Disusun Oleh:
Assalamu’alaikum wr.wb
Dalam penyusunan makalah ini kami banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada teman-teman yang sudah
memberikan konstribusinya dalam penyelesaian makalah ini. Penyusun menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan terselesaikannya
makalah Pemakaian Huruf & Penulisan Kata ini dapat bermanfaat. Amin.
Wasaalamu’alaikum wr wb
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bimbingan konseling merupakan proses bantuan untuk peserta didik baik individu/
kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi, sosial,
belajar, karier, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung atas dasar norma-norma
yang berlaku. Tujuan bimbingan konseling yaitu membantu siswa dalam mengembangkan
potensinya secara optimal (Fenti Hikmawati, 2011: 64) Pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah sangat diperlukan karena setiap siswa di sekolah dapat dipastikan memiliki masalah,
baik masalah pribadi maupun masalah dalam belajarnya, dan setiap masalah yang dihadapi
masing-masing siswa sudah pastilah berbeda.
Bimbingan dan konseling sesuai dengan Undang-Undang yang dikutip oleh Prayitno
dalam bukunya Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah, yaitu:
“PP No. 28 dan 29 tahun 1990 dan PP No. 72 tahun 1991 pada dasarnya mengemukakan bahwa
bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan
pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan. Secara lebih spesifik, SK
MENDIKBUD No. 025/0/1995 mengemukakan: bahwa Bimbingan dan Konseling adalah
pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu
mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial,
bimbingan belajar, dan bimbingan karier, melaui berbagai jenis layanan dan kegiatan
pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku (Prayitno. 2001:61).
Sekolah merupakan tempat melahirkan insan-insan yang sempurna untuk diri, bangsa,
negara dan agama. Sekolah juga merupakan tempat mendidik dan membentuk jati diri siswa
agar nantinya bisa mengembangkan ilmunya di lingkungan masyarakat dan sekolah merupakan
lembaga yang juga turut bertanggung jawab pada siswa yang membutuhkan motivasi belajar.
Sekolah memiliki tanggung jawab yang besar untuk membantu siswa agar berhasil dalam
belajar. Ketika siswa memiliki masalah dalam belajarnya, dalam kondisi seperti ini bimbingan
konseling diperlukan dan yang bertanggung jawab atas program bimbingan konseling di
sekolah adalah guru BK bukan guru (pengajar) karena pengajar terikat oleh materi, tujuan
pengajaran dalam kurikulum yang harus diselesaikan.
Tiap-tiap siswa yang mempunyai masalah juga mempunyai dorongan untuk
menyelesaikannya, namun karena keterbatasan adakalanya siswa tidak selalu berhasil dan bisa
menimbulkan rasa putus asa. Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah harus diarahkan
untuk membantu dan memotivasi siswa agar terus berusaha untuk menyelesaikan masalahnya.
Motivasi-motivasi yang diberikan kepada siswa dapat menumbuhkan kesadaran atas tugas-
tugasnya sebagai siswa dan dapat berkembang secara optimal. Dalam hal ini, guru BK
berfungsi sebagai motivator (Fenti Hikmawati. 2011:34).
Jadi jelas bahwa dalam kegiatan belajar ini banyak masalah-masalah yang timbul
terutama yang dirasakan oleh siswa sendiri. Sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar
dalam membantu siswa agar mereka berhasil dalam belajar. Untuk itu hendaknya sekolah
memberikan bantuan kepada siswa dalam mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam
kegiatan belajar. Disinilah penting dan perlunya program bimbingan dan konseling untuk
membantu agar mereka berhasil dalam belajar (Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan,
2005:224).
Oleh karena itu siswa tak perlu khawatir lagi atas permasalahan di ataskarena di sekolah
terdapat guru yang akan membantu mengatasi ataupunmenyelesaikan masalah yang dihadapi
siswa itu sendiri yakni guruBimbingan dan Konseling (BK). Dimana guru BK ini akan
menerima semuakeluhan ataupun siswa yang ingin berkonsultasi.Guru BK akan membantu
siswa dalam mencari solusi untukmenyelesaikan masalahnya bukan untuk mencampuri urusan
siswa dengan begitu siswa sendirilah yang pada akhirnya memutuskan dalam mengambil
solusi yang terbaik untuk menyelesaikan masalahnya.
Adapun cara BK sendiri dalam memberikan bantuan kepada siswauntuk mencari solusi
penyelesaian masalahnya dengan suatu pendekatan umum yakni suatu usaha yang dilakukan
konselor untuk mendekati kliennya sehingga klien mau menceritakan masalahnya. Pendekatan
umum ini sangatlah penting dalam proses penyelesaian masalah sebagai
langkah pertama untuk mengetahui dan mengidentifikasi permasalahannya. Apabila telah
jelas permasalahannya maka guru BK akan lebih mudah dalam memberikan bantuan kepada
siswanya untuk mencari solusi penyelesaian masalahnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam perbuatan belajar dapat timbul berbagai masalah baik bagi pelajar itu sendiri
maupun bagi pengajar. Beberapa masalah belajar mengajar, misalnya bagaimana
menciptakan kondisi yang baik agar perbuatan belajar berhasil memilih metode dan alat-
alat yang tepat sesuai dengan jenis dan situasi belajar dan sebagainya. Bagi murid sendiri
sering mengalami berbagai kesulitan dalam menghadapi kegiatan pelajaran misalnya,
dalam cara membagi waktu belajar, memilih materi yang sesuai, belajar bekelompok,
menyusun catatan, mengerjakan tugas-tugas, cara menggunakan buku-buku pelajaran dan
sebagainya.
2. Masalah Pendidikan
3. Masalah pekerjaan
Masalah ini dirasakan oleh murid dalam menghadapi waktu-waktu luang yang tidak
terisi oleh suatu kegiatan tertentu. Yang menjadi persoalan adalah bagaimana cara mengisi
waktu-waktu tersebut dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, baik bagi dirinya sendiri
maupun bagi masyarakat di lingkungannya.
5. Masalah sosial
6. Masalah pribadi
Dalam situasi tertentu murid dihadapkan pada suatu kesulitan yang bersumber dari
dalam dirinya. Masalah-masalah itu timbul karena individu merasa kurang berhasil dalam
menghadapi dan menyesuaikan diri dengan hal-hal dari dalam dirinya sendiri. Misalnya
konflik berlarut-larut dan gejala-gejala frustasi merupakan sumber timbulnya masalah-
masalh pribadi lain. Masalah-masalah ini sering dialami para pemuda pada waktu
menjelang masa adolesensi yang ditandai dengan perubahan-perubahan yang cepat baik
fisik maupun mental. Pada umumnya masalah pribadi ini timbul karena individu tidak
berhasil dalam mempertemukan antara aspek-aspek pribadi di satu pihak dan keadaan
lingkungan di pihak lain.
a) Bimbingan akademik
Tujuannya
Bimbingan karir merupakan upaya bantuan terhadap individu agar dapat mengenal
dan memahami dirinya, mengenal dunia kerjanya, mengembangkan masa depannya yang
sesuai dengan bentuk kehidupannya yang diharapkan. Dengan layanan bimbingan karir,
individu mampu menentukan dan mengembil keputusan secara tepat dan bertanggung
jawab keputusan yang diambilnya sehingga mereka mampumewujudkan dirinya secara
bermakna. Bimbingan karir adalah sebuah hal yang paling penting untuk mengarahkan
siswa-siswa sesuai dengan minat dan potensi yang dimilikinya. Pemilihan karir yang tepat
pada siswa, akan memberikan kepuasan dan akan meraih hasil yang maksimal.
Bimbingan karir adalah suatu proses bantuan, layanan dan pendekatan terhadap
individu (siswa/remaja), agar individu yang bersangkutan dapat mengenal dirinya,
memahami dirinya, dan mengenal dunia kerja merencankan masa depan dengan bentuk
kehidupan yang diharapkan untuk menentukan pilihan dan mengambil suatu keputusan
bahwa keputusannya tersebut adalah paling tepat sesuai dengan keadaan dirinya
dihubungkan dengan persyaratan-persyaratan dan tunutan pekerjaan / karir yang dipilihnya
(Ruslan A.Gani : 11)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan karir adalah suatu upaya
bantuan terhadap peserta didik agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal
dunia kerjanya, mengembangkan masa depan sesuai dengan bentuk kehidupan yang
diharapkannya, mampu menentukan dan mengambil keputusan secara tepat dan
bertanggungjawab. Kekeliruan pada pemilihan karir, akan berdampak secara luas pada
kehidupan seseorang selanjutnya, yang kemungkinan akan menurunkan prestasi bahkan
frustasi dan gangguan psikologis, karena ketidakmampuan beradaptasi, hasil yang
diperoleh tidak maksimal, tertutupinya bakat-bakat bawaan yang sebenarnya lebih dominan
dan lain-lain.
Salah satu tempat yang paling tepat dalam pengarahan dan pencerahan pemilihan
minat dan bakat (bimbingan karir) adalah pada saat usia remaja, sekitar usia sekolah
menengah atas. Bahkan dirasakan, pemilihan karir pada usia ini adalah sebuah kewajiban
untuk membantu siswa-siswa menentukan karirnya kedepan. Usia ini, merupakan pangkal
dari masalah seseorang yang akan dijalaninya pada usia perkembangan selanjutnya. Salah
satu cara untuk mengarahkan dan membantu siswa memberikan bimbingan ini adalah
dengan menggunakan tes psikologi..
Tujuan Bimbingan karir pada siswa adalah sebagai berikut (dalam Sukardi,
d) Bimbingan keluarga
Fungsinya
Tidak disangkal lagi bahwa setiap lapangan kehidupan dan kegiatan manusia
memerlukan bimbingan. Termasuk dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan bermasyarakat.
Oleh karena itu, layanan bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan tidak hanya dalam
dunia pendidikan, tapi juga di masyarakat. Dengan adanya layanan bimbingan dan
konseling, dapat membantu masyarakat untuk menemukan jalan keluar dalam masalahnya
dan juga mengenali dan mengembangkan potensi dalam diri. Sehingga hal ini sangat
berpengaruh dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Para konselor yang menyediakan layanan bimbingan dan konseling ini, sangat
dibutuhkan dalam dunia masyarakat. Tidak hanya untuk membantu dalam bimbingan
karier ataupun masalah pribadi, para konselor juga seringkali menjadi sukarelawan dalam
upaya menghilangkan trauma pada masyarakat yang menjadi korban bencana yang akhir –
akhir ini sering menimpa masyarakat Indonesia.
B. Langkah-langkah Masalah Bimbingan Konseling
a. Analisis
b. Sintesis, adalah langkah menghubungkan dan merangkum data. Ini berarti
bahwa dalam langkah sintesis peyuluhan mengorganisasian dan merangkum
data sehingga tampak dengan jelas gejala-gejala atau keluhan-keluhan siswa.
Rangkuman data ini haruslah dibuat berdasarkan data yang diperoleh dalam
langkah analisis.
c. Diagnosis
d. Prognosis
e. Konseling atau treatment, langkah ini adalah merupakan pemeliharaan yang
berupa inti pelaksanaan konseling yang meliputi berbagai bentuk usaha,
diantaranya: menciptakan hubungan yang baik antara guru Bimbingan dan
Konseling dan siswa, menafsirkan data, memberikan berbagi informasi, serta
merencanakan berbagai bentuk kegiatan bersama siswa.
f. Follow-up atau tindak lanjut.
Teknik adalah cara, langkah atau metode yang dilakukan untuk mencapai suatu
tujuan. Bimbingan ialah mengarahkan, memandu, mengelola, dan menyetir. Bimbingan
juga dapat diartikan sebagai bantuan atau pertolongan. Konseling adalah hubungan tatap
muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan
dari konselor kepada klien. Pendapat lain mengatakan bahwa konseling adalah upaya
membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan
konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat
keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli
merasa bahagia dan efektif prilakunya.
Jadi, teknik Bimbingan dan Konseling adalah cara atau metode yang dilakukan
untuk membantu, mengarahkan atau memandu seseorang atau sekelompok orang agar
menyadari dan mengembangkan potensi-potensi dirinya, serta mampu mengambil sebuah
keputusan dan menentukan tujuan hidupnya dengan cara berinteraksi atau bertatap muka.
2) Empati
Empati ialah kemampuan konselor untuk merasakan apa yang dirasakan klien;
merasa dan berpikir bersama klien dan bukan untuk atau tentang klien. Empati
dilakukan sejalan dengan perilaku attending. Tanpa perilaku attending, mustahil
terbentuk empati. Terdapat dua macam empati, yaitu :
a) Empati Primer, yaitu bentuk empati yang hanya berusaha memahami
perasaan, pikiran, dan keinginan klien dengan tujuan agar klien dapat terihat
dan terbuka. Contoh ungkapan empati primer : “Saya dapat merasakan
bagaimana perasaan Anda” ; “Saya mengerti keinginan Anda.”
b) Empati tingkat tinggi, yaitu empati apabila kepahaman konselor terhadap
perasaan, pikiran, keinginan, serta pengalaman klien lebih mendalam dan
menyentuh klien, karena konselor ikut dengan perasaan tersebut.
Keterlibatan konselor tersebut membuat klien tersentuh dan terbuka untuk
mengemukakan isi hati yang terdalam, berupa perasaan, pikiran,
pengalaman, dan termasuk penderitaannya. Contoh ungkapan empati tingkat
tinggi : “Saya dapat merasakan apa yang Anda rasakan, dan saya ikut terluka
dengan pengalaman Anda itu.”
3) Refleksi
Refleksi adalah teknik untuk memantulkan kembali kepada klien tentang perasaan,
pikiran, dan pengalaman sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non
verbalnya. Terdapat tiga jenis refleksi, yaitu:
a) Refleksi perasaan, yaitu keterampilan atau teknik untuk dapat memantulkan
perasaan klien sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbal
klien. Contoh : “Tampaknya yang Anda kaatakan adalah ……”
b) Refleksi pikiran, yaitu teknik untuk memantulkan ide, pikiran, dan pendapat
klien sebagi hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbal klien.
Contoh : “Tampaknya yang Anda Katakan…..”
c) Refleksi pengalaman, yaitu teknik untuk memantulkan pengalaman-pengalaman
klien sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbal klien.
Contoh : “Tampaknya yang Anda katakana sesuatu …..”
4) Eksplorasi
Eksplorasi adalah teknik untuk menggali perasaan, pikiran, dan pengamatan klien.
Hal ini penting dilakukan karena banyak klien menyimpan rahasia batin, menutup
diri, atau tidak mampu mengemukakan pendapatnya. Teknik ini memungkinkan
klien untuk bebas berbicara tanpa rasa takut, tetekan, dan terancam. Seperti halnya
pada teknik refleksi, dalam teknik eksplorasi ini pun terdapat tiga macam teknik
yaitu :
a) Eksplorasi perasaan, yaitu teknik untuk dapat menggali perasaan klien yang
tersimpan. Contoh : “Bisakah Anda menjelaskan apa perasaan bingung yang
dimaksud ….”
b) Eksplorasi pikiran, yaitu telknik untuk menggali ide, pikiran, dan pendapat klien.
Contoh : “Saya yakin Anda dapat menjelaskan lebih lanjut ide Anda tentang
sekolah sambil bekerja.
c) Eksplorasi pengalaman, yaitu keterampilan atau teknik untuk menggali
pengalaman-pengalaman klien. Contoh : ‘Saya terkesan dengan pengalaman
yang Anda lalui. Namun, saya ingin memahami lebih jauh tentang pengalaman
tersebut dan pengaruhnya terhadap pendidikan Anda.”
Catatan :
Eksplorasi adalah ternik untuk menggali perasaan, pikiran, dan pengalaman klien.
Hal ini penting dilakukan karena banyak klien menyimpan rahasia bathin, menutup
diri, atau tidak mampu mengemukakan pendapatnya.
Teknik adalah cara, langkah atau metode yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan.
Bimbingan adalah mengarahkan, memandu, mengelola dan menyetir atau dapat diartikan pula
sebagai bantuan atau pertolongan. Sedangkan Konseling upaya untuk membantu individu
melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar konseli mampu
memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menetukan tujuan
berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif prilakunya.
Teknik bimbingan konseling adalah cara ataupun metode yang dilakukan untuk
membantu, mengarahkan ataupun memandu seseorang atau sekelompok orang agar menyadari
dan mengembangkan potensi-potensi dirinya, serta mampu mengambil sebuah keputusan dan
menetukan tujuan hidupnya dengan cara berinteraksi atau bertatap muka.
Macam-macam teknik bimbingan konseling antara lain teknik umum dan teknik
khusus. Teknik umum adalah teknik yang lazim digunakan dalam tahap-tahap konseling dan
merupakan dasar konseling yang harus dikuasai oleh konselor. Sedangkan teknik khusus
adalah teknik yang dikembangkan dari berbagai pendekatan konseling seperti pedekatan
behaviorism, rational emotive therapy, gestalt dan sebagainya.
B. Saran
Asman, Jamal Ma’mur. 2010. Panduan Efekif Bimbingan dan Konseling Di Sekolah.
Jogjakarta: Diva Press
Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah, dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 1
E. Mulyana, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung:Rosda Kara, 2007), hlm. 5-6
Yusuf, Syamsu dan A. Juntika Nurihsan. 2008. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Prayitno& Amti Erman. 1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling.PT. Rineka Cipta
Jakarta, hlm. 5
Nurihsan, A. Juntika. 2007. Bimbingan & Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan.
Bandung: Refika Aditama. hlm 20