Anda di halaman 1dari 87

UPAYA MENINGKATKAN HASIL DAN KETUNTASAN BELAJAR

SISWA MELALUI METODE LATIHAN TERBIMBING


PADA MATERI MENENTUKAN PECAHAN SENILAI
DI KELAS IV SD NEGERI PEMANA

LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL


MATA PELAJARAN MATEMATIKA

Diajukan sebagai salah satu Tugas Mata Kuliah


Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) PDGK 4501 S1 PGSD
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

NAMA : RUSLI
NIM : 837853555
POKJAR : DINAS PKO KABUPATEN SIKKA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UPBJJ-UNIVERSITAS TERBUKA KUPANG

TAHUN 2020.2

i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Nama : RUSLI
NIM : 837853555
Program Studi : S1 PGSD
Tempat Mengajar : SD Negeri Pemana
Jumlah Siklus Pembelajaran : 2 ( dua )
Hari / Tanggal Pelaksanaan :

a. Siklus 1 : Selasa,20 Oktober 2020


b. Siklus 2 : Selasa, 27 Oktober 2020

Masalah yang merupakan fokus perbaikan :


1. Rendahnya hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Pemana
khususnya materi menentutkan pecahan senilai.
2. Kurang siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
( KKM ) khusunya pada materi menentukan pecahan senilai.

Menyetujui Pemana, 16 November 2020


Supervisior 1 Mahasiswa,

GAUDENSIA A. ANI YANTI, S.Pd RUSLI


NIP ; 19760824 200112 2 004 NIM. 837853555

ii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan praktik


Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk
memenuhi mata kuliah PKP pada Program Studi S1 PGSD Universitas Terbuka
(UT) seluruh hasil karya saya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya
kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas
sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan karya ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau laporan PKP ini bukan
hasil karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu, saya
bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang saya
sandang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Pemana, 16 November 2020


Yang membuat pernyataan

RUSLI
NIM. 837853555

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih
dan Penyayang atas Rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP).Pada kesempatan ini tidak lupa
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan dorongan sehingga laporan Pemantapan Kemampuan Profesional ini
dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian penulisan laporan PKP ini


tidak terlepas dari dorongan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Drs. R. Allam Mallau. M.Si,Kepala UPBJJ UT kupang yang


telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk membuat laporan
2. Bapak Golfridus Erasmus S.Pd, dan Bapak Hubertus Kalla sebagai
pengelola UT Dinas PPO kabupaten sikka beserta seluruh staf yang
telah memberikan kesempatan penulis untuk melanjutkan pendidikan
pada program SI PGSD.
3. Ibu Gaudensius A.Ani Yanti S.Pd selaku supervisor I yang telah
membimbing penulis dengan sepenuh hati dalam pelaksanaan maupun
penulisan laporan ini.
4. Bapak Suaedi selaku Kepala SD Negeri Pemana
5. Ibu Rivani Ekawati,S.Pd sebagai supervisor II yang telah membantu
penulis selama penulisan laporan
6. Semua pihak yang telah memberikan saran/pendapat yang kontruksi
kepada penulis selama dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran
serta penyusunan laporan.

iv
Penulis menyadari bahwa laporan PKP ini masih sangat perlu
disempurnakan, oleh karenanya semua kritik dan saran akan diterima untuk
perbaikan dikemudian hari.

Pemana, 16 November 2020

Penulis

v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………….... i
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………...... ii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT……………………………..... iii
KATA PENGANTAR……………………………………………………...…... iv
DAFTAR ISI……………………………………………………………..…...... vi
DAFTAR TABEL……………………………………………………..……...... viii
DAFTAR GRAFIK…………………………………………………………...... viii
ABSTRAK……………………………………………………………………… ix

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………. 1
A. Latar Belakang Masalah………………………………………... 1
1. Identifikasi Masalah……………………………………….. 2
2. Analisis Masalah…………………………………………... 3
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah……………… 3
B. Rumusan Masalah……………………………………………… 4
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran…………………….. 4
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran…………………… 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA………………..………………………… 6
A. Hakikat Belajar…….…………………………………………... 6
B. Tentang Matematika…………………….…………………….. 7
1. Pengertian……………………………………………….. 7
2. Ruang Lingkup Matematika………………………………… 8
3. Tujuan Matematika………………………………………….. 8
C. Pecahan……...…………………………………………………… 9
1. Pengertian…………………………………………………. 9
2. Pecahan Senilai……………………………………………….. 9
D. Metode Latihan Terbimbing …………………………………….. 13
1. Pengertian Latihan Terbimbing……………………………… 13
2. Tahapan Metode Latihan Terbimbing………………………... 13
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN
PEMBELAJARAN………………………………………………... 16
A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian …………………………... 16

vi
1. Subjek Penelitian…………………………………………… 16
2. Tempat Penelitian…………………………………………... 16
3. Waktu Penelitian…………………………………………… 16
B. Desain Prosedur Pebaikan Pembelajaran………………………. 17
1. Pra Siklus…………………………………………………… 17
2. Siklus I……………………………………………………… 18
3. Siklus II…………………………………………………….. 21
C. Teknik Analisis Data…………………………………………… 24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………… 25
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran…...………… 25
a. Deskripsi Pra siklus ( Kondisi Awal )………………………... 25
b. Deskripsi Siklus I……………………………………………... 29
c. Deskripsi Siklus II………………………………..………….. 34
B. Pembahasan …………………………………………….………… 40
1. Pra Siklus……………………….…………………………….. 41
2. Siklus I………………………………………………………... 41
3. Siklus II……………………………………………. ………… 41
BAB V PENUTUP……………………………………….…………………. 43
A. Simpulan………………………………………………………... 43
B. Saran Tindak Lanjut……………………………………………. 43
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 45
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Kesediaan Supervisior 2 sebagai Pendamping PKP
Lampiran 2 : Perencanaan PTK
Lampiran 3 : Berkas RPP Perbaikan Siklus 1 Dan Siklus 2
Lampiran 4 : Lembar Observasi
Lampiran 5 : Jurnal Pembimbingan dengan Supervisior 2
Lampiran 6 : Jadwal Praktek Perbaikan Pembelajaran PKP
Lampiran 7 : Hasil Pekerjaan Siswa yang Terbaik dan Terburuk Persiklus
Lampiran 8 : Foto Simulasi Kegiatan Pembelajaran

vii
DAFTAR TABEL

Tabel. 3.1 Jadwal Pelaksanaan Perbaikan…………………………………... 16


Tabel 4.1 Hasil Belajar Pra Siklus…………………………..……………… 26
Tabel 4.2 Ketuntasan Belajar Pra Siklus …………………………………... 27
Tabel 4.3 Hasil Belajar Siklus 1……………………………………………. 29
Tabel 4.4 Ketuntasan Belajar Siklus 1……………………………………… 31
Tabel 4.5 Data Perbandingan Hasil dan Ketuntasan Belajar Pra Siklus dan
Siklus 1…………………………………………………………... 32
Tabel 4.6 Hasil Belajar Siklus 2……………………………………………. 35
Tabel 4.7 Ketuntasan Belajar Siklus 2……………………………………… 37
Tabel 4.8 Data Perbandingan Hasil dan Ketuntasan Belajar Pra Siklus,
Siklus 1, dan Siklus 2 ………………. 38
…………………………...

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Persentase Hasil dan Ketuntasan Belajar Pada Tahap Pra Siklus
dan Siklus 34
1………………………………………………………
Grafik 4.2 Persentase Hasil dan Ketuntasan Belajar Pada Tahap Pra Siklus
Siklus 1, dan Siklus 40
2……………………………………………..

viii
Upaya Meningkatkan Hasil Dan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Metode
Latihan Terbimbing Pada Materi Menentukan Pecahan Senilai Di Kelas IV
SD Negeri Pemana
Oleh
Rusli
NIM. 837853555

ABSTRAK

Kurang maksimalnya hasil dan ketuntasan belajar siswa , tidak terlepas


dari penerapan metode pembelajaran yang tidak sesuai dengan materi ajar yang
disuguhkan. Sehingga banyaknya sekali siswa yang kurang antusias dalam proses
pembelajaran. Dalam pembelajaran matematika masih banyak Guru menekankan
pada konsep-konsep yang terdapat di dalam buku, dan juga belum memanfaatkan
pendekatan pembelajaran yang melibatkan siswa secara penuh. Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan Hasil dan ketuntasan Belajar Siswa tentang
menentukan pecahan senilai di Kelas IV SD Negeri Pemana dengan menerapkan
Metode Latihan terbimbing. Sebelum dilakukan kegiatan penelitian ini,
pencapaian nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa hanya 50, dan persentase
ketuntasannya hanya 43%. Berdasarkan masalah di atas, peneliti mengadakan
perbaikan pembelajaran siklus 1 yang lebih menekankan penggunaan benda
konkrit sebagai media pembelajaran. Alhasil setelah dilaksanakan penilaian, dari
23 siswa hanya terdapat 12 siswa yang tuntas (52%) dan rata-rata kelas hasil
evaluasi hanya 56. Dari data di atas gurupun berinisiatif merubah strategi
pembelajaran terutama pada kegiatan inti dan hasilnyapun sangat memuaskan.
Pada siklus 2 terdapat 21 siswa yang mencapai ketuntasan (91%) dan rata rata
kelas dari hasil evaluasi mencapai 80. Secara klasikal pencapaian siklus 2 telah
membuktikan bahwa perbaikan siklus 2 telah berhasil dengan baik.

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belekang Masalah


Guru dalam proses belajar mengajar harus memiliki kompetensi
tersendiri guna mencapai harapan yang dicita-citakan dalam melaksanakan
pendidikan pada umumnya dan proses belajar mengajar pada khususnya.
Untuk memiliki kompetensi tersebut guru perlu membina diri secara baik,
karena fungsi guru itu adalah membina dan mengembangkan kemampuan
peserta didik secara profesional didalam proses belajar mengajar. Guru
harus senantiasa berpikir kretif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang
optimal adalah iklim belajar yang baik, peningkatan sistem pembelajaran
dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan mutu
pendidikan dapat diciptakan dengan penerapan sistem pembelajaran yang
sesuai.
Penyebab kurang baiknya hasil belajar siswa disebabkan oleh
kurang tepatnya guru dalam memilih metode belajar. Metode inilah yang
sangat menentukan kegiatan siswa dalam belajar untuk memperoleh
maksud yang diharapkan. (Sudjana 1988 : 50)
Guru harus selalu berpikir kreatif agar dapat melaksanakan
pembelajaran yang menuntut siswa aktif, membangun suasana kelas
semakin hidup sehingga siswa memiliki kesempatan untuk berinteraksi
dengan siswa yang lainnya. Hal ini dimaksudkan supaya siswa dapat
mengembangkan potensi dan prestasinya.
Kenyataan setelah proses pembelajaran berakhir masih ada
siswa yang tidak dapat menguasai materi pelajaran dengan baik, hal ini
tercermin dari perolehan nilai evaluasi. Pada umumnya mereka
memperoleh nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan teman-teman
sekelasnya, keadaan demikian sangatlah merisaukan guru karena siswa
yang bersangkutan tidak menuntaskan pembelajaran sesuai dengan

1
Keriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan, yang berarti
siswa yang bersangkutan tidak berhasil mencapai tujuan yang diharapkan.
Dari hasil evaluasi di kelas IV SD Negeri Pemana, Kec. Alok,
Kab. Sikka tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran pada pertemuan
pertama masih rendah pada pelajaran matematika mengenai “ Pecahan
Senilai “ hanya 5 orang dari 23 orang siswa yang mendapat nilai di atas
Keriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sedangkan nilai ketuntasan untuk
mata pelajaran matematika adalah 60.
Menurut hasil evaluasi di atas maka perlunya diadakan
perbaikan pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis terlihat jelas bahwa
dalam upaya meningkatkan hasil belajar pelajaran matematika diperlukan
memperbaiki kerakteristik siswa dan lingkungan belajar. Menurut Muyasa
(2007:12) bahwa guru merupakan peran penting dalam pelaksanaan
pembelajaran yang lebih lanjut, oleh karena itu guru disebut ahli penyebar
informasi yang baik juga berperan sebagai perencana, pelaksana, dan
penilai pembelajaran.
Dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi
yang diajarkan, maka penulis melakukan perbaikan pembelajaran merujuk
kepada Permasalahan yang dialami pada pembelajaran prasiklus. Kegiatan
tersebut berfungsi ganda, selain dapat memperbaiki pembelajaran juga
untuk mengembangkan diri secara profesional sesuai tugas mata kuliah
Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) pada jenjang S.1 Universitas
Terbuka.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis terhadap
pelaksanaan pembelajaran matematika siswa kelas IV SD Negeri
Pemana, Kec. Alok, Kab. Sikka ada beberapa masalah yang dapat
menghambat pencapian tujuan pembelajaran khususnya pada
pembelajaran matematika diantaranya :
a. Siswa kurang konsentrasi ketika guru menerangkan pelajaran
matematika, anak asyik ngobrol dengan teman sebangkunya.

2
b. Guru terlalu banyak ceramah pada waktu menyampaikan
pembelajaran matematika, menyebabkan siswa menjadi bosan
dalam menerima pelajaran.
c. Sebagian besar Hasil Belajar dan Ketuntasan Belajar siswa tidak
mencapai target ketuntasan.
d. Siswa tidak memiliki motivasi yang tinggi untuk untuk
mempelajari matematika karena dianggap pelajaran yang sulit dan
tidak menyenangkan.
2. Analisis Masalah
Pada awalnya mungkin guru bingung untuk mengidentifikasi
masalah, oleh karena itu guru tidak mesti memulai dengan masalah.
Setelah penulis mengidentifikasi masalah yang ada dalam pelajaran
matematika, maka penulis dapat merumuskan analisis masalah sebagai
berikut :
a. Guru tidak bisa mengelola kelas dengan baik sehingga kondisi
kelas tidak kondusif, siswa merasa tidak nyaman ketika
pembelajaran berlangsung.
b. Metode yang digunakan oleh guru kurang tepat karena terlalu
banyak ceramah mengakibatkan pembelajaran menoton dan
membosankan
c. Guru kurang menguasai materi sehingga kurang percaya diri, dan
pelajaran hanya tertuju kepada siswa yang aktif saja.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Maslah
Adapun alternatif yang harus dilaksanakan dalam pengelolaan
kelas adalah dengan menggunakan metode yang tepat, maka penulis
merencanakan melakukan perbaikan pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dengan mencoba
mengimplementasikan metode latihan terbimbing pada pembelajaran
matematika di kelas IV SD Negeri Pemana, Kec. Alok, Kab. Sikka
pada materi “ Pecahan Senilai “

3
B. Rumusan Masalah
Masalah adalah segala rintangan tentang hambatan dan
kesulitan yang memerlukan pemecahan jawaban agar usaha tujuan yang
dimaksud dapat berhasil dengan baik. Adapun rumusan masalah pada
peneliti ini adalah “Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa
dengan menggunakan metode latihan Terbimbing pada materi “ Pecahan
Senilai “di kelas IV SD Negeri Pemana, Kec. Alok, Kab. Sikka ?
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan rumusan masalah yang dikembangkan, maka
tujuan perbaikan pembelajaran ini adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran
matematika dengan materi “ Pecahan Senilai “melalui penerapan
metode latihan Terbimbing.
b. Sebagi syarat pemenuhan tugas mata kuliah Pemantapan Kemampuan
Profesinal.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Manfaat yang diharapkan dari penelitian perbaikan
pembelajaran ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
a. Dapat menigkatkan pemahaman dan kemampuan siswa dalam
membangun pemahaman konsep materi pembelajaran.
b. Dapat meningkatkan aktifitas dan motivasi dalam pembelajaran.
c. Dapat membantu kesulitan dalam memahami materi pembelajaran.
d. Dapat mengubah konsep siswa dalam pembelajaran matematika
sehingga lebih menyenangkan, mengasyikan, dam mudah di
mengerti.
2. Bagi Guru
a. Dapat meningkatkan wawasan guru dalam hal pengetahuan, serta
meningkatkan kreatifitas guru dalam pembelajaran matematika pada
khususnya dan pada mata pelajaran lain pada umumnya.
b. Dapat memilih strategi dan pendekatan pembelajaran yang tepat.
c. Dapat memilih dan menggunakan media yang tepat.

4
3. Bagi Sekolah
Hasil perbaikan pembelajaran ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran sekaligus meningkatkan mutu pendidikan dan
penyelenggaraan pendidikan serta membangun institusi sekolah sebagai
sekolah yang memiliki keunggulan dalam inovasi pembelajaran dan
mutu kelulusannya.

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Belajar
Banyak pengertian belajar telah dikemukan oleh para ahli. Hampir
semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsiran tentang
“belajar”. Seringkali pula perumusan dan tasiran itu berbeda satu sama
lain.Oleh karena itu penting sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baik
mungkin tentang proses belajar. agar guru selaku pendidik dan
pembimbing benar-benar dapat menberikan bimbingan dan menyediakan
lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi murid-murid.
Menurut W.Burton (1952 :29 dalam Oemar Hamalik 2008) belajar
bukan suatu tujuan. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan
bukan suatu hasil tujuan . Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi
lebih luas dari itu yakni mengalami. Hasil bukan suatu penguasaan hasil
latihan melainkan pengubah kelakuan. Pengertian ini sangat berbeda
dengan pengertian lama tentang belajar, yang menyatakan bahwa belajar
adalah memperoleh pengetahuan, bahwa belajar adalah latihan-latihan
pembentu kan kebiasaan secara otomatis dan seterusnya.
Definisi lain tentang belajar menurut Winkel (1996 : 53 dalam
Dahar 1989) belajar adalah suatu aktivitas mental / psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pamahaman ,keterampilan, nilai
dan sikap. Hal yang senada juga dinyatakan oleh Abrorr (1993 : 67, dalam
Dahar 1989 ) bahwa belajar menimbulkan perubahan tingkah laku,
kapasitas yang relatif tetap. Perubahan itu pada pokoknya memberikan
perbedaan sebelum dan sesudah belajar. William Burton, menyatakan
bahwa pengalaman adalah sebagai sumber pengetahuan dan keterampilan .
Orang yang bertindak belajar, artinya mengalami proses
meningkatkan mentalnya.Belajar merupakan kegiatan peningkatan
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotrik (Dimyati dan Muldjiono,
2002:12 dalam IGA Wardhani, 2007). Jadi, belajar tersebut harus

6
membawa perubahan yang positif, dalam arti ada perubahan yang lebih
baik pada diri seseorang baik berupa kemampuan berpikir, sikap, perasaan
dan tingkah laku yang lebih baik.
B. Tentang Matematika
1. Pengertian
Secara etimologi pengertian matematika berasal dari bahasa
latin manthanein atau mathemata yang berarti belajar atau hal yang
dipelajari (thing that are learned). Dalam bahasa belanda disebut
wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan
penalaran. Matematika adalah ilmu yang tidak jauh dari realitas
kehidupan manusia. Proses pembentukan dan pengembangan ilmu
matematika tersebut sejak jaman purba hingga sekarang tidak pernah
berhenti. Sepanjang sejarah matematika dengan segala perkembangan
dan pengalaman langsung berinteraksi dengan matematika membuat
pengertian orang tentang matematika terus berkembang.
Dikemukakan beberapa pengertian matematika menurut para ahli.
Menurut Riedesel matematika adalah kumpulan kebenaran
dan aturan, matematika bukanlah sekeder berhitung. Matematika
merupakan sebuah bahasa, kegiatan pembangkitan masalah dan
pemecahan masalah, kegiatan menemukan dan mempelajari pola serta
hubungan.
Menurut Prof. Dr. Andi Hakim Nasution matematika adalah
ilmu struktur, urutan (order), dan hubungan yang meliputi dasar-dasar
penghitungan, pengukuran, dan penggambaran bentuk objek.
Menurut Susilo matematika bukanlah sekedar kumpulan
angka, simbol dan rumus yang tidak ada kaitannya dengan dunia
nyata. Justru sebaliknya, matematika tumbuh dan berakar dari dunia
nyata.
Menurut Yansen Marpaung matematika adalah ilmu yang
dalam perkembangannya penggunaanya menganut metode deduksi.
Menurut Suwarsono matematika adalah ilmu yang memiliki
sifat khas yaitu objek bersifat abstrak, menggunakan lambang-

7
lambang yang tidak banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari
dan proses berpikir yang dibatasi oleh aturan-aturan yang ketat.
Dengan demikian matematika berfungsi mengembangkan
kemampuan berhitung, mengukur menurunkan dan menggunakan
rumus matematika yang diperluas dalam kehidupan sehari-hari
melalui pengukuran, geometri, aljabar, peluang, statistik, kalkulus dan
trigometri. Matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan
mengkominikasikan gagasan melalui model matematika yang dapat
berupa kalimat matematika, persamaan matematika, diagram, grafik,
atau tabel.
2. Ruang Lingkup Matematika
Standar kompetensi matematika merupakan seperangkat
kompetensi matematika yang dibukukan dan harus ditunjukan oleh
siswa pada hasil belajarnya pada mata pelajaran matematika. Standar
ini dirinci dalam komponen kompetensi dasar beserta hasil belajarnya,
indikator dan materi pokok untuk setiap aspeknya. Pengorganisasian
dan pengelompokan materi pada materi berdsarkan disiplin menurut
ilmunya atau didasarkan menurut kemahiran atau kecakapan yang
hendak dicapai. Aspek atau ruang lingkup materi pada standar
kompetensi matematika adalah bilangan, pengukuran, geometri,
aljabar trigonometri, peluang, statistik dan kalkulus.
3. Tujuan Matematika
Mata pelajaran matematika bertujuan agar siswa memiliki
kemampuan sebagai berikut :
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan ketrkaitan antar
konsep dan mengaflikasikan konsep atau algoritma, secara luwes,
akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manifulasi
matematika, dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

8
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah merancang model matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh.
d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel diagram atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah.
C. Pecahan
1. Pengertian
Cholis Sa’dijah (1998/1999: 146) mendefinisikan bilangan pecahan
yaitu bilangan yang dapat dinyatakan sebagai perbandingan dua
a
bilangan pecahan a dan b. Secara umum bentuk penulisannya
b
dengan syarat b ≠ 0. Dalam hal ini a disebut pembilang dan b disebut
penyebut.
a Pembilang
b
Penyebut
Pecahan dapat juga diartikan sebagai bagian dari sesuau yang utuh.
Dalam ilustrasi gambar, bagian yang dimaksud adalah bagian yang
diperhatikan, yang biasa ditandai dengan arsiran. Bagian inilah yang
dinamakan pembilang. Adapun bagian yang utuh adalah bagian yang
dianggap sebagai satuan, dan dinamakan penyebut (Heruman,
2007:43).
2. Pecahan Senilai
a) Pengertian Pecahan Senilai
Pecahan (dalam bahasa inggris fraction, berasal dari kata
Latin fractio yang berarti memecah. Oleh karena itu, istilah
bilangan pecah juga sering juga disebut pecahan. Istilah pecahan
dapat digunakan untuk merujuk suatu bilangan yang ditulis dalam
a
bentuk dimana b ≠ 0. Perlu diperhatikan penggunaan simbol
b

9
tersebut sebagai bilangan atau angka. Misalnya, jika kita
menyatakan bahwa bilangan yang terletak di atas disebut
pembilang dan bilangan yang di bawa. Disebut penyebut, maka
pecahan yang kita maksud di situ adalah suatu simbol atau angka.
Akan tetapi jika kita mengatakan, “Jumlahkan 13 dan 12 ,” maka
yang kita maksud adalah pecahan sebagai suatu bilangan.
Pembilang dan penyebut suatu pecahan adalah bilangan bulat.
Bilangan yang seperti ini juga disebut dengan bilangan rasional.
Akan tetapi, secara umum, pembilang dan pecahan suatu pecahan
adalah sembarang bilangan real asalkan penyebutnya tidak sama
dengan nol. Pecahan dapat dijelaskan dengan menggunakan tiga
konsep, yaitu ;
 Pecahan sebagai sebagian dari keseluruhan.
Pecahan dinyatakan sebagai konsep sebagian dari keseluruhan
artinya pecahan digunakan untuk menytakan hubungan antara
a
bagian-bagian dari sesuatu yang utuh. Pada pecahan ,
b
bilangan b menunjukkan banyaknya bagian yang sama dalam
keseluruhan, sedangkan bilangan yang di atas, a, menunjukkan
banyaknya bagian yang diperhatikan. Gambar berikut ini
3
menggambarkan pecahan .
8

 Pecahan sebagai konsep pembagian


Konsep ini menyatakan pecahan sebagai hasil bagi suatu
bilangan dengan bilangan yang lain. Konsep semacam ini
dapat diilustrasikan dengan di bawah ini.

10
Untuk menentukan 3 ÷ 4, maka kita bagi 3 dengan 2 terlebih
dahulu. Dari sini kita akan mendapatkan satu setengah. Setelah
itu, kita bagi dua satu setengah tersebut untuk mendapatkan ¾.
Untuk sembarang bilangan a dan b, dengan b ≠ 0.
 Pecahan sebagai konsep perbandingan.
Pecahan juga dapat digunakan sebagai perbandingan. Misalkan
banyaknya siswa laki-laki adalah sepertiga dari banyaknya
siswa perempuan.
b) Menentukan Pecahan Senilai
 Menentukan Pecahan Senilai dengan Garis Bilangan
Cara pertama untuk menentukan pecahan senilai adalah
dengan menggunakan Garis Bilangan. Garis bilangan
merupakan alat atau model yang bermanfaat bagi pembelajaran
pecahan senilai setelah model konkrit dan model gambar.
Perhatikan garis bilangan berikut.

Jika nilai pecahan pada garis bilangan di atas berada pada garis
putus-putus yang sama, maka pecahan tersebut senilai.
Misalnya, sebagai berikut.

11
 Menentukan Pecahan Senilai Dengan Menggunakan
Gambar
Perhatikan gambar berikut.

Daerah persegi panjang pada gambar di atas dibagi menjadi


beberapa bagian yang sama. Bilangan di bawah masing-masing
gambar menunjukkan luas daerah yang diarsir.Karena luas
daerah yang diarsir pada masing-masing gambar tersebut sama,
maka pecahan

bernilai sama, dan disebut pecahan-pecahan senilai.


 Menentukan Pecahan Senilai dengan Membagi atau Mengalikan
Pembilang dan Penyebut dengan Bilangan yang Sama
Untuk mengetahui hubungan pecahan-pecahan yang senilai,
Perhatikan uraian berikut.

Berdasarkan contoh di atas dapat dikatakan bahwa pecahan yang


senilai dapat diperoleh, jika pembilang dan penyebut dari suatu
pecahan dikalikan dengan bilangan yang sama. Selanjutnya,
perhatikan hubungan pecahan-pecahan berikut.

12
Berdasarkan contoh di atas dapat dikatakan bahwa pecahan
yang senilai dapat diperoleh dengan membagi pembilang dan
penyebut suatu pecahan dengan bilangan yang sama. Dan dapat
disimpulkan bahwa untuk menentukan pecahan senilai dapat
dilakukan dengan mengalikan pembilang dan penyebut dengan
bilangan yang sama atau dilakukan dengan membagi pembilang
dan penyebut dengan bilangan yang sama.
D. Metode Latihan Terbimbing
1. Pengertian Metode Latihan Terbimbing
Metode latihan merupakan suatu cara mengajar dimana siswa
melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan agar siswa memiliki
ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah
dipelajari. Penerapan metode latihan dalam pengajaran matematika dan
berhitung sangat dipengaruhi dan didasari oleh psikologi daya yang
mengatakan bahwa dalam diri setiap individu itu terdapat sejumlah
daya atau potensi yang perlu dikembangkan. Oleh karena itu metode
latihan menuntut siswa untuk selalu belajar dan mengevaluasi latihan-
latihan yang diberikan oleh guru denga tujuan mencapai keberhasilan
untuk menigkatkan hasil belajar siswa. Pengunaan metode latihan
sangat berperan sekali dalam mengukur kemampuan siswa dalam hasil
belajar.
2. Tahapan Metode Latihan Terbimbing
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan metode latihan yaitu guru memberikan
gambaran antara materi yang akan dipelajari dengan pengetahuan
yang sudah dimiliki oleh siswa tersebut. Guru juga menyampaikan
tujuan-tujuan yang hendak dicapai dari pembelajaran ini. Serta guru
memberikan motivasi agar siswa memahami tentang Pecahan
Senilai.
b. Tahap Pelaksanaan

13
Langkah-langkah pelaksanaan metode latihan dalam
pembelajaran matematika tentang Pecahan Senilai adalah sebagai
berikut :
 Sebelum latiahan dilaksanaka siswa harus diberi penjelasan
mengenai arti atau manfaat dan tujuan dari latihan tersebut.
 Latihan hendaknya dilakukan secara bertahap dimulai dari
yang sederhana.
 kemudian ke taraf yang lebih kompleks atau sulit.
 Prinsip-prinsip dasar pengerjaan latihan hendaknya telah
diberikan kepada siswa.
 Selama latihan berlangsung perhatikanlah bagian-bagian yang
dirasakan sulit oleh siswa.
 Memberikan penilaian terhadap hasil latihan siswa.
c. Kelebihan Metode Latihan
 Siswa memperoleh kecakapan motoris..
 Siswa memperoleh kecakapan mental.
 Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan
kecepatan pelaksanaan.
 Siswa memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam
melakukan sesuatu sesuai dengan yang dipelajarinya.
 Dapat menimbulkan rasa percaya diri bahwa siswa yang telah
berhasil dalam belajar telah memiliki suatu keterampilan khusus
yang berguna kelak dikemudian hari.
 Guru lebih mudah mengontrol dan membedakan antara siswa
yang disiplin dan
 yang kurang disiplin dalam belajarnya dengan memperhatikan
tindakan dan perbuatan siswa saat berlangsunnya latihan.
d. Kelemahan Metode Latihan
 Menghambat bakat dan inisiatif siswa karen siswa lebih banyak
dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari
pengertian.

14
 Latihan yang dilaksanakan secara berulang merupakan hal yang
monoton dan mudah membosankan.
 Dapat menimbulkan verbalisme.
 Menimbulkan penyesuaian setatis kepada lingkungan, dimana
siswa menyelesaikan tugas secara statis sesuai dengan yang
diingikan guru.
 Membentuk kebiasaan yang kaku, terutama pelajaran yang
bersifat menghapal.
e. Usaha Mengatasi Kelemahan Metode Latihan
 Sebelum latihan dimulai, pelajaran hendaknya diberi pengertian
yang mendalam tentang yang akan dilatih dan kompetensi apa
saja yang harus dikuasai.
 Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis.
Kalau pada latihan pertama tidak berhasil maka guru harus
mengadakan perbaikan dan penyempurnaan.
 Latihan harus menarik minat dan menyenangkan serta
menjauhkan dari sifat keterpaksaan.

15
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian


1. Subjek Penelitian
Pelaksanaan perbaikan dilakukan di kelas IV SD Negeri
Pemana, Kec. Alok, Kab. Sikka, dengan jumlah siswa 23 orang terdiri
dari 10 orang siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Dengan materi
“Pecahan Senilai” pada mata pelajaran matematika. Dalam
melaksanakan pembelajaran di kelas guru harus memperhatikan
karakteristik siswa, latar belakang keluarga dan tahap perkembangan
psikologisnya sehingga dalam implementasinya pada pembelajaran
yang dilakukan lebih bermakna bagi siswa.
2. Tempat Penelitian
Lokasi pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran yang
penulis laksanakan adalah disalah satu SD yang berada di Desa
Pemana, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka, tepatnya di SD Negeri
Pemana.
3. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilakukan 2 siklus,
yaitu siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2020 dan siklus 2
dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober 2020, dengan waktu
pelaksanaan sebagai tertera dalam tabel 3.1

Tabel 3.1

16
Jadwal Pelaksanaan Perbaikan

Mata
No Hari/Tanggal Keterangan
Pelajaran
1. Rabu, 20 Oktober 2020 Matematika Siklus I
2. Rabu, 27 Oktober 2020 Matematika Siklus II

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


1. Pra Siklus
Pelaksanaan tindakan pra siklus dimulai dengan mengadakan
observasi awal yang dilakukan pada hari Senin, 19 Oktober 2020.
Tujuannya untuk mengetahui lebih mendalam kondisi sekolah,
khususnya kelas yang akan mendapat tindakan. Kondisi tersebut
mencakup kondisi fisik kelas, kondisi siswa, guru, proses pembelajaran
dan kegiatan belajar mengajar dikelas serta sarana dan prasarana
pendidikan yang terdapat di kelas maupun di sekolah. Pada refleksi
awal melalui observasi dapat ditemukan beberapa kelebihan dan
kekurangan pada kegiatan pembelajaran. Kelebihan-kelebihan tersebut
antara lain :
a. proses pembelajaran telah diselenggarakan secara terstruktur dan
sistematis sesuai dengan rancangan pembelajaran.
b. Guru banyak menyampaikan informasi tentang konsep materi
walau hanya dengan menggunakan metode ceramah dalam setiap
kegiatan pembelajaran.
Sedangkan beberapa kekurangan dalam proses pembelajaran yang
ditemukan adalah sebagai berikut ;
a. Guru banyak menghabiskan waktu pembelajaran (sekitar 65-70%)
hanya menjelaskan secara verbal konsep yang abstrak tanpa
dibantu dengan sarana dan atau media penunjang yang memadai;
b. Siswa cenderung bersifat pasif (tidak berani menjawab pertanyaan
guru secara lepas mungkin karena takut salah, kurang antusias

17
mengikuti pelajaran, merasa kebingungan memahami materi yang
dijelaskan guru. Selama observasi awal ini juga, siswa belum
menunjukkan perilaku yang diharapkan. Memang, siswa sesekali
menjawab pertanyaan guru dengan mengungkapkan kembali apa
yang disampaikan guru, tetapi sangat abstrak sehingga tidak bisa
dipahami sedikitpun oleh siswa lainnya. Hal ini karena metode
pembelajaran konvensional tidak banyak memberi kesempatan
yang luas bagi siswa untuk memperoleh informasi yang lebih
variatif dan tahan lama retensinya karena kurang menekankan
ketrampilan proses. Akibatnya, siswa kesulitan menerapkan materi
yang mengakibatkan hasil belajar juga kurang maksimal dengan
rata – rata kelas dibawah nilai KKM. Oleh karena itu dalam
penelitian ini, peniliti ingin berusaha untuk meningkatkan dengan
menggunkan model pembelajaran yang baru, agar dapat lebih
meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi yang
diajarkan. Salah satu metode yang ditawarkan peneliti adalah
metode latihan terbimbing Dimana dalam pembelajarannya
memungkinkan siswa untuk mengembangkan pola pikirnya,
berbagi pengetahuan dan saling berdiskusi dengan sesamanya
dalam suasana yang menyenangkan dan lebih bermakna.
2. Siklus 1
a. Perencanaan
Hasil analisis dan perumusan masalah tersebut di atas
menunjukan bahwa program perbaikan pembelajaran dilakukan
oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi
pelajaran matematika. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
optimal berikut ini adalah langkah-langkah persiapan yang perlu
dilakukan sebelum memulai proses pembelajaran :
a. Membuat skenario pembelajaran.
b. Kegiatan pembelajaran pada siklus 1 dilakukan penulis sesuai
dengan rencana perbaikan pembelajaran adalah dengan
menggunakan metode latihan Terbimbing.

18
c. Mempersiapkan sarana dan fasilitas yang digunakan untuk
mendukung pelaksanaan tindakan.
d. Mempersiapkan format dan cara observasi baik bagi guru
maupun bagi siswa serta membuat kesepakatan dengan
supervisor 1 dan supervisor 2 mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan observasi.
e. Melaksanakan simulasi rencana perbaikan pembelajaran siklus 1

b. Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui PKP dilakukan
saat proses pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan perbaikan
mata pelajaran Matematika Siklus 1 dilakukan melalui empat
tahapan kegiatan yaitu :
1. Tahap perencanaan
2. Tahap pelaksanaan
3. Tahap refleksi
Siklus 1 dilakukan pada tanggal 20 Oktober 2020 dengan
materi Mengenal Pecahan Senilai. Pada tahapan inilah guru
melaksanakan langkah-langkah kegiatan, sebagai berikut;
a) Kegiatan Awal ( 15 menit )
1) Guru mengajak peserta didik untuk berdoa .
2) Guru mengabsen kehadiran peserta didik.
3) Guru bersama – sama dengan siswa melakukan tepuk
PPK.
4) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada peserta
didik tentang Menentukan Pecahan Senilai.
5) Guru membantu peserta didik dalam merencanakan
dan menyiapkan kegiatan pembelajaran tentang
Menentukan Pecahan Senilai.
b) Kegiatan Inti ( 75 menit )

19
1) Guru Membentuk 2 Kelompok belajar dari 23 orang
siswa dengan kelompok 1 beranggotakan 11 orang dan
kelompok 2 beranggotakan 12 orang.
2) Guru mengarahkan peserta didik untuk menggambar
tiga persegi panjang yang masing-masing memiliki
panjang 8 cm dan lebar 1 cm.
3) Guru membimbing peserta didik untuk memotong
masing-masing gambar persegi panjang tersebut.
4) Guru mendampingi peserta didik dalam memotong
persegi panjang yang pertama menjadi 2 bagian,
persegi panjang yang kedua menjadi 4 bagian, dan
persegi panjang yang ketiga menjadi 8 bagian.
5) Guru menfasilitasi peserta didik untuk bertanya apakah
cara memotong yang dilakukan sudah benar.
6) Guru mengarahkan peserta didik untuk mengecek
potongan-potongan persegi panjang.
7) Guru membimbing peserta didik dalam menyusun
potongan-potongan kertas tersebut sehingga baris
pertama berisi bagian dari seluruh kertas yang
panjangnya 4 cm dan lebarnya 1 cm. Baris kedua
berisi bagian dari seluruh kertas yang panjangnya 2
cm dan lebarnya 1 cm. Baris ketiga berisis bagian
dari seluruh kertas yang panjangnya 1 cm dan lebarnya
1 cm.
8) Guru mengarahkan peserta didik untuk mencermati
panjang masing-masing susunan.
9) Guru membimbing peserta didik untuk menyimpulkan
1 2 4
bahwa , , dan merupakan pecahan-pecahan yang
2 4 8
senilai berdasarkan susunan persegi panjang pada
ketiga baris tersebut.
c) Kegiatan Akhir ( 15 menit )

20
1) Guru memberikan kesimpulan hasil pembelajaran
tentang Menentukan Pecahan Senilai.
2) Guru melakukan penguatan terhadap materi yang
diajarkan dengan memberikan tugas untuk
diselesaikan di rumah.
3) Doa sebelum istirahat.
c. Refleksi
Kegiatan refleksi ini dikhususkan pada evaluasi terhadap kinerja
siswa dalam menyelesaikan soal dan kinerja guru dalam proses
pembelajaran. Dalam hal ini peneliti dibantu oleh teman sejawat,
adapun hasilnya adalah sebagai berikut ;
1) Pada aspek sosial,sebagian besar siswa sudah aktif dalam kerja
kelompok.
2) Sebagian siswa belum sepenuhnya dapat memahami konsep
menentukan pecahan senilai dengan media benda konkret
terutama dalam aspek pengetahuan dan keterampilan
menentukan pecahan senilai.
3) Guru belum bisa memberikan perhatian menyeluruh kepada
siswa, karena pembagian anggota kelompok belajar yang terlalu
banyak dalam setiap kelompok.
4) Perubahan Progres kemajuan mencapai KKM tidak terlalu
signifikan.
Penerapan strategi pembelajaran dengan menggunakan
media konkrit seakan tidak terlalu berpengaruh besar terhadap
kemajuan aspek pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Dari
acuan permasalahan tersebut, maka pada siklus 2 nanti peniliti
akan menitik beratkan pada strategi pembelajaran dengan
mengubah penggunaan benda konkret dalam menentukan pecahan
senilai dengan strategi yang berbeda. Dan pemilihan metode
pembelajaran tetap sama yaitu metode latihan terbimbing.
3. Siklus 2
a. Perencanaan

21
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti bersama teman
sejawat pada siklus II merupakan tindakan lanjutan dari siklus I.
pada siklus 2, peniliti lebih menekankan pada cara menentukan
pecahan dengan Membagi atau Mengalikan Pembilang dan
Penyebut dengan Bilangan yang Sama dan pembagian anggota
kelompok. Adapun Kegiatan perencanaan yang dilakukan pada
siklus 2 antara lain :
1. Tahap perencanaan
2. Tahap pelaksanaan
3. Tahap refleksi

b. Pelaksanaan
Siklus 2 dilakukan pada tanggal 27 Oktober 2020 dengan materi
Menetukan Pecahan Senilai. Pada tahapan inilah guru
melaksanakan langkah-langkah kegiatan, sebagai berikut;
a) Kegiatan Awal ( 15 menit )
1) Guru mengajak peserta didik untuk berdoa sebelum dan
setelah pelajaran.
2) Guru mengabsen kehadiran peserta didik.
3) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada peserta
didik tentang Menentukan Pecahan Senilai.
4) Guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan
menyiapkan kegiatan pembelajaran tentang Menentukan
Pecahan Senilai.
5) Guru memberikan rangsangan dengan beberapa
pertanyan terkait materi menentukan pecahan senilai .
b) Kegiatan Inti ( 75 Menit )
1) Guru Membentuk 6 Kelompok belajar dari 23 orang
siswa dengan rata – rata kelompok beranggotakan 4
orang.
2) Guru Menjelaskan cara Menentukan Pecahan Senilai
dengan Membagi atau Mengalikan Pembilang dan

22
Penyebut dengan Bilangan yang Sama pada setiap
kelompok secara satu persatu.
3) Guru mendampingi siswa secara satu persatu dalam
setiap anggota kelompok menyelesaikan 1 satu soal di
papan wahiteboard.
4) Guru memberikan 6 buah soal latihan kepada siswa
untuk didiskusikan dan diselesaikan.
5) Dari kelompok ke kelompok Guru memeriksa hasil
pekerjaan dan membimbing peserta didik yang keliru
dalam menyelesaikan soal tersebut.
6) Guru meminta perwakilan dari setiap kelompok dengan
dibantu anggota kelompoknya menyelesaikan salah satu
dari 6 buah soal latihan di papan tulis.
7) Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok
untuk menanggapi hasil pekerjaan kelompok lain jika
ada kekeliruan dalam proses pengerjaan menentukan
pecahan senilai.
c) Kegiatan Akhir ( 15 menit )
1) Guru memberikan penguatan terhadap materi yang
diajarkan.
2) Guru bersama siswa melakukan tepuk PPK
3) Doa sebelum istrahat.
c. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan penilaian terhadap kerja
siswa dalam menyelesaikan soal dan kinerja guru dalam proses
pembelajaran. Dalam hal ini peneliti dibantu oleh teman sejawat,
adapun hasilnya :
1) Sebanyak 23 peserta didik hasilnya dapat meningkat, pada
siklus I hanya 60 % menjadi 91% pada siklus II. Sebagian
siswa yang tidak mencapai ketuntasan belajar adalah karena
siswa lambat belajar.

23
2) Pada siklus pembelajaran II dengan pembelajaran Metode
Latihan terbimbing terbukti dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Dari peserta didik dikelas IV dengan rata-rata nilai
<80%.
3) Kerja kelompok yang dilakukan di kelas IV SD Negeri
Pemana menunjukkan kemampuan Komunikasi siswa sangat
baik, sedangkan aktivitas lain seperti mengajukan pertanyaan
dan menjawab pertanyaan sudah relatif baik
4) Guru sudah lebih baik mengelola kelas.
Dari hasil tes siklus II ini menunjukkan skor rata – rata
kemampuan siswa dalam menguasai materi sudah mencapai target
. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah menguasai materi
secara baik, maka perbaikan dihentikan.
C. Teknik Analisis Data
Teknik dan alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Teknik pengamatan partisipatif. Guru sambil menunaikan tugas
mengajar, melaksanakan tindakan, juga melakukan pengamatan
terhadap kelas dan siswanya adalah alat yang dapat digunakan dalam
teknik pengamatan ini adalah (1) Pedoman observasi (formulir/lembar
pengamatan dan daftar cek), (2) Catatan lapangan (catatan tentang
peristiwa yang dipandang penting) teknik
penilainya secara kualitatif.
2. Teknik pemanfaatan data dan analisis data dokumen, misalnya : daftar
hadir, RPP, hasil karya siswa, hasil karya guru, teknik penilaian yang
digunakan adalah secara kualitatif.
 Rumus mencari rata-rata
Jumlah nilai semua siswa
Jumlah Siswa
 Rumus mempresentase jumlah siswa yang mencapai KKM :
Jumlah siswa yang mencapai KKM
Jumlah siswa

24
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

1. Deskripsi Pra Siklus ( Kondisi Awal)


Kondisi Pra Siklus merupakan kondisi dimana siswa belum
memperoleh perlakuan penelitian tindakan, rangkaian pembelajaran
yang digunakan di dalam kelas belum menggunakan metode
pembelajaran Latihan Terbimbing.
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu
melakukan pengamatan terhadap keadaan kelas, siswa dan guru
selama proses pembelajaran. Saat peneliti mengadakan pengamatan,
terlihat beberapa siswa tidak memperhatikan pelajaran matematika
yang disampaikan oleh guru, hanya beberapa siswa yang aktif untuk
menjawab pertanyaan yang diajukan guru tentang materi Menentukan
Pecahan Senilai yang sedang dibahas, siswa juga tidak aktif saat
berdiskusi dengan guru, siswa terlihat tidak antusias saat pembelajaran
berlangsung.

25
Metode belajar yang biasa digunakan dalam pembelajaran
saat itu adalah metode ceramah. Dengan metode ceramah, ternyata
hasil yang akan dicapai dalam beberapa kategori aspek tidak
memuaskan. Seperti 1) aspek social; Banyak siswa kurang aktif dalam
kerja kelompok, 2) Aspek Pengetahuan; tingkat pemahaman siswa
tidak tumbuh selama proses pembelajaran. 3) Aspek Keterampilan;
banyak siswa tidak terampil memperagakan media belajar saat
menentukan pecahan senilai. Adapun penilaian hasil belajar peserta
didik pada pada prasiklus tersaji lewat dua buh tabel di bawah ini.

Tabel 4.1
Hasil Belajar Pra Siklus
Aspek yang Dinilai
Aspek Sikap Aspek
Aspek Keterampilan
Sosial Pengetahuan
Ketetapan
Gotong dalam
Keterampilan
Royong Menjelaskan
Mengidentifikasi Pecahan
No Nama Peserta Didik dalam Pecahan Senilai N
Senilai dengan Gambar
Melakukan dengan Gambar
atas Model Konkret
Kegiatan atau Model
Konkret

Tida Tidak
Ya 3 2 1 Terampil
k Terampil

1. Abdul Rahman 1 2 1 80

Yasin
2 Adhar 1 1 1 60

3 Afriyanti 1 1 0 40

4 Alif Guzali 0 1 0 20

5 Asti 1 2 1 80

6 Aurel Nafira 1 1 1 60

Firmanda

26
Aspek yang Dinilai
Aspek Sikap Aspek
Aspek Keterampilan
Sosial Pengetahuan
Ketetapan
Gotong dalam
Keterampilan
Royong Menjelaskan
Mengidentifikasi Pecahan
No Nama Peserta Didik dalam Pecahan Senilai N
Senilai dengan Gambar
Melakukan dengan Gambar
atas Model Konkret
Kegiatan atau Model
Konkret

Tida Tidak
Ya 3 2 1 Terampil
k Terampil

7 Azzahra Kalsuma 0 1 0 20

8 Citra 0 1 0 20

9 Erika Fatnia Putri 1 3 1 100

10 Mariana Saputri 1 1 1 60

11 Muhammad Hajir 0 1 0 20

12 Muhammad Iksan 0 1 0 20

13 Muhammad Ridho 1 1 0 40

14 Nur Intan Ratifa 1 2 1 80

15 Nur Alif 1 1 0 40

16 Ode Nur Dian 1 1 0 40

Fatimah
17 Ode Armin 0 1 0 20

18 Puput Nurmayanti 1 1 0 40

19. Putri Ardila 1 2 1 80

20. Sandrina 1 2 1 80

21 Shinta Fenanda 1 1 0 40

22 Syahrul Akbar Daud 0 1 0 20

23 Zikra Fassah Alfarizi 1 3 1 100

Keterangan :
Kategori penilaian aspek Kategori penilaian aspek Kategori penilaian aspek
sikap social pengetahuan keterampilan

27
“Ya” diberi skor = 1, 3 = semuanya tepat, “Terampil” diberi skor = 1,
“Tidak” diberi skor = 0. 2 = ada yang tidak tepat, “Tidak Terampil” diberi
1 = tidak ada yang tepat skor = 0.

Skor maksimal yang dapat diperoleh peserta didik adalah 5.


Nilai = Total skor x 100
Skor maksimal

Tabel 4.2
Ketuntasan Belajar Pra Siklus
Jumlah nilai Ketuntasan
No. Nama peserta didik
Skor N T Bt
1. Abdul Rahman Yasin 4 80 √
2. Adhar 3 60 √
3. Afriyanti 2 40 √
4. Alif Guzali 1 20 √
5. Asti 4 80 √
6. Aurel Nafira Firmanda 3 60 √
7. Azzahra Kalsuma 1 20 √
8. Citra 1 20 √
9. Erika Fatnia Putri 5 100 √
10. Mariana Saputri 3 60 √
11. Muhammad Hajir 1 20 √
12. Muhammad Iksan 1 20 √
13. Muhammad Ridho 2 40 √
14. Nur Intan Ratifa 4 80 √
15. Nur Alif 2 40 √
16. Ode Nur Dian Fatimah 2 40 √
17. Ode Armin 1 20 √
18. Puput Nurmayanti 2 40 √
19. Putri Ardila 4 80 √
20. Sandrina 4 80 √
21. Shinta Fenanda 2 40 √

28
Jumlah nilai Ketuntasan
No. Nama peserta didik
Skor N T Bt
22. Syahrul Akbar Daud 1 20 √
23. Zikra Fassah Alfarizi 5 100 √
Jumlah 58 1.160 10 13
Persentase 50% 50% 43% 57%
Rata-Rata Kelas 50

Dari 2 buah tabel di atas dapat dianalisis bahwa hasil tes pra
siklus siswa siswa yang tuntas persentasenya 43% sedangkan siswa
yang belum tuntas persentasenya 57%. Jumlah peserta didik yang
tuntas hanya 10 peserta didik. Hasil belajar peserta didik seperti yang
tercantum pada kedua tabel di atas menggambarkan bahwa prestasi
belajar peserta didik masih rendah dan perlu ditingkatkan agar rata-
rata meningkat dan seluruh hasil belajar siswa mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal yaitu 60.
2. Deskripsi Hasil Siklus 1
Hasil penerapan metode pembelajaran Latihan Terbimbing
pada siklus I menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar dan
ketuntasan belajar tidak terlalu mengalami peningkatan yang
mencolok pada aspek pengetahuan dan keterampilan. Hanya saja pada
aspek social,dimana peserta didik hampir keseluruhan menunjukkan
sikap saling kerjasama dalam kelompok. Sebagaimana yang tertera
pada data dari tabel di bawah ini.
Tabel 4.3
Hasil Belajar Siklus 1

29
Aspek yang Dinilai
Aspek Sikap
Aspek Pengetahuan Aspek Keterampilan
Sosial

Gotong Ketetapan dalam Keterampilan


Nama Peserta
No Royong Menjelaskan Pecahan Mengidentifikasi N
Didik dalam Senilai dengan Pecahan Senilai
Melakukan Gambar atau Model dengan Gambar atas
Kegiatan Konkret Model Konkret

Tida Tidak
Ya 3 2 1 Terampil
k Terampil

Abdul Rahman
1. 1 3 1 100
Yasin
2 Adhar 1 2 1 80

3 Afriyanti 1 2 1 80

4 Alif Guzali 0 1 0 20

5 Asti 1 3 1 100

Aurel Nafira 1
6 1 1 60
Firmanda
7 Azzahra Kalsuma 0 1 0 20

8 Citra 0 1 0 20

9 Erika Fatnia Putri 1 3 1 100

10 Mariana Saputri 1 1 1 60

11 Muhammad Hajir 0 1 0 20

12 Muhammad Iksan 0 1 0 20

Muhammad 1
13 1 0 40
Ridho
14 Nur Intan Ratifa 1 2 1 80

15 Nur Alif 1 1 0 40

Ode Nur Dian 1


16 1 0 40
Fatimah
17 Ode Armin 0 1 0 20

18 Puput Nurmayanti 1 1 1 60

19. Putri Ardila 1 2 1 80

30
Aspek yang Dinilai
Aspek Sikap
Aspek Pengetahuan Aspek Keterampilan
Sosial

Gotong Ketetapan dalam Keterampilan


Nama Peserta
No Royong Menjelaskan Pecahan Mengidentifikasi N
Didik dalam Senilai dengan Pecahan Senilai
Melakukan Gambar atau Model dengan Gambar atas
Kegiatan Konkret Model Konkret

Tida Tidak
Ya 3 2 1 Terampil
k Terampil

20. Sandrina 1 2 1 80

21 Shinta Fenanda 1 1 0 40

Syahrul Akbar 1
22 0 0 20
Daud
Zikra Fassah
23 1 3 1 100
Alfarizi

Keterangan :
Kategori penilaian aspek Kategori penilaian Kategori penilaian aspek
sikap sosial aspek pengetahuan keterampilan
“Ya” diberi skor = 1, 3 = semuanya tepat, “Terampil” diberi skor = 1,
“Tidak” diberi skor = 0. 2 = ada yang tidak tepat, “Tidak Terampil” diberi
1 = tidak ada yang tepat skor = 0.
Skor maksimal yang dapat diperoleh peserta didik adalah 5.
Nilai = Total skor x 100
Skor maksimal

Tabel 4.4
Ketuntasan Belajar Siklus 1
Jumlah nilai Ketuntasan
No. Nama peserta didik
Skor N T Bt
1. Abdul Rahman Yasin 5 100 √
2. Adhar 4 80 √
3. Afriyanti 4 80 √
4. Alif Guzali 1 20 √
5. Asti 5 100 √

31
Jumlah nilai Ketuntasan
No. Nama peserta didik
Skor N T Bt
6. Aurel Nafira Firmanda 3 60 √
7. Azzahra Kalsuma 1 20 √
8. Citra 1 20 √
9. Erika Fatnia Putri 5 100 √
10. Mariana Saputri 3 60 √
11. Muhammad Hajir 1 20 √
12. Muhammad Iksan 1 20 √
13. Muhammad Ridho 2 40 √
14. Nur Intan Ratifa 4 80 √
15. Nur Alif 2 40 √
16. Ode Nur Dian Fatimah 2 40 √
17. Ode Armin 1 20 √
18. Puput Nurmayanti 3 60 √
19. Putri Ardila 4 80 √
20. Sandrina 4 80 √
21. Shinta Fenanda 2 40 √
22. Syahrul Akbar Daud 1 20 √
23. Zikra Fassah Alfarizi 5 100 √
Jumlah 61 1.280 12 11
Persentase 53% 56 % 52% 48%
Rata-Rata Kelas 56

Berdasarkan data di atas, sangat terlihat jelas perubahan hasil


dan ketuntasan belajar pada perbaikan siklus 1 menunjukkan kurang
efesien. Dimana rata-rata hasil belajar pada pra siklus 50 hanya
memiliki peningkatan 6 sehingga menjadi 56 pada siklus 1. Begitu
pula pada ketuntasan belajar peserta didik, yang mana pada pra siklus
peserta didik yang mencapai nilai KKM sebanyak 10 orang dari 23
orang ( 43 % ). Kemudian pada siklus 1, kemajuan peningkatannya
hanya 2 orang yang mencapai KKM sehingga menjadi 12 orang (52

32
%).Perbandingan hasil dan ketuntasan belajar siswa dalam
pembelajaran antara pra siklus dan siklus I dapat dilihat pada tabel dan
grafik di bawah ini
Tabel 4.5
Data Perbandingan Hasil dan Ketuntasan Belajar
Pra Siklus dan Siklus 1
Nama peserta Pra Siklus Siklus 1
No.
didik Nilai Ketuntasan Nilai Kentutasan
1. Abdul Rahman 80 Tuntas 100 Tuntas
Yasin
2. Adhar 60 Tuntas 80 Tuntas
3. Afriyanti 40 Tidak 80 Tuntas
Tuntas
4. Alif Guzali 20 Tidak 20 Tidak
Tuntas Tuntas
5. Asti 80 Tuntas 100 Tuntas
6. Aurel Nafira 60 Tuntas 60 Tuntas
Firmanda
7. Azzahra Kalsuma 20 Tidak 20 Tidak
Tuntas Tuntas
8. Citra 20 Tidak 20 Tidak
Tuntas Tuntas
9. Erika Fatnia Putri 100 Tuntas 100 Tuntas
10. Mariana Saputri 60 Tuntas 60 Tuntas
11. Muhammad Hajir 20 Tidak 20 Tidak
Tuntas Tuntas
12. Muhammad Iksan 20 Tidak 20 Tidak
Tuntas Tuntas
13. Muhammad 40 Tidak 40 Tidak
Ridho Tuntas Tuntas
14. Nur Intan Ratifa 80 Tuntas 80 Tuntas
15. Nur Alif 40 Tidak 40 Tidak

33
Nama peserta Pra Siklus Siklus 1
No.
didik Nilai Ketuntasan Nilai Kentutasan
Tuntas Tuntas
16. Ode Nur Dian 40 Tidak 40 Tidak
Fatimah Tuntas Tuntas
17. Ode Armin 20 Tidak 20 Tidak
Tuntas Tuntas
18. Puput Nurmayanti 40 Tidak 60 Tuntas
Tuntas
19. Putri Ardila 80 Tuntas 80 Tuntas
20. Sandrina 80 Tuntas 80 Tuntas
21. Shinta Fenanda 40 Tidak 40 Tidak
Tuntas Tuntas
22. Syahrul Akbar 20 Tidak 20 Tidak
Daud Tuntas Tuntas
23. Zikra Fassah 100 Tuntas 100 Tuntas
Alfarizi
Jumlah 1.160 %Tuntas : 1.280 %Tuntas :
Persentase 50 % 43 % 56 % 52 %
Rata-Rata Kelas 50 % Tidak 56 % Tidak
Tuntas : Tuntas :
57 % 48 %

Grafik 4.1
Persentase Hasil Dan Ketuntasan Belajar
Pada Tahap Pra Siklus Dan Siklus I

34
60%

50%

40%

Hasil Belajar
30%
Ketuntasan Belajar

20%

10%

0%
Pra Siklus Siklus 1

3. Deskripsi Hasil Siklus 2


pada siklus II, menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar dan
ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan jika
dibandingkan dengan pra siklus dan siklus I. Peningkatan ini tidak
terlepas dari penerapan strategi pembelajaran dan metode
pembelajaran yang saling mendukung sesuai dengan karakteristik
siswa. Baik aspek social, pengetahuan, dan keterampilan semuanya
mencapai peningkatan yang sangat efesien. Meskipun ada 2 orang
siswa yang belum bisa mencapai KKM. Itu diakibatkan adanya
keterbatasan mental sehingga meskipun dipaksakan maka hasilnya
akan tetap sama. Peningkatan Hasil dan Ketuntasan Belajar dapat kita
lihat pada 2 buah tabel di bawah ini.
Tabel 4.6
Hasil Belajar Siklus 1

35
Aspek yang Dinilai
Aspek Sikap Aspek
Aspek Keterampilan
Sosial Pengetahuan

Keterampilan
Gotong Ketetapan menghitung Pecahan
Nama Peserta
No Royong dalam Senilai dengan N
Didik dalam Menjelaskan mengalikan bilangan
Melakukan Pecahan Senilai yang sama pada
Kegiatan melalui gambar pembilang dan
penyebut

Tida Tidak
Ya 3 2 1 Terampil
k Terampil

Abdul Rahman
1. 1 3 1 100
Yasin
2 Adhar 1 2 1 80

3 Afriyanti 1 2 1 80

4 Alif Guzali 1 1 1 60

5 Asti 1 3 1 100

Aurel Nafira
6 1 2 1 80
Firmanda
Azzahra
7 1 2 1 80
Kalsuma
8 Citra 1 2 1 80

Erika Fatnia
9 1 3 1 100
Putri
10 Mariana Saputri 1 2 1 80

Muhammad 1
11 1 0 40
Hajir
Muhammad 1
12 1 1 60
Iksan
Muhammad
13 1 2 1 80
Ridho
14 Nur Intan Ratifa 1 3 1 100

15 Nur Alif 1 1 1 60

16 1 2 1 80
Ode Nur Dian

36
Aspek yang Dinilai
Aspek Sikap Aspek
Aspek Keterampilan
Sosial Pengetahuan

Keterampilan
Gotong Ketetapan menghitung Pecahan
Nama Peserta
No Royong dalam Senilai dengan N
Didik dalam Menjelaskan mengalikan bilangan
Melakukan Pecahan Senilai yang sama pada
Kegiatan melalui gambar pembilang dan
penyebut

Tida Tidak
Ya 3 2 1 Terampil
k Terampil

Fatimah
17 Ode Armin 1 2 1 80

Puput
18 1 2 1 80
Nurmayanti
19. Putri Ardila 1 3 1 100

20. Sandrina 1 3 1 100

21 Shinta Fenanda 1 2 1 80

Syahrul Akbar 1
22 1 0 40
Daud
Zikra Fassah
23 1 3 1 100
Alfarizi
Keterangan :
Kategori penilaian Kategori penilaian Kategori penilaian
aspek sikap sosial aspek pengetahuan aspek keterampilan
“Ya” diberi skor = 1, 3 = semuanya tepat, “Terampil” diberi skor
“Tidak” diberi skor = 0. 2 = ada yang tidak = 1,
tepat, “Tidak Terampil”
1 = tidak ada yang diberi skor = 0.
tepat
Skor maksimal yang dapat diperoleh peserta didik adalah 5.
Nilai = Total skor x 100
Skor maksimal

Tabel 4.7
Ketuntasan Belajar Siklus 2

37
Nama Jumlah nilai Ketuntasan
No.
peserta didik Skor N T Bt
1. Abdul Rahman 5 100 √
Yasin
2. Adhar 4 80 √
3. Afriyanti 4 80 √
4. Alif Guzali 3 40 √
5. Asti 5 100 √
6. Aurel Nafira 4 80 √
Firmanda
7. Azzahra Kalsuma 4 80 √
8. Citra 4 80 √
9. Erika Fatnia Putri 5 100 √
10. Mariana Saputri 4 80 √
11. Muhammad Hajir 2 40 √
12. Muhammad Iksan 3 60 √
13. Muhammad Ridho 4 80 √
14. Nur Intan Ratifa 5 100 √
15. Nur Alif 3 60 √
16. Ode Nur Dian 4 80 √
Fatimah
17. Ode Armin 4 80 √
18. Puput Nurmayanti 4 80 √
19. Putri Ardila 5 100 √
20. Sandrina 5 100 √
21. Shinta Fenanda 4 80 √
22. Syahrul Akbar 2 40 √
Daud
23. Zikra Fassah 5 100 √
Alfarizi
Jumlah 92 1.840 21 2
Persentase 80 % 80 % 91% 9%

38
Nama Jumlah nilai Ketuntasan
No.
peserta didik Skor N T Bt
Rata-Rata Kelas 80

Tabel 4.8
Data Perbandingan Hasil dan Ketuntasan Belajar
Pra Siklus,Siklus 1, dan Siklus 2
Nama peserta Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
No.
didik N Ketuntasan N Ketuntasan N Ketuntasan

100 100
1. Abdul Rahman 80 Tuntas Tuntas Tuntas

Yasin
2. Adhar 60 Tuntas 80 Tuntas 80 Tuntas

3. Afriyanti 40 Tidak 80 Tuntas 80 Tuntas


Tuntas

4. Alif Guzali 20 Tidak 20 Tidak 40 Tidak


Tuntas Tuntas Tuntas
100 100
5. Asti 80 Tuntas Tuntas Tuntas

6. Aurel Nafira 60 Tuntas 60 Tuntas 80 Tuntas

Firmanda
7. Azzahra Kalsuma 20 Tidak 20 Tidak 80 Tuntas
Tuntas Tuntas

8. Citra 20 Tidak 20 Tidak 80 Tuntas


Tuntas Tuntas
100 100 100
9. Erika Fatnia Putri Tuntas Tuntas Tuntas

10. Mariana Saputri 60 Tuntas 60 Tuntas 80 Tuntas

11. Muhammad Hajir 20 Tidak 20 Tidak 60 Tuntas


Tuntas Tuntas

12. Muhammad Iksan 20 Tidak 20 Tidak 60 Tuntas


Tuntas Tuntas

13. Muhammad 40 Tidak 40 Tidak 80 Tuntas


Tuntas Tuntas
Ridho
14. Nur Intan Ratifa 80 Tuntas 80 Tuntas 100 Tuntas

15. Nur Alif 40 Tidak 40 Tidak 60 Tuntas


Tuntas Tuntas

39
Nama peserta Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
No.
didik N Ketuntasan N Ketuntasan N Ketuntasan

16. Ode Nur Dian 40 Tidak 40 Tidak 80 Tuntas


Tuntas Tuntas
Fatimah
17. Ode Armin 20 Tidak 20 Tidak 80 Tuntas
Tuntas Tuntas

18. Puput Nurmayanti 40 Tidak 60 Tuntas 80 Tuntas


Tuntas

19. Putri Ardila 80 Tuntas 80 Tuntas 100 Tuntas

20. Sandrina 80 Tuntas 80 Tuntas 100 Tuntas

21. Shinta Fenanda 40 Tidak 40 Tidak 80 Tuntas


Tuntas Tuntas

22. Syahrul Akbar 20 Tidak 20 Tidak 40 Tidak


Tuntas Tuntas Tuntas
Daud
100 100 100
23. Zikra Fassah Tuntas Tuntas Tuntas

Alfarizi
Jumlah 1. %Tuntas 1. %Tuntas 1.84 %Tuntas :
0
16 : 28 : 91 %
0 43 % 0 52 % % Tidak

Persentase 50 % Tidak 56 % Tidak 80 % Tuntas :


% Tuntas : % Tuntas : 9%
57 % 48 %

Rata-Rata Kelas 50 56 80

Grafik 4.2
Persentase Hasil Dan Ketuntasan Belajar
Pada Tahap Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus 2

100%
90%
80%
70%
60%
50% Hasil Belajar
40% Ketuntasan Belajar
30%
20%
10%
0%
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

40
Berdasarkan data yang diperoleh setiap siklusnya menunjukkan
bahwa rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 50
pada pra siklus menjadi 56 pada siklus I dan menjadi 80 pada siklus
II. Begitu pula pada data perolehan ketuntasan belajar siswa pada tiap
siklusnya mengalami peningkatan dari 10 siswa (43%) pada pra siklus
menjadi 12 siswa (52%) pada siklus I dan menjadi 21 siswa (91 %)
pada siklus II.

B. Pembahasan
Penelitian yang dilaksanakan pada kali ini berjudul
“Peningkatan Hasil dan Ketuntasan Belajar dengan menggunakan
metode latihan terbimbing pada materi pecahan senilai di kelas IV SD
Negeri Pemana. Pelaksanaan pembelajaran mengacu pada rencana
pembelajaran yang telah disusun dengan menggunakan metode latihan
terbimbing Pada awal pembelajaran, peneliti yang sekaligus menjadi
guru, menerangkan model pembelajaran yang akan digunakan berserta
langkah-langkah penerapannya. Peneliti menjelaskan alasan pemilihan
metode pembelajaran yang dipakai, yakni sebagai salah satu upaya
untuk memberikan solusi terhadap permasalahan yang timbul pada
pembelajaran matematika.

1. Pra Siklus
Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa rata-
rata hasil belajar siswa pada pra siklus hanya mencapai 50, data
perolehan ketuntasan belajar mencapai 10 orang (43% ) dari 23
siswa. Hal ini menunjukkan bahwa permasalahan pada
pembelajaran matematika ini perlu diberikan solusi melalui
penerapan metode pembelajaran latihan terbimbing, khususnya
materi pecahan senilai.
2. Siklus 1
Hasil penerapan metode pembelajaran Latihan terbimbing
dengan menggunakan media benda konkret memberikan efek yang
kurang memuaskan. Pada siklus I menunjukkan bahwa rata-rata

41
hasil dan ketuntasan belajar mengalami peningkatan yang kurang
signifikan walaupun ada salah satu aspek indicator penilaian
mencapai target. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan
bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada siklus 1 adalah 56, begitu
pula untuk ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari
10 siswa (43%) pada pra siklus menjadi 12 siswa (52%) pada siklus
I.
3. Siklus 2
Perbaikan Siklus 2 didasarkan pada permasalahan yang
dialami pada siklus 1. Yang mana pada siklus 1, penggunaan
metode latihan terbimbing yang dikombinasikan dengan
penggunaan media benda konkret belum cukup untuk mengatasi
permasalahan pada Pra siklus . Dari acuan itulah peniliti mengubah
strategi pembelajaran terutama pada penilaian aspek pengetahuan
dan keterampilan. Dan cara tersebut terbilang sangat ampuh
menanggulangi dan memberikan dampak yang signifikan terhadap
pencapaian hasil dan ketuntasan belajar siswa terkait pada materi
menentukan pecahan senilai.
Dari hasil observsi bersama supervisior 2 terdapat
perubahan yang mencolok terkait pencapaian siklus 1 dan siklus 2.
Data dari perbaikan siklus 2 menunjukkan rata – rata hasil belajar
siswa meningkat menjadi 80 dari hasil yang didapat pada pra siklus
dan siklus 1. Hal itu pun terjadi pada pencapaian ketuntasan
belajar, yang mana pada siklus 1 jumlah ketuntasannya sebanyak
12 orang ( 52% ) dari 23 siswa meningkat menjadi 21 orang
( 91% ) pada siklus 2.
Berpijak pada pencapaian perbaikan siklus 2, maka peneliti
menghentikan proses perbaikan pembelajaran karena secara garis
besar rata – rata hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa sudah
mencapai target yang diharapkan.

42
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penggunaan metode latihan terbimbing dapat meningkatkan
hasil belajar siswa terhadap pembelajaran matematika tentang Menentukan
Pecahan Senilai di kelas IV SD Negeri Pemana. Hal ini terbukti pada
perbandingan dari hasil evaluasi siswa diperoleh rata-rata kelas Pra Siklus
adalah 50 naik menjadi 56 pada siklus 1 dan pada siklus 2 menjadi 80.
Pencapaian yang signifikan pada siklus 2 tidak terlepas dari kombinasi
penerapan latihan terbimbing dengan perubahan strategi pembelajaran
yang menfokuskan siswa pada cara Menentukan Pecahan Senilai dengan

43
Membagi atau Mengalikan Pembilang dan Penyebut dengan Bilangan
yang Sama. Seiring itu juga ketuntasan belajar siswa bertambah baik yang
semula persentase ketuntasan pada pra siklus 43% menjadi 52% pada
siklus 1 dan berubah lagi pada siklus 2 menjadi 91%. Adapun 2 orang
siswa yang tidak tuntas diakibatkan oleh proses pemahaman aspek kognitif
dan keterampilan yang sangat lamban.
B. Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan simpulan di atas, untuk menindaklanjuti hasil penelitian yang
diperoleh, maka ada beberapa hal yang sebaiknya dilaksanakan dalam
peningkatan hasil belajar siswa, diantaranya :
1. Libatkan siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran.
2. Berikanlah kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi
pembelajaran.
3. Berikanlah latihan yang sesuai dengan materi pembelajaran yang ingin
dicapai.
4. Selalu memberikan penguatan kepada siswa baik berupa pujian, tepuk
tangan atau hadiah.

Berdasarkan hasil penggunaan metode latihan terbimbing perbaikan


pembelajaran matematika siklus 1 dan siklus 2, maka dapat dikemukakan
saran sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
Perlu kesungguhan dalam mengikuti aktifitas pembelajaran di kelas
agar dapat melatih kemampuan berfikir kritis terhadap materi
pembelajaran yang diterimanya.
2. Bagi Guru
a. Perlu direncanakan secara cermat dalam memilih metode dan
strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi
pembelajaran.
b. Penting untuk meningkatkan profesional guru dalam
melaksanakan poses kegiatan mengajar, dengan memberdayakan

44
semua sumber daya belajar yang ada baik di dalam maupun di
luar persekolahan.
3. Bagi Sekolah
a. Perlunya sekolah memfasilitasi segala kebutuhan sarana dan
prasarana pembelajaran agar dapat membantu terciptanya
pembelajaran yang berkualitas.
b. Perlunya sekolah memberi ruang dan kebebasan bagi guru untuk
melakukan inovasi pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad D. 1994. Pengelolaan Kelas di SD. Jakarta : Depdikbud.


Andayani, dkk. 2009. Pemantapan kemampuan Profesional. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Depdikbud.
Hidayat, Taofik. 2004. Titian Mahir Matematika KelasIV. Jakarta : Visindo
Media Persada.
Muhsetyo, Gatot, dkk. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Suciati, dkk. 2004. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta : Universitas Terbuka.
Tim Fokus. 2011. Lembar Kerja Siswa Matematika SD. Solo : CV. Sindunata.

45
Winataputra, Udin S, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Wardhani, IGK, dkk. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarat : Universitas
Terbuka.

46
0
1
Lampiran 2
PERENCANAAN PTK
Alternatif Pemecahan
Identifikasi Masalah Analisis Masalah Rumusan Masalah
Masalah
Berdasarkanpengalaman dan Pada awalnya mungkin guru Adapun alternatif yang Masalah adalah segala rintangan
pengamatan penulis terhadap bingung untuk mengidentifikasi harus dilaksanakan dalam tentang hambatan dan kesulitan
pelaksanaan pembelajaranmatematika masalah, oleh karena itu guru pengelolaan kelas adalah yang memerlukan pemecahan
siswa kelas IV SD Negeri Pemana, tidak mesti memulai dengan dengan menggunakan jawaban agar usaha tujuan yang
Kec. Alok, Kab. Sikka ada beberapa masalah. Setelah penulis metode yang tepat, maka dimaksud dapat berhasil dengan
masalah yang dapat menghambat mengidentifikasi masalah yang penulis merencanakan baik. Adapun rumusan masalah
pencapian tujuan pembelajaran ada dalam pelajaran melakukan perbaikan pada peneliti ini adalah
khususnya pada pembelajaran matematika, maka penulis dapat pembelajaran untuk “Bagaimana cara meningkatkan
matematika diantaranya : merumuskan analisis masalah meningkatkan hasil belajar hasil belajar siswa dengan
a. Siswa kurang konsentrasi ketika sebagai berikut : siswa dengan mencoba menggunakan metode latihan
guru menerangkan pelajaran a. Guru tidak bisa mengelola mengimplementasikan Terbimbing pada materi “
matematika, anak asyik ngobrol kelas dengan baik sehingga metode latihan terbimbing Pecahan Senilai “di kelas IV SD
dengan teman sebangkunya. kondisi kelas tidak pada pembelajaran Negeri Pemana, Kec. Alok, Kab.
b. Guru terlalu banyak ceramah pada kondusif, siswa merasa matematika di kelas IV SD Sikka ?

0
Alternatif Pemecahan
Identifikasi Masalah Analisis Masalah Rumusan Masalah
Masalah
waktu menyampaikan tidak nyaman ketika Negeri Pemana, Kec.
pembelajaran matematika, pembelajaran berlangsung. Alok, Kab. Sikka pada
menyebabkan siswa menjadi bosan b. Metode yang digunakan materi “ Pecahan Senilai “
dalam menerima pelajaran. oleh guru kurang tepat
c. Sebagian besar Hasil Belajar dan karena terlalu banyak
Ketuntasan Belajar siswa tidak ceramah mengakibatkan
mencapai target ketuntasan. pembelajaran menoton dan
d. Siswa tidak memiliki motivasi membosankan
yang tinggi untuk untuk c. Guru kurang menguasai
mempelajari matematika karena materi sehingga kurang
dianggap pelajaran yang sulit dan percaya diri, dan pelajaran
tidak menyenangkan. hanya tertuju kepada siswa
yang aktif saja.

1
Lampiran 3

Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran


Siklus 1

Satuan Pendidikan : SD Negeri Pemana


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : IV (Empat) / 1
Alokasi Waktu : 3x35 menit ( 105 menit )
Hari/Tanggal : Selasa, 20 Oktober 2020

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,
dan tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca dan menanya) dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di
rumah, sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,
sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR (KD)


3.1 Menjelaskan pecahan-pecahan senilai dengan gambar dan model
konkret.
4.1 Mengindetifikasi pecahan-pecahan senilai dengan gambar dan model
konkret.
C. INDIKATOR:

0
3.1.3 Menjelaskan pecahan senilai dengan gambar dan model konkret.
4.1.3 Mengidentifikasi pecahan senilai dengan gambar dan model
konkret.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat menjelaskan dan menetukan pecahan senilai dengan
gambar dan model konkret.
2. Denganmelaksanakan perbaikan pembelajaran, guru dapat
memenuhi tugas penelitian pada mata kuliah Pemantapan
Kemampuan Profesional.

E. ALAT DAN MEDIA PEMBELAJARAN


 Buku teks pelajaran Matematika SD/MI Kelas IV tahun 2016
 Kertas Bufalo
 Gunting

F. MATERI PEMBELAJARAN
Menentukan Pecahan Senilai

G. METODE PEMBELAJARAN
Latihan Terbimbing

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan DeskripsiKegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Guru mengajak peserta didik untuk berdoa . 15
2. Guru mengabsen kehadiran peserta didik. menit
3. Guru bersama – sama dengan siswa melakukan
tepuk PPK.
4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada
peserta didik tentang Menentukan Pecahan
Senilai.
5. Guru membantu peserta didik dalam
merencanakan dan menyiapkan kegiatan

1
Alokasi
Kegiatan DeskripsiKegiatan
Waktu
pembelajaran tentang Menentukan Pecahan
Senilai.
6. Guru membimbing peserta didik untuk
mempersiapkan hal-hal yang diperlukan untuk
melakukan Kegiatan
Inti 1. Guru Membentuk 2 Kelompok belajar dari 23 75
orang siswa dengan kelompok 1 beranggotakan menit
11 orang dan kelompok 2 beranggotakan 12
orang.
2. Guru mengarahkan peserta didik untuk
menggambar tiga persegi panjang yang masing-
masing memiliki panjang 8 cm dan lebar 1 cm.
3. Guru membimbing peserta didik untuk
memotong masing-masing gambar persegi
panjang tersebut.
4. Guru mendampingi peserta didik dalam
memotong persegi panjang yang pertama
menjadi 2 bagian, persegi Npanjang yang kedua
menjadi 4 bagian, dan persegi panjang yang
ketiga menjadi 8 bagian.
5. Guru menfasilitasi peserta didik untuk bertanya
apakah cara memotong yang dilakukan sudah
benar.
6. Guru mengarahkan peserta didik untuk
mengecek potongan-potongan persegi panjang.
7. Guru membimbing peserta didik dalam
menyusun potongan-potongan kertas tersebut
sehingga baris pertama berisi bagian dari
seluruh kertas yang panjangnya 4 cm dan
lebarnya 1 cm. Baris kedua berisi bagian dari

2
Alokasi
Kegiatan DeskripsiKegiatan
Waktu
seluruh kertas yang panjangnya 2 cm dan
lebarnya 1 cm. Baris ketiga berisis bagian dari
seluruh kertas yang panjangnya 1 cm dan
lebarnya 1 cm.
8. Guru mengarahkan peserta didik untuk
mencermati panjang masing-masing susunan.
9. Guru membimbing peserta didik untuk
1 2 4
menyimpulkan bahwa , , dan merupakan
2 4 8
pecahan-pecahan yang senilai berdasarkan
susunan persegi panjang pada ketiga baris
tersebut.
Penutup  Guru memberikan kesimpulan hasil 15
pembelajaran tentang Menentukan Pecahan menit
Senilai.
 Guru melakukan penguatan terhadap materi yang
diajarkan dengan memberikan tugas untuk
diselesaikan di rumah.
 Doa sebelum istirahat

I. Penilaian
1) Penilaian Kegiatan
Untuk menilai kompetensi yang dicapai dalam proses pembelajaran
tentang Menentukan Pecahan Senilai, guru dapat menilai berdasarkan
aspek sebagai berikut.
Instrumen Penilaian Kegiatan

3
Aspek yang Dinilai
Aspek
Aspek Aspek
Sikap
Pengetahuan Keterampilan
Sosial
Gotong Ketetapan dalam
Keterampilan
No Nama Peserta Didik Royong Menjelaskan Nilai
Mengidentifikasi
dalam Pecahan Senilai
Pecahan Senilai
Melakukan dengan Gambar
dengan Gambar atas
Kegiatan atau Model
Model Konkret
Konkret
Tid Tidak
Ya 3 2 1 Terampil
ak Terampil

1. Abdul Rahman Yasin


2 Adhar
3 Afriyanti
4 Alif Guzali
5 Asti
6 Aurel Nafira Firmanda
7 Azzahra Kalsuma
8 Citra
9 Erika Fatnia Putri
10 Mariana Saputri
11 Muhammad Hajir
12 Muhammad Iksan
13 Muhammad Ridho
14 Nur Intan Ratifa
15 Nur Alif
16 Ode Nur Dian Fatimah
17 Ode Armin
18 Puput Nurmayanti
19. Putri Ardila
20. Sandrina

4
Aspek yang Dinilai
Aspek
Aspek Aspek
Sikap
Pengetahuan Keterampilan
Sosial
Gotong Ketetapan dalam
Keterampilan
No Nama Peserta Didik Royong Menjelaskan Nilai
Mengidentifikasi
dalam Pecahan Senilai
Pecahan Senilai
Melakukan dengan Gambar
dengan Gambar atas
Kegiatan atau Model
Model Konkret
Konkret
Tid Tidak
Ya 3 2 1 Terampil
ak Terampil

21 Shinta Fenanda
22 Syahrul Akbar Daud
23 Zikra Fassah Alfarizi

Keterangan :
Kategori penilaian aspek Kategori penilaian aspek Kategori penilaian aspek
sikap social pengetahuan keterampilan
“Ya” diberi skor = 1, 3 = semuanya tepat, “Terampil” diberi skor = 1,
“Tidak” diberi skor = 0. 2 = ada yang tidak tepat, “Tidak Terampil” diberi
1 = tidak ada yang tepat skor = 0.
Skor maksimal yang dapat diperoleh peserta didik adalah 5.
Nilai = Total skor x 100
Skor maksimal

2) Ketuntasan Belajar
Jumlah nilai Ketuntasan
No. Nama peserta didik
Skor N T Bt
1. Abdul Rahman Yasin
2. Adhar
3. Afriyanti
4. Alif Guzali
5. Asti

5
Jumlah nilai Ketuntasan
No. Nama peserta didik
Skor N T Bt
6. Aurel Nafira Firmanda
7. Azzahra Kalsuma
8. Citra
9. Erika Fatnia Putri
10. Mariana Saputri
11. Muhammad Hajir
12. Muhammad Iksan
13. Muhammad Ridho
14. Nur Intan Ratifa
15. Nur Alif
16. Ode Nur Dian Fatimah
17. Ode Armin
18. Puput Nurmayanti
19. Putri Ardila
20. Sandrina
21. Shinta Fenanda
22. Syahrul Akbar Daud
23. Zikra Fassah Alfarizi
Jumlah
Persentase
Rata-Rata Kelas

Mengetahui, Pemana, 20 Oktober 2020


Kepala SD Negeri Pemana Mahasiswa

SUAEDI RUSLI
NIP. 19630303 198407 1003 NIM. 837853555

6
Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
Siklus 2

Satuan Pendidikan : SD Negeri Pemana


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : IV (Empat) / 1
Alokasi Waktu : 3x35 menit ( 105 menit )
Hari/Tanggal : Selasa, 27 Oktober 2020

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,
dan tetangganya.

7
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca dan menanya) dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di
rumah, sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,
sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR (KD)


3.1 Menjelaskan pecahan-pecahan senilai dengan gambar dan model
konkret.
4.1 Mengindetifikasi pecahan-pecahan senilai dengan gambar dan model
konkret.

C. INDIKATOR:
3.1.3 Menjelaskan pecahan senilai dengan gambar dan model konkret.
4.1.3 Mengidentifikasi pecahan senilai dengan gambar dan model
konkret.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat menjelaskan dan menetukan pecahan senilai dengan
menggunakan
2. Dengan melaksanakan perbaikan pembelajaran Siklus 2, guru dapat
memenuhi tugas penelitian pada mata kuliah Pemantapan
Kemampuan Profesional.

E. ALAT DAN MEDIA PEBELAJARAN


 Buku teks pelajaran Matematika SD/MI Kelas IV tahun 2016
 Papan Whiteboard ukuran 75 cm x 35 cm

8
F. MATERI PEMBELAJARAN
Menentukan Pecahan Senilai

G. METODE PEMBELAJARAN
Latihan Terbimbing

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan DeskripsiKegiatan
Waktu
Pendahul 6) Guru mengajak peserta didik untuk berdoa sebelum dan 15
uan setelah pelajaran. menit
7) Guru mengabsen kehadiran peserta didik.
8) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada peserta didik
tentang Menentukan Pecahan Senilai.
9) Guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan
menyiapkan kegiatan pembelajaran tentang Menentukan
Pecahan Senilai.
10) Guru memberikan rangsangan dengan beberapa pertanyan
terkait materi menentukan pecahan senilai.
Inti 8) Guru Membentuk 6 Kelompok belajar dari 23 orang siswa 80
dengan rata – rata kelompok beranggotakan 4 orang. menit
9) Guru Menjelaskan cara Menentukan Pecahan Senilai dengan
Membagi atau Mengalikan Pembilang dan Penyebut dengan
Bilangan yang Sama pada setiap kelompok secara satu
persatu.
10) Guru mendampingi siswa secara satu persatu dalam setiap
anggota kelompok menyelesaikan 1 satu soal di papan
wahiteboard.
11) Guru memberikan 6 buah soal latihan kepada siswa untuk
didiskusikan dan diselesaikan .
12) Dari kelompok ke kelompok Guru memeriksa hasil
pekerjaan dan membimbing peserta didik yang keliru dalam

9
Alokasi
Kegiatan DeskripsiKegiatan
Waktu
menyelesaikan soal tersebut.
13) Guru meminta perwakilan dari setiap kelompok dengan
dibantu anggota kelompoknya menyelesaikan salah satu
dari 6 buah soal latihan di papan tulis.
14) Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok
untuk menanggapi hasil pekerjaan kelompok lain jika ada
kekeliruan dalam proses pengerjaan menentukan pecahan
senilai.
Penutup 4) Guru memberikan penguatan terhadap materi yang diajarkan. 10
5) Guru bersama siswamelakukan tepuk PPK menit
6) Doa sebelum istrahat.

I. Penilaian
1. Penilaian Kegiatan
Untuk menilai kompetensi yang dicapai dalam proses pembelajaran
tentang Menentukan Pecahan Senilai, guru dapat menilai berdasarkan
aspek sebagai berikut.
Instrumen Penilaian Kegiatan
Aspek yang Dinilai

Aspek
Aspek Aspek
Sikap
Pengetahuan Keterampilan
Sosial
Gotong Ketetapan dalam
No Nama Peserta Didik Keterampilan Nilai
Royong Menjelaskan
Mengidentifikasi Pecahan
dalam Pecahan Senilai
Senilai dengan Gambar
Melakukan dengan Gambar
atas Model Konkret
Kegiatan atau Model Konkret
Tidak
Ya Tidak 3 2 1 Terampil
Terampil

1. Abdul Rahman Yasin


2 Adhar
3 Afriyanti

10
Aspek yang Dinilai

Aspek
Aspek Aspek
Sikap
Pengetahuan Keterampilan
Sosial
Gotong Ketetapan dalam
No Nama Peserta Didik Keterampilan Nilai
Royong Menjelaskan
Mengidentifikasi Pecahan
dalam Pecahan Senilai
Senilai dengan Gambar
Melakukan dengan Gambar
atas Model Konkret
Kegiatan atau Model Konkret
Tidak
Ya Tidak 3 2 1 Terampil
Terampil

4 Alif Guzali
5 Asti
6 Aurel Nafira Firmanda
7 Azzahra Kalsuma
8 Citra
9 Erika Fatnia Putri
10 Mariana Saputri
11 Muhammad Hajir
12 Muhammad Iksan
13 Muhammad Ridho
14 Nur Intan Ratifa
15 Nur Alif
16 Ode Nur Dian Fatimah
17 Ode Armin
18 Puput Nurmayanti
19. Putri Ardila
20. Sandrina
21 Shinta Fenanda
22 Syahrul Akbar Daud
23 Zikra Fassah Alfarizi

Keterangan :

11
Kategori penilaian aspek Kategori penilaian aspek Kategori penilaian aspek
sikap social pengetahuan keterampilan
“Ya” diberi skor = 1, 3 = semuanya tepat, “Terampil” diberi skor = 1,
“Tidak” diberi skor = 0. 2 = ada yang tidak tepat, “Tidak Terampil” diberi
1 = tidak ada yang tepat skor = 0.
Skor maksimal yang dapat diperoleh peserta didik adalah 5.
Nilai = Total skor x 100
Skor maksimal

3) Ketuntasan Belajar
Jumlah nilai Ketuntasan
No. Nama peserta didik
Skor N T Bt
1. Abdul Rahman Yasin
2. Adhar
3. Afriyanti
4. Alif Guzali
5. Asti
6. Aurel Nafira Firmanda
7. Azzahra Kalsuma
8. Citra
9. Erika Fatnia Putri
10. Mariana Saputri
11. Muhammad Hajir
12. Muhammad Iksan
13. Muhammad Ridho
14. Nur Intan Ratifa
15. Nur Alif
16. Ode Nur Dian Fatimah
17. Ode Armin
18. Puput Nurmayanti
19. Putri Ardila
20. Sandrina
21. Shinta Fenanda
22. Syahrul Akbar Daud
23. Zikra Fassah Alfarizi
Jumlah
Persentase

12
Jumlah nilai Ketuntasan
No. Nama peserta didik
Skor N T Bt
Rata-Rata Kelas

Mengetahui, Pemana, 27 Oktober 2020


Kepala SD Negeri Pemana Mahasiswa

SUAEDI RUSLI
NIP. 19630303 198407 1003 NIM. 837853555

13
14
15
16
17
18
19
Lampiran 6

JADWAL PRAKTEK PERBAIKAN PEMBELAJARAN PKP

Kode dan Nama Mata kuliah : PDGK4501 / PKP Kabupaten / Kota : Sikka / Maumere
Pokjar : Dinas PPO UPBJJ : Kupang

Siklus 1 Siklus 2 Paraf


No Nama NIM Kelas, Tempat dan Alamat
. Tgl dan Jam Tgl dan Jam
Mengajar Mata Pelajaran Penilai 1 Penilai 2
Pelajaran Pelajaran

1. RUSLI 837853555 Kelas IV SD Negeri Pemana, Matematika 20-10-2020 27-10-2020


Desa Pemana, Kec. Alok, Kab.
07.15 s/d 07.15 s/d
Sikka
09.00 09.00

Pemana, 19 Oktober 2018


Mengetahui Ketua Kelompok
Supervisor 1

GAUDENSIA A. ANI YANTI, S.Pd GAUDENSIA SELI


NIP : 19760824 200112 2 004 NIM : 826079357

20
Lampiran 7
HASIL PEKERJAAN SISWA
YANG TERBAIK DAN TERBURUK

1) Siklus 1
 Terbaik

0
 Terburuk

1
2) Siklus 2
 Terbaik

2
 Terburuk

3
Lampiran 8
Foto Kegiatan

 Perbaikan Pembelajaran Siklus 1


Foto Kegiatan Deskripsi
I. Pendahuluan
Melakukan simulasi menyampaikan tujuan
pembelajaran.

II. Kegiatan Inti


Mensimulasikan cara menggunting kertas buffalo
sebagai media konkrit untuk menentukan pecahan
senilai

4
Foto Kegiatan Deskripsi
III. Penutup
Simulasi dalam memberikan kesimpulan dan
penguatan materi.

 Perbaikan Pembelajaran Siklus 2


Foto Kegiatan Deskripsi
I. Pendahuluan
Simulasi dalam menyampaikan
tujuan pembelajaran.

II. Kegiatan Inti

5
Foto Kegiatan Deskripsi
Simulasi membimbing setiap
kelompok menyelesaikan latihan
soal.

III. Penutup
Simulasi memberikan penguatan
materi.

Anda mungkin juga menyukai