Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MASALAH-MASALAH SISWA DAN PENYELESAIANNYA DI


DALAM KELAS DI SEKOLAH SERTA PENDEKATAN-
PENDEKATAN UMUM DALAM BIMBINGAN DAN
KONSELING
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling yang
diampu Dr. Tjut Aprida M.Pd

Disusun Oleh :
Risma Adeliana (f4322321156)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


(STKIP) SETIA BUDHI RANGKASBITUNG
T.A 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita semua, sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada
waktunya.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun
makalah ini, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
akan diterima sehingga kedepannya penulis dapat menyusun makalah-makalah
lain dengan lebih baik. Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan bagi pembaca.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga Allah SWT selalu meridai
semua usaha kita. Amin.

Rangkasbitung, November 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Daftar isi.............................................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah......................................................................................1

B. Batasan dan Rumusan Masalah...........................................................................2

C. Tujuan Penulisan Makalah..................................................................................2

D. Manfaat Penulisan Makalah................................................................................3

E. Metode Penulisan Makalah..................................................................................3

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Masalah...............................................................................................................4

B. Pendekatan Umum Bimbingan dan Konseling....................................................5

C. Strategi dalam Bimbingan dan Konseling...........................................................6

BAB III PEMBAHASAN

A. Masalah – masalah Siswa di Sekolah..................................................................7

B. Pendekatan – pendekatan Umum Bimbingan dan Konseling.............................8

C. Strategi dalam Bimbingan dan Konseling...........................................................9

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan............................................................................................................12

B. Saran..................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan.
Setiap manusia pasti memiliki masalah dalam hidupnya. Dimana satu
masalah terpecahkan atau terselesaikan, akan munculah masalah baru.
Masalah itu sendiri akan dihadapi semua orang yang hidup dimana tidak
mengenal usia. Salah satunya adalah pada siswa sekolah. Setiap siswa pasti
memiliki masalah tersendiri entah berupa masalah akademik, sosial-pribadi,
karier, atau keluarga.
Setiap siswa memiliki masalah masing – masing dan memilki cara
pandang terhadap masalahnya masing – masing pula. Ada siswa yang lebih
terbuka terhadap orang lain dalam mencurahkan masalahnya ada pula siswa
yang lebih memilih untuk memendam sendiri masalahnya. Siswa yang lebih
terbuka tentang msalahnya akan memudahkan dalam proses penyelesaian
masalahnya sehingga seseorang yang akan membantunya dapat lebih
memahami dan mengerti apa masalahnya dan dapat membantu dalam mencari
solusi penyelesaian masalahnya. Sedangkan siswa yang kurang terbuka dalam
mencurahkan masalahnya, akan menyulitkan dalam hal penyelesaian
masalahnya sendiri, dikarenakan dia lebih memendam masalahnya sendiri
dan mencari solusi peneyelesaiannya sendiri. Apabila dia mencurahkan
masalahnya kepada orang lain khususnya orang yang layak dimintai bantuan
mungkin akan lebih memudahkan dan mempercepat dalam menyelesaikan
masalah.
Dalam proses penyelesaian masalah, siswa di sekolah dapat meminta
bantuan kepada seorang guru Bimbingan dan Konseling, baik masalah
pribadi, karier, keluarga , dan akademik.
Oleh karena itu siswa tak perlu khawatir lagi atas permasalahan di atas
karena di sekolah terdapat guru yang akan membantu mengatasi ataupun
menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa itu sendiri yakni guru
Bimbingan dan Konseling (BK). Dimana guru BK ini akan menerima semua
keluhan ataupun siswa yang ingin berkonsultasi.
Guru BK akan membantu siswa dalam mencari solusi untuk
menyelesaikan masalahnya bukan untuk mencampuri urusan siswa dengan
begitu siswa sendirilah yang pada akhirnya memutuskan dalam mengambil
solusi yang terbaik untuk menyelesaikan masalahnya.
Adapun cara BK sendiri dalam memberikan bantuan kepada siswa
untuk mencari solusi penyelesaian masalahnya dengan suatu pendekatan
umum yakni suatu usaha yang dilakukan konselor untuk mendekati kliennya
sehingga klien mau menceritakan masalahnya. Pendekatan umum ini
sangatlah penting dalam proses penyelesaian masalah sebagai langkah
pertama untuk mengetahui dan mengidentifikasi permasalahannya. Apabila
telah jelas permasalahannya maka guru BK akan lebih mudah dalam
memberikan bantuan kepada siswanya untuk mencari solusi penyelesaian
masalahnya.
Nurihsan (2006) merumuskan empat pendekatan sebagai pendekatan
dalam Bimbingan dan Konseling, empat pendekatan tersebut antara lain :

1
pendekatan krisis, pendekatan remedial, pendekatan preventif, dan
pendekatan perkembangan.
Dan adapun strategi BK yang akan diterapkan dalam layanan
Bimbingan Konseling itu sendiri antara lain : konseling individual,
konsultasi, konseling kelompok, bimbingan kelompok, dan pengjaran
remedial.
Dengan strategi – strategi di atas jelas bahwa BK memiliki langkah
langkah tersendiri dalam memberikan bantuan kepada siswa untuk memncari
solusi penyelesaian masalah.

B. Batasan dan Rumusan Masalah


1) Batasan Masalah
Batasan masalah dalam makalah ini adalah hanya fokus pada masalah-
masalah siswa di sekolah dalam hal akademik, sosial pribadi, karier dan
keluarga.

2) Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
a. Apa masalah-masalah yang dihadapi siwa di sekolah?
b. Apa saja pendekatan – pendekatan umum dalam Bimbingan dan
Konseling?
c. Bagaimana Strategi dalam Bimbingan dan Konseling untuk
menangani masalah-masalah tersebut?

C. Tujuan Penulisan Makalah


Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1) Untuk mengetahui masalah-masalah siswa di sekolah.
2) Untuk mengetahui pendekatan-pendekatan umum dalam Bimbingan dan
Konseling.
3) Untuk mengetahui bagaimana strategi dalam Bimbingan dan Konseling
untuk menangani masalah-masalah tersebut.

D. Manfaat Penulisan Makalah


Manfaat penulisan makalah ini terbagi atas dua hal sebagai berikut.
1) Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis makalah ini adalah untuk menambah wawasan ilmu
pengetahuan terkait masalah-masalah siswa di sekolah dan Pendekatan
umum dalam Bimbingan dan Konseling juga bagaimana strateginya.
2) Manfaat Praktis
a. Bagi siswa dan Guru, yaitu dapat memberikan informasi masalah apa
saja yang dihadapi siswa dan Pendekatan-pendekatan umum juga
Strateginya, dimana siswa diharap tidak sungkan untuk menceritakan
masalahnya, sehingga guru Bimbingan dan Konseling dapat
membantu siswa yang mengalami masalah.
b. Bagi penulis, yaitu dapat memperoleh informasi mengenai masalah
siswa, bagaimana pendekatan umum Bimbingan dan Konseling dan
strateginya.

2
E. Metode Penulisan Makalah
Metode penulisan makalah ini mengacu pada sumber kepustakaan yaitu
dari buku yang sekait erat dengan judul makalah. Buku dijadikan sumber
primer dalam penulisan makalah ini karena banyak memuat sumber kutipan
yang berkaitan dengan masalah yang dibahas, yaitu masalah-masalah siswa
disekolah dan pendekatan-pendekatan umum dalam Bimbingan dan
Konseling.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Masalah
1. Pengertian
Menurut Carpenter (2012), Masalah adalah sesuatu yang tidak disukai
adanya, menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain, ingin
atau perlu dihilangkan.
Berdasarkan analisis diatas, masalah juga dapat diartikan dengan
sesuatu yang terjadi atau keadaan yang terjadi belum sesuai dengan yang
diharapkan sehingga orang yang mengalaminya akan merasa terbebani
dengan sesuatu atau keadaan tersebut.
2. Jenis Masalah
Menurut Nurihsan (2006: 15-17) mengemukakan bahwa jenis
masalah, antara lain:
1) Masalah Akademik
Akademik adalah pembelajaran tentang disiplin ilmu yang
mencakup teknologi dan atau seni yang pelaksanaannya di lakukan di
sekolah. Masalah akademik adalah masalah yang berkaitan dengan
akademik siswa terutama di kelas. Yang termasuk masalah-masalah
akademik, yaitu pengenalan kurikulum, pemilihan
jurusan/konsentrasi, cara belajar, penyelesaian tugas-tugas dan latihan,
cara siswa memahami materi yang diberikan.
2) Masalah Sosial Pribadi
Sosial pribadi, masalah yang terjadi antara individu itu sendiri
dengan orang lain yang terlibat dalam lingkungan sekitar dimana
individu itu berada. Yang tergolong dalam masalah social pribadi
adalah masalah hubungan dengan teman, guru, staf, dan penyesuaian
diri dengan lingkungan.
3) Masalah Karier
Masalah Karier adalah Masalah yang berkaitan dengan
perencanaan dan pengembangan masalah-masalah pekerjaan,seperti
pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman
kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan,
perencanaan dan pengembangan karier.
4) Masalah Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan terkecil dalam
kehidupan. Dalam keluarga dibutuhkan keharmonisan agar semua
anggota keluarga dapat merasakan kenyamanan. Masalah keluarga
merupakan salahsatu masalah yang dapat berpengaruh buruk terhadap
kegiatan lainnya.

B. Pendekatan umum Bimbingan dan Konseling


Nurihsan (2006:21-22), mengemukakan bahwa pendekatan umum
dalam Bimbingan dan Konseling atas empat pendekatan, antara lain:

1) Pendekatan Kritis

4
Pendekatan krisis disebut juga pendekatan kuratif merupakan
upaya bimbingan yang diarahkan kepada individu yang mengalami
krisis atau masalah. Bimbingan ini bertujuan mengatasi krisis atau
masalah – masalah yang dialami individu. Dalam pendekatan krisis
pembimbing menunggu individu yang datang. Selanjutnya, mereka
memberikan bantuan sesuai dengan masalah yang dirasakan individu.
2) Pendekatan Remedial
Pendekatan remedial merupakan pendekatan bimbingan yang
diarahkan kepada individu yang mengalami kelemahan atau
kekurangan. Tujuan bimbingan ini adalah untuk membantu
memperbaiki kekurangan/kelemahan yang dialami individu.
Dalam pendekatan ini, pembimbing memfokuskan tujuannya pada
kelemahan – kelemahan individu dan selanjutnya berupaya untuk
memperbaikinya.
3) Pendekatan Preventif
Pendekatan preventif merupakan pendekatan yang diarahkan pada
antisipasi masalah – masalah umum individu, mencegah jangan sampai
masalah tersebut menimpa individu. Pembimbing memberikan
beberapa upaya, seperti informasi dan keterampilan untuk mencegah
masalah tersebut.
 Masalah-masalah yang dimaksud seperti putus sekolah, berkelahi,
kenakalan, merokok, membolos, menyontek, mengutil, bermain game
on line/internet dan sejenisnya yang secara potensial masalah itu dapat
terjadi pada peserta didik secara umum. Model preventif ini, didasarkan
pada pemikiran bahwa jika guru dapat mendidik peserta didik untuk
menyadaribahaya dariberbagaikegiatan dan menguasai metode untuk
menghindari terjadinya masalah itu, maka guru akan dapat mencegah
peserta didik dari perbuatan-perbuatan yang membahayakan tersebut.
4) Pendekatan Perkembangan
Pendekatan perkembangan menekankan pada pengembangan
potensi dan kekuatan yang ada pada individu secara optimal. Setiap
individu memiliki potensi dan kekuatan – kekuatan tertentu melalui
penerapan berbagai teknik bimbingan potensi, kemudian kekuatan –
kekuatan tersebut dikembangkan. Dalam pendekatan ini, layanan
bimbingan diberikan kepada semua individu, bukan hanya pada
individu yang menghadapi masalah. Bimbingan perkembangan dapat
dilaksanakan secara individual, kelompok, bahkan klasikal melalui
layanan pemberian informasi, diskusi, proses kelompok, serta
penyaluran bakat dan minat.

C. Strategi dalam Bimbingan dan Konseling


Nurihsan (2006:21-22), mengemukakan Strategi dalam Bimbingan
dan Konseling terdiri dari 5, antara lain:
1) Konseling
2) Nasihat
3) Bimbingan Kelompok
4) Konseling Kelompok
5) Belajar bernuansa Bimbingan

5
BAB III
PEMBAHASAN

A. Masalah-masalah siswa di sekolah


Masalah- masalah siswa di sekolah sesuai dengan pendapat
Nurihsan (2006) terdapat empat kelompok, yaitu:
1) Masalah akademik
Masalah-masalah yang terjadi di sekolah seperti:
a. Keterlambatan akademik, dimana murid memiliki pengetahuan
yang tinggi tetapi tidak dapat memanfaatkan secara optimal.
b. Kecepatan belajar kecerdasan atau pengetahuan murid yang
berbeda dimana tidak semua murid dapat mengikuti proses belajar
mengajar dalam kelas yang terkadang ada guru yang terlalu cepat
menjelaskan sehingga murid tidak dapat mengerti materi yang
dipaparkan.
c. Kurangnya motivasi belajar dimana murid merasakan bosan dalam
pembelajaran di kelas.
d. Bersikap buruk ketika pembelajaran, seperti menunda-nunda tugas
dan malu bertanya kepada guru.
e. Sering tidak masuk sekolah.

2) Masalah sosial pribadi


Masalah-masalah sosial pribadi seperti adanya teman yang tidak
disukai, guru yang tidak mempunyai landasan pendidikan sehingga untuk
berbicara atau sekedar mengingatkanpun bahasanya berbeda dengan guru
yang memiliki landasan pendidikan sehingga murid tersebut merasa
terganggu bahkan bisa jadi tidak mau lagi berurusan atau bahkan hanya
sekedar berbicara dengan guru tersebut.

3) Masalah karier
Yang termasuk Masalah karier Seperti murid yang melanjutkan
pendidikan sampai ke perguruan tinggi dengan orientasi mendapatkan
uang lebih, dan murid yang lebih memilih kerja daripada sekolah karena
beranggapan bahwa kerja lebih menghasilkan uang atau beranggapan
bahwa sekolah mengeluarkan biaya sehingga membebankan orang tua.

4) Masalah keluarga
Yang termasuk masalah keluarga adalah kurangnya komunikasi
antaranggota keluarga, pendidikan yang kurang dalam suatu keluarga
sehingga anggota yang satu tidak dapat membantu yang lain karena
sama-sama tidak menguasainya, atau bahkan seorang anak tersebut sudah
ingin untuk menempuh pendidikan dengan serius tetapi ada beberapa
orang tua yang tidak mengizinkannya. Seperti kurangnya kepedulian
antarsesama karena kesibukan masing-masing, kurangnya pemberian
motivasi dan pemberian semangat, dan kurangnya menggali kemampuan
dalam diri sendiri sehingga menganggap dirinya rendah.

6
B. Pendekatan-pendekatan Umum dalam Bimbingan dan Konseling
Seorang pembimbing konseling seharusnya memiliki banyak cara
untuk membantu siswa dalam menyelesaikan masalah. Hal yang dilakukan
dapat bermula dari sebuah pendekatan terhadap siswa tersebut. Ragam
pendekatan bimbingan dibedakan atas empat pendekatan, yaitu pendekatan
kritis, pendekatan remedial, pendekatan preventif, dan pendekatan
perkembangan. Berikut penjelasannya:
1) Pendekatan Krisis
Pendekatan krisis disebut juga pendekatan kuratif yang merupakan
upaya bimbingan yang diarahkan kepada individu yang mengalami krisis
atau masalah.
Bimbingan ini bertujuan untuk mengatasi krisis atau masalah-masalah
yang dialami individu dengan memberikan bantuan sesuai dengan masalah
yang dirasakan individu.
Pendekatan ini dipengaruhi oleh aliran psikoanalisis yang menekankan
pengaruh peristiwa-peristiwa masa lampau sebagai hal yang menentukan
bagi berfungsinya kepribadian individu saat ini. Menurut psikoanalisis,
pengalaman-pengalaman masa lima atau enam tahun pertama kehidupan
individu dapat menjadi akar dari krisis individu yang bersangkutan pada
masa kini.
2) Pendekatan Remedial
Pendekatan remedial merupakan pendekatan bimbingan yang
diarahkan kepada individu yang mengalami kelemahan atau kekurangan.
Dalam pendekatan ini, pembimbing memfokuskan tujuannya pada
kelemahan-kelemahan individu, kemudian berupaya untuk
memperbaikinya.
Pendekatan remedial ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi
behavioristik yang menekankan perilaku individu di sini dan saat ini.
Untuk memperbaiki perilaku individu diperlukan penataan lingkungan
yang mendukung perbaikan perilaku tersebut karena perilaku saat ini
dipengaruhi oleh suasana lingkungan pada saat ini pula.
3) Pendekatan Preventif
Pendekatan preventif merupakan pendekatan yang diarahkan pada
antisipasi masalah-masalah umum individu, mencegah jangan sampai
masalah tersebut menimpa individu. Pendekatan preventif tidak didasari
oleh teori tertentu yang khusus, hanya saja pendekatan ini mempunyai
banyak teknik atau upaya yang dapat digunakan, seperti halnya informasi
dan keterampilan untuk mencegah masalah tersebut.
4) Pendekatan Perkembangan
Pendekatan perkembangan menekankan pada pengembangan potensi
dan kekuatan yang ada pada individu secara optimal. Setiap individu
memiliki potensi dan kekuatan-kekuatan tertentu melalui penerapan
berbagai teknik bimbingan potensi, kemudian kekuatan-kekuatan tersebut
dikembangkan. Pendekatan ini dapat dilakukan kepada siapa saja dengan
berbagai cara pelaksanaannya baik secara individual, kelompok, bahkan
klasikal melalui layanan pemberian informasi, diskusi, proses kelompok,
serta penyaluran minat dan bakat.

7
Dari penjelasan di atas diharapkan para pembimbing dapat
memilah pendekatan mana yang cocok dengan masalah yang dialami
siswa. Sehingga dapat terwujudnya proses konseling yang terarah dengan
tepatnya solusi yang diberikan.

C. Strategi dalam Bimbingan dan Konseling


Strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara
sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Strategi mencakup kegiatan
siapa yang terlibat dalam kegiatan, isi kegiatan, proses kegiatan, dan sarana
penunjang kegiatan. Strategi yang diterapkan dalam layanan bimbingan
konseling disebut strategi layanan bimbingan dan konseling.
Strategi bimbingan dan konseling dapat berupa konseling individual,
konsultasi, konseling bimbingan, bimbingan kelompok, dan pengajaran
remedial.
1) Konseling Individual
Konseling individual adalah proses belajar melalui hubungan
khusus secara pribadi dalam wawancara antara seorang konselor dan
seorang konseli (siswa). Konseling ditujukan kepada individual yang
normal, yang menghadapi masalah pendidikan, pekerjaan, dan sosial di
mana ia tidak dapat memilih dan memutuskan sendiri.
Konseling adalah proses belajar yang bertujuan agar konseli
(siswa) dapat mengenal diri sendiri, menerima diri sendiri serta realistis
dalam proses penyesuaian dengan lingkungannya. Suatu hubungan pribadi
yang unik dalam konseling dapat membantu individu membuat keputusan,
pemilihan dan rencana yang bijaksana, serta dapat berkembang dan
berperanan lebih baik di lingkungannya. Konseling membantu konseli
untuk mengerti diri sendiri, mengeksplorasi diri sendiri, dan dapat
memimpin diri sendiri dalam suatu masyarakat.
Konseling bertujuan membantu individu untuk memecahkan
masalah- masalah pribadi, baik sosial maupun emosional, yang dialami
saat sekarang dan yang akan datang. Konseling juga memberikan bantuan
kepada individu untuk mengembangkan kesehatan mental, perubahan
sikap, dan tingkah laku. Konseling menjadi strategi utama dalam proses
bimbingan dan merupakan teknik standar serta merupakan tugas pokok
seorang konselor.
2) Konsultasi
Konsultasi dalam pengertian umum dipandang sebagai nasihat dari
konselor yang profssional. Sedangkan pengertian konsultasi dalam
program bimbingan dipandang sebagai suatu proses menyediakan bantuan
teknis untuk guru, orang tua, administrator, dan konselor lainnya dalam
mengidentifikasi dan memperbaiki maslah yang membatasi efektivitas
peserta didik (siswa) atau sekolah.
Konsultasi bukan konseling atau psikoterapi sebab konsultasi tidak
merupakan layanan yang langsung ditujukan kepada siswa, tetapi secara
tidak langsung melayani siswa dalam melalui bantuan dari orang lain.
Konsultasi Bertujuan untuk mengembangkan atau
menyempurnakan komunikasi antara guru dengan siswa, dimana siswa
bisa lebih dekat dengan gurunya itu.

8
3) Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembang
nya masalah atau kesulitan pada diri konseli (siswa). Isi kegiatan
bimbingan kelompok terdiri atas penyampaian informasi yang berkenaan
dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan masalah sosial yang
tidak disajikan dalam bentuk pelajaran.
Penataan bimibingan kelompok pada umumnya berbentuk kelas
yang beranggotakan 20 sampai 30 orang. Kegiatan bimbingan kelompok
biasanya dipimpin oleh seorang konselor pendidikan atau guru.
Kegiatan ini banyak menggunakan alat-alat pelajaran seperti cerita-
cerita yang tidak tamat, boneka, dan film. Terkadang konselor
mendatangkan ahli tertentu yang bersifat informatif. Kegiatan bimbingan
kelompok pada umumnya menggunakan prinsip dan proses dinamika
kelompok, seperti dalam kegiata sosiodrama, diskusi panel, dan teknik
lainnya yang berkaitan dengan kegiatan kelompok.
4) Konseling Kelompok
Konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada peserta
didik (siswa) dalamr rangka memberikan kemudahan dlaam
perkembangan dan pertumbuhannya. Selain bersifat pencegahan,
konseling kelompok dapat pula bersifat penyembuhan, serta diarahkan
kepada pemberian kemudahan dalam rangka pertumbuhan dan
perkembangannya.
Konseling kelompok bersifat pemberian kemudahan dalam
pertumbuhan dan perkembangan individu, dalam arti bahwa konseling
kelompok ini menyajikan dan memberikan dorongan kepada individu-
individu yang bersangkutan untuk mengubah dirinya selaras dengan
minatnya sendiri.
5) Pengajaran Remedial
Pengajaran remedial dapat didefinisikan sebagai upaya guru untuk
menciptakan suatu situasi yang memungkinkan individu atau kelompok
siswa tertentu lebih mampu mengembangkan dirinya seoptimal mungkin
sehingga dapat memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang diharapkan,
dengan melalui suatu proses interaksi yang berencana, terorganisasi,
terarah, terkoordinasi, terkontrol, dengan lebih memperhatikan taraf
kesesuaiannya terhadap keragaman kondisi objektif individu dan atau
klmok siswa yang bersangkutan serta daya dukung sarana dan
lingkungannya (Abid Syamsuddin Makmum, 1998: 228).
Pengajaran remedial merupakan salah satu tahap kegiatan yang
paling utama dalam keseluruhan kerangka pola layanan bimbingan belajar,
serta merupakan rangkaian kegiatan lanjutan logis dari usaha diagnostic
kesulitan belajar mengajar.
Strategi dan teknik pengajaran remedial dapat dilakukan secara
preventif, kuratif, dan pengembangan. Tindakan pengajaran remedial
dikatakan kuratif jika dilakukan setelah program PBM utama selesai
diselenggrakan. Pendekatan preventif ditujukan kepada siswa tertentu yang
diperkirakan akan mengalami hambatan terhadap pelajaran yang aan
ditempuhnya. Pendekatan pengembangan merupakan tindak lanjut dari
upaya diagnostik yang dilakukan guru selama berlangsung program PMB.

9
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Dari hasil pembahasan tentang “Masalah-masalah siswa di sekolah dan
pendekatan-pendekatan umum bimbingan dan konseling” dapat disimpulkan
bahwa terdapat empat masalah yang sering dihadapi siswa di sekolah, serta
terdapat beberapa pendekatan umum bimbingan dan konseling yang dapat
dilakukan untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut serta strategi-
strategi yang juga dapat dilakukan oleh pembimbing atau konselor.
Setiap permasalahan yang terjadi pada siswa memiliki penanganan yang
berbeda. Misalnya, dalam kurangnya motivasi belajar dapat dilakukan
pendekatan perkembangan, kurangnya pemahaman suatu mata pelajaran
dikarenakan cara penyampaian guru yang tidak menarik dapat dilakukan
pendekatan remedial. Strategi yang dapat dilakukan adalah bimbingan
kelompok dan pengajaran remedial.

B. Saran
Peran pembimbing sangatlah berpengaruh dalam penyelesaian masalah
yang dihadapi siswa di sekolah, di samping itu guru juga ikut andil dalam hal
tersebut. Diharapkan dengan makalah ini pembaca dapat melakukan
pendekatan-pendekatan kepada siswa sehingga masalah-masalah dapat
terselesaikan dengan solusi yang tepat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Nurihsan. (2006). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan.


Bandung: Refika Aditama.
Nurihsan. (2007). Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika
Aditama.
Carpenter. (2012).Cara Mengatasi Problema Belajar. Semarang:Dahara Prize.

11

Anda mungkin juga menyukai