Anda di halaman 1dari 11

“ JENIS-JENIS MASALAH INDIVIDU DAN JENIS-JENIS BIMBINGAN”

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Secara Naluriah, Kodrati, Fitrohnya Manusia adalah makhluk sosial memerlukan orang
lain dalam kehidupannya tanpa sesamanya manusia tidak akan bisa hidup. pada mulanya
manusia berada dalam satu lingkungan social yang kecil adam dan hawa, semakin
berkembangnya umat manusia menyebar kemana-mana dengan kondisi fisik yang berbeda pula.
dari uraian diatas diketahui memberikan diskripsi manusia secara sistematis bahwa manusia
berada dan berhubungan dengan sesamanya dalam pola- pola tertentu sebagai individu yang
berhubungan dengan individu lain, yang berhubungan dengan kelompok,
masyarakat,politik,sosial.

konseling adalah proses komunikasi antara seseorang (konselor) dengan orang lain.
konseling adalah proses pemberian informasi obyektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik
dengan paduan ketrampilan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan
pengetahuan klinik bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah
yang sedang dihadapi dan menentukan jalan keluar/ upaya untuk mengatasi masalah tersebut.

Untuk itu kita disini akan membahas tentang jenis-jenis masalah yang dihadapi individu
dan jenis-jenis bimbingan, agar kita dapat mengetahui masalah –masalah yang dihadapi oleh
peserta didik (siswa) dan juga mengetahui jenis-jenis bimbingan dalam penyuluhan.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang diatas, dapat di ambil rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah jenis-jenis masalah yang dihadapi individu dalam konseling ?

2. Apa saja macam-macam bimbingan dalam konseling?

3. Dan apa tujuan macam-macam bimbingan konseling tersebut?

1
PEMBAHASAN

A. Jenis- Jenis Masalah Yang Dihadapi Individu

Untuk mengethui jenis-jenis bimbingan, perlu dipelajari lebih dahulu tentang masalah-
masalah yang dihadapi individu. Sehingga dengan mengenal masalah-masalah yang dihadapi
individu, akan memudahkan untuk menentukan jenis bimbingan mana yang tepat untuk
memecahkan masalah-masalah tersebut.

Pada umumnya jenis-jenis masalah yang dihadapi individu, terutama yang dihadapi
murid sekolah, dapat digolongkan menjadi beberapa jenis masalah sebagai berikut:

a) Masalah pengajaran atau belajar

Dalam perbuatan belajar dapat timbul berbagai masalah baik bagi pelajar itu sendiri
maupun bagi pengajar. Beberapa masalah belajar mengajar, misalnya bagaimana menciptakan
kondisi yang baik agar perbuatan belajar berhasil memilih metode dan alat-alat yang tepat sesuai
dengan jenis dan situasi belajar dan sebagainya. Bagi murid sendiri sering mengalami berbagai
kesulitan dalam menghadapi kegiatan pelajaran misalnya, dalam cara membagi waktu belajar,
memilih materi yang sesuai, belajar bekelompok, menyusun catatan, mengerjakan tugas-tugas,
cara menggunakan buku-buku pelajaran dan sebagainya.

b) Masalah pendidikan

Dalam hubungan ini individu mengalami berbagai kesulitan yng berhubungan dengan
kegiatan pendidikan pada umumnya. Ketika anak memasuki situasi sekolah yang baru ia
dihadapkan pada beberapa masalah, misalnya; menesuaikan dengan sekolah baru, pelajaran baru,
tata tertib sekolah, guru-guru dan sebagainya. Dalam keseluruhan program pendidikan di
sekolah, murid-murid akan menghadapi masalah-masalah, seperti memilih kegiatan ekstra
kurikuler, memilih program studi yang cocok, mencari teman belajar yang cocok dan
sebagainya. Pada akhir pendidikan murid-murid akan berhadapan dengan berbagai masalah,
misalnya memilih studi lanjut, memilih jenis-jenis latihan tertentu, menggunakan ketrampilan-
ketrampilan tertentu, untuk kegiatan-kegiatan tertentu dan memilih pendidikan tertentu untuk
pekerjaan tertentu. Demikian pula masalah-masalah kelambatan belajar yang dialami murid-
murid yang tergolong lambat dan terlampau cepat dalam belajarnya. Semuanya termasuk
masalah-masalah pendidikan. Masalah ini banyak dialami oleh murid-murid sekolah pada
umumnya.

c) Masalah pekerjaan

Masalah-masalah ini berhubungan dengan memilih pekerjaan. Misalnya dalam memilih


latihan-latihan tertentu untuk pekerjaan tertentu, memilih jenis-jenis pekerjaan yang cocok
2
dengan dirinya, mendapatkan penjelasan tentang jenis pekerjaan, penempatan dalam pekerjaan
tertentu dan memperoleh penyesuaian yang baik dalam lingkungan pekerjaan tertentu. Pada
umumnya masalah pekerjaan ini dirasakan oleh murid-murid sekolah, terutama murid-murid di
sekolah menengah Atas dan Perguruan Tinggi. Tetapi murid-murid Sekolah Menengah Pertama
pun tidak sedikit yang menghadapi masalah pekerjaan ini. Bahkan murid-murid Sekolah Dasar
juga banyak yang tidak lepas dari masalah ini, terutama murid-murid yang tidak melanjutka
pendidikan mereka.

d) Masalah penggunaan waktu senggang

Masalah ini dirasakan oleh murid dalam menghadapi waktu-waktu luang yang tidak terisi
oleh suatu kegiatan tertentu. Yang menjadi persoalan adalah bagaimana cara mengisi waktu-
waktu tersebut dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi
masyarakat di lingkungannya.

Ketidakmampuan menggunakan waktu senggang kadang-kadang dapat menimbulkan masalah-


masalah yang lebih besar lagi, misalnya kenakalan anak, melamun dan sebagainya. Masalah
penggunaan waktu senggang misalnya bagaimana merencanakan suatu kegiatan dalam waktu
luang, mengisi waktu luang dan memilih kegiatan yang cocok. Murid-murid di sekolah pada
umumnya banyak menghadapi masalah ini, terutama pada waktu hari libur dan di luar jam
pelajaran.

e) Masalah sosial

Kadang-kadang murid menghadapi kesulitan dalam hubungannya dengan individu lain


atau ddengan lingkungan sosialnya. Masalah ini timbul karena kekurangan kemampuan murid
berhubungan dengan lingkungan sosialnya atau lingkungan sosial itu sendiri kurang sesuai
dengan keadaan dirinya. Misalnya kesulitan dalam mencari teman belajar, teman bermain,
merasa terasing dalam pekerjaan-pekerjaan kelompok dan sebagainya. Kita sering menjumpai
murid-murid yang sebetulnya pandai dalam pelajaran, tetapi kurang mampu untuk berhubungan
dengan teman-temannya. Ia kurang disenangi dalam pergaulan. Masalah-masalah tersebut
disebut masalah sosial dan merupakan salah satu jenis masalah yang sering dihadapi murid-
murid.

f) Masalah pribadi

Dalam situasi tertentu murid dihadapkan pada suatu kesulitan yang bersumber dari dalam
dirinya. Masalah-masalah itu timbul karena individu merasa kurang berhasil dalam menghadapi
dan menyesuaikan diri dengan hal-hal dari dalam dirinya sendiri. Misalnya konflik berlarut-larut
dan gejala-gejala frustasi merupakan sumber timbulnya masalah-masalh pribadi lain. Masalah-
masalah ini sering dialami para pemuda pada waktu menjelang masa adolesensi yang ditandai
dengan perubahan-perubahan yang cepat baik fisik maupun mental. Pada umumnya masalah

3
pribadi ini timbul karena individu tidak berhasil dalam mempertemukan antara aspek-aspek
pribadi di satu pihak dan keadaan lingkungan di pihak lain.

B. Jenis –Jenis Bimbingan

1) Bimbingan akademik

a. Bimbingan akademik yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu individu dalam
menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik. Yang tergolong masalah-masalah
akademik yaitu : pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan/konsentrasi, cara belajar,
penyelesaian tugas-tugasdan latihan, pencarian dan penggunaan sumber belajar, perencanaan
pendidikan lanjutan, dan lain-lain.

Masalah-masalah yang berkaitan dengan bidang akademik :

a) Kurang memiliki kepuasaan belajar yang baik;

b) Kurang memahami cara belajar yang efektif;

c) Kurang memahami cara mengatasi kesulitan belajar,

d) Kurang memahami cara membaca buku yang efektif,

e) Kurang memahami cara membagi waktu belajar,

f) Kurang menyenangi pelajaran-pelajaran tertentu.

b. Fungsinya : Bimbingan akademik berfungsi untuk mengembangkan suasana belajar mengajar


yang kondusif agar terhindar dari kesulitan belajar, mengembangkan cara belajar yang efektif,
membantu individu agar sukses dalam belajar dan agar mampu menyesuaikan diri terhadap
semua tuntutan program/ pendidikan. Dalam bimbingan akademik, para pembimbing berupaya
memfasilitasi individu dalam mencapai tujuan akademik yang diharapkan.

c. Tujuannya :

1. Memiliki sikap dan belajar positif

2. Memiliki motivasi dalam belajar sepanjang hayat

3. Memiliki keterampilan belajar yg efektif

4. Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan belajar

5. Memiliki kesiapan mental dalam menghadapi pembelajaran

6. Memiliki keterampilan membaca buku

4
2) Bimbingan Pribadi Sosial

a. Bimbingan social merupakan bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan
masalah-masalah social pribadi. Yang tergolong dalam masalah-masalah social pribadi adalah
masalah hubungan dengan sesama teman, dengan dosen, serta staf, pemahaman sifat dan
kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat mereka
tinggal, dan penyelesaian konflik.

Bimbingan social pribadi diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan


mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah dirinya. Bimbingan
ini merupakan layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi yang seimbang dengan
memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam permasalahan yang dialami oleh
individu.

Masalah-masalah yang berkaitan dengan bidang sosial :

a. Berperilaku sosial yang bertanggung jawab, meliputi :

a) Kurang menyenangi kritikan orang lain;

b) Kurang memahami tata krama (etika) pergaulan;

c) Kurang berpartisipasi dalam kegiatan sosial, baik di kampus maupun dimasyarakat.

b. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya, meliputi :

a) Merasa malu untuk berteman dengan lawan jenis;

b) Merasa tidak senang kepada teman yang suka mengkritik.

c. Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga, meliputi :

a) Sikap yang kurang positif terhadap pernikahan;

b) Sikap yang kurang positif terhadap hidup berkeluarga.

Masalah-masalah yang berkaitan dengan bidang pribadi :

a. Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, mencakup :

a) Kurang motivasi untuk mempelajari agama sebagai pedoman hidup;

b) Kurang memahami bahwa agama sebagai pedoman hidup;

c) Kurang memiliki kesadaran bahwa setiap perbuatan manusia diawasi oleh Tuhan;

d) Masih merasa malas untuk melaksanakan shalat;

5
e) Kurang memiliki kemampuan untuk bersabar dan bersyukur.

b. Perolehan system nilai, meliputi :

a) Masih memiliki kebiasaan berbohong;

b) Masih memiliki kebiasaan mencontek;

c) Kurang berdisiplin (khususnya memelihara kebersihan).

c. Kemandirian emosional, meliputi :

a) Belum mampu membebaskan diri dari perasaan atau perilaku kekanakkanakan;

b) Belum mampu menghormati orang tua atau orang lain secara ikhlas.

c) Masih kurang mampu menghadapi atau mengatasi situasi frustrasi (stress) secara positif.

d. Pengembangan keterampilan intelektual, meliputi :

a) Masih kurang mampu mengembil keputusan berdasarkan pertimbangan yang matang;

b) Masih suka melakukan sesuatu tanpa mempertimbangkan baik buruknya,untung-ruginya.

e. Menerima diri dan mengembangkan secara efektif, meliputi :

a) Kurang merasa bangga dengan keadaan diri sendiri;

b) Merasa rendah diri, apabila bergaul dengan orang lain yang mempunyai kelebihan (seperti
teman yang lebih cantik/ cakep)

b. Tujuannya :

a) pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME

b) Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangan untuk kegiatan-kegiatan


yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk peranya masa depan

c) Pemantapan pemahaman tentang kelamahan diri dan usaha penanggulanganya.

d) Pemantapan kemampuan mengambil keputusan.

e) Pemantapan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang diambilnya.

f) Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik melalui lisan maupun tulisan secara efektif

6
g) Pemantapan kemampuan menerima dan menyampaikan pendapat serta berargumentasi
secara dinamis, kreatif dan produktif.

c. Fungsinya : Memberikan wawasan kepada pribadi siswa bahwa pentingnya berjiwa sosial
karena manusia adalah bersifat sosial bukan individu yg membutuhkan manusia lain, dan
berfungsi sebagai pendukung terciptanya belajar yg efektif dan efisien dengan bantuan
lingkungan sekitar, jika lingkungan tidak mendukung maka akan menghambat jalannya proses
belajar dan mengganggu siwa dalam hasil belajar.

3) Bimbingan karir

a. Pengertian Bimbingan karir yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam


perencanaan,pengembangan dan pemecahan masalah-masalah karir seperti : pemahaman
terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemahaman
kondisi lingkungan, perencanaan dan pengembangan karir, penyesuaian pekerjaan, dan
pemecahan masalah-masalah karir yang dihadapi.Bimbingan karir juga merupakan layanan
pemenuhan kebutuhan perkembangan individu sebagai bagian integral dari program pendidikan.
Bimbingan karir terkait dengan perkembangan kemampuan kognitif, afektif maupun
keterampilan individu dalam mewujudkan konsep diri yang positif, memahami proses
pengambilan keputusan, maupun perolehan pengetahuan dalam keterampilan yang akan
membantu dirinya memasuki system kehidupan social budaya yang terus menerus berubah.

Bimbingan karir merupakan upaya bantuan terhadap individu agar dapat mengenal dan
memahami dirinya, mengenal dunia kerjanya, mengembangkan masa depannya yang sesuai
dengan bentuk kehidupannya yang diharapkan. Dengan layanan bimbingan karir, individu
mampu menentukan dan mengembil keputusan secara tepat dan bertanggung jawab keputusan
yang diambilnya sehingga mereka mampumewujudkan dirinya secara bermakna. Bimbingan
karir adalah sebuah hal yang paling penting untuk mengarahkan siswa-siswa sesuai dengan minat
dan potensi yang dimilikinya. Pemilihan karir yang tepat pada siswa, akan memberikan kepuasan
dan akan meraih hasil yang maksimal.

Bimbingan karir juga merupakan salah satu bidang dalam bimbingan dan konseling yang
ada di sekolah-sekolah. Menurut Winkel (2005:114) bimbingan karir adalah bimbingan dalam
mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja, dalam memilih lapangan kerja atau jabatan /profesi
tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri
dengan berbagai tuntutan dari lapanan pekerjaan yang dimasuki. Bimbingan karir juga dapat
dipakai sebagai sarana pemenuhan kebutuhan perkembangan peserta didik yang harus dilihat
sebagai bagaian integral dari program pendidikan yang diintegrasikan dalam setiap pengalaman
belajar bidang studi.

Bimbingan karir adalah suatu proses bantuan, layanan dan pendekatan terhadap individu
(siswa/remaja), agar individu yang bersangkutan dapat mengenal dirinya, memahami dirinya,
dan mengenal dunia kerja merencankan masa depan dengan bentuk kehidupan yang diharapkan
7
untuk menentukan pilihan dan mengambil suatu keputusan bahwa keputusannya tersebut adalah
paling tepat sesuai dengan keadaan dirinya dihubungkan dengan persyaratan-persyaratan dan
tunutan pekerjaan / karir yang dipilihnya (Ruslan A.Gani : 11)

Menurut Herr bimbingan karir adalah suatu perangkat, lebih tepatnya suatu program yang
sistematik, proses, teknik, atau layanan yang dimaksudkan untuk membantu individu memahami
dan berbuat atas dasar pengenalan diri dan pengenalan kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan,
pendidikan, dan waktu luang, serta mengembangkan ketrampilan-ketrampilan mengambil
keputusan sehingga yang bersangkutan dapat menciptakan dan mengelola perkembangan
karirnya (Marsudi, 2003:113).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan karir adalah suatu upaya bantuan
terhadap peserta didik agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia kerjanya,
mengembangkan masa depan sesuai dengan bentuk kehidupan yang diharapkannya, mampu
menentukan dan mengambil keputusan secara tepat dan bertanggungjawab.

Kekeliruan pada pemilihan karir, akan berdampak secara luas pada kehidupan seseorang
selanjutnya, yang kemungkinan akan menurunkan prestasi bahkan frustasi dan gangguan
psikologis, karena ketidakmampuan beradaptasi, hasil yang diperoleh tidak maksimal,
tertutupinya bakat-bakat bawaan yang sebenarnya lebih dominan dan lain-lain.

Salah satu tempat yang paling tepat dalam pengarahan dan pencerahan pemilihan minat dan
bakat (bimbingan karir) adalah pada saat usia remaja, sekitar usia sekolah menengah atas.
Bahkan dirasakan, pemilihan karir pada usia ini adalah sebuah kewajiban untuk membantu
siswa-siswa menentukan karirnya kedepan. Usia ini, merupakan pangkal dari masalah seseorang
yang akan dijalaninya pada usia perkembangan selanjutnya.

Salah satu cara untuk mengarahkan dan membantu siswa memberikan bimbingan ini adalah
dengan menggunakan tes psikologi. Tes psikologi untuk bimbingan karir, biasanya tidak hanya
satu alat tes, tetapi beberapa tes yang akan di compare, untuk menentukan dan mengarahkan
langkah apa yang seharusnya diambil oleh siswa dengan karirnya kedepan. Diharapkan dengan
bimbingan karir ini, siswa lebih terfokus pada sesuatu yang memang diminatinya, berbakat
dibidangnya dan mempunyai kemampuan tentangnya.

b. Tujuan Bimbingan karir pada siswa adalah sebagai berikut (dalam Sukardi, hal 8):

a) Agar siswa mampu mengenal aspek-aspek dirinya (kemampuan, potensi, bakat,


kepribadian, sikap dan sebagainya).

b) Dengan mengenal aspek-aspek dirinya, siswa diharapkan dapat menerima keadaan dirinya
secara objektif.

c) Membantu siswa untuk dapat mengemukakan berbagai aspek yang dimilikinya.

8
d) Membantu siswa untuk dapat mengelola informasi dirinya.

e) Membantu siswa agar dapat mengemukakan informasi dirinya sebagai dasar perencanaan
dan pembuatan keputusan dimasa depan.

c. Fungsinya : Melihat begitu pentingnya bimbingan karir ini, sehingga diharapkan setiap anak
(siswa) terutama pada usia sekolah menengah harus mendapatkannya. Bantuan yang diberikan
akan membatu mereka menjalani hidup mereka penuh dengan penerimaan, sesuai dengan minat
dan bakatnya, dan diharapkan akan memberikan hasil yang maksimal, karena karir yang
dipilihnya merupakan potensi yang dimilikinya. Sehingga tidak ada lagi kata-kata, “bakat yang
terpendam”.

4) Bimbingan keluarga

a. Pengertian

Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh pendidikan berpendapat bahwa keluarga adalah


kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri
sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh
gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya.

Family Counseling (konseling keluarga) didefinisikan sebagai suatu proses interaktif yang
berupaya membantu keluarga memperoleh keseimbangan homeostasis, sehingga setiap anggota
keluarga dapat merasa nyaman (comfortable).

Bimbingan keluarga, merupakan upaya pemberian bantuan kepada para individu sebagai
pemimpin atau anggota keluarga agar mereka mapu menciptakan keluarga yang utuh dan
harmonis, memberdaya diri secara produktif, dapat menciptakan dan menyesuaikan diri dengan
norma keluarga, serta berperan serta berpartisipasi aktif dalam mencapai kehidupan keluarga
yang bahagia.

Menurut pengertian psikologis, keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama
dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin
sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan dan saling menyerahkan diri
(Soelaeman 1994 : 5-10).

b. Tujuan

a) Membantu anggota keluarga untuk belajar dan secara emosional menghargai bahwa
dinamika kelurga saling bertautan di antara anggota keluarga.

b) Membantu anggota keluarga agar sadar akan kenyataan bila anggota keluarga mengalami
problem, maka ini mungkin merupakan dampak dari satu atau lebih persepsi, harapan, dan
interaksi dari anggota keluarga lainnya.

9
c) Bertindak terus menerus dalam konseling/terapi sampai dengan keseimbangan homeostasis
dapat tercapai, yang akan menumbuhkan dan meningkatkan keutuhan keluarga.

d) Mengembangkan apresiasi keluarga terhadap dampak relasi parental terhadap anggota


keluarga (Perez, 1979).

c. Fungsinya

Memberikan wawasan tentang masalah keluarga demi mendukung proses belajar


mengajar, jika siswa mengalami masalah didalam keluarganya akan mengakibatkan siswa
terganggu dalam proses belajar sehingga mempengaruhi hasil belajar, dan disinilah fungsi
bimbingan keluarga memberikan solusi kepada siswa dalam memecahkan masalahnya sehingga
mendukung proses belajar siswa.

5) Urgensi Bimbingan Dan Penyuluhan Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat

Tidak disangkal lagi bahwa setiap lapangan kehidupan dan kegiatan manusia
memerlukan bimbingan. Termasuk dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan bermasyarakat. Oleh
karena itu, layanan bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan tidak hanya dalam dunia
pendidikan, tapi juga di masyarakat. Dengan adanya layanan bimbingan dan konseling, dapat
membantu masyarakat untuk menemukan jalan keluar dalam masalahnya dan juga mengenali
dan mengembangkan potensi dalam diri. Sehingga hal ini sangat berpengaruh dalam upaya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Para konselor yang menyediakan layanan bimbingan dan konseling ini, sangat
dibutuhkan dalam dunia masyarakat. Tidak hanya untuk membantu dalam bimbingan karier
ataupun masalah pribadi, para konselor juga seringkali menjadi sukarelawan dalam upaya
menghilangkan trauma pada masyarakat yang menjadi korban bencana yang akhir – akhir ini
sering menimpa masyarakat Indonesia.

10
PENUTUP

Dari uraian dan keterangan diatas bimbingan dan konseling sangat berpengaruh dan
sangat penting bagi siswa maupun masyarakat dalam memecahkan permasalahan dan segala hal
yang ada dikehidupan ini,dari bimbingan akademik,pribadi/sosial, karir, sampai keluarga, sampai
permasalahan yg ada dimasyarakat umum, karena bimbingan konseling ini berfungsi sebagai
pemecah suatu permasalahan atau problematika kehidupan.

11

Anda mungkin juga menyukai