karena itu, idealis kurang
cocok dengan bentuk tes objektif, karena tidak dapat mengungkap
kemampuan dalam menulis. Kreativitas menjadi bagian yang sangat penting
bagi seorang idealis. Kelas besar sangat mengganggu idealis dalam belajar,
sebab lebih menyukai kelas kecil dimana setiap anggotanya mengenal satu
dengan yang lain.
penelitian ini berwujud data tertulis dan data lisan. Data tertulis diperoleh dari
hasil pengerjaan subjek penelitian terhadap instrumen penggolongan tipe
kepribadian dan instrumen lembar tugas pemecahan masalah matematika. Data
lisan diperoleh dari wawancara yang dilakukan peneliti dengan subjek penelitian.
Kemudian data dianalisis berdasarkan langkah-langkah pemecahan masalah
model Polya.
Penelitian yang dilakukan oleh Aries Yuwono memiliki kesamaan dengan
penelitian ini yakni penelitian ini meneliti proses berpikir siswa dalam
memecahkan masalah ditinjau dari tipe kepribadian menurut Keirsey. Sedangkan
perbedaannya, dalam penelitian Aries Yuwono, menelaah tentang proses berpikir
kreatif mengacu pada langkah-langkah Polya dan pada penelitian ini mengacu
pada tingkat berpikir kreatif menurut tatag.
C. Kerangka Berpikir