Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MANAJEMEN KELAS

MACAM-MACAM MASALAH SISWA

Dosen Pengampu : Muhamad Hamzah, S.Pd., M.Pd.

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Kelas

Disusun Oleh:

1. Aliifatunnabillah (221012100273)

2. Khaerutin Niswa (221012100315)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS PAMULANG

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan nafas kehidupan, sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan
makalah ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
manajemen kelas. Tak lupa juga tim penyusun mengucapkan terimakasih kepada
dosen selaku pembimbing mata kuliah ini serta segala pihak dan sumber yang telah
membantu terwujudnya makalah ini. Tim penyusun berharap semoga makalah ini
bermanfaat baik bagi diri penulis sendiri maupun pembaca pada umumnya.

Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala
kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat saya harapkan dari
para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada
waktu mendatang.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I .....................................................................................................................1
PENDAHULUAN .................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan .....................................................................................1
BAB II ....................................................................................................................2
PEMBAHASAN....................................................................................................2
A. Pengenalan Masalah Siswa .........................................................................2
B. jenis Masalah Siswa Di Sekolah .................................................................3
C. Penanggunglangan Masalah Siswa .............................................................4
BAB III ..................................................................................................................8
PENUTUP .............................................................................................................8
Kesimpulan……………………………………………………………………
………………………………………………8
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................9

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sekolah adalah tempat anak-anak belajar. Tujuan sekolah adalah
untuk melatih siswa menjadi siswa yang mampu memajukan negara. Di
sekolah terjadi interaksi antara siswa dan guru yang disebut dengan proses
belajar mengajar. Proses belajar mengajar tentunya tidak selalu berjalan
dengan lancar atau efektif, namun ada juga permasalahan yang ditemui
dalam pembelajaran, begitu pula bagi siswa di sekolah tentunya banyak
kendala, permasalahan yang siswa temui. karena banyak faktor selain itu
juga karena sikap dan perilaku setiap siswa tentunya berbeda-beda sehingga
dapat menimbulkan permasalahan di sekolah baik sedang belajar maupun
tidak. Permasalahan yang sering ditemui siswa di sekolah antara lain
permasalahan akademik dan permasalahan dengan teman di lingkungan
kerja. Secara akademik, tentang gaya belajar serta interaksi dengan guru
mata pelajaran di kelas, sedangkan untuk masalah sosial, lebih pada
interaksi siswa dengan teman sebaya yang pantas atau nyaman, serta
berinteraksi dengan teman sekelas. lawan jenis. Selain permasalahan-
permasalahan tersebut, tentunya masih banyak permasalahan lain yang
sering ditemui siswa di sekolah. Untuk mengatasi atau mengatasi
permasalahan yang dihadapi siswa di sekolah tersebut dapat dilakukan
melalui guru mata pelajaran, guru kelas atau guru bimbingan dan konseling.
, termasuk memberikan bimbingan dan konseling kepada siswa yang
mengalami permasalahan tersebut. Bimbingan dan konseling adalah suatu
proses dukungan yang diberikan oleh seorang pembimbing (konselor)
kepada individu (konselor) melalui pertemuan tatap muka atau hubungan
timbal balik antara keduanya, hingga orang yang diajak berkonsultasi
mempunyai kesanggupan atau kesanggupan melihat dan menemukan. .
masalah dan mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah sendiri.
Dalam menangani permasalahan siswa di sekolah termasuk bimbingan dan
konseling merupakan hal yang penting Melalui pendekatan bimbingan dan
konsultasi tersebut, tujuannya adalah agar pendekatan tersebut disesuaikan
dengan permasalahan sehingga penyelesaiannya mencapai hasil yang baik.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahas “Masalah siswa di sekolah
serta pendekatan umum bimbingan dan konseling (Strategi Bimbingan dan
Konseling)”. Judul artikel ini sengaja dipilih karena menarik perhatian
penulis dan memerlukan dukungan seluruh pihak yang terlibat dalam dunia
pendidikan

A. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Pengenalan Masalah Siswa?
2. Seperti Apa Jenis Masalah Siswa Dalam Pengelolaan Kelas?
3. Bagaimana Pendekatan Penanggunglangan Masalah Siswa?

B. TUJUAN PENULISAN
1. Memahami Pengenalan Siswa.
2. Mengetahui Jenis Masalah Siswa.
3. Memahami Pendekatan Penanggunglangan Masalah Siswa.

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGENALAN MASALAH SISWA
Masalah merupakan sesuatu yang tidak bisa lepas dari diri setiap
manusia. Menurut KBBI, masalah diartikan sebagai sesuatu yang perlu
diselesaikan (diselesaikan), karena permasalahan yang terjadi pada diri
seseorang apabila berkembang dan tidak segera diselesaikan dapat
menimbulkan permasalahan, gangguan terhadap kehidupan, baik bagi
dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam proses pelaksanaan kegiatan
sekolah, baik kegiatan belajar mengajar maupun kegiatan sosial sehari-
hari, tidak dapat dipungkiri bahwa siswa selalu menemui banyak
permasalahan yang berbeda-beda. Salah satunya adalah seorang siswa
sekolah menengah di usia remajanya. Pada tahap ini, individu
mengalami perubahan besar yang dimulai dengan masa pubertas.
Perbedaan sikap dan perilaku anak pada masa pubertas seringkali
menghambat perkembangannya pada tahap selanjutnya yaitu masa
remaja sehingga menyebabkan anak mengalami kesulitan dalam
kehidupan sehari-hari pada masa remaja. Beberapa permasalahan yang
biasa muncul pada siswa ini antara lain:
1. Masalah emosional
Akibat perubahan fisik dan endokrin, emosi remaja
seringkali kuat, tidak terkendali, dan terkadang tampak tidak
rasional. Hal ini terlihat dari gejala mereka seperti mudah
tersinggung, mudah tersinggung, ledakan emosi dan
ketidakmampuan mengendalikan emosi. Kondisi ini seringkali
menimbulkan berbagai permasalahan pada remaja. Oleh karena itu,
sekolah sebagai lembaga formal yang mempunyai tugas dan
tanggung jawab membantu tumbuh kembang siswa harus
mengambil langkah nyata untuk mencegah dan mengatasi
permasalahan emosional tersebut. Penulis berpendapat bahwa
masalah emosional ini adalah salah satu masalahnya Hal ini
terkadang tidak dapat dilihat secara kasat mata oleh pendidik
sekolah karena sebagian besar siswa mengungkapkan sifat
emosional ketika berhadapan dengan rekan kerja lainnya. Tentu
menjadi tugas penting bagi para pendidik untuk lebih peka dan aktif
mengamati kondisi setiap siswa agar dapat memecahkan
permasalahan tersebut.
2. Masalah Penyesuaian
Untuk mencapai tujuan model sosialisasi, remaja harus
banyak melakukan penyesuaian baru. Pada tahap ini, remaja lebih
banyak menghabiskan waktunya di luar keluarga dibandingkan
dengan teman sebayanya dalam kelompok, sehingga dapat
dimengerti bahwa pengaruh teman sebaya dalam segala perilaku,
sikap, minat, gaya hidup lebih besar dibandingkan pengaruh
keluarga. Perilaku remaja sangat bergantung pada pola perilaku
kelompok.
Permasalahannya adalah jika terjadi kesalahan dalam proses
integrasi sosial, remaja cenderung mengikuti kelompok sosial yang
salah tanpa mengkhawatirkan berbagai akibat yang mungkin
menimpa dirinya, karena kebutuhan untuk diterima. Penting.
pandangan bahwa perlu untuk menciptakan pemahaman di sekolah
tentang visi sosial ini agar dapat diinginkan. Siswa dapat mengatur
dan memilih lingkungan sosial yang cocok dan berdampak positif
bagi dirinya, bukan sebaliknya.
3. Masalah Perilaku Seksualitas
Pada masa pubertas, remaja mulai tertarik pada lawan jenis
sehingga menimbulkan keinginan yang kuat untuk mendapat
dukungan dan perhatian dari lawan jenis. Akibatnya, remaja
mempunyai minat yang besar terhadap seks. Seharusnya mereka
mencari atau mendapatkan informasi tentang seks dari orang
tuanya, namun kenyataannya, mereka mencari informasi lebih
banyak dari sumber yang terkadang tidak bertanggung jawab.
Akibat informasi yang tidak akurat tersebut dapat menimbulkan
perilaku seksual pada remaja yang tidak dapat dilakukan dari segi
etika dan kesehatan. Dengan mengatasi dan mengatasi masalah ini,
sekolah dapat mengambil langkah nyata untuk membantu siswa
memperoleh informasi tentang seks dengan cara yang lebih aman
dan bertanggung jawab, seperti melalui pendidikan seks.
4. Masalah Perilaku Sosial
Diskriminasi terhadap orang-orang yang berbeda latar
belakang ras, agama, atau sosial ekonomi dapat menimbulkan
munculnya kelompok pemuda yang pembentukannya didasarkan
pada kesamaan agama, suku, dan latar belakang sosial ekonomi,
yang sebagian besar dapat menimbulkan permusuhan di antara
mereka. kelompok. Untuk mencegah dan mengatasi keadaan
tersebut, sekolah dapat menyelenggarakan kegiatan kolektif tanpa
memperhatikan komposisi suku, agama, ras, dan sosial ekonomi.
Langkah ini sudah banyak diterapkan oleh sebagian besar sekolah,
termasuk menyelenggarakan kegiatan bagi siswa dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler. dan kegiatan ekstrakurikuler. Dampak
yang dicapai cukup signifikan, terlihat munculnya hubungan positif
antar siswa yang dapat rukun, apapun perbedaan yang ada.
5. Masalah Etika
Masalah etika yang muncul pada diri remaja ditandai dengan
ketidakmampuan remaja dalam membedakan mana yang benar dan
mana yang salah, akibat adanya kontradiksi konsep benar dan salah
dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, sekolah hendaknya
menyelenggarakan banyak kegiatan keagamaan dan meningkatkan
pendidikan moral bagi siswa. Selain hal di atas, permasalahan etika
juga dapat muncul akibat buruknya teladan sosial. Sikap yang selalu
terkesan benar karena diterima secara umum dalam ranah sosial
menjadi salah satu faktor yang menciptakan kondisi munculnya
permasalahan etika.
6. Masalah Perbedaan Individu
Keunikan individu berarti tidak ada dua individu yang
identik dalam aspek pribadi, baik fisik maupun mental. Seorang
individu berbeda dengan individu lainnya. Terjadinya perbedaan
individu tersebut dapat disebabkan oleh faktor bawaan dan
lingkungan sebagai faktor utama dalam membentuk keunikan setiap
individu. Perbedaan sifat memfasilitasi perbedaan individu, bahkan
dalam lingkungan yang sama; Sebaliknya, lingkungan yang berbeda
akan memungkinkan munculnya perbedaan individu, meskipun
karakteristiknya serupa. Di sekolah sering kali masyarakat melihat
permasalahan perbedaan individu, misalnya saja ada siswa yang
belajarnya sangat cepat dan ada pula siswa yang belajarnya sangat
lambat. Ada orang yang unggul dalam bidang kecerdasan tertentu,
namun kurang cerdas dalam bidang kecerdasan lainnya. Kenyataan
ini akan membawa konsekuensi terhadap pelayanan pendidikan,
khususnya dalam hal materi pembelajaran, metode pengajaran,
perangkat pembelajaran dan pelayanan lainnya. Siswa akan
kesulitan beradaptasi antara keunikannya dengan tuntutan
lingkungan. Memang benar, dalam program pendidikan umum,
penawaran didasarkan pada standar umum atau rata-rata.

B. JENIS MASALAH SISWA DALAM PENGELOLAAN KELAS


Permasalahan pengelolaan kelas dapat dibedakan menjadi dua
cirinya, yaitu sifat individu atau kelompok dan sifat kelompok atau
kelompok. Jenis permasalahan siswa pada masalah pribadi tingkat
dasar.
Permasalahan pribadi siswa sekolah dasar adalah munculnya
kesenjangan antara apa yang diharapkan dari dirinya dengan kenyataan
pribadinya, seperti berikut ini: kidal, banyak menuntut, rasa malu, takut-
takut, murung, melamun berlebihan, ketidakmampuan merangsang
aktivitas. , meyakini bahwa disiplin dan hukuman adalah satu dan sama,
bahwa disiplin itu tidak konsisten, egois, malas, dan dapat diterima
secara sosial. Ada dua bentuk tindakan guru untuk mengatasi
permasalahan pengelolaan kelas, baik secara individu maupun
kelompok, yaitu tindakan preventif dan tindakan korektif

C. PENDEKATAN PENANGGUNGLANGAN MASALAH SISWA


Untuk mengatasi dan menyikapi permasalahan yang muncul di
kalangan siswa di sekolah, terdapat beberapa solusi melalui metode
bimbingan dan konseling umum yang sering diterapkan oleh para
pendidik terhadap siswanya. Pendekatan yang dapat dilakukan antara
lain:
1. Pendekatan krisis adalah upaya bimbingan yang diarahkan
kepadaindividu yang mengalami krisis atau masalah. Bimbingan
bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah yang dialami
individu. Dalam pendekatankrisis ini, guru sebagai konselor
menunggu siswa yang datang, selanjutnyaguru memberikan
bantuan sesuai dengan masalah yang dirasakan olehsiswa
tersebut.Pendekatan ini banyak dipengaruhi oleh aliran
psikoanalisis.Psikoanalisis terpusat pada pengaruh masa lampau
sebagai suatu hal yangmenentukan bagi fungsinya kepribadian
pada masa kini. Pengalaman- pengalaman pada masa lima atau
enam tahun pertama dari kehidupanindividu dipandang sebagai
akar dari krisis individu yang bersangkutan pada masa kini.
2. Pendekatan remedial adalah upaya bimbingan yang diarahkan
kepadaindividu yang mengalami kesulitan. Tujuan bimbingan
adalah untuk memperbaiki kesulitan-kesulitan yang dialami
individu. Dalam pendekatan ini guru memfokuskan pada
kelemahan-kelemahan siswa yangselanjutnya berupaya untuk
memperbaikinya.
3. Pendekatan preventif adalah upaya bimbingan yang diarahkan
untuk mengantisipasi masalah-masalah umum individu dan
mencoba mencegahsupaya tidak terjadinya masalah tersebut
pada para siswa. Guru berupayauntuk mengajarkan pengetahuan
dan keterampilan untuk mencegahmasalah tersebut.
4. Pendekatan perkembangan menekankan kepada pengembangan
potensi dan kekuatan yang ada pada diri individu secara optimal.
Setiapindividu memiliki potensi dan kekuatan tertentu melalui
penerapan berbagai teknik bimbingan potensi, kemudian
kekuatan-kekuatan tersebutdikembangkan. Layanan bimbingan
ini diberikan kepada setiap siswa, bukan hanya kepada yang
memiliki masalah

Penanganan siswa bermasalah melalui pendekatan bimbingan dan


konseling tidak semata-mata menjadi tanggung jawab konselor di
sekolah tetapi dapat melibatkan berbagai pihak untuk bersama-sama
membantu siswa agar memperoleh penyesuaian diri dan perkembangan
pribadi secara optimal
1. Bimbingan Klasikal. Layanan dasar diperuntukkan bagi semua
siswa. Hal ini berarti bahwa dalam peluncuran program yang
telah dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak
langsung dengan para siswa di kelas.Secara terjadwal, konselor
memberikan layanan bimbingan kepada parasiswa. Kegiatan
layanan dilaksanakan melalui pemberian layananorientasi dan
informasi tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi
siswa. Layanan orientasi pada umumnya dilaksanakan pada awal
pelajaran, yang diperuntukan bagi para siswa baru, sehingga
memiliki pengetahuan yang utuh tentang sekolah yang
dimasukinya. Terhadap para siswa diperkenalkan mengenai
berbagai hal yang terkait dengansekolah, seperti kurikulum,
personel (pimpinan, para guru, dan staf administrasi), jadwal
pelajaran, perpustakaan, laboratorium, tata-tertib.
2. Bimbingan Kelompok Konselor memberikan layanan
bimbingan kepada siswa melaluikelompok-kelompok kecil (5
s.d. 10 orang). Bimbingan ini ditujukanuntuk merespon
kebutuhan dan minat para siswa. Topik yangdidiskusikan dalam
bimbingan kelompok ini, adalah masalah yang bersifat umum
(common problem) dan tidak rahasia, seperti cara-cara belajar
yang efektif, kiat-kiat menghadapi ujian, dan mengelola
stres.Layanan bimbingan kelompok ditujukan untuk
mengembangkanketerampilan atau perilaku baru yang lebih
efektif dan produktif.c.Berkolaborasi dengan Guru Mata
Pelajaran atau Wali Kelas.
3. Berkolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran atau Wali Kelas
Program bimbingan akan berjalan secara efektif apabila
didukung oleh semua pihak, yang dalam hal ini khususnya para
guru mata pelajaran atau wali kelas. Konselor berkolaborasi
dengan guru dan walikelas dalam rangka memperoleh informasi
tentang siswa (seperti prestasi belajar, kehadiran, dan
pribadinya), membantu memecahkan masalahsiswa, dan
mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapatdilakukan
oleh guru mata pelajaran.
4. Berkolaborasi dengan Orang Tua SiswaDalam upaya
meningkatkan kualitas peluncuran program bimbingan, konselor
perlu melakukan kerjasama dengan para orang tuasiswa.
Kerjasama ini penting agar proses bimbingan terhadap siswa
tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga oleh orang tua di
rumah.Melalui kerjasama ini memungkinkan terjadinya saling
memberikaninformasi, pengertian, dan tukar pikiran antara
konselor dengan orangtua dalam upaya mengembangkan potensi
siswa atau memecahkanmasalah yang mungkin dihadapi siswa.
Untuk melakukan kerjasamadengan orang tua ini, dapat
dilakukan beberapa upaya, seperti: (1) kepalasekolah atau
komite sekolah mengundang para orang tua untuk datangke
sekolah, biasanya dapat dilakukan setiap satu semester yang
pelaksanaannnya dapat bersamaan dengan pembagian rapor, (2)
sekolahmemberikan informasi kepada orang tua melalui surat
tentang kemajuan belajar atau masalah siswa, dan (3) orang tua
diminta untuk melaporkankeadaan anaknya di rumah ke sekolah,
terutama menyangkut kegiatan belajar dan perilaku sehari-
harinya

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPILAN
Dalam menjalani aktivitas di sekolah baik kegiatan belajar
mengajar maupun kegiatan pergaulan sehari-hari tak dipungkiri
selalu didapati berbagaimasalah yang dilakukan oleh para siswa.
Salah satunya adalah siswa sekolahmenengah yang berada dalam
fase masa remaja. Masalah yang sering timbul padamasa-masa
tersebut biasanya terdiri sebagai berikut: masalah emosi, masalah
penyesuaian diri, masalah perilaku seksual, masalah perilaku social,
masalahmoral, masalah perbedaan individu, masalah keluarga dan
masalah belajar.
Faktor yang mempengaruhi hal tersebut berasal dari luar dan
dari dalamatau yang biasa disebut dengan factor intern dan ekstern
yang keduanya saling berkaitan. Selain beberapa factor yang dapat
mempengaruhi permasalahanditengah remaja, untuk
menanggulangi masalah tersebut terdapat beberapa pendekatan,
diantaranya: pendekatan kritis, pendekatan remedial, pendekatan
preventif dan pendekatan perkembangan.
Dalam melaksanakan pendekatan-pendekatan tersebut
terdapat beberapastrategi, darimulai strategi yang digunakan dalam
layanan bimbingan dasar; bimbingan klaksikal, bimbingan
kelompok, bimbingan kolaborasi denganguru/wali kelas dan
bimbingan berkolaborasi dengan orang tua. Selain bimbingan dasar
terdapat pula bimbingan responsive, perencanaan individual dan
dukungansystem.
Adapun bagian-bagiannya, pada bimbingan responsive itu
konsultasi,individual atau kelompok, referral dan bimbingan teman
sebaya. Dalam perencanaan individu, ada penilaian individu atau
kolektif. Selain itu, terdapat sistem pendukung para ahli,
memberikan konsultasi kolaboratif dan manajemen program.
Guru mata pelajaran juga harus mampu menjadi
pembimbing dengan harapan mampu memotivasi, mendorong dan
menantang siswa untuk berkembang.
DAFTAR PUSTAKA

Defi, Anggraini. 2020.


Jenis-Jenis Masalah Siswa di Sekolah Menengah. Semarang: Universitas
Negeri Semarang.
Iqbal, M. (2014).
Peran Guru Pendidikan Kewarganegaraan (Pkn) Terhadap LayananBimbingan
Dan Konseling (Bk)
Nurihsan, Achmad Juntika. 2006.
Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan.
Bandung: PT. Refika Aditama
Suryana, Asep dan Suryadi. 2012.
Modul Bimbingan dan Konseling. Jakarta:Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementrian Agama RI
Tohirin.2007.
Bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah (berbasisintergrasi).
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Toharudin, Moh. 2020.
Buku Ajar Manajemen Kelas. Jawa tengah: Lakeisha.
Winkel, W.S. 1982.
Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Menengah. Jakarta: PT Gramedia
Yusuf L. N., Syamsu. 2014.
Program Bimbingan dan Konseling di sekolah. Bandung:Rizqi Press
Yusuf, Syamsu., dan A. Juntika Nurihsan. 2008.
Landasan Bimbingan & Konseling.Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai