Anda di halaman 1dari 20

Tugas Kuliah: Makalah Presentasi

PENDEKATAN PROBLEM SOLVING

Oleh:

Alya Fadhila NIM. 220205009


Bazila Chanesia Acmad Dany NIM. 220205004
Mauliza Safrina NIM. 220205075
Reyna Syakira NIM. 220205010

Dosen Pembimbing:
Dr. H. Nuralam,M.Pd

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FALKUTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI AR-RANIRY
DARUSSALAM – BANDA ACEH
TAHUN 2024

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim

Alhamdulillah, puji dan syukur Kami panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. Berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, makalah yang berjudul “PENDEKATAN
PROBLEM SOLVING” ini dapat terselesaikan dengan baik. Kami berharap
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.

Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT.
Oleh karena itu, kami memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan
makalah kami selanjutnya.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan pada
makalah ini, kami mohon maaf. Kami menerima kritik dan saran seluas-luasnya
dari pembaca agar bisa membuat makalah yang lebih baik pada kesempatan
berikutnya.

Banda Aceh, 20 Februari 2024

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... 2

DAFTAR ISI.................................................................................................. 3

BAB I : PENDAHULUAN............................................................................4

A. Latar Belakang Masalah.....................................................................4


B. Rumus Masalah..................................................................................4
C. Tujuan................................................................................................ 5

BAB II : PEMBAHASAN............................................................................. 6

A. Teori Belajar yang Mendasari Problem Solving.............................. 6


B. Konsep Dasar Pendekatan Problem Solving....................................7
C. Karakteristik dan Prinsip Pendekatan Problem Solving...................9
D. Tahapan Pembelajaran Pendekatan Problem Solving......................11
E. Aplikasi Pendekatan Problem Solving Dalam Pembelajaran
Matematika.......................................................................................15

BAB III : PENUTUP......................................................................................18

A. Kesimpulan...................................................................................... 18

B. Saran.................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................20

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam kehidupan manusia baik secara berkelompok maupun
individu tidak pernah lepas dari masalah dalam menjalani kehidupan, baik
masalah ekonomi, masalah dalam keluarga, masalah dalam pendidikan
atau masalah dalam masyarakat dan masalah lainnya. Berbagai masalah
yang terjadi dalam seluruh aspek kehidupan manusia itu terjadi karena
beberapa faktor. Masalah bisa berkenaan dengan perkembangan,
perbedaan individu, kebutuhan individu dll. Suatu kejadian atau peristiwa
bisa dikatakan masalah, jika orang yang mengalaminya itu
menganggapnya itu sebagai suatu masalah yang harus diselesaikan dan
tidak jarang banyak orang beranggapan bahwa yang namanya masalah
harus dihindari.
Matematika berperan sangat penting di dunia ini. Peranan ini dapat
dilihat pada berbagai sektor kehidupan manusia, seperti komputasi,
transportasi, komunikasi, ekonomi/perdagangan dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Matematika sudah diperkenalkan oleh ilmuan-
ilmuan terdahulu dan terus-menerus berkembang pesat sejalan dengan
perkembangan jaman hingga saat ini. Keberhasilan dan kemajuan
teknologi yang mengubah dunia semakin canggih pun tidak lepas dari
peranan matematika. Salah satu solisi yang ditawarkan untuk
menyelesaikan masalah yang terjadi adalah dengan mengenalkan kepada
siswa, sedini mungkin tentang pemecahan masalah matematika dalam
bingkai pemecahan masalah. Berdasarkan uraian permasalahan tersebut,
maka bertujuan untuk mengetahu pengaruh pendekatan penerapan
problem solving.

4
B. Rumus Masalah
1. Apa teori belajar yang mendasari pendekatan problem solving?
2. Jelaskan konsep dasar dari pendekatan problem solving?
3. Bagaimana karakteristik dan prinsip dari pendekatan problem
solving?
4. Bagaimana tahap pembelajaran problem solving?
5. Bagaimana aplikasi pendekatan problem solving dalam
pembelajaran matematika?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui teori belajar yang mendasari.
2. Untuk mengetahui konsep dasar dari pendekatan problem solving.
3. Untuk mengetahui karakteristik dan prinsip dari pendekatan
problem solving.
4. Untuk mengetahui tahap-tahap pembelajaran problem solving.
5. Untuk mengaplikasi pendekatan problem solving dalam
pembelajaran matematika.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Belajar yang Mendasari Problem Solving


Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan penalaran
matematika adalah dengan menggunakan pendekatan problem solving
yaitu suatu cara menyajikan pelajaran dengan mendorong peserta didik
untuk mencari atau memecahkan suatu masalah/persoalan dalam rangka
pencapaian tujuan pengajaran. Dengan menggunakan pendekatan ini,
mahasiswa akan lebih bertanggung jawab dan terlihat secara langsung
dalam pemecahan masalah dengan merumuskan dan memecahkan masalah
mereka sendiri, atau dengan menulis kembali masalah dalam kata-kata
sendiri guna memudahkan pemahaman (Ririn Dwi Agustin, 2016).
Pemecahan masalah pada dasarnya adalah proses yang ditempuh
oleh seseorang untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya sampai
masalah itu tidak lagi menjadi masalah baginya. Sementara Polya
mengartikan pemecahan masalah sebagai satu usaha mencari jalan keluar
dari satu kesulitan guna mencapai satu tujuan yang tidak begitu mudah
segera untuk dicapai, sedangkan menurut Utari mengatakan bahwa
pemecahan masalah dapat berupa menciptakan ide baru, menemukan
teknik atau produk baru. Jadi, kegiatan memecahkan masalah harus
dilakukan sedemikian rupa dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran dan mengerahkan kemampuan-kemampuan matematis yang
dimiliki siswa sehingga masalah yang ada dapat menjadi pemahaman yang
baru dan menyatu dengan pemahaman yang sudah didapat sebelumnya
dan memunculkan kesimpulan baru dalam memahami konsep matematika
(Puji Syafitri Rahmawati, 2015).

6
B. Konsep Dasar Pendekatan Problem Solving
Problem solving adalah belajar memecahkan masalah. Pada tingkat
ini peserta didik belajar merumuskan memecahkan masalah, memberikan
respons terhadap rangsangan yang menggambarkan atau membangkitkan
situasi problematik, yang menggunakan berbagai kaidah yang telah
dikuasainya (Ririn Dwi Agustin, 2016).
Sebagian besar ahli mengatakan bahwa masalah merupakan hal
yang harus dijawab atau direspon. Masalah atau problem menurut Hayes
merupakan kesenjangan antara keadaan sekarang dengan tujuan yang ingin
dicapai, sementara kita tidak mengetahui apa yang harus dikerjakan untuk
mencapai tujuan tersebut. Kemudian Krulik dan Jesse Rudnick
menyatakan bahwa “problem is a situation, quantitative or otherwise, that
confronts an individual or group of individuals, that requires resolution,
and for which the individual sees no apparent or obvious means or path to
obtaining a solution”. Artinya, masalah merupakan situasi, kuantitatif atau
sebaliknya, yang dihadapi oleh individu atau sekelompok individu, yang
memerlukan pemecahan, dan yang mana individu melihat maksud yang
tidak nyata atau jelas atau jalur untuk memperoleh solusi. Jadi, masalah
merupakan situasi yang membingungkan atau sulir yang menghendaki
untuk dikerjakan atau memerlukan pemecahan masalah (Puji Syafitri
Rahmawati, 2015).
Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis
pendekatan, yaitu pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa
(student centered approach) dan pendekatan pembelajaran yang beorientasi
atau berpusat pada guru (teacher centered approach). Pendekatan
pemecahan masalah (problem solving approach) dalam dunia pendidikan
dikenal pertama kali oleh Jhon Dewey. Menurut John Dewey dalam
Rohmah (2011 : 8) “masalah adalah suatu yang diragukan atau sesuatu
yang belum pasti”. Teori ini timbul karena kurikulum pembelajaran dibuat
sedemikian rupa yang tujuan sebenarnya adalah untuk memecahkan

7
masalah yang ada dan berkaitan dengan “keperluan serta interest” yang
berkembang pada suatu waktu tertentu (Ririn Dwi Agustin, 2016).
Dalam pembelajaran matematika problem solving merupakan
komponen yang penting dalam memecahkan masalah. Secara umum
pemecahan masalah merupakan proses menerapkan pengetahuan
(knowledge) yang telah diperoleh siswa sebelumnya ke dalam situasi yang
baru.
Pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan
problem solving adalah pendekatan yang bersifat umum yang
mengutamakan proses dari pada hasil. Proses merupakan factor utama
dalam pembelajaran pemecahana masalah yang dimaksudkan dalam
proses disini adalah ketika dalam pembelajaran matematika siswa mampu
menirukan kembali atau penemuan kembali. Artinya prosedur atau aturan
yang harus dipelajari tidaklah disediakan dan diajarkan oleh guru dan
siswa siap menampungnya, akan tetapi siswa harus berusaha
menemukanya Dengan pemecahan masalah matematika siswa melakukan
kegiatan yang dapat mendorong berkembangnya pemahaman dan
penghayatan siswa terhadap prinsip, nilai dan proses matematika, sehingga
hal ini akan membuka untuk berkembangnya nalar, berfikir kritis, logis,
dan sistematis serta kreatif.
Oleh karena itu melalui pendekatan problem solving ini dapat
mengembangkan proses berfikir tinggi seperti proses visualisasi, asosiasi,
abstraksi, dan manipulasi, penalaran, analisis atau sintesis, dan generalisasi
yang masing-masing terkoordinasi. Kemampuan berfikir yang telah
diterima anak dapat digunakan dalam proses pemecahan masalah
matematis dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut
beberapa ahli pendekatan problem solving dalam pembelajaran
matematika merupakan suatu metode berfikir untuk mendorong siswa
supaya menemukan dan menggunakan pikiranya secara sadar untuk
memecahkan suatu masalah. (Syafaatus Sholihah, 2021).

8
C. Karakteristik dan Prinsip Pendekatan Problem Solving
Dalam metode problem solving terdapat beberapa prinsip yaitu:
1. Keberhasilan dalam memecahkan masalah dapat jika diarahkan ke
masalah yang ia mampu memecahkannya.
2. Dalam memecahkan masalah, pakailah data/keterangan yang ada.
3. Titik tolak pemecahan masalah ialah mencari kemungkinan-
kemungkinan jalan keluar
4. Menyadari masalah harus didahulukan dari usaha memecahkan
masalah.
5. Proses menciptakan ide-ide baru hendaknya dipisahkan dari proses
evaluasi ide; sebab yang akhir ini menghambat yang pertama.
6. Situasi-situasi pilihan, hendaknya dijadikan situasi masalah. Situasi
masalah ditandai dengan adanya hambatan.
7. Situasi masalah kadang perlu diubah menjadi situasi pilihan dan
justru situasi masalah adalah menghilangkan hambatan.

Ada beberapa karakteristik dari problem solving adalah sebagai berikut:


1. Adanya interaksi yang baik antara konselor dan konseli dalam
menyelesaikan suatu permasalahan.
2. Konselor mampu menyediakan informasi yang cukup mengenai
masalah, dan konseli mengklarifikasi, menginterpretasi, dan
mencoba konstruksi penyelesaiannya
3. Pendekatan problem solving membuat konseli mandiri untuk
melakukan penalaran terhadap masalah yang ada.
4. Adanya dialog antara konselor dan konseli dalam menyelesaikan
masalah.(Henri Sirangki, 2021)

Siswa yang memiliki kemampuan berpikir secara aktif ia cenderung


aktif pada saat pembelajaran, hal ini karena siswa memiliki berbagai ide
konsep untuk menentukan dalam memecahkan permasalahn. Sebagaimana

9
menurut Santrock karakteristik siswa yang proses intelektualnya
berpikirnya aktif dalam adalah,
a) konsentrasi penuh ketika mendengarkan,
b) merangkai dan merumuskan pertanyaan yang belum dipahami,
c) mengembangkan cara pikirnya sendiri,
d) mengobservasi terhadap hal yang sama dan beda,
e) menarik kesimpulan secara induktif, dan
f) mencari perbedaan pada setiap kesimpulan yang dibuatnya.

Sementara itu, Glaser mengemukakan pokok utama berpikir aktif


dalam pendekatan problem solving:
a) memahami pokok permasalahan,
b) mempunyai cara atau metode dalam menyelesaikan. permasalahan,
c) menggunakan berbagai informasi ketika dibutuhkan;
d) mengetahui pendapat,
e) memahami bahasa yang digunakan dengan baik dan jelas,
f) menelaah informasi,
g) memberi penliaian terhadap fakta dan menilai kembali berbagai
pernyataan,
h) mengetahui hubungan antar masalah,
i) menyusun berbagai kesimpulan;
j) menguji terhadap berbagai kesimpulan dan kesamaan dari orang
lain;
k) mengkonstruksikan ulang pola yang duyakınınya secara luas, dan
l) menilai dengan baik berdasarkan kualitas pada kehidupannya
sendiri.

Sementara itu karakteristik berpikir melalui pendekatan problem


solving yang muncul pada siswa diantaranya:
1. Memahami pertanyaan yang muncul serta permasalahannya secara
tepat dan akurat

10
2. Menemukan ide gagasan yang sesuai dan akurat dalam
menyelesaikan tugas
3. Memiliki berbagai informasi yang berhubungan dengan
permasalahan kemudian mengevaluasinya
4. Memilih dan memutuskan simpulan yang didukung dengan bukti
yang jelas
5. Bersikap terbuka dengan orang lain ketika diberi masukan sambil
memikirkan kesalahan. Sementara Thyer juga memberikan
karakteristik siswa berpikir secara aktif dalam pendekatan problem
solving. selalu bertanya ketika belum faham, bersikap berempati,
jujur, mengaanalisis dan objektif terhadap permasalahan
6. Mampu mengatasi diri ketika kebingungan yang menimpa
sehingga dapat mengkomparasikan berbagai konsep
7. Memberikan informasi secara tepat supaya mampu menentukan
solusi dari berbagai masalah yang dihadapi dan mampu
mempertahankan pendapatnya dari pengaruh pikiran orang lain
8. Bersikap Jujur, tidak mudah mengada-ada atau memanipulasi,
memiliki pemikiran yang kuat dan ilmiah
Dengan demikian siswa yang memiliki kemampuan berpikir secara
aktif dengan pendekatan problem solving akan merespon dan peka
terhadap masalah sehingga dengan konsep ide gagasan yang telah dimiliki
ia mudah memecahkan masalah sesuai langkah prosedur yang bijak.
(Syafaatus Sholihah, 2021).

D. Tahapan Pembelajaran Pendekatan Problem Solving


Sebelum mengajar, seorang pendidik perlu untuk memahami metode
pembelajaran yang digunakan, dimulai dari pendahuluan, inti sampai ke
penutup. Apabila pendidik sudah memahami alur metode pembelajaran
dengan jelas tentunya akan lebih mudah dalam mengelola. Dampaknya
pun akan terlihat pada hasil pembelajaran yang dilakukan.

11
Pada penerapan Metode Problem Solving terdapat beberapa aktivitas
yang ada pada metode pembelajaran yang lain, meliputi diskusi, kerja
kelompok, dan tanya jawab. Dalam problem solving, terdapat beberapa
tahapan dalam proses pembelajarannya Gagne menyatakan dalam problem
solving (pemecahan masalah) terdiri dari lima langkah yang harus
dilakukan, yaitu:
1. Menyajikan masalah dalam bentuk yang lebih jelas,
2. Menyatakan masalah dalam bentuk yang lebih operasional,
3. Menyusun hipotesis-hipotesis alternatif dan prosedur kerja yang
diperkirakan baik:
4. Mengetes hipotesis dan melakukan kerja untuk memperoleh
hasilnya,
5. Mengecek kembali hasil yang sudah diperoleh.

Sedangkan John Dewey, dalam buku How we think membahas secara


ringkas lima langkah pemecahan masalah, langkah-langkah tersebut:
1. Mengenali adanya masalah
2. Mengidentifikasi masalah
3. Memanfaatkan pengalaman-pengalaman sebelumnya
4. Menguji hipotesis-hipotesis atau penyelesaian secara berurutan
kemungkinan-kemungkinan
5. Mengevaluasi penyelesaian-penyelesaian dan menarik kesimpulan
berdasarkan bukti(Puji Syafitri Rahmawati, 2015).

Secara garis besar tahap-tahap pemecahan masalah menurut Polya


dalam Tarigan (2012 : 18) adalah sebagai berikut :
1. Tahapan Pemahaman Masalah (Understanding the Problem)
Pada tahap pemahaman masalah mahasiswa harus dapat
memahami kondisi atau masalah yang ada pada soal tersebut
2. Tahap Perencanaan Cara Penyelesaian (Devising a Plan)

12
Pada tahap pemikiran suatu rencana, mahasiswa harus dapat
memikirkan langkah-langkah apa saja yang penting dan saling
menunjang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.
3. Tahap Pelaksanaan Rencana (Carrying Out the Plan)
Pada tahap pelaksanaan rencana adalah mahasiswa telah siap
melakukan perhitungan dengan segala macam data yang
diperlukan termasuk konsep dan rumus atau persamaan yang sesuai.
4. Tahap Peninjauan Kembali (Looking Back)
Tahap ini diharapkan dari keterampilan mahasiswa dalam
memecahkan masalah adalah siswa harus berusaha mengecek
ulang dan menelaah kembali dengan teliti setiap langkah
pemecahan yang dilakukannya. (Ririn Dwi Agustin, 2016)

Dari berbagai tahapan problem solving (pemecahan masalah) yang


diuraikan di atas, pada hakekatnya tidak ada perbedaan yang mendasar.
Oleh karena itu, tahapan pemecahan masalah yang digunakan dalam
penelitian ini memakai tahapan yang dikemukakan oleh Polya. Karena,
tahapan pembelajaran problem solving yang dinyatakan oleh George Polya
terlihat lebih sederhana daripada tahapan darı Gagne dan John Dewey.
Tahapan pertama dan kedua milik Gagne, yaitu menyajikan
masalah dalam bentuk yang lebih jelas dan menyatakan masalah dalam
bentuk yang lebih operasional dipersingkat menjadi tahapan memahami
masalah oleh Polya. Begitu juga dengan tahapan mengenali adanya
masalah dan mengidentifikasi masalah yang dikemukakan oleh John
Dewey, yaitu dipersingkat menjadi tahapan memahami masalah oleh Polya.
Selain tahapan-tahapan tersebut, tahapan lainnya yang dikemukakan oleh
ketiga ahli tidak ada perbedaan. Adapun gambaran umum tahapan
pemecahan masalah menurut Polya seperti berikut:
a. Tahap memahami masalah

13
Langkah pertama adalah membaca soalnya dan meyakinkan
diri bahwa soal tersebut benar-benar dipahami. Buatlah pertanyaan
dalam diri sebagai berikut:
• Apa yang diinginkan oleh soal?
• Data apa yang diketahui di dalam soal?
• Apakah syarat yang diberikan cukup, tidak cukup, atau
berlebihan?
b. Tahap merencanakan penyelesaian
Langkah kedua adalah mencari hubungan antara informasi
yang diberikan dengan yang tidak diketahui yang memungkinkan
anda untuk menghitung variabel yang tidak diketahui. Buatlah
pertanyaan dalam diri sebagai berikut:
• Apakah kamu pernah menemukan permasalahan yang sama
atau berkaitan?
• Dapatkah kamu menggunakan jawaban atau metode yang
sama dari permasalahan yang pernah didapat? Dapatkah
dibuat langkah penyelesaiannya?
• Jika tidak ada, dapatkah kamu merumuskan dan
memecahkan masalah yang terkait dan menggunakan
hasilnya?
c. Tahap melakukan perhitungan (melaksanakan rencana)
Dalam melaksanakan rencana yang tertuang pada tahap
kedua, kita harus memeriksa tiap langkah dalam rencana dan
menuliskannya secara detail untuk memastikan bahwa tiap langkah
sudah benar. Sebuah persamaan tidaklah cukup!
d. Tahap memeriksa kembali proses dan hasil
 Dapatkah kamu memeriksa hasil dari setiap langkah
penyelesaiannya? Apakah benar atau salah? Apakah kamu
menggunakan semua data yang ada?
 Apakah kamu memenuhi semua syarat yang diberikan?

14
 Apakah ada solusi lain untuk memecahkan permasalahan
yang diberikan?
 Dapatkah hasil yang diperoleh digunakan pada
permasalahan yang lain? (Puji Syafitri Rahmawati, 2015).

E. Aplikasi Pendekatan Problem Solving Dalam Pembelajaran


Matematika
Persamaan linier dua variabel adalah persamaan linear yang
memiliki dua variabel, dengan pankat masing-masing variabel adalah satu.
Bentuk umum persamaaan linear dua variabel (PLDV) dalam x dan y
adalah �� + �� = � dengan a, b, dan c adalah bilangan real. Sistem
persamaaan linear dua variabel dapat diselesaikan dengan beberapa cara,
diantaranya dengan menggunakan metode subtitusi, metode eliminasi,
metode grafik, metode determinan. Berikut contoh pengaplikasian metode
penerapan problem solving pada materi sistem persamaan linear dua
vaiabel:
“Umur Pak Darnoto 5 kali lebih tua dari umur Bani. Sembilan tahun akan
datang, umur Pak Dartono 3 kali lebih tua dari umur Bani. Tentukan umur
mereka masing-masing 4 tahun yang akan datang!”
Adapun penyelesaian masalah tersebut menggunakan tahap-tahap
pemecahan masalah.
1. Memahani masalah
“ siswa menuliskan syarat cukup. Siswa menuliskan syarat perlu”
Diketahui :
Umur Pak Dartono 5 kali lebih tua dari umur Bani.
Sembilan tahun akan datang, umur Pak Dartono 3 kali lebih tua
dari umur Bani.
Ditanyakan:
Tentukan umur mereka masing-masing 4 tahun akan datang.

15
2. Membuat rencana pemecahan masalah
“siswa menuliskan rencana penyelesaian”
Dimisalkan umur Pak Dartono sekarang x tahun dan umur Bani
sekarang y tahun. Dicari hubungan antara umur Pak Dartono dan
Bani sekarang dan 4 tahun yang akan datang untuk dapat
menentukan nilai x dan y.

3. Melaksanakan rencana pemecahan masalah


“siswa menyelesaikan masalah berdasarkan rencana yang telah
dibuat ”
 Misal: umur Pak Dratono sekarang x tahun dan umur Bani
sekarang y tahun, maka:
 Umur Pak Dartono sekarang 5 kali lebih tua dari Bani,
maka x = 5y tahun. Umur Pak Dartono 9 tahun yang akan
datang =(x+9) tahun. Umur Bani 9 tahun yang akan datang
=(y+9) tahun.
 9 tahun yang akan datang, umur Pak Dartono 3 kali umur
Bani, maka:

� + 9 = 3(� + 9)
5� + 9 = 3� + 27
5� − 3� = 27 − 9
2� = 18
� = 18/2
�=9

Nilai � = 5� = 5 × 9 = 45
Umur Pak Dartono 4 tahun akan datang = 45 + 4 = 49 tahun, dan
umur Bani 4 tahun akan datang = 9 + 4 = 13 tahun.

4. Memeriksa kembali jawaban


“siswa memeriksa kembali jawaban”

16
Saat ini umur Pak Dartono 45 tahun dan umur Bani 9 tahun, maka:
umur Bani 5 kali lebih muda dari umur Pak Dartono (45/5) = 9
tahun, dan umur Pak Dartono 45 tahun, sehingga umur Pak
Dartono 5 kali lebih tua dari umur Bani.
4 tahun lagi umur Pak Dartono 45 + 4 = 49 tahun, umur Bani
9 + 4 = 13 tahun, sehingga umur Pak Dartono dan umur Bani 4
tahun akan datang adalah 49 tahun dan 13 tahun.
Sembilan tahun yang akan datang umur Pak Dartono 45 + 9 = 54
tahun dan umur Bani 9 + 9 = 18 tahun sehingga umur Pak
Dartono 3 kali umur Bani.
Jadi, saat sekarang umur Pak Dartono adalah 45 tahun dan umur
Bani 9 tahun. (M.C.Adinawan, 2016).

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Problem solving adalah belajar memecahkan masalah. Pada tingkat
ini peserta didik belajar merumuskan memecahkan masalah, memberikan
respons terhadap rangsangan yang menggambarkan atau membangkitkan
situasi problematik, yang menggunakan berbagai kaidah yang telah
dikuasainya. Pendekatan problem solving dalam pembelajaran matematika
merupakan suatu metode berfikir untuk mendorong siswa supaya
menemukan dan menggunakan pikiranya secara sadar untuk memecahkan
suatu masalah.
Ada beberapa karakteristik dari problem solving adalah sebagai
berikut: Adanya interaksi yang baik antara konselor dan konseli dalam
menyelesaikan suatu permasalahan, Konselor mampu menyediakan
informasi yang cukup mengenai masalah, dan konseli mengklarifikasi,
menginterpretasi, dan mencoba konstruksi penyelesaiannya, Pendekatan
problem solving membuat konseli mandiri untuk melakukan penalaran
terhadap masalah yang ada, dan Adanya dialog antara konselor dan konseli
dalam menyelesaikan masalah.
Secara garis besar tahap-tahap pemecahan masalah menurut Polya
dalam Tarigan (2012 : 18) adalah sebagai berikut : Tahapan Pemahaman
Masalah (Understanding the Problem), Tahap Perencanaan Cara
Penyelesaian (Devising a Plan), Tahap Pelaksanaan Rencana (Carrying
Out the Plan), dan Tahap Peninjauan Kembali (Looking Back)

B. Saran
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan kita semua
dalam memahami penerapan problem solving, masih banyak terdapat
kesalahan ataupun kekeliruan dalam pembuatan makalah ini, kritik dan

18
saran sangat kami harapkan untuk kesempurnaan makalah yang akan
datang.

19
DAFTAR PUSAKA

Rahmawati, P. S. (2015), Pengaruh pendekatan problem solving terhadap


kemampuan representasi matematis siswa. UIN Syarif
Hidayatullah.
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/2669

Agustin , R. D. (2016), Kemampuan penalaran matematika mahasiswa melalui


pendekatan problem solving. IKIP Budi Utomo Malang Kampus C.
https://pedagogia.umsida.ac.id/index.php/pedagogia/article/view/1370

Sirangki, H. (2021). Makalah Konseling" teori Problem Solving"


https://osf.io/x65w3/download

Sholihah, S. (2021). Pendekatan Problem Solving Pada Pembelajaran


Matematika Kelas V MI Al Hidayah Prawoto Sukolilo Pati (Doctoral
dissertation, IAIN KUDUS). http://repository.iainkudus.ac.id/6268/

Adinawan, M. C.(2016). MATEMATIKA Untuk SMP/MTs Kelas VIII SEMESTER


1. Erlangga. Jakarta.

20

Anda mungkin juga menyukai