NAMA : RUSLI
NIM : 837853555
POKJAR : DINAS PKO KABUPATEN SIKKA
TAHUN 2020.2
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Nama : RUSLI
NIM : 837853555
Program Studi : S1 PGSD
Tempat Mengajar : SD Negeri Pemana
Jumlah Siklus Pembelajaran : 2 ( dua )
Hari / Tanggal Pelaksanaan :
ii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
RUSLI
NIM. 837853555
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih
dan Penyayang atas Rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP).Pada kesempatan ini tidak lupa
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan dorongan sehingga laporan Pemantapan Kemampuan Profesional ini
dapat terselesaikan.
iv
Penulis menyadari bahwa laporan PKP ini masih sangat perlu
disempurnakan, oleh karenanya semua kritik dan saran akan diterima untuk
perbaikan dikemudian hari.
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………….... i
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………...... ii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT……………………………..... iii
KATA PENGANTAR……………………………………………………...…... iv
DAFTAR ISI……………………………………………………………..…...... vi
DAFTAR TABEL……………………………………………………..……...... viii
DAFTAR GRAFIK…………………………………………………………...... viii
ABSTRAK……………………………………………………………………… ix
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………. 1
A. Latar Belakang Masalah………………………………………... 1
1. Identifikasi Masalah……………………………………….. 2
2. Analisis Masalah…………………………………………... 3
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah……………… 3
B. Rumusan Masalah……………………………………………… 4
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran…………………….. 4
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran…………………… 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA………………..………………………… 6
A. Hakikat Belajar…….…………………………………………... 6
B. Tentang Matematika…………………….…………………….. 7
1. Pengertian……………………………………………….. 7
2. Ruang Lingkup Matematika………………………………… 8
3. Tujuan Matematika………………………………………….. 8
C. Pecahan……...…………………………………………………… 9
1. Pengertian…………………………………………………. 9
2. Pecahan Senilai……………………………………………….. 9
D. Metode Latihan Terbimbing …………………………………….. 13
1. Pengertian Latihan Terbimbing……………………………… 13
2. Tahapan Metode Latihan Terbimbing………………………... 13
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN
PEMBELAJARAN………………………………………………... 16
A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian …………………………... 16
vi
1. Subjek Penelitian…………………………………………… 16
2. Tempat Penelitian…………………………………………... 16
3. Waktu Penelitian…………………………………………… 16
B. Desain Prosedur Pebaikan Pembelajaran………………………. 17
1. Pra Siklus…………………………………………………… 17
2. Siklus I……………………………………………………… 18
3. Siklus II…………………………………………………….. 21
C. Teknik Analisis Data…………………………………………… 24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………… 25
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran…...………… 25
a. Deskripsi Pra siklus ( Kondisi Awal )………………………... 25
b. Deskripsi Siklus I……………………………………………... 29
c. Deskripsi Siklus II………………………………..………….. 34
B. Pembahasan …………………………………………….………… 40
1. Pra Siklus……………………….…………………………….. 41
2. Siklus I………………………………………………………... 41
3. Siklus II……………………………………………. ………… 41
BAB V PENUTUP……………………………………….…………………. 43
A. Simpulan………………………………………………………... 43
B. Saran Tindak Lanjut……………………………………………. 43
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 45
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Kesediaan Supervisior 2 sebagai Pendamping PKP
Lampiran 2 : Perencanaan PTK
Lampiran 3 : Berkas RPP Perbaikan Siklus 1 Dan Siklus 2
Lampiran 4 : Lembar Observasi
Lampiran 5 : Jurnal Pembimbingan dengan Supervisior 2
Lampiran 6 : Jadwal Praktek Perbaikan Pembelajaran PKP
Lampiran 7 : Hasil Pekerjaan Siswa yang Terbaik dan Terburuk Persiklus
Lampiran 8 : Foto Simulasi Kegiatan Pembelajaran
vii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Persentase Hasil dan Ketuntasan Belajar Pada Tahap Pra Siklus
dan Siklus 34
1………………………………………………………
Grafik 4.2 Persentase Hasil dan Ketuntasan Belajar Pada Tahap Pra Siklus
Siklus 1, dan Siklus 40
2……………………………………………..
viii
Upaya Meningkatkan Hasil Dan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Metode
Latihan Terbimbing Pada Materi Menentukan Pecahan Senilai Di Kelas IV
SD Negeri Pemana
Oleh
Rusli
NIM. 837853555
ABSTRAK
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
Keriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan, yang berarti
siswa yang bersangkutan tidak berhasil mencapai tujuan yang diharapkan.
Dari hasil evaluasi di kelas IV SD Negeri Pemana, Kec. Alok,
Kab. Sikka tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran pada pertemuan
pertama masih rendah pada pelajaran matematika mengenai “ Pecahan
Senilai “ hanya 5 orang dari 23 orang siswa yang mendapat nilai di atas
Keriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sedangkan nilai ketuntasan untuk
mata pelajaran matematika adalah 60.
Menurut hasil evaluasi di atas maka perlunya diadakan
perbaikan pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis terlihat jelas bahwa
dalam upaya meningkatkan hasil belajar pelajaran matematika diperlukan
memperbaiki kerakteristik siswa dan lingkungan belajar. Menurut Muyasa
(2007:12) bahwa guru merupakan peran penting dalam pelaksanaan
pembelajaran yang lebih lanjut, oleh karena itu guru disebut ahli penyebar
informasi yang baik juga berperan sebagai perencana, pelaksana, dan
penilai pembelajaran.
Dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi
yang diajarkan, maka penulis melakukan perbaikan pembelajaran merujuk
kepada Permasalahan yang dialami pada pembelajaran prasiklus. Kegiatan
tersebut berfungsi ganda, selain dapat memperbaiki pembelajaran juga
untuk mengembangkan diri secara profesional sesuai tugas mata kuliah
Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) pada jenjang S.1 Universitas
Terbuka.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis terhadap
pelaksanaan pembelajaran matematika siswa kelas IV SD Negeri
Pemana, Kec. Alok, Kab. Sikka ada beberapa masalah yang dapat
menghambat pencapian tujuan pembelajaran khususnya pada
pembelajaran matematika diantaranya :
a. Siswa kurang konsentrasi ketika guru menerangkan pelajaran
matematika, anak asyik ngobrol dengan teman sebangkunya.
2
b. Guru terlalu banyak ceramah pada waktu menyampaikan
pembelajaran matematika, menyebabkan siswa menjadi bosan
dalam menerima pelajaran.
c. Sebagian besar Hasil Belajar dan Ketuntasan Belajar siswa tidak
mencapai target ketuntasan.
d. Siswa tidak memiliki motivasi yang tinggi untuk untuk
mempelajari matematika karena dianggap pelajaran yang sulit dan
tidak menyenangkan.
2. Analisis Masalah
Pada awalnya mungkin guru bingung untuk mengidentifikasi
masalah, oleh karena itu guru tidak mesti memulai dengan masalah.
Setelah penulis mengidentifikasi masalah yang ada dalam pelajaran
matematika, maka penulis dapat merumuskan analisis masalah sebagai
berikut :
a. Guru tidak bisa mengelola kelas dengan baik sehingga kondisi
kelas tidak kondusif, siswa merasa tidak nyaman ketika
pembelajaran berlangsung.
b. Metode yang digunakan oleh guru kurang tepat karena terlalu
banyak ceramah mengakibatkan pembelajaran menoton dan
membosankan
c. Guru kurang menguasai materi sehingga kurang percaya diri, dan
pelajaran hanya tertuju kepada siswa yang aktif saja.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Maslah
Adapun alternatif yang harus dilaksanakan dalam pengelolaan
kelas adalah dengan menggunakan metode yang tepat, maka penulis
merencanakan melakukan perbaikan pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dengan mencoba
mengimplementasikan metode latihan terbimbing pada pembelajaran
matematika di kelas IV SD Negeri Pemana, Kec. Alok, Kab. Sikka
pada materi “ Pecahan Senilai “
3
B. Rumusan Masalah
Masalah adalah segala rintangan tentang hambatan dan
kesulitan yang memerlukan pemecahan jawaban agar usaha tujuan yang
dimaksud dapat berhasil dengan baik. Adapun rumusan masalah pada
peneliti ini adalah “Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa
dengan menggunakan metode latihan Terbimbing pada materi “ Pecahan
Senilai “di kelas IV SD Negeri Pemana, Kec. Alok, Kab. Sikka ?
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan rumusan masalah yang dikembangkan, maka
tujuan perbaikan pembelajaran ini adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran
matematika dengan materi “ Pecahan Senilai “melalui penerapan
metode latihan Terbimbing.
b. Sebagi syarat pemenuhan tugas mata kuliah Pemantapan Kemampuan
Profesinal.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Manfaat yang diharapkan dari penelitian perbaikan
pembelajaran ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
a. Dapat menigkatkan pemahaman dan kemampuan siswa dalam
membangun pemahaman konsep materi pembelajaran.
b. Dapat meningkatkan aktifitas dan motivasi dalam pembelajaran.
c. Dapat membantu kesulitan dalam memahami materi pembelajaran.
d. Dapat mengubah konsep siswa dalam pembelajaran matematika
sehingga lebih menyenangkan, mengasyikan, dam mudah di
mengerti.
2. Bagi Guru
a. Dapat meningkatkan wawasan guru dalam hal pengetahuan, serta
meningkatkan kreatifitas guru dalam pembelajaran matematika pada
khususnya dan pada mata pelajaran lain pada umumnya.
b. Dapat memilih strategi dan pendekatan pembelajaran yang tepat.
c. Dapat memilih dan menggunakan media yang tepat.
4
3. Bagi Sekolah
Hasil perbaikan pembelajaran ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran sekaligus meningkatkan mutu pendidikan dan
penyelenggaraan pendidikan serta membangun institusi sekolah sebagai
sekolah yang memiliki keunggulan dalam inovasi pembelajaran dan
mutu kelulusannya.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Belajar
Banyak pengertian belajar telah dikemukan oleh para ahli. Hampir
semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsiran tentang
“belajar”. Seringkali pula perumusan dan tasiran itu berbeda satu sama
lain.Oleh karena itu penting sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baik
mungkin tentang proses belajar. agar guru selaku pendidik dan
pembimbing benar-benar dapat menberikan bimbingan dan menyediakan
lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi murid-murid.
Menurut W.Burton (1952 :29 dalam Oemar Hamalik 2008) belajar
bukan suatu tujuan. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan
bukan suatu hasil tujuan . Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi
lebih luas dari itu yakni mengalami. Hasil bukan suatu penguasaan hasil
latihan melainkan pengubah kelakuan. Pengertian ini sangat berbeda
dengan pengertian lama tentang belajar, yang menyatakan bahwa belajar
adalah memperoleh pengetahuan, bahwa belajar adalah latihan-latihan
pembentu kan kebiasaan secara otomatis dan seterusnya.
Definisi lain tentang belajar menurut Winkel (1996 : 53 dalam
Dahar 1989) belajar adalah suatu aktivitas mental / psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pamahaman ,keterampilan, nilai
dan sikap. Hal yang senada juga dinyatakan oleh Abrorr (1993 : 67, dalam
Dahar 1989 ) bahwa belajar menimbulkan perubahan tingkah laku,
kapasitas yang relatif tetap. Perubahan itu pada pokoknya memberikan
perbedaan sebelum dan sesudah belajar. William Burton, menyatakan
bahwa pengalaman adalah sebagai sumber pengetahuan dan keterampilan .
Orang yang bertindak belajar, artinya mengalami proses
meningkatkan mentalnya.Belajar merupakan kegiatan peningkatan
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotrik (Dimyati dan Muldjiono,
2002:12 dalam IGA Wardhani, 2007). Jadi, belajar tersebut harus
6
membawa perubahan yang positif, dalam arti ada perubahan yang lebih
baik pada diri seseorang baik berupa kemampuan berpikir, sikap, perasaan
dan tingkah laku yang lebih baik.
B. Tentang Matematika
1. Pengertian
Secara etimologi pengertian matematika berasal dari bahasa
latin manthanein atau mathemata yang berarti belajar atau hal yang
dipelajari (thing that are learned). Dalam bahasa belanda disebut
wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan
penalaran. Matematika adalah ilmu yang tidak jauh dari realitas
kehidupan manusia. Proses pembentukan dan pengembangan ilmu
matematika tersebut sejak jaman purba hingga sekarang tidak pernah
berhenti. Sepanjang sejarah matematika dengan segala perkembangan
dan pengalaman langsung berinteraksi dengan matematika membuat
pengertian orang tentang matematika terus berkembang.
Dikemukakan beberapa pengertian matematika menurut para ahli.
Menurut Riedesel matematika adalah kumpulan kebenaran
dan aturan, matematika bukanlah sekeder berhitung. Matematika
merupakan sebuah bahasa, kegiatan pembangkitan masalah dan
pemecahan masalah, kegiatan menemukan dan mempelajari pola serta
hubungan.
Menurut Prof. Dr. Andi Hakim Nasution matematika adalah
ilmu struktur, urutan (order), dan hubungan yang meliputi dasar-dasar
penghitungan, pengukuran, dan penggambaran bentuk objek.
Menurut Susilo matematika bukanlah sekedar kumpulan
angka, simbol dan rumus yang tidak ada kaitannya dengan dunia
nyata. Justru sebaliknya, matematika tumbuh dan berakar dari dunia
nyata.
Menurut Yansen Marpaung matematika adalah ilmu yang
dalam perkembangannya penggunaanya menganut metode deduksi.
Menurut Suwarsono matematika adalah ilmu yang memiliki
sifat khas yaitu objek bersifat abstrak, menggunakan lambang-
7
lambang yang tidak banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari
dan proses berpikir yang dibatasi oleh aturan-aturan yang ketat.
Dengan demikian matematika berfungsi mengembangkan
kemampuan berhitung, mengukur menurunkan dan menggunakan
rumus matematika yang diperluas dalam kehidupan sehari-hari
melalui pengukuran, geometri, aljabar, peluang, statistik, kalkulus dan
trigometri. Matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan
mengkominikasikan gagasan melalui model matematika yang dapat
berupa kalimat matematika, persamaan matematika, diagram, grafik,
atau tabel.
2. Ruang Lingkup Matematika
Standar kompetensi matematika merupakan seperangkat
kompetensi matematika yang dibukukan dan harus ditunjukan oleh
siswa pada hasil belajarnya pada mata pelajaran matematika. Standar
ini dirinci dalam komponen kompetensi dasar beserta hasil belajarnya,
indikator dan materi pokok untuk setiap aspeknya. Pengorganisasian
dan pengelompokan materi pada materi berdsarkan disiplin menurut
ilmunya atau didasarkan menurut kemahiran atau kecakapan yang
hendak dicapai. Aspek atau ruang lingkup materi pada standar
kompetensi matematika adalah bilangan, pengukuran, geometri,
aljabar trigonometri, peluang, statistik dan kalkulus.
3. Tujuan Matematika
Mata pelajaran matematika bertujuan agar siswa memiliki
kemampuan sebagai berikut :
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan ketrkaitan antar
konsep dan mengaflikasikan konsep atau algoritma, secara luwes,
akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manifulasi
matematika, dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
8
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah merancang model matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh.
d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel diagram atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah.
C. Pecahan
1. Pengertian
Cholis Sa’dijah (1998/1999: 146) mendefinisikan bilangan pecahan
yaitu bilangan yang dapat dinyatakan sebagai perbandingan dua
a
bilangan pecahan a dan b. Secara umum bentuk penulisannya
b
dengan syarat b ≠ 0. Dalam hal ini a disebut pembilang dan b disebut
penyebut.
a Pembilang
b
Penyebut
Pecahan dapat juga diartikan sebagai bagian dari sesuau yang utuh.
Dalam ilustrasi gambar, bagian yang dimaksud adalah bagian yang
diperhatikan, yang biasa ditandai dengan arsiran. Bagian inilah yang
dinamakan pembilang. Adapun bagian yang utuh adalah bagian yang
dianggap sebagai satuan, dan dinamakan penyebut (Heruman,
2007:43).
2. Pecahan Senilai
a) Pengertian Pecahan Senilai
Pecahan (dalam bahasa inggris fraction, berasal dari kata
Latin fractio yang berarti memecah. Oleh karena itu, istilah
bilangan pecah juga sering juga disebut pecahan. Istilah pecahan
dapat digunakan untuk merujuk suatu bilangan yang ditulis dalam
a
bentuk dimana b ≠ 0. Perlu diperhatikan penggunaan simbol
b
9
tersebut sebagai bilangan atau angka. Misalnya, jika kita
menyatakan bahwa bilangan yang terletak di atas disebut
pembilang dan bilangan yang di bawa. Disebut penyebut, maka
pecahan yang kita maksud di situ adalah suatu simbol atau angka.
Akan tetapi jika kita mengatakan, “Jumlahkan 13 dan 12 ,” maka
yang kita maksud adalah pecahan sebagai suatu bilangan.
Pembilang dan penyebut suatu pecahan adalah bilangan bulat.
Bilangan yang seperti ini juga disebut dengan bilangan rasional.
Akan tetapi, secara umum, pembilang dan pecahan suatu pecahan
adalah sembarang bilangan real asalkan penyebutnya tidak sama
dengan nol. Pecahan dapat dijelaskan dengan menggunakan tiga
konsep, yaitu ;
Pecahan sebagai sebagian dari keseluruhan.
Pecahan dinyatakan sebagai konsep sebagian dari keseluruhan
artinya pecahan digunakan untuk menytakan hubungan antara
a
bagian-bagian dari sesuatu yang utuh. Pada pecahan ,
b
bilangan b menunjukkan banyaknya bagian yang sama dalam
keseluruhan, sedangkan bilangan yang di atas, a, menunjukkan
banyaknya bagian yang diperhatikan. Gambar berikut ini
3
menggambarkan pecahan .
8
10
Untuk menentukan 3 ÷ 4, maka kita bagi 3 dengan 2 terlebih
dahulu. Dari sini kita akan mendapatkan satu setengah. Setelah
itu, kita bagi dua satu setengah tersebut untuk mendapatkan ¾.
Untuk sembarang bilangan a dan b, dengan b ≠ 0.
Pecahan sebagai konsep perbandingan.
Pecahan juga dapat digunakan sebagai perbandingan. Misalkan
banyaknya siswa laki-laki adalah sepertiga dari banyaknya
siswa perempuan.
b) Menentukan Pecahan Senilai
Menentukan Pecahan Senilai dengan Garis Bilangan
Cara pertama untuk menentukan pecahan senilai adalah
dengan menggunakan Garis Bilangan. Garis bilangan
merupakan alat atau model yang bermanfaat bagi pembelajaran
pecahan senilai setelah model konkrit dan model gambar.
Perhatikan garis bilangan berikut.
Jika nilai pecahan pada garis bilangan di atas berada pada garis
putus-putus yang sama, maka pecahan tersebut senilai.
Misalnya, sebagai berikut.
11
Menentukan Pecahan Senilai Dengan Menggunakan
Gambar
Perhatikan gambar berikut.
12
Berdasarkan contoh di atas dapat dikatakan bahwa pecahan
yang senilai dapat diperoleh dengan membagi pembilang dan
penyebut suatu pecahan dengan bilangan yang sama. Dan dapat
disimpulkan bahwa untuk menentukan pecahan senilai dapat
dilakukan dengan mengalikan pembilang dan penyebut dengan
bilangan yang sama atau dilakukan dengan membagi pembilang
dan penyebut dengan bilangan yang sama.
D. Metode Latihan Terbimbing
1. Pengertian Metode Latihan Terbimbing
Metode latihan merupakan suatu cara mengajar dimana siswa
melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan agar siswa memiliki
ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah
dipelajari. Penerapan metode latihan dalam pengajaran matematika dan
berhitung sangat dipengaruhi dan didasari oleh psikologi daya yang
mengatakan bahwa dalam diri setiap individu itu terdapat sejumlah
daya atau potensi yang perlu dikembangkan. Oleh karena itu metode
latihan menuntut siswa untuk selalu belajar dan mengevaluasi latihan-
latihan yang diberikan oleh guru denga tujuan mencapai keberhasilan
untuk menigkatkan hasil belajar siswa. Pengunaan metode latihan
sangat berperan sekali dalam mengukur kemampuan siswa dalam hasil
belajar.
2. Tahapan Metode Latihan Terbimbing
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan metode latihan yaitu guru memberikan
gambaran antara materi yang akan dipelajari dengan pengetahuan
yang sudah dimiliki oleh siswa tersebut. Guru juga menyampaikan
tujuan-tujuan yang hendak dicapai dari pembelajaran ini. Serta guru
memberikan motivasi agar siswa memahami tentang Pecahan
Senilai.
b. Tahap Pelaksanaan
13
Langkah-langkah pelaksanaan metode latihan dalam
pembelajaran matematika tentang Pecahan Senilai adalah sebagai
berikut :
Sebelum latiahan dilaksanaka siswa harus diberi penjelasan
mengenai arti atau manfaat dan tujuan dari latihan tersebut.
Latihan hendaknya dilakukan secara bertahap dimulai dari
yang sederhana.
kemudian ke taraf yang lebih kompleks atau sulit.
Prinsip-prinsip dasar pengerjaan latihan hendaknya telah
diberikan kepada siswa.
Selama latihan berlangsung perhatikanlah bagian-bagian yang
dirasakan sulit oleh siswa.
Memberikan penilaian terhadap hasil latihan siswa.
c. Kelebihan Metode Latihan
Siswa memperoleh kecakapan motoris..
Siswa memperoleh kecakapan mental.
Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan
kecepatan pelaksanaan.
Siswa memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam
melakukan sesuatu sesuai dengan yang dipelajarinya.
Dapat menimbulkan rasa percaya diri bahwa siswa yang telah
berhasil dalam belajar telah memiliki suatu keterampilan khusus
yang berguna kelak dikemudian hari.
Guru lebih mudah mengontrol dan membedakan antara siswa
yang disiplin dan
yang kurang disiplin dalam belajarnya dengan memperhatikan
tindakan dan perbuatan siswa saat berlangsunnya latihan.
d. Kelemahan Metode Latihan
Menghambat bakat dan inisiatif siswa karen siswa lebih banyak
dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari
pengertian.
14
Latihan yang dilaksanakan secara berulang merupakan hal yang
monoton dan mudah membosankan.
Dapat menimbulkan verbalisme.
Menimbulkan penyesuaian setatis kepada lingkungan, dimana
siswa menyelesaikan tugas secara statis sesuai dengan yang
diingikan guru.
Membentuk kebiasaan yang kaku, terutama pelajaran yang
bersifat menghapal.
e. Usaha Mengatasi Kelemahan Metode Latihan
Sebelum latihan dimulai, pelajaran hendaknya diberi pengertian
yang mendalam tentang yang akan dilatih dan kompetensi apa
saja yang harus dikuasai.
Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis.
Kalau pada latihan pertama tidak berhasil maka guru harus
mengadakan perbaikan dan penyempurnaan.
Latihan harus menarik minat dan menyenangkan serta
menjauhkan dari sifat keterpaksaan.
15
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Tabel 3.1
16
Jadwal Pelaksanaan Perbaikan
Mata
No Hari/Tanggal Keterangan
Pelajaran
1. Rabu, 20 Oktober 2020 Matematika Siklus I
2. Rabu, 27 Oktober 2020 Matematika Siklus II
17
mengikuti pelajaran, merasa kebingungan memahami materi yang
dijelaskan guru. Selama observasi awal ini juga, siswa belum
menunjukkan perilaku yang diharapkan. Memang, siswa sesekali
menjawab pertanyaan guru dengan mengungkapkan kembali apa
yang disampaikan guru, tetapi sangat abstrak sehingga tidak bisa
dipahami sedikitpun oleh siswa lainnya. Hal ini karena metode
pembelajaran konvensional tidak banyak memberi kesempatan
yang luas bagi siswa untuk memperoleh informasi yang lebih
variatif dan tahan lama retensinya karena kurang menekankan
ketrampilan proses. Akibatnya, siswa kesulitan menerapkan materi
yang mengakibatkan hasil belajar juga kurang maksimal dengan
rata – rata kelas dibawah nilai KKM. Oleh karena itu dalam
penelitian ini, peniliti ingin berusaha untuk meningkatkan dengan
menggunkan model pembelajaran yang baru, agar dapat lebih
meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi yang
diajarkan. Salah satu metode yang ditawarkan peneliti adalah
metode latihan terbimbing Dimana dalam pembelajarannya
memungkinkan siswa untuk mengembangkan pola pikirnya,
berbagi pengetahuan dan saling berdiskusi dengan sesamanya
dalam suasana yang menyenangkan dan lebih bermakna.
2. Siklus 1
a. Perencanaan
Hasil analisis dan perumusan masalah tersebut di atas
menunjukan bahwa program perbaikan pembelajaran dilakukan
oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi
pelajaran matematika. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
optimal berikut ini adalah langkah-langkah persiapan yang perlu
dilakukan sebelum memulai proses pembelajaran :
a. Membuat skenario pembelajaran.
b. Kegiatan pembelajaran pada siklus 1 dilakukan penulis sesuai
dengan rencana perbaikan pembelajaran adalah dengan
menggunakan metode latihan Terbimbing.
18
c. Mempersiapkan sarana dan fasilitas yang digunakan untuk
mendukung pelaksanaan tindakan.
d. Mempersiapkan format dan cara observasi baik bagi guru
maupun bagi siswa serta membuat kesepakatan dengan
supervisor 1 dan supervisor 2 mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan observasi.
e. Melaksanakan simulasi rencana perbaikan pembelajaran siklus 1
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui PKP dilakukan
saat proses pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan perbaikan
mata pelajaran Matematika Siklus 1 dilakukan melalui empat
tahapan kegiatan yaitu :
1. Tahap perencanaan
2. Tahap pelaksanaan
3. Tahap refleksi
Siklus 1 dilakukan pada tanggal 20 Oktober 2020 dengan
materi Mengenal Pecahan Senilai. Pada tahapan inilah guru
melaksanakan langkah-langkah kegiatan, sebagai berikut;
a) Kegiatan Awal ( 15 menit )
1) Guru mengajak peserta didik untuk berdoa .
2) Guru mengabsen kehadiran peserta didik.
3) Guru bersama – sama dengan siswa melakukan tepuk
PPK.
4) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada peserta
didik tentang Menentukan Pecahan Senilai.
5) Guru membantu peserta didik dalam merencanakan
dan menyiapkan kegiatan pembelajaran tentang
Menentukan Pecahan Senilai.
b) Kegiatan Inti ( 75 menit )
19
1) Guru Membentuk 2 Kelompok belajar dari 23 orang
siswa dengan kelompok 1 beranggotakan 11 orang dan
kelompok 2 beranggotakan 12 orang.
2) Guru mengarahkan peserta didik untuk menggambar
tiga persegi panjang yang masing-masing memiliki
panjang 8 cm dan lebar 1 cm.
3) Guru membimbing peserta didik untuk memotong
masing-masing gambar persegi panjang tersebut.
4) Guru mendampingi peserta didik dalam memotong
persegi panjang yang pertama menjadi 2 bagian,
persegi panjang yang kedua menjadi 4 bagian, dan
persegi panjang yang ketiga menjadi 8 bagian.
5) Guru menfasilitasi peserta didik untuk bertanya apakah
cara memotong yang dilakukan sudah benar.
6) Guru mengarahkan peserta didik untuk mengecek
potongan-potongan persegi panjang.
7) Guru membimbing peserta didik dalam menyusun
potongan-potongan kertas tersebut sehingga baris
pertama berisi bagian dari seluruh kertas yang
panjangnya 4 cm dan lebarnya 1 cm. Baris kedua
berisi bagian dari seluruh kertas yang panjangnya 2
cm dan lebarnya 1 cm. Baris ketiga berisis bagian
dari seluruh kertas yang panjangnya 1 cm dan lebarnya
1 cm.
8) Guru mengarahkan peserta didik untuk mencermati
panjang masing-masing susunan.
9) Guru membimbing peserta didik untuk menyimpulkan
1 2 4
bahwa , , dan merupakan pecahan-pecahan yang
2 4 8
senilai berdasarkan susunan persegi panjang pada
ketiga baris tersebut.
c) Kegiatan Akhir ( 15 menit )
20
1) Guru memberikan kesimpulan hasil pembelajaran
tentang Menentukan Pecahan Senilai.
2) Guru melakukan penguatan terhadap materi yang
diajarkan dengan memberikan tugas untuk
diselesaikan di rumah.
3) Doa sebelum istirahat.
c. Refleksi
Kegiatan refleksi ini dikhususkan pada evaluasi terhadap kinerja
siswa dalam menyelesaikan soal dan kinerja guru dalam proses
pembelajaran. Dalam hal ini peneliti dibantu oleh teman sejawat,
adapun hasilnya adalah sebagai berikut ;
1) Pada aspek sosial,sebagian besar siswa sudah aktif dalam kerja
kelompok.
2) Sebagian siswa belum sepenuhnya dapat memahami konsep
menentukan pecahan senilai dengan media benda konkret
terutama dalam aspek pengetahuan dan keterampilan
menentukan pecahan senilai.
3) Guru belum bisa memberikan perhatian menyeluruh kepada
siswa, karena pembagian anggota kelompok belajar yang terlalu
banyak dalam setiap kelompok.
4) Perubahan Progres kemajuan mencapai KKM tidak terlalu
signifikan.
Penerapan strategi pembelajaran dengan menggunakan
media konkrit seakan tidak terlalu berpengaruh besar terhadap
kemajuan aspek pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Dari
acuan permasalahan tersebut, maka pada siklus 2 nanti peniliti
akan menitik beratkan pada strategi pembelajaran dengan
mengubah penggunaan benda konkret dalam menentukan pecahan
senilai dengan strategi yang berbeda. Dan pemilihan metode
pembelajaran tetap sama yaitu metode latihan terbimbing.
3. Siklus 2
a. Perencanaan
21
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti bersama teman
sejawat pada siklus II merupakan tindakan lanjutan dari siklus I.
pada siklus 2, peniliti lebih menekankan pada cara menentukan
pecahan dengan Membagi atau Mengalikan Pembilang dan
Penyebut dengan Bilangan yang Sama dan pembagian anggota
kelompok. Adapun Kegiatan perencanaan yang dilakukan pada
siklus 2 antara lain :
1. Tahap perencanaan
2. Tahap pelaksanaan
3. Tahap refleksi
b. Pelaksanaan
Siklus 2 dilakukan pada tanggal 27 Oktober 2020 dengan materi
Menetukan Pecahan Senilai. Pada tahapan inilah guru
melaksanakan langkah-langkah kegiatan, sebagai berikut;
a) Kegiatan Awal ( 15 menit )
1) Guru mengajak peserta didik untuk berdoa sebelum dan
setelah pelajaran.
2) Guru mengabsen kehadiran peserta didik.
3) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada peserta
didik tentang Menentukan Pecahan Senilai.
4) Guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan
menyiapkan kegiatan pembelajaran tentang Menentukan
Pecahan Senilai.
5) Guru memberikan rangsangan dengan beberapa
pertanyan terkait materi menentukan pecahan senilai .
b) Kegiatan Inti ( 75 Menit )
1) Guru Membentuk 6 Kelompok belajar dari 23 orang
siswa dengan rata – rata kelompok beranggotakan 4
orang.
2) Guru Menjelaskan cara Menentukan Pecahan Senilai
dengan Membagi atau Mengalikan Pembilang dan
22
Penyebut dengan Bilangan yang Sama pada setiap
kelompok secara satu persatu.
3) Guru mendampingi siswa secara satu persatu dalam
setiap anggota kelompok menyelesaikan 1 satu soal di
papan wahiteboard.
4) Guru memberikan 6 buah soal latihan kepada siswa
untuk didiskusikan dan diselesaikan.
5) Dari kelompok ke kelompok Guru memeriksa hasil
pekerjaan dan membimbing peserta didik yang keliru
dalam menyelesaikan soal tersebut.
6) Guru meminta perwakilan dari setiap kelompok dengan
dibantu anggota kelompoknya menyelesaikan salah satu
dari 6 buah soal latihan di papan tulis.
7) Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok
untuk menanggapi hasil pekerjaan kelompok lain jika
ada kekeliruan dalam proses pengerjaan menentukan
pecahan senilai.
c) Kegiatan Akhir ( 15 menit )
1) Guru memberikan penguatan terhadap materi yang
diajarkan.
2) Guru bersama siswa melakukan tepuk PPK
3) Doa sebelum istrahat.
c. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan penilaian terhadap kerja
siswa dalam menyelesaikan soal dan kinerja guru dalam proses
pembelajaran. Dalam hal ini peneliti dibantu oleh teman sejawat,
adapun hasilnya :
1) Sebanyak 23 peserta didik hasilnya dapat meningkat, pada
siklus I hanya 60 % menjadi 91% pada siklus II. Sebagian
siswa yang tidak mencapai ketuntasan belajar adalah karena
siswa lambat belajar.
23
2) Pada siklus pembelajaran II dengan pembelajaran Metode
Latihan terbimbing terbukti dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Dari peserta didik dikelas IV dengan rata-rata nilai
<80%.
3) Kerja kelompok yang dilakukan di kelas IV SD Negeri
Pemana menunjukkan kemampuan Komunikasi siswa sangat
baik, sedangkan aktivitas lain seperti mengajukan pertanyaan
dan menjawab pertanyaan sudah relatif baik
4) Guru sudah lebih baik mengelola kelas.
Dari hasil tes siklus II ini menunjukkan skor rata – rata
kemampuan siswa dalam menguasai materi sudah mencapai target
. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah menguasai materi
secara baik, maka perbaikan dihentikan.
C. Teknik Analisis Data
Teknik dan alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Teknik pengamatan partisipatif. Guru sambil menunaikan tugas
mengajar, melaksanakan tindakan, juga melakukan pengamatan
terhadap kelas dan siswanya adalah alat yang dapat digunakan dalam
teknik pengamatan ini adalah (1) Pedoman observasi (formulir/lembar
pengamatan dan daftar cek), (2) Catatan lapangan (catatan tentang
peristiwa yang dipandang penting) teknik
penilainya secara kualitatif.
2. Teknik pemanfaatan data dan analisis data dokumen, misalnya : daftar
hadir, RPP, hasil karya siswa, hasil karya guru, teknik penilaian yang
digunakan adalah secara kualitatif.
Rumus mencari rata-rata
Jumlah nilai semua siswa
Jumlah Siswa
Rumus mempresentase jumlah siswa yang mencapai KKM :
Jumlah siswa yang mencapai KKM
Jumlah siswa
24
BAB IV
25
Metode belajar yang biasa digunakan dalam pembelajaran
saat itu adalah metode ceramah. Dengan metode ceramah, ternyata
hasil yang akan dicapai dalam beberapa kategori aspek tidak
memuaskan. Seperti 1) aspek social; Banyak siswa kurang aktif dalam
kerja kelompok, 2) Aspek Pengetahuan; tingkat pemahaman siswa
tidak tumbuh selama proses pembelajaran. 3) Aspek Keterampilan;
banyak siswa tidak terampil memperagakan media belajar saat
menentukan pecahan senilai. Adapun penilaian hasil belajar peserta
didik pada pada prasiklus tersaji lewat dua buh tabel di bawah ini.
Tabel 4.1
Hasil Belajar Pra Siklus
Aspek yang Dinilai
Aspek Sikap Aspek
Aspek Keterampilan
Sosial Pengetahuan
Ketetapan
Gotong dalam
Keterampilan
Royong Menjelaskan
Mengidentifikasi Pecahan
No Nama Peserta Didik dalam Pecahan Senilai N
Senilai dengan Gambar
Melakukan dengan Gambar
atas Model Konkret
Kegiatan atau Model
Konkret
Tida Tidak
Ya 3 2 1 Terampil
k Terampil
1. Abdul Rahman 1 2 1 80
Yasin
2 Adhar 1 1 1 60
3 Afriyanti 1 1 0 40
4 Alif Guzali 0 1 0 20
5 Asti 1 2 1 80
6 Aurel Nafira 1 1 1 60
Firmanda
26
Aspek yang Dinilai
Aspek Sikap Aspek
Aspek Keterampilan
Sosial Pengetahuan
Ketetapan
Gotong dalam
Keterampilan
Royong Menjelaskan
Mengidentifikasi Pecahan
No Nama Peserta Didik dalam Pecahan Senilai N
Senilai dengan Gambar
Melakukan dengan Gambar
atas Model Konkret
Kegiatan atau Model
Konkret
Tida Tidak
Ya 3 2 1 Terampil
k Terampil
7 Azzahra Kalsuma 0 1 0 20
8 Citra 0 1 0 20
10 Mariana Saputri 1 1 1 60
11 Muhammad Hajir 0 1 0 20
12 Muhammad Iksan 0 1 0 20
13 Muhammad Ridho 1 1 0 40
15 Nur Alif 1 1 0 40
Fatimah
17 Ode Armin 0 1 0 20
18 Puput Nurmayanti 1 1 0 40
20. Sandrina 1 2 1 80
21 Shinta Fenanda 1 1 0 40
Keterangan :
Kategori penilaian aspek Kategori penilaian aspek Kategori penilaian aspek
sikap social pengetahuan keterampilan
27
“Ya” diberi skor = 1, 3 = semuanya tepat, “Terampil” diberi skor = 1,
“Tidak” diberi skor = 0. 2 = ada yang tidak tepat, “Tidak Terampil” diberi
1 = tidak ada yang tepat skor = 0.
Tabel 4.2
Ketuntasan Belajar Pra Siklus
Jumlah nilai Ketuntasan
No. Nama peserta didik
Skor N T Bt
1. Abdul Rahman Yasin 4 80 √
2. Adhar 3 60 √
3. Afriyanti 2 40 √
4. Alif Guzali 1 20 √
5. Asti 4 80 √
6. Aurel Nafira Firmanda 3 60 √
7. Azzahra Kalsuma 1 20 √
8. Citra 1 20 √
9. Erika Fatnia Putri 5 100 √
10. Mariana Saputri 3 60 √
11. Muhammad Hajir 1 20 √
12. Muhammad Iksan 1 20 √
13. Muhammad Ridho 2 40 √
14. Nur Intan Ratifa 4 80 √
15. Nur Alif 2 40 √
16. Ode Nur Dian Fatimah 2 40 √
17. Ode Armin 1 20 √
18. Puput Nurmayanti 2 40 √
19. Putri Ardila 4 80 √
20. Sandrina 4 80 √
21. Shinta Fenanda 2 40 √
28
Jumlah nilai Ketuntasan
No. Nama peserta didik
Skor N T Bt
22. Syahrul Akbar Daud 1 20 √
23. Zikra Fassah Alfarizi 5 100 √
Jumlah 58 1.160 10 13
Persentase 50% 50% 43% 57%
Rata-Rata Kelas 50
Dari 2 buah tabel di atas dapat dianalisis bahwa hasil tes pra
siklus siswa siswa yang tuntas persentasenya 43% sedangkan siswa
yang belum tuntas persentasenya 57%. Jumlah peserta didik yang
tuntas hanya 10 peserta didik. Hasil belajar peserta didik seperti yang
tercantum pada kedua tabel di atas menggambarkan bahwa prestasi
belajar peserta didik masih rendah dan perlu ditingkatkan agar rata-
rata meningkat dan seluruh hasil belajar siswa mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal yaitu 60.
2. Deskripsi Hasil Siklus 1
Hasil penerapan metode pembelajaran Latihan Terbimbing
pada siklus I menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar dan
ketuntasan belajar tidak terlalu mengalami peningkatan yang
mencolok pada aspek pengetahuan dan keterampilan. Hanya saja pada
aspek social,dimana peserta didik hampir keseluruhan menunjukkan
sikap saling kerjasama dalam kelompok. Sebagaimana yang tertera
pada data dari tabel di bawah ini.
Tabel 4.3
Hasil Belajar Siklus 1
29
Aspek yang Dinilai
Aspek Sikap
Aspek Pengetahuan Aspek Keterampilan
Sosial
Tida Tidak
Ya 3 2 1 Terampil
k Terampil
Abdul Rahman
1. 1 3 1 100
Yasin
2 Adhar 1 2 1 80
3 Afriyanti 1 2 1 80
4 Alif Guzali 0 1 0 20
5 Asti 1 3 1 100
Aurel Nafira 1
6 1 1 60
Firmanda
7 Azzahra Kalsuma 0 1 0 20
8 Citra 0 1 0 20
10 Mariana Saputri 1 1 1 60
11 Muhammad Hajir 0 1 0 20
12 Muhammad Iksan 0 1 0 20
Muhammad 1
13 1 0 40
Ridho
14 Nur Intan Ratifa 1 2 1 80
15 Nur Alif 1 1 0 40
18 Puput Nurmayanti 1 1 1 60
30
Aspek yang Dinilai
Aspek Sikap
Aspek Pengetahuan Aspek Keterampilan
Sosial
Tida Tidak
Ya 3 2 1 Terampil
k Terampil
20. Sandrina 1 2 1 80
21 Shinta Fenanda 1 1 0 40
Syahrul Akbar 1
22 0 0 20
Daud
Zikra Fassah
23 1 3 1 100
Alfarizi
Keterangan :
Kategori penilaian aspek Kategori penilaian Kategori penilaian aspek
sikap sosial aspek pengetahuan keterampilan
“Ya” diberi skor = 1, 3 = semuanya tepat, “Terampil” diberi skor = 1,
“Tidak” diberi skor = 0. 2 = ada yang tidak tepat, “Tidak Terampil” diberi
1 = tidak ada yang tepat skor = 0.
Skor maksimal yang dapat diperoleh peserta didik adalah 5.
Nilai = Total skor x 100
Skor maksimal
Tabel 4.4
Ketuntasan Belajar Siklus 1
Jumlah nilai Ketuntasan
No. Nama peserta didik
Skor N T Bt
1. Abdul Rahman Yasin 5 100 √
2. Adhar 4 80 √
3. Afriyanti 4 80 √
4. Alif Guzali 1 20 √
5. Asti 5 100 √
31
Jumlah nilai Ketuntasan
No. Nama peserta didik
Skor N T Bt
6. Aurel Nafira Firmanda 3 60 √
7. Azzahra Kalsuma 1 20 √
8. Citra 1 20 √
9. Erika Fatnia Putri 5 100 √
10. Mariana Saputri 3 60 √
11. Muhammad Hajir 1 20 √
12. Muhammad Iksan 1 20 √
13. Muhammad Ridho 2 40 √
14. Nur Intan Ratifa 4 80 √
15. Nur Alif 2 40 √
16. Ode Nur Dian Fatimah 2 40 √
17. Ode Armin 1 20 √
18. Puput Nurmayanti 3 60 √
19. Putri Ardila 4 80 √
20. Sandrina 4 80 √
21. Shinta Fenanda 2 40 √
22. Syahrul Akbar Daud 1 20 √
23. Zikra Fassah Alfarizi 5 100 √
Jumlah 61 1.280 12 11
Persentase 53% 56 % 52% 48%
Rata-Rata Kelas 56
32
%).Perbandingan hasil dan ketuntasan belajar siswa dalam
pembelajaran antara pra siklus dan siklus I dapat dilihat pada tabel dan
grafik di bawah ini
Tabel 4.5
Data Perbandingan Hasil dan Ketuntasan Belajar
Pra Siklus dan Siklus 1
Nama peserta Pra Siklus Siklus 1
No.
didik Nilai Ketuntasan Nilai Kentutasan
1. Abdul Rahman 80 Tuntas 100 Tuntas
Yasin
2. Adhar 60 Tuntas 80 Tuntas
3. Afriyanti 40 Tidak 80 Tuntas
Tuntas
4. Alif Guzali 20 Tidak 20 Tidak
Tuntas Tuntas
5. Asti 80 Tuntas 100 Tuntas
6. Aurel Nafira 60 Tuntas 60 Tuntas
Firmanda
7. Azzahra Kalsuma 20 Tidak 20 Tidak
Tuntas Tuntas
8. Citra 20 Tidak 20 Tidak
Tuntas Tuntas
9. Erika Fatnia Putri 100 Tuntas 100 Tuntas
10. Mariana Saputri 60 Tuntas 60 Tuntas
11. Muhammad Hajir 20 Tidak 20 Tidak
Tuntas Tuntas
12. Muhammad Iksan 20 Tidak 20 Tidak
Tuntas Tuntas
13. Muhammad 40 Tidak 40 Tidak
Ridho Tuntas Tuntas
14. Nur Intan Ratifa 80 Tuntas 80 Tuntas
15. Nur Alif 40 Tidak 40 Tidak
33
Nama peserta Pra Siklus Siklus 1
No.
didik Nilai Ketuntasan Nilai Kentutasan
Tuntas Tuntas
16. Ode Nur Dian 40 Tidak 40 Tidak
Fatimah Tuntas Tuntas
17. Ode Armin 20 Tidak 20 Tidak
Tuntas Tuntas
18. Puput Nurmayanti 40 Tidak 60 Tuntas
Tuntas
19. Putri Ardila 80 Tuntas 80 Tuntas
20. Sandrina 80 Tuntas 80 Tuntas
21. Shinta Fenanda 40 Tidak 40 Tidak
Tuntas Tuntas
22. Syahrul Akbar 20 Tidak 20 Tidak
Daud Tuntas Tuntas
23. Zikra Fassah 100 Tuntas 100 Tuntas
Alfarizi
Jumlah 1.160 %Tuntas : 1.280 %Tuntas :
Persentase 50 % 43 % 56 % 52 %
Rata-Rata Kelas 50 % Tidak 56 % Tidak
Tuntas : Tuntas :
57 % 48 %
Grafik 4.1
Persentase Hasil Dan Ketuntasan Belajar
Pada Tahap Pra Siklus Dan Siklus I
34
60%
50%
40%
Hasil Belajar
30%
Ketuntasan Belajar
20%
10%
0%
Pra Siklus Siklus 1
35
Aspek yang Dinilai
Aspek Sikap Aspek
Aspek Keterampilan
Sosial Pengetahuan
Keterampilan
Gotong Ketetapan menghitung Pecahan
Nama Peserta
No Royong dalam Senilai dengan N
Didik dalam Menjelaskan mengalikan bilangan
Melakukan Pecahan Senilai yang sama pada
Kegiatan melalui gambar pembilang dan
penyebut
Tida Tidak
Ya 3 2 1 Terampil
k Terampil
Abdul Rahman
1. 1 3 1 100
Yasin
2 Adhar 1 2 1 80
3 Afriyanti 1 2 1 80
4 Alif Guzali 1 1 1 60
5 Asti 1 3 1 100
Aurel Nafira
6 1 2 1 80
Firmanda
Azzahra
7 1 2 1 80
Kalsuma
8 Citra 1 2 1 80
Erika Fatnia
9 1 3 1 100
Putri
10 Mariana Saputri 1 2 1 80
Muhammad 1
11 1 0 40
Hajir
Muhammad 1
12 1 1 60
Iksan
Muhammad
13 1 2 1 80
Ridho
14 Nur Intan Ratifa 1 3 1 100
15 Nur Alif 1 1 1 60
16 1 2 1 80
Ode Nur Dian
36
Aspek yang Dinilai
Aspek Sikap Aspek
Aspek Keterampilan
Sosial Pengetahuan
Keterampilan
Gotong Ketetapan menghitung Pecahan
Nama Peserta
No Royong dalam Senilai dengan N
Didik dalam Menjelaskan mengalikan bilangan
Melakukan Pecahan Senilai yang sama pada
Kegiatan melalui gambar pembilang dan
penyebut
Tida Tidak
Ya 3 2 1 Terampil
k Terampil
Fatimah
17 Ode Armin 1 2 1 80
Puput
18 1 2 1 80
Nurmayanti
19. Putri Ardila 1 3 1 100
21 Shinta Fenanda 1 2 1 80
Syahrul Akbar 1
22 1 0 40
Daud
Zikra Fassah
23 1 3 1 100
Alfarizi
Keterangan :
Kategori penilaian Kategori penilaian Kategori penilaian
aspek sikap sosial aspek pengetahuan aspek keterampilan
“Ya” diberi skor = 1, 3 = semuanya tepat, “Terampil” diberi skor
“Tidak” diberi skor = 0. 2 = ada yang tidak = 1,
tepat, “Tidak Terampil”
1 = tidak ada yang diberi skor = 0.
tepat
Skor maksimal yang dapat diperoleh peserta didik adalah 5.
Nilai = Total skor x 100
Skor maksimal
Tabel 4.7
Ketuntasan Belajar Siklus 2
37
Nama Jumlah nilai Ketuntasan
No.
peserta didik Skor N T Bt
1. Abdul Rahman 5 100 √
Yasin
2. Adhar 4 80 √
3. Afriyanti 4 80 √
4. Alif Guzali 3 40 √
5. Asti 5 100 √
6. Aurel Nafira 4 80 √
Firmanda
7. Azzahra Kalsuma 4 80 √
8. Citra 4 80 √
9. Erika Fatnia Putri 5 100 √
10. Mariana Saputri 4 80 √
11. Muhammad Hajir 2 40 √
12. Muhammad Iksan 3 60 √
13. Muhammad Ridho 4 80 √
14. Nur Intan Ratifa 5 100 √
15. Nur Alif 3 60 √
16. Ode Nur Dian 4 80 √
Fatimah
17. Ode Armin 4 80 √
18. Puput Nurmayanti 4 80 √
19. Putri Ardila 5 100 √
20. Sandrina 5 100 √
21. Shinta Fenanda 4 80 √
22. Syahrul Akbar 2 40 √
Daud
23. Zikra Fassah 5 100 √
Alfarizi
Jumlah 92 1.840 21 2
Persentase 80 % 80 % 91% 9%
38
Nama Jumlah nilai Ketuntasan
No.
peserta didik Skor N T Bt
Rata-Rata Kelas 80
Tabel 4.8
Data Perbandingan Hasil dan Ketuntasan Belajar
Pra Siklus,Siklus 1, dan Siklus 2
Nama peserta Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
No.
didik N Ketuntasan N Ketuntasan N Ketuntasan
100 100
1. Abdul Rahman 80 Tuntas Tuntas Tuntas
Yasin
2. Adhar 60 Tuntas 80 Tuntas 80 Tuntas
Firmanda
7. Azzahra Kalsuma 20 Tidak 20 Tidak 80 Tuntas
Tuntas Tuntas
39
Nama peserta Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
No.
didik N Ketuntasan N Ketuntasan N Ketuntasan
Alfarizi
Jumlah 1. %Tuntas 1. %Tuntas 1.84 %Tuntas :
0
16 : 28 : 91 %
0 43 % 0 52 % % Tidak
Rata-Rata Kelas 50 56 80
Grafik 4.2
Persentase Hasil Dan Ketuntasan Belajar
Pada Tahap Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus 2
100%
90%
80%
70%
60%
50% Hasil Belajar
40% Ketuntasan Belajar
30%
20%
10%
0%
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
40
Berdasarkan data yang diperoleh setiap siklusnya menunjukkan
bahwa rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 50
pada pra siklus menjadi 56 pada siklus I dan menjadi 80 pada siklus
II. Begitu pula pada data perolehan ketuntasan belajar siswa pada tiap
siklusnya mengalami peningkatan dari 10 siswa (43%) pada pra siklus
menjadi 12 siswa (52%) pada siklus I dan menjadi 21 siswa (91 %)
pada siklus II.
B. Pembahasan
Penelitian yang dilaksanakan pada kali ini berjudul
“Peningkatan Hasil dan Ketuntasan Belajar dengan menggunakan
metode latihan terbimbing pada materi pecahan senilai di kelas IV SD
Negeri Pemana. Pelaksanaan pembelajaran mengacu pada rencana
pembelajaran yang telah disusun dengan menggunakan metode latihan
terbimbing Pada awal pembelajaran, peneliti yang sekaligus menjadi
guru, menerangkan model pembelajaran yang akan digunakan berserta
langkah-langkah penerapannya. Peneliti menjelaskan alasan pemilihan
metode pembelajaran yang dipakai, yakni sebagai salah satu upaya
untuk memberikan solusi terhadap permasalahan yang timbul pada
pembelajaran matematika.
1. Pra Siklus
Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa rata-
rata hasil belajar siswa pada pra siklus hanya mencapai 50, data
perolehan ketuntasan belajar mencapai 10 orang (43% ) dari 23
siswa. Hal ini menunjukkan bahwa permasalahan pada
pembelajaran matematika ini perlu diberikan solusi melalui
penerapan metode pembelajaran latihan terbimbing, khususnya
materi pecahan senilai.
2. Siklus 1
Hasil penerapan metode pembelajaran Latihan terbimbing
dengan menggunakan media benda konkret memberikan efek yang
kurang memuaskan. Pada siklus I menunjukkan bahwa rata-rata
41
hasil dan ketuntasan belajar mengalami peningkatan yang kurang
signifikan walaupun ada salah satu aspek indicator penilaian
mencapai target. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan
bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada siklus 1 adalah 56, begitu
pula untuk ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari
10 siswa (43%) pada pra siklus menjadi 12 siswa (52%) pada siklus
I.
3. Siklus 2
Perbaikan Siklus 2 didasarkan pada permasalahan yang
dialami pada siklus 1. Yang mana pada siklus 1, penggunaan
metode latihan terbimbing yang dikombinasikan dengan
penggunaan media benda konkret belum cukup untuk mengatasi
permasalahan pada Pra siklus . Dari acuan itulah peniliti mengubah
strategi pembelajaran terutama pada penilaian aspek pengetahuan
dan keterampilan. Dan cara tersebut terbilang sangat ampuh
menanggulangi dan memberikan dampak yang signifikan terhadap
pencapaian hasil dan ketuntasan belajar siswa terkait pada materi
menentukan pecahan senilai.
Dari hasil observsi bersama supervisior 2 terdapat
perubahan yang mencolok terkait pencapaian siklus 1 dan siklus 2.
Data dari perbaikan siklus 2 menunjukkan rata – rata hasil belajar
siswa meningkat menjadi 80 dari hasil yang didapat pada pra siklus
dan siklus 1. Hal itu pun terjadi pada pencapaian ketuntasan
belajar, yang mana pada siklus 1 jumlah ketuntasannya sebanyak
12 orang ( 52% ) dari 23 siswa meningkat menjadi 21 orang
( 91% ) pada siklus 2.
Berpijak pada pencapaian perbaikan siklus 2, maka peneliti
menghentikan proses perbaikan pembelajaran karena secara garis
besar rata – rata hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa sudah
mencapai target yang diharapkan.
42
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penggunaan metode latihan terbimbing dapat meningkatkan
hasil belajar siswa terhadap pembelajaran matematika tentang Menentukan
Pecahan Senilai di kelas IV SD Negeri Pemana. Hal ini terbukti pada
perbandingan dari hasil evaluasi siswa diperoleh rata-rata kelas Pra Siklus
adalah 50 naik menjadi 56 pada siklus 1 dan pada siklus 2 menjadi 80.
Pencapaian yang signifikan pada siklus 2 tidak terlepas dari kombinasi
penerapan latihan terbimbing dengan perubahan strategi pembelajaran
yang menfokuskan siswa pada cara Menentukan Pecahan Senilai dengan
43
Membagi atau Mengalikan Pembilang dan Penyebut dengan Bilangan
yang Sama. Seiring itu juga ketuntasan belajar siswa bertambah baik yang
semula persentase ketuntasan pada pra siklus 43% menjadi 52% pada
siklus 1 dan berubah lagi pada siklus 2 menjadi 91%. Adapun 2 orang
siswa yang tidak tuntas diakibatkan oleh proses pemahaman aspek kognitif
dan keterampilan yang sangat lamban.
B. Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan simpulan di atas, untuk menindaklanjuti hasil penelitian yang
diperoleh, maka ada beberapa hal yang sebaiknya dilaksanakan dalam
peningkatan hasil belajar siswa, diantaranya :
1. Libatkan siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran.
2. Berikanlah kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi
pembelajaran.
3. Berikanlah latihan yang sesuai dengan materi pembelajaran yang ingin
dicapai.
4. Selalu memberikan penguatan kepada siswa baik berupa pujian, tepuk
tangan atau hadiah.
44
semua sumber daya belajar yang ada baik di dalam maupun di
luar persekolahan.
3. Bagi Sekolah
a. Perlunya sekolah memfasilitasi segala kebutuhan sarana dan
prasarana pembelajaran agar dapat membantu terciptanya
pembelajaran yang berkualitas.
b. Perlunya sekolah memberi ruang dan kebebasan bagi guru untuk
melakukan inovasi pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
45
Winataputra, Udin S, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Wardhani, IGK, dkk. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarat : Universitas
Terbuka.
46
0
1
Lampiran 2
PERENCANAAN PTK
Alternatif Pemecahan
Identifikasi Masalah Analisis Masalah Rumusan Masalah
Masalah
Berdasarkanpengalaman dan Pada awalnya mungkin guru Adapun alternatif yang Masalah adalah segala rintangan
pengamatan penulis terhadap bingung untuk mengidentifikasi harus dilaksanakan dalam tentang hambatan dan kesulitan
pelaksanaan pembelajaranmatematika masalah, oleh karena itu guru pengelolaan kelas adalah yang memerlukan pemecahan
siswa kelas IV SD Negeri Pemana, tidak mesti memulai dengan dengan menggunakan jawaban agar usaha tujuan yang
Kec. Alok, Kab. Sikka ada beberapa masalah. Setelah penulis metode yang tepat, maka dimaksud dapat berhasil dengan
masalah yang dapat menghambat mengidentifikasi masalah yang penulis merencanakan baik. Adapun rumusan masalah
pencapian tujuan pembelajaran ada dalam pelajaran melakukan perbaikan pada peneliti ini adalah
khususnya pada pembelajaran matematika, maka penulis dapat pembelajaran untuk “Bagaimana cara meningkatkan
matematika diantaranya : merumuskan analisis masalah meningkatkan hasil belajar hasil belajar siswa dengan
a. Siswa kurang konsentrasi ketika sebagai berikut : siswa dengan mencoba menggunakan metode latihan
guru menerangkan pelajaran a. Guru tidak bisa mengelola mengimplementasikan Terbimbing pada materi “
matematika, anak asyik ngobrol kelas dengan baik sehingga metode latihan terbimbing Pecahan Senilai “di kelas IV SD
dengan teman sebangkunya. kondisi kelas tidak pada pembelajaran Negeri Pemana, Kec. Alok, Kab.
b. Guru terlalu banyak ceramah pada kondusif, siswa merasa matematika di kelas IV SD Sikka ?
0
Alternatif Pemecahan
Identifikasi Masalah Analisis Masalah Rumusan Masalah
Masalah
waktu menyampaikan tidak nyaman ketika Negeri Pemana, Kec.
pembelajaran matematika, pembelajaran berlangsung. Alok, Kab. Sikka pada
menyebabkan siswa menjadi bosan b. Metode yang digunakan materi “ Pecahan Senilai “
dalam menerima pelajaran. oleh guru kurang tepat
c. Sebagian besar Hasil Belajar dan karena terlalu banyak
Ketuntasan Belajar siswa tidak ceramah mengakibatkan
mencapai target ketuntasan. pembelajaran menoton dan
d. Siswa tidak memiliki motivasi membosankan
yang tinggi untuk untuk c. Guru kurang menguasai
mempelajari matematika karena materi sehingga kurang
dianggap pelajaran yang sulit dan percaya diri, dan pelajaran
tidak menyenangkan. hanya tertuju kepada siswa
yang aktif saja.
1
Lampiran 3
0
3.1.3 Menjelaskan pecahan senilai dengan gambar dan model konkret.
4.1.3 Mengidentifikasi pecahan senilai dengan gambar dan model
konkret.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat menjelaskan dan menetukan pecahan senilai dengan
gambar dan model konkret.
2. Denganmelaksanakan perbaikan pembelajaran, guru dapat
memenuhi tugas penelitian pada mata kuliah Pemantapan
Kemampuan Profesional.
F. MATERI PEMBELAJARAN
Menentukan Pecahan Senilai
G. METODE PEMBELAJARAN
Latihan Terbimbing
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan DeskripsiKegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Guru mengajak peserta didik untuk berdoa . 15
2. Guru mengabsen kehadiran peserta didik. menit
3. Guru bersama – sama dengan siswa melakukan
tepuk PPK.
4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada
peserta didik tentang Menentukan Pecahan
Senilai.
5. Guru membantu peserta didik dalam
merencanakan dan menyiapkan kegiatan
1
Alokasi
Kegiatan DeskripsiKegiatan
Waktu
pembelajaran tentang Menentukan Pecahan
Senilai.
6. Guru membimbing peserta didik untuk
mempersiapkan hal-hal yang diperlukan untuk
melakukan Kegiatan
Inti 1. Guru Membentuk 2 Kelompok belajar dari 23 75
orang siswa dengan kelompok 1 beranggotakan menit
11 orang dan kelompok 2 beranggotakan 12
orang.
2. Guru mengarahkan peserta didik untuk
menggambar tiga persegi panjang yang masing-
masing memiliki panjang 8 cm dan lebar 1 cm.
3. Guru membimbing peserta didik untuk
memotong masing-masing gambar persegi
panjang tersebut.
4. Guru mendampingi peserta didik dalam
memotong persegi panjang yang pertama
menjadi 2 bagian, persegi Npanjang yang kedua
menjadi 4 bagian, dan persegi panjang yang
ketiga menjadi 8 bagian.
5. Guru menfasilitasi peserta didik untuk bertanya
apakah cara memotong yang dilakukan sudah
benar.
6. Guru mengarahkan peserta didik untuk
mengecek potongan-potongan persegi panjang.
7. Guru membimbing peserta didik dalam
menyusun potongan-potongan kertas tersebut
sehingga baris pertama berisi bagian dari
seluruh kertas yang panjangnya 4 cm dan
lebarnya 1 cm. Baris kedua berisi bagian dari
2
Alokasi
Kegiatan DeskripsiKegiatan
Waktu
seluruh kertas yang panjangnya 2 cm dan
lebarnya 1 cm. Baris ketiga berisis bagian dari
seluruh kertas yang panjangnya 1 cm dan
lebarnya 1 cm.
8. Guru mengarahkan peserta didik untuk
mencermati panjang masing-masing susunan.
9. Guru membimbing peserta didik untuk
1 2 4
menyimpulkan bahwa , , dan merupakan
2 4 8
pecahan-pecahan yang senilai berdasarkan
susunan persegi panjang pada ketiga baris
tersebut.
Penutup Guru memberikan kesimpulan hasil 15
pembelajaran tentang Menentukan Pecahan menit
Senilai.
Guru melakukan penguatan terhadap materi yang
diajarkan dengan memberikan tugas untuk
diselesaikan di rumah.
Doa sebelum istirahat
I. Penilaian
1) Penilaian Kegiatan
Untuk menilai kompetensi yang dicapai dalam proses pembelajaran
tentang Menentukan Pecahan Senilai, guru dapat menilai berdasarkan
aspek sebagai berikut.
Instrumen Penilaian Kegiatan
3
Aspek yang Dinilai
Aspek
Aspek Aspek
Sikap
Pengetahuan Keterampilan
Sosial
Gotong Ketetapan dalam
Keterampilan
No Nama Peserta Didik Royong Menjelaskan Nilai
Mengidentifikasi
dalam Pecahan Senilai
Pecahan Senilai
Melakukan dengan Gambar
dengan Gambar atas
Kegiatan atau Model
Model Konkret
Konkret
Tid Tidak
Ya 3 2 1 Terampil
ak Terampil
4
Aspek yang Dinilai
Aspek
Aspek Aspek
Sikap
Pengetahuan Keterampilan
Sosial
Gotong Ketetapan dalam
Keterampilan
No Nama Peserta Didik Royong Menjelaskan Nilai
Mengidentifikasi
dalam Pecahan Senilai
Pecahan Senilai
Melakukan dengan Gambar
dengan Gambar atas
Kegiatan atau Model
Model Konkret
Konkret
Tid Tidak
Ya 3 2 1 Terampil
ak Terampil
21 Shinta Fenanda
22 Syahrul Akbar Daud
23 Zikra Fassah Alfarizi
Keterangan :
Kategori penilaian aspek Kategori penilaian aspek Kategori penilaian aspek
sikap social pengetahuan keterampilan
“Ya” diberi skor = 1, 3 = semuanya tepat, “Terampil” diberi skor = 1,
“Tidak” diberi skor = 0. 2 = ada yang tidak tepat, “Tidak Terampil” diberi
1 = tidak ada yang tepat skor = 0.
Skor maksimal yang dapat diperoleh peserta didik adalah 5.
Nilai = Total skor x 100
Skor maksimal
2) Ketuntasan Belajar
Jumlah nilai Ketuntasan
No. Nama peserta didik
Skor N T Bt
1. Abdul Rahman Yasin
2. Adhar
3. Afriyanti
4. Alif Guzali
5. Asti
5
Jumlah nilai Ketuntasan
No. Nama peserta didik
Skor N T Bt
6. Aurel Nafira Firmanda
7. Azzahra Kalsuma
8. Citra
9. Erika Fatnia Putri
10. Mariana Saputri
11. Muhammad Hajir
12. Muhammad Iksan
13. Muhammad Ridho
14. Nur Intan Ratifa
15. Nur Alif
16. Ode Nur Dian Fatimah
17. Ode Armin
18. Puput Nurmayanti
19. Putri Ardila
20. Sandrina
21. Shinta Fenanda
22. Syahrul Akbar Daud
23. Zikra Fassah Alfarizi
Jumlah
Persentase
Rata-Rata Kelas
SUAEDI RUSLI
NIP. 19630303 198407 1003 NIM. 837853555
6
Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
Siklus 2
7
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca dan menanya) dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di
rumah, sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,
sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.
C. INDIKATOR:
3.1.3 Menjelaskan pecahan senilai dengan gambar dan model konkret.
4.1.3 Mengidentifikasi pecahan senilai dengan gambar dan model
konkret.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat menjelaskan dan menetukan pecahan senilai dengan
menggunakan
2. Dengan melaksanakan perbaikan pembelajaran Siklus 2, guru dapat
memenuhi tugas penelitian pada mata kuliah Pemantapan
Kemampuan Profesional.
8
F. MATERI PEMBELAJARAN
Menentukan Pecahan Senilai
G. METODE PEMBELAJARAN
Latihan Terbimbing
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan DeskripsiKegiatan
Waktu
Pendahul 6) Guru mengajak peserta didik untuk berdoa sebelum dan 15
uan setelah pelajaran. menit
7) Guru mengabsen kehadiran peserta didik.
8) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada peserta didik
tentang Menentukan Pecahan Senilai.
9) Guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan
menyiapkan kegiatan pembelajaran tentang Menentukan
Pecahan Senilai.
10) Guru memberikan rangsangan dengan beberapa pertanyan
terkait materi menentukan pecahan senilai.
Inti 8) Guru Membentuk 6 Kelompok belajar dari 23 orang siswa 80
dengan rata – rata kelompok beranggotakan 4 orang. menit
9) Guru Menjelaskan cara Menentukan Pecahan Senilai dengan
Membagi atau Mengalikan Pembilang dan Penyebut dengan
Bilangan yang Sama pada setiap kelompok secara satu
persatu.
10) Guru mendampingi siswa secara satu persatu dalam setiap
anggota kelompok menyelesaikan 1 satu soal di papan
wahiteboard.
11) Guru memberikan 6 buah soal latihan kepada siswa untuk
didiskusikan dan diselesaikan .
12) Dari kelompok ke kelompok Guru memeriksa hasil
pekerjaan dan membimbing peserta didik yang keliru dalam
9
Alokasi
Kegiatan DeskripsiKegiatan
Waktu
menyelesaikan soal tersebut.
13) Guru meminta perwakilan dari setiap kelompok dengan
dibantu anggota kelompoknya menyelesaikan salah satu
dari 6 buah soal latihan di papan tulis.
14) Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok
untuk menanggapi hasil pekerjaan kelompok lain jika ada
kekeliruan dalam proses pengerjaan menentukan pecahan
senilai.
Penutup 4) Guru memberikan penguatan terhadap materi yang diajarkan. 10
5) Guru bersama siswamelakukan tepuk PPK menit
6) Doa sebelum istrahat.
I. Penilaian
1. Penilaian Kegiatan
Untuk menilai kompetensi yang dicapai dalam proses pembelajaran
tentang Menentukan Pecahan Senilai, guru dapat menilai berdasarkan
aspek sebagai berikut.
Instrumen Penilaian Kegiatan
Aspek yang Dinilai
Aspek
Aspek Aspek
Sikap
Pengetahuan Keterampilan
Sosial
Gotong Ketetapan dalam
No Nama Peserta Didik Keterampilan Nilai
Royong Menjelaskan
Mengidentifikasi Pecahan
dalam Pecahan Senilai
Senilai dengan Gambar
Melakukan dengan Gambar
atas Model Konkret
Kegiatan atau Model Konkret
Tidak
Ya Tidak 3 2 1 Terampil
Terampil
10
Aspek yang Dinilai
Aspek
Aspek Aspek
Sikap
Pengetahuan Keterampilan
Sosial
Gotong Ketetapan dalam
No Nama Peserta Didik Keterampilan Nilai
Royong Menjelaskan
Mengidentifikasi Pecahan
dalam Pecahan Senilai
Senilai dengan Gambar
Melakukan dengan Gambar
atas Model Konkret
Kegiatan atau Model Konkret
Tidak
Ya Tidak 3 2 1 Terampil
Terampil
4 Alif Guzali
5 Asti
6 Aurel Nafira Firmanda
7 Azzahra Kalsuma
8 Citra
9 Erika Fatnia Putri
10 Mariana Saputri
11 Muhammad Hajir
12 Muhammad Iksan
13 Muhammad Ridho
14 Nur Intan Ratifa
15 Nur Alif
16 Ode Nur Dian Fatimah
17 Ode Armin
18 Puput Nurmayanti
19. Putri Ardila
20. Sandrina
21 Shinta Fenanda
22 Syahrul Akbar Daud
23 Zikra Fassah Alfarizi
Keterangan :
11
Kategori penilaian aspek Kategori penilaian aspek Kategori penilaian aspek
sikap social pengetahuan keterampilan
“Ya” diberi skor = 1, 3 = semuanya tepat, “Terampil” diberi skor = 1,
“Tidak” diberi skor = 0. 2 = ada yang tidak tepat, “Tidak Terampil” diberi
1 = tidak ada yang tepat skor = 0.
Skor maksimal yang dapat diperoleh peserta didik adalah 5.
Nilai = Total skor x 100
Skor maksimal
3) Ketuntasan Belajar
Jumlah nilai Ketuntasan
No. Nama peserta didik
Skor N T Bt
1. Abdul Rahman Yasin
2. Adhar
3. Afriyanti
4. Alif Guzali
5. Asti
6. Aurel Nafira Firmanda
7. Azzahra Kalsuma
8. Citra
9. Erika Fatnia Putri
10. Mariana Saputri
11. Muhammad Hajir
12. Muhammad Iksan
13. Muhammad Ridho
14. Nur Intan Ratifa
15. Nur Alif
16. Ode Nur Dian Fatimah
17. Ode Armin
18. Puput Nurmayanti
19. Putri Ardila
20. Sandrina
21. Shinta Fenanda
22. Syahrul Akbar Daud
23. Zikra Fassah Alfarizi
Jumlah
Persentase
12
Jumlah nilai Ketuntasan
No. Nama peserta didik
Skor N T Bt
Rata-Rata Kelas
SUAEDI RUSLI
NIP. 19630303 198407 1003 NIM. 837853555
13
14
15
16
17
18
19
Lampiran 6
Kode dan Nama Mata kuliah : PDGK4501 / PKP Kabupaten / Kota : Sikka / Maumere
Pokjar : Dinas PPO UPBJJ : Kupang
20
Lampiran 7
HASIL PEKERJAAN SISWA
YANG TERBAIK DAN TERBURUK
1) Siklus 1
Terbaik
0
Terburuk
1
2) Siklus 2
Terbaik
2
Terburuk
3
Lampiran 8
Foto Kegiatan
4
Foto Kegiatan Deskripsi
III. Penutup
Simulasi dalam memberikan kesimpulan dan
penguatan materi.
5
Foto Kegiatan Deskripsi
Simulasi membimbing setiap
kelompok menyelesaikan latihan
soal.
III. Penutup
Simulasi memberikan penguatan
materi.