SKRIPSI
Oleh:
Hayu Putri Sulistyowati
17.0305.0124
SKRIPSI
ii
PERSETUJUAN
SKRIPSI
iii
DAFTAR ISI
iv
1. Pengertian Media Pembelajaran .................................................... 34
2. Fungsi Media Pembelajaran .......................................................... 35
3. Ciri-ciri Media Pembelajaran ........................................................ 37
4. Prinsip-prinsip Media Pembelajaran ............................................. 38
5. Pengertian Kartu Pecahan.............................................................. 40
6. Kelebihan dan Kekurangan Media Kartu Pecahan ........................ 41
7. Cara Pembuatan Kartu Pecahan .................................................... 43
8. Cara Penggunaan Kartu Pecahan................................................... 45
D. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning
berbantuan Media Kartu Pecahan Terhadap Hasil Belajar
Matematika Materi Pecahan ................................................................. 46
E. Perbedaan Problem Based Learning dengan Problem Based
Learning Berbantuan Media Kartu Pecahan ........................................ 49
F. Penelitian Terdahulu yang Relevan ...................................................... 51
G. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 53
H. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 56
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 57
A. Desain Penelitian .................................................................................. 57
B. Identifikasi Variabel Penelitian ............................................................ 57
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ............................................. 58
D. Subjek Penelitian .................................................................................. 59
E. Setting Penelitian .................................................................................. 60
F. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 60
G. Instrumen Penelitian ............................................................................. 61
H. Validitas dan Reliabilitas ...................................................................... 62
I. Prosedur Penelitian ............................................................................... 71
J. Metode Analisis Data ........................................................................... 72
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 75
A. Hasil Penelitian ..................................................................................... 75
1. Deskripsi Persiapan Penelitian ...................................................... 75
2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian .................................................. 76
v
3. Data Hasil Pretest dan Posttest ..................................................... 82
4. Uji Prasyarat Analisis .................................................................... 85
B. Pembahasan .......................................................................................... 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 94
A. Kesimpulan Hasil Penelitian ................................................................ 94
B. Saran ..................................................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 96
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
merupakan salah satu mata pelajaran yang perlu diajarkan pada siswa
salah satu mata pelajaran yang kurang diminati oleh siswa. Berdasarkan
interaksi yang terjadi antara siswa dengan guru. Hal tersebut sangat
tidak efektif karena menjadikan siswa menjadi kurang aktif dan tidak
mempengaruhi hasil belajar siswa. Oleh karena itu, guru harus memiliki
dan lebih kecil. Kesulitan belajar matematika pada materi pecahan juga
Permasalahan lain yang terjadi juga berasal dari guru ketika mengajar
materi dengan baik maka akan berimbas pada hasil belajar siswa yang
terus meningkat.
4
standar ketuntasan nilai pada hasil belajar yang telah ditentukan. Hal
oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam diri siswa seperti minat
yang dimiliki siswa dan yang berasal dari guru meliputi cara yang
dan tepat. Hal tersebut dapat dibuktikan dari hasil wawancara dengan
siswa.
5
media dengan baik dan berujung menggunakan media yang itu-itu saja.
materi pecahan.
untuk dapat menganalisis data dan fakta yang ada dilapangan. Peneliti
peserta didik sekolah dasar, yakni memiliki pola pikir holistik dan
diharapkan.
B. Identikasi Masalah
pembelajaran berlangsung.
C. Pembatasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
Payaman.
9
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
b. Bagi guru
lebih aktif.
c. Bagi sekolah
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Belajar
Syah dalam (Jihad & Haris, 2013: 1) mengatakan bahwasannya
belajar ialah aktivitas yang memuat proses berpikir yang terdiri dari
dalam 2 hal yakni secara psikis maupun fisik. Kegiatan yang sifatnya
dan Bower dalam (Baharudin & Wahyuni, 2015: 15-16) belajar (to
untuk mencari tahu.” Dari uraian terserbut pula, belajar dapat diartikan
pengalaman.
2. Prinsip-prinsip Belajar
Suprijono dalam (Thobroni & Mustofa, 2011: 21-22) mengatakan
berikut:
perilaku lainnya.
f. Bersifat permanen.
a. Prinsip motivasi
14
Upaya dalam hal menarik perhatian peserta didik pada satu titik
yang ditargetkan.
d. Prinsip integrasi
hendak dicapai.
15
e. Prinsip menemukan
Materi akan lebih mudah untuk diterima oleh peserta didik, jika
3. Taksonomi Bloom
Taksonomi ialah klasifikasi atau pengelompokan benda menurut
bahwa penelitian ini lebih didominasi oleh aspek kognitif, sebab dalam
syntac nya tidak berbeda jauh dengan metode Problem Based Learning
di sekolah. Disamping itu, tokoh dari salah satu teori pendidikan yaitu
diantaranya:
dalam bentuk skor akhir dari hasil tes evaluasi yang sebelumnya
belajar. Secara garis besar., faktor ini terbagi menjadi dua yaitu faktor
a. Faktor internal
1) Faktos fisik
Secara garis besar, faktor ini meliputi keadaan fisik yang sehat
dan fit.
2) Faktor psikis
3) Faktor eksternal
a) Faktor lingkungan
b) Faktor instrumental
yaitu kelas rendah dan kelas tinggi. Yang termasuk kedalam kelas tinggi
yaitu kelas empat, lima dan enak sedangkan untuk kisaran usia anak
yang berada pada jenjang ini berkisar usia 9 sampai dengan 12 tahun.
berada pada tahap operasional konkret dimana dalam tahapan ini setiap
berperasaan)
(C5)
22
diperantarai oleh segala bentuk media, baik media cetak maupun digital.
dan hasil dari sebuah pembiasaan. Uno dalam (Fathurrohman, 2017: 38)
187).
peserta didik dalam hal ini adalah kemahiran berhitung serta mengolah
matematika terapan.
dan bertumbuh pada kesepakatan dan pola pikir deduktif. Berangkat dari
para peserta didik untuk dapat berpikir secara objektif dan deduktif.
didalamnya. Guru, proses, dan bahan ajar yang kreatif akan mendorong
harinya.
masalah.
26
induktif.
Learning yaitu:
a. Learning is student-centered
dicapai.
situasi.
a. Kelebihan
lakukan.
oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari
buku-buku saja.
30
berakhir.
b. Kekurangan
pembagian tugas.
untuk mencoba.
persiapan.
a. Merumuskan masalah.
32
b. Menganalisis masalah.
pandang.
c. Merumuskan hipotesis.
d. Mengumpulkan data.
e. Pengujian hipotesis.
Tabel 1.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Problem Based
Learning
No. Fase-fase Perilaku pendidik
Memberikan Pendidik menyampaikan tujuan
1. orientasi tentang pembelajaran, mendeskripsikan
permasalahannya berbagai kebutuhan logistik
kepada peserta penting dan memotivasi peserta
didik. didik untuk terlibat dalam kegiatan
mengatasi masalah.
Mengorganisasikan Pendidik membantu peserta didik
2. peserta didik untuk mendefinisikan dan
meneliti. mengorganisasikan tugas-tugas
belajar terkait dengan
permasalahannya.
Membantu Pendidik mendorong peserta didik
3. investigasi mandiri untuk mendapatkan informasi
dan kelompok. yang tepat, melaksanakan
eksperimen, dan mencari
penjelasan dan solusi.
Mengembangkan Pendidik membantu peserta didik
4. dan dalam merencanakan dan
mempresentasikan menyiapkan artefak-artefak yang
artefak dan exhibit. tepat, seperti laporan, rekaman
video, dan model-model serta
membantu mereka untuk
menyampaikannya kepada orang
lain.
Menganalisis dan Penyidik membantu peserta didik
5. mengevaluasi melakukan refleksi terhadap
proses mengatasi investigasinya dan proses-proses
masalah. yang mereka gunakan.
a. Mengidentifikasi masalah.
b. Mengumpulkan data.
34
c. Menganalisis data.
analisisnya.
Wang Qiyun & Cheung Wing Sum dalam (Sutirman, 2013: 15)
1) Fungsi semantik
2) Fungsi manipulatif
pembelajaran berlangsung.
36
3) Fungsi fiksatif
4) Fungsi distributif
5) Fungsi sosiokultural
peserta didik.
6) Fungsi psikologis
sebagai berikut:
bisa ditampilkan lagi lewat film, video, foto atau film bingkai.
Gerlach & Ely dalam (Arsyad, 2017: 15-17) mengemukakan tiga ciri
saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu
objek.
recording.
kegiatan belajar-mengajar.
bahwa tidak ada satupun media yang paling baik untuk mencapai
selingan.
suatu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk menarik minat siswa
untuk membuat kartu pecahan yakni kertas karton. Pada bagian luar akan
dibalut dengan kertas asturo dan plastik untuk menjaga kualitas kartu
(Alibowo, 2018).
2019) media yang berupa kartu pecahan merupakan benda yang dapat
mempunyai bentuk seperti kartu pada umumnya dan media ini secara
yang dapat membantu guru dalam menerangkan materi pecahan pada siswa
dengan mudah.
a. Kelebihan
beda.
fokus.
Selain itu, terdapat juga kelebihan lainnya dari media kartu pecahan
ini yakni dengan penggunaan media kartu pecahan ini siswa merasa gembira
b. Kekurangan
a) Gunting
b) Penggaris
c) Lem
d) Spidol
pada satu set kartu berjumlah 28 lembar maka perlu membuat tabel
yang terdiri dari 8 baris dan 7 kolom total kotak berarti ada 56 kotak.
2
1 baris 2 tertulis 4 nilainya 0,5 dan seterusnya.
2
nilainya 0,33, pada kolom 1 baris 2 tertulis nilainya 0,33 dan
6
seterusnya.
baris ke 2.
ke 2.
baris 3.
e) Demikian seterusnya.
45
ini:
dengan nilai kartu yang ada (yang telah dijatuhkan) sampai para
kartunya.
pembelajaran yang tepat dan sesuai. Salah satu model pembelajaran yang
pecahan ini merupakan salah satu media yang digemari oleh siswa, hal
secara aktif dan dapat dengan mudah membantu siswa memahami materi
tentang pecahan. Selain itu, penggunaan media kartu pecahan ini dirasa
Perbedaan tersebut ialah terletak pada media yang digunakan dan hasil akhir
dan dapat bekerja sama dengan siswa lainnya untuk dapat menyelesaikan
media kartu pecahan. Dalam penelitian kali ini, peneliti ingin berinovasi
berikut ini:
48
Tabel 2.
Perbedaan Problem Based Learning dan Problem Based
Learnig berbantuan media kartu pecahan
Problem Bases Learning
Problem Based Learning berbantuan Media Kartu
No. Indikator Pecahan
dari gambar yang dihadirkan pada kartu pecahan, kemudian siswa bisa
pembagian.
51
tersebut diantaranya:
dilihat melalui hasil analisa data diperoleh rata-rata posttest pada kelas
66. Hasil perhitungan effect size data hasil belajar peserta didik
kontrol (0,53 > 0,37). Hasil 𝑢𝑗𝑖𝑡 diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 (5,673) dan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
signifikasi 5%, maka thitung > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 . Hal ini berarti 𝐻0 ditolak dan 𝐻1
Bhoke, 2019).
3. Hasil penelitian terakhir dari Timu, Wewe & Nau berjudul “Pengaruh
Siswa SD.” Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa model
matematika kelompok kontrol (0,49 > 0,29). Hasil 𝑢𝑗𝑖𝑡 diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
2 = 43 dan taraf signifikasi 5%, maka 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 . Hal ini berarti 𝐻0
terusan dari beberapa penelitian diatas. Pada penelitian kali ini, peneliti akan
siswa yang menjadi lebih aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran
hal tersebut dapat memberikah hasil yang baik tentunya pada hasil belajar
G. Kerangka Pemikiran
belajar matematika pada materi pecahan. Pada permasalahan kali ini, hasil
54
materi pada siswa. Dalam hal ini, guru masih menggunakan model
itu, mengakibatkan tidak adanya interaksi yang baik antara siswa dengan
tanpa adanya kegiatan tanya jawab pada siswa dan siswa hanya duduk diam
kegiatan belajar. Siswa lebih banyak diam dan ada juga sebagian yang
hanya melamun dan tidak berkonsentrasi dalam memahami apa yang guru
materi, guru hanya terbatas pada penggunaan media berupa video saja. Dari
dulu memberikan soal-soal pretest dan posttest dan dapat dilihat pada hasil
1. Pembelajaran konvensional
Kondisi awal 2. Kurangnya penggunaan
pembelajaran media
3. Hasil belajar pecahan siswa
rendah
H. Hipotesis Penelitian
menyatakan hubungan dari apa yang kita inginkan untuk dipelajari, variabel
masalah yang sama yang merupakan dasar kerja serta panduan dan
verifikasi.
Payaman.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
penelitian eksperimen:
yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu
57
58
objek dengan objek yang lain. Pada penelitian ini, terdapat 2 variabel yang
digunakan yakni variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y), kedua variabel
(Sugiyono, 2019: 69). Dalam penelitian ini, variabel Y nya adalah hasil
pecahan
pembelajaran.
D. Subjek Penelitian
1. Populasi
2. Sampel
60
3. Teknik Sampling
E. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
data berupa tes. Tes yang akan diberikan berbentuk pretest dan posttest. Tes
2017: 72). Pada penelitian ini, peneliti akan terlebih dahulu memberikan
61
pretest pada kegiatan awal penelitian dan posttest pada kegiatan akhirnya.
G. Instrumen Penelitian
berupa lembar tes. Peneliti menggunakan lembar soal berupa tes yang
sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas oleh dosen ahli dan guru.
Tes dilakukan agar dapat diketahui hsail dari kegiatan belajar siswa pada
media kartu pecahan. Setelah siswa mengerjakan soal tes tersebut maka
(C5)
1. Validitas
kelayakan atau relevansi isi tes melalui analisis rasional oleh panel
instrumen yang telah disusun oleh peneliti layak atau tidak apabila
soal yang telah dibuat peneliti yang kemudian diberikan pada siswa.
pretest dan posttest juga media. Dibawah ini telah disajikan hasil
dari uji validitas instrument penelitian oleh dosen ahli dan guru kelas
IV
64
materi ajar, soal pretest dan posttest juga media dapat digunakan
b. Validitas konstruk
alat ukur itu menunjukkan hasil yang sesuai dengan teori. Sejalan
dengan alat ukur lain yang memiliki kesamaan konsep atau dengan
alat ukur-alat ukut lain yang secara teoritis berkaitan dengannya. Uji
aplikasi IBM SPSS Statistic 26. Dalam pengujian soal apabila nilai
dari 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar dari nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan signifikan 5% maka
Hasil uji soal pretest dan posttest disajikan pada tabel berikut
ini:
disimpulkan bahwa uji validasi pretest terdapat 21 butir soal yang valid
setelah melalui uji validitas antara lain, butir soal pada nomor 1, 2, 3, 4,
5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 25.
sama pula (Siregar, 2013: 55). Untuk menguji reliabilitas dari instrumen
kesimpulan bahwa hasil dari uji reliabilitas pada soal pretest dan posttest
kuat.
kesukaran soal adalah seberapa mudah atau sulitnya suatu butir soal bagi
siswa. Soal yang efektif adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak
dibawah ini:
∑𝐁
P= 𝐍
Keterangan:
soal pretest dan posttest, dapat dilihat pada tabel dibawah ini
SPSS 26.
rumus berikut:
𝑩𝑨−𝑩𝑩
DP= 𝟏
𝑵
𝟐
Keterangan:
terdapat hubungan antara daya pembeda dengan kualitas soal yang dapat
soal pretest dan posttest, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Berdasarkan hasil uji daya pembeda pada tabel diatas pada soal
I. Prosedur Penelitian
diajarkan.
h. Melakukan uji validasi instrumen pada dosen ahli dan guru yang
bersangkutan.
kartu pecahan.
Teknik Teknik analisis data pada penelitian kali ini akan dijelaskan sebagai
berikut:
a. Uji Normalitas
2. Uji Hipotesis
sebagai berikut:
Muhammadiyah Payaman.
74
IV di SD Muhammadiyah Payaman.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
menemukan apa saja permasalahan yang terjadi pada siswa kelas IV.
perangkat pembelajaran dengan dosen ahli dan guru kelas IV. Langkah
75
76
diberlakukannya treatment.
b. Pelaksanaan Treatment
1) Treatment 1
mengenai “pecahan.”
pecahan.
2) Treatment 2
3) Treatment 3
LKPD.
c. Pelaksanaan Posttest
Data hasil dari pemberian soal pretest dan posttest pada siswa
20 ABN 60 70
21 NFL 65 70
22 VKY 55 75
Jumlah 1395 1615
Rata-Rata 63.409 73.409
Berdasarkan data dari hasil pengerjaan soal pretest dan posttest pada
yang sudah diuraikan pada tabel diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
masuk kategori cukup baik. Hasil nilai tertinggi pada pretest 75 dan
posttest 80, sedangkan hasil nilai terendah pada pretest 50 dan posttest
60. Untuk melihat data hasil pengerjaan pretest dan posttest dapat
25
20
15
10
0
Baik Sekali Baik Cukup Baik Kurang Baik Sangat
Kurang Baik
Pretest Posttest
diperoleh hasil data pretest yakni 0,33 > 0,05 dan hasil posttest 0,020
2) Uji Hipotesis
Payaman.
data dengan uji Test Statistic Wilcoxon dapat dilihat melalui tabel
dibawah ini:
terbukti kebenarannya.
Payaman.
B. Pembahasan
media kartu pecahan terhadap hasil belajar matematika materi pecahan pada
bahwa terdapat 14 anak yang masuk kedalam kategori baik dan 8 anak yang
ada 21 siswa masuk kategori baik dan 1 siswa berkategori kurang baik.
perbedaan hasil nilai dari pengerjaan soal pretest dan posttest bermateri
Hasil uji hipotesis pada soal pretest dan posttest yang sebelumnya
atau 0,05. Dari hasil Analisa data menggunakan uji Test Statistic Wilcoxon
Pernyataan tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Zulfa dkk
belajar siswa. Selain itu penggunaan model tersebut dapat membantu siswa
belajar siswa. Selain itu, hasil penelitian selanjutnya Amir (Farisi dkk,
berpengaruh besar terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Dalam hal ini,
menemukan solusi dari permasalahan yang ada. Slameto (Janah dkk, 2019:
Dalam hal tersebut siswa ikut bergerak aktif dalam pembelajaran yang
saat praktik, dan juga membangun kemampuan siswa dalam memimpin dan
materi dari guru. Karena media merupakan sarana yang memudahkan guru
bertujuan agar merangsang perhatian serta minat siswa ketika belajar. Salah
satu media yang digunakan dalam penelitian yakni media kartu pecahan.
Sejalan dengan yang dipaparkan oleh Arsyad, Ekasari dkk (2011: 1-6)
pembelajaran berbentuk kartu dan secara langsung dapat dilihat dan dapat
pendapat dari Sudirman (Jayanti dkk, 2019: 1-8) bahwa media kartu
media tersebut sangat mudah dipahami oleh siswa sehingga siswa dengan
92
mudah mengangkap dan memahami apa yang telah diajarkan guru dengan
baik. Oleh karena itu penggunaan media kartu pecahan sangat berpengaruh
penelitian ini yaitu hasil belajar siswa pada pelajaran matematika materi
pengetahuan baru bagi siswa kelas IV, yakni pengalaman dalam pemecahan
dalam penelitian ini, diantaranya peneliti hanya berfokus pada satu mata
pelajaran saja yakni matematika materi pecahan dan hasil belajar siswa
Payaman.
94
95
B. Saran
1. Bagi Guru
siswa.
2. Sekolah
Hendaknya guru dapat lebih cermat dan teliti dalam menangani kasus
96
97
Mudlofir, A., & Rusydiyah, E. F. (2016). Desain Pembelajaran Inovatif Dari Teori
ke Praktik. In A. Mudlofir, & E. F. Rusydiyah, Desain
Pembelajaran Inovatif Dari Teori ke Praktik (p. 74). Depok: PT
RajaGrafindo Persada.
Ngalimun, Fauzani, M., & Salabi, A. (2016). Strategi dan Model Pembelajaran. In
Ngalimun, M. Fauzani, & A. Salabi, Strategi dan Model
Pembelajaran (p. 118). Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Octavia, S. A. (2020). Model-Model Pembelajaran. In S. A. Octavia, Model-Model
Pembelajaran (p. 22). Yogyakarta: Deepublish.
Octavia, S. A. (2020). Model-Model Pembelajaran. In S. A. Octavia, Model-Model
Pembelajaran (pp. 24-25). Yogyakarta: Deepublish.
Pajarwati, A., Pranata, O. H., & Ganda, N. (2019). Penggunaan Media Kartu
Pecahan untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa tentang
Membnadingkan Pecahan. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR, 94.
Pemastya, F. W., Margiati, K. Y., & Nurhadi. (2016). PENGARUH MODEL
PROBLEM BASED LEARNINGTERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKAKELAS V.
Jurnal Pendidikan Sains, 1.
Rachmawati, T., & Daryanto. (2015). Teori Belajar dan Proses Pembelajaran yang
Mendidik. In T. Rachmawati, & Daryanto, Teori Belajar dan Proses
Pembelajaran yang Mendidik (p. 35). Yogyakarta: Penerbit Gava
Media.
Rusman. (2017). Belajar dan Pembalajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
In Rusman, Belajar dan Pembalajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan (pp. 130-131). Jakarta: Kencana.
Setia, D. N., & Leonard. (2015). PENGEMBANGAN DESAIN
PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR KELAS
1. Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 164.
Setiawan, Y. (2020). PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN
MATEMATIKA SD BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL
INDONESIA DAN PENDEKATAN MATEMATIKA
REALISTIK. Scholaria: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 14.
Shoimin, A. (2014). 68 model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. In A.
Shoimin, 68 model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013
(p. 130). Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. In A.
Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013
(p. 130). Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
99