Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KETERAMPILAN MATEMATIS
"Strategi Pemecahan Masalah Matematis dan Kemampuan Pembuktian Matematis"

Disusun Oleh Kelompok 3 :

Ayu Nanda Mustika Rani (2005111040)

Farhanida Agustina (2005111035)

Ibtisama Azizi (2005110446)

Nofri Naldi (2005111044)

Dosen Pembimbing :

Dr. Kartini, M.Si dan Dr. Nahor M.Hutapea, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS RIAU

TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, dimana atas segala limpahan rahmat dan
hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini sebagai tugas mata
kuliah Keterampilan Matematika. Shalawat serta salam tidak lupa kami haturkan kepada
junjungan kita Nabi semesta alam Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya
hingga akhir zaman.

Alhamdulillah, kami dapat menyelesaikan makalah ini, walaupun kami menyadari


bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan di dalam makalah ini. Untuk itu kami
berharap adanya kritik dan saran yang membangun guna keberhasilan penulisan yang akan
datang. Pada dasarnya makalah yang kami sajikan ini khusus mengupas tentang Strategi
Pemacahan Masalah Matematis dan Kemampuan Pembuktian Matematis. Untuk lebih jelas
simak pembahasannya dalam makalah ini. Kami berharap makalah ini bisa memberikan
sumbang pemikiran sekaligus pengetahuan bagi kita semuanya.

Akhir kata, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu hingga selesainya makalah ini semoga segala upaya yang telah dicurahkan
mendapat berkah dari Allah SWT. Aamiin.

Hormat kami

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3

A. Strategi Pemecahan Masalah Matematis ................................................................ 3


1. Apa itu masalah matematika ? ................................................................................ 3
2. Apa pemecahan masalah matematika ? .................................................................. 3
3. Apa karakteristik yang baik dalam melakukan pemecahan masalah ? ................... 4
4. Bagaimana strategi dalam pemecahan masalah matematika ? ............................... 5
B. Kemampuan pembuktian matematis ....................................................................... 8

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 11

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah (Problem) merupakan bagian dari kehidupan manusia baik bersumber
dari dalam diri maupun lingkungan sekitar. Hampir setiap hari manusia berhadapan
dengan suatu masalah yang perlu dicari jalan keluarnya. Adanya pemasalahan
tersebut secara tidak langsung menjadikan pemecahan masalah sebagai aktivitas dasar
manusia untuk dapat bertahan hidup. Oleh karena itu, setiap orang diharapkan mampu
berperan sebagai pemecah masalah yang handal untuk dapat mempertahankan
hidupnya.
Seseorang pemecah masalah terampil tidak dapat terlepas dari kemampuan
berpikir sistematis, logis, dan kritis serta kegigihan dalam memecahkan masalah yang
dihadapinya. Kemampuan serta kegigihan tersebut tidak serta merta dimiliki
seseorang, melainkan dapat dipelajari dan dilatih salah satunya melalui matematika.
Dalam pembelajaran matematika, pemecahan masalah merupakan salah satu
kompetensi atau kemampuan yang harus dipelajari dan dikuasai. De Lange dalam
Shadiq (2014:8) menyatakan ada delapan kompetensi yang harus dikuasai selama
proses pembelajaran matematika yaitu: 1) berpikir dan bernalar matematis, 2)
berargumentasi matematis, 3) berkomunikasi matematis, 4) pemodelan matematika,
5) pemecahan masalah, 6) representasi, 7) symbol, dan 8) alat dan teknologi.
Pembelajaran matematika yang hanya berorientasi pada penyampaian materi
secara langsung hanya meningkatkan kemampuan mengingat saja, tetapi akan kurang
meningkatkan kemampuan bernalar. Oleh karena itu pembelajaran matematika
hendaknya lebih menekankan pada peningkatan kemampuan berpikir matematis.
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menghadapkan pada soal atau
masalah yang cukup menantang dan menarik, kemudian berdiskusi untuk
menyelesaikan masalah tersebut bersama-sama.
Dalam menyelesaikan masalah matematika ada beberapa strategi yang dapat
digunakan. Dalam makalah ini hanya akan dipaparkan secara singkat beberapa
strategi yang biasa digunakan untuk menyelesaikan permasalahan matematika beserta
contoh dan penyelesaianya.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah
yang dapat di rangkum adalah sebagai berikut :
A. Strategi pemecahan masalah matematis
1. Apa itu masalah matematika ?
2. Apa pemecahan masalah matematika ?
3. Apa karakteristik yang baik dalam melakukan pemecahan masalah ?
4. Bagaimana strategi dalam pemecahan masalah matematika ?
B. Kemampuan pembuktian matematis
C. Tujuan
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai apa yang dimaksud dengan masalah
matematika, apa itu pemecahan masalah matematika, apa saja karakteristik yang baik
dalam melakukan pemecahan masalah,mbagaimana strategi dalam memecahkan
masalah matematika, dan kemampuan dalam pembuktian matematis.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Strategi Pemecahan Masalah Matematis
1. Masalah Matematika
Berbicara masalah matematika, Lencher dalam Wardhani (2010:7)
mendeskripsikan sebagai soal matematika yang strategi penyelesaiaanya tidak
langsung terlihat, sehingga dalam penyelesaiannya memerlukan pengetahuan,
keterampilan, dan pemahaman yang telah dipelajari sebelumnya.
Lebih lanjut Polya dalam Saraswati, dkk (2013:2) mengemukakan dua macam
masalah matematika yaitu:
1) Masalah untuk menemukan (problem to find).
Masalah ini diartikan sebagai masalah yang harus dipecahkan dengan
mencoba untuk mengkontruksi semua jenis objek atau informasi yang dapat
digunakan.
2) Masalah untuk membuktikan (problem to prove).
Masalah ini diartikan sebagai masalah yang harus ditunjukkan kebenaranya.
Masalah ini mengutamakan hipotesis atau konklusi dari suatu teorema yang
kebenarannya harus dibuktikan.
2. Pemecahan Masalah Matematika
Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat
penting. Hal ini dikarenakan siswa akan memeroleh pengalaman dalam menggunakan
pengetahuan serta keterampilan yang dimiliki untuk menyelesaikan soal yang tidak
rutin. Sependapat dengan pernyataan tersebut, Lencher dalam Wardhani, dkk
(2010:15) mendefinisikan pemecahan masalah sebagai proses menerapkan
pengetahuan matemtika yang telah dipeoleh sebelumnya ke dalam situasi yang baru.
Pembicaraan mengenai pemecahan masalah matematika tidak dapat terlepas dari
tokoh utamanya, yakni George Polya. Menurut Polya dalam Budhi (2003:2) ada 4
langkah yang perlu dilakukan dalam menyelesaikan masalah matematika.
a. Memahami soal yang ada
Dalam memahami soal ada baiknya dimunculkan pertanyaan diantaranya
sebagai berikut:
1. Apakah kita mengetahui arti semua kata yang digunakan? Kalau tidak,
carilah di kamus dan lainnya.
2. Apakah kita mengetahui yang dicari atau ditanya?

3
3. Apakah kita mampu menyajikan soal dengan menggunakan kata-kata
sendiri?
4. Apakah soal dapat disajikan dengan cara lain?
5. Apakah kita dapat menggambar sesuatu yang dapat digunakan sebagai
bantuan?
6. Apakah informasi cukup untuk dapat menyelesaikan soal?
7. Apakah informasi berlebihan?
8. Apakah ada yang perlu dicari sebelum mencari jawaban dari soal?
b. Menyusun Strategi
Ada beberapa kiat yang dapat dilakukan dalam menyusun strategi yaitu:
1. Kita akan membahas berbagai strategi yang ada, tetapi jangan raguragu
untuk mencoba salah satu dari strategi untuk digunakan dalam
menyelesaikan soal yang kita hadapi.
2. Pada umumnya, strategi yang berhasil diketemukan setelah beberapa kali
mencoba strategi yang gagal. Kegagalan adalah langkah kecil untuk
mencapai tujuan yang kita inginkan.
c. Melakukan Strategi yang dipilih
Langkah ini lebih mudah dibandingkan menyusun strategi. Disini hanya
diperlukan kesabaran dan kehati-hatian dalam menjalankan.
d. Melihat kembali pekerjaan yang telah dilakukan.
3. Karakteristik yang Baik dalam Melakukan Pemecahan Masalah
Di Amerika Serikat, penyelidikan tentang pemecahan masalah telah dilakukan
beberapa puluh tahun yang lalu. Menurut Dodson dan Holander dalam Budhi (2003:3)
karakteristik yang harus ditumbuhkan dalam pemecahan masalah matematika, yaitu
sebagai berikut:
a. Kemampuan mengerti konsep dan istilah matematika
b. Kemampuan untuk mencatat kesamaan, perbedaan, dan analogi
c. Kemampuan untuk mengidentifikasi elemen terpenting dan memilih prosedur
yang benar
d. Kemampuan untuk mengetahui hal yang tidak berkaitan
e. Kemampuan untuk menaksir dan menganalisa
f. Kemampuan untuk memvisualisasi dan menginterpretasi kuantitas atau ruang
g. Kemampuan penalaran induktif
h. Kemampuan mengganti metode yang diketahui

4
i. Mempunyai kepercayaan diriyang cukup dan merasa senag terhadap
materinya.
4. Strategi Pemecahan Masalah Matematika
Strategi pemecahan masalah matematika merupakan cara berpikir yang dapat
digunakan ketika hendak menyelesaikan suatu masalah. Pemecahan suatu masalah
matematika dapat ditempuh dengan berbagai macam metode maupun strategi, akan
tetapi yang menjadi persoalan adalah bagaimana menentukan strategi yang terbaik dan
terefisien. Hal ini terkait dengan masalah yang dihadapi terlihat lebih sederhana
sehingga mudah untuk dipecahkan.
Berikut akan dipaparkan beberapa strategi pemecahan masalah matematika
beserta contoh masalah dan penyelesaian.
a. Metode Pembuktian Langsung
Dalam membuktikan pernyataan 𝑝 → 𝑞 menggunakan metode pembuktian
langsung dilakukan dengan cara sebagai berikut: Asumsikan bahwa p bernilai
benar, kemudian dengan menggunakan pernyataan jika-maka yang lain, dapat
diperlihatkan bahwa q juga benar. Oleh karena itu pernyataan 𝑝 → 𝑞 bernilai
benar. Secara abstrak, penjelasan tersebut dikenal sebagai silogisme:

𝑝 𝑟
𝑟 𝑞
𝑝 𝑞

Contoh :

Buktikan jika bilangan bulat ganjil, maka juga bilangan bulat ganjil !

Penyelesaian :

Karena bilangan bulat ganjil dapat dituliskan , dengan


bilangan bulat. Sehingga ( ) ( )

Hasil ini dapat diinterpretasikan bahwa merupakan jumlah bilangan


genap ditambah 1, sehingga merupakan bilangan ganjil.

b. Pembuktian Tak Langsung atau Kontrapositif


Dalam logika implikasi, pernyataan 𝑝 𝑞 ekuivalen dengan pernyataan
𝑞 𝑝 Oleh karena itu dengan membuktikan secara langsung bahwa 𝑞

5
bernilai benar. Sehingga telah dibuktikan 𝑞 𝑝 dan sekaligus 𝑝 𝑞
bernilai benar.
Contoh :
Buktikan jika bilangan genap, maka bilangan genap!
Penyelesaian :
Untuk membuktikan kebenaran pernyataan tersebut dapat menggunakan
metode pembuktian tak langsung, artinya perlu pengubahan pernyataan dalam
bentuk ekuivalennya yaitu :
Jika ganjil (tidak genap) maka ganjil.
Pernyataan ini sudah dibuktikan sebelumnya. Sehingga terbukti benar
bahwa jika bilangan genap, makan bilangan genap.
c. Metode Pembuktian dengan Kontradiksi
Untuk membuktikan pernyataan 𝑝 𝑞 bernilai benar dengan kontradiksi
adalah dengan cara anggap 𝑝 benar. Kemudian kita anggap 𝑝 𝑞 salah,
sehingga 𝑞 harus bernilai salah atau 𝑞 benar. Misalkan kita menemukan
pernyataan 𝑟 sehingga diperoleh pernyataan 1) yaitu 𝑝 ( 𝑞) 𝑟 ( 𝑟)
bernilai benar. Perhatikan bahwa 𝑟 ( 𝑟) akan selalu salah, sehingga agar
pernyataan 1) bernilai benar maka pernyataan 𝑝 ( 𝑞) harus bernilai salah
atau (𝑝 ( 𝑞)) yang ekuivalen dengan 𝑝 𝑞 bernilai benar.
Contoh : Buktikan
Penyelesaian : Misalkan pernyataan ini dapat diartikan bahwa ada
anggota himpunan-himpunan kosong yang tidak menjadi anggota himpunan
A. Suatu keadaan yang tidak mungkin terjadi karena tidak mempunyai
anggota. Dengan keadaan kontradiksi ini, dapat disimpulkan bahwa pemisalan
tadi yaitu bernilai salah. Yang benar adalah .
d. Metode Pembuktian dengan Contoh Penyangkal
Metode ini digunakan dengan memilih salah satu contoh sehingga suatu
pernyataan menjadi salah.
Contoh : Buktikan untuk setiap bilangan asli merupakan
bilangan prima!
Penyelesaian : pada soal ini kita cukup membuktikan bahwa pernyataan
itu salah. Sehingga cukup diperlihatkan bahwa ada bilangan asli sehingga

6
bukan bilangan prima. Dengan mengambil diperoleh hasil
21 yang merupakan bukan bilangan prima.
e. Strategi Bekerja Mundur
Permasalahan yang menggunakan strategi ini terjadi jika hasil akhir
diketahui dalam soal dan diminta untuk menyatakan kejadian asli.
Contoh : Rata-rata 11 nilai ulangan harian matematika Jery adalah 80.
Gurunya mengumumkan bahwa siswa harus mengeliminasi salah satu nilai
mereka lalu menghitung rata-ratanya. Jery mengeliminasi nilai 30 yang dia
dapatkan pada ulangan yang pertama. Berapakah rata-rata nilai ulangan Jery
yang baru? (Posamentier & Krulik, 1998).
Penyelesaian : Rata-rata 11 nilai ulangan Jery adalah 80, jadi jumlah nilai
ulanganya adalah : , , . Jadi,
rata-rata nilai Jery yang baru adalah 85.
f. Strategi Penemuan Pola
Penemuan pola adalah salah satu strategi dalam problem solving dimana
kita dapat mengamati informasi yang diberikan seperti gambar, angka, huruf,
dll. Dengan mengamati pola kita dapat memecahkan masalah yang diberikan
dengan menentukan apa yang terjadi pada elemen selanjutnya.
Contoh. Tentukan digit terakhir ? (Posamentier & Krulik, 1998)
Penyelesaian : Banyak orang akan menyelesaikan masalah tersebut dengan
menggunakan kalkulator, tetapi kalkulator tidak dapat memberikan hasil
karena terbatasnya ruang tampil digit. Sehingga perlu metode lain dengan
menggunakan pola perpangkatan yaitu

Perhatikan pola yang terjadi, digit terakhir berulang melingkar empat kali.
Pangkat yang dicari adalah pangkat 19, jika dibagi 4 maka akan ber-sisa 3
sehingga digit terakhir dari adalah 2.
g. Menggunakan Prinsip Rumah Burung

7
Prinsip rumah burung dinyatakan sebagai berikut: Jika diketahui tersedia
rumah burung sebanyak dan ada burung, maka salah satu dari rumah
burung tersebut terdiri dari lebih dari satu burung.
Contoh: Seorang tukang listrik harus mengambil sekering listrik yang terdiri
dari skering 15 A dan 20 A tanpa dapat memilih. Dalam satu kali ambil, ia
menginginkan ada dua sekering yang mempunyai ukuran yang sama besar.
Tentukan jumlah minimal sekering yang harus ia ambil?
Penyelesaian :
Jika ia hanya mengambil 1 sekering jelas hanya satu dapat diperoleh, yaitu
sekering 15 A atau 20 A. Jika ia mengambil 2 sekering maka
kemungkinannya :
1. Dua buah sekering 15 A dan tidak ada yang berukuran 20 A.
2. Satu buah sekering 15 A dan satu buah sekering 20 A.
3. Tidak ada sekering 15 A dan dua buah sekering 20 A.

Oleh karena itu agar diperoleh dua buah sekering yang berukuran sama,
tukang listrik tersebut harus mengambil 3 buah sekering secara acak. Sesuai
dengan prinsip rumah burung, jika ada 3 burung (dalam hal ini banyak
sekering dalam sekali pengambilan) dan 2 rumah burung (dalam hal ini jenis
sekering), maka terdapat sekering yang sama.

B. Kemampuan Pembuktian Matematis


Matematika adalah ilmu yang bersifat deduktif aksiomatif, artinya rumus maupun
teorema diturunkan dari aksioma, definisi maupun dari teorema sebelumnya yang
sudah dibuktikan. Dalam melakukan pembuktian biasanya digunakan metode
pembuktian langsung (direct proof) atau pembuktian tidak langsung (indirect proof).
Sadikin (2009) mengatakan bahwa bentuk pembuktian langsung di antaranya :
- metode pengecekan satu persatu
- pembuktian dengan eliminasi kasus, dan
- pembuktian dengan ekuivalensi

Sedangkan pembuktian tidak langsung adalah pembuktian dengan cara


kontradiksi dan pembuktian dengan cara kontradiksi. Untuk mengaplikasikan metode-
metode pembuktian tersebut tentu diperlukan kemampuan pembuktian yang baik.
Oleh sebab itu, seseorang yang paham dengan metode pembuktian belum tentu mahir

8
dalam menerapkannya dalam suatu kasus. Tetapi pemahaman terhadap metode
pembuktian merupakan langkah awal dalam melakukan pembuktian matematis.

NCTM (Hodiyanto, 2017) disebutkan bahwa mathematical reasoning and proof


offer powerful ways of developing and expressing insights about a wide range of
phenomena. Lebih lanjut disebutkan bahwa ultimately, a mathematical proof is a
formal way of expressing particular kinds of reasoning and justification. Artinya,
penalaran dan pembuktian matematis menawarkan cara ampuh untuk
mengembangkan dan mengekspresikan wawasan tentang berbagai fenomena. Oleh
sebab itu, kemampuan pembuktian matematis adalah cara formal untuk
mengekspresikan berbagai fakta atau keterangan dalam penalaran dan pembenaran.

Menurut Lestari & Yudhanegara (2015) kemampaun pembuktian matematis


adalah kemampuan memahami pernyataan atau simbol matematika serta memberikan
alasan/bukti terhadap kebenaran solusi. Pembuktian matematis adalah skematisasi
aksioma, konsep dasar dan teorema melalui metode deduktif (Bell, 1976).

Knuth, 2002) menyatakan alasan mengapa pembuktian matematika penting untuk


dilakukan, diantaranya: untuk memverifikasi bahwa pernyataan itu benar, untuk
menjelaskan mengapa pernyataan itu benar, untuk mengomunikasikan pengetahuan
matematika, untuk menemukan atau membuat matematika baru, atau untuk
mensistematisasi pernyataan ke dalam sistem aksiomatik.

Menurut Stylianides, et al. (2007) ada tiga alasan mengapa pembuktian


matematika:

1) kemampuan pembuktian sangat penting untuk pembelajaran matematika yang


mendalam
2) kemahiran dalam pembuktian dapat meningkatkan kemampuan matematis
mereka lebih luas, dan
3) ditemukannya kesulitan yang dihadapi oleh banyak siswa dan mahasiswa
dalam pembuktian matematika

Berbagai metoda pembuktian matematis diperkenalkan kepada siswa dan


mahasiswa. Salah satu metode pembuktian matematis yang mulai diperkenalkan di
jenjang pendidikan menengah kemudian diperdalam di jenjang pendidikan tinggi
adalah induksi matematika. Induksi matematika merupakan salah satu teknik atau

9
metode pembuktian dasar dalam matematika yang harus dipahami sejak awal karena
prinsip pembuktian ini akan digunakan pada materi matematika selanjutnya (Hasan,
2016).

Induksi matematika (mathematical induction) adalah metode pembuktian


matematika yang biasa digunakan untuk membuktikan bahwa suatu pernyataan benar
untuk semua bilangan asli (Tarhadi & Pujiastuti, 2006). Induksi matematika
merupakan pola penalaran pada matematika yang menggunakan prinsip induksi
terhadap pernyataan n dengan n berjalan pada himpunan bilangan asli atau pada
himpunan bagian bilangan asli (Hernadi, 2008). Induksi matematika adalah metode
yang menguraikan tentang pembuktian berbasis pada rekursi, dan digunakan untuk
membuktikan dugaan yang mengklaim bahwa pernyataan tertentu benar untuk nilai
bilangan bulat positif dari beberapa variabel (Hine, 2017).

Terdapat dua langkah dalam pembuktian dengan mengunakan induksi


matematika (Michaelson, 2008) yaitu:

1. Langkah Dasar (Basic Step)


Tunjukkan bahwa ( ) benar dengan adalah identitas yang akan dibuktikan
dan adalah bilangan asli pertama yang identitasnya benar
2. Langkah Induksi (Induction Step)
Seandainya ( ) benar untuk setiap maka tunjukkan ( ) adalah
benar.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Demikian uraian tentang strategi pemecahan masalah matematis versi George
Polya dan penerapannya dalam pembelajaran matematika. Hal ini baru merupakan
langkah awal dalam membiasakan kegiatan pemecahan masalah matematis peserta
didik di kelas. Jika pengajar selalu membiasakan melakukan pemecahan masalah,
diharapkan peserta didik akan menjadi problem solver atau pemecahan masalah yang
handal, baik dalam belajar matematika maupun dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan
mengajarkan matematika dengan pemecahan masalah adalah: (1) membantu
pengajar memperbaiki keterampilan pemecahan masalah diri sendiri; (2) diberikan
kepada pengajar untuk membantu peserta didik mengembangkan keterampilan
pemecahan masalah mereka; (3) untuk menyelidiki strategi umum pemecahan
masalah; dan (4) bagaimana membuat kata “masalah” dan “pemecahan masalah”
menantang dan menarik untuk siswa.
Adapun tujuh strategi yang digunakan dalam pemecahan masalah matematika
yaitu : Metode Pembuktian Langsung, Pembuktian Tak Langsung atau Kontrapositif,
Metode Pembuktian dengan Kontradiksi, Metode Pembuktian dengan Contoh
Penyangkal, Strategi Bekerja Mundur, Strategi Penemuan Pola, Menggunakan Prinsip
Rumah Burung.

11
DAFTAR PUSTAKA

Shadiq, Fadjar. 2014. Pembelajaran Matematika: Cara Meningkatkan Kemampuan


Berpikir Siswa. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Saraswati, Sari, dkk. 2014. Matematika: Strategi Pemecahan Masalah. Yogyakarta: Graha
Ilmu

Wardhani, dkk. 2010. Pembelajaran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika di


SMP. Yogyakarta: PPPPTK Matematika.

Budhi, Wono Setya. 2003. Langkah Awal Menuju ke Olimpiade Matematika. Jakarta:
Rizki Grafis

Hernadi, J. (2008). Metoda Pembuktian dalam Matematika. Jurnal Pendidikan


Matematika, 2(1), 1–13.

12

Anda mungkin juga menyukai