Anda di halaman 1dari 21

TUGAS KELOMPOK

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA METODE


DISCOVERY LEARNING
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS PADA MATA KULIAH
KEMAMPUAN BERFIKIR MATEMATIS

DISUSUN OLEH KELOMPOK : 4


1. NURMA SYAHERA : 1810205030
2. MIA SONIA OKTAVIA: 1810205036
DOSEN PENGAMPU:
ELINE YANTI PUTR NASUTION, M.Pd
JURUSAN TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KERINCI
( IAIN ) KERINCI 1441 H /2020 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang Maha Esa, atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tukag
kelompok yang berjudul “Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Pada
Metode Discovery Learning”. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas
mata pelajaran “Kemampuan Berfikir Matematis”. Penyusun berterima kasih
kepada Ibu Eline Yanti Putri Nasution, M.Pd, selaku dosen pembimbing dan kepada
semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan
makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, kritik dan saran dari pembaca yang
membangun semangat penyusun harapkan untuk kesempurnaan makalah ini sebagai
bahan pijakan di kemudian hari. Harapan penyusun, semoga makalah ini bermanfaat
dan menjadi bahan bacaan bagi kita.

Sungai Penuh, Kerinci, April 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................................i
DAFTAR ISI ..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................1
A. Latar Belakang .............................................................................................1
B. Rumusan masalah ........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan Makalah .........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................3
A. Definisi Kemampuan Pemecahan MAsalah Matematis ...........................3
B. Definisi Discovery Learning .........................................................................4
C. Strategi Pemecahan Masalah .....................................................................5
D. Langkah-langkah Pemecahan Masalah .....................................................6
E. Indikator Pemecahan Masalah ...................................................................7
Kerangka Berfikir .............................................................................................9
Jabaran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ................................10
Kisi-kisi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ................................11
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ........................................13
Alternatif Penyelesaian Tes Pemecahan Masalah Matematis ......................14
Pedoman Penskoran Tes Pemecahan Masalah Matematis ...........................16
BAB III PENUTUP ...................................................................................................17
A. Kesimpulan ...................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Asikin (2012), belajar matematika di sekolah memiliki beberapa
tujuan yaitu: (1) mengorganisasikan logika penalaran siswa dan membangun
kepribadiannya, dan (2) membuat siswa agar mampu memecahkan masalah
matematika dan mengaplikasikan matematika. Sementara itu, National Council of
Teachers of Mathematics sebagaimana dikutip oleh Effendi (2012), menetapkan
lima standar kemampuan matematis yang harus dimiliki oleh siswa, yaitu
kemampuan pemecahan masalah, kemampuan komunikasi, kemampuan koneksi,
kemampuan penalaran, dan kemampuan representasi. Menurut Posamentier dan
Stepelmen, sebagaimana dikutip oleh Dewanti (2011), NCSM (National Council
of Science Museum) menempatkan pemecahan masalah sebagai urutan pertama
dari 12 komponen esensial matematika. Ollerton, sebagaimana dikutip oleh Ellison
(2009), menyatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu
aspek penting dalam pembelajaran mandiri dan membantu berpindah dari
pengajaran yang bersifat mendidik.(Rismawan, 2014)
Pentingnya kemampuan pemecahan masalah juga diungkapkan oleh Branca,
sebagaimana dikutip oleh Effendi (2012), bahwa kemampuan pemecahan masalah
adalah jantungnya matematika. Kemampuan pemecahan masalah siswa memiliki
keterkaitan dengan tahap menyelesaikan masalah matematika. Hal ini
dimaksudkan supaya siswa lebih terampil dalam menyelesaikan masalah
matematika, yaitu terampil dalam menjalankan prosedur-prosedur dalam
menyelesaikan masalah secara cepat dan cermat seperti yang diungkapkan oleh
Hudojo, sebagaimana dikutip oleh Yuwono (2010). Menurut Saad & Ghani (2008)
tahap pemecahan masalah menurut Polya(1973) juga digunakan secara luas di
kurikulum matematika di dunia dan merupakan tahap pemecahan masalah yang
jelas.(Ahyat, 2017)

1
2

Menurut Balim (2009), model pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan


kontruktivisme yang membuat siswa lebih efektif dengan membangun
pengetahuan mereka sendiri perlu digunakan. Salah satu metode yang digunakan
adalah discovery learning. Menurut Bruner, sebagaimana dikutip oleh Effendi
(2012), belajar dengan model discovery learning dapat membantu siswa untuk
berusaha mencari pemecahan masalah dan menghasilkan pengetahuan yang benar-
benar bermakna bagi siswa. Menurut Prasad (2011), discovery learning
memberikan siswa kesempatan untuk terlibat aktif dalam proses belajar mengajar.
Selain itu juga membantu siswa untuk mencapai generalisasi matematis atau
aturan melalui pembelajaran induktif dan deduktif. Serta meningkatkan ingatan
siswa sehingga membuat pembelajaran yang abadi. Menurut Effendi (2012),
model pembelajaran discovery learning juga memberikan hasil yang lebih baik
pada kemampuan pemecahan masalah siswa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis?
2. Apa itu discovery learning?
3. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah pada metode discovery learning?
4. Bagaimana cara siswa dapat mengerjakan suatu masalah dengan kemampuan
pemecahan masalah matematis?
C. Tujuan
1. Mengetahui pemecahan masalah matematis
2. Mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis pada metode discovery
learning
3. Mentukan cara supaya siswa dapatmenyelesaikan suatu masalah dengan
menggunakan kemampuan pemecahan masalah matematis
3

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Setiap persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat
sepenuhnya dikatakan masalah. Munandir, sebagaimana dikutip oleh Herlambang
(2008), mengemukakan bahwa suatu masalah dapat diartikan sebagai suatu situasi,
di mana seseorang diminta menyelesaikan persoalan yang belum pernah
dikerjakan, dan belum memahami pemecahannya. secara langsung apa yang harus
dikerjakan untuk menyelesaikannya. Menurut Mason dan Davis, sebagaimana
dikutip oleh Zevenbergen et al. (2004), masalah adalah sesuatu yang masuk ke
dalam pikiran siswa sehingga mereka menjadi termotivasi dan tertantang dengan
tugas atau pertanyaan. Sedangkan Kantowski dalam Saad & Ghani (2008)
mengemukakan masalah terjadi ketika siswa menghadapi pertanyaan matematika
yang sulit, yang mereka tidak mampu menjawab dalam waktu singkat atau tidak
mampu menyelesaikannya pada saat itu karena kurangnya informasi.
Menurut Robert L. Solso dalam Ratnasari (2014), pemecahan masalah
adalah suatu pemikiran yang terarah secara langsung untuk menemukan solusi atau
jalan keluar untuk suatu masalah yang spesifik. Sedangkan Siwono (2008)
berpendapat bahwa pemecahan masalah adalah suatu proses atau upaya individu
untuk merespon atau mengatasi halangan atau kendala ketika suatu jawaban atau
metode jawaban belum tampak jelas. Pemecahan masalah diakui oleh Anderson
(2009) sebagai keterampilan hidup yang penting yang melibatkan berbagai proses
termasuk menganalisis, menafsirkan, penalaran, memprediksi, mengevaluasi dan
merefleksikan. Matlin (1994) menyatakan bahwa pemecahan masalah dibutuhkan
bilamana kita ingin mencapai tujuan tertentu tetapi cara penyelesaiannya tidak
jelas.(Setiawan & Harta, 2014)
Kesumawati (Chotimah, 2014) menyatakan kemampuan pemecahan masalah
matematis adalah kemampuan megidentifikasi unsur-unsur yang diketahui,
ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan, mampu membuat atau
4

menyusun model matematika, dapat memilih dan mengembangkan strategi


pemecahan, mampu menjelaskan dan memeriksa kebenaran jawaban yang
diperoleh.
Dengan demikian pemecahan masalah matematis adalah proses berpikir
individu secara terarah untuk menentukan apa yang harus dilakukan dalam
mengatasi suatu masalah. Kemampuan pemecahan masalah menjadi hal penting
yang harus dipelajari oleh siswa. Pemecahan masalah juga sangat penting dalam
tujuan pendidikan matematika disebabkan karena dalam kehidupan sehari-hari
manusia memang tidak pernah dapat lepas dari masalah. Aktivitas memecahkan
masalah dapat dianggap suatu aktivitas dasar manusia. Masalah harus dicari jalan
keluarnya oleh manusia itu sendiri, jika tidak mau dikalahkan oleh kehidupan.
B. Definisi Discovery Learning
Menurut Bruner, sebagaimana dikuti oleh Balim (2009), mengajari siswa
dengan dugaan penemuan, berpikir kritis, menanya, dan pemecahan masalah
adalah salah satu prinsip pembelajaran science dan tekonologi. Dasar dari
pembelajaran science adalah memahami bahwa fenomena alami dan sifat alam
memerlukan penyelidikan dan penemuan. Penyelidikan dalam science terdiri
daripercobaan dan penyelidikan fenomena alami dengan discovery learning.
Menurut Prasad (2011), discovery learning terjadi sebagai akibat dari proses
manipulasi, strukturisasi, dan transformasi informasi oleh siswa sehingga mereka
dapat memperoleh informasi baru. Dalam discovery learning, siswa membuat
perkiraan, memformulasikan hipotesis, atau menemukan kebenaran matematika
dengan menggunakan proses deduktif maupun induktif, pengamatan, serta
ekstrapolasi. Sedangkan Bell, sebagaimana dikutip oleh Prasad (2011),
mengungkapkan bahwa hal yang paling penting dalam menemukan informasi baru
adalah bahwa penemu harus terlibat aktif dalam memformulasikan dan mencapai
informasi baru.
Discovery learning adalah suatu model belajar dimana siswa diharapkan agar
mengorganisir sendiri materi pelajaran yang diberikan. Pada pembelajaran dengan
5

model ini, guru harus memberikan kesempatan murid untuk menjadi seorang
problem solver. Bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi siswa
dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi,
membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan,
mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan. Pada
pembelajaran discovery learning sintaks pembelajaran meliputi: (1) stimulasi, (2)
pernyataan masalah, (3) pengumpulan data, (4) pengolahan data, (5) verifikasi, dan
(6) generalisasi.(I made Putrayasa, Syahruddin, 2014)
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa discovery
learning adalah model pembelajaran dimana siswa berperan aktif dalam
menemukan, memahami, dan merumuskan informasi-informasi yang terkait
dengan materi pembelajaran melalui berbagai proses yang memudahkannya agar
terbentuk pengetahuan yang baru.
C. Strategi Pemecahan Masalah
Menurut Suherman et al. (2003) salah satu cara untuk mengembangkan
kemampuan anak dalam pemecahan masalah adalah melalui penyediaan
pengalaman pemecahan masalah yang memerlukan strategi berbedabeda dari satu
masalah ke masalah lainnya. Beberapa strategi pemecahan masalah, yakni: (1) act
it out, (2) membuat gambar atau diagram, (3) menemukan pola, (4) membuat tabel,
(5) memperhatikan semua kemungkinan secara sistematika, (6) tebak dan periksa
(guess and check), (7) strategi kerja mundur, (8) menentukan apa yang diketahui,
apa yang ditanyakan, dan informasi yang diperlukan, (9) menggunakan kalimat
terbuka, (10) menyelesaikan masalah yang mirip atau yang lebih mudah, (11)
mengubah sudut pandang.(Dwi et al., 2013)
D. Langkah-langkah Pemecahan Masalah
Ide tentang langkah-langkah pemecahan masalah dirumuskan oleh beberapa
ahli, salah satunya yaitu menurut Polya (1973), ada empat langkah yang harus
dilakukan untuk memecahkan suatu masalah. Keempat langkah tersebut adalah
sebagai berikut.(Nurdin Muhamad, 2013)
6

1. Understanding the problem (memahami masalah), langkah ini meliputi:


a. Apakah yang tidak diketahui, keterangan apa yang diberikan, atau
b. bagaimana keterangan soal.
c. Apakah keterangan yang diberikan cukup untuk mencari apa yang
d. ditanyakan.
e. Apakah keterangan tersebut tidak cukup, atau keterangan itu berlebihan.
f. Buatlah gambar atau tulisan notasi yang sesuai.
2. Devising a plan (merencanakan penyelesaian), langkah-langkah ini meliputi:
a. Pernahkah anda menemukan soal seperti ini sebelumnya, pernahkah ada
b. soal yang serupa dalam bentuk lain.
c. Rumus mana yang akan digunakan dalam masalah ini.
d. Perhatikan apa yang ditanyakan.
e. Dapatkah hasil dan metode yang lalu digunakan disini.
3. Carrying out the plan (melaksanakan rencana penyelesaian), langkah ini
menekankan ada pelaksanaan rencana penyelesaian yakni meliputi:
a. Memeriksa setiap langkah apakah sudah benar atau belum.
b. Bagaimana membuktikan bahwa langkah yang dipilih sudah benar.
c. Melaksanakan perhitungan sesuai dengan rencana yang dibuat.
4. Looking back (memeriksa kembali proses dan hasil) bagian terakhir dari
Langkah Polya yang menekankan pada bagaimana cara memeriksa kebenaran
jawaban yang diperoleh, langkah ini terdiri dari:
a. Memeriksa kembali perhitungan yang telah dikerjakan.
b. Dapatkah jawaban itu dicari dengan cara lain.
c. Perlukah menyusun strategi baru yang lebih baik.
E. Indicator pemecahan masalah
Menurut Kesumawati (Chotimah, 2014) indikator kemampuan pemecahan
masalah matematis adalah sebagai berikut:
7

1. Menunjukkan pemahaman masalah, meliputi kemampuan mengidentifikasi


unsur-unsur yang diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur yang
diperlukan.
2. Mampu membuat atau menyusun model matematika, meliputi kemampuan
merumuskan masalah situasi sehari-hari dalam matematika.
3. Memilih dan mengembangkan strategi pemecahan masalah, meliputi
kemampuan memunculkan berbagai kemungkinan atau alternatif cara
penyelesaian rumus-rumus atau pengetahuan mana yang dapat digunakan
dalam pemecahan masalah tersebut.
4. Mampu menjelaskan dan memeriksa kebenaran jawaban yang diperoleh,
meliputi kemampuan mengidentifikasi kesalahan-kesalahan perhitungan,
kesalahan penggunaan rumus, memeriksa kecocokan antara yang telah
ditemukan dengan apa yang ditanyakan, dan dapat menjelaskan kebenaran
jawaban tersebut.644-1343-1-PB
Indikator dari tahap pemecahan masalah menurut Polya(1973) yang akan
diteliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut.(Hadi & Radiyatul, 2014)
1. Memahami masalah (understand the problem), meliputi:
a. mengetahui apa saja yang diketahui dan ditanyakan pada masalah dan
b. menjelaskan masalah sesuai dengan kalimat sendiri.
2. Merencanakan penyelesaian (devise a plan), meliputi:
a. menyederhanakan masalah,
b.mampu membuat eksperimen dan simulasi,
c. mampu mencari sub-tujuan (hal-hal yang perlu dicari sebelum
menyelesaikan masalah),
d.mengurutkan informasi.
3. Menyelesaikan masalah (carry out the plan), meliputi:
a. mengartikan masalah yang diberikan dalam bentuk kalimat matematika, dan
b. melaksanakan strategi selama proses dan penghitungan berlangsung.
8

4. Melihat kembali (looking back), meliputi:


a. mengecek semua informasi dan penghitungan yang terlibat,
b.mempertimbangkan apakah solusinya logis,
c.melihat alternatif penyelesaian yang lain,
d.membaca pertanyaan kembali,
e.bertanya kepada diri sendiri apakah pertanyaan sudah terjawab.
9

KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIKA

Kemampuan pemecahan Gaya belajar siswa yang


masalah sebagian besar berbeda menyebabkan
kemampuan pemecahan
masalah yang berbeda

Analisis kemampuan
pemecahan masalah siswa Analisis tipe gaya belajar siswa
dalam pembelajaran
converger
Memahami Masalah
diverger
Membuat rencana

Melaksanakan Rencana accommodator

Melihat Kembali assimilator

Analisis kemampuan pemecahan masalah pembelajaran


Discovery learning berdasarkan gaya belajar siswa

Deskripsi kemampuan pemecahan masalah siswa unutk


tiap gaya belajar

Kerangka Berfikir
10

Tabel 1.1
JABARAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS
No Indikator Tujuan Ciri-ciri
1 Memahami Siswa dapat menentukan apa yang  Mencari atau menentukan apa yang diketahuidan apa
masalah diketahui, ditanya dan menyelesaikan yang ditanya pada suatu masalah
sesuai dengan pemahaman dalam  Menyelesaikan masalah sesuai dengan pemahaman
permasalahan soal yang berkaitan dengan sendiri
Himpunan.
2 Merencanakan Siswa dapat mempermudah jalan atau cara  Mempermudah jalan atau cara dalam suatu masalah
penyelesaian penyelesaian, membuat uji coba, dan  Dapat membuat uji coba pada suatu masalah
mencari jalan keluar masalah dengan  Dapat mencari jalan keluar dalam masalah sebelum
mengurutkan data-data yang terkait dalam menyelesaikannya
suatu masalah.  Mengurutkan data-data yang terkait dalam masalah
3 Menyelesaikan Siswa dapat mengartikan masalah dengan  menterjemah masalah yang dicantumkan dalam bentuk
masalah cara merubah dalam bentuk matematika kalimat matematika
dalam proses penyelesaian masalah.  Melaksanakan metode dalam proses penyelesaian
berlangsung
4 Memeriksa Siswa dapat mengoreksi informasi,  Mengoreksi seluruh informasi dan perhitungan yang
kembali perhitungan yang terlibat, terlibat
mempertimbangkan solusi secara logis,  Mempertimbangkan apakah solusi tersebut masuk akal
melihat proses penyelesaian yang lain dan  Melihat proses penyelesaian yang lain
mengoreksi kembali apa yang telah  Mengoreksi kembali apa yang telah diselesaikan
diselesaikan supaya dapat menentukan  Menyakan kepada diri sendiri apakah sudan
apakah telah selesai dijawab dengan baik diselesaikan semua permasalahan
apa belum.
11

Tabel 1.2
KISI-KISI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS
Sekolah :
Kelas :
Mata Pelajaran : Matematika
Semester :
Standar Kompetensi :
KOMPETENSI MATERI INDIKATOR INDIKATOR PERTANYAAN
DASAR PELAJARAN UMUM
3.4 menjelaskan Himpunan  Memahami masalah  Memahami Dalam sebuah kelas terdapat 48 siswa.
dan menyatakan  Menyatakan (understand the masalah Terdapat siswa yang gemar Matematika 35
himpunan, himpunan problem), (understand the siswa, yang gemar fisika 40 siswa, dan
himpunan bagian,  Himpunan  Merencanakan problem), yang gemar kedua-duanya 30 siswa.
himpunan kosong, bagian, penyelesaian (devise  Merencanakan a. Buatlah diagram Venn berdasarkan
himpunan semesta, kosong, a plan), penyelesaian keterangan diatas.
komplemen semesta  Menyelesaikan (devise a plan), Bagaimana cara mencari banyak siswa
himpunan,  Hubungan masalah (carry out  Menyelesaikan yang tidak gemar Matematika maupun
menggunakan antara the plan), masalah (carry Fisika dan berapa jumlahnya?
masalah himpunan  Memeriksa kembali out the plan),
kontekstual  Operasi pada (looking back)
3.5 menjelaskan himpunan  Memahami masalah  Memahami Dari 30 siswa terdapat 25 gemar membaca,
dan melakukan  Komplemen (understand the masalah 20 siswa gemar menyanyi, dan 4 siswa tidak
operasi biner pada himpunan problem), (understand the gemar membaca maupun menyanyi.
himpunan  Merencanakan problem), a. Buatlah diagram Venn berdasarkan
mengunakan penyelesaian (devise  Merencanakan keterangan diatas.
masalah a plan), penyelesaian b. Bagaimana cara mencari anak yang
12

konstektual  Menyelesaikan (devise a plan), gemar kedua-duanya dan berapakah


4.4 menyelesaikan masalah (carry out  Menyelesaikan jumlahnya?
masalah the plan), masalah (carry c. Berapakah siswa yang hanya gemar
kontekstual yang  Memeriksa kembali out the plan), membaca?
berkaitan dengan (looking back)  Memeriksa d. Berapakah siswa yang hanya gemar
himpunan, kembali menyanyi?
himpunan bagian, (looking back)
himpunan semesta,  Memahami masalah  Memahami Pada sebuah agen Koran dan majalah
himpunan kosong, (understand the masalah terdapat 30 orang berlangganan Koran dan
komplemen problem), (understand the majalah, 40 orang berlangganan Koran, dan
himpunan  Merencanakan problem), 15 orang hanya berlangganan majalah.
4.5 menyelesaikan penyelesaian (devise  Merencanakan a. Buatlah diagram Venn berdasarkan
masalah a plan), penyelesaian keterangan diatas.
konstektual yang  Menyelesaikan (devise a plan), b. Bagaimana cara mencari banyak
berkaitan dengan masalah (carry out  Menyelesaikan pelanggan seluruhnya dan berapakah
operasi biner pada the plan), masalah (carry jumlahnya?
himpunan  Memeriksa kembali out the plan),
(looking back)
13

TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS


WAKTU: 80 MENIT

Petunjuk Pengerjaan Soal:


1. Selesaikan terlebih dahulu soal yang kamu anggap paling mudah.
2. Setiap soal mengandung banyak metode penyelesaian sehingga banyak pula
jawabannya.
3. Soal ini mengukur kreativitas kamu, untuk itu kerjakan sendiri tanpa bantuan
teman.

Pertanyaan:
1. Dalam sebuah kelas terdapat 48 siswa. Terdapat siswa yang gemar Matematika
35 siswa, yang gemar fisika 40 siswa, dan yang gemar kedua-duanya 30 siswa.
a. Buatlah diagram Venn berdasarkan keterangan diatas.
b. Bagaimana cara mencari banyak siswa yang tidak gemar Matematika maupun
Fisika dan berapa jumlahnya?
2. Dari 30 siswa terdapat 25 gemar membaca, 20 siswa gemar menyanyi, dan 4
siswa tidak gemar membaca maupun menyanyi.
a. Buatlah diagram Venn berdasarkan keterangan diatas.
b. Bagaimana cara mencari anak yang gemar kedua-duanya dan berapakah
jumlahnya?
c. Berapakah siswa yang hanya gemar membaca?
d. Berapakah siswa yang hanya gemar menyanyi?
3. Pada sebuah agen Koran dan majalah terdapat 30 orang berlangganan Koran dan
majalah, 40 orang berlangganan Koran, dan 15 orang hanya berlangganan
majalah.
a. Buatlah diagram Venn berdasarkan keterangan diatas.
b. Bagaimana cara mencari banyak pelanggan seluruhnya dan berapakah
jumlahnya?
GOOD LUCK
14

ALTERNATIF PENYELESAIAN TES PEMECAHAN MASALAH


MATEMATIS
1. a. Diagram Venn
mencari x (siswa tidak gemar matematika maupun fisika) adalah
( )
b. ( )
( )

Karena x mewakili siswa yang tidak gemar matematika maupun fisika, jadi
banyaknya siswa yang tidak gemar matematika maupun fisika adalah 3 siswa.
2. a. Diagram Venn
Mencari BN siswa (siswa gemar membaca dan menyanyi) adalah
( )
b. ( )
( )

Jadi, banyaknya siswa yang gemar membaca dan menyanyi adalah 19. Karena
, maka;

Jadi, banyaknya siswa yang hanya gemar membaca adalah 6 siswa, dan yang
hanya gemar menyanyi adalah 1 siswa.
c. Jadi, banyak siswa yang gemar membaca adalah 6 siswa
d. Banyak siswa yang gemar menyanyi saja adalah 1 siswa.
3. a. Diagram Venn
Mencari S (seluruh pelanggan) adalah
15

b. Untuk mencari seluruh pelanggan dapat dilakukan dengan:

Jadi, seluruh pelanggan sebuah agen Koran dan majalah adalah 55 pelanggan.
16

Tabel 1.3
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Aspek yang dinilai skor Keterangan
Memahami masalah 0 Tidak menyebutkan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan
1 Menyebutkan apa yang diketahui tanpa menyebutkan apa yang ditanya atau sebaliknya
2 Menyebutkan apa yang diketahui dan apa yang ditanya tapi kurang tepat
3 Menyebutkan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan secara tepat
Merencanakan 0 Tidak merencanakan penyelesaianmasalah sama sekali
masalah 1 Merencanakan penyelesaian dengan mmembuat gambar berdasarkan masalah tetapi gambar kurang
tepat
2 Merencanakan penyelesaian dengan membuat gambar berdasarkan masalah secara tepat
Melaksanakan 0 Tidak ada jawaban sama sekali
rencana 1 Melaksanakan rencana dengan menuliskan jawaban tetapi jawaban salah atau hanya sebagian kecil
jawaban benar
2 Melaksanakan rencana dengan menuliskan jawaban setengah atau sebagian besar jawaban benar
3 Melaksanakan rencana dengan menuliskan jawaban dengan lengkap dan benar
Menafsirkan hasil 0 Tidak ada menuliskan kesimpulan
yang diperoleh 1 Menafsirkan hasil yang diperoleh degan kesimpulan tetapi kurang tepat
2 Menafsirkan hasil yang diperoleh dengan membuat kesimpulan secara tepat
BAB III

PENUTUP

Pada kemampuan pemecahan masalah matematis terdapat empat langkah


didalam memecahkan suatu masalah pertama mengerti terhadap masalah, kedua
buatlah rencana untuk menyelesaikan masalah, ketiga cobalah atau jalankan rencana
tersebut, dan yang ke empat lihatlah kembali hasil yang telah diperoleh secara
keseluruhan. Dalam proses pembelajaran, kita selalu melihat guru kurang
memberikan langkah-langkah pemecahan masalah yang sesuai dan sistematis dari
penyelesaian suatu soal atau masalah. Sehingga siswa hanya menyelesaikan soal yang
sesuai dengan pemahaman mereka tanpa menggunakan langkah-langkah penyelesaian
yang rumit.

Problem Based Learning memiliki ciri-ciri seperti pembelajaran dimulai


dengan pemberian masalah, masalah memiliki konteks dengan dunia nyata, siswa
secara berkelompok aktif merumuskan masalah dan mengidentifikasi kesenjangan
pengetahuan mereka, mempelajari dan mencari sendiri materi yang terkait dengan
sudah ditentukan. masalah dan melaporkan solusi dari masalah. Sementara pendidik
lebih banyak memfasilitasi. Dengan demikian dalam Problem Based Learning guru
tidak menyajikan konsep matematika yang sudah jadi, namun melalui kegiatan
pemecahan masalah siswa dibawa ke arah menemukan konsep sendiri.

17
18

DAFTAR PUSTAKA

Ahyat, N. (2017). Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. EDUSIANA:


Jurnal Manajemen Dan Pendidikan Islam.
https://doi.org/10.30957/edusiana.v4i1.5
Dwi, I. M., Arif, H., & Sentot, K. (2013). Pengaruh Strategi Problem Based Learning.
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia (Indonesian Journal of Physics Education).
https://doi.org/ISSN : 16931246
Hadi, S., & Radiyatul, R. (2014). Metode Pemecahan Masalah Menurut Polya untuk
Mengembangkan Kemampuan Siswa dalam Pemecahan Masalah Matematis di
Sekolah Menengah Pertama. EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika.
https://doi.org/10.20527/edumat.v2i1.603
I made Putrayasa, Syahruddin, M. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Discovery
Learning Dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa. Jurnal Mimbar
PGSD Universitas Pendidikan Ganesha. https://doi.org/10.1093/brain/awt103
Nurdin Muhamad. (2013). Pengaruh Metode Discovery Learning untuk
Meningkatkan Representasi Matematis dan Percaya Diri Siswa. Jurnal
Pendidikan Universitas Garut.
Rismawan, R. (2014). Penggunaan Metode Problem Solving Untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Gambar Teknik Di Smk N 3 Yogyakarta.
Universitas Negeri Yogyakarta.
Setiawan, R. H., & Harta, I. (2014). PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED
DAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN
PEMECAHAN MASALAH DAN SIKAP SISWA TERHADAP
MATEMATIKA. Jurnal Riset Pendidikan Matematika.
https://doi.org/10.21831/jrpm.v1i2.2679

Anda mungkin juga menyukai